Anda di halaman 1dari 202

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK)


DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali)

TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Derajat
Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:
Suwadi
NIM S811008041

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP

TAHUN PELAJARAN 2OT I I2OI2

(Studi Kasus pana SW Negeri I Ampel Boyolali)

Disusun Oleh

Suwadi

NIM S811008041

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pernbimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

NIP 1943071219730t r 001

Pembimbing II Prof. Dr. Sunardi, M.Sc.

NIP l9540gtS tglto3 I 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.

l{IP 19430712197301 I 001


IMPLEMENTASI PEMBIII, SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP
TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2
(Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali)

TESIS

Oleh
Suwadi
I\IIM S811008041

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda T Tanggal

Ketua Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.


NrP 19661108 199003 2 001

Sekretaris Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.


NIP192140404 197603 I 001

Anggota Penguji

1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


NrP 19430712197301 I 001

) Prof, Dr. Sunardi, M.Sc.


NIP 195409t6197703 I 001

Telah dipertahankan di depan penguji


Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 10 Juli 2012

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn

Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.


17 198601 1 001 [{rP 19430712197301 1 001
IMPLEMENTASI PEMBIII, SEI{I BTJDAYA (SEI\II MUSIK) DI SMP
TAIIT}N PELAJARAN 2Ol1NOl2
(Studi Kasus pada SMP Negeri I Ampel Boyolali)

TESIS

Oleh
Suwadi
I\IIM S811008041

Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda T Tanggal

Ketua Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.


NrP 19661108 199003 2 001

Sekretaris Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd.


NIP192140404 197603 I 001

Anggota Penguji

1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


NrP 19430712197301 I 001

) Prof, Dr. Sunardi, M.Sc.


NIP 195409t6197703 I 001

Telah dipertahankan di depan penguji


Dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 10 Juli 2012

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikpn

Ahmad Yunus, M.S. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.


17 198601 1 001 [{rP 19430712197301 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Carilah ilmu walau sampai di negeri Cina (Al Hadits).

Barang siapa tidak sayang, maka tidak akan disayang (Al Hadits)

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan hati yang tulus tesis ini kupersembahkan kepada:

Ibuku tercinta yang telah melahirkan dan membesarkanku

Istri tercintaku: Dra. Tri Andayani, M.Pd. yang setia mendampingiku.

Anak-anakku tersayang: Grezia Eleganza Nur Pradani, Dhimas Taqwim Al


Umam, Jibran Miqdad, dan Lenterahati Wandani.

Sahabat karibku: Drs. Riyanto, M.Pd. yang banyak memberikan inspirasi

Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tercinta dan


kubanggakan.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Tesis yang berjudul: “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SENI
BUDAYA (SENI MUSIK) DI SMP TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali)” ini adalah karya
penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademikserta
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini
dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian
hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
(Permendiknas No. 17 tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai autor PPs UNS
sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester
(enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Teknologi Pendidikan PPs
UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Prodi Teknologi Pendidikan PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
akademiki yang berlaku.

Surakarta, ………………
Mahasiswa,

Meterai Rp. 6.000,-

Suwadi
commit to user S811008041

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Suwadi

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id vii
digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan krpada Allah SWT atas karunia dan

petunjuk-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan tesis yang berjudul Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni

Musik) di SMP Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1

Ampel Boyolali). Penulisan tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran

tentang kondisi sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (seni

musik), serta mendeskripsikan implementasi pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa

penelitian ini mempunyai keterbatasan dan kelemahan, untuk itu saran dan kritik

yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.

Keberhasilan penulisan tesis ini berkat dukungan dari berbagai pihak

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Oleh karena itu peneliti mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dierektur Program Pascasarjana,

dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan beserta Staf yang telah

membantu dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan

perkuliahan sampai dengan penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. dan Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. selaku dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan dan teknik

penyusunan serta dorongan motivasi yang tiada hentinya muali dari penulisan

proposal sampai selesainya tesis ini.


commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id viii
digilib.uns.ac.id

3. Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali beserta guru dan karyawannya yang

telah banyak membantu tenaga dan pikiran dengan segenap hati hingga

terselesaikannya tesis ini.

4. Seluruh teman-teman kantor SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali yang telah

bayak memberikan dorongan semangat, saran dan masukan.

5. Seluruh teman-teman Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, khusunya kelas reguler yang telah banyak membantu dan

memberikan motivasi demi penyelesaian tesis ini.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah turut

membantu demi kelancaran terselesaikannya tesis ini.

Semoga amal baik beliau-beliau senantiasa mendapat rahmat serta

hidayah-Nya.

Surakarta, 12 Mei 2012

Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... I

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii

ABSTRAK .............................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Teori ..................................................................................................... 6

1. Identifikasi Pembelajaran ............................................................................ 6

a. Hakekat Pembelajaran ............................................................................ 6


commit to user
b. Perencanaan Pembelajaran ..................................................................... 15

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id x

c. Kegiatan Pembelajaran ........................................................................... 26

1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran ....................... 27

2) Media Pembelajaran ........................................................................ 31

3) Pengelolaan Materi Pembelajaran ................................................... 34

4) Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 35

5) Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................................. 45

2. Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ................................................ 47

3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) ................................................... 51

a. Pengertian Seni Musik ............................................................................ 52

b. Ruang Lingkup Seni Musik .................................................................... 53

c. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) .......................... 57

d. Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) .................................... 59

e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik) ............................. 63

B. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 66

B. Strategi dan Bentuk Penelitian ........................................................................ 67

C. Sumber Data .................................................................................................... 68

1. Sumber Data ................................................................................................ 68

a. Nara Sumber/ Informan .......................................................................... 68

b. Tempat dan Peristiwa/Aktivitas .............................................................. 69

c. Kajian Dokumen ..................................................................................... 69

D. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan ....................................... 71


commit to user
1. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xi

a. Wawancara Mendalam ........................................................................... 71

b. Observasi ................................................................................................ 73

c. Mengkaji Dokumen ................................................................................ 73

2. Uji Keterpercayaan Data ............................................................................ 74

a. Triangulasi .............................................................................................. 74

1) Triangulasi sumber .......................................................................... 75

2) Triangulasi Metode ......................................................................... 76

b. Dependabilitas ........................................................................................ 76

c. Perpanjangan Keikutsertaan ................................................................... 76

d. Konfirmabilitas .................................................................................. 77

e. Kecukupan Referensi .............................................................................. 77

E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 78

1. Reduksi Data (Data Reduction) ................................................................. 78

2. Sajian Data (Data Display) ......................................................................... 79

3. Kesimpulan dan Verifikasi ......................................................................... 79

F. Prosedur dan Jadwal Penelitian ...................................................................... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 82

1. Letak Geografis Kecamatan Ampel Boyolali ............................................. 82

2. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................... 83

3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel .................................................................... 83

a. Profil SMP Negeri 1 Ampel .................................................................... 83

b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........................................ 87


commit to user
c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir ................................................ 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xii

4. Visi, Misi, dan Tujuanyang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel ................ 93

a. Visi Sekolah ............................................................................................ 93

b. Misi Sekolah ........................................................................................... 94

c. Tujuan Sekolah ....................................................................................... 95

B. Temuan Penelitian ............................................................................................ 97

1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 98

Ampel Boyolali ...........................................................................................

a. Kurikulum ............................................................................................... 99

b. Pengembangan Silabus ........................................................................... 102

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 107

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP 110

Negeri 1 Ampel Boyolali ............................................................................

a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran .................................. 111

b. Media Pembelajaran ............................................................................... 115

c. Pengelolaan Materi Pembelajaran .......................................................... 117

d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 118

e. Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................................ 122

3. Hasil yang dicapai melalui Implementasi Pembelajaran Seni Budaya 122

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .........................................

4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 126

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel ..................................................................

5. Kendala yang Dihadapi dalam Imlementasi Pembelajaran Seni Budaya 127

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .....................................

C. Pembahasan ...................................................................................................... 129


commit to user
1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiii

Ampel Boyolali ............................................................................................

a. Kurikulum .............................................................................................. 130

b. Pengembangan Silabus ........................................................................... 135

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 134

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP 139

Negeri 1 Ampel Boyolali .............................................................................

a. Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran .............................. 140

b. Media Pembelajaran ............................................................................... 143

c. Pengelolaan Materi Pembelajaran .......................................................... 145

d. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................ 146

e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik ..................................................... 152

3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Busik (Seni 152

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................................................

4. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 155

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ...................................................

5. Kendala yang ada dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 156

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..................................................

Solusi yang hendak dilakukan di Sekolah .................................................. 157

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 161

1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 161

Ampel Boyolali ...........................................................................................

a. Kurikulum ............................................................................................... 161


commit to user
b. Silabus .................................................................................................... 162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xiv

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................... 162

2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 163

Ampel Boyolali ...........................................................................................

a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran ............................... 163

b. Media Pembelajaran ............................................................................. 165

c. Pengelolaan Materi Pembelajaran ........................................................ 165

d. Evaluasi Pembelajaran ......................................................................... 166

e. Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................................................... 167

3. Hasil yang dicapai melalui Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 167

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ........................................

4. Faktor Pendukung dalam pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni 168

Musik) di SMP Negeri Ampel Boyolali .....................................................

5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni 168

musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ..................................................

B. Implikasi .......................................................................................................... 169

C. Saran ................................................................................................................ 172

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 175

LAMPIRAN ............................................................................................................ 179

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xv

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xvi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.idxvii

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran............ 17

2. Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 64

3. Model Analisis Interaktif ................................................................. 80

4. Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali ........................ 85

5. Denah Ruang SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali .............. 86

6. Flow chart Perencanaan Pembelajaran ............................................ 139

7. Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di 151

SMP Negeri 1 Ampael Boyolali ......................................................

8. Denah Tempat Duduk Siswa ........................................................... 223

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Format Pengembangan Silabus ....................................................... 19

2. Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ................ 26

3. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal ............................................. 39

4. Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal Psikomotor .......................... 39

5. Format Penulisan Kartu Butir Soal .................................................. 40

6. Format Program Pembelajaran Remedial ........................................ 42

7. Format Program Pembelajaran Pengayaan ...................................... 43

8. Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian ............................. 45

9. Struktur Kurikulum SMP/MTs ........................................................ 50

10. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni 55


Budaya (Seni Musik) .......................................................................
11. Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP ..... 58

12. Data Kepala dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel Tahun 87
Pelajaran 2011/2012 ........................................................................
13. Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis 87
Kelamin ...........................................................................................
14. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Latar 89
Belakang Pendidikan .......................................................................
15. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ......................... 90

16. Tenaga Kependidikan ...................................................................... 92

17. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir ............................................. 93

18. Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ………………… 100

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ......................................... 179

2. Kisi-kisi/Lay Out Pedoman Pengumpulan Data Implementasi 180


Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali ...........................................................................................
3. Pedoman Observasi ......................................................................... 192

4. Mencatat Dokumen .......................................................................... 193

5. Catatan Lapangan ............................................................................ 194

6. Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2011/2012 ....... 245

7. Kalender Pendidikan SMP Negermpel Boyolali Tahun Pelajaran 268


2011/2012 ........................................................................................
8. Tim Pengembang Kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali 269
Tahun 2011/2012 .............................................................................
9. Profil SMP Negeri 1 Ampel Boyolali .............................................. 270

10. Rincian Minggu Efektif ................................................................... 273

11. Program Tahunan ............................................................................ 274

12. Program Semester ............................................................................ 275

13. Pengembangan Silabus .................................................................... 276

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 281

15. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .............................................. 287

16. Daftar Nilai ...................................................................................... 288

17. Piagam Penghargaan ........................................................................ 289

18. Foto-foto ..........................................................................................


commit to user 290

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Suwadi. 2012. Implementasi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP


Tahun Pelajaran 2011/2012 (Studi Kasus pada SMP Negeri 1 Ampel Boyolali).
TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc.
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui perencanaan


pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
2)Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di
SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali. 4) Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5)
Mengkaji kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya
(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif-
naturalistik. Data dalam penelitian ini diambil dari SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik: 1) Wawancara mendalam (in-depth-interviewing), 2) Observasi, 3)
Mengkaji dokumen. Untuk menguji keterpercaan data menggunakan: 1)
Triangulasi, 2) Perpanjangan keikut-sertaan, 3) Kecukupan referensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran seni
budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Perencanaan
kegiatan pembelajaran, 2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari:
pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan penutup. Dalam kegiatan ini, guru
menerapkan pendekatan Contectual Teaching and Learning (CTL) yang divariasi
dengan metode demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab. Pemanfaatan media alat
musik disesuaikan dengan pemilihan materi pembelajarn. Evaluasi pembelajaran
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi bagi siswa. Untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran diadakan kegiatan ekstrakurikuler seni
musik. 3) Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran, siswa SMP
Negeri 1 Ampel sering meraih kejuaraan di bidang musik, dan menghasilkan
output yang dapat menunjang karir di tengah-tengah kehidupan masyarakat. 4)
Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran adalah ketersediaannya sarana, baik
dari sekolah maupun siswa serta tenaga guru yang memiliki kompetensi memadai.
5) Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik), alokasi
yang tidak seimbang dengan muatan materi, dan kurangnya motivasi siswa karena
beranggapan bahwa pelajaran seni musik tidak termasuk mata pelajaran ujian
nasional

Kata kunci: Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) saling


ketergantungan antara perencanaan, pelaksanaan, dan faktor
pendukung maupun kendala.
commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Suwadi. 2012. The Implementation of Learning Culture Art (Music Art) in SMP
2011/2012 (The Case Study in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali). TESIS.
Supervisor: I: Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd., II: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. Education
Technology of Study Program, Pascasarjana Program, Sebelas Maret University
of Surakarta.

The purposes of this research are: 1) To know the plan of learning Culture
Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 2) To know the learning
process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 3) To know
the outcomes of learning Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel
Boyolali. 4) To analyze what factors that can help to support in learning process
of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. 5) To analyze what
problems are there in learning process of Culture Art (Music Art) in SMP Negeri
1 Ampel Boyolali.
The methods are used in this research is “Kualitatif Deskriptif-
Naturalistik”. The data in this research is token in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali
for period 2011/2012. The writer uses techniques to collect the data such as: 1) in-
depth-interviewing, 2) Observation, 3) Analyze the document. To test the validity
this data, the writer uses: 1) “Triangulasi”, 2) the allotment of time, 3) “The
complete of references.
The result of the research show that implementation in learning Culture
Art (Music Art) in SMP Negeri 1 Ampel Boyolali are: 1) The plan of learning
process, 2) Do the learning process, such as pre, while and post. In this activity,
the teacher apllys “Contectual Teaching and Learning (CTL) approach which
combines the varieties of methods, these are demonstrations, speech and the
question answer. The usage of music insrumetns as media are correlated whit the
material. The evaluation of learning is done to know the mastery of students
competence. Then to support the learning process, it is held the extracurriculer of
music art, 3) The outcome of learning implementation, the studens of SMP Negeri
1 Ampel always get the winner in the music, it can develop theer career in the
community of life. 4) The factors to help in learning process, there are facilities
from the school, the students and the teachers who have good competence, and 5)
The problems in learning cultur art (music art), the allotment of time which don’t
balance with material and the less of the students’ motivations, because they have
assumtion that music art lesson isn’t national examination lesson.

Key Words: The implementation of learning Culture Art (Music Art) which
correlations between the plan, do the learning process, and the
support and unuseful factors.

commit to user

xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa:

Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada


jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; dan e)
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

Dalam kerangka dasar kurikulum, seni budaya merupakan kelompok

mata pelajaran estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas,

kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan

harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta

harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual

sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmoni.

Jika diamati berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut di atas, seni

budaya merupakan mata pelajaran yang sangat berperan dalam pembentukan

karakter bangsa. Melalui pembelajaran seni budaya, siswa akan mampu

mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan di lingkungan masyararakat

mereka berada. Lebih dari itu siswa akan mampu mengembangkan kebudayaan

yang pada akhirnya dapat menghargai orang lain seperti menghargai dirinya
commit to user
sendiri. Siswa pada hakikatnya merupakan bagian dari manusia yang memiliki

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

kebutuhan hidup yang sangat kompleks. Jujun S. Suriasumantri (1994: 40)

menyatakan:

Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan


kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk
baru, karena dia hidup bukan sekadar untuk kelangsungan hidup namun
lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; manusia
“memanusiakan” diri dalam hidupnya.

Untuk mencapai kompetensi tersebut materi seni budaya mencakup

materi praktek, sedangkan teori inklusif dalam pembelajaran praktek. Pada

jenjang SMP seni budaya meliputi empat materi pokok yaitu: 1) Seni Rupa; 2)

Seni Musik; 3) Seni Tari; dan 4) Seni Teater. Namun pelaksanaan pembelajaran

disesuaikan dengan kondisi pada satuan pendidikan masing-masing. Alokasi

waktu yang disediakan berdasarkan struktur kurikulum pada tingkat SMP adalah

dua jam pelajaran dalam satu minggu, dan tiap jam pelajaran dengan durasi 40

menit.

Perbandingan antara materi dengan alokasi waktu yang disediakan

memang tidak sebanding. Sebab materi seni budaya sangat luas. Apalagi

penekanan pembelajaran seni budaya lebih berorientasi pada praktek. Untuk

mencapai kompetensi tersebut, alternatif yang dilakukan oleh satuan pendidikan

adalah diberi penambahan alokasi waktu melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Dalam ekstrakurikuler, seni budaya dapat dimasukkan ke dalamnya

sebagai kegiatan pengembangan diri siswa dengan harapan dapat

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan

minatnya masing-masing. Melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat melahirkan

kompetensi belajar siswa dalam ranah psikomotorik.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

Hasil belajar dalam ranah psikomotor dapat dilihat ketika siswa

menguasai berbagai macam keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang

lain. Ketrampilan yang dimilikinya dikembangkan secara optimal dalam bentuk

karya-karya yang dapat dinikmati bagi dirinya dan orang lain. Lebih luas lagi

siswa mampu mengembangkan psikomotoriknya dengan menciptakan lapangan

kerja baru yang bisa menyerap tenaga kerja.

Untuk mencapai hasil belajar seperti yang telah diuraikan di atas, peran

guru sangat menentukan. Guru harus senantiasa mengembangkan proses

pembelajaran agar lebih bermakna dan berkualitas untuk mencapai hasil belajar

yang optimal.

Pentingnya proses pembelajaran yang akan penulis kaji dalam penelitian

ini adalah Strategi Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1

Ampel kabupaten Boyolali.

Pertimbangan dilaksanakan penelitian tentang strategi pembelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel tersebut adalah bahwa berdasarkan

informasi yang diperoleh oleh penulis, SMP Negeri 1 Ampel, prestasi belajar

peserta didik selalu membanggakan, khusunya dalam aspek psikomotorik pada

mata pelajaran seni budaya (Seni Musik).

Kejuaraan yang diperoleh siswa adalah sebagai bukti prestasi sekolah.

Pada tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010 dalam lomba kreativitas

musik di tingkat kabupaten Boyolali, SMP Negeri 1 Ampel yang mendapatkan

prestasi sebagai juara.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan

masalah yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya (Seni Musik). Adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali?

3. Bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?

4. Faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?

5. Kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

4. Mengkaji faktor apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran

Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

5. Mengkajik kendala apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari pelaksanaan penelitian tersebut daharapkan dapat memberi manfaat:

1. Bagi penelitan lain:

a. Sebagai salah satu literatur tambahan bagi penelitian yang mempunyai

karakteristik hampir sama, baik situasi maupun kondisi.

b. Ikut memberikan motivasi dalam meningkatkan budaya meneliti dalam

dunia pendidikan.

2. Bagi peneliti atau pelaksana pendidikan:

a. Lebih meningkatkan motivasi untuk mengadakan penelitian lain yang

memberikan nilai tambah bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.

b. Peneliti yang juga sebagai salah satu pelaksana pendidikan, khususnya di

SMP untuk lebih meningkatkan konstribusi yang bermanfaat bagi

terciptanya system pendidikan mikro yang harmonis dan mandiri kea rah

pendidikan makro yang diharapkan.

c. Sebagai bahan untuk memberikan sumbangan yang konstruktif bagi

kemajuan pelaksanaan strategi pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di

tingkat SMP.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Identifikasi Pembelajaran

a. Hakikat Pembelajaran

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I

Pasal 1 ayat (20) menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab I ketentuan umum pasal 1

ayat (16) dijelaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Pada Bab IX pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Selanjutnya mengenai sumber belajar dijelaskan oleh Sumiati dan Asra

(2007: 119) sebagai berikut:

Sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan


untuk membantu guru commit
maupu tosiswa
user dalam upaya mencapai tujuan.

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

Dengan kata lain sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak,
media pembelajaran elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar,
dan sebagainya.

Tiga aspek mengenai peserta didik, pendidik, dan sumber belajar

merupakan satu rangkaian dalam sebuah sistem, yaitu sistem pembelajaran. Oleh

karena merupakan satu ikatan dalam sebuah sistem, maka masing-masing aspek

tersebut harus dapat menjalankan peran dan fungsinya. Dalam hal sistem

pembelajaran, antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar harus mampu

menjalankan peran dan fungsinya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan konsep tersebut, istilah pembelajaran mensyaratkan adanya

interaksi yang terjadi dalam dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar yang melibatkan

peserta didik, dan kegiatan mengajar yang melibatkan seorang pendidik.

Kemudian sebagai sarana interaksi adalah sumber bahan.

Pengertian belajar menurut Robert M. Gagne (1978:3) adalah sebagai

berikut:

“Learning is a change in human disposition of capacity, which persists


over a period of time, and which is not simply ascribable to processes of
growth”

Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam

perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada

dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa, dalam artian

perubahannya menuju pada suatu kesempurnaan.

Dalam teori belajar dan membelajarkan, Margaret E. Bell Gredler dalam

Terjemahan Munandir (1991: 1) berpendapat tentang belajar sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,


ketrampilan dan sikap.

Dalam teori ini, seseorang mulai belajar diawali sejak masa kecil, yaitu

ketika bayi memperoleh sejumlah kecil ketrampilan yang sederhana, seperti

memegang botol susu dan mengenal ibunya . Kemudian ketika masa kanak-kanak

dan remaja diperoleh sejumlah sikap, nilai, dan ketrampilan hubungan sosial, juga

diperoleh berbagai kecakapan dalam mata pelajaran di sekolah. Setelah pada usia

dewasa, seseorang diharapkan telah mampu mengerjakan tugas-tugas tertentu dan

bidang ketrampilan fungsional yang lain.

Menurut Morgan dan kawan-kawan dalam Toeti Soekamto dan Udin

Saripudin Winataputra (1996: 8) definisi belajar adalah:

Belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang


relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Definisi ini
mencakup tiga unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2)
perubahan tersebut terjadi karena latihan dan pengalaman. Perubahan
yang terjadi ada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, (3)
sebelum dikatakan belajar, perubahan tersebut harus relatif permanen dan
tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

Belajar pada prinsipnya adalah suatu proses menuju perubahan yang akan

terjadi pada diri seseorang, dan perubahan tersebut relatif menetap dalam jangka

waktu yang cukup lama.

Di dalam proses pembelajaran, peran seorang guru sangat dibutuhkan

yaitu sebagai pengajar. Untuk melaksanakan praktek mengajar, seorang guru

harus memiliki ketrampilan menciptakan pembelajaran yang bermakna.

Setidaknya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu merencanakan,

mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi untuk mengetahui apakah


commit to user
perencanaan, pengaturan, dan pengarahannya itu dapat berjalan dengan baik, atau
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

masih perlu diperbaiki. Untuk itu guru harus memiliki patokan keberhasilan siswa

yang telah memadai.

Mengajar lebih merupakan suatu seni seperti pandangan Gilbert Highest

yang dikutip oleh Biehler dan Snowman dalam Toeti Soekamto dan Udin

SaripudinWinataputra (1996: 7) yang mengatakan bahwa:

Mengajar mencakup emosi yang tidak dapat diterapkan secara sistematis


serta nilai-nilai manusiawi yang berada di luar ilmu pengetahuan.
Mengajar katanya, bukan seperti membuat terjadinya suatu reaksi kimia,
tetapi lebih menyerupai proses menanam pohon yang perlu dilakukan
dengan mencurahkan kasing sayang.

Leonard Nadler (1981:3) menyatakan bahwa:

“Learning is the equisition of new skill, attitude and knowledge.


Teaching is the general process of enabling the learner to acquire the
learning”.

Belajar pada hakekatnya adalah menambah keterampilan baru,

memperbaiki sikap dan memperkaya ilmu. Mengajar merupakan suatu

keseluruhan proses yang membantu pebelajar dalam belajar.

Merunut dari beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas, belajar dan

mengajar merupakan satu rangkaian kegiatan yang terintegrasi dalam upaya

membelajarkan siswa agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya.

Ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi dua arah atau dua

pihak yaitu pihak yang mengajar adalah guru sebagai pendidik dengan pihak yang

belajar yaitu siswa sebagai peserta didik.

Untuk menciptakan komunikasi dua arah, maka seorang guru harus

mampu menciptakan interaksi yang harmonis antara guru dengan siswa dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

rangka untuk mendapatkan pengetahuan yang hendak dimiliki oleh siswa. Lebih

lanjut Sowell (2004: 4) mengemukakan:

“Instructions is how the curriculum is delivired to student. It is the


interaction between a teaching agent and one or more individuals
intendering to learn knowledge that is apropriate for student to learn”.

Pembelajaran adalah bagaimana kurikulum disampaikan kepada siswa.

Pembelajaran itu merupakan interaksi antara seorang guru dan satu atau lebih

individu yang bermaksud mendapatkan pengetahuan yang disisipkan bagi siswa

yang belajar.

Menurut E. Mulyasa (2010: 255) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta


didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik.

Selanjutnya Daeng Sudirwo dalam Sambas Ali Muhidin (2009) juga

berpendapat bahwa:

Pembelajaran merupakan interaksi belajar mengajar dalam suasana


interaktif yang terarah pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pendapat lain yang mengemukakan tentang pembalajaran adalah Joice

dan Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3) mengatakan bahwa:

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek (rumit),


namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman kepada
siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang dicapai sebenarnya, merupakan
acuan dalam penelenggaraan proses pembelajaran.

Pengertian Pembelajaran menurut Linn, Robert L. (2000:35) adalah

sebagai berikut:

The main purpose of classroom instruction is to help students achieve a


set of intended learning goals. These goals should typically include
desired changes in the intellectual, emotional and physical spheres. The
commit
intended learning outcomes aretoestablished
user by the instructional goals,
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

the desired changes in students are brought about by the planned


learning activities.

Artinya tujuan utama dari pembelajaran adalah untuk membantu para

peserta didik mencapai serangkaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tujuan-tujuan tersebut meliputi perubahan-perubahan yang diinginkan dalam

bidang intelektual, dan fisik. Hasil pembelajaran yang diharapkan ditetapkan oleh

tujuan pembelajaran, perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik

dibawa oleh kegiatan pembelajaran yang terencana.

Merujuk pada pendapat tersebut di atas maka dalam pembelajaran itu

tidak hanya terjadi proses kegiatan antara guru dengan siswa. Artinya di dalam

proses belajar mengajar itu seorang guru harus menciptakan situasi belajar bagi

siswa interaktif. Yang dimaksud situasi belajar bagi siswa adalah bagaimana siswa

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Aktif mmiliki makna

siswa secara totalitas mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara

optimal. Yaitu melalui berfikir atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan

kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran, dan melakukan latihan-latihan

untuk melatih kemampuan psikomotorik yang telah dimiliki oleh siswa tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan

proses kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru secara interaktif,

terprogram dan sistematis dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi proses itu berlangsung dengan melibatkan semua komponen yang ada

didalamnya secara aktif dan efektif.

Berkaitan dengan pembelajaran yang efektif, Elin Rosalin (2008: 8)

mengatakan: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Kerapkali diungkapkan bahwa menurut paradigma baru, pendidikan


peran guru harus diubah, yaitu tidak sekadar menyampaikan materi
pelajaran kepada para siswanya, tetapi harus mampu menjadi mediator
dan fasilitator.

Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan sebagai berikut: 1)

menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan bertanggung jawab dalam

membuat rancangan, proses dan penelitian 2) Menyediakan sarana yang

merangsang siswa berpikir secara produktif, 3) Menyediakan kesempatan dan

pengalaman yang paling mendukung proses belajar mengajar, 4) Memonitor,

mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau tidak.

Kemudian E. Mulyasa (2009: 54) mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut:

Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah to facilitate of


learning (memberikan kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi,
atau mengajar, apalagi mengajar peserta didik, kita perlu guru yang
demokratis, jujur dan terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya.

Guru sebagai motivator dijelaskan oleh E. Mulyasa (2009: 59) sebagai

berikut:

Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan


memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) peserta didik akan
bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya,
b) memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, c) memberikan
penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik, d)
menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna, serta
e) memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

Dalam hal pembelajaran maka guru memiliki pengaruh yang sangat

besar, terutama sebagai seorang motivator harus mampu memberikan dorongan

kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Jika siswa memiliki motivasi

yang tinggi, maka proses pembelajaran akan lebih bermakna.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

Agar pembelajaran itu lebih bermakna, maka langkah awal yang

dilakukan oleh seorang guru adalah membuat rancangan pembelajaran (mendesain

sistem pembelajaran). Kegiatan ini membutuhkan kemampuan seorang guru

dalam merancang proses pembelajaran atau membuat perencanaan pembelajaran.

Hal pokok yang digunakan sebagai acuan untuk pengembangan

rancangan pembelajaran adalah kurikulum. Di dalam kurikulum memuat beberapa

hal yang digunakan sebagai induk operasional penyelenggaraan pendidikan di

suatu sekolah. Termasuk di dalamnya adalah acuan untuk penyelenggaraan

pembelajaran. Misalnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada

buku II memuat tentang silabus dari semua mata pelajaran yang disampaikan di

suatu sekolah. Silabus itu digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan

rancangan pembelajaran, karena memuat tentang kompetensi yang harus dikuasai

anak pada akhir pembelajaran.

Zais dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006: 264) mngemukakan berbagai

pengertian kurikulum, yakni:

1) kurikulum sebagai program pelajaran 2) kurikulum sebagai isi


pelajaran, 3) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan;
4) kurikulum sebagai pngalaman di bawah tanggung jawab sekolah, dan
5) kurikulum sebagai suatu rencana (tertulis) untuk dilaksanakan.

Sedangkan Tanner dan Tanner dalam Dimyati dan Mudjiyono (2006:

264) mengungkapkan konsep-konsep:

1) kurikulum sebagai pengetahuan yang diorganisasikan, 2) kurikulum


sebagai modus mengajar 3) kurikulum sebagai arena pengalaman 4)
kurikulum sebagai pengalaman, 5) kurikulum sebagai pengalaman
belajar terbimbing, 6) kurikulum sebagai kehidupan terbimbing, 7)
kurikulum sebagai rencana pembelajaran 8) kurikulum sebagai system
produksi secara teknologis, 9) kurikulum sebagai tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

Dapat diambil kesimpulan bahwa pada dasarnya kurikulum itu adalah: a)

Kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar; b) Program

pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu sistem; c)

Kegiatan yang dimaksudkan unuk memberikan pengalaman belajar kepada

pebelajar; d) Kegiatan yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan

pembelajaran; e) Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi

pelajaran, sistem penyajian, dan sistem evaluasi dalam realisasinya.

Dengan demikian dalam mendesain sebuah pembelajaran di suatu

sekolah tidak akan dapat dilepaskan dengan kurikulum. Antara kurikulum dengan

pembelajaran memiliki implikasi yang sangat dekat. Jika kita ingin melihat

hubungan antara kurikulum dengan pembelajaran. Selanjutnya kita ketahui

terlebih dahulu hakikat dari pembelajaran. Dimyati dan Mudjiyono (2006: 286)

menyatakan:

Hakikat pembelajaran adalah: 1) Kegiatan yang dimaksudkan untuk


membelajarkan pebelajar; 2) Program pembelajaran yang dirancang dan
diimplementasikan sebagai suatu system; 3) Kegiatan yang dimaksudkan
unuk memberikan pengalaman belajar kepada pebelajar; 4) Kegiatan
yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran; 5)
Kegiatan yang melibatkan komponen-kmponen tujuan, isi pelajaran,
sistem penyajian, dan system evaluasi dalam realisasinya.

Dengan membandingkan antara konsep kurikulum dan hakikat

pembelajaran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dan

kurikulum merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang

lain. Dua konsep, baik pembelajaran maupun kurikulum dapat dalam wujud

sebagai rencana juga dapat berwujud sebagai kegiatan. Guru sebagai orang yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

berkewajiban merencanakan pembelajaran (instruction planning) selalu mengacu

kepada komponen-komponen kurikulum yang berlaku.

b. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi paedagogis

yang harus dimiliki oleh seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran.

Sebagai pedoman guru di dalam penyusunan rancangan pembelajaran adalah

kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat buku panduan pelaksanaan

pembelajaran yang memuat dasar-dasar, struktur, dan sebaran mata pelajaran

sampai dengan pedoman pelaksanaannya.

Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 19) mengemukakan tentang design

kurikulum yang diartikan secara luas dan sempit, sebagai berikut:

Dalam arti luas design kurikulum mencakup seluruh perangkat


kurikulum mulai dari landasan kurikulum, struktur, dan sebaran mata
pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, sampai dengan
pedoman-pedoman pelaksanaannya. Design dalam arti sempit GBPP dan
penjabarannya dalam bentuk program tahunan, program catur wulan,
satuan pelajaran, dan rencana pelajaran.

Mengingat pentingnya kurikulum terhadap penyelenggaraan pendidikan

dalam suatu sekolah, maka seiap satuan pendidikan diharapkan untuk mampu

mengembangkan kurikulum yang diimplementasikan di satuan pendidikan

masing-masing. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, kurikulum

dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada standar

kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang

dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam hal ini kurikulum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

merupakam landasan operasional bagi penyelenggaraan pendidikan pada satuan

pendidikan. Pada

Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, pada awal semester

seorang guru merencanakan program pembelajaran diawali dengan membuat

program kegiatan. Program yang pertama adalah membuat program tahunan,

program semester, dan rincian alokasi waktu dalam satu semester kedepan.

Program tersebut disesuaikan dengan kalender pendidikan (kaldik). Langkah

berikutnya adalah mengembangkan silabus dan menyusun perencanaan

pembelajaran yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

E. Mulyasa (2009: 100-102) menyampaikan pendapatnya tentang

perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu


identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan
program pembelajaran.

Dalam proses penyusunan pembelajaran setiap langkah harus dapat

menuntun pengembangan langkah-langkah lainnya. Demikian pula komponen-

komponen lain dapat menuntun setiap komponen yang ada pada desain itu.

Mengingat pentingnya desain pembelajaran, maka guru perlu memiliki dan

menguasai model dasar perencanaan pembelajaran yang dapat digunakan dalam

merancang perencanaan pembelajaran. Model pembelajaran yang dirancang

hendaknya mampu mengintegrasikan semua komponen yang terkait di dalam

pembelajaran. Sehingga secara operasional dalam praktek pembelajaran

komponen-komponen tersebut merupakan sebuah sistem yang mampu

mengkondisikan untuk mencapai tujuan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Menurut Walter Dick dan Lou Carey dalam Lukmanul Hakim (2009: 78-

79) secara terperinci menggambarkan tentang analisis pembelajaran dengan

pendekatan sistem yang dituangkan dalam mendesain pembelajaran dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Merevisi Pembelajaran

Melakukan
Analisis
Pembelajaran

Identifi Merumusk Mengem Mengemb Mengem Desain


kasi an Tujuan bangkan angkan bangkan dan
Melakuk
Tujuan Pembelajar Penilaian Strategi dan an Tes
Pembel an Acuan Pembelaj Memilih Formatif
ajaran Patokan aran Pembelaj
aran

Identifikasi
Entry
Behavior dan
Karakteristik
Siswa

Desain dan Melakukan


Tes Sumatif

Gambar 1
Model Pendekatan Sistem dalam Mendesain Pembelajaran (Walter Dick dan Low
Carey dalam Lukmanul Hakiim (2009: 79).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Pada prinsipnya agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal,

para guru sebagai perancang pembelajaran diharapkan dapat menyatukan

komponen-komponen pembelajaran agar saling berinteraksi, interkolerasi dan

interdepensi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam

komponen-komponen pembelajaran saling berinteraksi artinya bahwa komponen-

komponen tersebut, antara lain berupa orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan

lingkungan dapat bekerja sama atau bekerja bersama-sama dalam satu tujuan yang

sama.

Untuk memfungsikan komponen-komponen dalam proses pembelajaran,

maka di dalam mendesain pembelajaran harus memperhatikan keterkaitan antara

komponen yang satu dengan yang lain. Komponen-komponen di dalam

pembelajaran diantaranya adalah, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20

dinyatakan bahwa:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana


pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata

pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan
commitPendidikan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan to user (KTSP).
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Silabus merupakan tahap perencanaan yang memiliki manfaat sebagai

pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu

mengembangkan silabus secara mandiri sebagaimana diamanatkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan, Lampiran Butir B point 5 bahwa “Setiap guru bertanggung jawab

menyusun silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar

Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP”.

Format pengembangan silabus yang dikembangkan oleh guru menurut

Direktorat Pembinaan SMA (2010: 9) adalah Sebagai berikut:

Nama Sekolah : .............................................................................................


Mata Pelajaran : .............................................................................................
Kelas :..............................................................................................
Semester : .............................................................................................
Standar Kompetensi : .............................................................................................
Alokasi waktu :..............................................................................................

Kegiatan Pembelajaran Indikator


Kompetensi Materi Alokasi Sumber
TM PT KMTT Pencapaian Penilaian
Dasar Pelajaran Waktu Belajar
kompetensi

Tabel 1
Format Pengembangan Silabus

Setiap satuan pendidikan diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk

mengembangkan silabus yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di

sekolah. Agar pengembangan silabus tersebut tetap dalam koridor standar


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

nasional yang diharapkan maka pihak sekolah perlu selalu memperhatikan

prinsip-prinsip pengembangan silabus.

Menurut Dasim Budimansyah, dkk (2010, 127-129) menyampaikan

bahwa prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi: 1) ilmiah, artinya seluruh

komponen yang menjadi muatan silabus tersebut harus benar, logis dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah; 2) relevan, artinyaseluruh komponen

silabus dalam ruang lingkup (scope), kedalaman materi, tingkat kesulitan, urutan

(sequence), penyajian materi pelajaran harus sesuai secara internal maupun

eksternal peserta didik; 3) fleksibel, artinya silabus yang dikembangkan memiliki

keluwesan dalam aspek penggunaan oleh guru dan aspek pemilihan pengalaman

belajar oleh siswa; 4) kontinuitas, artinya silabus yang dikembangkan harus

memiliki kesinambungan baik secara vertikal maupun horizontal; 5) konsisten,

artinya silabus yang dikembangkan harus memiliki konsistensi (keajegan) antar

komponen silabus, mulai dari standar kompetensi sampai standar penilaian; 6)

memadai, artinya ruang lingkup semua komponen silabus yang dikembangkan

dinilai telah cukup memadai untuk dapat mencapai kompetensi dasar yang telah

ditetapkan; 7) aktual dan kontkstual, artinya ruang lingkup komponen yang

dikembangkan dalam silabus telah memperhatikan aspek kekinian dalam bidang

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terjadi dalam kehidupan nyata di

masyarakat; 8) efektif, artinya pengembangan silabus telah memperhatikan aspek

keterlaksanaan dalam proses pembelajaran; 9) efisien, artinya silabus yang

dikembangkan dapat dilaksanakan secara efisien dengan menghemat dana, daya,

dan waktu tanpa mengurangi hasil belajar yang diharapkan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Setelah pengembangan silabus, dalam perencanaan pembelajaran

selanjutnya adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun untuk setiap KD yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Menurut Direktorat Pembinaan SMA (2010) dinyatakan bahwa:

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar.

Untuk mencapai suatu kompetensi tertentu pada setiap materi pokok,

maka pembelajaran perlu direncanakan atau dibuat rancangan yang prosedural,

sistematis dan jelas yang bisa menggambarkan tercapainya kompetensi tersebut.

Dalam satu paket pembelajaran disusun secara terorganisasi dan lebih rinci

sehingga dapat membantu pserta didik dalam proses belajar.

E. Mulyasa (2010: 213) memberikan penjelasan mengenai rencana

pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan


perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
apa yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,

Sedangkan Walter Dick dan Lou Carey (1985: vii) menguraikan tentang

sistem rancangan pembelajaran sebagai berikut:

“The Systematic Design of Instruction is well suited to this type of


instruction. It provides students with an instructional design model they
can use to understand a variety of conceps in the field of education”.

Sistem rancangan pembelajaran merupakan model rancangan

pembelajaran yang memudahkan siswa dengan memberikan kepada siswa tentang

sebuah model pembelajaran yang dengan mudah dapat mereka gunakan untuk

memahami macam-macam konsep dalam bidang pendidikan.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis

dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu

sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan

siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan

psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari beberapa

komponen, antara lain: 1) Identitas Mata Pelajaran; 2) Standar Kompetensi; 3)

Kompetensi Dasar; 4) Indikator Pencapaian Kompetensi; 5) Tujuan Pembelajaran;

6) Materi Ajar; 7) Alokasi waktu; 8) Metode Pembelajaran 9) Kegiatan Inti; 10)

Penilaian Hasil Belajar; 11) Sumber Belajar

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Identitas Mata Pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang

dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi

dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Tujuan pembelajaran

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta

didik sesuai dengan kompetensi dasar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip,

dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi. Alokasi waktu ditentukan sesuai

dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. Metode pembelajaran

digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang

telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan

kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang

hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam

perencanaan (RPP) terdiri dari: 1) Pendahuluan; b) Kegiatan Inti; c) Penutup.

Sedangkan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Dalam penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi.

Agar rancangan pembelajaran (RPP) itu berfungsi dalam kegiatan

pembelajaran, maka dalam menyusun perlu memperhatikan prinsip-prinsip

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Dalam Lampiran Peraturan Menteri Penddikan Nasional Nomor 41

Tahun 2007 tanggal 23 Nopember 2007 disebutkan bahwa:

Prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1)


Memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2) Mendorong
partisipasi aktif peserta didik; 3) Mengembangkan budaya membaca dan
menulis, 4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5) Keterkaitan
dan keterpaduan; 6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

rancangan pembelajaran merupakan satu set rancangan yang disusun secara logis

dan sistematis yang dimulai dari identifikasi untuk mencapai tujuan tertentu

sampai dengan evaluasinya. Inti dari hakikat pembelajaran adalah mengantarkan

siswa dalam proses belajar agar memperoleh kompetensi afektif, kognitif dan

psikomotorik. Rancangan ini disusun oleh guru dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diakhiri dengan

rumusan penilaian untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah mengikuti

pembelajaran. Dalam hal ini guru menyusun instrumen penilaian yang disebut

dengan post tes. Post tes kemudian dapat dikembangkan menjadi ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, maupun ujian akhir sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

Sebagai batas kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, seorang guru

selanjutnya merumuskan batas ketuntasan belajar, yang disebut dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disusun oleh guru mata pelajaran

setiap awal semester yang berfungsi sebagai berikut: (1) guru dalam menilai

kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti; (2)

peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan di dalam merumuskan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meliputi: (1) kompleksitas; (2) daya dukung;

dan (3) intake.

Kompleksitas, adalah tingkat kesulitan/kerumitan setiap indikator,

kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Daya dukung, adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat mendukung

penyelenggaraan pembelajaran seperti sarana dan prasarana meliputi

perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran,

ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen sekolah, dan

kepedulian stakeholder sekolah. Sedangakan intake, adalah kemampuan rata-rata

peserta didik atau kompetensi awal peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam

mencapai kompetensi dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang telah

ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.

Perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dibuat dengan

tabel. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal tiap Kompetensi Dasar dan

Indikator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Mata Pelajaran : .............................................................................................

Kelas/semester : .............................................................................................

Standar Kompetensi : .............................................................................................

Kriteria Pencapaian Ketuntasan KKM


Kompetensi Belajar Siswa (KD/Indikator)
Dasar/Indikator Kompleksitas Daya Intake Penget. Praktek
Dukung

Tabel 2
Format Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

c. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk pelaksanaan dari rancangan

pembelajaran yang sudah disusun oleh seorang guru. Dengan kata lain, kegiatan

pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang siswa dengan skenario

yang dibuat oleh guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Siswa memiliki

faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan kegiatan atau proses

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.

Kondisi siswa memiliki keanekaragaman dalam hal kepribadian maupun

kecakapan. Kecakapan yang dimiliki oleh masing-masing siswa itu meliputi

kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dapat dikembangkan, seperti

bakat dan kecerdasan, maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.

Adapun yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri khusus yang dimiliki

oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan kecakapan dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa in ciri-ciri khusus yang

dimiliki oleh masing-masing individu yang bersifat menonjol. Perbedaan

kecakapan dan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing siswa ini dapat

mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui banyak metode,

pemanfaatan media sesuai dengan karakteristik komponen yang ada didalamnya.

1) Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran

Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, maka ini

yang dinamakan metode. Berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi

atau rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan.. Dengan demikian bisa terjadi

suatu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk

melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus

metode tanya jawab, bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.

Selain metode, dalam strategi pembelajaran juga dikenal istilah

pendekatan (approach). Pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang kita terhadap proses

pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena itu strategi dan

metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

pendekatan tertentu. Roy Killen dalam Wina Sanjaya (2009: 127) mencontohkan

sebagai berikut:

Mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan


yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (students-centred approaches). Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung
(direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiri serta
strategi pembelajaran induktif.

Selain strategi, metode dan pendekatan pembelajaran terdapat juga

istilah lain yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan, yaitu teknik dan taktik

mengajar. Wina Sanjaya (2009: 127) mendefinisikan istilah teknik dan taktik

adalah sebagai berikut:

Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka


mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya
seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi

pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang

digunakan. Sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan

berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran

guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan

penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara

guru yang satu dengan yang lain.

Mengenai strategi, metode, teknik maupun taktik dalam kegiatan

pembelajaran, tidak semuanya dipakai dalam satu kegiatan pembelajaran yang

berlangsung waktu itu. Tetapi diambil dan dipilih sesuai dengan model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menyesuaikan karakteristik yang

ada dalam komponen pembelajaran tersebut.

Toeti Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra (1996: 78-79)

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Selanjutnya Joyce dan Weil dalam Toeti Sukamto dan Udin Saripudin

Winataputra (1996: 78-79) mengelompokkan model-model belajar mengajar

menjadi empat kategori, yakni:

a) Kelompok model pengolahan informasi atau “The Information


Processing Family”; b) Kelompok Model Personal atau “ The Personal
Family”; c) Kelompok model sosial atau “The Social Family”; d)
Kelompok Model Sistem Perilaku atau “ The Behavioral System
Family”.

Dari kelompok-kelompok model pembelajaran tersebut secara spesifik

dijabarkan lagi menjadi beberapa macam, misalnya pada kelompok model sosial

atau “the social family”, dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa model

pembelajaran, antara lain: 1) Investigasi Kelompok (Group Investigation); 2)

Bermain Peran (Role Playing); 3) Penelitian Yurisprudensial (Jurisprodential

Inquiry); Latihan Laboratoris (Laboratory Training); Penelitian Ilmu Sosial

(Social Science Inquiry).

Sedangkan Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhun (2009: 31-34)

mengemukakan model pengajaran memproses informasi terdiri dari delapan

model, antara lain: 1) Berpikir Induktif (Inductive Thinking); 2) Penemuan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Konsep (Concept Attainment); 3) Model Induktif Kata-Bergambar (Picture-Word

Inductive Model); 4) Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry); 5) Latihan Ilmiah 6)

Mnemonik (Mnemonics); 7) Sinektik (Synectics); 8) Advance Organizer.

Berpikir induktif merupakan model pengajaran yang melatih kemampuan

menganalisis informasi dan membuat konsep pada umumnya dianggap sebagai

ketrampilan berpikir yang fundamental. Penemuan konsep, dirancang untuk

mengajarkan konsep dan membantu siswa Model Induktif Kata-Bergambar

penelitian tentang bagaimana siswa tidak hanya bisa melek huruf pada huruf

cetak, khususnya menulis dan membaca, tetapi juga bagaimana mendengarkan

dan mengucapkan kosa kata yang telah dikembangkan. Model Peneitian Ilmiah,

pada awalnya siswa dibawa ke dalam proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan

dan menganalisis data, dibantu memeriksa hipotesis dan teori, dan dibantu

merekflesikan tujuan konstruksi pengetahuan. Mnemonik merupakan strategi

menghafal dan mengasimilasikan informasi. Model sinektik dirancang untuk

membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai aktivitas, serta

memperoleh perspektif-perspektif barudalam membuat topik dari berbagai bidang.

Advance Organizer, dirancang untuk menyediakan struktur kognitif pada siswa

dalam memahami presentasi pelajaran melalui ceramah, membaca dan media lain.

Dari banyak model pembelajaran, guru ada keleluasaan memilih model

pembelajaran yang dapat mengorganisasikan seluruh komponen dalam

pembelajaran. Ketepatan atau kesesuaian pemilihan model pembelajaran di dalam

proses belajar mengajar akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap

pencapaian kompetensi belajar yang telah ditentukan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

2) Media Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang

dalam upaya memperoleh pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Dalam proses pembelajaran akan

terjadi interaksi antara siswa dengan guru, selanjutnya interaksi tersebut akan

terjadi komunikasi antara siswa dengan guru. Komunikasi itu terjadi karena dalam

proses pembelajaran guru menyampaikan pesan yang ada dalam materi kepada

siswa. Agar pesan itu mudah di terima oleh siswa, ada salah satu faktor

pendukungnya, yaitu media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang

sesuai akan dapat membantu siswa dalam upaya pengembangan potensinya.

Tentang media, Webster Dictionary dalam Sri Anitah (2009: 4)

menyatakan:

Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam
bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau
penghubung dua pihak atau dua hal.

Smaldino, dkk dalam Sri Anitah (2009: 5) mengatakan bahwa:

Media adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari
bahasa Latin yang berarti “antara” menunjuk pada segala sesuatu yang
membawa informasi antara sumber dan penerima pesan. Dikatakan
media pembelajaran, bila segala sesuatu tersebut membawakan pesan
untuk suatu tujuan pembelajaran.

Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi mengenai media

adalah sebagai berikut:

Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Beberapa pakar lain dan sebuah organisasi memberikan batasan

mengenai media dalam Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009: 6) mengemukakan

media adalah sebagai berikut:

Teknologi pembawa pesan yang dapat dimafaatkan untuk keperluan


pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1982).
Asociation of Education Comunication Technology (AECT) memberikan
batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).

Merujuk dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pada hakekatnya media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai untuk membantu mempermudah seorang guru dalam

mengantarkan pesan pembelajaran kepada siswa. Media yang menarik, dapat

memberi rangsangan kepada siswa untuk menerima pesan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, sehingga kemungkinan terjadinya verbalisme sangat kecil.

Media dapat berupa: Media dapat berupa: 1) grafis; 2) cetak; 3) gambar

diam; 4) OHP dan OHT; 5) media apaque projektor; 6) slide; 7) film strip; 8)

radio; 9) telvisi; 10) dan kelompok multi media. Masing-masing media tersebut

memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda, oleh karena itu dalam

pemanfaatan media, seorang guru harus cermat memilih, disesuaikan dengan

karakter komponen-komponen pembelajaran.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, (2009: 9) mengemukakan bahwa:

Secara umum media mempunyai kegunaan: 1) memperjelas pesan agar


tidak terlalu verbalistis; 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga
dan daya indera; 3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung
antara murid dengan sumber belajar; 4) memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

kinestetiknya; 5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan


pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Banyaknya kegunaan media seperti yang diuraikan tersebut, media

menjadi bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu

guru dapat memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam melaksanakan

memerankan fungsinya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam era globalisasi sekarang ini, telah banyak media pembelajaran

yang bisa dimafaatkan guru untuk memberi respon pada peserta didik agar

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu media yang bisa

dimanfaatkan oleh guru di era globalisasi ini adalah multi media. Criswell (1989:

1) mengatakan:

“The tern computer Based Instruction (CBI) refers to any use of


computer to present of instructional material, provide for aktive
participation of the student, and respond to student action”

Menggunakan multimedia dalam pembelajaran dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik dan juga dapat merespon aktifitas peserta didik.

Dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik materi, siswa maupun kondisi lingkungan, maka proses pembelajaran

akan lebih bermakna, dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang dimiliki oleh siswa

setelah mengikuti proses pembelajaran, dapat diketahui melalui evaluasi atau

penilaian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

3) Pengelolaan Materi Pembelajaran.

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem

pembelajaran yang memegang peranan sangat penting dalam membantu siswa

mencapai standar kompetensi. Standar kompetensi meliputi standar materi atau

standar isi (content standard) dan standar pencapaian (performance standard).

Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran

yang harus dikuasai oleh siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat

penguasaan yang harus ditampilkan siswa, Lukmanul Hakim (2009: 117).

Materi yang valid dan signivikan berkenaan dengan ilmu pengetahuan

yang fundamental (dasar). Hal ini mencakup ide-ide pokok atau teori-teori

kontemporer dari sesuatu cabang ilmu pengetahuan tertentu ilmu pengetahuan.

Menurutnya dengan mempelajari struktur ilmu pengetahuan, akan dicapai tingkat

kemampuan yamempunyai nilai transfer yang lebih luas.

Mengingat pentingnya peran materi pembeljaran, guru hendaknya cermat

dalam menentukan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

Memahami ruang lingkup serta kedalaman materi pembelajaran, sehingga guru

tidak salah dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran tersebut. Materi

pembelajaran dirumuskan dalam rancangan pembelajaran secara sistematis, dan

berjenjang mulai tingkatan yang mudah kemudian menuju yang sukar atau rumit.

Dalam memilih materi Lukmanul Hakim (2009: 120) menyatakan

bahwa:

“Ada beberapa kriteria yang “Ada beberapa kriteria yang harus


dipertimbangkan dalam pemilihan materi pembelajaran, di antaranya: a)
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; b) berguna untuk menguasai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

suatu disiplin ilmu; c) dianggap berharga bagi manusia dalam


kehidupannya; d) sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

Dari pendapat tersebut diatas dapat ditegaskan bahwa dalam pemilihan

materi pembelajaran hendaknya mengacu pada tujuan pembelajaran yang sudah

melalui standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Dengan harapan materi

pembelajajaran tersebut mampu dikuasai oleh siswa, berguna bagi dirinya dan

dapat dimanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu kecermatan

guru dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran akan berpengaruh

terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran.

4) Evaluasi Pembelajaran

Untuk mengetahui sejauh mana seorang siswa mencapai kompetensi

tertentu, maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian. Sarwidji Suwandi (2008:

15) mengatakan:

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil
dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang
telah ditetapkan.

Inti dari pendapat tersebut di atas adalah bahwa penilaian merupakan

alat, sarana maupun proses yang digunakan oleh seseorang atu lembaga tertentu

untuk mengetahui sejauh mana suatu program kegiatan itu dilaksanakan, sudah

sesuaikah dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Juga

untuk megetahui keberhasilan suatu program kegiatan yang telah direncanakan

sebelumnya.

Robert L. Linn (2000: 31) mengatakan:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

“Assessment is general term that includes the full range of procedures


used to gain information about student learning (observations, rating of
performances or projects) and the formation of value judgments
concerning learning progress”.

Bahwa penilaian adalah sebuah istilah umum yang meliputi berbagai

macam prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

pembelajaran peserta didik (pengamatan, penilaian hasil atau proyek) dan formasi

keputusan nilai mengenai kemajuan pembelajaran.

Kaitannya dengan pembelajaran, E. Mulyasa, (2009: 108)

mengemukakan pendapat tentang evaluasi hasil belajar sebagai berikut:

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah


laku dan pembentukan kompetensi pserta didik, yang dapat dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan
pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

Menurut pendapat tersebut di atas, ada satu hal yang harus dilakukan

oleh seorang guru dalam kaitannya dengan pembelajaran di kelas, yaitu penilaian

kelas. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian

akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan

bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal-

soal yang harus dijawab oleh peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang ada

kaitannya dengan konsep yang sedang dibahas.

