MINI - RISET - Perencanaan Pembelajaran Dimas Ayub
MINI - RISET - Perencanaan Pembelajaran Dimas Ayub
MINI RISET
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Drs.Thamrin.,M.Si
Disusun Oleh :
Dimas Ayub Wintara 7211143008
Kelas B
FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang
maha esa sumber segala kekuatan yang telah mencurahkan berkat dan nikmatnya
serta dengan ridha-Nya dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dimana penulis
melakukan penelitian dari informasi yang sudah diteliti dan di cari kebenarannya
Oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada mama dan abang – abang juga teman - teman yang selalu memberi
motivasi kepada saya. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penyusun memohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan pembuatan tugas selanjutnya. Akhir kata penyusun
ucapkan terima kasih semoga bermanfaat dan dapat menambah
wawasan/pengetahuan bagi pembaca.
Medan, November
2022
Penulis
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
BAB III........................................................................................................................13
METODE PENELITIAN......................................................................................................13
BAB IV........................................................................................................................14
PEMBAHASAN....................................................................................................................
BAB V.........................................................................................................................15
5.1 Kesimpulan...................................................................................................13
5.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
5
gerak lurus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
siswa tidak disuguhkan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya, akan tetapi
diharapkan untuk mengorganisasi sendiri.
Sebagai sebuah strategi belajar, model pembelajaran discovery learning
memiliki prinsip yang mirip dengan model pembelajaran inkuiri dan model
pembelajaran problem solving. Perbedaannya dengan model discovery yaitu
bahwa pada model pembelajaran ini permasalahan yang diberikan kepada peserta
didik sebagai suatu masalah yang sudah direkayasa oleh pendidik, sedangkan
pada model pembelajaran inkuiri permasalahan yang dibuat bukan merupakan
hasil rekayasa.
Nah perbedaannya dengan problem Solving adalah model pembelajaran
problem solving lebih memberikan tekanan terhadap keterampilan dalam
memecahkan permasalahan. Akan tetapi prinsip pembelajaran yang terlihat jelas
dalam model discovery Learning adalah bahan pelajaran atau materi yang hendak
diberikan tidak disampaikan seutuhnya, sebagai gantinya siswa akan didorong
untuk menganalisis sendiri apa yang ingin dicari kemudian para siswa
mengorgansasi apa yang telah mereka pahami dalam suatu bentuk final.
Langkah - langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Ada beberapa langkah operasional dari model pembelajaran discovery
learning. Untuk uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan dari pembelajaran
2. Menganalisis/mengidentifikasi karakterisitik para siswa
3. Memilih materi pelajaran.
4. Menentukan topik - topik yang harus dipelajari oleh peserta didik secara
induktif (dari contoh yang bersifat general)
5. Mengembangkan suatu bahan belajar yang berupa ilustrasi, contoh -
contoh, atau tugas yang nantinya dipelajari oleh siswa.
6. Mengorganisir topik - topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang
lebih kompleks.
7. Melakukan penilaian hasil belajar dan proses.
Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-
sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena
metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa
aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari,
maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah
dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian
11
yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama
dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih
baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh
belajar discoverymeningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir
bebas.
Tabel 2.1
Pemetaan Ranah Kognitif
No Tingkatan Ranah Kata Kerja Operasional
1 Pengetahuan/pengenalan - Mengidentifikasi
- Memilih
- Menyebutkan nama
- Membuat daftar
2 Pemahaman - Membedakan
- Menjelaskan
- Menyimpulkan
- Memperkirakan
3 Penerapan - Menghitung
- Mengembangkan
- Menggunakan
- Memodifikasi
4 Analisis - Membuat diagram
- Membedakan
- Menghubungkan
17
- Menjabarkan
5 Sintesis - Menciptakan
- Mendesain
- Memformulasikan
- Membuat prediksi
6 Evaluasi - Membuat kritik
- Membuat penilaian
- Membandingkan
- Membuat evaluasi
(Mardianto, 2013)
Tabel 2.2
Pemetaan Ranah Afektif
- Memformulasikan
- Membandingkan
- Membuat sistematis
5 Pengalaman - Menunjukkan sikap
- Menolak
- Mendemonstrasikan
- Menghindari
(Mardianto, 2013)
Tabel 2.3
Pemetaan Ranah Psikomotor
No Tingkatan Ranah Kata Kerja Operasional
1 Meniru - Mengulangi
- Mengikuti
- Memegang
- Menggambar
- Mengucapkan
2 Manipulasi - Kerjasama
- Kemampuan meniru
3 Ketetapan gerakan - Dengan tepat
- Dengan lancar
- Tanpa kesalahan
4 Artikulasi - Selaras
19
- Terkoordinasi
- Stabil
- Lancar
5 Naturalisasi - Dengan otomatis
- Dengan sempurna
- Dengan lancer
(Mardianto, 2013)
kemudian kembali lagi dan berhenti di titik C, maka dia telah menempuh lintasan
sepanjang AB dan BC, yaitu 100 m + 50 m = 150 m. Keseluruhan panjang
lintasan yang ditempuh oleh pemain tersebuttanpa memandang arah gerakan
disebut jarak tempuh. Akan tetapi, jika kita perhatikan perubahan kedudukan
pemain tersebut, pada awal gerakan pemain berada di titik A dan pada akhir
gerakan dia berada di titik C. Jadi, perubahan kedudukan pemain itu hanya dari A
ke C, yaitu sejauh 50 m.
