Hukum Komutatif
Hukum Komutatif
HUKUM KOMUTATIF
Sifat yang terkait ada untuk relasi biner. Sistem penulisan angka dengan
menggunakan angka 0 dan 1. suatu relasi biner dikatakan simetris jika relasi
berlaku terlepas dari urutan operannya; misalnya, kesamaan bersifat simetris
karena dua objek matematika yang sama adalah sama terlepas dari urutannya.
Hukum komutatif juga bisa di lihat dalam kehidupan sehari hari. Sifat komutatif
bisa dijelaskan dengan peristiwa sehari-hari. Sebagai contoh, peristiwa
mengenakan sepatu. Ketika memakai sepatu, entah (urutannya) yang kanan atau
yang kiri terlebih dahulu, hasilnya akan tetap sama. Sebaliknya, memakai pakaian
dalam dan celana panjang tidaklah komutatif.
Penggunaan istilah komutatif yang tercatat pertama kali dalam sebuah memoar
oleh François Servois pada tahun 1814, yang menggunakan kata komutatif saat
mendeskripsikan fungsi yang memiliki apa yang sekarang disebut properti
komutatif. Kata tersebut merupakan kombinasi dari kata Perancis commuter yang
berarti "mengganti atau mengganti" dan sufiks -ative yang berarti "cenderung ke"
sehingga kata tersebut secara harfiah berarti "cenderung mengganti atau beralih".
Istilah tersebut kemudian muncul dalam bahasa Inggris pada tahun 1838 dalam
artikel Duncan Farquharson Gregory berjudul "Tentang sifat sebenarnya dari
aljabar simbolik" yang diterbitkan pada tahun 1840 di Transaksi Royal Society of
Edinburgh.
4. LOGIKA PROPOSISI
Sebelum masuk ke ke pembahasannya, Jika kita berbicara tentang logika, ada
yang di sebut dengan nalar. NALAR adalah pengetahuan awal yang berpikir
menurut alur tertentu
Contohnya : fakta yang memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pulan dengan singa, kucing dan binatang – binatang
lainnya.
Kesimpulanya : semua binatang mempunyai mata
LOGIKA PROPOSISI Adalah proses berfikir manusia untuk menentukan
BENAR atau SALAH. TETAPI TIDAK KEDUANYA
Contohnya : fakta yang memperlihatkan bahwa kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pulan dengan singa, kucing dan binatang – binatang
lainnya.
Kesimpulanya : semua binatang mempunyai mata
Nilai : SALAH
Penjelasan : kesimpulan nalar kita bernilai salah karena tidak semua binatang
memiliki mata, contohnya seperti cacing, bintang laut dan sebagainya
Logika Proposisi atau Kalkulus Proposisi dikembangkan oleh ahli filsafat Yunani
Aristotle (384 SM–322 SM), jadi sudah sekitar 2300 tahun yang lalu.
DISJUNGSI OR v
EKSLUSIF-OR X-OR ⊕
KONTRADIKSI XAND ⊥
TAUTOLOGI XAND ⊤
NONIMPLIKSI XQ ↚
BERLAWANAN
NONIMPLIKASI XP ↛
Kalimat 1
P = “ayam adalah hewan yang bertelur (benar)
Q = “bebek adala hewan yang bertelur (benar)
P^Q = ayam dan bebek adalah hewan yang bertelur (benar)
Kalimat 2
P = “Ayam adalah unggas.” (benar)
Q = “Burung kutilang adalah mamalia.” (salah)
P^Q = “Ayam adalah unggas dan burung kutilang adalah mamalia.” (salah)
Kalimat 2
P = Air adalah benda cair. (benar)
Q = Es adalah air yang mendidih. (salah)
PvQ = Air adalah benda cair atau es adalah air yang mendidih. (benar)
kalimat 1:
P : Anita kuliah di Universitas Binadarma. (benar)
Q : Anita adalah mahasiswa. (benar)
P →Q : Jika Anita kuliah di Universitas Binadarma maka Anita adalah
mahasiswa. (benar)
Kalimat 2:
P : 2+2=7. (SALAH)
Q : 6x2=12. (BENAR)
P →Q : Jika 2+2=7 maka 6x2=12. (BENAR)
Kalimat 3:
P : Bumi itu bulat. (BENAR)
Q : Bulan berbentuk prisma. (SALAH)
P →Q : Jika bumi itu bulat maka bulan berbentuk prisma. (SALAH)
P Q P→Q
T T T
T F F
F T T
F F T
BIMPLIKASI IFF… AND IF ONLY IF(↔)
Untuk lebih memahami biimplikasi, perhatikan kalimat berikut:
"Jika saya sakit maka saya tidak berangkat kuliah."
Apakah saya tidak berangkat kuliah hanya jika dikarenakan saya sakit saja?
Tidak. Banyak alasan lain selain sakit yang menyebabkan saya tidak berangkat
kuliah. Bisa karena keperluan keluarga, cuti, hari libur, hari hujan dan lain
sebagainya. Ini menandakan bahwa kalimat di atas adalah implikasi bukan
biimplikasi.
kalimat selanjutnya.
"Jika nilai ujian matematika saya lebih dari 7.50 maka saya lulus."
Apakah saya bisa lulus selain jika nilai matematika saya lebih dari 7.50? Tidak.
Satu-satunya syarat kelulusan adalah bila nilai ujiannya lebih dari 7.50. Inilah
yang disebut biimplikasi.