Ulangan umum biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester. Pada

akhir semester satu dilaksanakan ulangan akhir semester satu dengan materi

diambil dari semester satu. Kemudian pada akhir semester dua dilaksanakan

ulangan akhir semester dua dengan materi diambil dari semester yang sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

berjaklan. Ulangan umum ini dilakukan secara bersama untuk kelas paralel, dan

pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan,

kodya/kabupaten maupun provinsi.

Sedangkan ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan

dengan bahan-bahan yang disajikan meliputi seluruh materi pembelajaran yang

telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-bahan yang diberikan pada kelas-

kelas tinggi.

Agar penilaian tersebut dapat mengukur secara obyektif, maka dalam

menyusun perangkat penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2007 Tanggal 11 Juni Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan point B

Prinsip Penilaian dinyatakan bahwa:

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) sahih,;
2) objektif,; 3) adil,; 4) terpadu,; 5) terbuka,; 6) menyeluruh dan
berkesinambungan,; 7) sistematis,; 8) beracuan kriteria,; 9) akuntabel,.
Penilain bisa dilakukan pada awal sebelum proses pembelajaran

maupun setelah selesai proses pembelajaran. Penilaian yang dilakukan di awal

proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

sebelum memperoleh pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan awal

masing-masing siswa, maka seorang guru akan dapat menentukan langkah-

langkah pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu juga, hasil tes

awal bisa dijadikan seabagai pembanding antara kemampuan awal dan

kemampuan setelah siswa mendapatkan pembelajaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Dalam konteks pembelajaran, penilain memiliki peran yang sangat

penting. Sebab semua desain pembelajaran disusun dengan berorientasi pada

tujuan, yakni tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut, sebagai

sasarannya adalah siswa. Sedangkan ketercapaiannya tujuan pembelajaran siswa

hanya dapat diketahui setelah dlakukan penilaian hasil belajar siswa.

Mengenai pentingnya penilaian tersebut, Baxter dalam Sarwidji

Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan mengenai pentingnya

penilaian pembelajaran, antara lain:

Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan lainnya. Kedua,


untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga,
untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Keempat, untuk
mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan
sebagaimana mestinya.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 Standar Penilaian Pendidikan pada poin (E)

Penilaian oleh Pendidik dinyatakan sebagai berikut:

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secaraberkesinambungan,


bertujuan untuk memantau prosesdan kemajuan belajar peserta didik
serta untuk mening-katkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Oleh karena pentingnya penialain dalam pembelajaran, maka kegiatan

penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru

sebagai bagian dari sistem pengajaran dan diimplementasikan di dalam kelas.

Guru harus menguasai teknik penilaian, sehingga mereka akan lebih mengerti

ketercapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

Sebelum penilaian dilaksanakan, guru harus mempersiapkan terlebih

dahulu perangkat-perangkatnya. Langkah-langkah perencanaan penilaian,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

khususnya penilaian pencapaian hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui

prosedur sebagai berikut: 1) penulisan kisi-kisi; 2) penyusunan butir soal yang

disesuaikan dengan kompetenssi yang telah dirumauskan; 3) membuat kunci

jawaban dan penskoran; 4) analisis nilai untuk menentukan ketuntasan belajar

siswa dalam mencapai kometensi tertentu dengan mengacu pada kriteria

ketuntasan minimal; 5) membuat program remidi bagi yang belum mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM); 6) membuat program pengayaan bagi siswa

yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM); 7) menganalisis butir

soal untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda serta validitas butir soal.

Kisi-kisi butir soal dirumuskan oleh guru agar soal yang disusun sesuai

dengan kompetensi yang telah dirumuskan pada silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Format penulisan kisi-kisi butir soal bisa dibuat bagan atau

kolom seperti di bawah ini:

Kompetensi Uraian No. Bentuk


No. Materi Kelas Indikator
Dasar Materi Soal Soal

Tabel 3
Format Penulisan Kisi-kisi Butir Soal

Untuk jenis soal penilaian psikomotor dapat dirumuskan sbegai berikut:

Kompetensi Bahan Materi Bentuk No.


Indikator
Dasar Kelas/Semester Pembelajaran Soal Soal

Tabel 4
Format Penulisan
commitKisi-kisi
to userButir Soal Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Dalam penulisan butir soal hendaknya mengacu pada kisi-kisi butir soal

yang telah dirumuskan sebelumnya. Kisi-kisi disusun berdasarkan pada tujuan

pembelajaran, indikator, kompetensi dasar, maupun standar kompetensi. Melalui

kisi-kisi, maka akan dapat diketahui ranah dan tingkat kesukaran tiap butir soal.

Selain itu akan lebih mudah untuk menentukan jumlah soal menurut bentuk

soalnya. Soal yang disusun oleh guru dapat memiliki bermacam-macam bentuk,

antara lain: soal pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian singkat, maupun

soal dalam bentuk uraian. Bentuk soal akan disesuaikan dengan aspek pencapain

tujuan pembelajaran.

Butir soal bisa ditulis dengan menggunakan format yang berbentuk kartu

soal sebagai berikut:

KARTU SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Jenis Sekolah : ........................... TahunPelajaran : .............................


Mata Pelajaran :............................ Bentuk Soal : ............................
Kelas/Semester : .......................... Penyusun : ...............................

STANDAR
KOMPETENSI NOMOR KUNCI BUKU SUMBER
LULUSAN SOAL

MATERI
BUTIR SOAL :

INDIKATOR

commit toTabel
user 5
Format Kartu Penulisan Butir Soal
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Setelah butir soal disusun, selanjutnya menulis kunci jawaban yang

digunakan sebagai acuan dalam mengoreksi jawaban siswa. Setiap soal yang

dijawab perlu diberi skor atau nilai, sehingga akan dapat ditentukan, siswa itu

telah mencapai ketuntasan belajar atau belum. Oleh karena itu hendaknya

dirumuskan panduan penilaian atau penskoran.

Setelah dilaksanakan tes, kemudian hasil pekerjaan peserta didik

dilakukan koreksi untuk mengetahui hasil belajarnya. Hasil belajar itu selanjutnya

diberi nilai dengan acuan penskoran yang telah dirumuskan sebelumnya. Langkah

berikutnya dilakukan analisis nilai untuk mengetahui ketuntasan minimal.

Kemudian dilakukan juga analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran

dan validitas soal

Bagi siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM),

maka diberi soal remidi sampai mencapai nilai di atas sama dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Program remidi dapat direncanakan dengan program

sebagai berikut.

PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL

Satuan Pendidikan : ........................ Ulangan ke :...............


Mata Pelajaran : ........................ Tanggal Ulangan :...............
Kelas/Semester : ........................ Bentuk Soal :...............
Standar Kompetensi : ........................
Materi Ulangan (KD) : ........................
Rencana Ulangan Tanggal : ........................
KKM : ........................

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

No. Soal
SK/KD
Nilai yang
Nama Yang
No Ulanagn dikerjakan Hasil Nilai Keterangan
Siswa Tidak
Harian dalam tes
Dkuasai
ulang

Tabel 6
Format Program Pembelajaran Remidial

Bagi siswa yang telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM)

dapat diberi program pengayaan yang bertujuan untuk memberikan pendalaman

materi. Program pengayaan dilaksanakan oleh masing-masing guru mata

pelajaran. Berdasarkan Direktorat Pembinaan SMA. dalam Juknis Pembelajaran

Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA (2010: 38) dinyatakan bahwa:

Pembelajaran pengayaan: a) Identifikasi kemampuan belajar


berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misal
belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan
lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki
banyak minat; b) Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat
dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara,
pengamatan, dsb; c) Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan: (1) Belajar
kelompok; (2) Belajar mandiri; (3) Pembelajaran berbasis tema; (4)
Pemadatan kurikulum

Selanjutnya pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi

yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta

didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek

secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Pembelajaran pengayaan dapat commit to user


pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan

pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup

dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari

peserta didik yang normal.

Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan pemberian tugas

secara kelompok maupun individual. Guru memberikan tugas yang harus

diselesaikan secara kelompok maupun individu dengan materi tambahan atau

materi yang belum diketahui siswa namun materi tersebut berkaitan dengan materi

yang diajarkan.

Bentuk fisik dari program pembelajaran pengayaan dapat dirumuskan

seperti berikut:

PROGRAM PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Satuan Pendidikan : ................................. Ulangan Ke : ............


Mata Pelajaran : ................................. Tanggal Ulangan :.............
Kelas/Semester : .................................. Bentuk Soal :.............
Standar Kompetensi : ..................................
Materi Ulangan :................ .................
KD/Indikator) : ..................................
Rencana Ulangan Tanggal : ...........................
KKM : ...................................

Nilai
No. Nama Siswa Bentuk Pengayaan
Ulangan

Tabel 7
Format Program Pembelajaran Pengayaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

Dalam Pelaksanakan ulangan harian ada rambu-rambu yang harus

diperhatikan oleh pelaksana terutama bagi penyusun soal. Rambu-rambu

rancangan ulangan harian dapat dilakukan dengan memperhatikan: 1) tujuan; 2)

cakupan; 3) teknik, bentuk dan pelaksanaan; 4) pengolahan hasil nilai.

Tujuan ulangan harian adalah; a) mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik pada satu atau lebih KD; b) memantau kemajuan belajar setelah

proses pembelajaran satu atau lebih KD; c) melakukan perbaikan pembelajaran

pada KD yang belum mencapai ketuntasan; d) menentukan keberhasilan belajar

peserta didik pada satu atau lebih KD sebagai dasar pelaksanaan remedial dan

pengayaan.

Sedangkan cakupannya meliputi: a) Meliputi semua indikator yang ada

pada KD yang dinilai atau terbatas pada indikator-indikator yang belum dilakukan

penilaian pada penilaian proses; b) Ketuntasan KD ditandai dengan ketuntasan

setiap indikator pada KD yang bersangkutan.

Teknik, Bentuk dan Pelaksanaan ulangan harian perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut: a) Teknik dan bentuk penilaian yang dipilih sesuai yang

direncanakan pada saat mengembangkan silabus; b) Teknik penilaian yang dapat

digunakan adalah non tes, tes baik berupa tes tertulis, tes lisan atau tes perbuatan,

gabungan keduanya dengan memetakan indikator yang akan diukur dengan tes

dan indikator yang akan diukur dengan non tes; c) Bentuk tes tertulis dapat

berbentuk pilihan ganda atau uraian; d) Dilaksanakan oleh guru mata pelajaran

masing-masing dengan mengembangkan instrumen penilaian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Pengolahan hasil ulangan harian merupakan hasil pengukuran pencapaian

setiap indikator yang diperoleh dari pelaksanaan ulangan harian baik melalui tes

tertulis, tes lisan, tes perbuatan (unjuk kerja) dan non tes (observasi, dll) dikelola

oleh guru mata pelajaran untuk menghasilkan Nilai Harian (NH) setiap kompetesi

dasar.

Format pengolahan hasil nilai ulangan harian pada mata pelajaran

tertentu dapat dibuat bagan atau kolom sebagai berikut:

Rata-rata
Nilai Ulangan Harian
(NH)
No Nama Peserta Didik
KD KD KD KD KD
1 2 3 4 5

Tabel 8
Format Pengolahan Hasil Nilai Ulangan Harian

Catatan : Nilai Harian setiap KD, sudah merupakan kumulatif dari hasil ulangan
harian dan nilai penugasan pada KD yang bersangkutan

5) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata

pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik

sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang

secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Biasanya dilakukan pada waktu

siang atau sore hari.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Oleh karena itu kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat

strategis dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan. Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Bab I pasal 1

disebutkan bahwa:

Tujuan pembinaan kesiswaan antara lain adalah: a) Mengembangkan


potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan
kreativitas; b) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan
ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari
usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan
sesuai bakat dan minat; d) Menyiapkan siswa agar menjadi warga
masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak
asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil
society).

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah biasanya

dilaksanakan melalui kegiatan praktek, seperti olah raga, kesenian yang meliputi

(seni rupa, seni musik,seni tari, seni teater), karya ilmiah (KIR), Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), Kepramukaan, dan lain-lain.

Dalam kaitannya dengan pembinaan kesiswaan, kegiatan ekstra kurikuler

memiliki peranan anatar lain: a) untuk memperdalam dan memperluas

pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang

ada; b) untuk melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-

nilai kepribadian; c) berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan dan

usaha pemantapan dan pembentukan kepribadian, meningkatkan bakat dan minat

serta ketrampilan, memacu kepercayaan diri, kreatif dan mandiri.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

2. Mata Pelajaran Seni Budaya.

Dalam kerangka dasar kurikulum, berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)

dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

Tahun 2006 menyatakan bahwa:

Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada


jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; e)
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Berdasarkan kerangka dasar kurikulum tersebut, mata pelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) termasuk dalam cakupan kelompok mata pelajaran Estetika.

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas ,

kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan

harmoni . Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta

harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual

sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Oleh karena itu mata pelajaran seni budaya yang merupakan kelompok

mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang sangat berbeda jika

dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karakteristik mata pelajaran seni

budaya dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) (2006: 1) dinyatakan

sebagai berikut: 1) Dalam pembelajaran mata pelajaran seni budaya, aspek budaya

dibahas secara terintegrasi dengan seni. 2) Pendidikan seni budaya dan

ketrampilan diberikan di commitkarena


sekolah to user keunikan, kebermaknaan dan
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

kebermanfaatan terhadap kebutuhan peserta didik yang terletak pada pemberian

pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi

melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar

tentang seni”. 3) Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual,

multidimensional dan multikultural. 4) Pendidikan seni budaya dan ketrampilan

memiliki peran dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan

memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan

yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, spasial, musikal,

linguistik matemaitk, naturalis, spiritual dan kecerdasan emosional. 5) Pendidikan

seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan dari kaidah

keilmuan dari masing-masing bidang seni yang tertuang dalam pemberian

pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi.

Oleh karena keunikannya tersebut, mata pelajaran seni budaya

memerlukan proses pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya

dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum mata pelajaran

seni budaya bertujuan: 1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya; 2)

menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya; 3) menampilkan kreativitas

melalui seni budaya; 4) meningkatkan peran serta seni budaya pada tingkat lokal,

regional, maupun global; 5) mengolah dan mengembangkan rasa humanistik.:

Satua pendidikan pada jenjang SMP, mata pelajaran seni budaya

diberikan di suatu sekolah dalam satu paket yang terdiri dari: 1) seni rupa; 2) seni

musik; 3) seni tari dan; 4) seni teater. Masing-masing cabang seni tersebut

memiliki cakupan yang berbeda-beda. Seni Rupa mencakup pengetahuan,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

ketrampilan dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,

ilustrasi, karya kriya, dan sebagainya. Seni musik mencakup kemampuan untuk

mengalami dan merasakan olah vokal, mengekspresikan bunyi, dan apresiasi

karya musik. Seni tari mencakup kemampuan kinestetis berdasarkan olah tubuh

dengan dan tanpa rangsang bunyi dan apresiasi terhadap gerak tari. Sedangkan

seni teater mencakup kemampuan olah tubuh, pikir dan suara yang

pementasannya memasukan unsur seni musik, tari dan seni peran.

Kenyataan di lapangan ruang lingkup seni budaya yang terdiri dari seni

rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, sulit untuk dilaksanakan secara utuh.

Sebagian besar sekolah-sekolah belum dapat melaksanakan sesuai dengan paket

yang sudah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum. Hal ini disebabkan

ketidaksiapan sumber daya manusia dan fasilitas yang tersedia di suatu sekolah.

Sekolah banyak yang belum memiliki guru yang memiliki kualifikasi pendidikan

seni budaya, baik seni rupa, seni musik, seni tari, maupun seni teater. Maka

sebuah kebijakan yang ditawarkan adalah sekolah boleh memilih salah satu

bidang seni yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Minimal sekolah

menyelenggarakan pembelajaran satu bidang seni sesuai dengan kesiapan sekolah.

Misalnya sekolah boleh mengambil seni rupa saja, karena sekolah tersebut hanya

memuliki seorang guru yang sumber dayanya berkualifikasi pendidikan seni rupa.

Dalam hal lain, alokasi waktu yang disediakan dalam kurikulum hanya 2

jam tatap muka dalam satu minggunya untuk empat cabang seni yang ada di

dalam mata pelajaran Seni Budaya. Alokasi waktu yang disediakan untuk mata

pelajaran seni budaya (seni musik) tersebut dapat kita lihat pada struktur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

kurikulum yang sudah dibuat dari pusat pengembagan kurikulum. Struktur

kurikulum yang dibuat menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdinas),

(2006: 10) adalah sebagai berikut:

Kelas dan Alokasi


Komponen Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
2 2 2
1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 2 2 2
10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan
2 2 2
Komunikasi
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32

2*) Ekuivalen 2 jam pelajaran

Tabel 9
Struktur Kurikulum SMP/MTs

Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum tersebut di atas. Satuan pendidikan

dimungkinkan untuk menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu

secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa dalam pembelajaran seni

commit to
budaya diberi kebijakan atau penawaran user sekolah untuk melaksanakannya
kepada
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Tentang kebijaksanaan tersebut

dapat dilihat pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), (2006: 2) yang

mengatakan bahwa:

Keempat bidang seni tersebut ditawarkan di sekolah. Pelaksanaannya


minimal satu bidang seni dilaksanakan tergantung kesiapan sumberdaya
manusia dan fasilitas yanng tersedia. Namun apabila sekolah mampu
menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta
didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang diikutinya.

Dari pernyataan tersebut di atas maka pelaksanaan pembelajaran seni

budaya antara sekolah yang satu dengan yang lain dimungkinkan berbeda-beda.

Sehingga ada suatu sekolah yang melaksanakan pembelajaran seni rupa saja,

sedangkan sekolah yang lain mengajarkan seni musik. Mungkin ada juga sekolah

yang melaksanakan pembelajaran seni rupa dan seni musik, tetapi ada juga

sekolah tertentu melaksanakan pembelajaran seni musik dan seni tari.

Seni budaya yang memiliki cakupan materi cukup luas tentu

membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak. Namun kenyataan yang ada

pada struktur kurikulum hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu dengan jam

tatap muka 40 menit per jam pelajaran. Dengan demikian sebagai tambahan jam

pelajaran seni budaya, bisa dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran

ekstrakurikuler.

3. Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)

Dalam struktur kurikulum, seni budaya merupakan salah satu mata

pelajaran yang berdiri sendiri yang mencakup beberapa muatan seni, antara lain:

seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Diantara empat cabang seni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

tersebut memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, baik dalam

mengekspresikan maupun mengapresiasikannya.

Meskipun memiliki banyak perbedaan, namun juga banyak kesamaan.

Oleh karena itu, empat cabang seni tersebut diberikan di sekolah pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah dalam satu paket mata pelajaran seni budaya.

a) Pengertian Seni Musik

Untuk memahami hakikat seni musik, terlebih dahulu kita

membicarakan tentang istilah seni. Istilah seni berasal dari kata sani dari bahasa

Sansekerta yang berarti pemujaan, persembahan dan pelayanan. Sedangkan istilah

musik berasal dari bahasa Yunani mousikos yang diambilkan dari salah satu dewa

Yunani yang bernama Mousikos. Mousikos dilambangkan sebagai dewa

keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Dilihat dari asal

kata tersebut maka seni musik dapat diartikan sebagai pemujaan, persembahan

dan pelayanan terhadap dewa yang menguasai kesenian dan ilmu pengetahuan.

Budi Supriyanto, (2009: 3) menyampaikan pengertian seni sebagai

berikut:

Bila mengacu pada pandangan Aristoteles, yang dimaksud dengan seni


adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sementara, Ki Hajar Dewantoro
berpendapat bahwa seni adalah segala perbuatan manusiayang timbul
dan hidup dalam perasaannya, serta bersifat indah, sehingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka seni pada hakikatnya merupakan

tindakan atau perbuatan manusia yang muncul dari perasaannya, bersifat indah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

dan dapat menggerakkan jiwa perasaan orang lain dalam rangka untuk mencapai

tujuan tertentu.

Seni memiliki beberapa cabang, di antaranya adalah: seni rupa, seni

musik, seni tari, seni sastra dan lain-lain. Seni musik merupakan salah satu bagian

dari seni pertunjukan yang dapat dipertontonkan kepada orang lain. Ada beberapa

pandangan tentang definisi seni musik.

Menurut Syahroni, (2008: 2) mengemukakan;

Pada hakikatnya musik adalah seni suara atau bunyi. Artinya, seni musik
merupakan suatu hasil karya seni sebagai ungkapan pikiran dan perasaan
seniman melalui media bunyi.

Budi Supriyanto, (2009: 3) berpendapat bahwa:

Seni musik adalah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya
melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau
struktur lagu, dan ekspresi.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, ada satu media pokok sebagai

alat bantu utama di dalam musik, yaitu bunyi atau suara. Karena tanpa adanya

bunyi atau suara, musik tidak bisa dihayati atau dinikmati. Suara tersebut

hendaknya memliki unsur melodi dan harmonis. Unsur melodis adalah bahwa

suara itu tersusun naik turun secara variatif. Sedangkan unsur harmoni, adalah

bahwa suara ataubunyi tersebut terdengan serasi atau laras.

Maka dapat disimpulkan bahwa, yang dinamakan seni musik adalah

hasil ungkapan jiwa seseorang yang diungkapkan melalui suara-suara yang

harmonis dan melodi.

commit Materi
b) Ruang Lingkup to user Seni Musik
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Dilihat dari bentuk penyajiannya, musik dapat dikelompokkan menjadi

tiga macam, yaitu: (1) musik vokal; (2) musik instrumental; dan (3) musik

campuran. Musik vokal adalah musik yang disajikan dengan suara manusia,

sedangkan musik instrumental adalah musik yang disajikan dengan menggunakan

alat musik. Sedangkan musik campuran adalah bentuk penyajian musik yang

menggabungkan antara musik vokal dengan musik instrumental.

Yang termasuk musik vokal, misalnya: (1) solo vokal; (2) duet vokal; (3)

trio vokal; (4) kwartet vokal; (5) paduan suara; (6) unisono; (7) koor a capella.

Solo vokal adalah penyajian vokal secara perorangan atau sebuah lagu

dinyanyikan oleh satu orang. Duet vokal adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh dua

orang, bisa laki-laki dan laki-laki, laki-laki dan perempuan, maupun perempuan

dan perempuan. Trio vokal, adalah sebuah lagu dinyanyikan oleh tiga orang, bisa

satu jenis kelamin, maupun lain jenis kelamin. Kwartet vokal, adalah sebuah lagu

dinyanyikan oleh empat orang, baik laki-laki maupun perempuan. Paduan suara

adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu oleh orang banyak dengan

beberapa suara. Unisono, adalah sekelompok orang menyanyikan sebuah lagu

hanya dalam satu suara. Sedangkan koor a capella, disebut juga koor tanpa iringan

musik. Jadi koor a capella, adalah kelompok orang menyanyikan sebuah lagu

secara bersama-sama tanpa menggunakan iringan muusik.

Sedangkan penyajian bentuk instrumental, misalnya: (1) solo gitar; (2)

solo biola; (3) duet recorder; (4) duet piano; (5) trio gitar; (6) trio biola; dan

sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

Solo gitar, adalah bermain gitar oleh seorang diri. Solo biola, bermain

biola oleh seorang diri. Duet recorder, adalah bermain recorder oleh dua orang.

Duet piano, bermain piano oleh dua orang. Trio gitar, adalah bermain gitar oleh

tiga orang.

Kelompok yang ketiga adalah musik campuran, yaitu gabungan antara

musik vokal dan instrumental. Misalnya: vokal group, band, keroncong, dan

sebagainya. Vokal group, adalah kelompok musik yang memainkan lagu-lagu

secara bersama-sama, yang masing-masing anggota terlibat dalam vokal maupun

instrumental.

Agar peserta didik memiliki kompetensi yang terkait dengan bentuk-

bentuk penyajian musik seperti tersebut di atas, maka pemerintah telah

merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai jenjang atau

tingkatan kelas.

Dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) Kompetensi

pada mata pelajaran seni budaya (Seni Musik) pada jenjang SMP/MTs telah

dirumuskan menurut tingkatan kelas sebagai berikut:

Kelas/
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Semester
Mengapresiasi karya Mengidentifikasi jenis lagu daerah
1 VII/1
seni musik setempat
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan lagu daerah
setempat.
Mengekspresikan dri
Mengaransir secara sederhana
melalui karya seni
karya lagu daerah setempat
musik
Menampilkan hasil aransemen
karya lagu daerah setempat.
Mengapresiasi commit
karya Mengidentifikasi ragam jenis muik
to user
2 VII/2
seni musik daerah
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

Menunjukkan sikap apresiatf


terhadap keunikan lagu daerah
setempat.
Mengekspresikan dri
Mengaransir secara sederhana
melalui karya seni
karya lagu daerah setempat
musik
Menyajikan karya seni musik
daerah setempat secara
perseorangan dan berkelom[pok di
kelas.
Mengapresiasi karya Mengidentifikasi jenis lagu
3 VIII/1
seni musik. nusantara.
Menampilkam sikap apresiatif
terhadap keunikan lagu nusantara.
Mengekspresikan dri Mengaransir secara sederhana lagu
melalui karya seni etnik nusantara dalam bentuk
musik ansambel
Menampilkan hasil aranssemen
lagu etnik nusantara dalam bentuk
ansambel.
Mengapresiasi karya Mengidentifikasi jenis karya seni
4 VIII/2
seni musik musik tradisional nusantara.
Menaampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan seni musik
tradisional nusantara.
Mengekspresikan diri
Mengaransir secara sederhana lagu
melalui karya seni
tradisional nusantara
musik
Menyiapkan seni musik tradisional
nusantara untuk disajikan secara
perseorangan dan kelompok di
kelas atau sekolah.
Menyajikan karya musik tradisional
nusantara secara perseorangan dan
berkelompok di kelas atau sekolah
Mengapresiasi karya Mengidentifikasi lagu mancanegara
5 IX/1
seni musik di Asia
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan lagu
mancanegara di Asia.
Mengekspresikan diri
Mengaransir lagu mancanegara di
melalui karya seni
Asia.
musik
Menampilkan hasil aransemen lagu
commit to user
mancanegara di Asia.
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Mengapresiasi karya Mengidentifikasi jenis karya musik


6 IX/2
seni musik mancanegara di luar Asia
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan seni musik
mancanegara di luar Asia.
Mengekspresikan karya Mengaransir lagu mancanegara di
seni musik luar Asia.
Menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan seni musik
macanegara di luar Asia.
Menampilkan karya seni musik
mancanegara secara perorangan
dan kelompok di kelas atau
disekolah.

