Anda di halaman 1dari 30

Bidang Ilmu: 531-Sastra (dan Bahasa) Inggris

LAPORAN AKHIR PENELITIAN


PENELITIAN KERJASAMA PERGURUAN TAMANSISWA (PKPT)

MODEL REVITALISASI SEKOLAH-SEKOLAH TAMANSISWA DI KOTA


YOGYAKARTA

TIM PENGUSUL

Ketua: Adria Vitalya Gemilang, M.Hum 0528118401


Anggota I: Hazairin Eko Prasetyo, M.S 0009075902
Anggota II: Isti’anatul Hikmah, M.A 0502038702
Anggota III Simforianus Mario Bajo 2018002077
(Mahasiswa PBI UST):

Dibiayai oleh
Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Internal
Nomor: 004/UST/LP3M/PUSLIT/PKPT/K/VI/2021
Tanggal 02 Juni 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Maret 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN KERJASAMA PERGURUAN TAMANSISWA (PKPT)
Judul Penelitian : Model Revitalisasi Sekolah-sekolah Tamansiswa di Kota
Yogyakarta
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 531-Sastra (dan Bahasa) Inggris

Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Adria Vitalya Gemilang, M.Hum
b. NIDN : 0528118401
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi.Fakultas : PBI FKIP
e. Nomor HP : 085643683442
f. Alamat surel (email) : adria.vitalya@ustjogja.ac.id

Anggota Peneliti (1)


a. Nama Lengkap : Hazairin Eko Prasetyo, M.S
b. NIDN : 0009075902
c. Program Studi/Fakultas : PBI FKIP

Anggota Peneliti (2)


a. Nama Lengkap : Isti’anatul Hikmah, M.A
b. NIDN : 0502038702
c. Program Studi/Fakultas : PBI FKIP

Anggota Peneliti (3)


a. Nama Lengkap : Simforianus Mario Bajo
b. NIM : 2018002077
c. Program Studi/Fakultas : PBI FKIP

Biaya Penelitian : Rp. 2.000.000,-


Biaya Luaran Tambahan :-

ii
Yogyakarta, 26 Juli 2021

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ketua Peneliti,

Anselmus Sudirman, M.Hum Adria Vitalya Gemilang, M.Hum


NIY. 7510397 NIDN. 0528118401

Menyetujui,
Kepala LP3M UST,

Dr. Siti Rochmiyati, M.Pd


NIY. 6592175

iii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

13. Judul Penelitian: Model Revitalisasi Sekolah-sekolah Tamansiswa di


Kota Yogyakarta

N Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Alokasi


o Asal Waktu
(jam/minggu)
1 Adria Vitalya Gemilang, Ketua Bahasa dan Sastra UST 8
M.Hum Inggris
2 Hazairin Eko Prasetyo, Anggota I Pendidikan Bahasa UST 6
M.S Inggris
3 Isti’anatul Hikmah, M.A Anggota II Ilmu Linguistik UST 6
4 Simforianus Mario Bajo Anggota III Pendidikan Bahasa UST 4
Inggris
14. Tim Peneliti

15. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitiannya):
Sekolah-sekolah Tamansiswa di Kota Yogyakarta
16. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: Maret tahun: 2021
Berakhir : bulan: Agustus tahun: 2021
17. Usulan Biaya ke LP3M:
 Tahun ke-2 : Rp. 2.000.000,-
Lokasi Penelitian: di rumah masing-masing tim peneliti dengan
mengandalkan komunikasi secara online (Zoom Meeting dan WA Group)
Instansi lain yang terlibat (jika ada, uraikan kontribusinya)
Sekolah-sekolah Tamansiswa di Kota Yogyakarta
Temuan yang ditargetkan (metode, teori, produk, atau masukan kebijakan)
Model Revitalisasi Sekolah-sekolah Tamansiswa di Kota Yogyakarta

iv
Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan orisinal yang akan mendukung pengembangan
iptek)
Model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di Yogyakarta
berkontribusi sangat signifikan terhadap manajemen pendidikan secara
umum dan kebijakan pendidikan perguruan Tamansiswa pada jenjang
sekolah yang mengedepankan ajaran Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing
Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani dan berprinsip tertib,
damai, salam, bahagia.
Jurnal Ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama jurnal ilmiah internasional
bereputasi atau nasional terakreditasidan tahun rencana publikasi)
JELLT, nasional terakreditasi, rencana publikasi awal 2022
Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan,
tahun rencana perolehan dan penyelesaiannya: -

