OLEH :
Irdina Martha
NIM.170.104.094
MATARAM
2021
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DIPADU
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
Irdina Martha
NIM. 170.104.094
MATARAM
2021
1
A. Latar Belakang
masyarakat suatu bangsa, sebab itu pendidik harus mampu membentuk manusia
yang berkualitas dan mandiri, serta memberikan dukungan dan perubahan untuk
yang sejak dini merupakan hal yang penting dan harus dipikirkan, dengan adanya
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memberikan hasil belajar
yang baik bagi peserta didik. Menurut Suastra potensi tersebut hanya akan
diperoleh jika seorang guru dapat menjadikan seorang siswa yang berhasil dalam
mencapai hasil belajar biologi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu perlu transformasi sistem belajar biologi dari belajar secara dangkal ke
belajar secara mendalam atau kompleks, dan dari orientasi pada transfer
pembelajaran. Selain itu guru harus pula mengerti dan memahami karakteristik
1
UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No.20 tahun 2003), Jakarta : Sinar grafika,
2008.h.3
2
dari pembelajaran yang akan diberikan dan karakter peserta didik sehingga proses
wawancara dengan guru biologi SMP Negeri 2 Batukeliang, kelas VII terdiri dari
empat kelas totalnya 88 tiap kelas terdiri dari 22 orang metode pembelajaran yang
digunakan yaitu ceramah, demostrasi dan diskusi. Metode dalam diskusi hasil
yang didapat kurang optimal, dikarenakan siswanya masih sulit untuk dikontrol
siswa masih banyak yang kurang aktif. Guru telah memberikan tugas kepada siswa
tetapi hasil yang diperoleh kurang optimal. Ketika diberikan pertanyaan atau pada
saat guru memberi tugas, siswa kebanyakan menjawab pertanyaan dengan tidak
menggunakan bahasa sendiri artinya siswa tersebut hanya berpatokan dengan apa
yang ada di buku atau refrensi sehingga siswa tersebut terlihat seperti menghafal
dari satu, siswa juga tidak memberikan banyak saran untuk melaksanakan berbagai
hal.3
Meriza Nanda Faradita,” Pengaruh Metode Pembelajaran Type Talking Stick Terhadap
2
Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar,” Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD),
Vol.2 No 1A April 2018,h.49
3
Huryani,SMP Negeri 2 Batukeliang, 20 februari 2021
3
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA BIOLOGI Kelas VII SMP
Siswa
1 VII A 3 19 22
2 VII B 4 18 22
3 62 VII C 4 18 22
4 VII D 8 14 22
88
Maka diperlukan model pembelajaran yang variatif salah satu modelnya yaitu
model kooperatif tipenya Talking Stick talking stick yaitu model pembelajaran yang
mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Model ini diawalai dengan
penjelasan dari guru, dan siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari materi
tersebut. Kemudian guru meminta siswa untuk menutup bukunya. Guru mengambil
tongkat yang telah disiapkan sebelumya. Tongkat tersebut diberikan kepada siswa,
siswa yang menerima tongkat tersebut diwajibkan untuk menjawab pertanyaan dari
4
Agusti Purwaningsih, dkk “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick dan Team Games Tournament (TGT) Ditinjau dari Kemampuan Matematika Pada Materi Pokok
Hidrolisis Garam terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA N Kebakkramat Tahun Ajaran
2011/2014” Jurnal Pendidikan Kimia, (UNS Surakarta : Program Studi Pendidikan Kimia), Vol., h.128
4
menguji kesiapan siswa, melatih siswa memahami materi dengan cepat, agar
Talking Stick dapat dipadu dengan media torso, media torso merupakan alat
peraga yang digunakan atau instrumen berbentuk organ tubuh manusia yang biasa
diajarkan guru dalam menjelaskan pelajaran kepada siswa. Kelebihan media torso
yaitu dapat memberi kesempatan siswa untuk melatih secara langsung objek dan
belajar siswa karena torso sudah dirangkai sedemikian rupa dan warna yang sangat
menarik, dapat memberikan pengamatan terbaik kepada siswa letak serta ukuran
dari organ tubuh yang sebenarnya. Dengan media ini siswa akan lebih mudah
belajar siswa. Model pembelajaran Talking Stick akan membantu peserta didik
untuk bisa berfikir dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh
guru serta peserta diharapkan dapat memahami materi yang telah diajarkan.
dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Dipadu Media Torso
5
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Batukeliang Kabupaten
1. Rumusan Masalah
Dipadu Dengan Media Torso Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi Kelas VII
2020/2021?”