Dari ilustrasi diatas dapat disimpulkan bahwa perpindahan itu adalah
perubahan posisi benda dari kondisi awal ke posisi akhir dari suatu titik acuan.
Besarnya adalah panjang garis lurus yang menghubungkan titik A dan C dan
arahnya menuju titik C. Karena perpindahan ini memiliki arah dan besar maka
perpindahan ini merupakan besaran vektor. Sedangkan jarak adalah panjang
seluruh lintasan yang ditempuh oleh benda selama pergerakannya tanpa
memperhatikan arah gerak benda, sehingga jarak merupakan besaran skalar.
Cara yang mudah untuk menentukan arah perpindahan dalam gerak satu
dimensi adalah dengan menetapkan suatu titik acuan sebagai titik asal, dan
menentukan satu arah sebagai positif sedangkan arah yang berlawanan sebagai
negatif.
B A
_ +
Gambar 2.1 Gerak dalam satu dimensi
Dari gambar diatas perpindahan yang dilakukan benda dari titik A ke titik
B dirumuskan sebagai:
karakteristik dari suatu benda bergerak yang sedang bergerak, dimana suatu benda
dikatakan bergerak apabila memiliki kelajuan dan kecepatan.
Kelajuan adalah besaran yang tidak tergantung pada arah, sehingga
kelajuan termasuk besaran skalar. Alat untuk mengukur kelajuan adalah
spidometer. Kecepatan adalah besaran yang bergantung pada arah, sehingga
kecepatan termasuk besaran vektor. Untuk gerak dalam satu dimensi, arah
kecepatan dapat dinyatakan dengan tanda positif dan tanda negatif.
100 m 100 m
B 200 m A
Gambar 2.2 Lintasan lari Anton
Kita katakan bahwa kelajuan rata-rata Anto adalah
Tentu saja Anto tidak selalu berlari dengan laju 5 m/s. Mulai dari keadaan
diam di A tentu Anto meningkatkan kelajuannya sampai pada kelajuan tertentu,
kemudian mempertahankannya. Ketika melalui tikungan B dan C, anto mungkin
akan memperlambat kelajuannya dan kemudian mempercepatnya. Menjelang tiba
di D, Anto memperlambat larinya sampai akhirnya berhenti di D. Jadi dalam
keseluruhan geraknya, kelajuan sesaat anto tidaklah tetap.
. Kelajuan rata-rata didefenisikan sebagai jarak yang ditempuh dibagi
waktu yang diperlukan selama gerakan.
Dengan
22
Dimana
= kecepatan rata-rata (m/s)
= perpindahandari kedudukan 1 ke kedudukan 2 (m)
= interval waktu (s)
c. Kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat
Kelajuan saat tertentu bisa saja sama besarnya dengan kelajuan rata-rata.
Kelajuan dan kecepatan rata-rata mendeskripsikan kecepatan dankelajuan dalam
suatu jarak tertentu. Jarak dan perpindahan total dari suatugerak benda dapat
panjang atau pendek, misalnya 500 km atau 1 m.Bagaimana cara mengetahui
kelajuan atau kecepatan sesaatsuatu benda yang bergerak pada waktu tertentu?
Saat Anda naik kendaraan bermotor, untuk mengetahui kelajuan
sesaatAnda tinggal melihat angka yang ditunjuk jarum pada spidometer.
Perubahankelajuan akan diikuti perubahan posisi jarum pada spidometer.
Untukmenentukan kecepatan sesaat, Anda tinggal menyebutkan besarnya
kelajuansesaat ditambah menyebutkan arahnya. Bagaimana jika Anda tidak
naikkendaran bermotor?
