id
1
TESIS
Oleh :
AGUSTINUS PENTAPAGIYONO
S 810908101
SURAKARTA
2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Disusun Oleh :
Agustinus Pentapagiyono
NIM. S810908101
Pada Tanggal :
Prof. Dr. Sri Yutmini M. Pd. Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M . Pd.
Mengetahui,
Disusun Oleh :
Agustinus Pentapagiyono
NIM. S810908101
MOTTO
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur peneliti ke hadirat Tuhan Yang Penuh Kasih, karya ini
dipersembahkan kepada :
5. Ayah, ibu dan saudaraku terkasih, yang sudah memberi dukungan dan doa.
PERNYATAAN
NIM : S 810908101
Kristen 1 Klaten), adalah benar- benar karya saya sendiri. Hal- hal yang bukan karya
saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjuk dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar saya peroleh dari tesis
tersebut.
Agustinus Pentapagiyono
KATA PENGANTAR
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih, atas limpahan
Tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini secara tulus penulis menyampaikan rasa hormat
1. Prof. Dr. dr. Much Syamsulhadi, Sp. Kj. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas
2. Prof. Drs. Suranto, M. Sc., Ph. D., selaku Direktur Program Pascasarjana (PPs)
UNS Surakarta beserta staf yang telah memberikan ijin dan dukungan demi
3. Prof. Dr. Mulyoto, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pascasarjana (PPs) UNS Surakarta beserta staf yang telah memberikan
4. Prof. Dr. Sri Yutmini, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
5. Prof. Dr. Sutarno Joyoatmojo, M. Pd., selaku pembimbing II yang dengan sabar
6. Drs. Suyoto, selaku mantan Kepala SMK Kristen 1 Klaten yang telah
7. Drs. Sugeng Prasetyo, selaku Kepala SMK Kristen 1 Klaten yang telah
8. Rekan- rekan guru dan karyawan SMK Kristen 1 Klaten yang telah banyak
paralel V Solo yang telah saling memberikan dukungan belajar dan penulisan
tesis ini.
10. Keluargaku dan sahabat- sahabat terkasih yang telah mendukung semangat dan
doa.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran penulis terima dengan senang hati. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih
memberkati dan melimpahkan anugerah-Nya atas budi baik yang telah ditaburkan.
Penulis berharap laporan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi SMK
Penulis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………………………………………...………… . i
MOTTO ……………………………………………………………………………. iv
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………….. v
PERNYATAAN ……………………………………………………………............ vi
B. Rumusan Masalah………………………….…………………………...…… 7
C. Tujuan Penelitian………………….………………………...………………. 8
A. Deskripsi Teori…………………………………………….……………….. 10
1. Desain Instruksional…………………………….…………………...… 10
3. Evaluasi ………………………………………………………………. 24
B. Temuan Penelitian………………………………………………………..... 82
c. Observasi ……………………………………………………………. 86
d. Refleksi ……………………………………………………………… 89
c. Observasi ………………………………………………………….… 93
C. Pembahasan…………………………………………………….…..…….. 123
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 09. Pencapaian Nilai Praktik Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Siklus I
(Job 1B)................................................................................................. 86
Tabel 14. Pencapaian nilai kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Tabel 15. Komparasi Nilai Kemampuan Siswa Siklus I dan Siklus II……… ….. 97
Tabel 16. Komparasi Skor Kemandirian Belajar Siswa Tahap Pra Siklus dan Siklus I
……………………………………………………………...……….….. 98
Tabel 17. Materi Pembelajaran Praktik Tindakan Siklus III …………...……..…. 108
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Tabel 18. Pencapaian Nilai Kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Tabel 21. Komparasi Kemandirian Belajar Siswa pada Siklus II dan siklus III..... 113
Tabel 22. Komparasi Nilai Siswa pada Siklus I, Siklus II, Siklus III, dan rerata nilai
................................................................................................................ 115
Tabel 24. Hasil Perolehan Benda Kerja Program Remidiasi ................................. 121
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 02. Langkah- langkah PTK menurut Kemmis & Taggart ………………. 49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
6. Keadaan Murid SMK Kristen 1 Klaten Bulan Oktober 2009 .......……………. 140
11. Job Sheet Praktik Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut …………….. 145
12. Pencapaian Nilai Praktik Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Tahap Siklus I
13. Pencapaian Nilai Praktik Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Siklus II (Job
1C )…………………….……………………………………….………… 163
14. Pencapaian Nilai Praktik Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Siklus II (Job
15. Komparasi Nilai Siswa pada Siklus I dan Nilai Siklus II ……….............… 165
17. Hasil Penghitungan Jumlah Benda Kerja Bubut Program Pengayaan dan Remedial
……………………………………………..……………………….. 167
18. Pencapaian Siklus I, Silus II, Siklus III, rerata, Pengayaan/remidiasi, dan Nilai
Akhir………………………………………………………..…………...…….. 168
21. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Pra Siklus II .............. …….……… 173
22. Skala Sikap Kemandirian Belajar Siswa Siklus III ...................……..……… 175
23. Diagram Nilai Siklus I, Sikus II, siklus III ……………………….………… 177
ABSTRAK
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
Globalisasi semakin terasa dalam beberapa hal terutama yang berkaitan dengan
perkembangan IPTEK serta media informasi dan komunikasi massa telah berpengaruh
tehadap kehidupan sehari-hari. Hal ini mengisyaratkan bahwa persaingan antar bangsa
di dunia berlangsung semakin ketat. Arus barang dan jasa, serta tenaga ahli akan
melintas dengan mudah tanpa hambatan. Keberhasilan usaha dalam pasar terbuka
mengemukakan bahwa di satu sisi, globalisasi membuka peluang baru untuk mengakses
suasana pembelajaran yang lebih baik dan pengetahuan yang lebih maju, dan di sisi lain
investasi sumber daya baru dan peraturan yang sesuai, termasuk standardisasi dan
sertifikasi. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 memperlemah dunia usaha karena
sudah tidak mampu mengelola secara maksimal akan mengurangi produksi, dan
perlunya pembentukan tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja tinggi dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja harus menjadi titik berat perhatian utama agar
mampu merubah struktur dan kualitas tenaga kerja yang memiliki daya saing yang
Secara umum kondisi sikap mental (akhlak dan moral) tenaga kerja Indonesia
cukup memprihatinkan. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat kedispilinan, kejujuran,
tingginya tingkat korupsi, nepotisme, politik uang dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan perilaku negatif. Kelemahan sumber daya manusia yang ada selalu dikaitkan
dengan lemah dan rendahnya mutu pendidikan dan pelatihan di Indonesia, dan seolah-
olah tanggung jawab dari persoalan-persoalan ini diletakkan hanya pada lembaga-
Produktivitas tinggi berdampak pada tingginya upah yang diterima para pekerja
dipengaruhi oleh perbedaan sumber daya manusia dalam jumlah serta tingkat
meningkatkan diri. Pengembangan sumber daya manusia menjadi titik berat karena
manusia yang menjadi pengelola dan pemanfaat sumber daya alam, sebagai kunci masa
depan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu upaya penting untuk meningkatkan
terdidik dan terampil, mampu mengikuti perkembangan teknologi agar dapat memiliki
daya saing yang baik pula. Seseorang atau masyarakat masa depan akan ditentukan oleh
Pendidikan sangat penting untuk menentukan masa depan, baik masa depan sekolah,
peserta didik, maupun industri. Pendidikan perlu memotivasi hal- hal yang mengarah
pada berbagai penemuan mengenai mengapa, kapan, apa, dan bagaimana peserta didik
mudah belajar dengan metode-metode belajar yang baru, cara belajar ketrampilan dasar
Sekolah kejuruan akan menjadi efektif dan efisien bila merupakan replika dari
keadaan di lapangan kerja. Agar sekolah kejuruan bisa berjalan efektif dan efisien maka
sesuai kondisi di lapangan kerja. Dengan adanya kondisi yang identik antara sekolah
kejuruan dan lapangan kerja diharapkan siswa akan responsif dan terbiasa berfikir di
lingkungan kerja.
