Anda di halaman 1dari 22

MODUL

HUKUM KOMUTATIF

ZAKA NABHAN MULYADI 221011401683


NOVANDRA ANUGAH 221011400778
HESTI SALSA BILA 221011401945
1. PENGERTIAN HUKUM KOMUTATIF
Hukum komutatif atau sifat pertukaran adalah dapat dilakukannya pertukaran
angka, dengan jawaban yang tetap sama dalam operasi penjumlahan dan
perkalian. Dalam matematika, suatu operasi biner memiliki sifat komutatif jika
mengubah urutan operan tidak mengubah hasilnya. Ini adalah sifat fundamental
dari banyak operasi biner, dan banyak pembuktian matematika bergantung pada
sifat ini.
Sifat ini paling dikenal sebagai nama sifat yang mengatakan
Hukum komutatif penjumlahan :
(A + B = B + A)
Contoh :
"3 + 4 = 4 + 3"
Hukum komutatif perkalian :
(A × B = B × A)
Contoh :
"2 × 5 = 5 × 2"
Sifat ini juga dapat digunakan dalam situasi yang lebih rumit. Nama ini
diperlukan karena ada operasi, seperti pembagian dan pengurangan, yang tidak
memilikinya, misalanya :
(A – B ≠ B – A)
"3 − 5 ≠ 5 − 3" atau "4 ÷ 2 ≠ 2 ÷ 4"
operasi semacam itu tidak bersifat komutatif, dan demikian disebut sebagai
operasi nonkomutatif.

1.1 PENGERTIAN HUKUM KOMUTATIF LOGIKA INFORMATIKA


Variabel kedua proposisi pada perangkai ^, v, ⇔ dapat bertukar tempat tanpa
mengubah nilai kebenaran dari kedua ekspresi logika. Hal ini terjadi karena
perangkai tersebut memiliki sifat komutatif.
2. PENGGUNAAN UMUM
Properti komutatif (atau hukum komutatif ) adalah properti yang umumnya terkait
dengan operasi biner dan fungsi. Jika properti komutatif berlaku untuk sepasang
elemen di bawah operasi biner tertentu, maka kedua elemen tersebut dikatakan
ngelaju di bawah operasi.

Sifat yang terkait ada untuk relasi biner. Sistem penulisan angka dengan
menggunakan angka 0 dan 1. suatu relasi biner dikatakan simetris jika relasi
berlaku terlepas dari urutan operannya; misalnya, kesamaan bersifat simetris
karena dua objek matematika yang sama adalah sama terlepas dari urutannya.

Hukum komutatif juga bisa di lihat dalam kehidupan sehari hari. Sifat komutatif
bisa dijelaskan dengan peristiwa sehari-hari. Sebagai contoh, peristiwa
mengenakan sepatu. Ketika memakai sepatu, entah (urutannya) yang kanan atau
yang kiri terlebih dahulu, hasilnya akan tetap sama. Sebaliknya, memakai pakaian
dalam dan celana panjang tidaklah komutatif.

3. SEJARAH DAN ETIMOLOGI


Rekaman penggunaan implisit dari properti komutatif kembali ke zaman kuno.
Para Mesir ian menggunakan properti komutatif dari perkalian untuk
menyederhanakan komputasi produk. Euklides diketahui telah mengasumsikan
properti komutatif perkalian dalam bukunya Elemen. Penggunaan formal properti
komutatif muncul pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ketika ahli
matematika mulai mengerjakan teori fungsi. Saat ini properti komutatif adalah
properti terkenal dan dasar yang digunakan di sebagian besar cabang matematika.

Penggunaan istilah komutatif yang tercatat pertama kali dalam sebuah memoar
oleh François Servois pada tahun 1814, yang menggunakan kata komutatif saat
mendeskripsikan fungsi yang memiliki apa yang sekarang disebut properti
komutatif. Kata tersebut merupakan kombinasi dari kata Perancis commuter yang
berarti "mengganti atau mengganti" dan sufiks -ative yang berarti "cenderung ke"
sehingga kata tersebut secara harfiah berarti "cenderung mengganti atau beralih".
Istilah tersebut kemudian muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1838 dalam
artikel Duncan Farquharson Gregory berjudul "Tentang sifat sebenarnya dari
aljabar simbolik" yang diterbitkan pada tahun 1840 di Transaksi Royal Society of
Edinburgh.