v
Ringkasan
Penelitian ini merupakan tahap kedua dari dua tahap penelitian Research
and Development (R&D) yang dilakukan untuk menemukan model revitalisasi
sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta. Penelitian Kerjasama Perguran
Tamansiswa (PKPT) ini merupakan perwujudan ajaran kekeluargaan yang
berdasarkan semangat saling membantu dalam kesulitan dan saling menyemangati
dalam kebaikan. Lebih lanjut, model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di
kota Yogyakarta dalam penelitian ini diperoleh setelah melalui tahapan Forum
Group Discussion dengan para praktisi dan ahli dibidangnya. Oleh karenanya,
model revitalisasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni revitalisasi
internal dan eksternal. Revitalisasi internal meliputi optimalisasi potensi, internal
public relation, nilai-nilai dasar Tamansiswa, dan manajemen berbasis sekolah
sedangkan revitalisasi eksternal meliputi daya saing berbasis local, external public
relations, optimalisasi kerja sama dengan sekolah terdekat, dan optimalisasi
pembinaan vertical. Dengan dua model revitalisasi tersebut, diharapkan sekolah-
sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta dapat menjadi sekolah Tamansiswa yang
mantap, unggul, dan berdaya saing global.
Kata Kunci: model revitalisasi sekolah, penguatan kelembagaan sekolah,
kepemimpinan sekolah, daya saing sekolah

vi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
Identitas dan Uraian Umum.................................................................................... iv
Ringkasan................................................................................................................vi
Daftar Isi................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian ini berfokus pada model revitalisasi sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian ini didasari pada situasi
sekolah-sekolah Tamansiswa di Yogyakarta yang sudah semakin memprihatinkan.
Berdasarkan laporan pemerintah melalui laman Data Pokok Pendidikan
(https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/), perbandingan jumlah peserta didik di
Kecamatan Jetis, Taman Muda (88 siswa) mempati peringkat 12 dari 15 SD,
Taman Dewasa (225 siswa) menempati peringkat 4 dari 7 SMP, Taman Madya
Karya (509 siswa)/Taman Madya (88 siswa) menempati peringkat 5 dan 6 dari 8
SMA/SMK. Di Kecamatan Mantrijeron, Taman Dewasa (44 siswa) menempati
peringkat 3 dari 4 SMP. Sedangkan di Kecamatan Mergangsan Taman Muda (88
siswa) menempati peringkat dari 12 SD, Taman Dewasa (143) menempati
peringkat 2 dari 4 SMP, dan Taman Madya (54 siswa)/Taman Madya Karya (51
siswa) menempati peringkat 3 dan 4 dari 5 SMA/SMK. Jumlah peserta didik
tingkat dasar dan menengah di Kota Yogyakarta adalah 95422. Dengan demikian,
dalam hal jumlah peserta didik, kontribusi Tamansiswa sebesar 1,35%.

Salah satu cara dalam mengatasi minimnya jumlah peserta didik adalah
dengan menggunakan revitalisasi. Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah
tentang model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta.
Model tersebut akan ditawarkan kepada sekolah-sekolah Tamansiswa. Pembuatan
model revitalisasi didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan ditahap
pertama dan dengan mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan
seperti penelitian yang dilakukan oleh Fathurrohman, Ristianti, dan Arif (2019)
dengan judul Revitalization of Islamic Boarding School Management to Foster the
Spirit of Islamic Moderation in Indonesia. Revitalisasi pada sekolah pondok
pesantren dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di pondok
pesantren yakni untuk mengatasi stigma radikalisme di lingkungan pondol
pesantren. Penelitian lainnya yang digunakan sebagai acuan adalah dari Adhi dan
Seniwati (2018) dengan judul Educational Revitalization of the Children with

1
Special Needs at an Inclusive School. Hasil dari penelitian Adhi dan Seniwati
(2018) menunjukkan bahwa revitalisasi yang dilakukan di sekolah inklusif
memberikan dampak yang positif pada anak-anak berkebutuhan khusus yakni
mereka dapat tumbuh dengan baik dikarenakan adanya peningkatan pengetahuan,
kemampuan, dan sikap dari para guru dan tenaga akademik, empati orang tua
kepada anak, dan kohesi sosial antar anak berkebutuhan khusus dan anak normal
didirikan.