Visi yang ditetapkan oleh SMK Kristen 1 Klaten adalah: “SMK Kristen 1 Klaten
menjadi sekolah bertaraf internasional pada tahun 2015 yang mampu menghasilkan
insan berbudi pekerti luhur, terampil, mandiri, dan berdedikasi berdasarkan kasih
Kekuatan yang dimiliki oleh SMK Kristen 1 Klaten adalah: (1) dikelola oleh
yayasan keagamaan yang cukup kuat; (2) daya saing dan etos kerja pendidik yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
tinggi; (3) memiliki jaringan yang kuat dengan lembaga pendidikan nasional,
internasional, dan dunia usaha/dunia industri; (4) memiliki bengkel dan peralatan yang
yang dimiliki oleh SMK Kristen 1 Klaten adalah: (1) jumlah tenaga pengajar yang
terbatas; (2) keterbatasan sarana dan prasarana seiring dengan perkembangan teknologi
dan pasar kerja; dan (3) implementasi visi dan misi yang belum optimal. Sedangkan
tantangan yang dihadapi yang dimiliki SMK Kristen 1 Klaten adalah; (1) kondisi siswa
yang pada umumnya dari golongan ekonomi menengah ke bawah, (2) tuntutan
perkembangan teknologi yang tidak bisa dihindari; dan (4) munculnya pesaing-pesaing
handal di sekitarnya. Di samping itu peluang yang dimiliki SMK Kristen 1 Klaten
adalah: (1) peminat/calon siswa cukup besar; (2) permintaan tenaga lulusan cukup
pemesinan melalui wawancara dan dokumentasi nilai hasil praktik mata pelajaran
praktik pemesinan di SMK Kristen 1 Klaten diperoleh informasi bahwa diklat praktik
pemesinan diselenggarakan dengan mengacu pada job sheet yang dibuat bersama. Hasil
yang dicapai siswa belum sepenuhnya dapat mencapai kompetensi dalam waktu yang
sudah tertera pada job sheet. Terpenuhinya waktu yang telah ditentukan akan
memberikan kepuasan bagi kedua pihak (Dwi Atmoko 2007:1). Pemesan merasa senang
jika pada saat yang telah ditentukan dapat memiliki barang yang diidamkan. Sedangkan
bagi perusahaan akan bangga jika dalam mengadakan perjanjian selalu dapat menepati
waktunya. Banyak siswa tidak mampu mencapai standar minimal dan menyelesaikan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
sesuai waktu yang ditetapkan. Tidak adanya pembelajaran teori membuat lemahnya
menerapkan standard penilaian acuan patokan yaitu standard industri ATMI dengan
pencapaian nilai/skor 5,51. Hal yang dinilai meliputi; keterampilan melaksanakan tugas
dicapai siswa Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten hanya sekitar
50%, tidak sesuai dengan tuntutan kompeten yang diterapkan. Berdasarkan indikasi
apa yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil diskusi yang dapat disimpulkan adalah:
1. Ketersediaan jam mata pelajaran praktik pemesinan hanya 12 jam x 45 menit per
minggu dirasa masih kurang, mengingat banyaknya kompetensi yang harus dicapai
2. Meskipun sarana praktik cukup memadai jika dibandingkan dengan sekolah lain,
3. Perilaku siswa dalam praktik kurang baik, karena sering tidak bisa memanfaatkan
waktu praktik yang tersedia untuk mengerjakan semua job yang ada sesuai waktu
4. Siswa masih kurang disiplin dalam kehadiran, karena juga kurang didukung oleh
5. Siswa masih ragu dalam mengerjakan Job-nya, kurang berani mengambil resiko, dan
6. Tidak semua guru memberi penjelasan yang baik sebelum siswa bekerja, disamping
Kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari
suatu latar yang ditelitinya. Peneliti terlibat langsung dalam suatu proses pembelajaran
bersama-sama dengan pihak lain, seperti atasan, sejawat atau kolega. Bentuk kerja sama
atau kolaborasi diantara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan
proses berlangsung. Kolaborasi yang dimaksud adalah adalah beberapa sudut pandang
yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Sudut pandang dari berbagai kolabolator
pembantu dalam PTK, bukan sebagai penentu terhadap pelaksanaan dan berhasil
tidaknya penelitian. Peneliti tetap sebagai figur yang memiliki kewenangan dan
kompetensi siswa, sehingga siswa dapat mencapai nilai KKM dengan melaksanakan
B. Rumusan Masalah
dengan Mesin Bubut Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan kelas XI semester
gasal di SMK Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2009/2010 mencapai Kriteria Ketuntasan
C. Tujuan Penelitian
untuk mengetahui:
praktik pemesinan Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan kelas XI semester gasal
Minimal sebesar 5, 51 (lima koma lima satu) dengan menerapkan strategi belajar
mandiri”.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
a. Melengkapi teori- teori pembelajaran dan evaluasi belajar pada mata pelajaran
praktik pemesinan
2. Manfaat praktis:
a. Bagi siswa :
b. Bagi guru :
praktik.
praktik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
2) Memberikan masukan bagi siswa dan guru program produktif SMK terhadap
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Desain Instruksional
concerned with man’s ability to mould his environment to suit his material and spiritual
bahwa desain berada pada area pengalaman manusia, skill, dan pengetahuan dalam
lingkungannya. Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar (Seels &
Richey, 1994:32). Tujuan desain ialah untuk menciptakan strategi dan produk pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti
plan or lay out (West, Farmer & Wolf, 1991:209). Instruksional adalah garis besar dari
kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan yang
dilanjutkan sampai kepada proses pemecahan masalah dan evaluasi terhadap efektivitas
dan efisiensinya.
kompetensi berbasis job, hubungan berkelanjutan, alur kerja, dan evalusi. Desain
berkembang karena riset dan teori tentang strategi instruksional dan proses
yang ada.
What Is International Design. Theory. htm) Proses analisis bertujuan untuk menentukan
analisis performan, analisis target populasi, analisis tugas, seleksi media, dan analisis
penulis, dan unsur subjek yang khusus dalam perencanaan. Model yang dikembangkan
sebagai tanggapan atas umpan balik dan masukan dari luar. Fase implementasi dan
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat
kaitannya antara satu dengan yang lainnya ( Oemar Hamalik, 2004:1). Kurikulum pada
pengalaman yang perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa
untuk belajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
kompetensi, yaitu :
statements to difine what knowledge, skills and attitudes. This set of competency
statements will then provide a standard for identifying the core content of a curriculum
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Karakteristik penting
1) hasil belajar yang dinyatakan dengan kemampuan atau kompetensi yang dapat
2) semua peserta didik harus mencapai ketuntasan belajar, yaitu menguasai semua
kompetensi dasar
stated up front. Students are assessed by whether they can demonstrate those outcomes.
The different learning outcomes are called "competencies." Students progress through
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
the curriculum by demonstrating that they have met the learning outcomes in a variety
penguasaan pengetahuan dan keterampilan spesifik dan sikap sesuai dengan yang harus
dilakukan dan diterapkan di dunia kerja. Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus
dapat didemonstrasikan dengan standar kompetensi yang berlaku. Konsep CBT pada
hakikatnya berfokus pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang (kompeten) sebagai
hasil atau akibat (output) dari pembelajaran. Seseorang dikatakan kompeten apabila
mampu melaksanakan tugas- tugas yang ada di dunia kerja, merencanakan dan
pekerjaan.
klasikal
bervariasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi
b. Kompetensi
ability to do something. They are showing the outcome of the learning process. Lots of
the things that people do in their lives can be defined as different competencies - job
Kompetensi merupakan pernyataan singkat dari outcome untuk sebuah skill dan
pembelajaran.
bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat
diamati dan diukur. “Competence as the profession and developmend of sufficient skills,
appropriate attitudes and experience for successful performance in life roles” (Roger,
1997:20)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan siswa, yang meliputi: pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap siswa setelah mengikuti mata pelajaran tertentu. Setiap
kompetensi dirinci menjadi sub kompetensi atau kemampuan dasar, yang selanjutnya
merupakan arah pencapaian dan acuan dalam memilih materi dan pengalaman belajar
c. Belajar Mandiri
Learning Environments are systems that help learners take control of and manage their
baik isi dan proses, dan mengomunikasikan dengan orang lain dalam proses
pembelajaran.
Learners are most successful when they are mindfull of themselves as a learners and
providing students with the knowledge, skills and behaviours to be successfull, positive
Pebelajar akan sukses jika mempunyai semangat dan perhatian sebagai pebelajar dan
melengkapi siswa dengan pengetahuan, skill, dan keterampilan untuk menjadi sukses,
and movements” like lifelong learning, informal learning, learning styles, new
peralatan-peralatan kognitif.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif
untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki ( Haris Mudjiman,
2008:7 ). Belajar mandiri mempunyai batasan- batasan yang dijelaskan sebagai berikut;
1) Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan
2) Motif, atau niat, untuk menguasai sesuatu kompetensi adalah kekuatan pendorong
memecahkan masalah.
diperoleh dari sumber belajar, sehingga menjadi pengetahuan atau keterampilan baru
yang dibutuhkannya.
5) Tujuan belajar hingga evaluasi belajar, ditetapkan sendiri oleh pebelajar, sehingga ia
mengatasi sesuatu masalah. Guna mencapai tujuan belajar mandiri, ialah sesuatu atau
serangkaian kompetensi, salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah
strategi belajar aktif, yang bercirikan keaktifan pebelajar, untuk mendapatkan sesuatu
atau serangkaian kompetensi, yang secara akumulatif menjadi kompetensi lebih besar
yang dicapai melalui kegiatan belajar mandiri. Belajar aktif merupakan kegiatan belajar
tanpa stress dan memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang ditetapkan. Untuk
rangsangan berupa masalah-masalah dari dunia nyata yang relevan dengan kebutuhan
siswa, untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya. Pemberian masalah dimaksudkan untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
merangsang siswa agar berpendapat dan berpikir kritis ketika mereka dihadapkan pada
diperoleh.