Tabel 10
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni Budaya
(Seni Musik)

c) Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)

Langkah awal di dalam perencanaan pembelajaran seni budaya (seni

musik) adalah menyusun program tahunan, progran semester, dan rincian alokasi

waktu. Kemudian dilanjutkan mendesain pembelajaran dengan menjabarkan

standar kompetensi melalui pengembangan silabus. Silabus ini disusun dan

dijadikan sebagai pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

Banyak model silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang

dikembangkan oleh para praktisi pendidikan dalam upaya pengembangan

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Silabus yang

dikembangkan tersebut kadang-kadang terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan itu

commit to usersaja. Dalam mata pelajaran seni


biasanya hanya pada komponen-komponenya
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

budaya (seni musik), silabus pada umumnya disusun dan dikembangkan oleh guru

mata pelajaran tersebut dengan mengacu pada format yang telalah dirumuskan

oleh pusat pengembangan kurikulum. Format pengembangan silabus yang

dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum telah mengacu pada Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Untuk menyamakan persepsi guru mata pelajaran seni budaya (seni

musik) dalam mengembangkan silabus, maka maka diberikan contoh model

pengembangan silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang

dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006) adalah

sebagai berikut:

SILABUS

Sekolah : SMP
Kelas/Semester : VII (Tujuh)/ 1
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Musik)
Standar Kompetensi : Mengapresiasi Karya Seni Musik

Materi Kegiata Penilaian Sumb


Komp Alokas
Pokok/P n er
etensi Indikator Bentuk Contoh i
embelaj Pembela Teknik Belaja
Dasar Instrumen Instrumen Waktu
aran jaran r
Mengi Penenal Menden Mengiden Tes Tes Bagaiman 18 Jam Audio
dentifi an garkan tifikasi Lisan Uraian a visual
kasi ragam lagu jenis-jenis pendapat
jenis etnik etnik lagu etnik mu Buku
lagu nusantar daerah dari tentang teks
daerah a daerah setempa daerah lagu etnis
setem setempa t. setempat yang Alat
pat t diperdeng musik
Menyak Mengiden arkan /sumb
sikan tifikasi er
pertunju elemen- Berikan bunyi
kan lagu elemen tanggapan
etnik musik, tentang
daerah irama, elemen-
setempa tempo, elemen
t commit to user
nada,dina lagu etnik
mika dari daerah
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

lagu setempat
Mengka daerah
ji setempat
elemen-
elemen Mendeskr
musik, ipsikan
irama, lagu
tempo, (permaina
nada, n
dinamik pergaulan
lagu ) yang ada
etnik di daerah
daerah setempat
setempa
t

Tabel 11
Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP

Dari silabus tersebut kemudian dibuat rancangan pembelajaran yang

disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat beberapa hal pokok, antara lain: (1)

Identitas; (2) Standar Kompetensi; (3) Kompetensi Dasar; (4) Indikator; (5)

Tujuan Pembelajaran; (6) Materi Pembelajaran; (7) Metode Pembelajaran; (8)

Langkah-langkah Pembelajaran; (9) Sumber Belajar; dan (10) Penilaian.

d) Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)

Mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) memiliki keunikan atau

kekhasan yang membedakan dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) mencakup materi teori dan praktek. Namun penekanannya

diarahkan ke praktek, sedangkan teori melekat pada prakteknya. Di dalam praktek

commit
meliputi praktek vokal dan bermain to userMaka pembelajaran seni musik di
alat musik.
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

sekolah sebaiknya melibatkan aktivitas-aktivitas menyanyi, memainkan

instrumen, melatih kepekaan telinga (ear training), improvisasi dan berkreasi.

Kegiatan tersebut ditujukan untuk mengembangkan fungsi jiwa, perkembangan

pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial budaya peserta didik di sekolah

dan dapat dilakukan di tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama sesuai

dengan tingkat kemampuan berpikir serta perkembangan mental dan fisik siswa.

Dalam proses pembelajaran, Gordon dalam Pakde Sofa (2008)

menyarankan:

Teknik audiation yaitu teknik yang memotivasi siswa untuk belajar


dengan cara mendengar sekaligus memahami materi pengajaran yang
disampaikan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan dan pemahaman serta sensitivitas siswa terhadap melodi,
interval, ritme dan birama, tonalitas dan ‘rasa’ harmoni yang merupakan
dasar pengetahuan mereka untuk dapat berimprovisasi dan berkreasi
secara kreatif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.

Namun perlu diperhatikan juga, bahwa siswa di tingkat SMP banyak

mengalami perkembangan fisik, psikologis maupun emosi. Maka di dalam

pembelajaran seni musik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Perubahan

hormonal yang dialami remaja pada umumnya (pria dan wanita) berakibat pada

sejumlah organ tubuh lain, termasuk pita suara. Hal tersebut perlu mendapatkan

perhatian dari pendidik musik khususnya dalam pengajaran vokal bagi remaja. 2)

Perubahan yang terjadi pada sejumlah organ tubuh tersebut, seringkali

menimbulkan tekanan psikologis tertentu seperti timbulnya rasa malu, gelisah dan

perilaku meniru idolanya. Oleh karena itu sebaiknya pembelajaran musik yang

berkaitan dengan kegiatan praktek menghindari penugasan secara individual.

Belajar musik secara berkelompok seperti ansambel musik angklung, gamelan,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

vocal grup dan paduan suara merupakan beberapa alternatif pembelajaran praktek

musik.

Sistem pembelajaran seni musik memang membutuhkan klasifikasi

model pembelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini

disebabkan karena banyak faktor, antara lain: faktor minat, bakat, dan kemampuan

peserta didik. Dari faktor minat, banyak siswa yang kurang berminat karena mata

pelajaran musik tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Dari

faktor bakat, adalah banyak siswa yang memang tidak memiliki bakat ketrampilan

bemain musik. Sedangkan dari faktor kemampuan awal, banyak kesenjangan yang

terjadi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kesenjangan tersebut terlihat

ketika siswa memasuki pembelajaran musik, ada yang sudah mahir karena

pengalaman yang dibawa dari lingkungan, tetapi sebaliknya ada yang sama sekali

tidak atau belum mengenal praktek bermain musik. Hal yang demikian

mengharuskan seorang guru untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang

sesuai dengan kompleksitas yang ada pada peserta didik.

Keberhasilan seorang siswa dalam mencapai kompetensi sangat

dipengaruhi oleh gaya, metode maupun media yang diterapkan oleh guru. Apalagi

pada mata pelajaran seni budaya (seni musik), guru harus benar-benar dapat

memilih metode yang tepat dan menyenangkan siswa.

Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru mata pelajaran hendaknya

berorientasi pada praktek, Misalnya: demonstrasi dan latihan. Selain melatih

ketrampilan, dalam pembelajaran seni budaya ( seni musik) juga melatih

tanggung jawab, disiplin, kerjasama, mandiri, menghargai karya orang lain, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

sebagainya. Oleh karena itu dalam pembelajaran musik lebih menekankan proses

dari pada hasilnya.

Kaitannya dengan pembelajaran seni musik yang lebih menekankan

pada proses, Sindie Gunara, (2007) mengatakan:

Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar


pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai
memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari.
Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk
menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan
kesadaran estetis. Kalau memang ternyata melalui pendidikan seni
dapat menghasilkan seorang seniman maka itu merupakan dampak saja.

Begitu pentingnya pendidikan seni, termasuk seni musik, maka peran

guru mata pelajaran sangat dibutuhkan ketika mereka berada di dalam proses

pembelajaran. Metode seperti apakah yang mereka gunakan supaya aktivitas

siswa terpelihara dan mncapai saaran pendidikan yang diharapkan.

Selain metode, ada faktor lain yang sangat dominan mempengaruhi

keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu media. Peran media di dalam

proses pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik) sangat penting.

Media merupakan alat batu yang dipakai sebagai pengantar pesan pendidikan.

Melalui media di dalam mata pelajaran seni budaya (seni musik), siswa akan lebih

mudah dalam aplikasi vokal maupun memainkan instrumen, sehingga siswa akan

lebih aktif dan bisa mengembangkan potensinya secara optimal.

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi

tertentu, maka langkah terakhir adalah dilaksanakan evaluasi atau penilaian.

Penilaian pembelajaran pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) dapat

dilaksanakan dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes yaitu penilaian dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

menggunakan instrumen tes biasanya dilaksanakan secara tertulis. Sedangkan

teknik non tes biasanya dilaksanakan secara lisan melalui tes perbuatan. Untuk

mata pelajaran seni budaya (seni musik) lebih banyak menggunakan tes

perbuatan, yaitu tes praktik untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai

kompetensi motorik.

Untuk menentukan siswa itu berhasil atau tidak dalam menguasai materi

tertentu adalah menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Siswa

dinyatakan berhasil atau telah menguasai materi pembelajaran tertentu jika hasil

nilai mencapai lebih besar sama dengan angka yang telah dirumuskan di dalam

kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Jika kompetensi telah dicapai oleh siswa, maka seluruh komponen

pembelajaran berfungsi dengan baik. Sebaliknya jika kompetensi yang telah

dirumuskan belum dimiliki oleh sebagian besar siswa, maka seorang guru harus

melakukan refleksi untuk mencari faktor penyebab atau kendala apa yang terjadi

dalam proses pembelajaran, kemudian untuk dicarikan solusinya.

e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Budaya (Seni Musik)

Kegiatan ekstrakurikuler seni budaya (seni musik) merupakan wahana

bagi siswa untuk mengembangkan minat, bakat, ketrampilan, memacu

kepercayaan diri, kreatif dan sifat kemandirian. Kegiatan ekstrakurikuler seni

musik juga memiliki peranan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan

di bidang musik yang sesuai dengan mata pelajaran yang telah diprogramkan

melalui kurikulum. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, melalui


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

kegiatan ekstrakurikuler seni musik dapat digunakan sebagai sarana dalam upaya

pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian.

Misalnya, melalui ekstrakurikuler praktik bermain musik (ensamble

musi), didalamnya banyak mengandung unsur pembinaan karakter. Karena

bentuk permainan musik ensembel membutuhkan kedisiplinan, kerjasama,

keberanian, kejujuran, kemandirian, dan kerapian.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Perencanaan
Pembelajaran Seni
Musik
1. Pengembangan
SDM
GURU Silabus
2. Pengembangan
RPP

Proses Pembelajaran Seni


Musik
1. Metode Pembelajaran Hasil
SISWA 2. Media Pembelajaran Yang
Input 3. Pengembangan Materi dicapai
4. Evaluasi Pembelajaran

Kendala/Faktor
Pendudukung

Gambar 2
commit to user
Kerangka Berpikir Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

Komponen-komponen di dalam pembelajaran musik terdiri dari

Pengembangan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Penggunaan metode

pembelajaran yang tepat, penggunaan media yang dapat mengantarkan pesan

materi ajar kepada peserta didik, dan penyusunan evaluasi yang sesuai dengan

indikator ketercapaian.

Jika semua komponen tadi dikelola oleh seorang guru dengan baik, maka

akan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Namun selain beberapa komponen

tersebut, ada satu faktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan

proses belajar siswa, yakni Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya yang

dimaksud adalah guru. Jika seorang guru memiliki sumber daya yang potensial,

maka kemungkinan besar akan mencapai keberhasilan dalam melakukan

pembelajaran.

Kadang-kadang di dalam proses belajar mengajar itu sering juga terjadi

atau muncul beberapa hambatan. Jika terjadi kendala-kendala dalam proses

pembelajaran, maka akan mengurangi keberhasilan seorang guru dalam

mengantarkan siswa untuk mencapai kemampuan yang diharapkan. Oleh karena

itu, penulis di sini ingin meneliti apa yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya

(seni musik) secara utuh, baik keberhasilan maupun kendala-kendala yang

mungkin terjadi serta bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

SMP merupakan salah satu bagian dari pendidikan dasar yang ada di

Indonesia. Sedangkan SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali adalah bagian

dari sistem pendidikan dasar di Indonesia.

Ampel merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Boyolali yang

terletak di sebelah barat laut kota Boyolali. Di kota kecamatan itu terdapat 3 (tiga)

SMP Negeri, dan 1 (satu) SMP Satap, salah satu SMP Negeri adalah SMP Negeri

1 Ampel. SMP Negeri 1 Ampel memiliki guru-guru yang memadai. Hal ini

ditunjukkan bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualifikasi

pendidikan sarjana dan telah tersertifikasi sebagai guru profesional sekitar 90 %,

sedangkan sisanya adalah lulusan diploma yang saat ini sedang melanjutkan studi

untuk menempuh jenjang sarjana (S1).

Selain itu ada hal sangat menarik bagi penulis, bahwa SMP Negeri 1

Ampel selalu berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik. Di

bidang akademik SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008,

2008/2009, 2009/2010 selalu masuk lima besar peolehan nilai ujian nasional

tingkat kabupaten Boyolali. Sedangkan salah satu prestasi di bidang non

akademik, SMP Negeri 1 Ampel sejak tahun pelajaran 2007/2008, 2008/2009,

2009/2010 selalu meraih juara pada lomba musik tingkat kabupaten, baik di

bidang vokal maupun instrumental. Di bidang vokal, misalnya menyanyi tunggal


commit to user

66
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

(solo vocal) dan vokal group. Dalam bidang musik instrumental, SMP Negeri 1

Ampel Boyolali pernah meraih juara dalam lomba musik ensembel (ensemble

music) di tingkat kabupaten.

Oleh karena prestasinya tersebut, terutama prestasi musik, maka penulis

merasa tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana

strategi pembelajaran seni musik yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ampel.

B. Strategi dan Bentuk Penelitian.

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yang

menekankan pada proses dan hasilnya, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif akan mampu menangkap

berbagai informasi kualitatif dengan deskriptif.

Sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus (case study). Oleh karena permasalahan dan fokus penelitian telah

ditentukan dalam proposal sebelum peneliti terjun dan menggali permasalahan di

lapangan, maka penelitian ini juga dikategorikan sebagai studi kasus terpancang.

(Embedded Case Study Recearch) (Sutopo, 1996: 41).

Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari,

kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya,

Sugiyono (2009: 241). Pemahaman terhadap subjek itulah, nantinya akan digali

dan dikaji sedemikian rupa agar dari padanya diperoleh data yang akurat demi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

sebuah temuan penelitian yang kredibel, dan akhirnya didapatkan analisa dan

kesimpulan yang akurat dan dapat dipercaya kebenarannya.

C. Sumber Data

1. Sumber Data

Informasi atau data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data tersebut akan

digali dari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan

bermakna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yanng

merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak, Sugiyono (2009: 9).

Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Nara Sumber/informan, meliputi:

1) Kepala SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti.

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ampel yang akan

dijadikan informan dalam pengumpulan data, sebagai pemegang

kebijakan sekolah.

2) Wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Urusan kurikulum akan dijadikan informan yang diwawancarai untuk

memperoleh data tentang kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1

Ampel Boylali.

3) Guru Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) yang diteliti.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

Guru pengampu mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali merupakan informan kunci dalam

penelitian ini. Guru tersebut dijadikan informan yang diwawancarai,

dan diobservasi selama implementasi pembelajaran seni budaya (seni

musik).

4) Siswa SMP Negeri 1 Ampel Boyolali yang diteliti.

Siswa-siswa SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali sumber data

yang akan diwawancarai dan di observasi untuk memperoleh data

tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik).

5) Kepala Tata Usaha yang diteliti

Kepala tata usaha akan diwawancarai untuk memperoleh data tentang

statistik keadaan pendidik, dan tenaga kependidikan, serta siswa

dalam kaitannya dengan implementasi pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ammpel Boyolali.

b. Tempat dan peristiwa/aktivitas yang terdiri dari:

1) Kegiatan belajar mengajar mata pelajaran seni budaya (seni musik),

lingkungan kerja guru, serta lingkungan belajar siswa yang semuanya

itu akan diamati dan diteliti untuk dijadikan sebagai data penelitian.

2) Kegiatan ekstra kurikuler seni musik akan diamati dan diteliti untuk

kelengkapan data penelitian.

c. Kajian Dokumen

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Kajian dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data pendukung di

dalam penelitian. Kajian dokumen dalam metodologi penelitian ini

meliputi:

1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Mengkaji kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk

memperoleh data tentang struktur dan muatan kurikulum yang

digunakan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Serta untuk mengetahui

atau memperoleh data tentang kedudukan mata pelajaran seni budaya

(seni musik), termasuk paket mata pelajaran seni budaya yang

dilaksanan di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

2) Perangkat pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya (seni

musik).

Perangkat pembelajaran guru yang meliputi: kalender akademik,

program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), kriteria ketuntasan minimal (KKM), perencanaan

bahan ajar.

3) Perangkat penilaian yang meliputi:

Meliputi: Buku daftar nilai, kisi-kisi soal ulangan harian, butir soal

ulangan harian, kunci jawaban ulangan harian, kriteria/penskoran

penilaian ulangan harian, program remidial dan pengayaan. Instrumen

penilaian yang berasspek kualitatif menggunakan lembar pengamatan

atau observasi.

4) Program kegiatan ekstra kurikuler.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Dokumen ini dikaji untuk mengetahui strategi peningkatan mutu

bidang seni musik di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Selain itu juga

untuk mengetahui jenis musik apa yang dikembangkan di SMP Negeri

1 Ampel Boyolali.

Studi dokumen yang dilaksanakan secara seksama, akan

membantu peneliti untuk mendapatkan data yang menunjang semakin

kredibelnya temuan dan hasil penelitian. Oleh karena itu peneliti harus

cermat dalam menghimpun dan mengolah setiap dokumen tersebut agar

informasi yang didapat benar-benar akurat dan kredibel.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Keterpercayaan

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling

strategis dalam sebuah penelitian.

Maka dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

melalui beberapa cara, antara lain:

a. Wawancara mendalam (in-depth-interviewing)

Teknik ini bersifat lentur, tidak terstruktur dan ketat, tidak dalam

suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.

Pertanyaan tidak disusun lebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan

dan ciri yang unik dari responden.Wawancara bisa berjalan lama dan bisa

dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Wawancara ini diajukan kepada: a) kepala sekolah untuk

mengetahui sejauh mana kebijakan sekolah yang mendukung visi, misi,

implementasi pembelajaran mata pelajaran seni budaya (seni musik), serta

kendala yang dihadapi sekolah beserta upaya untuk mengatasinya; b)

wawancara dengan urusan kurikulum untuk mengetahui secara lengkap

bagaimana sistem pengembangan kurikulum yanng digunakan di sekolah,

dan kedudukan mata pelajaran seni budaya (seni musik) dalam struktur

kurikulum, serta alokasi waktu yang digunakan dalam implementasi

pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali;

c) wawancara dengan guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) SMP

Negeri 1 Ampel diarahkan pada seluruh kegiatan yang dilakukan sejak

perncanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi serta refleksi atas segala

implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik); kemudian c)

wawancara dengan siswa yang menonjol, baik dilakukan kepada siswa

yang prestasinya tinggi maupun siswa yang prestasinya rendah, untuk

mengetahui aktivitas pembelajaran, termasuk faktor pendukung dan

kendala yag dihadapi oleh siswa.

Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan interview secara bebas terpimpin,

artinya peneliti sebelum melaksanakan wawancara menyiapkan pedoman

wawancara. Sedangkan terhadap informan tertentu, peneliti menggunakan

wawancara bebas atau wawancara mendalam agar tidak terpaku pada

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

pedoman wawancara yang rinci dan terurai yang telah disusun

sebelumnya.

b. Observasi

Dalam observasi, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Untuk mendapatkan informasi

yang akurat dari hasil pengamatan, sebelum observasi dilaksanakan telah

disusun pedoman tindakan atau aspek-aspek yang akan diteliti.

c. Mengkaji dokumen

Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat atau mengkaji data

yang bersumber dari dokumen yang terdapat di sekolah. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen-dokumen tersebut digunakan sebagai pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara.

Sugiyono (2009: 240) berpendapat bahwa, studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

Oleh karena itu hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih

dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto, gambar-gambar, karya

ilmiah dan hasil karya seni yang telah ada.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ini dapat dirangkum dengan menggunakan

tabel sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

No. Tujuan Sumber Data Instrumen

1 Untuk mengetahui perencanaan Kepala Sekolah, Wawancara,


pembelajaran seni budaya (seni Kurikulum, Kajian
musik) Guru Seni Musk dokumen.
2 Untuk menegtahui pelaksanaan Aktifitas Observasi,
pembelajaran seni budaya (seni pembelajaran wawancara.
musik). seni budaya
(seni musik)
3 Untuk mengetahui hasil yang Guru seni Kajian
dicapai dalam pembelajaran budaya (seni dokumen,
seni budaya (seni musik). musik), siswa. wawancara.
4 Untuk mengetahui faktor Guru seni Wawancara
pendukung pelaksanaan budaya (seni
pembelajaran seni budaya (seni musik), siswa.
musik)
5 Untuk mengetahui kendala yang Guru seni Wawancara
ada dalam pelaksanaan budaya (seni
pembelajaran seni budaya (seni musik).
musik)

Tabel 12
Rangkuma Teknik Pengumpulan Data

2. Uji Keterpercayaan Data

Untuk menguji keabsahan/keterpercayaan data, dalam penelitian ini

dilakukan dengan:

a. Triangulasi

Agar memperoleh data yang valid maka dalam penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber. Triangulai metode

adalah teknik pengumpulan data yang berbeda dari sumber yang sama.

Sedangkan triangulasi sumber adalah teknik pengumpulan data yang sama

commit
dari sumber yang berbeda. Di tosini
userdata yang diperoleh dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

wawancara akan dikroscek dengan observasi atau dokumen. Selain itu

akan dalakukan kroscek dari berbagai sumber.

Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang

beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti

terhadap apa yang telah ditemukan.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam

pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas

dan pasti. Dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila

dibandingkan dengan satu pendekatan. Ada dua macam triangulasi yang

digunakan, antara lain:

1) Tiangulasi Sumber

Melalui trianggulasi sumber, peneliti dapat menggunakan

berbagai sumber yang tentunya berbeda-beda. Tujuan dari teknik ini

adalah agar data yang diperoleh dari sumber yang satu dapat dicek dan

dibandingkan serta diuji kredibilitasnya dengan data yang diperoleh

dari sumber yang lain.

Untuk mendalami, menelusuri dan memperoleh sumber data

yang berbeda-beda tersebut, peneliti menggunakan teknik wawancara

mendalam sehingga informasi dari setiap sumber data saling

dibandingkan dan diuji ketepatan dan kemantapan kredibilitas dan

validitasnya data.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

2) Triangulasi Metode

Sugiyono (2009: 241) dalam tulisannya mengatakan, “Peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang beda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama”. Berarti dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan metode yang berbeda-beda untuk

mengumpulkan data yang sejenis tentang implementasi pembelajaran

seni budaya (seni musik). Tujuanya adalah agar dainformasi yang ta

yang diperoleh dari informan semakin mantap, kredibel, dan dapat

dipercaya.

Langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah menguji data

tersebut dengan menggunakan metode wawancara, observasi maupun

analisis dokumen. Mula-mula mencari data dengan mewawancarai

informan, kemudian setelah itu dilakukan melalui kegiatan

pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan kroscek data

dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut. dilakukan

melalui kegiatan pengamatan atau observasi, dan dilanjutkan dengan

kroscek data dengan dokumen yang dimiliki oleh informan tersebut.

b. Perpanjangan keikut-sertaan

Dalam menguji keabsahan/keterpercayaan data, peneliti tidak terikat

adanya waktu. Jika data belum lengkap, maka peneliti bisa ke lapangan

sewaktu-waktu untuk melengkapi data yang digunakan dalam penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

Dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti, akan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini

disebabkan karena dengan perpanjangan keikut-sertaan peneliti akan

banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidak benaran informasi

yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang bersal dari diri sendiri maupun

dari responden, dan membangun kepercayaan subyek.

d. Konfirmabilitas

Esensi dari pernyataan konfirmabilitas adalah apakah berkaitan

antara data, informasi dan interpretasi yang dituangkan dalam organisasi

pelaporan didukung oleh materi-materi yang tersedia atau digunakan

dalam audit trail. Audit dilakukan melalui diskusi analitik sekaligus

memberikan semua berkas penelitian. Mulai berkas data mentah hingga

traskrip pelaporan. Oleh karena itu, dalam trail konfirmabilitas pada

dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan peneliti agar temuan penelitian

kualitatif dapat obyektif, maka dilakukan konfirmasi kepada sumbernya.

e. Kecukupan Referensi.

Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, misalnya dengan

menggunakan gambar atau foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh sumber

informasi maupun peneliti.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

F. Teknik Analisis Data.

Pengertian analisis data menurut Sugiyono (2005:89) adalah mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat simpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.

Menganalisis data merupakan langkah yang sangat kritis dalam

penelitian. Harus dipastikan pola analisis apa yang akan digunakan, apakah

analisis statistik atau analisis nonstatistik. Penggunaan teknis analisis ini

tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Jika data itu berkaitan dengan hal-

hal yang bersifat kuantitatif atau berupa bilangan, maka menggunakan teknik

analisis statistik. Sedangkan jika data itu bersifat kualitatif, yang menunjukkan

deskriptif atau data tekstual, maka menggunakan teknik analisis non statistik.

Dari kedua teknik analisis tersebut, peneliti menggunakan teknik yang

non statistik (kualitatif). Hal ini karena data utama yang muncul berupa kata-kata,

tindakan yang bersifat deskriptif, dan bukan rangkaian bilangan atau angka.

Dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis non statistik

secara interaktif yang terdiri dari:

1. Reduksi data (Data Reduction).

Peneliti mencatat data di lapangan secara teliti dan rinci.. Oleh karena

data di lapangan jumlahnya banyak, kompleks dan rumit, maka perlu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Semakin lama peneliti terjun ke

lapangan, maka jumlah data yang akan diperoleh semakin banyak dan

kompleks. Fungsi reduksi data adalah menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga

peneliti dapat menarik sebuah interpretasi dan kesimpulan. Pada tahap ini

peneliti benar-benar harus mencari data yang valid. Setiap data yang

kebenarannya disangsikan, maka peneliti harus mengecek ulang kebenaran

data itu pada informan lain yang dirasa lebih berpengalaman, mengetahui,

mampu, menguasai dan berkompeten.

Dengan demikian berarti mereduksi data merupakan kegiatan

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan memcarinya bila diperlukan.

2. Sajian Data (Data Display).

Setelah data direduksi, langkah di sini adalah mendisplaykan atau

menyajikan data, yaitu dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data tersebut, maka akan memudahkan

peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Kesimpulan atau verifikasi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Pengambilan kesimpulan atau verivikasi selalu melibatkan peneliti

dalam proses interpretasi, penetapan makna dari data yang tersaji. Pada proses

verifikasi atau penarikan kesimpulan sering melangkah kembali pada tahap

reduksi data, sehingga triangulasi selalu inhern dalam proses penelitian.

Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Teknik analisa data dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Data Reduction Data Display

Verivication

Gambar 3.
Model Analisis Interaktif (Sutopo, 1996: 140).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

f. Prosedur dan Jadwal Penelitian

Prosedur pelaksanaan dan jadwal penelitian digambarkan dalam tabel

sebagai berikut:

No. Uraian Kegiatan Waktu

1 Persiapan Penelitian:
a. Penyusunan proposal penelitian Minggu II-IV Juni 2011
b. Konsultasi kepada pembimbing Minggu I-II Juli 2011
c. Seminar proposal/usulan penelitian Minggu III Juli 2011
d. Revisi proposal/usulan penelitian Minggu IV Agustus s/d III
September 2011
e. Pengurusan perijinan Minggu IV September s/d II
Oktober 2011
2 Pelaksanaan Penelitian:
Pengumpulan data dengan Minggu I Nopember 2011
menggunakan metode wawancara sampai dengan minggu IV
mendalam, observasi, review laporan, Februari 2012
mendiskusikan dan konsultasi kepada
pembimbing.
3 Analisis Data Minggu I – IV Maret 2012

4 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian:


a. Penyusunan Bab I s.d. V Minggu I-IV April 2012
b. Konsultasi kepada para pembimbing Minggu I Aril s/d II Mei 2012
c. Revisi Bab I s.d. V Minggu II Mei 2012.
d. Konsultasi kepada para pembimbing Minggu II-IV Mei 2012.
e. Finalisasi pelaporan Minggu I-II Juni 2012.
f. Pengujian di hadapan Dewan Penguji Minggu IV Juni 2012
g. Revisi Minggu I Juli 2012.
h. Penjilidan Minggu II Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian.

1. Kondisi Geografis Kecamataan Ampel Boyolali

Kecamatan Ampel terletak di sebelah barat laut kota Boyolali yang

merupakan perbatasan antara kabupaten Boyolali dengan kabupaten

Semarang. Secara geografis kecamatan Ampel berbatasan langsung dengan:

a. Sebelah utara : Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

b. Sebelah selatan : Kecamatan Kota Boyolali.

c. Sebelah Barat : Kecamatan Cepogo.

d. Sebelah Timur : Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

Secara umum, Kecamatan Ampel merupakan daerah pegunungan

dengan potensi alam berupa tanaman yang heterogen, namun sebagian besar

tanaman terdiri dari pohon sengon. Selain itu juga merupakan penghasil

rempah-rempah, buah-buahan, dan sayuran.

