Anda di halaman 1dari 60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI EKSPONEN PADA BENTUK ALJABAR MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
DI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B Semester I Tahun Pelajaran


2010 / 2011

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program


Studi Tekhnologi Pendidikan

Disusun dan Diaj

Mmmmmnnnnn

Oleh:
LUCIA ENY SETYOWATI
NIM. S 810809112

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI EKSPONEN PADA BENTUK ALJABAR MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME KELAS VIII B
SEMESTER I SMP NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN 2010/2011

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B Tahun Pelajaran2010/2011 )

Disusun oleh
LUCIA ENY SETYOWATI
NIM : S 810809112

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Tanggal : 21 Desember 2010

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I : Prof.Dr .Samsi Haryanto, M.Pd

.......................

Pembimbing II : Dr.Nunuk Suryani, M.Pd.

.......................

Mengetahui
Ketua Program Studi Tekhnologi Pendidikan
Program Pascasarjana U N S

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


NIP.194307121973011001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA


MATERI EKSPONEN PADA BENTUK ALJABAR MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME KELAS VIII B
SEMESTER I SMP NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN 2010/2011

Disusun oleh
Lucia Eny Setyowati
NIM : S 810809112

Telah disetujui oleh Tim Penguji


Pada tanggal : ............................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd .......................

Sekretaris : Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd .......................

Anggota Penguji I : Prof.Dr .Samsi Haryanto, M.Pd .......................

II : Dr.NunukSuryani, M.Pd .......................

Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi TP

Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd


NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19430712 197301 1 00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lucia Eny Setyowati

NIM : S.810809112

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “PENINGKATAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI EKSPONEN

PADA BENTUK ALJABAR MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

KELAS VIII B SEMESTER I SMP NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN 2010/

2011” adalah benar-benar hasil karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam

tesis tersebut diberi tanda cipta dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar , maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 21 Desember 2010

Yang membuat pernyataan

Lucia Eny Setyowati


NIM. S. 810809112

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

1. Saat sungai bertemu batu karang ,arus sungai selalu menang bukan karena kekuatan ,

tetapi karena keuletannya.

2. Harapan bukanlah suatu mimpi , tetapi cara untuk membuat mimpi-mimpi menjadi

kenyataan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tesis ini dipersembahkan bagi

1. Ibu tercinta CH. Sri Mulyani Sudiyono

2. Suami tercinta J. Jatmiko Putro S.Pd

3. Anakku tersayang Irsa Laksita D dan Daniel Satria Laksana.

4. Kakak , adik dan keluarga besarku.

5. Sahabatku tersayang Heti Marheni ,S.Pd, Esti Dwi W, S.Pd,

Sri Rahayu H ,S.Pd

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Lucia Eny Setyowati NIM S 810809112 ,2010. Peningkatan Motivasi dan
Hasil Belajar Matematika Materi Eksponen Pada Bentuk Aljabar Melalui
Pendekatan Konstruktivisme Kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta th
2010/2011. Komisi Pembimbing I : Prof Dr Samsi Haryanto M.Pd ,Pembimbing II :
Dr Nunuk Suryani M.Pd. Tesis : Program Studi Tekhnologi Pendidikan Program
Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan motivasi belajar matematika
materi eksponen pada bentuk aljabar; 2) meningkatkan hasil belajar matematika
materi eksponen pada bentuk aljabar. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan di
kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 5 bulan. Desain penelitian tindakan kelas
dalam penelitian ini menggunakan model desain alur dari Kemmis dan Taggart yang
terdiri dari dua siklus tindakan. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa
kelas VIII B semester gasal di SMP Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang siswa.
Langkah-langkah yang dilakukan meliputi menyusun perencanaan,
mengadakan tindakan, melakukan pengamatan, refleksi, mengadakan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk tindakan pemecahan masalah selanjutnya
sampai diperoleh hasil yang mendekati kesempurnaan. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode tes, dan kuestioner. Analisis data dilakukan dengan
model analisis interaktif yang terdiri dari proses pengumpulan data, penyajian data,
dan verifikasi data.
Berdasarkan hasil tindakan dan analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa:
1)Penggunaan metode pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi
belajar matematika materi eksponen pada bentuk aljabar . Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa dari 100.00 pada tahap
awal menjadi sebesar 110,20 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan
kemudian meningkat lagi menjadi 119,45 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus
II; 2) Pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi eksponen pada bentuk aljabar bagi siswa kelas VIII B Semester
1 SMP Negeri 4 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
kelas yang diperoleh siswa dari 71,25 pada kondisi awal menjadi 76,75 pada akhir
tindakan pembelajaran Siklus I, dan meningkat lagi menjadi 81,50 pada akhir
tindakan pembelajaran Siklus II.
Faktor utama peningkatan ini disebabkan karena pendekatan konstruktivisme
dapat membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi bermakna dan
relevan untuk dirinya,. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga siswa
tertarik , senang dan secara sadar menggunakan strategi- strategi mereka sendiri
untuk belajar yang berdampak pada peningkatan motivasi dan hasil belajar mereka
terhadap pelajaran matematika.
Kata kunci: motivasi belajar, hasil belajar, pembelajaran konstruktivisme

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Lucia Eny Setyowati NIM S 810809112, 2010. Improvement Of Motivation


And Mathematics’ Learning Results In The Concept Of Exponential Forms Of
Algebra Through Constructivism Learning Method On VIII B Students Of SMP N
4 Surakarta, Academic Year 2010/2011. Board of Counselor I : Prof., Dr. Samsi
Haryanto, M.Pd., Counselor II : Dr. Nunuk Suryani M.Pd. Thesis: Postgraduate
Program of Education Technology, University of Sebelas Maret, Surakarta.
The research is aimed to: 1) improve the students’ learning motivation in
mathematics in the concept of exponential forms of algebra; 2) improve the learning
results in mathemathics of exponential forms of algebra. The research is a Classroom
Action Research. The research was administered in Class VIII B of SMP Negeri 4
Surakarta of academic year 2010/2011 in the first semester. The research was
undertaken in 5 months. The research design employed here is Kemmis and Taggart
model conveying two cycles. The subjects of the research are students of class VIII B
of SMP Negeri 4 Surakarta academic year 2010/2011 of the first semester with the
total of 20 students.
The procedures undertaken encompass planning, action, observation, and
reflection in order to get a better performance. The data collection is done using test
and questionnaire. The data analysis is done using interactive model that consists of
data collection, data display, and verification.
Based on the action results, the research concludes that: 1) the
implementation of constructivism learning method can improve students’ learning
motivation in mathemathics in the concept of exponential forms of algebra for
students of class VIII B of SMP Negeri 4 Surakarta academic year 2010/2011 in the
first semester. It is demonstrated with the improvement in the average score of
motivation from 100.00 in the initial stage into 110.20 in the Cycle I, and becomes
119.45 in the Cycle II learning process; 2) the implementation of constructivism
learning method can improve students’ learning achievement in mathemathics in the
concept of exponential forms of algebra for students of class VIII B of SMP Negeri 4
Surakarta academic year 2010/2011 in the first semester. It is demonstrated with the
improvement in students’ average score starting from 71.25 in the initial stage into
76.75 in the Cycle I, and becomes 81.50 in the Cycle II..
The main factor of this progress was that this contructivism approach could
help the students understand the information learned become more significant and
relevant themselves .Eventually they got involved actively in the teaching learning
process so they were interested in using their own strategies happly and consciously
in their study, which contributed to their motivation improvement and achievement in
mathematics .
Key words: learning motivation, learning achievement, constructivism.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTO ......................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT………………………………………………………………….. viii

DAFTAR ISI..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR.................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL............................................................................................. xv

DAFTAR FOTO............................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Landasan Teori ................................................................................. 9

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Motivasi Belajar Matematika.............................................. 9

2. Hasil Belajar Matematika ................................................... 13

3. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam

Pembelajaran Matematika................................................... 21

B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 30

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 32

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 32

B. Subjek Penelitian ................................................................... 33

C. Prosedur Penelitian ........................................................................... 33

D. Jenis Data dan Sumber Data............................................................ 35

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data........................................... 38

1. Teknik Pengambilan Data................................................. 38

2. Validitas Data.................................................................... 38

3. Teknik Analisis Data ........................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 41

A. Diskripsi Latar Penelitian ................................................................. 41

1 Deskripsi Kelas VIII B SMP Negeri 4 Surakarta......................... 42

2Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran dan Penilaian Materi

Eksponen Pada Bentuk Aljabar..................................................... 42

B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 44

1 Pelaksanaan PenelitianTindakan Pra Siklus .......................... ..... 44

2 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I.................................... 57

3 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus II ................................. 71


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................... 84

D Keterbatasan........................................................ ......................... 93

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .............................................. 95

A. Simpulan........................................................................................... 95

B. Implikasi................................................................. ....................... 96

C. Saran 97

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 99

LAMPIRAN ......................................................................................................