2) Menggunakan berbagai sumber (guru, tutor, kawan, pakar, praktisi, dan siapapun)
9) Menetapkan motif dan cara-cara belajar yang ditempuh untuk mencapai tujuan
belajarnya sendiri.
2. Proses Pembelajaran
tersusun dari beberapa komponen yaitu: program pendidikan (kurikulum), peserta didik,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
guru dan tenaga teknis, fasilitas (sarana dan prasarana), dan manajemen (Joel Tadjo,
2004:1). Semua komponen tersebut harus dirancang secara menyeluruh dan saling
berhubungan dalam satu kesatuan rancangan yang utuh, untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan di SMK. Terkait dengan tujuan pendidikan di SMK dapat tercapai apabila
terjadi integrasi di antara komponen pendidikan baik dari sisi perencanaan maupun
seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang
pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan, sepanjang bidang
studi tersebut dipelajari lebih mendalam daripada bidang studi lainnya, dan kedalaman
langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk suatu pekerjaan tertentu atau
untuk memasuki lapangan pekerjaan dan diperuntukkan bagi siapa saja yang
dapat bekerja dalam bidang tertentu.” Arti pendidikan kejuruan ini dijabarkan lebih
proses pendidikan dan pelatihan di SMK dibagi dalam tiga program, yaitu program
normatif dengan persentase 16%, program adaptif 29% dan program produktif 55%.
Dari pembagian tersebut terlihat bahwa mata pelajaran program produktif memiliki
persentase paling besar yang mengindikasikan program pengajaran lebih besar pada
mata pelajaran praktik. Hal tersebut menuntut adanya fasilitas praktik yang memadai
kompetensi tertentu atau suatu kemampuan untuk berbuat sesuatu yang lain bentuknya
dari kemampuan yang lebih tradisional untuk mendemonstrasikan aplikasi dari ilmu
pengetahuan.
khusus untuk pendidikan teknologi kejuruan; “competencies are those tasks, skills,
attitudes, values and appreciations that are deemed critical to success in life or in
keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup atau
penghasilan hidup yang harus diberikan untuk pendidikan teknologi dan kejuruan selain
teori dan praktik juga perlu ditambahkan unsur sikap dan nilai.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
telah dipelajari sesuai dengan jurusannya, sehingga teori menjadi rujukan. Kegiatan
praktikum adalah proses melaksanakan percobaan yang telah tersusun secara sistematis.
Materi praktik mengacu pada kurikulum, dituangkan ke dalam lembar kerja (job sheet)
dicantumkan keterampilan yang akan dicapai siswa bila telah selesai melaksanakan
kegiatan praktikum pada satu unit. Kegiatan praktik juga memperhatikan hal-hal yang
mendasar, yaitu unit-unit yang menjadi inti dari suatu aspek pekerjaan. Secara umum
b. Block scheduling
longer units of time for each class. Traditionally, six to eight classes meet for 45 - 55
minutes each day. Block scheduling creates fewer classes each day, meeting for longer
periods of time. There are almost as many variations as there are schools implementing
the block (http://www. Block Scheduling from a Math Teacher.htm). Skedul blok
merupakan sebuah tipe yang menyusun skedul harian pada unit-unit yang panjang pada
masing-masing kelas. Skedul blok dibuat pada kelas untuk masing-masing hari,
pertemuan panjang pada periode yang lama, membutuhkan banyak implementasi pada
Block scheduling is any schedule format with fewer but longer classes than
bekerja pada mesin sesuai dengan jadwal yang telah dibuat dan berkewajiban untuk
Materi praktik sebagaimana yang tercantum dalam job sheet dianalisis baik
tujuan, bahan dan alat yang digunakan serta tahapan pelaksanaannya apakah sesuai
dengan keadaan bengkel baik ketersediaan bahan dan peralatan praktik maupun
lingkungan yang menunjang untuk kegiatan tersebut. Improvisasi guru dibutukan untuk
mengatur strategi seefektif mungkin bagaimana menggunakan bahan dan peralatan yang
ada. Pembagian kelompok praktik adalah salah satu langkah yang dapat dilakukan
untuk menyesuaikan jumlah bahan dan peralatan yang ada dengan jumlah siswa yang
menemukan makna prinsip dari materi praktik yang dikerjakannya. Sehingga dengan
demikian akan terbentuk kesan dan pemahaman yang mendalam pada diri siswa akan
hal yang ingin dicapai dalam kegiatan praktik tersebut. Hal tersebut akan membentuk
kepribadian dan kepercayaan bagi diri siswa bahwa dia benar-benar dapat mewujudkan
apa yang telah dipelajari sebagai suatu keahlian yang dimiliki setelah selesai mengikuti
3. Evaluasi
Keduanya memang hampir sama, berdekatan dan berkaitan. Pengukuran adalah proses
pengumpulan data. Misalkan data tentang panjang diameter suatu poros, data tentang
tinggi badan dan lain-lain. Sedang evaluasi adalah proses membandingkan sesuatu
dengan norma atau standar yang disepakati. Misal bahwa poros A lebih panjang dari
poros B, diameter batang A lebih kecil daripada diameter batang B. Jadi untuk
facts, values and judgments and relating them to each other “ ( West, Farmer & Wolf,
baik program pelatihan maupun tujuan pesertanya dipenuhi, sedangkan evaluasi adalah
proses yang mempunyai aspek yang lebih luas, dan meskipun mencakup validasi event
aplikasi pembelajaran di tempat kerja, implementasi jangka panjang, dan biaya serta
kuantitatif.
menilai.
dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:
ke waktu, memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkalil-kali, jika kepada
para siswa diberikan tes yang sama pada waktu berlainan, maka setiap siswa akan
5) Ekonomis; tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
mengingat dua syarat perangkat evaluasi yang penting, yakni validitas dan reliabilitas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
(Joel Tadjo, 2004:7). Validitas dapat diartikan bahwa evaluasi yang dilaksanakan adalah
benar-benar mengevaluasi apa yang ingin dievaluasi atau evaluasi yang sah. Bila tujuan
atas sering terjadi beberapa siswa yang sebenarnya terampil mengikir, dapat gagal
evaluasi yang apabila digunakan pada saat yang berbeda, guru yang berbeda ataupun
siswa yang berbeda akan memberikan hasil penilaian yang relatif sama. Sebagai contoh,
bila seorang siswa dievaluasi oleh Guru A bulan Desember, hasilnya haruslah sama
1) Perbaikan sistem.
berikut:
3) Fungsi diagnostik; untuk mengetahui kesulitan dan masalah yang dihadapi siswa
masalahnya.
4) Fungsi administratif; untuk menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa yang
5) Fungsi kurikuler; menyediakan data dan informasi yang akurat dan berdaya guna
data. Misalnya data tentang panjang sebuah tongkat, data tentang tinggi pohon dan lain-
lain. Sedangkan penilaian adalah proses pengambilan kesimpulan dari data yang diukur.
Misalnya dari data pengukuran tinggi badan seorang siswa diperoleh skor 180 cm (hasil
pengukuran), maka kita mengambil kesimpulan bahwa siswa tersebut digolongkan pada
high average. Dengan demikian, siswa dimasukkan dalam kelompok khusus bagi anak-
mempunyai makna :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
1) Bagi siswa ; mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan akan mempunyai
motivasi yang cukup besar untuk belajar yang lebih giat agar lain kali mendapat hasil
yang lebih memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya bisa terjadi , yakni siswa sudah
merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk lain kali.
apakah materi sudah tepat, dan mengetahui metode pembelajaran sudah tepat.
3) Bagi sekolah ; hasil belajar sebagai cermin kualitas sekolah, apakah kurikulum sudah
kelebihan atau kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
tersebut.
Assessment is the process of forming a judgment about the quality and extent of
learning itself. Assessment inevitably shapes the learning that takes place; that is, what
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
students learn and how they learn it should reflect closely the purposes and aims of the
merupakan proses penyimpulan kualitas belajar dan performan siswa. Penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta
diklat dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan, bahwa objek yang dinilainya
yaitu :
mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program
instruksional (Oemar Hamalik, 2004:146). Hasil dari penilaian dapat digunakan sebagai
bukti yang patut dipertimbangkan dalam rangka evaluasi pengajaran. Jadi, penilaian
bukan hanya menilai siswa, terlebih dari itu sangat fungsional untuk menilai sistem
diperlukan pengertian yang jelas tentang berbagai istilah atau pendekatan yang dipakai.
Lebih jauh lagi pengertian-pengertian ini hendaknya seragam. Pengertian pokok yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
akan dibahas disini yaitu yang berkenaan dengan pengukuran dan penilaian. Pendekatan
penilaian yang dimaksud adalah; Pendekatan Nilai Acuan Norma (Norm Referenced
siswa terhadap hasil belajar siswa lain dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini
dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya” dalam arti bahwa patokan
Kelebihan dari sistem Penilaian Acuan Norma (PAN) ini adalah dapat diketahui
meningkatkan kualitas hasil belajar. Misalnya nilai rata-rata kelompok atau kelasnya
rendah, skor 40 dari skor tertinggi 100, maka peserta diklat yang memperoleh 45
(diatas rata-rata) sudah dikatakan baik atau dinyatakan lulus, sebab berada di atas
rata-rata kelas, padahal skor 45 dari maksimum skor 100 termasuk rendah.