Kecamatan Ampel memiliki tempat yang sangat strategis, karena

terletak di antara jalur Solo dan Semarang. Dengan letak yang sangat

strategis merupakan faktor pendudukung bagi masyarakat Ampel untuk

melakukan kegiatan ekonomi. Alternatif kegiatan ekonomi yang dipilih oleh

masyarakat Ampel adalah berdagang. Dengan demikian tidak heran jika

commit to 82
user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

masyarakat Ampel sebagian memiliki taraf ekonomi yang baik, dan mampu

memberi dukungan bagi anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan.

2. Sejarah Singkat berdirinya SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

SMP Negeri 1 Ampel adalah salah satu dari empat SMP Negeri dan

2 SMP Swasta di kecamatan Ampel kabupaten Boyolali yang memiliki

kualitas pendidikan membanggakan bagi masyarakat Ampel dan sekitarnya.

Sekolah ini didirikan pada tanggal 1 September 1974.

Berdasar temuan penelitian (hasil wawancara peneliti dengan

kepala sekolah (Es), sekolah yang berstatus Sekolah Standar Nasional

(SSN) ini telah berganti beberapa pimpinan sebagai berikut:

a. Tahun1 974 s/d 1986 : Wakidi Siswo Pranoto.

b. Tahun 1986 s/d 1992 : Panoekmo, B.A.

c. Tahun 1993 s/d 1995 : Soedarno, B.A.

d. Tahun 1996 s/d 2000 : Dra. Yani Purniasih.

e. Tahun 2000 s/d 2008 : Sri Suratmi, S.Pd.

f. Tahun 2008 s/d 2010 : Drs. Budi Siswanto, M.Pd.

g. Tahun 2010 s/d 2011 : Kirjono, S.Pd., M.M.

h. Tahun 2011 s/d 2011 : Indo Pratomo, S.Pd.

i. Tahun 2011 s/d sekarang : Drs. Edy Sudarsono.

3. Kondisi SMP Negeri 1 Ampel

a. Profil SMP Negeri 1 Ampel:

1) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Ampel.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

2) Nomor Statistik Sekolah : 201 030902008.

3) NPSN : 20308505.

4) Kode Pos : 57352

5) Tipe Sekolah : A.

6) Alamat Sekolah : Jl. Candi Ampel Boyolali.

a) Kecamatan : Ampel.

b) Kabupaten/Kota : Boyolali.

c) Propinsi : Jawa Tengah.

d) Telepon/HP/Fax. : (0276) 331090.

e) Status Sekolah : Negeri.

f) Nilai Akreditasi Sekolah : 90,97.

Lokasi gedung SMP Negeri 1 Ampel berada di tengah-tengah

perkampungan masyarakat Desa Candi kecamatan Ampel, kurang lebih

500 m dari jalan raya Solo–Semarang yang berbatasan langsung dengan:

1) Sebelah utara, Desa Gatak kecamatan Tengaran kabupaten Semarang.

2) Sebelah Barat, Desa Gladaksari kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.

3) Sebelah Selatan, Desa Tanduk kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.

4) Sebelah Timur, Desa Dawung kecamatan Ampel kabupaten Boyolali.

Secara fisik gedung SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali

memiliki konstruksi bangunan yang cukup kokoh dan kuat. Penataan ruang

pembelajaran teratur dan rapi, sedangkan kebersihan ruang kelas, serta

lingkungannya sangat terpelihara. Keadaan yang demikian ini membuat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

suasana yang kondusif untuk penyelenggaraan pembelajaran pada suatu

sekolah.

Lapangan upacara di letakkan di tengah-tengah yang dikelilingi

oleh ruang kelas. Selain digunakan untuk upacara, lapangan tersebut

dimanfaatkan untuk olah raga basket.

Gambar 4
Gedung SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali
tampak dari depan.

Untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, SMP Negeri 1

Ampel melengkapi sarana gedung yang meliputi:

a. Ruang kelas : 21 ruang.

b. Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang.

c. Ruang Guru : 1 ruang.

d. Ruang Tata Usaha : 1 ruang.

e. Ruang Panitia/Staf commit to user


: 1 ruang.
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

f. Ruang Perpustakaan : 1 ruang.

g. Ruang Ketrampilan : 1 ruang.

h. Ruang Bimbingan dan Konseling : 1 ruang.

i. Ruang Laboratorium IPA : 1 ruang.

j. Ruang Laboratorium Bahasa : 1 ruang.

k. Ruang Laboratorium Komputer : 1 ruang.

l. Ruang Agama : 2 ruang.

m. Ruang Koperasi Siswa : 1 ruang.

Tata letak ruang SMP Negeri 1 Ampel dapat dilihat pada denah

sebagai berikut:

K U
O Satpam
R Mushola
A
M
I
L IXG IXA IXD IXE VIIIF
s VIIIG

R.KS R.UR
IXB K
Lap Basket R.TU
M

R.GR G
R. IXC r

PERPUS
IXD P
a
r
Lab. k
i
R.Ag. Lab
IXD Komputer r

. Hal Upacara
IPA
IXF G
R.Ag. u
d
VIIG a
VIIIC VIIIB K n
VIIC R. KET. VIIIA O g
P
S
I
VIIF
VIIB S
K
Lab VIID VIIE M
VIIA
Bahasa
R. Penjaga P
a
Kantin KM Putri

Gambar 5
commit
Denah Ruang SMP to 1user
Negeri Ampel Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

b. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Kepala Sekolah

Jenis
Kelam Pend.
Masa
No. Jabatan Nama in Usia Terak
Kerja
L P hir

1 Kepala Drs. Edy Sudarsono √ 48 S1 27


Sekolah
2 Wakil Asman Indradi, S.Pd. √ 47 S1 26
Kepala
Seolah

Tabel 12
Data Kepala Sekolah dan Wakil Kepala SMP Negeri 1 Ampel
Tahun Pelajaran 2011/2012 (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)

2) Guru

a) Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah.

Jumlah dan Status Guru


Tingkat GTT/Guru
No GT/PNS Jumlah
Pendidikan Bantu
L P L P
1 S3/S2 1 - - - 1
2 S1 18 12 1 31
3 D4 - - - - -
4 D3/Sarmud 2 - - - 2
5 D2 1 - - - 1
6 D1 4 1 - - 5
7 SMA/ - - - - -
Sederajad
Jumlah 26 13 - 1 40

Tabel 13
Jumlah Guru dengan Kualifikasi Pendidikan, Status, dan Jenis
Kelamin (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah

memiliki kualifikasi pendidikan yang minimal D4/Sarjana (S1). Dari 40

orang guru, sebanyak 32 orang guru telah memiliki kualifikasi pendidikan

minimal D4/Sarjana (S1). Hanya ada 8 orang guru yang belum memiliki

kualifikasi pendidikan terakhir D4/Sarjana. Pendidikan terakhir D1

sebanyak 5 orang, D2 1 orang, dan D3/Sarjana Muda.

Menurut lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16

tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang standar kualifukasi akademik dan

kompetensi guru (A.1.c) kualifikasi akademik guru SMP/MTs dinyatakan

bahwa:

Guru pada SMP/MTs,Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang


sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (DIV) atau sarjana (S1) program studi
yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Berdasarkan pada lampiran peraturan menteri pendidikan nasional

tersebut, maka dari sejumlah guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali,

terdapat 20% atau sejumlah 8 orang belum memenuhi kualifikasi

pendidikan. Oleh karena itu SMP Negeri 1 Ampel hendaknya memfasilitasi

terhadap guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan untuk

menempuh pendidikan minimum sarjana (S1).

Sekolah yang memiliki guru-guru berkualifikasi pendidikan yang

tinggi, tentu akan menghasilkan keluaran yang lebih baik dan berkualitas.

Selain itu akan dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap peserta

didik, dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

b) Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar

Belakang Pendidikan (Keahlian).

Jumlah guru Jumlah guru


dengan latar dengan latar
belakang belakang
pendidikan sesuai pendidikan tidak
dengan tugas sesuai dengan
No. Guru mengajar. tugas mengajar. Jumlah

Sarmud

Sarmud
D1/ D2
D1/ D2

S1/ D4

S1/ D4
S2/ S3

S2/ S3
D3/

D3/
1 IPA. 1 2 3
2 Matematika 4 4
Bahasa
3 5 5
Indonesia.
Bahasa
4 3 3
Inggris.
Pendidikan
5 5 5
Agama.
6 IPS. 4 4
7 Penjasorkes. 1 1 1 3
8 Seni Budaya. 1 1 1 3
Pendidikan
9 Kewarganegar 3 3
aan.
. TIK/
10 1 1 2
Ketrampilan
Bimbingan
11 dan 2 1 3
Konsseling
Mulok Bahasa
12 2 2
Jawa.
Jumlah 5 3 29 1 2 40

Tabel 14
Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar sesuai dengan Latar Belakang
Pendidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

Sebagian besar guru-guru di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali telah

melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dari

jumlah 40 orang guru, hanya terdapat 2 (dua) orang atau 5 % guru yang masih

mengajar belum sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dua orang tersebut

adalah: (1) guru seni budaya yang berpendidikan seni musik, kemudian mengajar

mata pelajaran seni budaya (seni rupa); (2) guru yang memiliki latar pendidikan

IPA (fisika) melaksanakan tugas mengajar mata pelajaran teknologi informasi dan

komunikasi (TIK).

Langkah yang harus dilaksanakan SMP Negeri 1 Ampel mengusahakan

adanya pengadaan guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa), dan teknologi

informasi dan komunikasi (TIK). Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme

Guru.

Jumlah guru yang telah


Jenis Pengembangan mengikuti pengembangan
No.
Kompetensi. kompetensi/profesionalisme.
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Penataran KBK/KTSP 14 8 22
2 Penataran Metode 2 3 5
Pembelajaran
(termasuk CTL)
3 Penataran PTK.
4 Penataran Karya Tulis 3 3
Ilmiah
5 Sertifikasi 2 2
Profesi/Kompetensi.
6 Penataran PTBK. 5 3 8
7 Penataran lainnya, 19 10 29
Workshop/Bintek.

Tabel 15
Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru
(Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagaian besar

guru-guru SMP Negeri 1 Ampel kabupaten Boyolali telah mengikuti

penataran tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) atau Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu sebagian juga telah

banyak yang mengikuti workshop atau bimbinngan teknik (Bintek), baik

yang dilaksanakan di tingkat sekolah, kabupaten, maupun propinsi.

Tentang pengembangan kompetensi/keprofesian guru di bidang

penelitian ilmiah, tampak belum ada satupun yang telah mengikuti.

Kegiatan penelitian sangat penting bagi seorang guru, berkaitan dengan

masalah-masalah yang muncul di dalam kelas. Masalah tersebut muncul

berkaitan dengan pembelajaran yang harus diselesaikan oleh guru.

Maslah-masalah itu komplek sekali, ada yang berkaitan dengan siswa

maupun guru. Yang berkaitan dengan siswa misalnya: kurangnya

motivasi, kreatifitas, keaktifan, kedisiplinan dan lain-lain. Yang berkaitan

dengan guru, misalnya: model pembelajaran yang dilaksanakan guru

kurang menarik, atau mungkin penerapan media pembelajaran yang

kurang tepat. Di situlah pentingnya guru mengadakan penelitan yang

berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Banyaknya guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas,

dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna (berkualitas).

Pembelajaran yang bermakna adalah, pembelajaran yang mampu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

potensinya secara optimal. Dengan demikian akan dapat mewujudkan

visi dan misi sekolah.

3) Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung.

Jumlah tenaga
Pendukung
Jumlah Tenaga Pendukung dan
berdasarkan
kualifikasi pendidikannya Ju
Tenaga Status dan
No mla
Pendukung Jenis Kelamin
h
Honor
PNS
SMP SMA D1 D2 D3 S1 er
L P L P
1 Tata Usaha. 6 3 3 6
2 Perpustaka 1 1
an.
3 Laboran
Lab. IPA.
4 Teknisi
Lab.
Komputer
5 Laboran
Lab.
Bahasa.
6 PTD
7 Kantin.
8 Penjaga 1 1 1
Sekolah.
9 Tukang 1 2 2
Kebon.
10 Keamanan. 1 1 1
11 Perpustaka
an dan
Magang.
Jumlah 3 7 1 1 3 4 3 11

Tabel 16
Tenaga Kependidikan (Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 271)

Tenaga kependidikan yang ada di SMP Negeri 1 Ampel sudah

cukup memadai dalam upaya mendukung penyelenggaraan pendidikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Perlu pengadaan tenaga kependidikan untuk memenuhi petugas laboran

dan laboratorium komputer.

c. Keadaan Siswa 5 (lima) Tahun Terakhir.

Jumlah
Jumla
(Kelas VII,
h Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
VIII, dan
Tahun Pendaf
IX)
Pelaja tar
Juml Juml Juml Juml Juml Juml
ran (Calon
ah ah ah ah ah ah Sis Rom
Siswa
Sisw Rom Sisw Rom Sisw Rom wa bel
Baru)
a bel a bel a bel
2006 /
342 236 6 237 6 236 6 709 18
2007
2007 /
320 240 6 233 6 236 6 709 18
2008
2008 /
308 238 6 238 6 228 6 704 18
2009
2009 /
263 214 7 232 7 238 7 684 21
2010
2010 /
336 251 7 208 7 229 7 686 21
2011
2011 /
340 222 7 249 7 206 7 655 21
2012

Tabel 17
Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir
(Sumber: Dokumen lampiran 9 hal. 270)
.
4. Visi, Misi, dan Tujuan yang ingin dicapai SMP Negeri 1 Ampel.

SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali merumuskan Visi, Misi,

dan Tujuan Sekolah yang harus dicapai untuk mendukung tercapainya

tujuan pendidikan.

a. Visi Sekolah:

Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan berbudaya.

b. Misi Sekolah: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Misi Sekolah meliputi:

1) Mengkondisikan pembinaan mental imtaq yang berkelanjutan.

2) Melaksanakan penyusunan kurikulum untuk menghasilkan

kurikulum inovatif dan adaptable.

3) Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan

menyenangkan dengan pendekatan CTL.

4) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif

sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal

sesuai dengan potensi yang dimiliki.

5) Meningkatkan kualitas kelas rintisan billingual bagi kelas VII, kelas

VIII, dan kelas IX sebagai tindak lanjut dari program Sekolah

Standar Nasional (SSN).

6) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium IPA.

7) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium bahasa multimedia.

8) Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer.

9) Melengkapi fasilitas dan pelayanan jaringan internet sebagai sarana

informasi dan komunikasi.

10) Menambah buku-buku perpustakaan dan memfasilitasi peralatan

TIK dan hotspot di perpustakaan untuk memberikan pelayanan yang

optimal.

11) Melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas profesionalisme guru

dan tenaga kependidikan.

12) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyektif, dan otentik.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

13) Mengembangkan BBE (life skill), khususnya kerumahtanggaan,

ketrampilan menjahit, dan ketrampilan obras (tata busana), serta

ketrampilan elektronika dan komputer.

14) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan olah raga

secara berencana dan berkesinambungan.

15) Menjadikan wahana pembinaan dan penyelenggaraan TUB/PBB

secara berencana dan berkesinambungan.

16) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni musik

(band), dan vokal yang unggul.

17) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan seni tari

sebagai wujud pelestarian budaya.

18) Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan karya ilmiah

remaja (KIR) secara berencana dan berkesinambungan.

19) Menyeediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan kelompok

marching band yang siap pakai.

20) Mengembangkan kepribadian peserta didik yang kuat dan bertumpu

pada nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan.

c. Tujuan Sekolah padaTahun Pelajaran 2011/2012.

Pada akhir tahun pelajaran 2011/2012 SMP Negeri 1 Ampel

berkomitmen untuk mewujudkan tujuan sebagaimana tertuang dalam

Visi dan Misi sekolah. Adapun komitment yang hendak diwujudkan

antara lain:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

1) Memiliki kelompok pengajian dan dakwah, serta memiliki kelompok

pendalaman Al kitab yanng mampu mengisi khutbah pada acara

paskah dan natal.

2) Meraih rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) kelas IX mencapai 7,90

dan menduduki peringkat 5 besar di tingkat kabupaten Boyolali.

3) Prosentase kenaikan kelas VII dan VIII mencapai lebih dari 90 %.

4) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan,

diantaranya CTL, PAIKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.

5) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan dengan pendekatan CTL.

6) Meningkatkan kualitas kelas unggulan untuk kelas VII, VIII, dan IX.

7) Melaksanakan sistem penilaian yang utuh, obyekttif, dan otentiif.

8) Memiliki tim sepak bola, sepak takraw, dan basket serta mampu

menjadi finalis di tingkat kabupaten Boyolali.

9) Memiliki regu TUB/PBB yang menjuarai di tingkat kabupaten.

10) Memiliki kelompok musik (group band) serta vokal yang siap

mengisi acara-acara kegiatan sekolah, kecamatan, dan kabupaten.

11) Memiliki kelompok karya ilmiah (KIR) dan mampu menjadi finalis

tingkat kabupaten.

12) Memiliki peserta didik yang mampu meraih kejuaraan dalam

berbagai lomba akademik maupun non akademik.

13) Memiliki peserta didik yang mampu menjadi finalis lomba

keteladanan peserta didik di tingkat kabupaten.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

14) Memiliki regu marching band yang handal dan siap pakai dalam

dalam kegiatan upacara hari-hari besar di tingkat sekolah,

kecamatan, maupun kabupaten.

15) Memiliki sarana dan prasarana komputer untuk peserta didik yag

memenuhi standar.

16) Menambah koleksi buku-buku perpustakaan yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar para peserta didik serta melengkapi

perlengkapan TIK sebagai sumber belajar peserta didik di

perpustakaan.

17) Memiliki peserta didik yang berkepribadian kuat dan bertumpu pada

nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan.

18) Memiliki peserta didik yang terampil memasak, menjahit,

mengobras, elektronika, dan menggunakan komputer.

19) Mewujudkan perilaku peserta didik yang menjunjung tinggi nilai

budaya bangsa.

20) Mewujudkan masyarakat sekolah yang agamis.

21) Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan asri.

22) Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai.

B. Temuan Penelitian.

Berlatar belakang lima rumusan masalah yang diteliti atau dikaji,

hasil penelitian ini dipaparkan dalam lima kelompok uraian. Pertama,

bagaimanakah perencanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Kedua, bagaimanakah pelaksanaan

pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?

Ketiga, bagaimana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran Seni

Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Keempat, faktor

apakah yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali? Dan yang kelima, kendala

apakah yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya (Seni

Musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali?

Disamping berlatar lima rumusan masalah tersebut, kelima bagian

dari pemaparan atas temuan dari penelitian ini, juga diuraikan berdasarkan

kajian teori yanng menjadi dasar penelitian implementasi pembelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

1. Perencanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali.

Temuan penelitian yang diuraikan pada bagian ini merupakan

penegasan dari rumusan masalah yang pertama, yaitu: bagaimanakah

perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1

Ampel Boyolali? Pemaparan temuan penelitian yang menyangkut

rumusan masalah pertama disajikan atas tiga tahap, yaitu: kurikulum

yang digunakan, pengembangan silabus, dan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

a. Kurikulum.

Kurikulum merupakan panduan yang digunakan oleh

sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMP Negeri 1

Ampel memiliki kurikulum yang telah disusun dan dikembangkan

oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari unsur: Kepala

Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Bimbingan dan Konseling,

serta dari unsur masyarakat. Mengenai perumusan dan

pengembangan kurikulum, oleh Kepala Sekolah (ES) mengatakan:

“ Kurikulum merupakan panduan dalam penyelenggaraan


pendidikan pada suatu sekolah tertentu. Kami telah
memiliki kurikulum yang dipakai untuk acuan
penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Ampel ini.
Kami menggunakan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini kami susun dengan melibatkan
unsur Kepala Sekolah, guru mata pelajaran, guru bimbingan
dan Konseling, dan unsur masyarakat, dalam hal ini adalah
komite sekolah” (CL. 01/ES).

Kurikulum memiliki muatan mata pelajaran yang harus

ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran di setiap

satuan pendidikan dituangkan ke dalam kompetensi yang harus

dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang

tercantum dalam struktur kurikulum. Temuan penelitian melalui

dokumen, struktur kurikulum di SMP Negeri 1 Ampel, memuat 5

(lima) kelompok mata pelajaran, antara lain: 1) Kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian; 3) Kelompok mata pelajaran ilmu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

pengetahuan dan teknologi; 4) Kelompok mata pelajaran estetika;

dan 5) Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga.

Sedangkan subtansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu

jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas VII sampai

dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar

kompetensi kelulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan

ketentuan, memuat 10 mata pelajaran, 3 muatan lokal dan

pengembangan diri. Temuan penelitian mengenai struktur kurikulum

terdapat pada dokumen seperti pada tabel sebagai berikut:

STRUKTUR KTSP SMPN 1 AMPEL TH. 2011/2012


Jumlah Jam Kelas
MATA PELAJARAN
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 2
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Bahasa Inggris 4 4 5
5. Matematika 5 4 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 5 4
8. Seni Budaya 2 3 2
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2 2 2
Keshatan
10. Ketrampilan/Teknologi Informasi dan
2 2 2
Komunikasi.
B. Mulok Bahasa Jawa 2 2 2
Mulok Elektronika - - 2
Mulok Tata Buku - 2 -
Mulok Kerumahtanggaan 2 - -
C. Pengembangan diri 2* 2* 2*
Jumlah Jam Perminggu 38 38 38

Tabel 18
Struktur KTSP SMP Negeri 1 Ampel
(Sumber: Dokumen lampiran 6 halaman 274)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Penambahan mata pelajaran muatan lokal kelas VII, VIII,

dan IX berdasarkan Surat Keputusan Bupati Boyolali sebagai tindak

lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang mata

pelajaran Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal tingkat

propinsi. Adapun muatan lokal tingkat kabupaten Boyolali

ditetapkan sebagai berikut: 1) Kelas VII, mulok kerumahtanggaan;

2) Kelas VIII, mulok tata buku; dan 3) Kelas IX mulok elektronika.

Alokasi yang disusun dalam struktur kurikulum telah

disesuaikan dengan kebtuhan yang ada di dalam masing-masing

mata pelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki

oleh siswa pada mata pelajaran seni budaya harus dibutuhkan alokasi

waktu yang cukup. Mata pelajaran seni budaya untuk jenjang SMP

mencakup materi: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.

“Untuk kompetensi yang diharapkan, kami bersama-sama


rekan-rekan tim pengembang kurikulum merumuskan
alokasi waktu yang cukup untuk mata pelajaran seni
budaya. Untuk sementara waktu kami baru memfokuskan
pada siswa kelas VIII, yaitu alokasi waktu untuk mata
pelajaran seni budaya kami sediakan 3 (tiga) jam setiap
minggunya, karena untuk kelas VIII adalah jenjang yang
sangat tepat untuk mengembangkan potensinya secara
optimal” (CL. 03/M).

Mengacu pada standar isi dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional, SMP Negeri 1 Ampel menempatkan mata

pelajaran seni budaya sejajar dengan mata pelajaran lainnya.

Temuan yang ada dalam penelitian urusan kurikulum M

menegaskan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

“ Di SMP Negeri 1 Ampel telah dirumuskan untuk mata


pelajaran seni budaya disampaikan dalam satu paket mata
pelajaran yang meliputi materi seni rupa, seni musik dan
seni tari. Di SMP Negeri 1 Ampel tidak memberikan materi
seni teater, karena tenaga pengajar yang memiliki
kualifikasi pendidikan seni teater tidak ada. Untuk kelas VII
paket materinya adalah Seni tari, kelas VIII seni rupa dan
musik, kelas IX seni rupa dan musik” (CL. 04/M).

Mata pelajaran seni budaya memiliki karakteristik yang

sangat berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Dalam pembelajaran

seni budaya membutuhkan pengelolaan yang luar biasa, baik

pengelolaan materi, metode, maupun media. Oleh karena itu

profesionalisme seorang guru sangat dibutuhkan.

“ Syukur....di Sekolah kami sebagian besar guru-gurunya


sudah memiliki kualifikasi pendidikan yang memadai.
Sehingga profesionalisme guru tidak diragukan lagi. Untuk
guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) memang
secara kualifikasi pendidikan belum memadai, beliau masih
berpendidikan terakhir diploma dua (DII), namun beliau
sangat profesional dalam bidang seni musik. Karena banyak
pengalaman, dan beliau termasuk guru yang senior di
sekolah kami. Di sini ada 3 (tiga) orang guru yang saya
tugasi mengampu mata pelajaran seni budaya” (CL. 05/ES).

Guru mata pelajaran seni budaya (seni musik ) di SMP

Negeri 1 Ampel meskipun belum memiliki kualifikasi pendidikan

S1, namun memiliki keahlian di bidang musik. Agar semakin

berprestasi dalam pembelajaran seni musik, SMP Negeri 1 Ampel

hendaknya memberikan fasilitas terhadap guru musik untuk

menempuh pendidikan minimum S1.

b. Pengembangan Silabus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pembelajaran di

awali dengan pengembangan silabus. Namun sebelum

mengembangkan silabus guru (Sh) menyusun terlebih dahulu

Program Tahunan (Prota). Program tahunan yang disusun oleh guru

(Sh) merupakan konsep secara garis besar tentang standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam satu

tahun. Program tahunan meliputi identitas, standar kompetensi dan

kompetensi dasar tiap semester yang dilengkapi dengan alokasi

waktu. Temuan dalam penelitian ini Guru (Sh) menuturkan:

“ Tugas pokok guru adalah mendidik dan mengajar. Di


dalam melaksanakan tugasnya, guru harus membuat atau
mlengkapi administrasi, yang berupa perangkat administrasi
pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran yang
harus dipersiapkan adalah silabus yang dikembangkan oleh
guru mata pelajaran. Namun sebelum menyusun silabus,
terlebih dahulu saya menyusun Program Tahunan (Prota),
dan rincian alokasi waktu dalam satu tahun” (CL. 06/Sh).

Selain penuturan dari guru (Sh), program tahunan yang

disusun oleh guru (Sh) juga ada dalam temuan dokumen. Perumusan

program tahunan oleh guru (Sh) disesuaikan dengan kalender

pendidikan yang telah disusun oleh bidang kurikulum tingkat SMP.

Di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali selalu membuat kalender

akademik setiap akan berjalan tahun pelajaran. Kalender pendidikan

yang disusun selalu mengacu pada kalender pendidikan yang

diterbitkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

provinsi Jawa Tengah.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

“ Untuk menentukan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan di


SMP Negeri 1 Ampel, sekolah menyusun sebuah kalender
pendidikan sebagai pedoman untuk waktu pelaksanaan
kegiatan. Semua guru saya berikan kalender pendidikan
setiap menjelang tahun pelajaran baru. Kalender pendidikan
saya buat dengan mengacu pada kalender pendidikan yang
diterbitkan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP). Hanya kadang-kadang kalender pendidikan dari
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) itu
terlambat datang, maka sekolah menyusun berdasarkan
kondisi sekolah kami” (CL.07/M).

Temuan penelitian melalui kajian dokumen juga

menunjukkan adanya kalender pendidikan yang telah disusun oleh

bidang kurikulum SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Dengan berpedoman pada kalender pendidikan, guru akan

dapat menjabarkan semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

satu tahun. Program disusun secara megerucut, yaitu dari yang

bersifat umum sampai yang bersifat khusus atau operasional.

Diawali dengan menyusun program tahunan (Prota). Setelah disusun

Program Tahunan (Prota), guru (Sh) selanjutnya menyusun Rincian

Alokasi Waktu, yaitu menghitung hari-hari efektif tatap muka, hari

libur nasional, Ujian Nasional bagi kelas IX, dan lain-lain dalam

kurun waktu 1 (satu) tahun.

“ Sebelum menyusun silabus, saya menyusun terlebih


dahulu Program Tahunan (Prota), kemudian mengitung
hari-hari efektif tatap muka bedasarkan kalender
pendidikan. Setelah hari-hari efektif kita ketahui, kemudian
kita rumuskan dalam format Rincian Alokasi Waktu.
Rincian Alokasi Waktu ini akan saya gunakan di dalam
menyusun silabus. Rincian alokasi yang saya susun memuat
beberapa hal, antara lain: banyak minggu dalam setiap
bulan, banyaknya hari efektif, dan banyaknya hari yang
commit
tidak efektiif” (CL. to user
08/Sh).
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

Rincian alokasi waktu merupakan rambu-rambu atau

petunjuk bagi seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan

pembelajaran dalam satu tahun atau satu semester. Guru akan dapat

menempatkan atau menentukan kegiatan pada waktu tertentu dan

tepat sesuai program jika mengetahui alokasi waktu yang tersedia.