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 32

Tabel 2 Pencapaian Hasil Belajar Matematika Para Siklus ........................ 50

Tabel 3 Ringkasan Hasil Tes Para Siklus ................................................... 51

Tabel 4 Kisi-kisi Penyusunan Angket Motivasi ......................................... 53

Tabel 5 Pencapaian Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ………………. 56

Tabel 6 Ringkasan Data Motivasi Belajar Siswa Para Siklus..................... 56

Tabel 7 Ringkasan Hasil Tes Siklus I ......................................................... 63

Tabel 8 Ringkasan Data Motivasi Belajar Akhir Tindakan Siswa Siklus I 65

Tabel 9 Ringkasan Hasil Tes Siklus II........................................................ 79

Tabel 10 Ringkasan Data Motivasi Belajar Siswa Akhir Tindakan Siklus II 81

Tabel 11 Perubahan Motivasi Belajar Siswa Dari Tahap Awal Hingga……

Siklus II………………………………………………………….. 87

Tabel 12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Tahap Awal Hingga ……..

Siklus II………………………………………………………….. 89

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir.............................................................. 31

Gambar 2 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................. 36

Gambar 3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Tes Pra Siklus ...................... 51

Gambar 4 Diagram Kategori Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus .................. 56

Gambar 5 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................................. 64

Gambar 6 Diagram Kategori Motivasi Belajar Siswa Siklus I ...................... 66

Gambar 7 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II................................ 80

Gambar 8 Diagram Kategori Motivasi Belajar Siswa Siklus II..................... 81

Gambar 9 Diagram Peningkatan Motivasi Belajar Berdasarkan Kategori .... 87

Gambar 10 Diagram Perubahan Ketuntasan Belajar Siswa dari Tahap Awal

hingga Akhir Tindakan Pembelajaran Siklus II............................ 90

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR FOTO
Halaman
SIKLUS I

Foto 1 Siswa Berkelompok Mengerjakan Lembar Kerja Terstruktur............ 67

Foto 2 Interaksi Belajar Mengajar Saat Presentasi Kelompok....................... 68

Foto 3 Siswa Sedang Melaksanakan Presentasi Kelompok ........................... 68

SIKLUS II

Foto 4 Pelaksanaan Belajar Mengajar Siklus II ............................................. 82

Foto 5 Siswa Mengerjakan Tugas Secara Berkelompok................................ 82

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1.Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk belajar di Program Pascasarjana UNS

Surakarta.

2.Direktur Program Pascasarjana (PPs )UNS Surakarta beserta staf yang telah

memberikan ijin dan dukungan demi terlaksananya penelitian dan penulisan

tesis ini.

3.Prof. Dr. H. Mulyoto,M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tekhnologi

Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dan bantuan serta fasilitas demi

kelancaran penulisan proposal ini.

4.Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku Pembimbing Pertama yang dengan

penuh kesabaran memberikan bimbingan ,arahan dan memberikan motivasi

dalam penulisan makalah ini.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5.Dr Nunuk Suryani, M.Pd selaku Pembimbing Kedua yang dengan penuh

kesabaran dan kekeluargaan telah memberikan arahan ,saran dan masukan

dalam penulisan makalah ini.

6.Drs Djoko Warsito,BBA Kepala SMP Negeri 4 Surakarta beserta dewan guru

dan staf serta para siswa khususnya kelas VIIIB yang telah memberikan

kesempatan dan sarana yang diperlukan dalam penelitian sampai

terselesaikannya tesis ini.

7.Ibu, suami ,anak dan seluruh keluarga tercinta yang penuh pengertian dan telah

memberikan dukungan yang luar biasa untuk terselesaikannya tesis ini.

8.Rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Tekhnologi Pendidikan Paralel I

Kediri .yang penuh keakraban dan semangat kebersamaan selama menempuh

belajar di Program Pasca Sarjana UNS Surakarta.

9.Semua pihak yang terkait , baik langsung maupun tidak langsung telah

memberikan bantuan dan dukungan selama penelitian dan penulisan tesis ini.

Penulis berharap mudah mudahan tesis ini bermanfaat bagi dunia pendidikan

dan pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang pembelajaran matematika.

Surakarta, Desember 2010


Penulis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 
 
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gaya hidup serba cepat dan instan semakin membudaya tak

terkecuali anak didik kita juga terkena imbasnya sehingga dalam belajarpun

menuntut pengerjaan pintas yang cepat. Memang dalam pengerjaan soal

matematika kita perlu memperhitungkan waktu tetapi tetap harus berpijak

pada konsep yang benar. Penanaman dan pemahaman konsep yang benar

dengan pendekatan yang tepat akan terpatri lebih lama dalam ingatan siswa,

sehingga akan sangat berpengaruh dalam proses pemecahan masalah dalam

pembelajaran matematika. Dengan konsep yang benar siswa akan lebih

mampu mengembangkan pengetahuannya secara lebih luas dalam

kehidupan sehari-hari yang tentu saja berdampak positif pada hasil belajar

dan motivasi siswa dalam belajar matematika. Tetapi tampaknya kondisi ini

masih jauh dari harapan karena pada kenyataannya anak didik kita masih

banyak menggunakan hafalan dan rumus terapan tanpa memahami

prosesnya.

Hal ini juga terjadi di kelas 8 B SMP Negeri 4 Surakarta, salah satu

sekolah RSBI favorit yang ada di Surakarta. Saat guru menyampaikan

materi eksponen pada bentuk aljabar siswa kelihatan kurang antusias.

Melalui pertanyaan yang diajukan guru yang bermaksud untuk mencoba

menggali ingatan siswa mengenai materi bentuk aljabar sebelumnya untuk

mengaitkan materi eksponen yang selanjutnya ternyata semakin

commit to1 user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
memperjelas bahwa terjadi pembelajaran yang belum sesuai. Tidak banyak

terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sangat kelihatan

sekali pengetahuan awal siswa mengenai bentuk aljabar tidak terkonsep

dengan baik, sehingga untuk menuju standar kompetensi berikutnya yaitu

materi eksponen pada bentuk aljabar sangat sulit.

Keadaan ini berlanjut hingga diketahui hasil evaluasi siswa rendah.

Rata- rata kelas masih dibawah KKM yaitu 70. Padahal KKM yang

ditetapkan sekolah adalah 75. Siswa yang dinyatakan lulus baru 12 siswa

dari 20 siswa yang berarti siswa yang tuntas baru mencapai 60.00%.

Menurut hasil analisa ketidakberhasilan ini disebabkan oleh kedua belah

pihak baik faktor guru maupun faktor siswa. Melalui penelitian

pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2010 dengan menggunakan

tes awal, pengamatan dan wawancara diketahui hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa kurang menyukai pelajaran matematika khususnya pada materi

eksponen pada bentuk aljabar.

2. Pengetahuan awal siswa terhadap bentuk aljabar belum terkonsep

dengan benar.