Kelemahan yang lain dari sistem PAN ialah kurang praktis, sebab harus dihitung
dahulu nilai rata-rata kelas, apalagi jika jumlah peserta diklat cukup banyak. Sistem
keberhasilan tidak tetap dan konteks yang lebih luas penggunaan sistem ini tidak
formatif, bukan untuk penilaian sumatif. Sistem Penilaian Acuan Norma disebut pula
membandingkan hasil belajar siswa terhadap patokan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebagai kriteria keberhasilan yang biasa disebut “batas lulus” penguasaan
bahan pelajaran. Siswa yang telah mencapai batas ini, dianggap telah berhasil dalam
pelajaran (lulus) dan diperkenankan mempelajari bahan pelajaran yang lebih tinggi,
sedangkan yang belum mencapai batas lulus tersebut, dianggap belum berhasil dan
Ciri utama pendekatan PAP adalah tuntutan yang lebih terarah dan terencana
sejak awal selama dan sesudah penyelenggaraan KBM. Sebelum pengajaran dimulai,
guru harus menetapkan kriteria keberhasilan yang harus dicapai oleh siswa jika ia
ingin “lulus” dalam pelajaran tersebut. Sistem penilaian PAP ini mengacu kepada
proses belajar tuntas atau mastery learning. Dalam hubungan ini sudah barang
tertentu makin tinggi kriteria yang digunakan, makin tinggi pula derajat penguasaan
belajar yang dituntut dari peserta diklat, sehingga makin tinggi kualitas hasil belajar
yang diharapkan. Dalam sistem PAP ini guru tidak perlu lagi menghitung rata-rata
kelas, sebab kriterianya sudah pasti. Sistem penilaian ini tepat digunakan untuk
penilaian sumatif dan dipandang sebagai usaha peningkatan kualitas diklat. Dalam
sistem ini bisa terjadi semua peserta gagal atau tidak lulus. Karena tidak seorang pun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
peserta diklat yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Kondisi seperti ini tidak
mungkin ditentukan pada sistem Penilaian Acuan Norma. Sistem Acuan Patokan
ukuran yang digunakan adalah A= paling tinggi, paling baik, atau sempurna, B=
2) Dengan sistem angka yang menggunakan beberapa standar. Dalam standar empat,
Cara mana yang dipakai tidak menjadi masalah, asalkan konsisten dalam
pemakaiannya.
b. Authentic assessment
2) "Simply testing an isolated skill or a retained fact does not effectively measure a
assessment method must examine his or her collective abilities.This is what is meant
challenges that require them to apply their relevant skills and knowledge."
(Funderstanding)
3) "Evaluating by asking for the behavior the learning is intended to produce. The
performance is and are guided to practice an entire concept rather than bits and
4) "Authentic assessments are products and/or performances correlated with real life
the Authentic Assessment, a how-to text on creating authentic tasks, rubrics and
www.jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/wkaisit.htm.)
1) Standards, All good assessment begins with standards: statements of what we want
2) Tasks, Authentic assessments are often called "tasks" because they include real-
3) Rubrics, To assess the quality of student work on authentic tasks, teachers develop
story about the student -- and a great opportunity to develop self-assessment skills
demonstrate skills and concepts they have learned. Authentic assessment aims to
evaluate students' abilities in 'real-world' contexts. In other words, students learn how
to apply their skills to authentic tasks and projects. Authentic assessment does not
analytical skills; ability to integrate what they learn; creativity; ability to work
collaboratively; and written and oral expression skills. It values the learning process as
Dari gambaran diatas dapat disimpulan bahwa autentik asesmen bertujuan untuk
pengumpulan informasi mengenai kualitas atau kuantitas perubahan yang terjadi pada
mendapat atau menerima satu tugas tertentu yang bermanfaat (Joel Tadjo 2004:8).
task) atau kegiatan hands on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap
keterampilan pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu, bukan untuk menguji
ingatan faktual, tetapi untuk mengakses penerapan pengetahuan faktual dan konsep-
konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Penilaian kinerja
mempunyai dua karakteristik dasar, yakni (1) siswa diminta untuk mendemonstrasikan
kemampuannya dan mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktifitas, dan
1) Menyusun respon. Siswa memberikan suatu respon yang diperluas, terlibat dalam
menyusun respon.
5) Proses dan produk, yang meliputi prosedur dan strategi pemecahan masalah.
1) Identifikasi langkah- langkah penting yang diperlukan atau yang akan berpengaruh
2) Tuliskan perilaku kemampuan spesifik yang lebih penting dan diperlukan untuk
3) Usahakan membuat kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak
kemampuan siswa yang dapat diamati atau karakteristik produk yang dihasilkan
5) Urutkan kriteria yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
6) Periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria yang sudah pernah dibuat oleh
Penilaian diri merupakan penilaian terhadap partisipasi, proses, dan produk siswa
sendiri. Siswa dituntut jujur dan memiliki waktu berfiir tentang perkembangannya
sehingga dapat melakaukan refleksi. Guru memberikan dukungan dalam penilaian ini.
Pertanyaan-pertanyaan dalam penilaian diri, antara lain; a) Apa yang telah saya pelajari
hari ini ?; b) Apa yang telah saya lakukan dengan baik dalam pembalajaran…?; c)
Adakah materi yang belum saya kuasai; d) Apa yang harus saya siapkan untuk
bahwa penilaian diri merupakan suatu pelatihan penelusuran untuk membantu siswa
menemukan diri mereka sendiri; b) Katakan kepada siswa bahwa tidak ada metode yang
salah dan jawaban mereka tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir; c) Dorong
siswa agar menulis hasil sejujurnya dan obyektif; d) Modelkan penilaian diri untuk
c. Self Assessment
Self-assessment is the process of critically reviewing the quality of ones own performance
(http:www.qualityresearchinternational.comglossaryselfassessment.htm). Penilaian
mandiri merupakan proses kritis untuk melihat kualitas performan sendiri, yang dapat
dilihat secara mendasar pada kontek melihat lagi kualitas eksternal pada dasar kolektif.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
discern clearly its strenths an areas in which improvements can be made and
culminates in planned improvements actions which are then monitored for progress
di SMK Kristen 1 Klaten merupakan penilaian yang dibuat sedemikian rupa, sehingga
siswa dapat mengukur, menilai, dan mengevaluasi benda kerja praktiknya. Pedoman
penilaian praktik bengkel yang digunakan oleh SMK Kristen 1 Klaten tersebut
mengadopsi pada pedoman penilaian yang diterapkan Akademi Teknik Mesin Industri.
Skoring Deskripsi
Kualitas tinggi, execution baik, presisi. Waktu pengerjaan lebih cepat dari estimasi.
Mempunyai pengetahuan yang luar biasa dalam cara kerja. Tidak pernah datang
10- 7,81 terlambat, atribut lengkap. Kreativitas tinggi, penuh inisiatif dalam penyelesaian
masalah .Sangat antusias dalam menangani pekerjaan
Kualitas baik. Waktu pengerjaan lebih cepat dari rata-rata. Cara kerja dan
penggunaan alat, serta perawatan baik. Datang tepat waktu, pernah datang terlambat
7,8- 6,41 dan pernah ijin, atribut lengkap. Melakukan pekerjaan tanpa menunggu
perintah.Menunjukkan minat yang besar pada pekerjaan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
6,40- Kualitas rata-rata. Waktu pengerjaan rata-rata. Pengetahuan cukup baik. Kadang
5,51 datang terlambat dan sering ijin. Selalu menunggu perintah yang tidak perlu.