Hasil positif dari dua penelitian di atas terhadap revitalisasi yang


dilakukan di sekolah menjadi acuan dari penelitian ini. Oleh karenanya, salah satu
langkah mendesak yang harus segera dilakukan adalah menawarkan model
revitalisasi kepada sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta. Sehingga
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
bentuk model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di sekolah-sekolah
Tamansiswa?”.

1.2. Tujuan Khusus


Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan:

1. Merancang model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota


Yogyakarta yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di
sekolah-sekolah Tamansiswa.

1.3 Urgensi Penelitian


Minimnya jumlah peserta didik perlu segera diatasi oleh sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta apabila mereka ingin tetap bertahan dan bersaing
dengan sekolah-sekolah lain di kota Yogyakarta. Salah satu cara dalam mengatasi
permasalahan di sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta adalah dengan
memperbaiki sistem yang ada di sekolah-sekolah tersebut; akan tetapi,
berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan oleh tim peneliti pada
peneltian pertama, sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta nampaknya

2
belum akan melakukan perbaikan sistem. Beranjak dari hal tersebut, maka model
revitalisasi dalam penelitian ini nantinya akan ditawarkan kepada semua pengelola
dan Lembaga pembina sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta untuk
mengatasi permasalahan yang saat ini melanda sebagian besar sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State of the Art
Penelitian ini merupakan penelitian R&D tahap kedua yang berfokus pada
model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan hasil situational analysis yang telah dilakukan di tahap
pertama dan dengan mengadaptasi beberapa model revitalisasi sekolah yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya
Lebih lanjut, beberapa kajian terkait telah dilakukan oleh beberapa peneliti
diantaranya adalah Model Revitalisasi Sekolah Terdampak Erupsi Merapi
Melalui Pembuatan Perangkat Pembelajaran Inovatif Berbahan Dasar Limbah
Anorganik (Widodo et al., 2014), Revitalisasi Pendidikan Vokasi (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), dan Strategi Implementasi Revitalisasi
SMK (Hadam et al., 2017), Revitalization of Islamic Education at the Imam
Hatip School in Turkey (Suprianto, 2020), Revitalization of Islamic Boarding
School Management to Foster the Spirit of Islamic Moderation in Indonesia
(Fathurrohman, Ristianti, dan Arif, 2019) , Educational Revitalization of the
Children with Special Needs at an Inclusive School (Adhi dan Seniwati, 2018).
Enam hasil penelitian tersebut akan digunakan sebagai acuan adaptasi dari model
revitalisasi yang akan ditawarkan bagi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota
Yogyakarta. Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga akan mengaplikasikan
metode R&D sehingga peneltian ini pun akan dilakukan secara bertahap sesuai
dengan tahapan dalam R&D.

2.2 Peta Jalan (Road Map) Penelitian


Peta jalan penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

4
Gambar 2.1. Peta jalan penelitian

2.3 Landasan Teori


2.3.1 Analisis Situasi
Analisis situasional merupakan bagian penting dari desain kurikulum
karena pada tahapan yang paling dasar dapat memastikan bahwa suatu lembaga
akan dapat (Nation, I.S.P & Macalister, 2010, p. 14). Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa analisis situasi digunakan untuk melihat faktor-faktor apa saja
yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap suatu lembaga. Faktor-
faktor tersebut dapat berupa siswa, guru, dan situasi belajar mengajar (Nation,
I.S.P & Macalister, 2010, p. 14). Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada gambar
2.2 di bawah ini:

5
Gambar 2.2 Faktor-faktor dalam analisis situasional
Berdasarkan gambar 2.2, tiga faktor tersebut merupakan faktor yang dapat
dilihat dalam analisis situasional. Faktor pertama adalah siswa. Pada siswa dapat
dilihat kondisi siswa ketika berada di suatu lembaga maupun ketika di sekolah.
Contoh dari kondisi para siswa yang dapat dilihat atau dianalisis adalah usia,
pengetahuan yang mereka miliki, ekspektasi yang mereka miliki, keinginan
mereka untuk belajar, dan lain sebagainya. Faktor kedua adalah guru. Situasi guru
dapat dilihat pada kemampuan mereka misal apakah mereka dapat menyiapkan
materi sendiri; apakah mereka dapat mengelola pembelajaran kelompok maupun
individ; apakah mereka memiliki waktu untuk menyiapkan bahan ajar dan lain
sebagainya. Faktor ketiga adalah situasi. Situasi ini mengacu pada situasi lembaga
maupun sekolah tempat siswa menimba ilmu. Pada situasi dapat dilihat
kesesuaian ruangan, kecukupan waktu, kecukupan sumber informasi, dan lain
sebagainya.