Gagasan bahwa operasi sederhana, seperti perkalian dan penjumlahan bilangan,


bersifat komutatif telah diasumsikan secara implisit selama bertahun-tahun.
Dengan demikian, properti ini tidak dinamai sampai abad ke-19, ketika
matematika mulai menjadi formal.

4. LOGIKA PROPOSISI
Sebelum masuk ke ke pembahasannya, Jika kita berbicara tentang logika, ada
yang di sebut dengan nalar. NALAR adalah pengetahuan awal yang berpikir
menurut alur tertentu
Contohnya : fakta yang memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pulan dengan singa, kucing dan binatang – binatang
lainnya.
Kesimpulanya : semua binatang mempunyai mata
LOGIKA PROPOSISI Adalah proses berfikir manusia untuk menentukan
BENAR atau SALAH. TETAPI TIDAK KEDUANYA
Contohnya : fakta yang memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pulan dengan singa, kucing dan binatang – binatang
lainnya.
Kesimpulanya : semua binatang mempunyai mata
Nilai : SALAH
Penjelasan : kesimpulan nalar kita bernilai salah karena tidak semua binatang
memiliki mata, contohnya seperti cacing, bintang laut dan sebagainya
Logika Proposisi atau Kalkulus Proposisi dikembangkan oleh ahli filsafat Yunani
Aristotle (384 SM–322 SM), jadi sudah sekitar 2300 tahun yang lalu.

4.1 ATURAN SEMANTIK (SEMANTIC RULE)


Aturan semantik adalah suatu aturan yang digunakan untuk menentukan arti suatu
kalimat logika atau nilai kebenaran (truth value) dari suatu kalimat (sentence).
4.2 TABEL KEBENARAN
Dalam logika matematika, tabel kebenaran adalah tabel dalam matematika yang
digunakan untuk melihat nilai kebenaran dari suatu premis/pernyataan. Jika hasil
akhir adalah benar semua (dilambangkan B, T, atau 1), maka disebut tautologi.
Sedangkan jika salah semua (S, F, atau 0) disebut kontradiksi. Premis yang hasil
akhirnya gabungan benar dan salah disebut kontingensi.

NAMA ISTILAH SIMBOL

NEGASI NOT ~/¬


KONJUGSI AND ^

DISJUNGSI OR v
EKSLUSIF-OR X-OR ⊕

IMPLIKASI JIKA … MAKA … →

IMPLIKASI MAKA … JIKA … ←


BERLAWANAN
BIMPLIKASI IFF(IF… AND ONLY IF) ↔

KONTRADIKSI XAND ⊥

TAUTOLOGI XAND ⊤

LOGIKA NOR NOR ↓

NONIMPLIKSI XQ ↚
BERLAWANAN
NONIMPLIKASI XP ↛

LOGIKA NAND NAND ↑

NEGASI NOT/TIDAK (~/¬)


P ¬P
T F
F T
P = “hari ini hujan”
¬P = “hari ini tidak hujan”

KONJUNGSI AND/DAN (^)


P Q P^Q
T T T
T F F
F T F
F F F

Kalimat 1
P = “ayam adalah hewan yang bertelur (benar)
Q = “bebek adala hewan yang bertelur (benar)
P^Q = ayam dan bebek adalah hewan yang bertelur (benar)

Kalimat 2
P = “Ayam adalah unggas.” (benar)
Q = “Burung kutilang adalah mamalia.” (salah)
P^Q = “Ayam adalah unggas dan burung kutilang adalah mamalia.” (salah)

DISJUNGSI OR/ATAU (v)


P Q PvQ
T T T
T F T
F T T
F F F
Kalimat 1
P = “Dalam pelajaran TIK, siswa menggunakan komputer sekolah”. (benar)
Q = “Dalam pelajaran TIK, siswa boleh membawa laptop sendiri.” (Benar)
PvQ = “Dalam pelajaran TIK, siswa boleh menggunakan komputer sekolah atau
membawa laptop sendiri.” (benar)

Kalimat 2
P = Air adalah benda cair. (benar)
Q = Es adalah air yang mendidih. (salah)
PvQ = Air adalah benda cair atau es adalah air yang mendidih. (benar)

EKSLUSIF-OR X-OR (⊕)


P Q P⊕Q
T T F
T F T
F T T
F F F

P : Hari ini adalah hari Selasa


Q : Hari ini hujan maka
P ⊕ Q : Hari ini adalah hari Selasa yang tidak hujan atau hari ini bukan hari
Selasa tetapi hujan.