Mempunyai perhatian yang cukup
Kualitas jelek, banyak kesalahan. Waktu pekerjaan lambat sekali, menghambat rekan
kerja. Pengetahuan sangat kurang. Meninggalkan tugas tanpa ijin. Tidak ada
3,60- 0 inisiatif dan banyak kesalahan fatal. Bekerja dengan setengah hati, sering
meninggalkan area kerja
Pedoman skoring : Baik Sekali (10- 7,81), Baik (7,8- 6,41), Sedang (6,40- 5,51), Kurang
(5,50- 3,61), Kurang Sekali (3,60- 0)
Kajian dari penelitian yang relevan diperlukan untuk melengkapi kajian teori yang
diperlukan dalam penelitian ini, beberapa kajian hasil penelitian yang relevan
di SMK Katolik Santo Mikael ( SMK Mikael) dan Surakarta Competency and
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
Mikael dan SCTC berorientasi pada kepuasan pelanggan dan standar mutu, dengan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sebagai manajemen pendidikan dan latihan,
(pendidikan teori dan praktik bengkel) dan kegiatan ekstrakurikuler, (3), kurikulum
pada kebutuhan pasar, sedangkan SCTC mengadopsi kurikulum ATMI yang juga
dalam keterkaitan dan kesesuaian dengan dunia usaha dan dunia industri, (4)
besarnya jumlah peminat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan jumlah
lulusan yang diserap pasar kerja setiap tahunnya, mengindikasikan bahwa pendidikan
Penelitian Dwi Atmoko (2008) berjudul ”Efektivitas Penggunaan Job sheet Pada
Klaten).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) Mengetahui waktu ideal yang perlu
pemesinan, (2) Mengetahui hubungan antara waktu dengan hasil praktik, (3)
siswa Teknik Pemesinan yang meliputi efektivitas penggunaan job sheet, waktu
C. Kerangka Berfikir
Kegiatan pembelajaran yang terjadi saat ini di Program Keahlian Teknik Pemesinan
belum memuaskan . Hal ini terlihat dari belum tercapainya pencapaian standard
kompetensi yang ditetapkan oleh semua siswa. Kurang maksimalnya pencapaian standar
siswa sering ragu untuk bekerja sendiri sehingga sering terlambat penyelesaian tugasnya
akibat bergerombol melihat dahulu temannya yang sedang bekerja. Penerapan strategi
temannya, karena siswa dapat bekerja sendiri di section mesinnya sesuai jadwal blok
yang sudah ditetapkan. Bila pada jadwal yang ditetapkan siswa tidak mampu
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan diawali dengan suatu kajian terhadap
masalah tersebut secara sistematis. Hasil kajian tersebut digunakan untuk dasar dalam
mengatasi masalah. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun kemudian
dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan
refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini
“ Penerapan strategi belajar mandiri melalui langkah block schedulling dan self
Mesin Bubut Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan kelas XI semester gasal di
SMK Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2009/2010 mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Klaten, Jawa Tengah. Jumlah siswa kelas XI TPB sebanyak 40 orang siswa. Penelitian
ini dilakukan pada kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut Program
2. Waktu Penelitian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal Tahun Ajaran 2009/2010, yaitu
bulan Juli- Oktober 2009. Rancangan pelaksanaan penelitian ini secara garis besar
penelitian dan penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal yang tercantum dalam
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pra Siklus v v
3 Siklus I v v v v v v v v v v v v
4 Siklus II v v v v v v v v v v v v
5 Penyusunan laporan v v v v v v v v v v v v v v
B. Pendekatan Penelitian
belajar mandiri. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu
Kolaborator yang dimaksud adalah rekan mengajar praktik, yaitu Suryanto, S. Pd. T.
dan Sunard, S. Pd. Kegiatan pembelajaran praktik berlangsung pada hari Kamis
sebanyak 7 jam pelajaran ( @ 45 menit) dan hari Sabtu sebanyak 65 jam pelajaran (@
40 menit).
2. Peneliti dapat melakukan treatmen (perlakuan) yang diberikan pada responden dalam
penelitian
4. Guru sendiri berperan sebagai peneliti, baik secara perorangan maupun kelompok
untuk :
pembelajaran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
C. Rencana Tindakan
Prosedur pelaksanan PTK dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
alat dan bahan pembelajaran, serta menetapkan waktu yang tepat untuk
apa, kapan, dimana, dan bagaimana melakukannya. Pada tahap pengamatan dilakukan
perekaman data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan tindakan. Pengamatan
bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan
landasan melakukan refleksi. Bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan relfeksi terhadap dampak
dunia pendidikan. Secara singkat , pada dasarnya PTK terdiri dari empat tahapan dasar
Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan Tindakan
1. Tahap Pendahuluan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
Tahapan PTK ini sangat penting untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan
disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai
suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan penelitian dapat diajukan sebagai berikut;
d Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta
Tahapan PTK merupakan suatu refleksi dari guru terhadap masalah di kelasnya,
berikut;
pembelajaran praktik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
a. Siklus 1
1) Rencana tindakan
dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan
dengan pengaruh yang tak terduga dan kendala yang sebelumnya tidak
dalam perubahan dinamika kelas dan mengakui adanya kendala yang nyata.
perkembangan murid.
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra PTK,
2) Pelaksanaan Tindakan
telah dibuat. Tahap ini berlangsung di kelas, merupakan realisasi dari segala
berjumlah 4 orang. Materi praktik dan sistem penilaiannya disusun dalam job
kompetensi siswa.
3) Observasi
observasi yang diambil adalah kehadiran, dan aktivitas belajar siswa mulai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69
pertemuan pertama sampai akhir. Data yang dikumpulkan pada tahap ini
berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta
oleh peneliti. Berbagai instrumen alat ukur perlu dipilih guna kepentingan
triangulasi data. Dalam melakukan observasi, guru perlu bekerja sama dengan
dengan tujuan; (1) mengamati kondisi, reaksi, dan keaktifan siswa terhadap
seberapa besar penurunan siswa yang tidak aktif , (3) mengetahui seberapa
besar penerapan metode belajar mandiri bisa merangsang siswa untuk selalu
4) Refleksi
dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengamatan, pengetahuan, dan
teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih. Proses
Dengan suatu refleksi yang tajam dan tepercaya akan didapat suatu masukan
sebelumnya. Refleksi yang tidak tajam akan memberikan umpan balik yang
selanjutnya
b. Siklus II
c. Silkus III
Pelaksanaan siklus III dilakukan setelah mempelajari hasil pada siklus II.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
D. Subjek Penelitian
1. Semua siswa kelas XI TPB Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK Kristen 1
2. Guru praktik Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten
a. Sebagai guru praktik bersama guru lain membuat perencanaan pembelajaran yang
c. Melakukan refleksi penelitian bersama guru lain, yaitu megulas secara kritis
perubahan yang terjadi, baik pada siswa, instruktur, maupun toolman. Pada tahap
1) Menyebar tes
2) Menganalisis data
3) Mengkomparasikan hasil
1. Informan, yaitu orang yang berhubungan langsung dengan pembelajaran, antara lain;
Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu mulai dari tahap perencanaan sampai tahap
pelaporan, yaitu tanggal 13 Juli 2009-26 September 2009, yang dirancang atas tiga
Kristen 1 Klaten. Hal yang diamati adalah keaktifan siswa dalam praktik,
pengelolaan pembelajaran praktik oleh instruktur, dan pelayanan alat oleh toolman.
Suatu instrumen dikatakan telah memiliki validitas yang baik jika instrumen
tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Suatu informasi
yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Teknik
triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi
melakukan tes tertulis maupun praktik, dan melakukan wawancara langsung dengan
gurudan murid. Review informan kunci adalah menginformasikan data atau interprestasi
temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan
siklus.
2. Analisis Kritis; mendiskusikan apa sebabnya pada sebelum siklus, mengapa belum
I. Indikator Kinerja
BAB IV
Secara berturut-turut akan akan dipaparkan tentang: (A) Deskripsi Latar Penelitian; (B)
Refleksi awal; (C) Analisis Pencari Fakta: (D) Deskripsi Penelitian Siklus I; (E)
Deskripsi Penelitian Siklus II; (F) Deskripsi Pembelajaran Remedial; (G) Pembahasan;
Klaten, beralamat di Jalan Diponegoro, Gumulan Klaten Telpon (0272) 322348, yang
letaknya di jalur by pass timur kota Klaten. SMK Kristen 1 Klaten adalah Sekolah
Keahlian, yaitu Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Las, Teknik Pemesinan dan
Teknik Otomasi Industri. Jumlah kelas seluruhnya adalah dua puluh dua (22) kelas yang
terdiri dari delapan (8) kelas X, tujuh (7) kelas XI, dan tujuh (7) kelas XII. Kelas X
terdiri dari tiga (3) kelas Teknik Pemesinan, dua (2) kelas Teknik Pengelasan, dua (2)
kelas Teknik Otomasi Industri, dan satu (1) kelas Teknik Batu Beton. Kelas XI terdiri
dari tiga (3) kelas Teknik Pemesinan, dua (2) kelas Teknik Pengelasan, dua (1) kelas
Teknik Otomasi Industri, dan satu (1) kelas Teknik Batu Beton. Sedangkan kelas XII
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
terdiri dari tiga (3) kelas Teknik Pemesinan, dua (2) kelas Teknik Pengelasan, dua (1)
kelas Teknik Otomasi Industri, dan satu (1) kelas Teknik Batu Beton.