2.3.2 SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk memetakan strengths, weakness,
opportunities, dan threats (Hazzan, Orit., Heyd-Metzuyanim, Einat., Even-Zahav,
Anat., Tal, Tali., & Dori, 2018). Analisis SWOT dapat digunakan pada beberapa
tingkatan seperti yang terlihat pada gambar 2.3 berikut ini:

6
Gambar 2.3 SWOT interview structure
Berdasarkan gambar 2.3, dapat diketahui bahwa SWOT digunakan di
tingkatan individu, sekolah, kurikulum, dan sistem pendidikan. Strenght dalam
analisis SWOT bertujuan untuk mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki
sehingga dapat dimaksimalkan. Weakness bertujuan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dihadapi sehingga dapat dicarikan solusi atas
kelemahan-kelemahan tersebut. Opportunities bertujuan untuk mengetahui
peluang-peluang apa aja yang dapat dimanfaatkan untuk lebih berkembang.
Threats digunakan untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada sehingga
dapat dicarikan solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.

2.3.3 Indikator Analisis SWOT


Indikator analisis SWOT digunakan sebagai panduan untuk melakukan
analisis dalam penelitian ini. Indikator yang dimasukkan dalam penelitian ini
masih memungkinkan untuk dapat dirubah karena indicator yang dimasukkan
dalam bagian ini masih berupa rancangan sehingga sekali lagi masih
memungkinkan untuk terjadinya perubahan. Selain itu, perubahan juga masih
mungkin terjadi tergantung situasi yang nantinya akan dihadapi di lapangan.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada matrik analisis
SWOT yang dijelaskan oleh (Groenendijk, 2003). Indikator dibagi menjadi dua
bagian yakni faktor internal yang terdiri dari strengths dan weaknsesses; dan
faktor eksternal yang terdiri dari opportunities dan threats. Untuk lebih jelasnya,
indicator-indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

7
Tabel 2.1 Indikator-indikator sementara analisis SWOT
Internal Strenghts (S) Weaknesses (W)

 Falsafah  SDM Kurang


Tamansiswa dapat beradaptasi

Factors  Sejarah pendirian dengan


sekolah-sekolah perkembangan

External Factors Tamansiswa zaman


 Ibu Pawiyatan  Lemahnya
managerial sekolah
Opportunities (O) SO Strategies WO Strategies

 Posisi sekolah-  Meningkatkan  Melakukan sharing


sekolah berada di kerjasama dengan pengalaman
kota Yogyakarta institusi UST dengan institusi
 Berkolaborasi maupun dengan UST maupun
dengan Universitas sekolah-sekolah institusi-institusi
Sarjanawiyata lainnya di lainnya untuk
Tamansiswa Yogyakarta meningkatkan skill
SDM
Threats (T) ST Stretagies WT Strategies

 Sekolah-sekolah di  Menjalin kerjasama  Membuat


Yogyakarta dengan UST dan perencanaan
semakin institusi lainnya pengembangan
berkembang dalam hal sistem managerial
 Jumlah murid di  Mengadakan
sekolah-sekolah promosi-promosi
semakin sedikit dengan
mengedepankan ciri
Tamansiswa yang
bersinergi dengan
perkembangan
zaman melalui

8
media sosial dan
juga promosi secara
langsung

2.3.4 Revitalisasi Pendidikan


Hadam et al menjelaskan bahwa:
revitalisasi Pendidikan merupakan upaya yang lebih cermat, lebih
gigih dan lebih bertangung jawab untuk mewujudkan tujuan
pembangunan pendidikan nasional sesuai dengan amanat Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
(2017, p. 10).
Revitalisasi pendidikan dilakukan untuk memaksimalkan semua unsur
pendidikan yang terkait untuk peduli dan melakukan kegiatan nyata dalam proses
pendidikan sehingga proses revitalisasi dapat berjalan dengan maksimal.
Revitalisasi pendidikan dalam penelitian ini mengacu pada revitalisasi sekolah-
sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta khususnya di sekolah-sekolah ibu
Pawiyatan. Adapun pelaksanaan revitalisasinya adalah dengan merencanakan
model revitalisasi berdasarkan situational analysis yang telah dilakukan di
penelitian tahap pertama.