IMPLIKASI IF…THEN (→)


Implikasi adalah kalimat majemuk yang menggunakan kata hubung "JIKA" p
"MAKA" q. Implikasi disebut juga kalimat bersyarat tunggal artinya jika kalimat
p bernilai benar maka kalimat q pun akan bernilai benar juga. Notasi dari
implikasi adalah "→"
p →q dapat dibaca dengan beberapa cara, di antaranya:
- Jika p maka q.
- q jika p.
- p adalah syarat yang cukup untuk q.
- q adalah syarat yang diperlukan untuk p.

kalimat 1:
P : Anita kuliah di Universitas Binadarma. (benar)
Q : Anita adalah mahasiswa. (benar)
P →Q : Jika Anita kuliah di Universitas Binadarma maka Anita adalah
mahasiswa. (benar)

Kalimat 2:
P : 2+2=7. (SALAH)
Q : 6x2=12. (BENAR)
P →Q : Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BENAR)

Kalimat 3:
P : Bumi itu bulat. (BENAR)
Q : Bulan berbentuk prisma. (SALAH)
P →Q : Jika bumi itu bulat maka bulan berbentuk prisma. (SALAH)

P Q P→Q
T T T
T F F
F T T
F F T
BIMPLIKASI IFF… AND IF ONLY IF(↔)
Untuk lebih memahami biimplikasi, perhatikan kalimat berikut:
"Jika saya sakit maka saya tidak berangkat kuliah."
Apakah saya tidak berangkat kuliah hanya jika dikarenakan saya sakit saja?
Tidak. Banyak alasan lain selain sakit yang menyebabkan saya tidak berangkat
kuliah. Bisa karena keperluan keluarga, cuti, hari libur, hari hujan dan lain
sebagainya. Ini menandakan bahwa kalimat di atas adalah implikasi bukan
biimplikasi.

kalimat selanjutnya.
"Jika nilai ujian matematika saya lebih dari 7.50 maka saya lulus."
Apakah saya bisa lulus selain jika nilai matematika saya lebih dari 7.50? Tidak.
Satu-satunya syarat kelulusan adalah bila nilai ujiannya lebih dari 7.50. Inilah
yang disebut biimplikasi.

P Q P↔Q
T T T
T F F
F T F
F F T

5. HUKUM KOMUTATIF DALAM MATEMATIKA


Berikut beberapa contoh objek matematika dan sifat komutatif mereka :

5.1 OPERASI KOMUTATIF


Dua contoh operasi biner komutatif yang terkenal :
 penambahan dari bilangan real bersifat komutatif, karena

Y+Z=Z+Y for all y, z ∈ R

Misalnya 4 + 5 = 5 + 4
Karna hasilnya sama dengan 9

 Perkalian dari bilangan real bersifat komutatif, karena

YZ = ZY dari semua y, z ∈R

Misalnya, 3 × 5 = 5 × 3, karena kedua ekspresi sama dengan 15.

Sebagai konsekuensi langsung dari ini, itu juga berlaku bahwa ekspresi pada
bentuk y% dari z dan y% dari z% adalah komutatif untuk semua bilangan real
y dan z. Misalnya 64% dari 50 = 50% dari 64, karena kedua ekspresi sama
dengan 32, dan 30% dari 50% = 50% dari 30%, karena kedua ekspresi
tersebut sama dengan 15%.

 Beberapa biner fungsi kebenaran juga komutatif, karena tabel kebenaran


untuk fungsi-fungsinya sama ketika seseorang mengubah urutan operan.
Misalnya, fungsi biconditional logis p ↔ q ekivalen dengan q ↔ p.
Fungsi ini juga ditulis sebagai p IFF q, atau sebagai p ≡ q, atau sebagai
Epq. Bentuk terakhir adalah contoh notasi paling ringkas dalam artikel
tentang fungsi kebenaran, yang mencantumkan enam belas kemungkinan
fungsi kebenaran biner yang delapan diantaranya adalah komutatif: Vpq =
Vqp; Apq (ATAU) = Aqp; Dpq (NAND) = Dqp; Epq (IFF) = Eqp; Jpq =
Jqp; Kpq (DAN) = Kqp; Xpq (MAUPUN) = Xqp; Opq = Oqp.