2. Batasan Masalah
ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini perlu adanya batasan
masalah. Pada penelitian ini masalah yang akan dikaji terbatas pada:
a. Objek pada penelitian ini yaitu pembelajaran model Talking Stick media
b. Subjek penilaian yaitu peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Batukeliang
1. Tujuan
6
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model Talking Stick dipadu
dengan media torso terhadap hasil belajar siswa biologi kelas VII SMP Negeri 2
2. Manfaat
Penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat baik secara teoritis maupun
adalah:
a. Teoritis
model pembelajaran Talking Stick di padu dengan media torso terhadap hasil
belajar siswa.
b. Praktis
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
tujuan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
di sekolah.
dibangku kuliah.
lebih lanjut.
D. Definisi Operasional
8
tentang:
tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa dapat bekerja
sama dengan teman-temannya agar dapat mengerti dan siap untuk menjawab
materi pelajaran.
d). Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,
setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa memegang tongkat tersebut
Lembar Obsevasi
objek penelitian. Lembar observasi dalam hal ini berupa daftar cek yakni
guru, lembar observasi bagi siswa. Teknik ini dilaksanakan selama proses
2. Media Torso
dari beberapa objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian yang penting
dari objek itu. Lebih lanjut diungkapkan bahwa model susun dari tubuh
3. Hasil Belajar
5
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka, 2009),h. 158.
6
Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses belajar mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h.35
10
Aspek Kongnitif
a. Mengingat (remember)
memori atau ingatan yang tealah lampau, baik yang baru saja didaptkan
lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, minsalnay tanggal lahir,
dan tepat.
b. Memahami/mengerti (Understand)
c. Menerapkan (Aplly)
(implementing).
prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui
ditetapkan.
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing
dengan hal ini maka siswaa perlu mengenali dan memahami permasalahan
yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-
d. Menganalisis ( Analyze)
informasi pendukung.
mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal
Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur
telah diberikan.
e. Mengevaluasi ( Evaluate)
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa
kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu
yang merupakan evaluasi adalah pada standard an kriteria yang dibuat oleh
siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil
15
evaluasi.
atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan prosese
mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.
dengan melihat sisi negative dan positif dari sautu hal, kemudian melakukan
f. Menciptakan (create)
unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
Menciptakan meliputi menggeneralisaikan (generating) dan memproduksi
pengetahuan factual,pengetahuan factual, pengetahuan
1. Kajian Pustaka
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang menarik dan variatif akan berimplikasi pada minat
dikelas. Model pembelajran menurut Joyce dan Weil merupakan suatu rencana
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajran, guru
Menurut Sadirman A.M guru yang kompeten adalah guru yang mampu
mengolah program belajar mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas
8
Rusman, 2017. Model-Model Pembelajaran. Cet. IV. Jakarta:Grafindo Persada,h. 132.
18
dilakukan adalah:
1). Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, kosep, hukum atau teori
tertentu?
tidak?
9
SardimanA, M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers, h.
165
19
didik
2). Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi
peserta didik?
3). Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
1). Apakah untuk mencapai tujuannya hanya cukup dengan satu model saja?
efisiensi?10
Maka dari itu, model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang
pengembanganya
dapat tercapai.11
10
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru, h.
134.
11
Hamruni. 2012 Strategi Pembelajaran. Yogjakarta: Insan Madani. H. 6.
20
oleh suku-suku indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.
memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat
akan pindah keorang lain apabila ia ingin berbicara dan menaggapinya. Dengan
cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari suatu orang ke orang lain jika
ketua/pimpinan rapat.
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik
diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, SMA/SMK. Selain itu melihat melatih
materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok
kecerdasan, persahabatan atau minat yang berbeda. Model ini cocok digunakan
a). Guru menyiapkan sebuah tongkat yang yang panjangnya kira-kira 20 cm.
materi pelajaran.