3. Siswa belum menguasai sifat dan operasi eksponen bentuk aljabar.

4. Siswa kurang dimotivasi untuk inter aktif dalam pembelajaran

matematika.

5. Siswa tidak diajak untuk mengeksplorasi dan menemukan cara belajar

sendiri.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
6. Siswa kurang memahami tahap-tahap konsep yang harus dikuasai dalam

belajar eksponen bentuk aljabar.

Dari survei pendahuluan itu pula dapat diketahui hal lain yang

berkaitan dengan perilaku guru selama ini dalam menyampaikan

pembelajaran materi eksponen pada bentuk aljabar adalah

1. Metode yang digunakan belum tepat.

2. Masih menggunakan gaya mengajar konvensional

3. Kurang memberikan motivasi kepada siswa

4 Penyajian materi yang kurang menarik.

5. Guru hanya memberikan teori bukan proses dan pemahaman.

Kondisi seperti ini harus segera ditindaklanjuti. Motivasi belajar

yang rendah dan pemahaman konsep yang kurang akan berakibat siswa

semakin tidak menyukai pelajaran matematika. Padahal konsep eksponen

akan digunakan lagi pada pembelajaran matematika kelas IX materi Pangkat

Tak Sebenarnya dan tentu saja akan berlanjut digunakan pada jenjang yang

lebih tinggi yaitu SMA.

Permasalahan ini ternyata sangat berdampak luas. Seperti mata

rantai yang saling mengait semakin sulit untuk diuraikan. Begitu pula bagi

pribadi guru ketidak mampuan guru untuk mentransfer materi yang sudah

disiapkan akan berakibat kepercayaan siswa kepada guru akan berkurang.

Langkah-langkah praktis perlu segera ditemukan untuk mengatasi kondisi

tersebut. Melalui penelitian tindakan kelas, langkah-langkah praktis

semacam itu dapat diharapkan ditemukan. Namun sebelum penelitian itu

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
dilaksanakan, lebih dahulu harus dipikirkan langkah-langkah seperti apa

yang perlu dirancang untuk dimatangkan melalui penelitian tindakan dalam

rangka mengatasi kondisi di atas.

Dibutuhkan pendekatan yang lebih menekankan pada hakekat

manusia sebagai makhluk pembangun ilmu pengetahuan. Pendekatan ini

dikenal sebagai pendekatan konstruktivisme.

Belajar lebih diartikan sebagai fakta-fakta yang bersifat faktual.

Belajar adalah sebuah proses konstruksi makna dari pada hanya sekedar

mengingat dan menghafal. Dalam belajar matematika, dibutuhkan

pemahaman proses yang baik agar pengetahuan yang ditransfer dapat

dikonstruksi secara benar oleh siswa sehingga pembelajaran lebih

bermakna .dan terekam lebih lama dalam ingatan siswa. Kecuali pendekatan

diatas perhatian dan perlakuan guru terhadap siswa akan sangat berpengaruh

dalam proses pembelajaran.

Pemberian motivasi dan pemaparan tujuan pembelajaran yang

didesain secara khusus akan membangkitkan ketertarikan siswa yang akan

berdampak pada sikap yang positif dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya materi eksponen dalam bentuk aljabar. Kemudian yang tak kalah

penting adalah media yang akan digunakan dalam transfer belajar . Untuk

mencapai pemahaman yang optimal bisa digunakan media gambar (LCD)

atau model kongkrit yang dibuat oleh kelompok siswa sendiri. Penggunaan

Lembar Kerja Terstruktur yang dibuat guru akan sangat membantu

pemahaman siswa dan dengan bimbingan langkah demi langkah akan

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
membentuk pengalaman belajar siswa. Menurut Hudoyo (1990: 4)

dikatakan bahwa untuk mempelajari materi yang baru, pengalaman belajar

yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar

tersebut .

Jika pandangan-pandangan pembelajaran diatas digunakan maka

pendekatan konstruktivisme dapat digunakan sebagai upaya untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa secara optimal pada materi

eksponen pada bentuk aljabar di kelas VIII B SMP Negeri 4 Surakarta.

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan

1. Motivasi belajar matematika siswa pada materi eksponen bentuk aljabar

rendah.

2. Hasil belajar matematika siswa pada materi eksponen pada bentuk

aljabar rendah.

Agar penelitian ini lebih terfokus diperlukan adanya pembatasan

masalah. Permasalahan dibatasi pada tiga variabel yang akan diteliti yaitu

motivasi belajar matematika, hasil belajar matematika dan pendekatan

konstruktivisme.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8B RSBI SMP Negeri 4

Surakarta. Semester I tahun ajaran 2010/2011 pada materi eksponen bentuk

aljabar.Pada penelitian ini penulis menerapkan pendekatan konstruktifistik

untuk membangun pemahaman konsep materi eksponen pada bentuk

aljabar. Dengan dibantu visualisasi LCD dan Lembar Kerja Terstruktur

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
siswa akan menemukan cara belajarnya sendiri .Tindakan ini dilakukan

pada awal bulan Juli 2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah

tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah melalui Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika materi eksponen pada bentuk aljabar bagi

siswa kelas VIII B semester 1 SMP Negeri 4 Surakarta?

2. Apakah melalui Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil

belajar matematika materi eksponen pada bentuk aljabar bagi siswa

kelas VIII B Semester 1 SMP Negeri 4 Surakarta?

3. Mengapa melalui Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar matematika materi eksponen pada bentuk

aljabar siswa kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

a. Untuk meningkatkan motivasi belajar matematika materi eksponen

pada bentuk aljabar.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi eksponen pada

bentuk aljabar

c. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi

eksponen pada bentuk aljabar.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
2. Tujuan Khusus

a. Untuk meningkatkan motivasi belajar matematika materi eksponen

pada bentuk aljabar melalui pendekatan konstruktivisme kelas VIIIB

Semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi eksponen pada

bentuk aljabar melalui pendekatan konstruktivisme kelas VIII B

Semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

c. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi

eksponen pada bentuk aljabar melalui pendekatan konstruktivisme

kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatnya motivasi pembelajaran matematika materi eksponen

pada bentuk aljabar .

b. Meningkatnya hasil belajar matematika materi eksponen pada

bentuk aljabar .

c. Meningkatnya motivasi dan hasil belajar matematika materi

eksponen pada bentuk aljabar

2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatnya motivasi pembelajaran matematika materi eksponen

pada bentuk aljabar melalui pendekatan konstruktivisme kelas

VIIIB Semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 
b. Meningkatnya hasil belajar matematika materi eksponen pada

bentuk aljabar Melalui pendekatan konstruktivisme kelas VIII B

Semester I SMP Negeri 4 Surakarta

c. Meningkatnya motivasi dan hasil belajar matematika materi

eksponen pada bentuk aljabar melalui pendekatan konstruktivisme

kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta

3. Manfaat bagi sekolah

a Bagi sekolah penelitian bisa dijadikan sebagai acuan strateg

pembelajaran matematika untuk meningkatkan prestasi sekolah.

b. Penelitian tindakan kelas bermanfaat meningkatkan dan mengangkat

citra lembaga pendidikan yang kreatif dan inovatif.

c. Penelitian tindakan kelas meningkatkan pencapaian hasil belajar yang

merupakan indikator tercapainya pembelajaran.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar Matematika

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang bermakna

bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku

manusia. Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi intern

(kesiapsiagaan). Menurut Mc Donals motivasi adalah perubahan

energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi ada dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

1) Motifasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Contoh siswa berminat menjadi seorang dokter

maka daya dorong siswa itu adalah apabila tamat sekolah nanti ia

harus melanjutkan kuliah di perguruan tinggi melalui fakultas

kedokteran.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10 
 
2) Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar. Contoh : Apabila seorang siswa bisa

menjawab pertanyaan guru yang berhubungan dengan materi pelajaran

dengan jawaban sangat memuaskan, maka siswa dapat memperoleh daya

dorong yang positif untuk bekerja keras dan terus mengasah kecerdasannya.