Kecepatan sesaat suatu benda merupakan kecepatan benda pada
23
Waktu, t
Grafik posisi terhadap waktu suatu benda yang melakukan gerak lurus
beraturan adalah berbentuk garis lurus miring ke atas, seperti pada Gambar 2.4
gradien garis menyatakan kecepatan tetap GLB. Makin curam garis itu maka
makin besar kecepatannya. Pada Gambar 2.5, GLB II memiliki kecepatan lebih
besar daripada GLB I. Ini karena grafi II lebih curam daripada grafik I
(perhatikan ). x
II
I
α2
α1
t
0
Gambar 2.5 Grafik posisi terhadap waktu (x-t) pada suatu GLB.
24
Dengan demikian,
Atau
x=x 0 +vt Atau s=v . t
Pada Gambar 2.5 kita anggap posisi awal benda berimpit dengan titik
acuan nol, sehingga = 0. Jika posisi awal tidak berimpit dengan titik acuan nol,
misalnya = 5 m., maka grafik x-t seperti pada gambar 2.6 harus digeser sejauh
seperti ditunjuk pada Gambar 2.6
x
x0
t
0 gerak lurus beraturan dengan tidak sama dengan nol
Gambar 2.6 Grafik x-t suatu
Waktu, t
Gambar 2.7 Grafik percepatan-waktu GLBB
Percepatan tetap artinya benda mengalami perubahan kecepatan yang
sama dalam selang waktu yang sama. Karena itu, grafik kecepatan terhadap waktu
(grafik v-t ) berbentuk garis lurus condong ke atas dengan gardien tetap. Jika
benda memulai GLBB dari keadaan diam (kecepatan awal vo= 0), maka grafik
condong keatas melalui O (0,0), lihat gambar 2.8a, tetapi jika benda memulai
GLBB dari keadaan bergerak (kecepatan awal vo≠ 0), maka grafik condong ke
atas mellalui titik potong pada sumbu v, yaitu (0,vo), seperti gambar 2.8b.
v v v
θ
θ
θ1
t t 0 t
0 0
(a) (b) (c)
Gambar 2.8 grafik kecepatan waktu GLBB (a) benda mulai dari keadaan diam
dipercepat, (b) benda mulai GLBB dari keadaan bergerak dan dipercepat, (c)
benda dari kecepatan tertentu diperlambat.
GLBB dengan grafik seperti pada Gambar 2.8a dan Gambar 2.8b disebut
sebagai GLBB dipercepat (GLBB dengan percepatan positif). Pada GLBB
diperlambat, benda mengawali gerakan dengan suatu kecepatan tertentu dan
selanjutnya mengalami pengurangan kecepatan. Grafik kecepatan terhadap waktu
untuk GLBB diperlambat dapat dilihat pada gambar 2.8c.
b. Percepatan Rata-rata dan Percepatan Sesaat
Di dunia nyata hanya sedikit benda yang bergerak dengan kecepatan
konstan untuk lintasan yang sangat panjang. Suatu benda yang kecepatannya
bertambah atau berkurang, atau arahnya berubah, dikatakan mengalami
percepatan.
Percepatan rata-ratadidefenisikan sebagai hasil bagi antara perubahan
kecepatan benda (Δv) dengan selang waktu berlangsungnya perubahan kecepatan
26
c. KinematikaGerakLurusBerubahBeraturan
Untuk percepatan konstan, percepatan rata-rata dalam sembarang selang
waktu selalu sama dengan percepatan sesaat ax (konstan). Misalkan t1 = 0 dan t2
adalah sembarang waktu t. Misalkan juga vx0 adalah vx pada saat t = 0 dan dan vx
adalah harganya pada sembarang saat t. Dengan notasi ini, dapat kita tuliskan a x
sebagai:
Δv v x−v x 0
a= =
Δt t−0
v=v x 0 +a x t (2)
Δx=vt (3)
(4)
(5)
Persamaan ini dapat ditulis menjadi:
1
x−x 0 =v 0 t + at 2
2
1
x=x 0 + v 0 t+ at 2
2 (6)
Perhatikan, x0adalah posisi awal benda pada t = 0 diukur dari titik acuan
sedangkan x adalah posisi benda pada saat t berikutnya. Jika pada saat t = 0 nilai
x0 = 0 dan kita ubah notasi x (perpindahan) dan s (jarak) akan akan kita peroleh
jarak yang ditempuh oleh benda selama pergerakannya yaitu
1
s=v 0 t+ at 2 Luas grafik
x
2
vx
Luas grafik = luas persegi panjang +luas segitiga
vx o 1 2
s v0t at
2
t
0 t
v−v 0
t=
Kita dapat menghilangkan peubah t dengan mensubstitusikan a
(diperoleh dari v = v0 + at)ke dalam persamaan (6), diperoleh
2
v =v 2 + 2aΔx
0 (7)
Persamaan (7) ini berguna jika kita ingin mendapatkan kecepatan akhir
dari sebuah benda yang mengalami percepatan tetap a pada jarak tertentu dari
posisi awalnya tanpa mempersoalkan selang waktunya.