12
Effi Aswita Lubis. 2015. Stategi Belajar Mengajar. H.198.
13
Miftahul Huda. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan
paradigmatic. Yogyakarta: Pustaka Belajar, h. 225.
22
d). Setelah siswa selesai mebaca materi pelajaran dan memahami isinya,guru
e). Guru mengambil tongkat dan memeberikannya kepada salah satu siswa,
setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa memegang tongkat tersebut
dengan cepat dan mengajak mereka untuk terus siap dalam situasi apapun,
yang secara emosional belum terlatih untuk bisa berbicara dihadapan guru,
1). Siswa tidak akan bosan dalam belajar sebab model pembelajran ini
pikatnya.
14
Istarani. 2014.58 Model Pembelajaran Inovatif. cet. III. Medan: Media Persada, h. 90
23
2). Siswa lebih paham materi yang diajarkan, sebab siswa mendengarkan
3). Pelajaran yang akan diajarkan guru tuntas, sebab guru memberikan
1). Siswa akan merasakan senam jantung, sebab tidak dapat memprediksi
2). Kurang tercipta interaksi antar siswa, sebab masing-masing siswa sibuk
diajukan.15
15
Agus Suprijono, 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, h. 68.
24
C. Media Torso
Pengertian media torso adalah alat bantu guru yang tepat dalam
Seperti media tiga dimensi dari torso yaitu model penampang (cutaway
Annisa Rahm, Penggabungan 2 Model Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.
16
yang mereka ketahui tentang penempatan dan fungsi dari organ tubuh
manusia utamanya.
bagian torso dan setiap peserta didik menyebutkan bagian torso dan
D. Hasil Belajar
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan
sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa setelah
belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat perubahan, penalaran,
positif.18
siswa melalui kegiatan penilian atau pengukuran hasil belajar dapat menerangi
17
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Cet ke 9; Bandung: Sinar BARU Algesindo,2010,
h.164
18
Omear Hamalik, Proses belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.30
26
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau
pendidik dapat menentukan strategu belajar mengajar yang lebih baik. Hasil
belajar ini pada ahirnya difungsikan dan ditunjukkan untuk keperluan berikut
ini.
a. Untuk seleksi, hasil belajar sering kali digunakan sebagai dasar untuk
19
Dimyati Dan Mudijono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka cipta Tahun2009),
h.200
20
Ibid, h.201
27
berfikir yaitu; knowledge (pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehensi
tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan Nampak pada murid dalam
21
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama Di
Sekolah, UIN-Maliki press, Tahun 2010.h.3
22
Ibid,h.5
28
a. Mengingat (remember)
memori atau ingatan yang tealah lampau, baik yang baru saja didaptkan
lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, minsalnay tanggal lahir,
dan tepat.
b. Memahami/mengerti (Understand)
c. Menerapkan (Aplly)
30
(implementing).
prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui
ditetapkan.
menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing
dengan hal ini maka siswaa perlu mengenali dan memahami permasalahan
yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-
d. Menganalisis ( Analyze)
informasi pendukung.
32
mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal
Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur
telah diberikan.
e. Mengevaluasi ( Evaluate)
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa
kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu
yang merupakan evaluasi adalah pada standard an kriteria yang dibuat oleh
siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil
evaluasi.
atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan prosese
mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.
dengan melihat sisi negative dan positif dari sautu hal, kemudian melakukan
f. Menciptakan (create)
unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
Menciptakan meliputi menggeneralisaikan (generating) dan memproduksi
pengetahuan factual,pengetahuan factual, pengetahuan
2. Kerangka berfikir
35
dengan model ceramah, Ditambah lagi jika siswa menerima mata pelajaran
yang sulit siswa biasanya menjadi tidak bersemangat yang akhirnya berdampak
pada aktivitas belajar yang menjadi rendah. Oleh karena itu, guru harus mencari
pembelajaran. Selain itu materi sistem organ pada manusia yang dianggap
Talking Stick dalam pembelajaran biologi, dimana pada model ini kegiatan
pembelajaran diarahkan pada siswa sehingga siswa yang bertindak secara aktif
untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat menuangkan ide-
ide yang mereka miliki dalam mencari solusi untuk pemecahan suatu masalah.