9
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D yang mengacu
pada (Gall et al., 2003). Penelitian ini merupakan penelitian tahap kedua dari tiga
tahapanan penelitian yang direncanakan. Tahapan pertama telah dilaksanakan
ditahun 2020. Tahapan kedua rencananya akan dilakukan pada tahun 2021.
Tahapan ketiga rencananya akan dilakukan pada tahun 2022.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian
yakni berdasarkan tahun pelaksanaan penelitian dan dapat dilihat pada tabel 3.1 di
bawah ini:

Tabel 3.1 Metode pengumpulan data


Tahun Fokus Cara
Pertama (2020) Penggalian 1. Mengambil data dari dapodik
informasi tentang
(https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.i
sekolah-sekolah
Ibu Pawiyatan d/)
2. Melakukan wawancara kepada key
informants.

Kedua (2021) Penggalian 1. Mengumpulkan pendapat atau


informasi tentang masukan dari para ahli dan praktisi
model revitalisasi
untuk sekolah-
sekolah
Tamansiswa di
kota Yogyakarta
Ketiga (2022) Mengkaji model 1. Melakukan Forum Group Discussion
revitalisasi untuk (FGD)

10
sekolah-sekolah
Tamansiswa di
kota Yogyakarta

3.2 Metode Analisis Data


Metode analisis data dalam penelitian ini juga dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan tahun pelaksanaan penelitian dan dapat dilihat pada table 3.2 di
bawah ini:
Tabel 3.2 Metode analisis data
Tahun Metode analisis
Pertama (2020) Dilakukan berdasarkan teori-teori yang dipakai yakni teori analisis
situasi yang berfokus pada learner, teacher, dan situation; dan
SWOT.
Kedua (2021) Dilakukan berdasarkan teori analisis situasi yang berfokus pada
learner, teacher, dan situation; dan SWOT yang nantinya akan
digunakan untuk merancang model revitalisasi sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta.
Ketiga (2022) Dilakukan berdasarkan teori analisis situasi yang berfokus pada
learner, teacher, dan situation; SWOT, dan FGD yang nantinya
akan digunakan untuk mengkaji model revitalisasi sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta. Tetapi tidak menutup
kemungkinan akan ditambahkan teori lainnya guna melengkapi
analisis data.

3.3 Metode Peyajian Hasil Analisis Data


Hasil analisis data dituangkan dengan menggunakan metode deskriptif
yakni menyajikan hasil analisis data dengan mendeskripsikannya dalam bentuk
kalimat.

11
3.4 Diagram Alir Penelitian

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model revitalisasi yang dipaparkan pada bagian ini didapat berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya yakni need analysis di sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta dan hasil Forum Group Discussion (FGD)
dengan para praktisi dan pakar. Berdasarkan hal tersebut, maka model
revitalisasi untuk sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta di bagi
menjadi dua bagian yakni revitalisasi internal dan eksternal. Model tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1. Model revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta


Berdasarkan gambar 4.1, model revitalisasi telah melalui dua tahapan
yakni tahapan pertama yang berupa analisis situasi dan tahapan kedua yang
berupa validasi model. Analisis situasi pada tahapan pertama telah dilakukan

13
pada penelitian pertama di tahun 2020. Validasi model pada tahapan kedua
adalah tahapan yang telah selesai dilakukan melalui penelitian ini di tahun
2021 dengan melibatkan para praktisi dan pakar. Keterlibatan para praktisi dan
pakar pada tahap kedua adalah untuk memberikan masukan atas model
revitalisasi yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan melalui FGD dengan
menggunakan media zoom meeting. Berdasarkan hasil FGD, maka
diperolehlah model akhir dari revitalisasi sekolah-sekolah Tamansiswa di kota
Yogyakarta seperti yang tertuang pada gambar 4.1 di atas.
Revitalisasi pertama yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah-sekolah
Tamansiswa di kota Yogyakarta adalah revitalisasi internal. Revitalisasi
internal ini artinya adalah melakukan revitalisasi dilingkungan internal sekolah
yang meliputi empat hal yakni:
a. Optimalisasi potensi
Optimalisasi potensi dilakukan dengan mencari tahu potensi apa saja yang
dimiliki oleh sekolah missal dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
oleh para guru atau para siswa. Para guru yang memiliki potensi bagus
dibidang penyusunan rencana pembelajaran diminta untuk mendampingi
guru lain yang ada di sekolah tersebut untuk Menyusun rencana
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Contoh
lainnya adalah pada siswa yang memiliki potensi dibidang seni dapat
didukung untuk mengikuti lomba-lomba dibidang seni sehingga dengan
keterlibatan siswa tersebut di ajang lomba-lomba seni, dapat dijadikan
contoh bagi para siswa lainnya serta dapat dijadikan sebagai media untuk
memperkenalkan sekolah-sekolah Tamansiswa ke khalayak ramai.
b. Internal public relations
Internal public relation disini dilakukan dengan melakukan perbaikan
hubungan internal di dalam sekolah yang mencakup semua masyarakat di
sekolah seperti para guru dan murid. Hubungan ini dilakukan untuk
menciptakan hubungan yang baik antara semua pihak di lingkungan
sekolah. Contoh hubungan dalam internal public relations adalah
perbaikan pelayanan yang diberikan oleh para guru kepada para murid,