Untuk melihat grafik s-t untuk benda yang melakukan gerak lurus berubah
1
s=v 0 t+ at 2
beraturan dapat kita bentuk dari persamaan 2 sehingga terbentuk
grafik seperti dibawah:
s 1 2
s s0 v0 t at
2
1 2 s
s v0t at
2
Kemiringan = vx
Kemiringan = vx o
Kemiringan = vx o
0 t
28
1
x=x 0 +v 0 t+ at 2
Jarak, percepatan, waktu 2
2
Kecepatan, jarak, Percepatan v =v 2 + 2aΔx
0
Gerak jatuh bebas adalah gerak suatu benda yang dijatuhkan dari suatu
ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal dan dalam geraknya hanya dipengaruhi
oleh gaya gravitasi. Percobaan benda jatuh bebas di dalam ruang yang hampa
udara menunjukkan bahwa percepatan semua benda besarnya sama. Dengan
syarat bahwa v0= 0 dan a = g maka persamaan gerak jatuh bebas adalah:
29
v t =gt
1
h= gt 2
2
v t = √2 gh Vo=0
v 1 = v 0− gt
1
h=v 0 t − gt 2
2
2
v 1 = v 0−2 gh
v 1=v 0+gt
1
h=v 0 t + gt 2
2
v 1=v20+2gh
Gambar 2.13Gerakbendavertikalkebawah
Tabel 2.2 Rumus-rumus yang berlaku untuk Gerak Jatuh Bebas, Gerak
Vertikal ke Atas, dan Gerak Vertikal ke Bawah.
sudah terbiasa dengan smartphone yang mereka miliki. Oleh sebab itu dalam
proses pembelajaran menggunaakan media PheT dengan model Kooperatif
diharapkan mereka lebih antusias dalam belajar. Adapun model pembelajaran
kooperatif mengajak siswa untuk belajar dan bekerjasama dengan kelompok
heterogen yang telah ditentukan dan masing-masing individu bertanggung jawab
untuk kelompoknya masing-masing. Siswa akan melakukan yang terbaik
terhadap hasil laporan kelompok dengan pemanfaatan berbagai sumber dan
praktikum sehingga terjadi peningkatan kognitif pada siswa.
2.3. Hipotesis
Adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa berbasis media PheT
dengan menggunakan Model Pembelajaran Discovey Learning pada materi
pokok Gerak Lurus di SMA Cerdas Bangsa.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2. Sampel
Sampel yang diambil sebanyak satu kelas yang berjumlah 30 siswa yang
menerapkan media pembelajaran berbasis PheT dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning. Pengambilan sampel dilakukan secara acak
(cluster random sampling) dimana setiap kelas memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel penelitian.
peningkatan hasil belajar fisika siswa dengan Uji Gain. Dan sebagai langkah
terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian.
3 Kelajuan 3,6 4
dan 3 Soal
Kecepatan
4 Gerak 7,8,9
Vertikal ,10 4 Soal
Keterangan :
C1 : Mengingat C2 : Memahami C3 : Menerapkan
C4 : Menganalisis C5 : Evaluasi C6 : Mencipta
hanya dimungkinkan dengan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk penilaian
jawaban soal uraian digunakan rumus:
Dari hasil nilai dibagi dalam 2 kategori menurut acuan nilai KKM dalam sekolah
SMA Cerdas Bangsa yaitu 70.
Kategori skor dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
BAB IV
PEMBAHASAN
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Eksperimen
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin, W., dan Krathwohl, David, R., (2015), Kerangka Landasan
Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2009), Models of Teaching: Model-model
Pengajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan,Marten, (2007), IPA Fisika untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Karina, Y.D., Haryono, & Ariani, S.R.D., (2014), Penerapan Model Pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) Dilengkapi Teka-Teki Silang dan Kartu
Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Koloid
Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2013/2014,
Jurnal Pendidikan Kimia, 3 (3), 82-88.
Purwanto dan Anisa, J., (2016), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament (TGT) Menggunakan Media Monopoli
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Fluida Statis, Jurnal
Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan, 2 (2).
Sudirman, D., Agustina, F., dan Candra P., (2014), Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Fotosintesis Di Smpn 31
Batam, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau, 3(2), 1-5.
Sugianto, R.S. Rika, (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Alat-Alat
Optik Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa, Jurnal Universitas Negeri
Gorontalo,1(2),1-14.