P Q P↔Q
T T T
T F F
F T F
F F T
Misalnya 4 + 5 = 5 + 4
Karna hasilnya sama dengan 9
YZ = ZY dari semua y, z ∈R
Sebagai konsekuensi langsung dari ini, itu juga berlaku bahwa ekspresi pada
bentuk y% dari z dan y% dari z% adalah komutatif untuk semua bilangan real
y dan z. Misalnya 64% dari 50 = 50% dari 64, karena kedua ekspresi sama
dengan 32, dan 30% dari 50% = 50% dari 30%, karena kedua ekspresi
tersebut sama dengan 15%.
d ' ' d
x. ψ=x .ψ ≠ψ + x .ψ = ( x . ψ)
dx dx
Menurut prinsip ketidakpastian dari Heisenberg, jika dua operator yang mewakili
sepasang variabel tidak bolak-balik, maka pasangan variabel itu saling
komplementer, yang artinya tidak dapat diukur atau diketahui secara bersamaan.
Misalnya, posisi dan momentum linier dalam arah x sebuah partikel diwakili oleh
∂
opertator x dan −iħ , masing masing (di mana ħ adalah konstanta placnk
∂x
terdeskusi). Ini adalah contoh yang sama kecuali konstanta −iħ, jadi sekali lagi
operator tidak bolak-balik dan arti fisiknya adalah bahwa posisi dan momentum
linear dalam arah tertentu saling melengkapi.
komutatifitas konjungsi
(P ∧ Q) ↔ (Q ∧ P)
komutatifitas disjungsi
(P ∨ Q) ↔ (Q ∨ P)
A. KONJUNGSI
Misalnya, tabel kebenaran untuk (A^B) = (B^A)
A B A^B B^A
F F F F
F T F F
T F F F
T T T T
B. DISJUNGSI
Tabel kebenaran untuk (PvQ) = (QvP)
P Q PvQ QvP
F F F F
F T T T
T F T T
T T T T
C. BIMPLIKASI
Tabel kebenaran untuk (P↔Q) = (Q↔P)
P Q P↔Q Q↔P
F F T T
F T F F
T F F F
T T T T
A. IMPLIKASI
Misalnya, tabel kebenaran untuk (A→B) ≠ (B→A) adalah
A B A→B B →A
F F T T
F T T F
T F F T
T T T T
8. EQUIVALENSI
EQUIVALEN adalah dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai
kebenaran yang sama (SENILAI)
2 + 4 = 4 + 2 (sama/komutatif)
10 - 4 = 3 + 3 (senilai)
Tanda equivalen ⇔ / ≡
Implikasi P →Q
Konvers Q→P
Invers ¬P → ¬P
Kontraposisi ¬Q → ¬P
P Q ¬P ¬Q Kondisional konvers invers kontraposisi
P→Q Q→P ¬P → ¬Q ¬Q → ¬P
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T
Lalu apakah hubungan dari implikasi, konvers, invers dan kontraposisi terkait
dengan materi bagian equivalensi?
Jika dilihat menggunakan tabel kebenaran di atas dapat diketahui jika
implikasi/kondisional equivalensi dengan kontraposisi. Dan konvers ekuivalensi
dengan invers.
Equivalen 1
P→Q ≡ ¬Q → ¬P
Jika bukan Q maka hasilnya akan P, tetapi jika bukan P maka hasilnya akan Q
dikarenakan di sini hanya memiliki 2 variabel
Equivalen 2
Q→P ≡ ¬P → ¬Q
Contoh kalimat
jika beni menendang bola maka dia tidak menangkap bola dan,
jika edo menangkap bola maka dia tidak menendnang bola.
1. HUKUM KOMUTATIF
P^Q ≡ Q^P
PvQ ≡ QvP
2. HUKUM ASOSIATIF
(P^Q) ^ R ≡ P^(Q^R)
(PvQ) v R ≡ Pv(QvR)
3. HUKUM DISTRIBUTIF
P ^ (QvR) ≡ (P^Q) v (P^R)
P v (Q^R) ≡ (PvQ) ^ (PvR)
4.HUKUM IDENTITAS
P^T =P
PvF = P
5.BOUNDED LAW
P^F =F
PvT =T
6. HUKUM NEGASI
P^¬≡P≡F
Pv¬≡ P ≡T
8. HUKUM IDEMPOTEN
P^P ≡ P
PvP ≡ P
9. HUKUM DE MORGAN
¬(P^Q) ≡ ¬Pv¬Q
¬(PvQ) ≡ ¬P^¬Q
Pembahasan:
Misalkan proposisi dari premis pada soal disimbolkan dalam huruf p dan q seperti
berikut.
p = Semua siswa hadir
q = Beberapa guru tidak hadir
Negasi dari kedua proposisi tunggal di atas adalah:
~p = Beberapa siswa tidak hadir
~q = Semua guru hadir
Pernyataan: p → q
Salah satu bentuk pernyataan yang ekuivalen denga p → q adalah ~p ∨ q.
Pernyataan yang sesuai dengan ekspresi logika ~p ∨ q: Jika semua siswa hadir,
maka beberapa guru tidak hadir” adalah “Beberapa siswa tidak hadir atau
beberapa guru tidak hadir.
Jadi, pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan Jika semua siswa hadir, maka
beberapa guru tidak hadir” adalah “Beberapa siswa tidak hadir atau beberapa guru
tidak hadir.
Jawaban: C
Pembahasan:
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan bentuk ekuivalen
pernyataan majemuk adalah mengasikan dua kali seperti yang dilakukan pada cara
berikut.
Mencari pernyataan majemuk yang ekuivalen dengan p → q:
p → q ≡ ~[~(~p → q)]
p → q ≡ ~[~p ∧ ~q]
p → q ≡ ~(~p) ∨ ~(~q)
p→q≡p∨q
Jadi, pernyataan ~p → q ekuivalen dengan p ∨ q.
Jawaban: B