Kelas XI TPB adalah salah satu dari 3 kelas XI Program Studi Keahlian Teknik
Pembelajaran teori dilakukan di kelas sesuai jadwal yang dibuat sekolah, sedangkan
pembelajaran praktik dilakukan di bengkel pada hari senin jam 14.00-17.30 (5 jam
menit). Secara umum kondisi kelas XI TPB termasuk baik, ditinjau dari segi kerajinan
cukup memadai dilihat dari kompetensi yang diajarkan di sekolah, meskipun masih
ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan industri maju. Menurut informasi prestasi
standar yang diharapkan selama pembelajaran praktik pemesinan, sehingga job yang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas
yang disusun oleh dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan dasar dan
propinsi untuk pendidikan menengah. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dan
komite sekolah, yang berarti bahwa tidak ada kurikulum nasional, yang ada adalah
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum yang telah disusun oleh sekolah disebut kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun,
Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai
tujuan Pendidikan Kejuruan. Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata
pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Struktur Kurikulum SMK
Komponen Jam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
A. Mata Pelajaran
5. Matematika 330 a)
a. Durasi waktu :
Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Kompetensi
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
tambahan waktu 56 jam, maka jumlah jam tersruktur matematika menjadi 208).
b. Kompetensi Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai
c. Jumlah jam terstruktur untuk kompetensi kejuruan sebagai hasil dari konversi jumlah
jam riil kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tidak boleh
kurang dari 1044 jam. Jumlah jam terstruktur untuk Dasar kompetensi kejuruan
sebagai hasil dari konversi jumlah jam riil, tetapi tidak boleh lebih dari 140 jam.
waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari durasi waktu mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam). Total beban belajar bagi SMK - 3 tahun
tidak boleh lebih dari 5700 jam pembelajaran. (mg efektif 114x50 jp/mg), dan 7700
e. Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan
i. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum
dan lingkungannya
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
f. Perkembangan IPTEK
g. Agama
k. Kesetaraan jender
a. Analisis silabus
b. Estimasi kebutuhan jam tatap muka, jam praktik di sekolah dan jam praktik di
industri
c. Konversi jam estimasi dengan perbandingan jam tatap muka : jam praktik di sekolah
Maka :
8 + 28 + 20 = 56 jam pelajaran
terstruktur untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
e. Muatan Lokal
kompetensinya tidak dapat diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada
lokal setiap semester. Atau dengan kata lain muatan lokal tidak harus terus-
menerus diajarkan setiap semester, tetapi dapat diajarkan hanya dalam waktu
tertentu
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
ekstrakurikuler.
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
KTSP SMK dikembangkan sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan
a. guru
b. konselor
d. komite sekolah (DU/DI, asosiasi, dunia kerja, dan anggota institusi pasangan
lainnya)
e. nara sumber
sebagai berikut :
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
(behavioral change) pada individu yang belajar. Sedangkan hakikat mengajar adalah
membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir,
Kejuruan Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Kristen 1 Klaten tahun
ajaran 2009/2010 dapat dilihat dalam tabel 05 dan tabel 06 sebagai berikut;
2.3 Menjelaskan
prinsip dasar turbin.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87
9. Melakukan
9.1 Memproses bentuk permukaan pendakian
pekerjaan dengan
mesin bubut 9.2 Menjelaskan teknik pengoperasian mesin bubut
9.3 Mengoperasikan mesin bubut 3
9.4 Memeriksa komponen sesuai dengan spesifikasi.
kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta
didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik
dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai
akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik
yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik
untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan
layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Kriteria ketuntasan minimal menjadi
acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan
minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam
Ketuntasan Minimal Per Mata Pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan
a. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100 %, dengan batas
c. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas kriteria ideal, tetapi secara
didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar
mata pelajaran tertentu. Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang
dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai
menempatkan peserta didik sebagai subjek didik, yakni lebih banyak mengikutsertakan
dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik
yang dialami sehingga potensi masing-masing peserta didik berkembang secara optimal.
atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Data merupakan sumber informasi
berhubungan dengan sudah atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu
kompetensi. Jadi, penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan melalui berbagai
bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil
Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana
dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak
dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dengan hasil yang
dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak
merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan, dan
cermin diri.
f. Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan
dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamatan
tingkah laku.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
dan perbaikan hasil, dalam bentuk: penilaian masing-masing job, Evaluasi kemajuan
h. Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan Institusi
Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga yang
menyelenggarakan uji kompetensi ini independen, yakni lembaga yang tidak dapat
a. Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja peserta didik dari sejumlah penilaian
b. Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan
b. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
c. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
e. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
f. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam
bimbingan).
peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan
didik.
a. Toleransi ISO
b. Toleransi khusus
c. Toleransi umum
d. Restart
e. Produksi massal
Nilai disesuaikan dengan prosentase dari jumlah produk yang dianggap benar.
Rumusan penilaian benda kerja praktik bengkel, yaitu penilaian kualitas permukaan/
surface quality benda kerja dengan alat ukur pembanding, menggunakan pedoman
sebagai berikut;
penyimpangan....................................................................................nilai 5
penyimpangan selanjutnya..................................................................nilai 1
Secara khusus penilaian pada job 1A, 1B, 1C, dan 1D menggunakan pedoman toleransi
ukuran umum yang rumusannya dapat dilihat dalam tabel 07 sebagai berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
Rough
1A Nom 43
Tol 0, 8
Rough
1B Nom 42 25 23 5 1 x 45 °
Tol 0, 8 0, 5 0, 5 0, 2 0, 2
Middle
1C Nom 40 23 21 2 x 45 °
Tol 0, 3 0, 2 0, 2 0, 1
Middle
1D Nom 38 22 18 10 2 x 45 °
Tol 0, 3 0, 2 0, 2 0, 1 0, 1
B. Temuan Penelitian
siswa akan dibagi ke dalam 2 kelompok belajar, yaitu kelompok I (nomor absen 1-20)
pada seksi mesin bubut dan mesin gergaji, dan kelompok II (nomor absen 21-40) pada
seksi mesin frais, gerinda, sekrap, dan kerja bangku (bench work). Pertemuan - 5 untuk
kelompok I dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2009, sedangkan untuk kelompok II pada
2009.
kompetensi siswa dalam bekerja dengan mesin bubut. Siswa yang masuk pada seksi
mesin bubut mengerjakan job 1A dan 1B. Job 1A merupakan pekerjaan facing/ bubut
rata muka, hasil praktik job 1A tidak dinilai, karena hanya bersifat pengenalan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
pembubutan. Pada saat penilaian job 1A, guru membimbing siswa untuk mengukur
benda kerjanya sendiri dan menilai secara objektif hasil pekerjaannya sebagai
pengetahuan dasar utama untuk mengerjakan job mesin bubut selanjutnya. Tahap ini
berguna untuk memotivasi siswa bagaimana siswa harus tahu tentang pengukuran,
lurus, dan membubut chamfer 1x45°. Pada kompetensi 1B diadakan penilaian bersama
antara guru dan siswa, yang berfungsi juga sekaligus sebagai konsultasi/evaluasi
Bubut.
learning).
coolan, alat ukur, alat potong, lembar rekap nilai, lembar presensi, lembar kehadiran,
bagi siswa, dan sebagai observer. Peran guru sebagai fasilitator adalah sebagai
penyedia segala fasilitas pembelajaran praktik. Peran guru sebagai konsultan adalah
melayani segala pertanyaan siswa dalam mengerjakan jobnya, dan sebagai motivator
yang mendorong siswa untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan kerja
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
siswa sudah dibagi ke dalam 2 kelompok belajar, yaitu kelompok I (nomor absen 1-20)
pada seksi mesin bubut dan mesin gergaji, dan kelompok II (nomor absen 21-40) pada
seksi mesin frais, gerinda, sekrap, dan kerja bangku (bench work). Pertemuan - 5 untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100
kelompok I dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2009, sedangkan untuk kelompok II pada
2009.
Pada Siklus I siswa belajar tentang merencanakan kerja mesin bubut, identifikasi
kebutuhan bahan dan alat, perhitungan putaran mesin, pencekaman benda kerja, dan
proses pemakanan benda kerja hingga memperoleh hasil sesuai dengan job 1B, yang
meliputi penilaian unjuk kerja praktik pembubutan lurus, bertingkat, facing, chamfer,
pengantar untuk dapat mengerjakan job dengan baik. Secara umum gambaran
1) Acara tatap muka dimulai; 1) guru menyampaikan ulasan singkat tentang materi
praktik yang akan dikerjakan, yaitu siswa diharapkan dapat menyetting benda kerja,
mandiri dan penilaian mandiri, termasuk tugas guru lain sebagai instruktur,
section, mengukur benda kerja dan menilaianya sendiri dengan bimbingan guru.
Pada pekerjaan praktik di siklus I ini tuntutan toleransi yang dipakai masih toleransi
3) Pada saat pengukuran dan penilaian langsung diadakan diskusi dan konsultasi
singkat oleh guru tentang hasil kerja siswa, sehingga siswa bisa langsung
pekerjaannya tanpa/dengan bantuan guru. Penilaian mandiri ini dirasa sangat berguna
bagi siswa, karena akan membuat siswa benar-benar tahu job yang dikerjakannya,
siswa juga merasa puas dengan hasil kerjanya sesuai dengan kualitas benda kerja
yang dihasilkan, selain itu siswa juga berlatih untuk jujur menilainya.