Dengan Rincian Alokasi Waktu, guru (Sh) selanjutnya bisa

mengembangkan silabus dan dapat menentukan waktu yang

disediakan untuk pencapaian masing-masing kompetensi dasar

maupun indikator yang akan dicapai. Temuan dalam penelitian

dinyatakan bahwa:

“ Setelah rincian alokasi waktu tersusun, selanjutnya saya


menyusun atau mengembangkan silabus sesuai dengan
kondisi SMP Negeri 1 Ampel. Dalam mengembangkan
silabus, saya selalu memperhatikan kompetensi yang telah
dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum pusat, yang
kemudian saya kembangkan sesuai dengan kondisi SMP
Negeri 1 Ampel Boyolali, baik yang meliputi materi,
sarana, maupun waktu yang tersedia”. (CL. 08/Sh).

Disamping penuturan guru (Sh), ada dokumen yang

menunjukan bahwa guru Sh telah menyusun dan mengembangkan

silabus seni budaya (seni musik) sesuai dengan kondisi di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali.

Pengembangan silabus diawali dengan menulis identitas

sekolah, kemudian standar kompetensi yang telah dirumuskan dari

pusat pengembangan kurikulum, dikembangkan menjadi

kompetensi dasar. Atas dasar standar kompetensi dan kompetensi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

dasar, selanjutnnya guru merumuskan indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan

tatap muka (TM), penugasan terstruktur bagi pserta didik (PT),

kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT), evaluasi (penilaian),

menentukan buku sumber, dan merumuskan pendidikan karakter.

Muatan yang ada di dalam silabus berfungsi untuk

memberikan acuan dalam merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).

Silabus mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel yang disusun oleh guru mata pelajaran seni musik

secara garis besar, memuat beberapa komponen, antara lain:

identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber

bahan.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kajian

dokumen identitas meliputi: nama sekolah, mata pelajaran,

kelas/semester, dan standar kompetensi. Pengembangan silabusnya

meliputi: kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi: teknik,

bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Selain itu dalam

pengembangan silabus juga dicantumkan alokasi waktu jam

pelajaran dan sumber belajar yang digunakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

Temuan di lapangan melalui kajian dokumen dapat di

analisa bhwa:

“Silabus yang disusun oleh guru Sh memuat beberapa


komponen, antara lain: standar kompetensi dan kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian yang meliputi
teknik, bentuk, dan contoh instrumen, alokasi waktu dan
sumber bahan”

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Setelah tersusun silabus, guru Sh menentukan waktu

pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rincian waktu yang

tersedia. Secara terprogram, pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dibuat dalam sebuah program kegiatan yang dinamakan Program

Semester (Promes). Dalam hal ini guru Sh mengatakan bahwa:

“ Secara terprogram pelaksanaan kegiatan pembelajaran


saya buat Program Semester (Promes). Adanya program
semester saya dapat melihat atau mengecek kegiatan
pembelajaran yang sudah atau yang akan saya lakukan
dalam pembelajaran itu apa? Dari situ saya akan mudah
mengetahui sampai di mana saya menyampaikan materi
pelajaran? Apa yang harus saya lakukan dalam minggu ini?
Selain itu, dengan program semester ini saya tidak akan
kesulitan dalam mencapai target kurikulum”. (CL. 09/Sh).

Untuk melakukan proses pembelajaran di kelas tentu saja

tidaklah mudah. Sebelum pelaksanaan harus dipersiapkan terlebih

dahulu segala sesuatu yang dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran, salah satunya adalah sebuah skenario atau rancangan

pembelajaran yang baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

Sebuah skenario dalam pembelajaran memiliki peranan

yang sangat penting. Dengan skenario yang terprogram, guru Sh

dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Proses

pembelajaran akan lebih bermakna, dan mampu mengembangkan

potensi peserta didik secara optimal. Skenario pembelajaran dapat

dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru Sh terlebih dahulu

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

“ Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan


design pembelajaran yang dibuat oleh guru mata pelajaran.
Dalam pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik), saya
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai persiapan awal sebelum melaksanakan
pembelajaran di kelas. Apa yang saya dan siswa lakukan
dalam proses pembelajaran sudah terprogram dalam
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sehingga
kegiatan pembelajaran tidak akan lari dari apa yang telah
kita programkan di dalamnya. Proses pembelajaran akan
lebih efektif, fokus pada materi esensial, sehingga
kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran akan
tercapai ” (CL. 10/Sh).

Berdasarkan temuan penelitian melalui kajian dokumen,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru

Sh memuat: 1) Identitas; 2) Standar Kompetensi; 3) Kompetensi

Dasar; 4) Indikator; 5) Tujuan Pembelajaran; 6) Materi

Pembelajaran; 7) Metode Pembelajaran; 8) Langkah-langkah

Kegiatan Pembelajaran yang meliputi: (a) Pendahuluan; (b) Kegiatan

Inti; dan (c) Penutup, 9) Sumber Bahan Pembelajaran (Referensi),

10) Penilaian, yang di dalamnya memuat: (a) Soal-soal tes; (b) Kunci
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

Jawaban; dan (c) Penskoran. Hal ada dalam temuan penelitian

melalui kajian dokumen.

Agar langkah-langkah kegiatan pembelajaran menunjukkan

perilaku peserta didik yang jelas dan operasional, guru Sh

memperjelas dengan menuliskan kegiatan yang bersifat eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

Hal tersebut dijumpai pada temuan penelitian yang

menunjukkan bahwa:

“ Saya berusaha merancang Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) minimal mendekati yang diharapkan
pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007, tentang Standar Proses dinyatakan: “ Kegiatan inti
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisifatif aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Atas dasar Permendiknas Nomor
41 tahun 2007, dan pembinaan dari Pengawas SMP, maka
saya dalam merumuskan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selalu menuliskan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi” (CL. 11/Sh).

Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah

memuat unsur eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, guru Sh juga

membuat konsep pendidikan karakter yang disisipkan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal tersebut

dimaksudkan untuk membentuk atau membiasakan peserta didik

melakukan hal-hal yang bersifat positip dalam kehidupan sehari-hari.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Tentang konsep pendidikan karakter pada pembelajaran seni budaya

(seni musik), telah diketahui dalam temuan penelitian, guru Sh

mengatakan:

“ Saya biasanya selalu menyisipkan pendidikan karakter


pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena
kesempatan yang ada atau ketemu siswa hanya dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu konsep pendidikan
karakter saya rumuskan dalam Rencana Pelakanaan
Pembelajaran (RPP)” (CL . 12/Sh).

Selain penuturan dari guru Sh, pendidikan karakter

dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelaran (RPP) seperti

pada temuan penelitian melalui kajian dokumen.

11. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Tahap setelah perencanaan pembelajaran adalah implementasi

atau pelaksanaan pembelajaran. Setelah membuat perencanaan yang

cermat, menarik, dan profesional, langkah selanjutnya seorang guru

adalah menerapkan atau mengimplementasikan perencanaan tersebut.

Pada bagian implementasi ini akan dipaparkan temuan penelitian yang

menyangkut implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

Temuan yang dipaparkan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, antara lain: Pertama, strategi, metode, teknik, dan taktik

pembelajaran; kedua, media pembelajaran; dan yang ketiga adalah

evaluasi pembelajaran. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di

SMP Negeri 1 Ampel mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. Hasil temuan yang

diperoleh peneliti, guru Sh dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran selalu membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) di dalam kelas.

Kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) yang dilakukan

oleh guru Sh terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, antara lain: bagian

kesatu pendahuluan; bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan

bagian ketiga penutup. Temuan oleh pengamat ketika melakukan

observasi pembelajaran di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

tahun pelajaran 2011/2012, adalah bahwa guru Sh dalam melakukan

pendahuluan diawali dengan mengadakan pre tes dan apersepsi.

Diberikan pre tes berupa pertanyaan atau tugas awal pembelajaran

kepada siswa bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi oleh

siswa terhadap materi yang sudah diberikan pada pertemuan

sebelumnya. Temuan penelitian dalam pengamatan sebagai berikut:

Guru Sh segera mengawali kegiatan pembelajaran dengan


memberi pre tes kepada siswa. Guru Sh menyampaikan
pernyataan sebagai berikut: “Anak-anak, siapa yang berani
memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasar
C=do? Silahkan tunjuk jari!”. Siswa segera merespon, dua
pertiga dari jumlah siswa menunjukkan jarinya pertanda siap
melakukan tugas yang ditawarkan oleh guru Sh. Kemudian guru
Sh menunjuk commit to user
salah satu anak, yaitu: Bima untuk maju
perpustakaan.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

memainkan melodi lagu Ibu Kita Kartini dengan nada dasarar


C=do. Bima memaainkannya dengan penuh percaya diri,
akhirnya sukses tanpa ada kesalahan (CL.07/P)

Sedangkan dilakukan apersepsi, yaitu untuk mengaitkan materi

yang sebelumnya dengan materi yang akan disajikan pada jam

tersebut. Hal ini disampaikan oleh guru Sh sebagai berikut:

“Saya melakukan apersepsi, yaitu mengkaitkan dengan materi


yang akan disajikan pada jam pelajaran tersebut”. Kemudian
saya menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
tujuan pembelajaran terhadap materi pembelajaran yang akan
saya sampaikan saat itu” (CL.03/Sh).

Juga dalam temuan penelitian saat pemgamatan adalah sebagai

berikut:

”...guru Sh melakukan apersepsi untuk melanjutkan ke kegiatan


inti pembelajaran. Namun sebelum kegiatan inti pembelajaran
dimulai, guru Sh memaparkan Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini.
Pada jam pelajaran yang sedang berlangsung ini, guru Sh
menyampaikan kompetensi dasar sebagai berikut: “Mengaransir
secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator
mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan
harmoni (CL.07/P).

Setelah melakukan apersepsi, pembelajaran dilanjutkan dengan

penyampaian informasi tentang kompetensi dasar dan indikator

pencapain kepada siswa. Dengan siswa mengetahui kompetensi dasar

serta indikator yang ingin dicapai, maka akan dapat membantu siswa

dalam mengeksplorasi pengetahuan yang ingin dikuasai. Ketika guru

Sh melakukan apersepsi, para siswa benar-benar memperhatikan. Hal

ini ditandai dengan suasana yang tenang, tidak ada suara selain

penjelasan guru Sh.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

Masuk kepada kegiatan inti pembelajaran, guru Sh mengarahkan

para siswa untuk menyatu dalam kelompok yang sudah terbentuk pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa melalui bimbingan guru Sh

memainkan lagu yang berjudul “Hanya Ingin Kau Tahu” secara

klasikal. Untuk memulai lagu, guru Sh mengambil nada introduktor

dengan petikan alat musik gitar, dilanjutkan ikut mengiringi lagu

tersebut dengan memainkan akor-akornya melalui alat musik gitar.

Seperti temuan penelitian pada saat pengamatan sebagai berikut:

“...guru Sh menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran


kepada siswa. Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu
materi sebelumnya secara klasikal dengan menggunakan alat
musik recorder dengan judul: “Hanya Ingin Kau Tahu”.
Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi
lagu secara klasikal bersama-sama (CL.07/P).

Setelah permainan musik secara klasikal selesai, kegiatan

selanjutnya adalah siswa bermain musik secara berkelompok. Dalam

kegiatan ini, guru Sh banyak menggunakan strategi pembelajaran

cooperatif learning. Siswa dibimbing melalui kelompok kecil,

sehingga kerjasama kelompok terjalin harmonis. Terlebih ketika siswa

berkolaborasi memainkan alat musik secara kelompok di depan kelas.

Dalam kelompok ini, siswa dituntut sikap disiplin, tertib, dan

bertanggung jawab. Aktifitas siswa terlibat secara total, sehingga

siswa tesebut bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini

seperti yang ditemukan oleh peneliti ketika melakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

Langkah yang dilakukan oleh guru Sh selanjutnya adalah


memfasilitasi kepada tiap-tiap kelompok untuk
mengekspresikan dirinya di depan kelas melalui praktek
kelompok. Dengan antusiasnya masing-masing kelompok, maka
terjadi rebutan ingin maju di depan kelas (CL07/P)

Di sela-sela pembelajaran praktik ini, guru Sh juga

menyampaikan teori-teori yag berkaitan dengan apa yang dipraktikkan

oleh siswa. Dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, dan

tanya jawab, kegiatan pembelajaran tampak hidup dan bermakna. Di

tengah-tengah menyampaikan teori, para siswa diberi kesempatan

untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

materi bagi siswa yang belum memahami.

Untuk melatih siswa belajar madiri serta memperoleh

pengalaman belajar yang kuat, guru Sh memberi kesempatan kepada

tiap-tiap kelompok untuk mengeksplorasi atau menemukan bentuk-

bentuk aransemen melodi maupun harmoni menurut kreatifitas

masing-masing kelompok secara bebas. Hal ini ditemukan saat

pengamatan sebagai berikut:

“Bima: Pak guru...bagaimana jika ditambah alat musik dengan


jenis lain?. Guru Sh menanggapi dengan positif, “bagi kelompok
yang mau menambah dengan alat musik jenis lain,
dipersilahkan”, misalnya tambah alat musik ritmis (CL.07/P).

Dalam pengamatan ini juga ditemukan teknik dan taktik guru Sh

dalam mengelola materi maupun kelas yang sangat menarik, sehingga

siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat ketika

guru Sh dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa selalu disisipi

kalimat-kalimat yang commit


mamputomembangkitkan
user minat siswa. Hal lain
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

juga terlihat ketika guru Sh dalam memberikan tugas kepada siswa

untuk melakukan demonstrasi alat musik baik secara kelompok

maupun perorangan, menggunakan teknik dan taktik yang bervariasi.

Misalnya, tugas diberikan secara merata, adil, dan secara selang-seling

antara yang sudah mahir dan yang belum mahir. Dengan cara ini,

siswa yang belum mahir tampak tidak minder, dan tetap bersemangat.

b. Media Pembelajaran

Media dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mempunyai

peran yang sangat penting, yaitu untuk meyampaikan pesan

pembelajaran kepada siswa. Melalui media pembelajaran, siswa akan

lebih mudah menerima dan menyerap pesan materi yang disampaikan.

Dalam pengamatan, peneliti menemukan beberapa hal yang

berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran. Ketika pengamat

melakukan observasi pembelajaran di kelas VIIIE, guru Sh

memanfaatkan media pembelajaran yang berupa gitar, pianika,

recorder, dan gambar klavier piano. Waktu itu guru Sh menyampaikan

materi aransemen musik dengan kompetensi dasar “Mengaransir

secara sederhana musik tradisional nusantara” dengan indikator

mengaransir lagu tradisional nusantara dalam bentuk melodi dan

harmoni”.

Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru Sh

dapat membuat siswa kelas VIIIE tertarik dan semangat mengikuti


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

kegiatan pembelajaran. Hal ini ditemukan oleh Peneliti (P) ketika

melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran di kelas VIIIE, antara

lain:

Kegiatan inti diawali dengan memainkan lagu materi sebelumnya


secara klasikal dengan menggunakan alat musik recorder.
Introduktor dilakukan oleh guru Sh, kemudian diikuti melodi lagu
secara klasikal bersama-sama. Ketika lagu sedang berjalan, guru
Sh mengembangkan permainannya dalam bentuk harmoni, yaitu
memainkan akord sebagai pengiring melodi yang dimainkan oleh
siswa (CL07/P).

Guru Sh memanfaatkan gitar sebagai media praktek klasikal,

yaitu memainkan melodi gitar sebagai gaet atau introduktor, kemudian

siswa mengikuti secara klasikal. Kemudian recorder dimanfaatkan

dengan mendemonstrasikan di depan kelas, yaitu menunjukkan teknik

penjarian yang benar, kemudian para siswa mengikuti secara

serempak. Selanjutnya guru Sh keliling mengontrol tiap siswa untuk

mengetahui benar dan salahnya posisi penjarian bagi siswa. Bagi

siswa yang teknik penjariannya masih salah, segera dibetulkan.

Untuk teknik bermain pianika, guru Sh sebelumnya menugaskan

kepada siswa untuk membuat gambar klavier piano pada kertas

karton, manila, atau triplek. Terbukti ketika pengamat melakukan

pengamatan kegiatan pembelajaran terlihat para siswa sudah

membawa gambar tersebut. Setiap siswa mengeluarkan gambar klavir

piano di atas meja, untuk digunakan peragaan teknik penjarian yang

dibimbing oleh guru Sh. Melalui peragaan ini, siswa senang dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

semangat, karena merasa kegiatan pembelajaran dilakukan denga cara

belajar sambil bermain bersama-sama.

Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru Sh ketika

melaksanakan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di

kelas VIIIE sangat efektif.

c. Pengelolaan Materi Pembelajaran.

Mata pelajaran seni musik memiliki keunikan yang

membedakan dengan materi pelajaran lainnya. Kecermatan dari guru

dalam memilih dan menentukan materi pembelajaran akan

berpengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran siswa.

Dalam pemilihan dan penentuan materi pemeblajaran seni budaya

(seni musik) hendaknya memperhatikan kriteria-kriteria tertentu.

Penentuan materi pembelajaran seni musik di SMP Negeri 1 Ampel

mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum, yaitu

mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain itu

materi dikembangkan sesuai kebutuhan pembelajaran siswa yang

dapat bermanfaat dalam kehidupannya.

Seperti yang diperoleh dalam temuan penelitian guru Sh

menuturkan:

“Pemilihan dan penentuan materi pembelajaran saya


menyesuaikan dengan stndar kompetensi dan kompetensi dasar
yang telah dirumuskan oleh pusat pengembangan kurikulum”
(CL11/Sh).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

Untuk membantu proses belajar siswa, guru dalam mengelola

materi pembelajaran mengkaitkan antara materi pembelajaran yang

satu dengan lainnya. Materi pembelajaran dirumuskan dan

dilaksanakan secara berjenjang mulai dari materi yang memiliki

tingkat kemudahan menuju ketingakat kesukaran yang semakin rumit.

Hal ini telah disampaikan guru Sh dalam temuan penelitian

sebagai berikut:

“Dalam merumuskan sistematika materi pembelajaran seni


budaya (seni musik), saya terlebih dahulu mengidentifikasi
standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam satu semester,
kemudian saya susun secara berjenjang mualai dari tingkat yang
paling dasar atau mudah menuju ke materi yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi (rumit). Selain itu saya menyampaikan
materi mulai dari materi yang saling keterkaitan”(CL12/Sh).

d. Evaluasi Pembelajaran.

Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran

dapat dilihat melalui salah satu kegiatan yang disebut dengan evaluasi.

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru

untuk membandingkan antara output hasil proses pembelajaran

dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan pada awal

pembelajaran.

Menyangkut evaluasi, sebagian besar dilakukan pada akhir

kegiatan pembelajaran atau setelah selasai dalam satu kompetensi

dasar melalui pos tes. Seperti yang telah dituturkan oleh guru Sh

dalam dalam wawancara dengan peneliti, sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

“Setiap selesai menyampaikan satu kompetensi dasar saya selalu


mengadakan penilaian” (CL18/Sh).

Prosedur pelaksanaan evaluasi maupun penilaian bisa dilakukan

secara tertulis maupun lisan (melalui tes perbuatan). Temuan yang

terjadi di SMP Negeri 1 Ampel, penilaian hasil proses pembelajaran

seni budaya (seni musik) dilakukan melalui tertulis dan lisan. Jika

indikatornya mengandung aspek kognitif, penilaian dilakukan dengan

menggunakan tes (tes tertulis). Namun jika indikatornya mengandung

aspek psikomotor, penilaian dilakukan dengan menggunakan non tes

(tes perbuatan). Hal ini disampaikan oleh guru Sh melalui wawancara

dengan peneliti sebagai berikut:

“Dalam mengadakan penilaian saya menggunakan tes atau non


tes, sesuai dengan indikatornya. Jika indikatornya harus dicapai
melalui praktek, maka jenis penilaiannya non tes (tes
perbuatan/praktik). Namun jika indikatornya mengandung ranah
kognitif, maka jenis penilaiannya adalah test dalam bentuk
tertulis” (CL19/Sh).

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam menguasai materi

setelah proses pembelajaran oleh guru Sh dilakukan dengan pos tes,

yaitu cukup memberikan soal dengan cara lisan. Sedangkan untuk

mengethui keberhasilan siswa dalam menguasai indikator dalam

kompetensi dasar tertentu guru Sh mengadakan ulangan harian.

Penuturan guru Sh sebagai berikut:

“Saya melakukan ulangan harian setelah selesai menyampaikan


materi minimal satu kompetensi dasar”(CL22/Sh).

Sebelum melakukan ulangan harian pada mata pelajaran seni

budaya (seni musik),commit to user


di SMP Negeri 1 Ampel, selalu disusun
perpustakaan.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

perencanaan. Temuan yang diperoleh melalui kajian dokumen, guru

Sh membuat perencanaan evaluasi yang meliputi: kisi-kisi, butir-butir

soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Kisi-ksi yang dibuat

mengacu pada indikator dalam kompetensi dasar tertentu

Setelah perencanaan disusun, kemudian dilaksanakan ulangan

harian, melalui terttulis atau praktek. Untuk ulangan harian yang

praktek, dilakukan secara kelompok dan perorangan. Hasil nilai

tersebut, kemudian dianalisa untuk mengetahui ketercapaian indikator

yang harus dikuasai oleh siswa.

Melalui ulangan harian ini dapat diketahui siswa yang telah

menguasai indikator, dan yang belum. Sebagai patokan bahwa siswa

itu telah atau belum menguasai indikator, adalah menggunakan

kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal

dirumuskan oleh guru Sh dengan komponen yang meliputi: intake,

kompleksitas, dan daya dukung. Siswa dikatakan telah menguasai

indikator, jika nilai yag diperoleh siswa mencapai lebih besar sama

dengan angka ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebelumnya

Bagi siswa yang belum mencapai angka ketuntasan minimal

(KKM), maka diberi tugas mengerjakan soal remidi. Sedangkan siswa

yang telah mencapai ketuntasan minimal diberi tugas pengayaan.

Seperti temuan ketika peneliti mengadakan wawancara, Sh

menuturkan:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

Bagi siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal


(KKM) saya adakan remidi’ (CL.25/Sh) “Bagi yang sudah
melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan”(CL.27/Sh).

Oleh guru Sh remidi dilakukan tidak hanya satu kali, tetapi

berkali-kali sampai siswa mencapai nilai lebih besar sama dengan

angka rumusan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam temuan

peneliti, guru Sh menuturkan:

Saya mengadakan remidi sampai siswa tersebut mencapai batas


tuntas. Jika remidi satu kali belum mencapai batas tuntas, maka
saya remidi lagi sampai mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM)”(CL26/Sh).

Dalam melakukan remidi, guru Sh menyusun sebuah program

remidi, seperti yang telah ditukan peneliti melalui kajian dokumen.

Namun program remidi belum mengacu seperti yang diamanatkan

melalui Permendiknas nomor 19 tahun 2007.

Bagi siswa yang telah melampaui ketuntasan minimal oleh guru

Sh diberikan tugas pengayaan. Tugas pengayaan diambilkan dari

materi yang berkaitan dengan tugas pengembangan. Tujuannya adalah

untuk memperdalam serta memperluas materi pelajaran. Guru Sh

menuturkan dalam temuan penelitan sebagai berikut: “Bagi yang

sudah melampaui KKM, saya beri tugas pengayaan” (CL26/Sh).

Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan

oleh guru Sh secrara sistematis, dari perencanaan sampai dengan

tindak lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika

observasi di kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses

secara optimal. Yang commit to user


dilakukan oleh guru Sh, penilaian proses hanya
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

berupa kode-kode tertentu untuk memotivasi siswa, jadi belum sampai

pada penilaian kemampuan siswa menguasai kompetensi tertentu.

e. Kegiatan Ekstrakurikuler

Seperti yang dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I pasal 3 ayat (1) yang

berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan melalui kegiatan

ekstrakurikuler dan kokurikuler. Dalam hal tersebut, SMP Negeri 1

Ampel melaksanakan pembinaan kesiswaan melalui banyak kegiatan

ektrakurikuler, seperti: kepramukaan, olahraga, dan kesenian.

Salah satu pembinaan kesiswaan di SMP Negeri 1 Ampel ada

yang melalui kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Kegiatan

ekstrakurikuler seni musik dimaksudkan sebagai wahana pembinaan

dan penyelenggaraan seni musik di sekolah. Seperti yang telah

disampaikan guru Sh dalam wawancara dengan peneliti sebagai berikut:

“Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah


memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah
yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan
seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL04/Sh).

12. Hasil yang dicapai melalui implementasi pembelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Visi yang dirumuskan oleh SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

adalah: “Membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan

berbudaya”. Untuk mewujudkan visi tersebut, harus didukung dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

upaya-upaya yang nyata dari sekolah. Salah satu upaya awal yang

dilakukan adalah merumuskan program-program dalam sebuah misi

dan tujuan sekolah. Banyak program yang telah dirumuskan oleh

sekolah untuk mewujudkan visi tersebut. Sebagian program telah

dituturkan oleh Kepala Sekolah (Es) sebagai gerikut:

“Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, dan


menyenangkan dengan pendekatan CTL. Melaksanakan proses
pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap
peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki” (CL09/Es).

Implementasi pembelajaran merupakan bentuk nyata dari

program yang telah dirumuskan dalam misi sekolah untuk mencapai

visi. Sebagian dari visi SMP Negeri 1 Ampel adalah “membentuk

manusia yang trampil, berbudaya. Seperti dikutip oleh peneliti dari

pernyataan Kepala Sekolah (Es), sebagai berikut:

Visi SMP Negeri 1 Ampel tahun pelajaran 2011/2012 adalah:


“membentuk manusia yang beriman, berkualitas, terampil, dan
berbudaya”.

Jika dikaitkan dengan visi tersebut implementasi pembelajaran

seni budaya (seni musik) merupakan satu rangkaian program untuk

membentuk manusia yang trampil dan berbudaya.

Untuk menambah wawasan dan pengembangan budaya serta

ketrampilan khususnya dibidang seni musik, SMP Negeri 1 Ampel

Boyolali juga menyediakan wadah penyaluran potensi kepada siswa

melalui kegiatan ekstrakurikuler. Temuan ini telah disampaikan oleh

guru Sh sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

“...Sekolah telah memfasilitasi kepada siswa untuk dapat


mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini selaras
dengan misi sekolah yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan
dan penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul”
(CL.04/Sh).

Melalui kegiatan eksrakurikuler dapat memberi bekal kepada

siswa dalam pengembangan potensi di bidang musik untuk menjadi

sebuah prestasi. Temuan oleh peneliti lewat wawancara bahwa SMP

Negeri 1 Ampel setiap mengikuti lomba maupun festival seni musik,

baik vokal maupun vokal group sering mendapat juara. Dalam temuan

tersebut dituturkan oleh guru Sh sebagai berikut:

“Benar pak, kebetulan siswa SMP Negeri 1 Ampel ketika


mengikuti lomba-lomba maupun festival musik sering
mendapatkan juara, baik di tingkat kecamatan, kabupaten,
bahkan karesidenan” (CL01/Sh).

Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel, dlaksanakan melalui

kegiatan pembelajaran kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan

kokurikuler mengacu pada kurikulum yang ada, seperti yang dimuat

dalam struktur dan muatan kurikulum. Waktu pelaksanaanya adalah

pagi hari. Sedangkan kegiWaktu pelaksanaanya adalah pagi hari.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada program sekolah

untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Hasil yang dicapai dari kegiatan pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel, baik melalui pembelajaran kokurikuler

maupun ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa hasil nilai belajar

yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII

dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini

merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui

penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semaster maupun

akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM).

b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1

Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan

maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba

solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat kabupaten

Boyolali.

c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan

pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup

musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian

siawa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di

tengah-tengah kehidupannya.