14
missal ad akelas yang kosong, maka guru lain harus bersedia untuk
mengisi kelas yang kosong tersebut meskipun itu bukanlah kelas yang
diajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini diciptakan
untuk memperkuat hubungan antara para guru dan murid. Hubungan
tersebut nantinya akan menciptakan ikatan yang era tantara keduanya
dimana para murid merasa telah mendapatkan haknya dalam belajar,
sedangkan para guru telah memenuhi kewajibannya dalam pengajaran.
c. Nilai-nilai dasar Tamansiswa
Nilai-nilai dasar Tamansiswa merupakan nilai-nilai utama yang dapat
digunakan oleh sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta. Nilai-
nilai ini dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran. Akan tetapi, untuk
menerapkan nilai-nilai tersebut, masyarakat sekolah harus tahu betul
tentang makna dari nilai-nilai Tamansiswa sehingga dalam penerapannya
tidak salah. Salah satu contoh nilai Tamansiswa yang dapat digunakan
dalam pembelajaran adalah Tri-N (niteni, nirokke, dan nambahi). Untuk
dapat memahami nilai-nilai tersebut, pihak sekolah dapat mengundang
para narasumber yang tahu dan paham betul tentang nilai-nilai
Tamansiswa.
d. Manajemen berbasis sekolah (MBS)
Fokus dari MBS adalah adanya penekanan bahwa sekolah memiliki
otoritas penuh dalam mengatur semua hal yang berkaitan dengan sekolah.
MBS pada sekolah-sekolah Tamansiswa dapat dilakukan dengan beberapa
tahapan seperti planning, organizing, leading, dan controlling. Tahapan-
tahapan tersebut perlu dilakukan mengingat poin utama dalam MBS
adalah control penuh atas sekolah. Planning dilakukan agar semua
kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah tertata dengan rapi.
Organizing dilakukan agar semua rencana dapat dilakukan sesuai dengan
planning. Leading dilakukan agar semua kegiatan yang telah direncanakan
dan diorganisir tetap dijalankan dan dikontrol oleh pihak sekolah. Tahapan
terakhir adalah controlling. Selama pelaksanaan MBS, pihak sekolah
melakukan pengotrolan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana

15
keberhasilan dari semua rencana yang telah dilakukan. Apabila ada
kegiatan yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana, hal ini akan menjadi
catatan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya sehingga kegiatan-kegiatan
selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
Pelaksanaan revitalisasi internal diperkirakan memakan waktu minimal
satu semester. Akan tetapi semua pihak internal harus benar-benar berkomitmen
untuk melakukan revitalisasi tersebut karena kunci keberhasilan dari revitalisasi
ini adalah semua khalayak di sekolah.
Pelaksanaan revitalisasi kedua adalah revitalisasi eksternal. Revitalisasi ini
dapat dilakukan setelah revitalisasi internal selesai dilakukan. Lebih lanjut,
revitalisasi eksternal ini artinya adalah melakukan revitalisasi dilingkungan
eksternal sekolah yang meliputi empat hal yakni:
a. Daya saing berbasis local
Daya saing berbasis local ini dilakukan dengan menggunakan budaya
nasional di sekolah-sekolah Tamansiswa sehingga budaya yang diusung
tidak hanya pada budaya Jawa saja melainkan semua budaya yang ada di
Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa Tamansiswa
identic dengan budaya Jawa. Identitas budaya Jawa yang telah melekat
pada Tamansiswa digantikan dengan budaya nasional sehingga dapat
membangun citra nasionalis yang artinya sekolah-sekolah Tamansiswa
terbuka untuk semua budaya.
b. External public relations
externals public relations disini dilakukan dengan melakukan perbaikan
hubungan eksternal antara sekolah-sekolah Tamansiswa dengan pihak luar
sekolah. Pihak luar ini dapat berupa kerja sama dengan pihak media massa
yang nantinya akan membantu pihak sekolah dalam mempublikasikan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah sehingga nantinya
akan terbangun branding positif dari sekolah-sekolah Tamansiswa.
c. Optimalisasi kerja sama dengan sekolah terdekat
Optimalisasi kerja sama dengan sekolah terdekat adalah melaksanakan
kegiatan kerja sama dengan sekolah-sekolah yang ada di sekitar