4) Pada akhir pembelajaran guru memberikan ulasan singkat tentang temuan- temuan
keberhasilannya.
c. Observasi
Tabel 09. Pencapaian Nilai Praktik Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut
Siklus I ( Job 1B)
berikut :
181 202
17 Dwi Haryono T 37 Ari Sutejo T
210 192
18 Dwi Jayanto T 38 Ary Yuda Tama T
197 181
19 Edi Dwi Saputra T 39 Daru Suyatno T
195 214
20 Heri Sulistyanto T 40 Eli Dwi Prastyo T
subjek penelitian, yaitu siswa kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten untuk menggali
berbagai permasalahan yang timbul saat bekerja dengan mesin bubut. Selain itu
dilakukan diskusi dengan teman sejawat, yaitu guru sebagai kolaborator tentang
berbagai penyebab kegagalan siswa mencapai nilai KKM. Beberapa hasil dialog dan
observasi langsung dengan beberapa siswa kelas XI TPB saat pembelajaran praktik,
kesulitan belajar (CL 1, CL 2, CL 6), yang dirangkum dalam tabel 11 sebagai berikut :
d. Refleksi
Bubut, pada awal pembelajaran praktik pemesinan kelas XI Teknik Pemesinan tahun
pelajaran 2009/2010 hasilnya 10 siswa dari 40 siswa memperoleh hasil kurang dari
dengan Mesin Bubut adalah kemampuan ketrampilan, sehingga penilaian yang paling
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
tepat adalah penilaian benda kerja hasil praktik. Penyebab utama siswa belum mencapai
KKM diduga karena siswa belum familier dengan pengoperasian mesin bubut/perkakas,
kurang terampil pembacaan alat ukur, kurang memahami metode penilaian yang
dipakai, dan belum bisa merencanakan pekerjaan secara sistematis (CL 9).
Kondisi praktik pemesinan pada awal pembelajaran terlihat siswa masih sering
memeperhatikan aturan penggunaan kecepatan mesin (n). Pada kondisi awal ini guru
Bubut.
learning).
4) Menentukan materi pembelajaran praktik pada tindakan siklus II, secara keseluruhan
(6/8/2009)
3.1. Siswa dapat @ 45
September
menjelaskan proses
dan menit
pembubutan sesuai
(1/10/2009)
job yang ada
3.2. Siswa dapat
melakukan
penjelasan langkah
penyelesaian
pekerjaan
3.3. Siswa dapat
mengoperasikan
mesin bubut
coolan, alat ukur, alat potong, lembar rekap nilai, lembar presensi, lembar kehadiran,
bagi siswa, dan sebagai observer. Peran guru sebagai fasilitator adalah sebagai
penyedia segala fasilitas pembelajaran praktik. Peran guru sebagai konsultan adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
melayani segala pertanyaan siswa dalam mengerjakan jobnya, dan sebagai motivator
yang mendorong siswa untuk meningkatkan minat belajar dan keterampilan kerja
belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan II, yaitu pertemuan -7 (tanggal 6 Agustus 2009 dan
tanggal 1 Oktober 2009), dan pertemuan -8 (tanggal 8 Agustus 2009 dan 3 Oktober
2009), siswa belajar tentang merencanakan kerja mesin bubut, identifikasi kebutuhan
bahan dan alat, perhitungan putaran mesin, pencekaman benda kerja, dan proses
pemakanan benda kerja hingga memperoleh hasil sesuai dengan job 1C, yang meliputi
penilaian unjuk kerja praktik pembubutan lurus, bertingkat, facing, chamfer, kehalusan,
dan performan. Pada awal pembelajaran praktik selalu disampaikan materi pengantar
untuk dapat mengerjakan job dengan baik. Secara umum gambaran pembelajaran pada
1) Acara tatap muka dimulai; a) guru menyampaikan ulasan singkat tentang materi
praktik yang akan dikerjakan, yaitu siswa diharapkan dapat menyetting benda kerja,
mandiri dan penilaian mandiri, termasuk tugas guru lain sebagai instruktur,
section, mengukur benda kerja dan menilaianya sendiri dengan bimbingan guru.
Pada pekerjaan praktik di siklus II ini tuntutan toleransi yang dipakai masih toleransi
3) Pada saat pengukuran dan penilaian langsung diadakan diskusi dan konsultasi
singkat oleh guru tentang hasil kerja siswa, sehingga siswa bisa langsung
sangat berguna bagi siswa, karena akan membuat siswa benar-benar tahu job yang
dikerjakannya, siswa juga merasa puas dengan hasil kerjanya sesuai dengan kualitas
benda kerja yang dihasilkan, selain itu siswa juga berlatih untuk jujur menilainya.
4) Pada akhir pembelajaran guru memberikan ulasan singkat tentang temuan- temuan
keberhasilannya.
c. Observasi
pemesinan kelas XI TPB, yang terdiri dari 3 orang pada pembelajaran dan penilaian
praktik dengan menerapkan strategi belajar mandiri dan penilaian mandiri untuk
1) Hasil observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dan penilaian tindakan
siklus II. Menurut Mc. Donald seperti dikutip Oemar Hamalik (2004:158),
arousal and anticipatory goal reaction, yang artinya motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
may be intrinsic or extrinsic. The term is generally used for humans but,
theoritically, it can also be used to describe the causes for animals behavior as well.
pengenergian dari kebiasaan yang berorientasi pada tujuan, dan tujuan itu
of behavior. Motivation is a temporal and dynamic state that should not be confused
dalam psikologi, motivasi adalah langkah awal, langsung, dan kuat dari sebuah
Motivasi merupakan suatu proses, yang menentukan karakter dari proses tersebut
dengan melihat petunjuk dari tingkah lakunya. Motivasi ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi dimulai dengan adanya
motivasi siswa menurun dalam mengerjakan job 1C, disebabkan karena adanya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
penurunan semangat mengerjakan, yaitu kompetensi pada job 1C lebih sulit dari job
sebelumnya (1B). Disamping itu siswa belum sepenuhnya siap karena harus bekerja
pada mesin yang spesifikasinya lain antara satu dengan lainnya (CL 3).
2) Hasil kemandirian belajar dampak pembelajaran dan penilaian tindakan Siklus II,
3) Pencapaian kompetensi dasar Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut dalam tabel
14 :
sebagai berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
5) Komparasi kemandirian siswa pada Siklus I dengan Siklus II dapat dilihat dalam
Tabel 16. Komparasi Skor Kemandirian Belajar Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
181 179 2
17 Dwi Haryono Naik
210 210 0
18 Dwi Jayanto Naik
197 198 1
19 Edi Dwi Saputra Turun
195 201 6
20 Heri Sulistyanto Turun
195 195 0
21 Johan Feri S Naik
226 218 8
22 Kiki Ary S Naik
207 213 6
23 Nanung S Turun
190 204 14
24 Prasca SAB Turun
195 179 16
25 Samiaji Naik
179 174 5
26 Septiyadi H Naik
203 218 15
27 Sukarno Turun
191 200 9
28 Tri Setiawan Turun
193 193 0
29 Wahyu D PS Naik
202 207 5
30 Wahyu F Turun
183 178 5
31 Wahyu Novianto Naik
189 193 4
32 Wahyu Nugroho Turun
198 197 1
33 Yayan Pratama Naik
188 191 3
34 Aan Nurdiyanto Turun
186 196 10
35 Andi Nugroho Turun
202 208 6
36 Anto Dwi S Turun
202 220 18
37 Ari Sutejo Turun
192 174 18
38 Ary Yuda Tama Naik
181 208 27
39 Daru Suyatno Turun
214 199 15
40 Eli Dwi Prastyo Naik
Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut, yang akan menjawab tentang; 1) apa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115
yang berhasil ?; 2) apa yang belum berhasil ?; 3) mengapa hal itu terjadi ?; 4)
bagaimana selanjutnya ?
potong
(3) Sikap (attittude), yaitu disiplin, berani bertanya, diskusi, dan mengerti
meskipun belum mencapai nilai KKM secara klasikal 100% dari jumlah
inisiatif siswa yang lebih aktif untuk bertanya dan berdiskusi dengan
(3) Siswa lebih paham dengan kriteria penilaian yang diterapkan sehingga
perlu dicari penyebabnya. Observasi dan wawancara dilakukan pada siklus II.
Menurut Sukarno dan Wahyu F, diakatakan bahwa saat siswa bekerja dengan
benda kerja dengan baik, setting pahat yang belum pas, dan pengaturan putaran
mesin yang belum pas. Pencekaman yang kurang tepat menyebabkan benda
kerja berputar oling, sehingga hasil pekerjaan tidak simetris bulat. Benda kerja
yang tidak simetris bulat sangat terlihat bila diadakan pencopotan berkali-kali
kecepatan putar mesin bubut secara tepat, biasanya siswa bekerja pada putaran
yang lebih tinggi dari putaran yang diijinkan. Putaran yang terlalu tinggi
menyebabkan benda kerja mempunyai momen torsi yang tinggi sehingga mata
pahat lebih cepat tumpul tanpa disadari oleh siswa. Akibat selanjutnya dari
pemukulan saat setting, dan kehalusan permukaan yang kurang tepat sebagai
akibat pahat yang tumpul dan setting pahat yang tidak tepat sudutnya (CL 4).
adalah :
agak terhambat.
mengasah pahat bubut sendiri, sehingga pada saat tumpul tetap digunakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
kaidah penilaian yang dipakai, sehingga bekerja tanpa tujuan yang jelas.