Sebaliknya jika siswa kurang berhasil dan tidak dapat mengerjakan

tugas yang diberikan guru sehingga dia diberi peringatan maka teguran dan

peringatan itu merupaka motivasi negatif, oleh yang bersangkutan dapat

dijadikan sebagai daya dorong untuk memperbaiki kekurangan atau

kesalahannya.

c. Motivasi belajar matematika

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling

mempengaruhi. Motivasi belajar matematika adalah daya penggerak

dari dalam individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk

menambah pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman khususnya

pada bidang matematika

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan penting

dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didiknya melalui

berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengalaman dan

kemampuan guru kepada siswa secara individual.Menurut Iskandar

(2009:182).

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11 
 
Ada beberapa peran motivasi yang penting dalam belajar dan

pembelajaran diantaranya adalah:

1) Peran motivasi dalam penguatan belajar. Peran motivasi dalam hal

ini dihadapkan pada suatu kasus yang memerlukan pemecahan

masalah. Misalnya siswa mengalami kesulitan dalam belajar

matematika akhirnya dapat memecahkan soal matematika dengan

menggunakan bantuan rumus matematika.

2) Usaha untuk memberi bantuan dengan rumus matematika dapat

menimbulkan penguatan belajar. Motivasi ini dapat menentukan

hal-hal apa yang dilingkungan anak yang dapat memperkuat

perbuatan belajar.

3) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran ini

berkaitan dengan kemaknaan belajar yaitu anak akan tertarik

untuk belajar jika yang dipelajarinya sedikitnya sudah bisa

diketahui manfaatnya bagi anak.

4) Peran motivasi menentukan ketekunan dalam belajar.Seseorang

yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun , dan berharap

memperoleh hasil yang baik.

Ahli psikologi telah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti apa

itu motivasi dan sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi

berhubungan dengan (a) arah perilaku (b) kekuatan respon (yaitu usaha)

setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu dan (c) ketahanan

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12 
 
perilaku,atau seberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku

menurut cara tertentu.(Yamin, Martinis, 2006:154).

Beberapa tekhnik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut

1. Memberikan penghargaan dengan menggunakan kata-kata misalnya

ucapan bagus sekali, hebat. Penghargaan yang dilakukan dengan kata-

kata ini mengandung makna yang positif karena akan menimbulkan

makna yang positif .

2. Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk belajar lebih

giat. Dengan mengetahui hasil yang diperoleh dalam belajar siswa akan

termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.

3. Menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa

ingin tahu dapat ditimbulkan oleh sesuatu yang datang tiba-tiba.

4. Mengadakan permainan dan menggunakan simulasi. Mengemas

pembelajaran dengan menciptakan suasana yang menarik sehingga

proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan melibatkan afektif dan

psikomotorik siswa.

5. Menumbuhkan persaingan dari dalam diri siswa. Maksudnya guru

memberikan tugas kepada siswa , dimana dalam melakukan tugasnya

tidak bekerjasama dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa

akan dapat membandingkan hasil pekerjaan yang dilakukan dengan hasil

siswa lainnya.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13 
 
6. Memberikan contoh yang positif artinya dalam memberikan pekerjaan

kepada siswa guru tidak dibenarkan meninggalkan ruangan untuk

melaksanakan tugas yang lainnya.

7. Penampilan guru yang menarik , bersih , rapi , sopan, dan tidak

berlebihan akan memotifasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Hakekat dari motivasi dalam proses pembelajaran adalah dorongan

yang berasal dari dalam dan luar diri peserta didik yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku pada umumnya dan

semangat atau keinginan untuk belajar lagi. (Dr,Iskandar,M.Pd:2009)

b. Hakekat Matematika.

Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia berhubungan

dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran

manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk menggambarkan

konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat deduktif

sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Sehubungan dengan

hal di atas Hudoyo (1988:3) menyatakan matematika berkenaan dengan ide-

ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang

diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-

konsep abstrak.

Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan

logik yang menggunakan pembuktian deduktif. Matematika dapat melatih

siswa untuk berpikir secara logis, rasional, operasional dan terukur sesuai

dengan karakteristik ilmu ini.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14 
 
c.Pengertian Matematika

Pengertian tentang matematika tidak didefinisikan secara tepat dan

menyeluruh. Hal ini mengingat belum ada kesepakatan atau definisi tunggal

tentang matematika. Beberapa pengertian atau ungkapan tentang

matematika hanya dikemukakan berdasarkan siapa pembuat definisi ,

dimana dibuat dan dari sudut pandang apa definisi dibuat. Ada tokoh yang

sangat tertarik dengan bilangan maka ia melihat matematika itu dari sudut

pandang bilangan . Ada tokoh lain yang lebih mencurahkan perhatian

kepada struktur – struktur maka ia melihat matematika itu dari sudut

pandang struktur – struktur itu . Tokoh lain lagi lebih tertarik pada pola pikir

atau sistimatik maka ia melihat matematika dari sudut pandang sistimatika

itu . Dengan demikian banyak sekali definisi yang berbeda-beda mengenai

matematika. Berikut ini disajikan beberapa pengertian tentang matematika

1.Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan

terorganisir ( R. Soedjadi, 1999/ 2000)

2. Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak

( Keysen dalam The Liang Gie, 1993)

3.Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan –

hubungannya ( Charles Echels dalam The Liang Gie,1993)

4.Matematika berkenaan dengan ide-ide , sruktur-struktur dan

hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis.(

Herman Hudoyo,1979)

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15 
 
5.Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi

yang didasarkan kepada observasi ( induktif) tetapi diterima

generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif

(Ruseffendi,1999)

6.Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai

dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ,ke

aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema (

Ruseffendi,1991)

7.Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk

susunan,besaran dan konsep- konsep hubungan lainnya yang

jumlahnya banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu

aljabar,analisis dan geometri( James and James ,1976)

Dari pengertian–pengertian yang telah diuraikan diatas kita dapat

menggunakan pengertian matematika sesuai dengan sudut pandang dan

kebutuhannya.Semua pengertian itu dapat diterima karena matematika dapat

dipandang dari segala sudut, dan matematika dapat memasuki kehidupan

manusia dari yang sederhana sampai yang paling kompleks.

Karakteristik Matematika

Dari beberapa definisi di atas jika dicermati dapat dilihat ada ciri-ciri

khusus atau karakteristik khusus yang terdapat pada pengertian matematika.

Beberapa karakteristik matematika menurut Janet Trineke Manoy (7.5 2007)

adalah:

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16 
 
1.Memiliki objek kajian yang abstrak

Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak.

Objek–objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar meliputi fakta,

konsep,skill dan prinsip

a.Fakta dalam matematika merupakan konvensi-konvensi atau

kesepakatan yang dapat disajikan dalm bentuk lambang atau simbol,

yang umumnya sudah dipahami oleh pengguna matematika.Misalnya

kata “ dua “ yang disimbulkan dengan “2” dan dalam geometri sudut

disimbolkan dengan “ “

b.Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan

orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa dan

menentukan apakah objek atau peristiwa itu merupakan contoh atau

bukan contoh dari ide bstrak. Konsep dalam matematika dapat

diperkenalkan melalui “definisi“gambar/gambaran / contoh” sebagai “

unsur model/peraga”.Konsep itu sendiri abstrak , tetapi setiap konsep

mempunyai “ nama konsep”. Nama konsep itu sendiri dapat dipandang

sebagai “unsur bahasa”.Dengan adanya nama konsep tersebut maka suatu

konsep dapat diperkenalkan melalui “ungkapan”. Ungkapan yang

membatasi suatu konsep disebut “ definisi konsep”. Sering juga disebut

pengertian “pengertian konsep”. Sedangkan sebagai pangkal ditetapkan “

konsep yang tidak didefinisikan “ yang disebut “ konsep primitif” misal

dalam aljabar “bilangan yang merupakan kelipatan 2“,penggunaan dua

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17 
 
bilangan bulat a-b “ diungkap dengan definisi yang berupa rumus a-b =

a+ (-b)

c.Skill (juga dapat disebut operasi/relasi) Dalam pendidikan disebut skill

karena penekanan dilakukan terhadap “kerja yang dilakukan)sedang

operasi Operasi dalam matematika adalah “aturan untuk memperoleh

elemen atau unsur tunggal dari satu atau lebih elemen yang diberikan .

d.Prinsip dalam matematika merupakan obyek dasar matematika yang

paling kompleks.Prinsip dapat memuat fakta, konsep maupun

operasi.Wujud dari prinsip dapat berupa teorema, lemma,sifat,hukum,

dan sebagainya. Contoh dalam aljabar misal untuk a,b,dan c bilangan

real, a+b)+c=a+(b+c)”,”a+b=b+a” dan sebagainya.