 Contoh lebih lanjut dari operasi biner komutatif termasuk penambahan


dan perkalian bilangan kompleks, penjumlahan dan perkalian skalar dari
vektor, dan persimpangan dan persatuan dari himpunan

5.1.1 OPERASI NONKOMUTATIF


Beberapa operasi biner komutatif
Pembagian dan pengurangan
Pembagian adalah nonkomutatif, sejak 1 ÷ 2 ≠ 2 ÷ 1.
Pengurangan bersifat komutatif, karena 0 – 1 ≠ 1 – 0. Namun itu diklasifikasikan
lebih tepatnya sebagai anti-komutatif, karena 0 – 1 = – (1 – 0).
5.2. KOMPOSISI FUNGSI FUNGSI LIENAR
Komposisi fungsi dari fungsi linear dari bilangan real hampir selalu nonkomutatif.
Misalnya, f(x) = 3x + 7 kemudian
(f o g)(x) = f(g(x)) = 2(3x + 7) + 1 + 6x + 15
Dan
(g o f)(x) = g(f(x)) = 3(2x + 1) + 7 = 6x + 10
Ini juga berlaku lebih umum untuk linier dan transformasi affine dari ruang vektor
ke dirinya sendiri (lihat di bawah untuk representasi Matriks).

5.3. PERKALIAN MATRIKS


Matriks perkalian matriks kuadrat hampir selalu nonkomutatif, misalnya:

[ 00 21] = [ 10 11] .[ 00 11] ≠ [ 00 11] .[ 10 11]=[ 00 11]


5.4 PRODUK VEKTOR
Produk vektor (atau perkalian silang) dari dua vektor dalam tiga dimensi adalah
anti-komutatif; yaitu, b × a = −(a × b).

5.5 TEORI HIMPUNAN


Dalam grup dan teori himpunan, struktur aljabar disebut sebagai komutatif ketika
operan tertentu memenuhi sifat komutatif. Dalam cabang matematika yang lebih
tinggi, yaitu analisis dan aljabar linear komutatifitas operasi terkenal (yaitu
penambahan dan perkalian pada bilangan riil dan kompleks) sering digunakan
(atau diasumsikan secara implisit) dalam pembuktian.

5.7 OPERATOR NON-KOMUTER DALAM MATEMATIKA KUANTUM


Dalam mekanika kuantum seperti yang dirumuskan oleh Schrödinger, variabel
d
fisik diwakili oleh operator linier seperti x (artinya dikalikan dengan x), dan .
dx
Kedua operator ini tidak bolak-balik seperti seperti yang terlihat dengan
d d
mempertimbangkan efek komposisi mereka x dan x (juga disebut produk
dx dx
operator) pada fungsi gelombang satu dimensi ψ(x):

d ' ' d
x. ψ=x .ψ ≠ψ + x .ψ = ( x . ψ)
dx dx

Menurut prinsip ketidakpastian dari Heisenberg, jika dua operator yang mewakili
sepasang variabel tidak bolak-balik, maka pasangan variabel itu saling
komplementer, yang artinya tidak dapat diukur atau diketahui secara bersamaan.
Misalnya, posisi dan momentum linier dalam arah x sebuah partikel diwakili oleh

opertator x dan −iħ , masing masing (di mana ħ adalah konstanta placnk
∂x
terdeskusi). Ini adalah contoh yang sama kecuali konstanta −iħ, jadi sekali lagi
operator tidak bolak-balik dan arti fisiknya adalah bahwa posisi dan momentum
linear dalam arah tertentu saling melengkapi.

6. SIFAT KOMUTAF DALAM LOGIKA PROPORSIONAL


Berikut ini adalah contoh hukum komutatif dalam logika proporsional.

6.1 KAIDAH PENGGANTIAN


Dalam logika proposisional riil-fungsional, pergantian, atau komutatif mengacu
pada dua valid kaidah penggantian. Kaidah memungkinkan untuk mengubah
urutan variabel proposisional dalam ekspresi logika dalam bukti logis. Rumusnya
adalah:
(P ∨ Q) ⇔ (Q ∨ P)
Dan
(P ∧ Q) ⇔ (Q ∧ P)
dimana "⇔" adalah metalogika dari simbol yang menggunakan "bukti dengan
formal".

6.1 STRUKTUR MATEMATIKA DAN KOMUTATIF


 Semigrup komutatif adalah himpunan dengan operasi total dari asosiatif dan
komutatif.
 Jika operasi menggunakan elemen identitas maka elemen tersebut adalah
monoid komutatif
 Grup abelian, atau grup komutatif adalah grup dimana operasi grupnya
adalah sifat komutatif.
 Gelanggang komutatif adalah gelanggang dimana perkalian adalah
komutatif.
 Dalam bidang penjumlahan dan perkalian adalah sifat komutatif.