Melalui kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) secara

intrakurikuler, dapat dijadikan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi

siswa kelas VII dan VIII, maupun kelulusan sekolah bagi siswa kelas

IX. Pernyataan seperti ini berdasar pada hasil temuan penelitian lewat

kajian dokumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

13. Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya

(Seni Musik) di SMP Negeri 1 Ampel.

Dalam implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali ada temuan mengenai hal-hal yang

dapat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni

musik). Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali meliputi: 1) Siswa bersedia

membawa alat musik sendiri dari rumah, karena sebaian besar telah

memiliki alat musik, meskipun hanya sedrhana; 2) Tersedianya sarana

dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran seni musik; 3) Sekolah sering mengadakan kegiatan

lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi untuk

mengekspresikan kemampuannya secara optimal. Hal ini dapat

diketahui dari temuan yang dituturkan oleh guru Sh, sebagai berikut:

“Ada, Faktor yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan


pembelajaran antara lain: 1) Sebagian besar siswa memiliki alat
musik, meskipun hanya yang bersifat ringan; 2) Ada dukungan
sarana dan prasarana dari sekolah; 3) Disediakan fasilitas bagi
siswa untuk mengekspresikan hasil karya musiknya, sehingga
siswa yang berambisi untuk tampil termotivasi dalam mengikuti
kegiatan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)”
(CL.15/Sh).

Selain tiga hal tersebut ada lagi faktor pendukung yang sangat

efektif upengalamntuk pembinaan siswa khususnya di bidang musik,

yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Seperti temuan yang dituturkan oleh

guru Sh, antara lain: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

“.....Pada saat kegiatan ekstrakurikuler seni musik. Sekolah telah


memfasilitasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Hal ini selaras dengan misi sekolah
yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan penyelenggaraan
seni musik (band), dan vokal yang unggul” (CL.04/Sh).

Faktor guru juga memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk

keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru mata pelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel telah memiliki pengalaman serta

wawasan yang luas dalam hal seni musik. Temuan dalam penelitian

telah dituturkan oleh Ur. Kurikulum sebagai berikut:

“Guru seni musik di SMP Negeri 1 Ampel berkualifikasi


pendidikan Diploma II (DII). Tetapi beliau memiliki
pengalaman yang banyak dalam hal seni musik.Beliau juga telah
memiliki masa kerja lebih dari 25 tahun, sehingga wawasan
terhadap seni musik sudah sangat memadai” (CL13/M).

Melalui pengalaman yang dimiliki oleh guru tersebut, maka

kegiatan pembelajaran akan dapat didesain dengan baik yang akhirnya

bisa menciptakan pembelajaran yang bermakna, menghasilkan out

comers yang diharapkan oleh masyarakat.

14. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

Dalam setiap kegiatan apapun tentu akan menghadapi sebuah

kendala, meskipun kadarnya hanya sedikit. Seperti yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1

Ampel Boyolali, terdapat kendala-kendala atau hambatan yang harus


commit
diahadapi dan dicarikan to user
solusinya.
perpustakaan.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id

Hambatan atau kendala-kendala tersebut dikemukakan oleh guru

Sh dalam temuan penelitian ini sebagai berikut:

“Kendala atau hambatan itu pasti ada. Yang pertama, menurut


saya alokasi waktu dalam struktur kurikulum untuk mata
pelajaran seni budaya (seni musik) kalau hanya 2 jam tatap
muka dalam satu minggu masih belum cukup. Hal ini menjadi
kendala bagi siswa untuk mempraktikkan alat musik. Yang
kedua, sebagian siswa tidak memiliki alat musik untuk berlatih
di rumah, akibatnya ketika praktik di kelas siswa tersebut tidak
bisa memainkan alat musik yang sudah diajarkan. Yang ke tiga,
mata pelajaran seni budaya (seni musik) tidak termasuk mata
pelajaran yang diujikan secara nasional, anggapan siswa mata
pelajaran seni budaya (seni musik) tidak penting, sehingga siswa
yang beranggapan seperti ini kurang termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik)”
(CL.12/Sh).

Seperti penuturan tersebut di atas, bahwa alokasi waktu yang

hanya 2 (dua) jam tatap mukadimungkinkan krang memadai untuk

pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik).

Alasannya adalah bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni

musik) memiliki cakupan materi yang luas dan membutuhkan

pengembangan atau perluasan melalui praktek. Oleh karena itu waktu

yang disediakan harus memadai.

Instrumen (alat musik) dalam pembelajaran seni budaya (seni

musik) memiliki pengaruh yang kuat terhadap pencapaian kompetensi.

Oleh karena itu jika siswa tidak memiliki alat musik akan

mengganggu atau menghambat ketercapaian kompetensi terhadap

siswa itu sendiri.

Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi terrhadap siswa


commit
terhadap mata pelajaran senitobudaya
user (seni musik). Hal ini menurut
perpustakaan.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id

penuturan guru Sh dikarenakan mata pelajaran seni budaya (seni

musik) bukan mata pelajaran yaang diujikan secara nasional.

Kenyataan yang terjadi sekarang ini, sekolah-sekolah selalu

memprioritaskan hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik.

Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang

menghendaki seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada siswa

untuk memberi prioritas belajar terhadap mata pelajaran yang

diujikan secara nasional.

D. Pembahasan

Pembahasan atas temuan-temuan penelitian dipaparkan untuk

menjawab atas lima rumusan masalah penelitian yang menyangkut tentang

implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik). Disamping itu,

pembahasan juaga didasarkan pada landasan teori yang membangun

adanya penelitian ini. Pemaparan dalam pembahasan ini akan

dikelompokkan menjadi lima bagian. Pertama adalah, perencanaan

pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Pembahasan pada bagian ini diuraikan untuk menjawab rumusan yang

pertama. Kedua, pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Pada bagian ini, pembahasan dilakukan

untuk memberikan jawaban pada rumusan yang kedua. Ketiga, hasil yang

dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali. Uraian pada bagian ini merupakan jawaban


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 130
digilib.uns.ac.id

terhadap rumusan masalah yang ketiga. Keempat, faktor yang dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolai. Paparan pembahasan pada bagian ini adalah

unuk menjawab rumusan masalah yang keempat. Kelima, kendala yang

ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali. Rumusan masalah yang kelima, akan dibahas

pada bagian ini.

1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali.

Pembahasan atas temuan penelitian yang dipaparkan di sini

akan memberikan jawaban atas rumusan masalah yang pertama, yaitu:

“Bagaimanakah perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Pembahasan atas temuan penelitian yang menyangkur

rumusan masalah ini akan disajikan dalam tiga tahap, yaitu: pertama,

kurikulum yang digunakan; kedua, pengembangan silabus; dan yang

ketiga, adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

a. Kurikulum

Kurikulum merupakan panduan yang digunakan pada suatu

institusi sekolah untuk penyelenggaraan pendidikan yang disusun

oleh tim pengembang kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 131
digilib.uns.ac.id

tingkat sekolah dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

memiliki muatan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta

didik melalui kegiatan pembelajaran. Muatan kurikulum dituangkan

ke dalam kompetensi sesuai dengan beban belajar seperti yang

tercantum dalam struktur kurikulum.

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada

jenjang SMP dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima), antara lain: 1)

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2) kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3) kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4) kelompok mata

pelajaran estetika; dan 5) kelompok mata pelajaran pendidikan

jasmani dan olahraga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 tahun 2006 tentang Standar Isi, bahwa struktur kurikulum pada

jenjang SMP terdiri dari 10 mata pelajaran, dan 1 (satu) mata

pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. Jumlah jam

pelajaran dalam satu minggu adalah 32 jam ditambah 2*) ekuivalen

2 jam pelajaran, sehingga jumlah jam pelajaran dalam satu minggu

ada 36 jam secara maksimal.

Dari hasil wawancara dan kajian dokumen, struktur

kurikulum yang dikembangkan di sekolah terdiri dari 10 mata

pelajaran, dan satu mata pelajaran muatan lokal ditambah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 132
digilib.uns.ac.id

pengembangan diri 2 jam pelajaran. Jenis muatan lokal masing-

masing tingkatan kelas berbeda-beda.

Untuk jumlah jam pelajaran semua tingkatan sama, yaitu 38

jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada

pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu)ama, yaitu 38

jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu. Untuk kelas VII ada

pengembangan jam pelajaran, masing-masing 1 (satu) jam pelajaran,

yaitu pada mata pelajaran: “Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada kelas

VIII ada pengembangan 1 (satu) jam pelajaran untuk mata pelajaran:

Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan,

dan Seni Budaya. Sedangkan untuk kelas IX 1 (satu) jam pelajaran

dikembangkan untuk mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Dari kenyataan temuan penelitian di lapangan tersebut dapat

dikatan bahwa, sekolah telah mengembangkan kurikulum melalui

tim pengembang kurikulum. Istilah kurikulum yang dikembangkan

adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dalam pengembangan tersebut, sekolah memilih untuk

mengembangkan jumlah jam pelajaran. Jenis mata pelajaran yang

dikembagkan masing-masing tingkatan berbeda-beda. Pada

tingkatan kelas IX lebih memprioritaskan pada mata pelajaran yanng

diujikan secara nasional.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 133
digilib.uns.ac.id

Jika dicermati dari uraian tersebut, maka panduan kurikulum

yang disusun oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tidak bersifat mutlak, sekolah bisa mengembangkan lagi

sesuai dengan kondisi sekolah. Namun hendaknya sekolah

mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kebijakan yang

berlaku.

b. Pengembangan Silabus

Berdasarkan temuan penelitian, pada setiap awal semester

guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel menentukan

rincian minggu efektif dalam satu semester dan menyusun program

tahunan (Prota), program semester (Promes), pengembangan silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

Setelah rincian minggu efektif ditentukan atas dasar kalender

pendidikan, guru selanjutnya menyusun program tahunan, program

semester, dan silabus. Dalam pengembangan silabus, guru selalu

memperhatikan komponen-kompnen yang harus disesuaikan dengan

kondisi sekolah.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau

kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan,


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 134
digilib.uns.ac.id

sumber/bahan/alat belajar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dalam Direktorat

Pembinaan SMA (2010: 2).

Dalam komponen kegiatan pembelajaran gruru perlu

merancang mengenai kegiatan tatap muka (TM), penugasan

terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak terstruktur

(KMTT), dan evaluasi (penilaian). Selain itu guru hendaknya

menentukan sumber bahan dan merumuskan pendidikan karakter

sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan tersebut dirumuskan

secara rinci dan operasional, sehingga dapat memberikan acuan yang

jelas untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi

dasar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Rencana

pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 41 tahun 2007).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang

oleh guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel,

langkah-langkah kegiatannya menunjukkan perilaku peserta didik

yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran

dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 41 Tahun 2007, dinyatakan bahwa:

Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, elaborasi,


dan konfirmasi. Ketiga proses tersebut dirancang secara
terpadu dalam uraian langkah kegiatan inti, jadi tidak secara
khusus terpilah-pilah dengan rincian kegiatannya.

Dalam kegiatan eksplorasi, ada beberapa hal yang perlu

dirancang oleh guru, antara lain: 1) guru mendesain rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dapat melibatkan peserta

didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema

materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) Dalam

mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru

menggunakan beragam model pembelajaran, media pembelajaran,

dan sumber belajar;commit to userPelaksanaan Pembelajaran (RPP)


3) Rencana
perpustakaan.uns.ac.id 136
digilib.uns.ac.id

dirancang supaya dapat memfasilitasi terjadinya interaksi antar

peserta didik dan antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan

sumber belajar lainnya; 4) Rancangan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dapat melibatkan peserta didik secara aktif

dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5) Guru merancang

skenario dalam RPP dapat memfasilitasi peserta didik melakukan

percobaan.

Konsep dasar kegiatan yang bersifat elaborasi, guru

mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar dapat: 1)

membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam

melalui tugastugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta

didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3)

memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta

didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5)

memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar; 6) menfasilitasi peserta didik

membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun

tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi

peserta didik untuk menyajikan variasi; kerja individual maupun

kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,

turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 137
digilib.uns.ac.id

peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan

dan rasa percaya diri peserta didik.

Sedangkan kegiatan yang bersifat konfirmasi, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) didesain yang inofatif supaya

dapat: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik; 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; 3)

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan; 4) memfasilitasi peserta

didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam

mencapai kompetensi dasar, yaitu: a) berfungsi sebagai narasumber

dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang

menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar; b) membantu menyelesaikan masalah; c) memberi acuan agar

peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d)

memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e) memberikan

motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi

aktif.

Berdasarkan dari temuan penelitian guru mata pelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampael Boyolali, telah

mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

didalamnya ada rumusan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 138
digilib.uns.ac.id

konfirmasi, agar dalam kegiatan pembelajaran nantinya bisa

menyenangkan dan menantang, serta tidak membosankan.

Kemudian dalam ranah afektif, untuk mewujudkan manusia

yang berkarakter kuat, dalam rancangan kegiatan pembelajaran, guru

mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel

Boyolali memasukkan rumusan kegiatan yang dapat memberikan

peluang kepada siswa untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif

dalam kehidupan sehari-hari, dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), telah dirumuskan konsep pendidikan karakter

dan budaya bangsa..

Peran guru dalam mengantisipasi derasnya globalisasi mutlak

dibutuhkan. Dengan masuknya teknologi yang mutakhir akan

membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan di segala

bidang. Dalam bidang sosial budaya, gruru seni musik memiliki

peran yang sangat strategis, terutama untuk menanggulangi dampak

negatif, yaitu mempertahankan nilai budaya masyarakat supaya tidak

tergeser oleh paham yang tidak sesuai gengan kepribadian bangsa.

Guru mata pelajaran seni musik memanfaatkan pembinaan

pendidikan karakter melalui jam pelajaran seni musik.

Secara ringkas proses perencanaan guru seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dalam implementasikan

pembelajaran seni budaya (seni musik) yang ditemukan di lapangan

dapat dibuatkan sebuah “flow chart” seperti berikut ini:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id

PERENCANAAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

Kurikulum Tingkat Satuan Kalender Pendidikan


Pendidikan (KTSP) (Kaldik)

SILABUS Rincian Minggu


Efektif
Rencana Program
Pelaksanaan Tahunan
Pembelajaran (Prota)
(RPP)

Program
Kegiatan Pendidikan Semester
Eksplorasi, Karakter dan (Promes)
Elaborasi, dan Budaya
Konfirmasi Bangsa

Gambar 6
Flow Chart Perencanaan Pembelajaran

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di

SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Setelah membuat perencanaan yag cermat, mnarik dan

profesional, guru menerapkan atau mengimplementasikan dalam

kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya

berpegang pada prinsip-prinsip pencapaian hasil belajar siswa. Oleh

karena itu dalam kegiatan pembelajaran harus menciptakan suasana

yang menunjukkan proses belajar siswa. Proses belajar tersebut

merupakan suatu proses yang bersifat komplek.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id

Menurut pendapat Weil, dalam Sumiati dan Asra, (2007:3)

mengatakan bahwa:

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang komplek


(rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi
pengalaman kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang
dicapai sebenarnya, merupakan acuan dalam penelenggaraan
proses pembelajaran.

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka perlu berpegang

pada prinsip-prinsip bahwa, belajar itu hendaknya dilakukan secara

bertahap dan meningkat. Misalnya: dari materi yang bersifat sederhana

meningkat menjadi materi-materi yang bersifat rumit atau sulit; dari

materi yang bersifat kongkrit dari materi yang bersifat kongkrit dibawa

menuju materi yang bersifat abstrak; dari materi yang bersifat umum

meningkat menjadi yang bersifat analisis dengan kajian lebih rumit.

Jika diperhatikan dari uraian tersebut di atas, maka inti

proses kegiatan pembelajaran dalah siswa belajar. Belajar dapat berhasil

dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka sangat

diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh

seorang guru dalam proses pembelajaran.

a. Strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran.

Proses kegiatan pembelajaran akan banyak ditentukan oleh

teknik penyajian yang dilakukan oleh seorang guru. Dalam

penyajiannya guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel

Boyolali membagi dalam tiga bagian, antara lain: bagian kesatu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id

pendahuluan, bagian kedua kegiatan inti pembelajaran, dan yang

ketiga adalah penutup.

Pada bagian pendahuluan guru mengadakan pre tes dan

apersepsi. Pre tes dilakukan oleh guru dapat dijadikan sebagai alat

mengenal entry behavior. Penguasaan atau keberhasilan menjawab

tes merupakan dasar pengetahuan kita tentang kemampuan siswa

terhadap materi pembelajaran yang dipelajari. Kemudian guru

memberikan apersepsi dalam upaya untuk mengaitkan pada materi

yang akan disajikan pada saat itu. Sehingga siswa akan terbawa pada

materi yang akan dibahas.

Setelah selesai apersepsi, guru menyampaikan informasi

tentang materi pembelajaran, dengan memaparkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar, termasuk indikator ketercapaian

kompetensi bagi siswa.

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, guru mulai

menerapkan strategi pembelajaran yang sudah dirancang melalui

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah

cooperattif learning dengan pendekatan Contectual Teaching and

Learning (CTL) Guru menjelaskan langkah-langkah model

pembelajaran yang digunakan.

Pada awal, guru mengarahkan siswa untuk menyatu atau

mengelompok pada kelompoknya yang sudah terbentuk sebelumnya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 142
digilib.uns.ac.id

Langkah berikutnya, siswa secara klasikal bersama-sama memainkan

alat musik dengan bimbingan guru secara berulang-ulang. Setelah

dilakukan secara klasikal, praktik bermain alat musik dilanjutkan

secara kelompok. Dalam bentuk kelompok, guru berkeliling

mengitari tiap-tiap kelompok untuk memantau dan membimbing

siswa. Metode demostrasi yang diterapakan oleh guru tersebut sangat

efektif dan menyenangkan, tebukti dengan ditandainya aktifitas

siswa yang interaktif.

Melalui metode demonstrasi dan teknik bermain klasikal

maupun kelompok tersebut, dapat menciptakan kegiatan

pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik untuk

mengembangkan segala potensinya secara optimal. Pengelolaan

kelas menjadi tertib dan kondusif.

Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan

balik, membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk

mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Jika diamati, guru seni budaya (seni musik) di SMP Negeri

1 Ampel dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih

menekankan pada proses. Anak terlihat disiplin, tertib, tanggung

jawab, mandiri dan kerjasamanya baik ketika mempraktekkan alat

musik, baik secara klasikal maupun kelompok. Dalam proses ini

selain melatih ketrampilan, juga tertanam pendidikan karakter,

mengembangkan imaginasi, ekspresi, dan kreativitas.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 143
digilib.uns.ac.id

Seperti pendapat Sindie Gunara (2007) sebagai berikut:

Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran


belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai
menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai
menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai
sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk
menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional,
intelektual dan kesadaran estetis. Kalau memang ternyata
melalui pendidikan seni dapat menghasilkan seorang
seniman maka itu merupakan dampak saja.

Dari temuan penelitian dan landasan teori dapat

disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran seni budaya (seni

musik)ingkat SMP lebih menekankan pada prosesnya. Sebab SMP

adalah sekolah yang masih bersifat umum, sehingga seni musik yang

diajarkan di sekolah tersebut tidak mencetak menjadi seorang

pemain musik. Jika kebetulan jadi seorang pemain musik, itu hanya

sebagai dampaknya saja.

b. Media Pembelajaran.

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong proses belajar Bentuk-bentuk media pembelajaran

digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi

lebih kongkrit. Gagne dan Briggs (1979) dalam Sumiati dan Asra

(2009: 160) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai

alat untuk merangsang proses belajar.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 144
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya Sri Anitah (2009: 5) memberikan definisi

mengenai media adalah sebagai berikut:

Media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang


dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar
untuk menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Temuan penelitian di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, guru

memanfaatkan media pembelajaran dengan menggunakan alat musik

recorder dan pianika sebagai alat musik melodi, serta gitar sebagai

alat musik harmoni. Ketika pembelajaran praktek memainkan alat

musik melodis, guru menjelaskan teknik bermain recorder dengan

penjarian yang benar secara langsung diperagakan menggunakan alat

musik recorder. Siswa juga ikut memperagakan secara bersama-

sama dan dibimbing oleh guru. Dengan demikian siswa dapat

melihat dan mempraktekkan secara nyata, dan tidak menimbulkan

verbalisme.

Sedangkan dalam teknik bermain pianika, guru menjelaskan

teknik penjarian melalui gambar kemudian diperagakan dengan alat

musik pianika yang sudah disediakan sebelumnya. Karena sebagian

besar siswa tidak memiliki pianika, maka oleh guru menyuruh atau

menugasi siswa untuk membuat gambar klavier piano. Gambar

klvier piano ini digunakan untuk peragaan teknik penjarian. Melalui

latihan dengan gambar klavier piano ini, siswa akan terlatih

ketrampilan penjarian, dan memahami benar letak-letak titinada pada

pianika. Setelah banyak berlatih melalui gambar klavier piano, guru


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 145
digilib.uns.ac.id

membimbing siswa untuk memainkan pianika yang sebenarnya.

Meskipun gambar tersebut bersifat imitasi, namun siswa merasa

senang dan tertarik. Dengan demikian media pembelajaran yang

digunakan oleh guru dapat mengantarkan pesan pembelajaran

kepada peserta didik.

Dari uaraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa,

pemanfaatan media pembelajaran seni budaya (seni musik) oleh

guru mata pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1

Ampel dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap siswa

untuk mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran

yang efektif, tepat guna, akan membawa pengaruh terhadap

keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yag diharapkan.

c. Penelolaan Materi Pembelajaran.

Berdasarkan kajian teori dan temuan dalam penelitian,

pengelolaan materi pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali telah dirumuskan dalam rancangan

pemebelajaran secara sistematis dan mengacu pada kriteria

pemilihan dan penentuan materi pembelajaran. Materi pembelajaran

dikelola secara berjenjang dan terkait antara materi yang satu dengan

yang lain.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan

penyajian materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 146
digilib.uns.ac.id

rancangan pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi

pembelajaran yang berjenjang dapat membantu siswa dalam proses

belajar. Siswa belajar mulai dari disiplin ilmu yang paling dasar,

kemuduan meningkan ketingkat yang lebih rumit. Dari aspek

psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih memainkan alat musik

dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang tidak terbatas

sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa.

d. Evaluasi Pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian dalam

kegiatan pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir

kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk membandingkan antara

output hasil proses pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan pada awal pembelajaran.

Prosedur pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara lisan

maupun tertulis. Jika kompetensi yang diharapkan memiliki aspek

kognitif, maka jenis evaluasinya adalah tertulis. Sedangkan jika

kompetensi yang hendak dicapai memiliki aspek psikomotor, maka

jenis evaluasinya adalah tes perbuatan.

Jenis evaluasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Aampel Boyolali ada

bermacam-macam, antara lain: tes awal pelajaran (pre tes) yang

digunakan untuk mrngetahui kemampuan awal peserta didik, tes


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 147
digilib.uns.ac.id

akhir pelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

menerima pelajaran, test formatif atau ulangan harian yaitu untuk

mengetahui kemampuan anak dalam menguasai kompetensi dasar

tertentu, tes sumatif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menguasai standar kompeteai standar kompetensi dalam satu

semester.

Sebelum evaluasi dilaksanakan, guru telah membuat

perencanaan terlebih dahulu, agar hasil yang dharapkan sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Khususnya evaluasi yang dilakukan pra pembelajaran, guru tidak

merumuskan jenis, bentuk, dan alat evaluasinya. Untuk evaluasi

yang lain, guru selalu merumuskan mulai dari jenis evaluasi, bentuk

evaluasi, instrumen evaluasi, kunci jawaban, dan kriteria penilaian.

Evaluasi dalam bentuk pos tes, guru telah merumuskan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk ulangan

harian dirumuskan secara terpisah dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Karena pada ulangan harian, materi soal

mengambil dari beberapa indikator dari beberapa kompetensi dasar

(KD). Oleh karena mengacu pada indikator-indikator dari beberapa

kompetensi dasar (KD), maka jumlah soal yang dibuat lebih banyak

dari soal pre tes maupun pos tes.

Agar soal ulangan harian tersebut mampu mengukur

kemampuan siswa terhadap indikator ketercapaian, maka dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 148
digilib.uns.ac.id

penyusunan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal. Melalui

kisi-kisi soal, butir soal yang disusun oleh guru akan tepat sasaran

pada rumusan indikator pada rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Kisi-kisi yang disusun oleh guru memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, dan bentuk soal.

Setelah kisi-kisi dibuat, guru menyusun butir soal sesuai

dengan kisi-kisi yang telah disusun. Tahap berikutnya membuat

kunci jawaban yang digunakan sebagai pedoman untuk mengukur

atau menentukan kebenaran jawaban siswa. Patokan yang digunakan

untuk memberi nilai terhadap jawaban siswa, dibuat pedoman

penilaian yang disebut dengan kriteria penilaian.

Di atas telah disebutkan bahwa, evaluasi digunakan untuk

mengetahui penguasaan kompetensi bagi siswa. Dalam hal ini maka

guru menentukan batas nilai minimal yang harus diperoleh bagi

siswa dalam penguasaan kompetensi tertentu. Batas ketuntasan

minimal tersebut dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Nilai ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru mata pelajaran

seni budaya (seni musik) adalah 75. Artinya, siswa dinyatakan telah

menguasai kompetensi jika memperoleh nialai di atas sama dengan

75. Sehingga yang memperoleh nilai kurang dari 75 harus

mengulang sampai memperoleh nilai di atas sama dengan 75.

Sebagai tindak lanjut dari analisis hasil nilai ulangan harian,

guru mengadakan program kegiatan remidial dan pengayaan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 149
digilib.uns.ac.id

Kegiatan remidi remedial pada hakikatnya adalah pemberian

bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau

kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua

langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan

kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

Oleh karena itu guru memfasilitasi paersta didik yag niilainya kurang

untuk mengikuti ulangan lagi atau tes remidi.

Bagi siswa yang nilainya sudah melampaui KKM, maka

guru memberikan tugas pengayaan. Secara umum pengayaan dapat

diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang

melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan

tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pemberian

pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yan belum diketahui

peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik

untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam

proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas

masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan

dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

2007 tentang Standar Penilaian).

Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa, proses kegiatan pembelajaran yang diawali dengan desain

perencanaan pembelajaran yang baik akan lebih terarah dan mencapai


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 150
digilib.uns.ac.id

sasaran yang diharapkan. Dalam setiap kegiatan telah disusun langkah-

langkah yang sistematis, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih

bermakna dan berkualitas. Mulai dari perumusan tujuan, pemilihan

pendekatan, strategi, metode, dan teknik serta taktik pembelajaran yang

tepat mmbuat suasana jadi menarik bagi peserta didik.

Hal lain yang sangat menentukan dalam kegiatan

pembelajaran adalah media pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran

yang didukung oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat akan

memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Sebab media

pembelajaran berfungsi sebagai perantara atau mengantarkan pesan

pembelajaran kepada siswa.

Tentang media, Webster Dictionary (1960) dalam Sri

Anitah (2009: 4) menyatakan:

Media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di


tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang
digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak
atau dua hal.

Seperti yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel boyolali, memanfaatkan

media alat musk yang riil dapat memberikan pesan dan kesan

pembelajaran yang menyenangkan.

Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai kompetensi yang

disajikan, sehingga akan dapat mengukur hasil dari proses pmbelajaran.


commit
Secara garis besar proses to user pembelajaran seni budaya (seni
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id 151
digilib.uns.ac.id

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali dapat digambarkan dalam

“flow chart” sebagai berikut:

Pemilihan
Strategi, Metode,
Teknik, Dan Proses Pembelajaran Seni
Taktik Budaya (Seni Musik)
Pembelajaran 1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
3. Penutup
Pemanfaatan
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Pembelajaran

Remedial Pengayaan

Gambar 7
Flow Chart Proses Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik)
di SMP Negeri 1 Ampel.