2.Bertumpu pada kesepakatan

Dalam matematika kesepakatan merupakan hal penting yang harus

juga disepakati .Kesepakatan yang sangat mendasar adalah unsur-unsur

yang tidak didefinisikan dan aksioma.Unsur-unsur yang tidak

didefinisikan ini juga disebut unsur primitif.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18 
 

2. Hasil Belajar Matematika

a. Hakekat belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian

terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Lantas, apa sesungguhnya belajar itu?

Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para

ahli:

1) Witherington (2002) : “belajar merupakan perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang

baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan

kecakapan”.

2) Crow & Crow dan (2003) : “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.

3) Hilgard (1987) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku

muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu

situasi”

4) Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku

yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

5) Gage & Berliner ( 2004) “belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku yang muncul karena pengalaman”

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19 
 
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses alami yang dapat membawa perubahan pada

pengetahuan, tindakan, dan perilaku seseorang.

b.Teori Belajar

Teori belajar berisi serangkaian prinsip terorganisasi yang

menjelaskan tentang bagaimana individu belajar serta memperoleh

pengetahuan dan ketrampilan yang baru. Pemahaman yang baik tentang

teori- teori belajar dapat digunakan sebagai dasar untuk menciptakan

kegiatan pembelajaran seperti yang diharapkan. Ada tiga teori belajar

yang sudah dikenal luas. Ketiga teori ini sangat dominan untuk digunakan

dalam mempelajari proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang.

1) Teori Belajar Behavioristik

Menurut teori belajar ini, belajar adalah pemberian tanggapan atau

respon terhadap stimulus yang dihadirkan. Belajar dapat dianggap

efektif apabila individu mampu memperlihatkan sebuah perilaku baru

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tokoh-tokoh peneliti dalam rumpun teori belajar behavioristik antara

lain Edward L. Thorndike dengan teori Connectionism; Pavlov dengan

teori Classical Conditioning dan B.F.Skinner dengan teori Operant

Conditioning.

2) Teori Belajar Kognitif

Teori belajar ini berpandangan bahwa belajar merupakan proses

mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20 
 
pengetahuan. Menurut pendapat Woolfolk (2004) bahwa teori belajar

kognitif sebagai pendekatan umum yang memandang belajar sebagai

proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat dan menggunakan

informasi dan pengetahuan.Konsep penting yang dikemukakan dalam

teori belajar kognitif adalah adanya pemrosesan informasi

(information processing) yang menjelaskan tentang aktifitas pikiran

individu dalam menerima, menyimpan dan menggunakan informasi

yang dipelajari.

3) Teori belajar Humanistik

Teori belajar humanistik menggunakan pendekatan motivasi yang

menekankan pada kebebasan personal, penentuan pilihan, determinasi

diri, dan pertumbuhan individu.Teori belajar humanistik berpandangan

bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih banyak ditekankan

pada aspek kognitif semata, sementara aspek afektif dan psikomotor

menjadi terabaikan. Menurut penganut teori belajar humanistik setiap

anak merupakan individu yang unik, memiliki perasaan dan gagasan

orisinal. Tugas utama seorang guru adalah membantu individu agar

berkembang secara sehat dan sempurna sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

c. Hasil belajar

Hasil dari proses belajar merupakan kombinasi antara pengetahuan

baru dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.

Individu dapat dikatakan telah menempuh proses belajar apabila ia telah

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21 
 
membangun atau mengkonstruksi pengetahuan baru dengan cara melakukan

penafsiran atau interpretasi baru terhadap lingkungan social, budaya, fisik,

dan intelektual tempat mereka hidup.

Salah satu hal yang perlu dipahami oleh seorang guru berkaitan

dengan proses belajar siswanya adalah kompetensi kognitif, kapasitas siswa

untuk berfikir abstrak, dan strategi mereka. Pengetahuan adalah hasil

belajar. Pada saat seseorang belajar tentang matematika atau ilmu yang lain

seseorang mengetahui sesuatu yang baru. Pengetahuan bukanlah hasil akhir,

melainkan lebih dari itu. Pengetahuan adalah pembimbing atau pengarah

bagi belajar sesuatu yang baru . Pendekatan kognitif menyatakan bahwa

salah satu elemen penting dalam belajar adalah apa sajakah yang dibawa

oleh individu dalam situasi-situasi belajar.

3.Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Matematika

a. Pengertian Pendekatan konstruktivisme

Asal kata konstruktivisme yaitu “to construct“ yang berarti

“membentuk“. Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang

mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil

konstruksi atau bentukan dari kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan

memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan

pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita.

Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan

perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22 
 
belajar. Anita woolfolk (2005) mengemukakan definisi pendekatan

konstruktivistik sebagai “....Pembelajaran yang menekankan pada peran

aktif siswa dalam membangun pemahaman dan memberi makna

terhadap terhadap informasi dan peristiwa yang dialami “.

Definisi lain tentang pendekatan konstruktifistik dikemukakan oleh

Gagnon dan Collay (2001) yang mengemukakan bahwa “pendekatan

konstruktivistik merujuk kepada asumsi bahwa manusia

mengembangkan dirinya dengan cara melibatkan diri baik dalam

kegiatan secara personal maupun sosial dalam membangun ilmu

pengetahuan. Asal kata konstruktivisme yaitu ‘to construct” yang berarti

membentuk.

Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai

pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi

atau bentukan dari kita sendiri.Dengan kata lain, kita akan memiliki

pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan

pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita. Menurut Ismail dkk,

(2007) tujuan dari pembelajaran penekanan konstruktifis adalah

pembelajaran yang dapat membantu siswa agar informasi yang

dipelajarinya menjadi bermakna dan relevan untuk dirinya,

menganjurkan peranan yang aktif bagi siswa dalam pembelajaran

mereka sendiri serta mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar

menggunakan strategi- strategi mereka sendiri untuk belajar.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23 
 
Mc Cown, Drisckool, dan Roop dalam Cruicksank dkk (2006)

mengemukakan bahwa siswa belajar dan membangun pengetahuan

mereka manakala mereka berupaya untuk memahami lingkungan yang

ada di sekitar mereka. Membawa siswa bersentuhan langsung dengan

objek atau peristiwa yang sedang dipelajari akan memberikan

kemungkinan untuk membagun pemahaman yang baik.Bagi para ahli

konstruktivistik , belajar merupakan pemaknaan terhadap peristiwa atau

pengalaman yang dialami oleh individu.

Pendidikan harus dipandang sebagai sebuah proses rekonstruksi

pengalaman yang berlangsung secara kontinyu. Siswa membangun

pengetahuan baru melalui peristiwa yang dialami setiap saat. Pemberian

makna terhadap pengetahuan diperoleh melalui akumulasi makna

terhadap peristiwa yang dialami.