6.2 KONEKTOR FUNGSIONAL RIIL


Komutatifitas adalah sifat dari beberapa koneksi logika fungsi riil logika
proposisional. Persamaan logika berikut menunjukkan bahwa komutativitas
adalah sifat dari penghubung tertentu. Berikut ini adalah riil-fungsional tautologi.

 komutatifitas konjungsi
(P ∧ Q) ↔ (Q ∧ P)

 komutatifitas disjungsi
(P ∨ Q) ↔ (Q ∨ P)

 komutatifitas biimplikasi (disebut juga hukum permutasi)


(P →(Q→R)) ↔ (Q→(P→R))

 komutatifitas kesetaraan(disebut juga hukum ekuivalen komutatif kompleks)


(P ↔ Q) ↔ (Q ↔ P)

7. TABEL KEBENARAN DALAM HUKUM KOMUTATIF


Sebelumnya kita sudah mengatahui apa itu tabel kebenaran, pada bagian ini
dijelaskan bagaimana tabel kebenaran itu dapat bersifat komutatif dan juga dapat
bersifat non komuttif

7.1 OPERASI KOMUTATIF


Dalam logika proporsional tidak semuanya termasuk dalam hukum komutatif.
Berikut ini adalah logika poroporsional yang memiliki sifat komutatif. Fungsi
kebenaran konjungsi dan disjungsi adalah bersifat komutatif, karena perangkai ^
dan v dapat di ubah posisi perangkainya.

A. KONJUNGSI
Misalnya, tabel kebenaran untuk (A^B) = (B^A)

A B A^B B^A

F F F F

F T F F

T F F F

T T T T

B. DISJUNGSI
Tabel kebenaran untuk (PvQ) = (QvP)

P Q PvQ QvP

F F F F

F T T T

T F T T

T T T T
C. BIMPLIKASI
Tabel kebenaran untuk (P↔Q) = (Q↔P)

P Q P↔Q Q↔P

F F T T

F T F F

T F F F

T T T T

7.2 OPERASI NON KOMUTATIF


Beberapa fungsi kebenaran adalah nonkomutatif, karena tabel kebenaran untuk
fungsi berbeda ketika seseorang mengubah urutan operan.

A. IMPLIKASI
Misalnya, tabel kebenaran untuk (A→B) ≠ (B→A) adalah

A B A→B B →A

F F T T

F T T F

T F F T

T T T T

8. EQUIVALENSI
EQUIVALEN adalah dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai
kebenaran yang sama (SENILAI)
2 + 4 = 4 + 2 (sama/komutatif)
10 - 4 = 3 + 3 (senilai)
Tanda equivalen ⇔ / ≡

8.1. KONVERS, INVERS DAN KONTRAPOSISI


Terdapat beberapa implikasi lain yang berkaitan dengan proposisi p ⇒ q, yaitu
proposisi sederhana yang merupakan variasi dari implikasi. Perhatikan proposisi
berikut:
Jika Amir mempunyai mobil, maka ia orang kaya.
Variasi dari proposisi diatas adalah sebagai berikut:
a. Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil.
b. Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang kaya.
c. Jika Amir bukan orang kaya, maka ia tidak mempunyai mobil.
Proposisi (a) disebut konvers, (b) disebut invers, dan (c) disebut kontraposisi.
Tabel berikut ini memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga variasi proposisi
p → q. Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi p → q ekuivalen secara logika
dengan kontraposisinya ~q → ~p.

Implikasi P →Q

Konvers Q→P
Invers ¬P → ¬P
Kontraposisi ¬Q → ¬P
P Q ¬P ¬Q Kondisional konvers invers kontraposisi
P→Q Q→P ¬P → ¬Q ¬Q → ¬P
T T F F T T T T

T F F T F T T F

F T T F T F F T

F F T T T T T T

Lalu apakah hubungan dari implikasi, konvers, invers dan kontraposisi terkait
dengan materi bagian equivalensi?
Jika dilihat menggunakan tabel kebenaran di atas dapat diketahui jika
implikasi/kondisional equivalensi dengan kontraposisi. Dan konvers ekuivalensi
dengan invers.
Equivalen 1
P→Q ≡ ¬Q → ¬P
Jika bukan Q maka hasilnya akan P, tetapi jika bukan P maka hasilnya akan Q
dikarenakan di sini hanya memiliki 2 variabel

Equivalen 2
Q→P ≡ ¬P → ¬Q

Contoh kalimat
jika beni menendang bola maka dia tidak menangkap bola dan,
jika edo menangkap bola maka dia tidak menendnang bola.