Dari temuan penelitian, pelaksanaan evaluasi telah dilakukan

oleh guru Sh secara sistematis, dari perencanaan sampai dengan tindak

lanjut. Ada satu hal yang menjadi cacatan peneliti ketika observasi di

kelas, yaitu guru Sh belum melakukan penilaian proses secara optimal.

Dalam pembelajaran kontekstual penilaian berbasis proses memnerikan

kontribusi keberhasilan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang

commit to user
ingin dicapai. Jika penialaian proses dilakukan oleh guru secara
perpustakaan.uns.ac.id 152
digilib.uns.ac.id

optimal, guru akan lebih memahami kemampuan siswa siswa dalam

menyerap materi pembelajaran.

e. Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik.

Kegiatan ekstrakurikuler pada suatu sekolah merupakan

wahana pengembangan minat dan bakat bagi siswa. Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 dalam Bab I

pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pembinaan kesiswaan dilaksanakan

melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler. Oleh karena itu

kegiatan ekstrakurikuler memiliki peranan yang sangat strategis

dalam rangka untuk mengadakan pembinaan kesiswaan.

Kegiatan ekstrakurikuler seni musik di SMP Negeri 1

Ampel Boyolali dilaksanakan untuk mengembangkan minat dan

potensi musik yang dimiliki oleh siswa agar bisa optimal. Dengan

harapan dapat mendukung terwujudnya visi, misi, dan tujuan sekolah

yang telah dirumuskan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat

memberikan wawasan pengetahuan dan ketrampilan siswa dalam

bidang seni musik dan dapat mendukung pembelajaran seni musik

secara kookurikuler yang terdapat di dalam struktur dan muatan

kurikulum.

3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolai.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 153
digilib.uns.ac.id

Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang telah disusun dan dikembangkan oleh tim

pengembang kurikulum. Apa yang hendak dicapai telah dirumuskan

melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

lagi menjadi indikator-indikator.

Untuk mengetahui ketercapaian indikator, guru mengadakan

evaluasi atau penilain hasil belajar. Sebagai patokan keberhasilan siswa

menguasai kompetensi tersebut dibuatlah standar penilaian yang

mengacu pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Sedangkan untuk mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan

sekolah, SMP Negeri 1 Ampel Boyolali mengadakan kegiatan

tambahan yang berupa ekstrakurikuler seni musik. Penyelenggaraan

kegiatan ekstrakurikuler seni musik juga digunakan untuk

mempersiapkan siswa meeningkatkan prestasi di lingkungan sekolah

maupun masyarakat yang berupa ketraampilan bermusik.

Dari kegiatan kookurikuler maupun ekastrakurikuler yang

diselenggarakan oleh SMP Negeri 1 Ampel, hasil yang dicapai

meliputi:

a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar

yang digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII

dan VIII, dan kelulusan sekolah bagi kelas IX. Hasil nilai belajar ini

merupakan hasil tindak lanjut dari proses pembelajaran melalui


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 154
digilib.uns.ac.id

penilaian. Rata-rata nilai hasil belajar pada akhir semester maupun

akhir sekolah telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Ketercapaian hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa

telah menyelasaikan satu paket kurikulum yang sudah dirumuskan di

dalamnya, khususnya mata pelajaran seni budaya (seni musik).

b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1

Ampel mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui lomba atau festival di tingkat kecamatan

maupun kabupaten. Pada tahun pelajaran 2011/2012, dalam lomba

solo vokal dan vokal group meraih juara 1 tingkat kabupaten

Boyolali. Prestasi yang diperoleh melalui kemampuan siswa

membuktikan bahwa proses pembelajaran seni musik yang

diselenggarakan di SMP Negeri 1 Ampel memiliki kualitas yang

baik. Prestasi siswa juga menunjukkan keberhasilan sekolah dalam

mewujudkan visi, misi, dantujuan sekolah.

c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan

pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebagian alumni ada yang memiliki gorup

musik di daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian

siswa atau alumni yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di

tengah-tengah kehidupannya. Sekolah akan mendapat pengakuan

dari masyarakat jika sekolah tersebut melahirkan outcomers yang

berkualitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 155
digilib.uns.ac.id

Dari uraian tersebut di atas hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1

Ampel Boyolali telah memenuhi harapan dari program kulrikulum yang

telah dikembangkan di sekolah.

4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Dari temuan penelitian, ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali. Faktor tersebut

meliputi:

a. Siswa bersedia membawa alat musik sendiri dari rumah, karena

sebaian besar telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana;

b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran seni musik;

c. Sekolah sering mengadakan kegiatan lomba seni (class meeting),

sehingga siswa terfasilitasi untuk mengekspresikan kemampuannya

secara optimal.

Mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki karaktristik

yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Baik dari segi tujuan

maupun bentuk penyelenggaraannya. Oleh karena itu membutuhkan

pengelolaan yang luar biasa serta sarana dan prasarana yang memadai.

Sarana dan prasarana yang semakin lengkap, akan lebih meningkatkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 156
digilib.uns.ac.id

tingkat ketercapaian pembelajaran yang semakin tinggi. Namun harus

diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya

manusia yag berkualitas dalam hal ini adalah guru yang berpotensi.

Seperti yang ada di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, Guru mata

pelajaran seni budaya (seni musik) telah memiliki pengalaman serta

wawasan yang luas dalam hal seni musik. Melalui pengalaman yang

dimiliki oleh guru tersebut, maka kegiatan pembelajaran akan dapat

didesain dengan baik yang akhirnya bisa menciptakan pembelajaran

yang bermakna, menghasilkan out comers yang diharapkan oleh

masyarakat.

5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Suatu kegiatan tidak akan semuanya berjalan seratus persen

seperti yang diharapkan di dalam program sebelumnya. Kadang-kadang

akan menghadapi hambatan-hambatan atau kendala tertentu. Seperti

yang terjadi dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP

Negeri 1 Ampel Boyolali.

Kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran seni

budaya (seni musik) tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Alokasi tatap muka dalam pembelajaran seni musik hanya 2 (dua)

jam, sehingga dimungkinkan kurang memadai untuk pelaksanaan

kegiatan pembelajaran seni budaya (seni musik). Alasannya adalah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 157
digilib.uns.ac.id

bahwa muatan mata pelajaran seni budaya (seni musik) memiliki

cakupan materi yang luas dan membutuhkan penegembangan atau

perluasan melalui praktek.

b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan

mengganggu atau menghambat proses pembelajaran yang

dilaksanakan secara klasikal. Siswa yang tidak memiliki alat musik

akan tertinggal dengan siswa yang memiliki alat musik. Siswa

tersebut harus memerlukan bimbingan khusus dan akan menyita

waktu lebih lama.

c. Kendala berikutnya adalah kurangnya motivasi siswa terhadap mata

pelajaran seni budaya (seni musik). Hal ini disebabkan adanya kesan

siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni musik) bukan mata

pelajaran yang diujikan secara nasional. Kenyataan yang terjadi

sekarang, sekolah-sekolah selalu memprioritaskan terhadap

pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian nasional harus baik.

Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah yang

menghendaki lulus seratus persen (100%). Hal ini berdampak pada

siswa untuk memberi prioritas belajar terhadap mata pelajaran yang

diujikan secara nasional, dan mata pelajaran lain menjadi anak tiri.

Solusi yang hendak dilakukan oleh sekolah.

Masalah pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk

mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Di


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 158
digilib.uns.ac.id

dalamnya terkandung hal-hal yang sangat komplek. Ada banyak

komponen, dan setiap komponen harus berfungsi menjalankan

perannya masing-masin. Jika ada sa, dan setiap komponen harus

berfungsi menjalankan perannya masing-masin. Jika ada salah satu

komponen terselah satu komponen tersebut tidak dapat dapat

menjalankan peraperan dan fungsinya masing-masing, maka akan

menjadi kendala atau hambatan. Apalagi ada komponen-komponen

tertentu tidak terpenuhi, tidak terpenuhi, akan menjadikan fatal

dalam kegiatan pembelajaran.

Berpangkal dari itu, suatu sekolah yanng menyelenggarak

kegiatan pembelajaran agar mencermati setiap komponen yang ada

di dalamnya. Sepertperti yang teri yang terjadi di SMP Negeri 1

Ajadi di SMP Negeri 1 Ampel, secara lahir kegiatan pembelajaran

seni buddaya (seni musik) tingkat keberhasilnya synya sudah

mencapai di atas 85% dari harapan yanng dikehendaki. Hasil ini

telah menun. Hasil ini telah menunjukkan lebih baik dibanding

dengan sekolah lain yang ada di wilayah Boyolali.

Di atas sudah diuraikan ada faktor pendukung dan kendala

atau hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran seni budaya (seni

musik). Solusi yang harus dilakukan oleh sekolah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran adalah:

1) Mengoptimalkan faktor-faktor yang dapat mendukung

implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik), antara lain:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 159
digilib.uns.ac.id

melengkapi sarana dan prasarana, mengembangkan sumber daya

manusia (SDM) melalui pendidikan dan latihan guru mata

pelajaran seni budaya (seni musik) serta memfasilitasi untuk

memperoleh kualifikasi pendidikan seni musik ke jenjang yang

lebih tinggi;

2) Meningkatkan frekuensi panggung ekspresi dan apresiasi bagi

siswa yang memiliki minat dan bakat seni musik. Panggung

ekspresi dan apresiasi merupakan wahana untuk melatih talenta,

ketrampilan serta menambah pengalaman kepada siswa.

Sehingga semakin banyak berlatih melalui panggung, siswa akan

lebih berani dan terampil serta merasa bangga bahwa mereka

bisa tampil menunjukkan kemampuan di hadapan orang banyak.

3) Mengembangkan alokasi pembelajaran praktek seni musik di luar

jam mata pelajaran, dengan menambah alokasi waktu dalam

kegiatan ekstrakurikuler. Praktek bermain musik membutuhkan

waktu yang banyak. Dengan menambah alat musik dan alokasi

waktu untuk praktek, maka siswa bisa berlatih secara berulang-

ulang. Bentuk pengulangan akan berdampak pada pembiasaan.

Jika ketrampilan selalu diulang-ulang, maka akan menjadi

sebuah keahlian atau pekerjaan yang profesional.

4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang menarik, menantang,

dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran seni budaya (seni musik). Untuk menghilangkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 160
digilib.uns.ac.id

kesan yang menyatakan “Mata pelajaran seni budaya (seni

musik) tidak penting, karena bukan mata pelajaran ujian

nasional” hendaknya sekolah memberikan , karena bukan mata

pelajaran ujian nasional” hendaknya sekolah memberikan

bimbingan karir yang ada kaitannya dengan mata pelajaran seni

budaya (seni musik). Melalui kegiatan bimbingan ini, siswa

mengerti wawasan ke depan mengenai arti pentingnya mata

pelajaran seni budaya (seni musik) bagi dirinya dan masyarakat

pada umumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 161
digilib.uns.ac.id

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian, dan kajian teori yang

didalami secara seksama tentang implementasi pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali, dapat diambil kesimpulan menjadi

beberapa pokok pikiran sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran Seni budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1

Ampel Boyolali

Sebelum melaksanakan pembelajaran guru mata pelajaran seni budaya

(seni musik) membuat persiapan pembelajaran dengan menyusun perangkat

pembelajaran secara lengkap. Mulai dari rincian minggu efektif, alokasi waktu

pembelajaran, silabus, kriteria ketuntasan minimal, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Semuanya itu mengacu pada kurikulum dan kalender

pendidikan yang berlaku. Penyusunan perangkat pembelajaran menyesuaikan

dengan kebijakan pemerintah melalui aturan yang dibuat dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, serta hasil pembinaan dari

pengawas.

a. Kurikulum.

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 1 Ampel adalah


commit to user
Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP) yang disusun dan

161
perpustakaan.uns.ac.id 162
digilib.uns.ac.id

dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum. Struktur kurikulum

memuat bermacam-macam mata pelajaran, termasuk di dalamnya adalah

mata pelajaran seni budaya (seni musik).

b. Silabus

Silabus yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran seni budaya

(seni musik) memuat komponen-komponen atara lain: standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan, sumber/bahan/alat belajar

Di dalam silabusnya guru juga memasukkan kegiatan tatap muka

(TM), penugasan terstruktur bagi peserta didik (PT), kegiatan mandiri tidak

terstruktur (KMTT), dan evaluasi (penilaian) mengacu pada Direktorat

Pembinaan SMA.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh

guru, memuat langkah-langkah kegiatannya yang menunjukkan perilaku

peserta didik yang jelas dan operasional. Dalam kegiatan inti pembelajaran

dirancang supaya benar-benar menunjukkan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 163
digilib.uns.ac.id

kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

Dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru

merancang kegiatan yang bersifat eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Ketiga kegiatan tersebut diranang secara terpadu dengan tujuan agar siswa

terlibat langsung di dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran akan berpengaruh pada pengembangan potesi peserta

didik secara optimal. Selain itu, guru juga mendesain pendidikan karakter

budaya bangsa dalam rancangan tersebut.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya (Seni Musik) di SMP Negeri 1

Ampel Boyolalai.

Inti proses kegiatan pembelajaran adalah siswa belajar. Belajar

dapat berhasil dengan baik, jika dilakukan secara aktif dan interaktif. Maka

sangat diperlukan strategi, metode, teknik maupun taktik pembelajaran oleh

seorang guru dalam proses pembelajaran.

a. Strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran

Di dalam mengimplementasikan pembelajaran, guru mata

pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran dalam tiga

bagian, antara lain:

1) Pendahuluan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 164
digilib.uns.ac.id

Pada bagian ini guru menyampaikan beberapa pertanyaan (pos tes)

untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Kemudian melakukan

apersepsi guna memotivasi dan mengaitkan dengan materi yang akan

dibahas dalam pembelajaran. Dilanjutkan penyampaian informasi standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak dicapai oleh

siswa.

2) Kegiatan Inti Pembelajaran.

Pada tahap ini guru mulai menerapkan strategi, metode, teknik dan

taktik pembelajaran yang bervariasi dan terpadu. Pendekatan yang

digunakan adalah Contectual Teaching and Learning (CTL) dengan

strategi pembelajaran Cooperative Learning. Siswa dibimbing secara

klasikal maupun kelompok untuk memainkan alat musik. Ditengah-

tengah pembelajaran praktek, guru membimbing dengan cara

demonstrasi, dengan diselingi ceramah dan tanya jawab yang bervariasi.

Teori diberikan secara inklusif dalam praktek, sehingga siswa tidak

merasa jenuh.

Untuk membangun pengetahuan yag kuat, guru memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi, yaitu siswa

membuat aransemen sendiri, boleh secara melodis, harmonis, maupun

ritmis. Setelah mengaransemen, siswa berelaborasi dengan temsnnya

secara kelompok.

3) Penutup.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 165
digilib.uns.ac.id

Untuk mengakhiri pembelajaran, guru mengadakan umpan balik,

membuat kesimpulan bersama, serta melakukan pos tes untuk

mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran.

b. Media Pembelajaran.

Untuk membantu proses pembelajaran supaya bermakna, guru mata

pelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

memanfaatkan instrumen yang ada di sekolah tersebut. Temuan dalam

penelitian, media yang digunakan adalah: recorder, pianika, dan gitar.

Masing-masing diperagakan menurut jenis dan fungsinya. Pemanfatan

media dlakukan secara sistematis, yaitu dari pengenalan instrumen, cara

maupun teknik memainkan, letak-letak titinada, dan sampai pada peragaan

memainkan lagu dalam bentuk sederhana.

Bagi siswa yang tidak memiliki pianika, diberi tugas membuat

gambar klavier piano dari kertas atau triplek. Gambar ini digunakan untuk

latihan teknik penjarian. Melalui penggunaan media yang sistematis proses

pembelajaran seni budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel berjalan

secara efektif.

c. Pengelolaan Materi Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan penyajian

materi dengan konsisten dan konsekuen sesuai dengan rancangan

pembalajaran yang telah dibuat. Penyajian materi pembelajaran yang


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 166
digilib.uns.ac.id

berjenjang dapat membantu siswa dalam proses belajar. Siswa belajar mulai

dari disiplin ilmu yang paling dasar, kemuduan meningkan ketingkat yang

lebih rumit. Dari aspek psikomotor, siswa dapat belajar atau berlatih

memainkan alat musik dari latihan yang paling dasar sampai ke tingkat yang

tidak terbatas sesuai dengan kamampuan yang dimilik oleh siswa.

d. Evaluasi Pembelajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai kompetensi

tertentu, guru mengadakan evaluasi pembelajaran. Dalam evaluasi ini dibagi

dalam beberapa tahap, antara lain: pos tes, dilakukan pada akhir setelah

selesai pembelajaran; ulangan harian; dilakukan setelah menyampaikan

materi pembelajaran minimal satu kompetensi dasar; dan ulangan akhir

semester, dilakukan pada akhir semester.

Khusus pada ulangan harian dan ulangan akhir semester sebelum

dilaksanakan, guru membuat perencanaan evaluasi, yaitu: membuat kisi-kisi

soal, butir soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Setelah dilaksanakan

ulangan harian dan ulangan akhir semester, guru melakukan koreksi dan

hasilnya dianalisa. Hasil analisa ditindaklanjuti dengan kegiatan remidi dan

pengayaan. Untuk menentukan siswa itu telah berhasil atau belum terhadap

kompetensi tertentu, guru telah menentukan dulu kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

Dalam pelaksanaan pembelajaran, ada satu hal yang belum

diilaksanakan secara optimal, yaitu penilaian proses. Pada hal dalam


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 167
digilib.uns.ac.id

penilaian proses memiliki fungsi yang sangat penting untuk mendeteksi

kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

e. Kegiatan Ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali

dilaksanakan pada sore hari di luar jam mata pelajaran. Sebagai pembinanya

adalah guru seni budaya (seni musik). Tujuannya adalah untuk mewujudkan

visi, misi, dan tujuan sekolah, yaitu: “Menyediakan wahana pembinaan dan

penyelenggaraan seni musik (band), dan vokal yang unggul”.

3. Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni

musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Secara garis besar hasil yang dicapai melalui pembelajaran seni

budaya (seni musik) dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Secara formal, hasil pembelajaran musik berupa nilai hasil belajar yang rata-

rata telah melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) sehingga dapat

digunakan sebagai prasarat kenaikan kelas bagi siswa kelas VII dan VIII,

dan kelulusan sekolah bagi kelas IX.

b. Yang berkaitan dengan skill, kompetensi siswa SMP Negeri 1 Ampel

mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini dapat ditunjukkan melalui

lomba atau festival seni di tingkat kecamatan maupun kabupaten dapat

meraih kejuaraan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 168
digilib.uns.ac.id

c. Secara non formal, hasil yag dicapai oleh siswa melalui kegiatan

pembelajaran seni budaya (seni musik) dapat diaplikasikan di dalam

kehidupan bermasyarakat. Misalnya: ada yang memiliki gorup musik di

daerah tempat mereka berdomisil. Ada juga seabagian siswa atau alumni

yang prestasi vokalnya dapat menunjang karir di tengah-tengah

kehidupannya.

4. Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran seni

budaya (seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Dari hasil kajian teori dan temuan penelitian diketahui beberapa

faktor yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1

Ampel, antara lain:

a. Sebagian besar siswa telah memiliki alat musik, meskipun hanya sederhana;

b. Tersedianya sarana dan prasarana dari sekolah, yang dapat mendukung

pelaksanaan pembelajaran seni musik, meskipun belum optimal;

c. Seringnya kegiatan lomba seni (class meeting), sehingga siswa terfasilitasi

untuk mengekspresikan kemampuannya secara optimal.

d. Sumber daya manusia (SDM) guru seni musik yang memadai.

5. Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni

musik ) di SMP Negeri 1 Ampel Boyolali.

Kendala yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya

(seni musik) di SMP Negeri 1 Ampel antara lain:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 169
digilib.uns.ac.id

a. Alokasi waktu tatap muka kurang memadai jika dibandingkan dengan

luasnya materi pembelajaran.

b. Sebagian siswa ada yang tidak memiliki alat musik, sehingga akan

mengganggu atau menghambat proses pembelajaran yang dilaksanakan

secara klasikal.

c. Kurangnya motivasi siswa terhadap mata pelajaran seni budaya (seni

musik). Hal ini disebabkan adanya kesan siswa terhadap mata pelajaran seni

budaya (seni musik) bukan mata pelajaran yang diujikan secara nasional.

Kenyataan yang terjadi sekarang ini, sekolah-sekolah selalu

memprioritaskan terhadap pencapaian hasil nilai mata pelajaran ujian

nasional harus baik. Prioritas tersebut berorientasi pada kelulusan sekolah

yang menghendaki seratus persen (100%). Akibatnya mata pelajaran seni

budaya (seni musik) menjadi anak tiri.

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dan pembahasan atas

temuan-temuan penelitian pada akhirnya diperoleh hasil penelitian seperti yang

telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa implikasi yang

muncul dalam penelitian tersebut.

1. Perencanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) menuntut sikap

keseriusan untuk bekerja yang sungguh-sungguh di hati nurani seorang guru.

Sikap yang demikian akan mampu menghasilkan rancangan pembelajaran yang

matang, berbobot, menarik, kreatif dan inovatif. Kesadaran yang tinggi akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 170
digilib.uns.ac.id

pentingnya perencanaan pembelajaran akan membangkitkan semangat dan

mengorbankan tenaga dan waktunya untuk mendesain perencanaan

pembelajaran yang matang, yang mampu menciptakan suasana pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran akan

berkualitas dan bermakna.

2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya (seni musik) akan lebih efektif, jika

pada tahap pre-implementasi dirancang secara matang oleh guru. Perencanaan

yang matang, berbobot, dan menarik memiliki implikasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran, yaitu guru akan melakukan hal-hal yang terbaik sesuai dengan

apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan figur

seorang guru yang sabar, kreatif dan komunikatif, sebab untuk menciptakan

kondisi pembelajaran itu tidak mudah. Guru dituntut kreatifitasnya dalam

pemilihan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran, serta

kreatifitasnya dalam memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Selain

itu, pengorganisasian materi yang sistematis berjenjang akan membantu siswa

dalam prose belajar. Pelaksanaan evaluasi yang jujur, objektif dan adil

mengimplikasikan bahwa guru selama membuat dan melaksanakan

perencanaan tes tersebut betul-betul memahami yang seharusnya diukur selama

proses pembelajaran, dan apa yang seharusnya diukur pada setiap evaluasi

dilaksanakan. Evaluasi yang jujur dan adil juga mengimplikasikan perkiraan

yang akurat untuk mengukur sejauh mana ketercapaian dan ketuntasan siswa

terhadap materi dan kompetensi tertentu oleh siswa. Siswa dengan tulus

menerima hasil belajar yang diperolehnya jika penilaian atau evaluasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 171
digilib.uns.ac.id

dilaksanakan secara jujur, adil dan objektif. Penilaian tidak hanya dilakukan

pada akhir awal dan akhir pembelajaran saja, akan tetapi dilaksanakan pada

proses pembelajaran agar kemampuan siswa terhadap kompetensi tertentua

dapat dikatahuii, mana siswa yang lemah dan mana siswa yang memiliki

keunggulan.

3. Hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian dari

perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran. Sebuah hasil akan diperoleh

secara ideal, jika dari perencanaan sudah dirancang dengan strategi, metode,

teknik dan taktik yang matang. Untuk mencapai hasil yang ideal dalam

kegiatan pembelajaran membutuhkan konsekuensi dari seorang guru secara

konsisten dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembelajaran.

4. Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran hendaknya dimanfaatkan secara

optimal untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang guru dituntut

kreatifitasnya untuk menggali faktor-faktor yang dapatmendukung pelaksanaan

pembelajaran. Tanpa kreatifitas guru, kegiatan pembelajaran hanya berjalan

biasa-biasa saja seperti sesuatu yang berjalan secara rutinitas. Jika

pembelajaran hanya bersifat rutinitas saja, maka kualitas pendidikan akan

semakin menurun.

5. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran pasti akan muncul suatu

saat, dan itupun tidak pernah dapat diprediksi. Untuk menghindari terjadinya

kendala dalam kegiatan pembelajaran, guru hendakanya cermat memprediksi

hal-hal yang terjelek yang dimungkinkan akan muncul. Minimal guru harus

mampupu meminimalisir munculnya hambatan. Jika memang harus


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 172
digilib.uns.ac.id

menghadapi kendala, guru dituntut untuk mengatasi kendala tersebut, sehingga

tidak akan mengurangi hasil yang diperolehnya.

C. Saran

Implementasi pembelajaran seni budaya (seni musik) lebih menekankan

pada pembelajaran praktek. Teori yang mendasari dalam seni budaya (seni musik)

dapat disampaikan kepada siswa secara inklusif di dalamnya. Faktor pendukung

utama dalam pembelajaran seni budaya (seni musik) adalah sarana prasarana dan

sumber daya manusia (SDM). Saran yang disampaikan oleh penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepada pemegang kebijakan pendidikan (Top Manager) sekolah untuk:

a. Memberi perhatian terhadap kebutuhan pembelajaran di sekolah, khususnya

pada mata pelajaran seni budaya (seni musik) yang banyak membutuhkan

sarana dan prasarana berupa tempat dan alat musik.

b. Mengoptimalkan dan memfungsikan sumber daya yang ada di sekolah

secara optomal, baik sumber daya yang berupa sarana dan prasaran serta

sumber daya manusia (SDM) guru seni budaya (seni musik) demi

meningkatkan kualitan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang sudah ada

dimanfaatkan yang seoptimal mungkin, sedangkan sumber daya manusia

(SDM) guru seni musik untuk semakin ditingkatkan dan dikembangkan

melalui pendidikan latihan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 173
digilib.uns.ac.id

c. Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif, yang memungkinkan dapat

mendukung dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya kegiatan

pembelajaran siswa.

d. Selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada

umumnya, dan pembelajaran seni budaya (seni musik) pada khususnya.

e. Memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi

musiknya melalui kegiatan ekstrakurikuler seni musik.

f. Memberikan reward kepada para siswa yang telah berhasil meraih prestasi

seni musik, baik di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi,

maupun nasional, dengan tujuan untuk memberi motivasi kepada siswa.

Melalui pemberian reward tersebut akan menambah motivasi kepada siswa

yang meraih prestasi, dan memacu bagi siswa lain untuk memperoleh

prestasi.

2. Kepada guru seni budaya (seni musik) untuk:

a. Meningkatkan profesionalisme sebagai seorang guru seni musik, yang

dituntut untuk memliki kompetensi di bidang musik, baik secara teori

maupun praktek.

b. Membuat rancangan pembelajaran yang berbobot, menarik, kreatif, dan

inovatif, serta dapat memberikan gambaran pembelajaran yang bermakna.

c. Menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa agar

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru harus

mampu menerapkan strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 174
digilib.uns.ac.id

tepat. Termasuk dalam hal pemanfaatan media, guru harus mampu

memanfaatkan media pembelajaran.

d. Mampu mengantisipasi munculnya hambatan-hambatan yang muncul dalam

proses pembelajaran.

e. Mampu mengadakan evaluasi pembelajaran secara jujur, adil, dan objektif.

f. Meningkatkan pembimbingan siswa melalui kegiatan ekstrkurikuler.

3. Bagi peneliti lain yang mencoba untuk mengadakan penelitian yang sejenis,

perlu sekiranya memperhatikan hal-hal tersebut yang menjadikan beberapa

kelemahan yang ada dalam penelitian ini. Adapun kekurangan maupun

kelemahan dalam penelitian ini, antara lain:

a. Dalam melakukan perekaman berbagai sumber data kurang maksimal, hal

ini dipengaruhi oleh faktor non-teknis.

b. Informan sebagai salah satu sumber data sangat terbatas, sehingga perlu

dikembangkan demi sempurnanya karya penelitian.

c. Adanya keterbatasan pemahaman dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian, perlu menjadikan masukan bagi peneliti lain agar lebih

memahami serta menguasai segala teknis penelitian terlebih dahulu sebelum

terjun ke lapangan penelitian agar terwujud penelitian yang sempurna

commit to user

Anda mungkin juga menyukai