16
Tamansiswa maupun sekolah lain yang bersedia menjadi mitra
Tamansiswa. Bentuk kerja samanya dapat berupa pelaksanaan lomba
akademik maupun non-akademik. Pelaksanaan kerja sama ini bertujuan
untuk mengenalkan Tamansiswa pada khalayak ramai juga sebagai media
belajar bagi pihak sekolah-sekolah Tamansiswa yakni mempelajari cara
atau sistematika pelaksanaan kegiatan lomba-lomba akademik dan non-
akademik.
d. Optimalisasi pembinaan vertical
Optimalisasi pembinaan vertical dilaksanakan dengan melibatkan pihak
yayasan dalam hal ini adalah Majelis Luhur Tamansiswa. Optimalisasi ini
dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi yang intens dengan pihak
yayasan sehingga pihak yayasan dapat mengetahui situasi yang terjadi di
sekolah-sekolah Tamansiswa.
Keseluruhan tahapan dalam revitalisasi eksternal dapat dilakukan apabila
revitalisasi internal telah berhasil dijalankan sehingga revitalisasi tahap dua dapat
dilakukan. Waktu yang dibutuhkan untuk revitalisasi tahap kedua ini paling tidak
dilaksanakan minimal satu semester. Lebih lanjut, apabila revitalisasi internal dan
eksternal telah dilakukan dengan sesuai dan hasil positing didapatkan dari kedua
revitalisasi tersebut, maka sekolah-sekolah Tamansiswa dapat menyongsong
lembaran baru yakni menjadi sekolah Tamansiswa yang mantap, unggul, dan
berdaya saing global.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil pembahasan
di bab IV. Kesimpulan yang dapat ditarik mencakup bentuk model revitalisasi
sekolah-sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta yang mana bentuk dari
revitalisasi ini terdiri dari dua jenis revitalisasi yakni revitalisasi secara internal
dan eksternal. Pelaksanaan revitalisasi keduanya diperkirakan minimal
membutuhkan waktu satu semester tetapi juga bisa lebih tergantung dari situasi
dalam pelaksanaan revitalisasi. Revitalisasi paling utama yang harus
dilaksanakan adalah revitalisasi internal karena perbaikan dalam lingkungan
diperlukan untuk membangun citra diri baru yang kuat dan siap menghadapi
tantangan zaman.
5.2 Saran
Penelitian merupakan kelanjutan dari penelitian yang telah kami
laksanakan sehingga penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk para
peneliti lainnya yang tertarik melakukan penelitian di bidang yang sama dapat
mecoba meneliti dengan menggunakan cakupan yang lebih luas lagi semisal
dengan melibatkan semua sekolah Tamansiswa di kota Yogyakarta.

18
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

FORMULIR EVALUASI ATAS CAPAIAN LUARAN KEGIATAN


Ketua : Adria Vitalya Gemilang
Perguruan Tinggi : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Judul : Model Revitalisasi Sekolah-sekolah Tamansiswa di Kota
Yogyakarta
Luaran yang direncanakan dan capaian tertulis dalam proposal awal:
No Luaran yang Direncanakan Capaian
1 Publikasi di Jurnal JELLT Proses penulisan artikel