Gagnon dan Collay dalam Cruickshank dkk (2006) berpendapat

bahwa siswa belajar dan membangun pengetahuan manakala dia terlibat

aktif dalam kegiatan belajar. Contoh aktifitas pembelajaran yang

menandai siswa melakukan konstruksi pengetahuan terdiri atas

beberapa bentuk kegiatan, yaitu

1) merumuskan pertanyaan secara kolaboratif

2) menjelaskan fenomena yang dilihat

3) berfikir kritis tentang isu-isu yang bersifat kompleks

4) mengatasi masalah yang sedang dihadapi

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24 
 
Bagi para ahli konstruktivistik, belajar merupakan pemaknaan

terhadap peristiwa atau pengalaman yang yang dialami oleh individu.

Pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses rekonstruksi

pengalaman yang berlangsung secara kontinyu. Siswa membangun

pengetahuan baru melalui peristiwa yang dialami setiap saat.

Pemberian makna terhadap pengetahuan diperoleh melalui

akumulasi makna terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari.Tokoh-

tokoh pendidik yang menggagas pendekatan konstruktivistik dalam

pembelajaran antara lain Jhon Dewey, Jean Piaget. Maria Montessori,

dan Lev Vigotsky. Menurut mereka, pada dasarnya seseorang adalah

pencipta pengetahuannya sendiri. Dalam membangun pengetahuan

tersebut individu melakukan beberapa kegiatan yang bersifat esensial

antara lain mengajukan pertanyaan menggalipengetahuan , dan menguji

pengetahuan yang telah dipelajari.

b. Komponen – komponen Pendekatan konstruktivistik

Konstruksi pengetahuan merupakan proses berfikir dan

menafsirkan tentang suatu peristiwa yang dialami. Setiap individu memiliki

pengalaman yang unik. Oleh karenanya pengetahuan yang dimiliki oleh

individu merupakan pengetahuan yang bersifat unik pula. Proses belajar

dalam diri individu dapat dikatakan telah terjadi apabila pengetahuan yang

telah dimiliki dapat digunakan untuk menafsirkan pengalaman baru secara

utuh, lengkap, dan lebih baik daripada sebelumnya. Siswa perlu mengaitkan

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan baru.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25 
 
Mengaitkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru merupakan hal

yang prinsip untuk membangun ilmu pengetahuan .

Menurut Pribadi, (2009: 161) Tujuan pendekatan

konstruktivistik dalam pembelajaran adalah agar siswa memiliki

kemampuan dalam menemukan, memahami dan menggunakan informasi

atau pengetahuan yang dipelajari. Implementasi pendekatan konstruktivistik

dalam kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan beberapa komponen

penting sebagai berikut.

• Belajar aktif (active learning)

• Siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan

situasional.

• Aktivitas belajar harus menarik dan menantang

• Siswa harus dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi yang

telah dimiliki sebelumnya dalam sebuah proses yang disebut

“bridging”.

• Siswa harus mampu merefleksikan pengetahuan yang sedang

dipelajari.

• Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang dapat

membantu siswa dalam melakukan konstruksi pengetahuan. Dalam

hal ini, guru tidak lagi hanya sekedar berperan sebagai penyaji

informasi.

• Guru harus dapat memberi bantuan berupa scaffolding yang

diperlukan oleh siswa dalam menempuh proses belajar.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26 
 
Pendekatan konstruktifistik menghendaki peran guru yang berbeda

dengan yang selama ini berlangsung. Guru tidak lagi berperan sebagai

seorang yang menyiapkan diri untuk melakukan presentasi pengetahuan

didalam kelas, tetapi merancang dan menciptakan pengalaman-

pengalaman belajar (learning experiences) yang dapat membantu siswa

memberi makna terhadap konsep-konsep dan ilmu pengetahuan yang

sedang dipelajari. Guru perlu melatih siswa agar mampu mengaitkan ,

membuat rasional, dan memaknai konsep-konsep yang dipelajari.

Agar kegiatan pembelajaran yang dilandasi oleh pendekatan

konstruktivistik dapat memberikan hasil yang optimal, ada beberapa faktor

yang perlu mendapat perhatian .Newby dkk. (2000) mengemukakan

beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan pendekatan

konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut.

Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan belajar dalam kontek

nyata. Belajar terjadi manakala siswa menerapkan pengetahuan yang

dipelajari dalam mengatasi suatu permasalahan.

1.Ciptakan aktivitas belajar kelompok .Belajar merupakan sebuah proses

yang berlangsung melalui interaksi sosial antara guru dan siswa dalam

menggali dan mengaplikasikan kombinasi pengetahuan yang telah

mereka miliki.

2.Ciptakan model dan arahkan siswa untuk dapat mengkonstruksi

pengetahuan. Guru dan siswa bekerja bersama untuk mencari solusi

terhadap suatu permasalahan. Guru, yang pada umumnya memiliki

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27 
 
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas/ ekstensif, perlu memberi

arah yang konsisten agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar

yang bermakna.

c. Implikasi Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Matematika

Pada pembelajaran konstruktivisme perlu memperhatikan

perbedaan siswa baik dalam minat, kemampuan ,kesenangan ,

pengalaman dan cara belajar. Perbedaan siswa dikelas tersebut tentu saja

berdampak pada guru. Dengan keadaan yang demikian guru diisyaratkan

untuk dapat mempertimbangkan bagaimana menerapkan pembelajaran

matematika agar dapat melayani secara cukup perbedaan- perbedaan

siswa.Perbedaan siswa akan berdampak pada siswa sendiri. Siswa akan

mencapai prestasi belajar dalam kecepatan yang berbeda dan secara

kualitatif dalam cara cara yang berbeda. Lovitt dan Clarke (dalam

Suherman dkk, 2003) mengatakan bahwa kualitas pembelajaran ditandai

dengan seberapa luas lingkungan belajar siswa:

1) mulai dari mana siswa belajar; 2) mengenali bahwa siswa belajar

dengan kecepatan yang berbeda , dan cara yang berbeda; dan 3)

melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar.

d. Desain sistem pembelajaran Konstruktivistik

Gagnon dan Collay (2001) mengemukakan sebuah desain sistim

pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik. Desain

yang dikemukakan terdiri atas beberapa komponen penting dalam

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28 
 
pendekatan aliran konstruktivistik yaitu situasi, pengelompokan,

pengaitan, pertanyaan, pertanyaan, eksibisi, dan refleksi.

1) Situasi

Ini menggambarkan secara komprehensif rentang maksud atau

tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Selain itu, dalam

komponen situasi juga tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan

oleh siswa agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang

telah dilalui.

2) Pengelompokan

Komponen pengelompokkan dalam aktifitas pembelajaran berbasis

pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan interaksi dengan sejawat Pengelompokan sangat bergantung

pada situasi atau pengalaman belajar yang ingin dilalui oleh siswa

.Pengelompokkan dapat dilakukan secara acak (random) atau didasarkan

pada kriteria tertentu (purposive)

3) Pengaitan

Komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan pengetahuan

yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan yang baru. Bentuk-

bentuk kegiatan pengaitan sangat bervariasi, misalnya melalui

pemecahan masalah atau melalui diskusi topik-topik yang spesifik.

4) Pertanyaan

Pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivitas

pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli yang

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29 
 
merupakan inti dari pendekatan pembelajaran konstruktivistik . Dengan

munculnya gagasan-gagasan yang bersifat orisinal, siswa dapat

membangun pengetahuan di dalam dirinya.

5) Eksibisi

Komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk

dapat menunjukan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman

belajar. Pengetahuan seperti apa yang telah dibangun oleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik? Pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk mengetahui

hasil belajar siswa.

6) Refleksi

Komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan

siswa untuk berfikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka

tempuh baik personal maupun kolektif . Refleksi juga memberi

kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang aplikasi dari

pengetahuan yang telah mereka miliki. Pendekatan konstruktivistik dapat

diaplikasikan pada semua jenjang dan satuan pendidikan . Hal penting

yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pendidikan konstruktivistik

adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuan

dengan menggunakan beragam sumber belajar yang tersedia.