3. Hipotesis Penelitian
37
kata, hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dari; thesis berarti pendapat atau tesis.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis belum merupakan
dengan media torso terhadap hasil belajar siswa biologi kelas VII SMP
torso terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Batukeliang
F. Metode Penelitian
merupakan suatu jenis penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
seabab dan akibat pada penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya
suatu sebab dan akibat pada suatu objek yang akan diteliti. Pada penelitian
24
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan
Edisi Pertama, (Jakarta : Prenanamedia Group, 2014), h. 130
38
a). Populasi
b). Sampel
oleh populasi tersebut.26 Sampel dalam penelitian ini yaitu total seluruh
kelas, diperoleh satu kelas eksperimen di kelas VII A dan satu kelas control
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD, (Bandung, Alfabet,2012), Cet. 7 ,
h.80.
Ibid, h.81.
26
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Syanif
27
pelajaran 2020/2021
a. Waktu Penelitian
b. Tempat Penelitian
4. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
Sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
torso
5. Desain Penelitian
40
Desain penelitian yang diguakan dalam penelitian ini yaitu Non Equipalent
Control Grup, desain ini melibatkan dua kelas, yakni kelas eksperimen yang
konvensional.
Group Design, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control
tidak dipilih secara random.28 Pada kelas yang akan diteliti hanya terdapat
empat kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D sehingga peneliti menggunakan
kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian, selanjutnya kedua kelas tersebut
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan nilai antra empat kelas
tersebut.
pemberian perlakuan. Hal ini dapat digambarkan dalam desain sebagai berikut:
28
Ibid., h.79
41
O1 X O2
..........................
O3 - O4
Keterangan :
6. Instrumen Penelitian
2. Tes
(angka) berupa nilai hasil belajar peserta didik untuk mengetahui sejauh
mataeri (posttest). Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu tes tulis
42
dalam bentuk pilihan ganda dan setiap soal terdiri dari empat alternative
pilihan yaitu a, b, c, d.
alat gerak.29
data agar dapat mempermudah jalannya penelitian dan hasilnya juga menjadi
lebih baik. Instrumen penelitian ini berguna sebagai alat bantu dalam
ini disusun sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan sehingga dapat
kolom.30
1. Lembar Observasi
objek penelitian. Lembar observasi dalam hal ini berupa daftar cek yakni
29
Sugiyono, Metode Penelitian., h. 102.
30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h.138.
31
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 158.
43
menggunakan:
1). Tes
Tes yang diberikan kepada siswa yaitu dalam bentuk essay. Tes ini
guru, lembar observasi bagi siswa. Teknik ini dilaksanakan selama peroses
studi IPA Biologi. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk mewawancarai
salah satu guru mata pelajaran IPA Biologi kelas VII SMP Negeri 2
b. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan/Persiapan
yang valid.
2. Tahap Pelaksanaan
instrument essay.
d. Menarik kesimpulan.
dapat digunakan uji statistik. Data tersebut dibagi menjadi dua kelompok
meliputi data kualitatif (lembar observasi) dan data kuantitatif (berupa tes).
Teknik analisis data yaitu data yang dihasilkan dari instrument tes berupa
tes keterampilan media torso serta data yang dihasilkan dari instrument non
46
tes berupa lembar observasi siswa untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
yaitu:
a. Data Kuantitatif
yang diperoleh dari hasil belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan
rumus:
kurangnya 65%.
menggunakan rumus:
Suatu kelas dikatakan tuntas jika persentase klasikal yang dicapai minimal
80%.
47
yaitu uji-t untuk menguji sebuah hipotesis. Uji prasyarat yang penting
analisis data.
Lo = F (Zi) – S (Si)
Keterangan
Kriteria Penguji
fisher.32adengan rumus:
32
Sudjana, op. cit, h.249.
48
S 12 2 2
F= 2
dimana s N ∑ X −¿ ¿
S2
Keterangn:
F = Uji fishes
homogeny
siswa dari kelompok kelas eksperimen dan kelas control. Uji hipotesis
harga thasil < ttabel, maka H0 diterima, namun jika sebaliknya jika
yaitu pada bulan April tahun 2021 smester genap tahun pelajaran 2020/2021,
33
Lismawati Salman, dkk,. “ Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning
50