CAPAIAN (Lampirkan bukti-bukti luaran dari kegiatan dengan judul yang


tertulis di atas, bukan dari kegiatan penelitian/ pengabdian dengan judul lain
sebelumnya)
1. PUBLIKASI ILMIAH
Keterangan
Artikel Jurnal Ke-1
Nama jurnal yang dituju JELLT
Klasifikasi jurnal Jurnal Nasional Terakreditasi
Impact factor journal 
Judul artikel Model Revitalisasi Sekolah-sekolah
Tamansiswa di Kota Yogyakarta
-Draf artikel
-Sudah dikirim ke jurnal
-Sedang ditelaah
-Sedang direvisi
-Revisi sudah dikirim ulang
-Sudah diterima
-Sudah terbit

19
2. BUKU AJAR
Buku ke-1
Judul:
Penulis:
Penerbit:

3. PEMBICARA PADA PERTEMUAN ILMIAH


(SEMINAR/SIMPOSIUM)
Nasional Internasional
Judul Makalah
Nama Pertemuan Ilmiah
Tempat Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan
-Draf makalah
-Sudah dikirim
-Sedang direview
-Sudah dilaksanakan

4. SEBAGAI PEMBICARA KUNCI (KEYNOTE SPEAKER)


Nasional Internasional
-Bukti undangan dari Panitia
-Judul makalah
-Penulis
-Penyelenggara
-Wajtu Pelaksanaan
-Tempat Pelaksanaan
-Draf makalah
-Sudah dikirim
-Sedang direview
-Sudah dilaksanakan

5. UNDANGAN SEBAGAI VISITING SCIENTIST PADA PERGURUAN


TINGGI LAIN
Nasional Internasional
-Bukti undangan
-Perguruan tinggi pengundang
-Lama kegiatan
-Kegiatan penting yang dilakukan

6. CAPAIAN LUARAN LAINNYA


HKI (Uraikan status kemajuan mulai dari
pengajuan sampai “granted”

20
TEKNOLOGI TEPAT GUNA (Uraikan siapa masyarakat pengguna
teknologi yang dimaksud)
REKAYASA SOSIAL (Uraikan kebijakan public yang
sedang atau sudah dapat diubah)
JEJARING KERJA SAMA (Uraikan kapan jejaring dibentuk
dan kegiatannya sampai saat ini, bai
kantar peneliti maupun
antarlembaga)
PENGHARGAAN (Uraikan penghargaan yang diterima
sebagai peneliti, baik dari
pemerintah atau asosiasi profesi)
LAINNYA (Tuliskan)

Jika luaran yang direncanakan tidak tercapai, uraikan alasannya


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Yogyakarta, 15 September 2021

Adria Vitalya Gemilang

21
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Made Kerta & Seniwati, Ni Putu. (2018). Educational Revitalization of the
Children with Special Needs at an Inclusive School. JIP-The International
Journal of Social Sciences, 6, 385-396.
Fathurrohman, Irwan., Ristianti, Dina Hajja., & Arif, Mohamad Aziz Shah bi
Mohamed. (2019). Revitalization of Islamic Boarding School Management to
Foster the Spirit of Islamic Moderation in Indonesia. Jurnal Pendidikan
Islam, 8, 239-258.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2003). Educational Research: An
Introduction. Pearson Education, Inc.
https://doi.org/10.4324/9781003008064-1
Groenendijk, L. (2003). Planning and management. The International Institute for
Geo-Information Science and Earth Observation (ITC).
https://doi.org/10.1016/b978-0-7506-2272-1.50012-3
Hadam, S., Rahayu, N., & Ariyadi, A. N. (2017). STRATEGI IMPLEMENTASI
REVITALISASI SMK. DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN.
Hazzan, Orit., Heyd-Metzuyanim, Einat., Even-Zahav, Anat., Tal, Tali., & Dori,
Y. J. (2018). Application of Management Theories for STEM Education: The
Case of SWOT Analysis. Springer.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, T. (2016). Revitalisasi Pendidikan
Vokasi. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nation, I.S.P & Macalister, J. (2010). Language Curriculum Design. Routledge,
Taylor & Francis Group.
Suprianto, Bibi. (2020). Revitalization of Islamic Education at the Imam Hatip
School in Turkey. Attarbiyah: Journal of Islamic Culture and Education, 5,
43-59.
Widodo, E., Widowati, A., & Suyoso. (2014). MODEL REVITALISASI
SEKOLAH TERDAMPAK ERUPSI MERAPI MELALUI PEMBUATAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF BERBAHAN DASAR
LIMBAH ANORGANIK. Cakrawala Pendidikan, 2, 277–285.

22
23

Anda mungkin juga menyukai