Desain sistim pembelajaran yang berlandaskan pendekatan

konstruktivistik

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30 
 
perlu memasukkan komponen-komponen pembelajaran yang menjadi

prinsip pendekatan konstruktivistik seperti yang dikemukakan oleh

Gagnon dan Collay (2002), yaitu situasi, pengelompokkan, pengaitan,

pertanyaan, eksibisi, dan refleksi.

B. Kerangka Berpikir

Seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang

datang dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari

lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari

determinan- determinan lingkungan (Bandura 1977; 11-12). Belajar

merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan

pengalaman, motivasi akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap

perbuatan yang dilakukan seseorang.

Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya

misalnya dari tidak bisa menjadi bisa.Tujuan pendekatan konstruktivistik

dalam pembelajaran adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam

menemukan, memahami dan menggunakan informasi atau pengetahuan

yang dipelajari.

Implementasi pendekatan konstruktivisme adalah memberi

kebebasan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dengan

menggunakan beragam sumber belajar yang tersedia. Guru yang

menggunakan pendekatan konstruktivistik lebih banyak berperan sebagai

fasilitator yang menyediakan pengalaman belajar dan memudahkan

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31 
 
berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa.Berdasarkan analisis ini

diduga bahwa melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar matematika materi eksponen pada bentuk

aljabar siswa kelas VIII B Semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

ALUR KERANGKA BERFIKIR

PENELITIAN PENDEKATAN MOTIVASI HASIL


TINDAKAN BELAJAR BELAJAR
KONSTRUKTIVISME
KELAS

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Dari analisis masalah dan kerangka berpikir yang akan dilaksanakan

didapatkan hipotesis tindakan

1. Melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan motivasi

belajar matematika materi eksponen bentuk aljabar bagi siswa kelas VIII

B semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

2. Melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi eksponen bentuk aljabar bagi siswa kelas VIII B

semester I SMP Negeri 4 Surakarta.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32 
 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 4 Surakarta yang beralamat

di jl D.I. Panjaitan no 14 dengan alasan peneliti mengajar di sekolah ini

sehingga pada waktu mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran ingin

segera melakukan tindakan penelitian agar terjadi peningkatan kwalitas dan

mutu pembelajaran di SMP Negeri 4 Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan. Sejak

dipersiapkan pembuatan proposal ini, dengan perincian waktu sebagai

berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

BULAN
NO KEGIATAN PENELITIAN 4 5 6 7 8 9 10
1 Persiapan penyusunan proposal xx xx xx
2 Pelaksanaan Penelitian xx
3 Terapi Ulang xx
4 Interpretasi / Penyimpulan Data xx
5 Penyusunan Laporan Penelitian xx xx

32

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33 
 

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelasVIII RSBI SMP Negeri 4 Surakarta.

Kelas VIII SMP Negeri 4 Surakarta terdiri atas 9 kelas, yaitu kelas VIIIA

sampai dengan kelas VIII I. Satu kelas terdiri dari 20 siswa. Dilihat dari

hasil nilai rapor semester 1 dan hasil mid semester genap pada waktu kelas 7

terutama pada mata pelajaran matematika masih menunjukkan kemampuan

yang kurang maksimal.

C. Prosedur Penelitian

1. Rencana Tindakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Banyaknya tindakan yang dilakukan adalah dua siklus,

dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan,

implementasi tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.

a. Tahap Persiapan

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menggali semua permasalahan

yang dihadapi guru dan murid dalam proses pembelajaran di kelas. Masalah

masalah yang timbul adalah apa yang benar benar dirasakan guru dalam

pengelolaan pembelajaran. Dalam identifikasi masalah ditemukan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1) Penggunaan metode pembelajaran yang masih belum tepat;

2) Guru masih sangat dominan; dan

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34 
 
3) Siswa belum menguasai konsep dengan benar

b. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menetapkan alternatif

tindakan yang mungkin dapat dilakukan terhadap masalah yang dihadapi.

Berdiskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat atau teman

kolaborator sangat penting karena semua akan terlibat dalam pelaksanaan

pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

1) Menentukan rencana kerja dengan teman kolaborasi;

2) Menyusun rencana pembelajaran dengan memperhatikan rambu-

rambu silabus mata pelajaran matematika;

3) Menyusun rancangan tindakan dalam bentuk satuan-satuan

pembelajaran;

4) Menyusun pedoman pengamatan dan monitoring (aspek - aspek

yang akan diobservasi wawancara dan jurnal siswa); dan

5) Menyusun rancangan evaluasi program.

c. Tahap Implementasi Tindakan

Keseluruhan tindakan yang dilakukan dalam PTK ini bertujuan

untuk mengadakan perbaikan dalam peningkatan hasil belajar matematika,

menumbuhkan motivasi belajar matematika khususnya pada materi

eksponen pada bentuk aljabar menggunakan pendekatan pembelajaran

dengan penekanan konstruktivis. Menurut paham konstruktivis peranan

guru mengarahkan siswa untuk membentuk (mengkonstruksi) pengetahuan

matematika sehingga diperoleh struktur matematika.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35 
 
Langkah-langkah yang dilaksanakan meliputi:

1) Menentukan materi;

2) Menyusun Rencana Pengajaran;

3) Menyusun Lembar Kerja;

4) Pengumpulan data;

5) Analisa Data, dan Interpretasi Data; serta

6) Penarikan Simpulan

d. Tahap Observasi dan Interpretasi

Sementara tindakan diterapkan, dilakukan observasi terhadap

perilaku pemberian tindakan dan siswa yang diberikan tindakan.

Selain itu pada awal pemberian tindakan siswa diberikan informasi

agar sambil diberikan tindakan mereka juga mencatat hal-hal yang

terjadi dan dirasakan selama pemberian tindakan dalam bentuk

jurnal.

Setelah pemberian tindakan berakhir, hasil siswa mengikuti

tindakan, yang berupa lembar kerja diberi skor dengan skala

penilaian yang sudah dipersiapkan. Selanjutnya baik pemberi

tindakan maupun siswa diwawancarai. Siswa yang diwawancarai

adalah siswa yang terlihat aktif, siswa yang mengalami kesulitan,

siswa yang tidak memperhatikan dan melakukan aktifitas lain.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36 
 

SISWA :
Motivasi belajar
GURU : Mengajar dan hasil belajar
KONDISI menggunakan matematika
pendekatan eksponen pada
AWAL bentuk aljabar
konvensional
rendah
SiklusI
Menggunakan
GURU: pendekatan
Mengajar konstruktivismesecara
menggunakan berkelompok acak
pendekatan dalam pembelajaran
TINDAKAN konstruktivisme matematika

Diduga melalui SIKLUSII


pendekatan Menggunakan
konstruktivismedapat pendekatan
meningkatkan motivasi konstruktivismesecara
dan hasil belajar berkelompok heterogen
KONDISI matematika eksponen dalam pembelajaran
AKHIR pada bentuk aljabar matematika
bagi siswa kelasVIII B
Semester I SMP Negeri 4
Surakarta TH 2010/2011
SIKLUS III ?

Gambar 2. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

2. Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan skor motivasi belajar bagi masing-masing

siswa, minimal 85% dari jumlah siswa;

b. Adanya peningkatan prestasi pada pembelajaran materi eksponen

pada bentuk aljabar yang ditandai dengan sekurang-kurangnya 85%

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37 
 
siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Surakarta memperoleh nilai diatas

75 sebagai batas tuntas pembelajaran matematika.

D. Alat Pengambilan Data

Alat pengambil data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

butir soal, lembar observasi, jurnal siswa, jurnal guru dan pedoman

wawancara. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Butir soal untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menerima dan

menerapkan ilmu yang sudah didapatnya.