8.2 CONTOH SOAL


Buktikan bahwa pernyataan di bawah adalah equivalen :
1. ¬ (¬P) ≡ P
P ¬P ¬ (¬P)
T F T
F T F

≡ (¬P) ≡ P adalah equivalen

Buktikan bahwa pernyataan di bawah adalah equivalen :


¬(P^Q) ≡ ¬Pv¬Q

P Q P^Q ¬(P^Q) ¬P ¬Q ¬Pv¬Q


T T T F F F F
T F F T F T T
F T F T T F T
F F F T T T T

¬(P^Q) ≡ ¬Pv¬Q adalah equivalen

8.3 HUKUM EQUIVALENSI


HUKUM EKUIVALENSI/EKUIVALENSI ADALAH DUA ATAU LEBIH
PERNYATAAN MAJEMUK YANG MEMILIKI NILAI KEBENARAN YANG
SAMA (SENILAI)

1. HUKUM KOMUTATIF
P^Q ≡ Q^P
PvQ ≡ QvP

2. HUKUM ASOSIATIF
(P^Q) ^ R ≡ P^(Q^R)
(PvQ) v R ≡ Pv(QvR)

3. HUKUM DISTRIBUTIF
P ^ (QvR) ≡ (P^Q) v (P^R)
P v (Q^R) ≡ (PvQ) ^ (PvR)

4.HUKUM IDENTITAS
P^T =P
PvF = P

5.BOUNDED LAW
P^F =F
PvT =T

6. HUKUM NEGASI
P^¬≡P≡F
Pv¬≡ P ≡T

7.HUKUM NEGASI DOUBLE


¬(¬ P ¿ ≡ P

8. HUKUM IDEMPOTEN
P^P ≡ P
PvP ≡ P

9. HUKUM DE MORGAN
¬(P^Q) ≡ ¬Pv¬Q
¬(PvQ) ≡ ¬P^¬Q

10. HUKUM ABSORTIF


Pv(P^Q) ≡ P
P^(PvQ) ≡ P

11. NEGASI T DAN F


¬T ≡ F
¬F ≡ T

12. HUKUM IMPLIKASI


P→Q ≡ ¬PvQ

13. HUKUM KONTRA POSITIF


P→Q ≡ ¬Q→ ¬P

14. HUKUM BIIMPLIKASI


P ↔ Q ≡ (P→Q)^(Q→P)

8.4 CONTOH EKUIVALENSI


Contoh 1: Menentukan Bentuk Ekuivalen Pernyataan Majemuk
Pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan “Jika semua siswa hadir, maka
beberapa guru tidak hadir” adalah ….
A. Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru hadir
B. Semua siswa tidak hadir atau beberapa guru tidak hadir
C. Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru tidak hadir
D. Beberapa siswa tidak hadir atau semua guru tidak hadir
E. Semua siswa hadir dan beberapa guru hadir

Pembahasan:
Misalkan proposisi dari premis pada soal disimbolkan dalam huruf p dan q seperti
berikut.
p = Semua siswa hadir
q = Beberapa guru tidak hadir
Negasi dari kedua proposisi tunggal di atas adalah:
~p = Beberapa siswa tidak hadir
~q = Semua guru hadir
Pernyataan: p → q
Salah satu bentuk pernyataan yang ekuivalen denga p → q adalah ~p ∨ q.
Pernyataan yang sesuai dengan ekspresi logika ~p ∨ q: Jika semua siswa hadir,
maka beberapa guru tidak hadir” adalah “Beberapa siswa tidak hadir atau
beberapa guru tidak hadir.

Jadi, pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan Jika semua siswa hadir, maka
beberapa guru tidak hadir” adalah “Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru
tidak hadir.
Jawaban: C

Contoh 2: Menentukan Pernyataan Majemuk yang Ekuivalen


Pernyataan ~p → q ekuivalen dengan ….
A. p ∧ q
B. p ∨ q
C. ~p ∨ q
D. p ∨ ~q
E. q → p

Pembahasan:
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan bentuk ekuivalen
pernyataan majemuk adalah mengasikan dua kali seperti yang dilakukan pada cara
berikut.
Mencari pernyataan majemuk yang ekuivalen dengan p → q:
p → q ≡ ~[~(~p → q)]
p → q ≡ ~[~p ∧ ~q]
p → q ≡ ~(~p) ∨ ~(~q)
p→q≡p∨q
Jadi, pernyataan ~p → q ekuivalen dengan p ∨ q.

Jawaban: B

Anda mungkin juga menyukai