2. Observasi mengacu pada lembar observasi yang berisi hal-hal cara guru

menyampaikan topik pembelajaran, pelaksanaan penyajian

menggunakan LCD, pembimbimbingan dalam menemukan pengertian,

pembimbingan dalam pemecahan masalah matematika dan

pembimbingan dalam membangkitkan motivasi

3. Jurnal yang dibuat oleh siswa yang berisi laporan kesan-kesan yang

dirasakan pada saat mengikuti pembelajaran terhadap cara guru

menjelaskan materi,cara guru memberikan kesempatan untuk menjawab

pertanyaan, cara guru memberikan motivasi dan penguatan.

4. Cara guru membimbing dalam penyelesaian soal-soal dan interaksi yang

terjadi di dalam kelas.

5. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data pendukung yang

ditujukan kepada guru yang melaksanakan pembelajaran juga beberapa

siswa yang menonjol pada saat pembelajaran, terutama tentang masalah

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38 
 
yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran dan faktor-faktor yang

mempengaruhi.

E. Teknik Pengambilan dan Analisis Data

1. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes

digunakan untuk mendapatkan skor hasil belajar baik pada siklus I maupun

pada siklus II. Teknik non tes dengan menggunakan observasi, jurnal siswa

dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap perilaku guru kelas saat

melakukan PBM. Data yang lain diperoleh melalui catatan harian (jurnal

siswa) dan wawancara dengan guru dan beberapa siswa yang menonjol

dalam pelaksanaan pembelajaran dan bagaimana interaksi atau antusias

siswa dalam menanggapi pembelajaran dan segala hal yang

melatarbelakanginya.

2. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 119) “ Validitas adalah keadaan

yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu

mengukur apa yang akan diukur. Validasi diperlukan agar diperoleh data

yang valid. Adapun validitas yang digunakan perlu disesuaikan dengan data

yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif (berbentuk angka) umumnya

yang divalidasi instrumennya. Sedangkan data kualitatif (misalnya

observasi, wawancara) dapat divalidasi melalui trianggulasi baik

trianggulasi sumber maupun trianggulasi metode. Mengingat data yang

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39 
 
dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka, maka validasi yang digunakan

adalah validasi instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas

teoretik.

Validitas teoretik dibutuhkan untuk mengetahui seberapa jauh butir-

butir instrumen dari setiap variabel mampu mengukur sifat bangun

pengertian atau konstruk teori setiap variabel. Menurut Mohammad Asrori

(2007: 184) indikator untuk mengukur motivasi belajar adalah sebagai

berikut:

a. Mempunyai gairah yang tinggi;

b. Penuh semangat;

c. Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi;

d. Mampu bekerja mandiri ketika guru meminta siswa mengerjakan

sesuatu;

e. Memiliki rasa percaya diri;

f. Memiliki konsentrasi yang lebih tinggi;

g. Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi; dan

h. Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi

3. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian

dianalisis untuk mencapai tujuan- tujuan penelitian. Analisis yang

digunakan adalah teknik deskriptif analitik, dengan penjelasan sebagai

berikut:

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40 
 
a. Data diolah dengan menggunakan deskriptik persentase. Nilai yang

diperoleh siswa dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu

dan keberhasilan klasikal sesuai deengan target yang telah

ditetapkan.

b. Data kualitatif yang berasal dari observasi, jurnal, dan wawancara

diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus

analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai

dasar untuk mendeskriptifkan keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran dengan ditandai semakin meningkatnya hasil belajar

dan motivasi belajar. Pembelajaran didesain menggunakan

pendekatan konstruktivistik yang diyakini akan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar matematika.

commit to user
 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN ,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan temuan-temuan penelitian dan analisis, maka selanjutnya dapat

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan

motivasi belajar matematika materi eksponen pada bentuk aljabar bagi siswa

kelas VIII B semester 1 SMP Negeri 4 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa dari 100,00 pada tahap

awal menjadi sebesar 110,20 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan

kemudian meningkat lagi menjadi 119,45 pada akhir tindakan pembelajaran

Siklus II.

2. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi eksponen pada bentuk aljabar bagi siswa kelas VIII B

Semester 1 SMP Negeri 4 Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari 71,25 pada

kondisi awal menjadi 76,75 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan

meningkat lagi menjadi 81,50 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.

3. Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

matematika materi eksponen pada bentuk aljabar siswa kelas VIII B Semester

I SMP Negeri 4 Surakarta Karena pendekatan konstruktivisme dapat

membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi bermakna dan

relevan untuk dirinya . Siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga


commit to user

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

siswa tertarik , senang dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka

sendiri untuk belajar yang berdampak pada peningkatan motivasi dan hasil

belajar mereka terhadap pelajaran matematika

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan dan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan


menggunakan pendekatan konstruktivitis untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar matematika materi eksponen pada bentuk aljabar di kelas VIII B SMP
Negeri 4 Surakarta dapat diimplikasikan sebagai berikut :

1.Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik berhasil


meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi eksponen pada
bentuk aljabar apabila berprinsip pada pengembangan berpikir logis , , berbasis
lingkungan ( learning environment),berpusat pada siswa ( student centered)
menekankan pada aktivitas subyek belajar ( inquiri) , mendorong siswa
mengetahui makna belajarnya , dan pembentukan masyarakat belajar ( learning
community ) .

2.Pelaksanaan pendekatan konstruktivisme perlu memperhatikan perbedaan siswa


baik dalam minat ,kemampuan ,kesenangan,pengalaman dan cara
belajarnya.Dengan demikian guru diisyaratkan untuk dapat mempertimbangkan
bagaimana menerapkan pembelajaran matematika agar dapat melayani secara
cukup perbedaan-perbedaan siswa.Perbedaan siswa akan berdampak pada siswa
sendiri.Siswa akan mencapai prestasi belajar dalam kecepatan berbeda secara
kualitatif dengan cara- cara yang berbeda pula.

3.Pelaksanaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar


siswa jika dilaksanakan dengan penilaian otentik (authentic assessment).Prinsip
pokok penilaian otentik adalah penilaian merupakan bagian tak terpisahkan
dalam proses pembelajaran, mencerminkan dunia nyata, menggunakan berbagai
commit
ukuran ,metode dan kriteria yang sesuaitodengan
user esensi pengalaman belajar, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

bersifat holistik atau menyeluruh pada setiap komponen evaluasi sehingga dapat
mengukur berbagai kemampuan siswa. Hasil belajar dapat diketahui dari
perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif , afektif dan
psykomotorik yang bersifat kontinu, positif permanen dan terarah.

4.Pendekatan konstruktivisme kurang berhasil meningkatkan hasil belajar


matematika materi eksponen pada bentuk aljabar pada siswa yang memiliki
kecerdasan dibawah rata- rata walaupun terdapat peningkatan pada motivasi
belajarnya.Untuk itu diperlukan strategi khusus agar perbedaan kemampuan
bagi siswa dibawah rata-rata tetap terlayani .

C.Saran.

Berdasarkan hasil penelitian , simpulan dan implikasi yang telah diuraikan

diatas ,disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada para guru untuk mau

meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode

pembelajaran yang bervariatif dalam pembelajaran .

b. Metode pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan dampak produk

maupun dampak proses pembelajaran karena model ini dapat memacu siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu disarankan kepada para

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat

mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar matematika. Untuk itu disarankan kepada para siswa untuk lebih

aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran yang

mereka lakukan menjadi lebih bermakna.

3. Bagi Sekolah

a.Bagi sekolah disarankan untuk dapat mendorong para guru guna

melaksanakan pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa

dalam pembelajaran.

b.Kepala sekolah hendaknya memberikan kebebasan kepada guru untuk

mengembangkan profesi dengan banyak aktif di organisasi misalnya

MGMP,dan forum ilmiah guru serta memberi kesempatan kepada guru

untuk mengikuti pelatihan agar tidak ketinggalan informasi tentang

perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK.

c.Kepala Sekolah bersama komite hendaknya menyediakan sarana dan

prasarana serta sumber pembelajaran selaras perkembangan kurikulum dan

perkembangan IPTEK

commit to user

Anda mungkin juga menyukai