4. Bagaimana selanjutnya ?
diperoleh dari refleksi pada siklus II. Berdasarkan Catatan lapangan (CL 7) ,
ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan pada tindakan untuk siklus III
a) Meningkatkan perilaku belajar siswa ke arah yang lebih baik, dengan cara
secara cepat dan tepat sesuai tuntutan waktu dan kualitas produk yang
ada pada pedoman penilaian bahwa ada penambahan nilai bila mengerjakan
job lebih awal dengan nilai diatas 7,00 akan ada penambahan nilai, dan
meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk segera bekerja dengan cepat
mesin bubut, menyetting pahat dan pencekaman benda kerja yang lebih
yang belum bisa menyetting benda kerja pada cekam, sering benda kerja
karena siswa sering tidak tahu penyebab pekerjaan tidak efektif karena
d) Membantu mengasah pahat yang tumpul. Pada saat mengasah pahat, siswa
sudut baji, sudut buang, maupun sudut bebas. Setelah siswa cukup paham
dengan geomteri pahat bubut bisa mengasah sendiri tanpa bimbingan guru.
e) Menjelaskan adanya job pengayaan bagi yang mengerjakan job lebih awal
dengan produk sesuai tuntutan kualitas dan waktu, serta memberi job
remidiasi bagi yang nilai unjuk kerjanya dibawah tuntutan. Baik job
f) Meningkatkan upaya komunikasi dan konsultasi antara guru dan siswa saat
melakukan penilaian.
Pada pelaksanaan siklus III, yaitu pada pertemuan -9 (tanggal 27 Agustus dan 8
Oktober 2009) , dan pertemuan -10 (tanggal 29 Agustus dan 10 Oktober 2009), siswa
mengerjakan job 1D, yang pada dasarnya materi praktik sama dengan siklus II. Pada
pelaksanaan tindakan III, siswa belajar tentang merencanakan kerja mesin bubut,
identifikasi kebutuhan bahan dan alat, perhitungan putaran mesin, pencekaman benda
kerja, dan proses pemakanan benda kerja hingga memperoleh hasil sesuai dengan job
1D, yang meliputi penilaian unjuk kerja praktik pembubutan lurus, bertingkat, facing,
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran pada siklus II, selanjutnya
disusun rencana pembelajaran dan penilaian tindakan pada siklus III sebagai upaya
semester 3 tahun ajaran 2009/2010 untuk mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
Rencana pembelajaran dan penilaian tindakan III merupakan hasil revisi dalam
rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian pada siklus III, yang dinilai
belum mencapai nilai KKM secara klasikal 75 % dari jumlah siswa keseluruhan
sebanyak 40 siswa, bahkan mengalami penurunan jumlah siswa yang mencapai nilai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
KKM dari 30 siswa menjadi 23 siswa. Beberapa upaya perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus III mengacu pada refleksi yang dilakukan setelah siklus II,
yaitu ;
1) Meningkatkan perilaku belajar siswa ke arah yang lebih baik, dengan cara
memberikan evaluasi, apresiasi, dan motivasi untuk menyelesaikan job secara cepat
dan tepat sesuai tuntutan waktu dan kualitas produk yang diminta. Menekankan lagi
bahwa dalam format penilaian ada kolom penambahan nilai bila mengerjakan job
lebih awal dengan nilai diatas 7,00, dan ada pengurangan nilai bila terlambat dalam
mengerjakan jobnya.
siswa bekerja dengan cepat tanpa banyak menunggu instruksi dari guru.
3) Meningkatkan pemahaman siswa tentang proses pengerjaan job dengan mesin bubut,
menyetting pahat dan pencekaman benda kerja yanglebih tepat, memahami geometri
pahat dan fungsinya. Pemahaman proses pembubutan perlu ditingkatkan supaya ada
finishing.
4) Membantu mengasah pahat yang tumpul pada saat mengasah pahat, siswa dibimbing
bagaimana memahami mengasah pahat sesuai fungsi masing-masing sudut, baik itu
5) Meningkatkan upaya komunikasi dan konsultasi antara guru dan siswa saat
melakukan penilaian.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
Adapun rencana pembelajaran dan penilaian tindakan pada siklus III disusun
sebagai berikut :
2) Menentukan materi pembelajaran pada tindakan siklus III, secara keseluruhan yang
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan siklus III, yaitu pada pertemuan -9 (tanggal 27 Agustus dan 8
Oktober 2009) , dan pertemuan -10 (tanggal 29 Agustus dan 10 Oktober 2009), siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
belajar tentang merencanakan kerja mesin bubut, identifikasi kebutuhan bahan dan alat,
perhitungan putaran mesin, pencekaman benda kerja, dan proses pemakanan benda
kerja hingga memperoleh hasil sesuai dengan job 1D, yang meliputi penilaian unjuk
kerja praktik pembubutan lurus, bertingkat, facing, chamfer, kehalusan, dan performan.
Pelaksanaan tindakan siklus III. Secara umum gambaran pembelajaran pada siklus III
1) Acara tatap muka dimulai; 1) guru menyampaikan ulasan singkat tentang materi
praktik yang akan dikerjakan, yaitu siswa diharapkan dapat menyetting benda kerja,
mengatur putaran mesin, mengoperasikan mesin bubut, mengerjakan benda kerja dan
finishing job, 2) guru menjelaskan prosedur pembelajaran dan penilaian yang akan
section, mengukur benda kerja dan menilainya sendiri dengan bimbingan guru. Pada
saat pengukuran dan penilaian lansgsung diadakan diskusi dan konsultasi singkat
oleh guru tentang hasil kerja siswa, sehingga siswa bisa langsung mengevaluasinya.
tanpa/dengan bantuan guru. Penilaian mandiri ini dirasa sangat berguna bagi siswa,
karena akan membuat siswa benar-benar tahu job yang dikerjakannya, siswa juga
merasa puas dengan penilaian terhadap benda hasil kerjanya sesuai dengan kualitas
benda kerja yang dihasilkan, selain itu siswa juga berlatih untuk jujur menilainya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
124
3) Pada akhir pembelajaran guru memberikan ulasan singkat tentang temuan- temuan
c. Observasi
saat pembelajaran dan penilaian tindakan III untuk mengetahui sejauh mana pencapaian
kompetensi siswa, dan perilaku siswa dengan menerapkan strategi belajar mandiri
pada siswa kelas XII TPB SMK Kristen 1 Klaten. Observasi yang dilakukan melalui
setelah diadakan pembelajaran dan pengukuran benda kerja hasil praktik dapat
Siklus Siklus
No. N a m a II III Selisih Ket
1 Rudi Harcahyo 5,44 6,56 1,12 Naik
2 Sugiyanto 6,66 6,7 0,04 Naik
3 Teguh Jatmika 7,1 6,18 0,92 Turun
4 Tri Hari Yadi 7,01 4,9 2,11 Turun
5 Untung Prasetyo 2,72 5,52 2,8 Naik
6 Widianto 3,69 6,74 3,05 Naik
7 Yhoga Atya A 6,44 7,75 1,31 Naik
8 Yohan K 6,66 8 1,34 Naik
9 Yosep P M 6,43 6,24 0,19 Turun
10 Ade Windarto 5,71 5,75 0,04 Naik
11 Agus Priyanto 5,64 7,52 1,88 Naik
12 Aldiyan Santan 5,3 7,25 1,95 Naik
13 Alfa Nanda N 4,74 7,21 2,47 Naik
14 Bagus Aditya N 5,84 6,04 0,2 Naik
15 Catur Hartomo 5,61 5,06 0,55 Turun
16 Dodik Haryadi 4,12 4,07 0,05 Turun
17 Dwi Haryono 4,8 7,27 2,47 Naik
18 Dwi Jayanto 7,72 9,98 2,26 Naik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
197 218
8 Yohan Kristyawan T 28 Tri Setiawan T
235 204
9 Yosep Prastowo M T 29 Wahyu Dimas P S. T
169 215
10 Ade Windarto S 30 Wahyu Febriyanto T
203 198
11 Agus Priyanto T 31 Wahyu Novianto T
200 219
12 Aldiyan Santan T 32 Wahyu Nugroho T
211 218
13 Alfa Nanda Nugroho T 33 Yayan Pratama T
215 218
14 Bagus Aditya N T 34 Aan Nurdiyanto T
201 206
15 Catur Hartomo T 35 Andi Nugroho T
205 199
16 Dodik Haryadi T 36 Anto Dwi Santoso T
191 221
17 Dwi Haryono T 37 Ari Sutejo T
214 172
18 Dwi Jayanto T 38 Ary Yuda Tama S
197 212
19 Edi Dwi Saputra T 39 Daru Suyatno T
209 226
20 Heri Sulistyanto T 40 Eli Dwi Prastyo T
4) Komparasi kemandirian belajar siswa pada siklus II dan siklus III dapat dilihat dalam
Tabel 21. Komparasi Kemandirian Belajar Siswa pada Siklus II dan Siklus III
182 169 13
10 Ade Windarto Turun
199 203 4
11 Agus Priyanto Naik
178 200 22
12 Aldiyan Santan Naik
205 211 6
13 Alfa Nanda N Naik
204 215 11
14 Bagus Aditya N Naik
181 201 20
15 Catur Hartomo Naik
211 205 6
16 Dodik Haryadi Turun
179 191 12
17 Dwi Haryono Naik
210 214 4
18 Dwi Jayanto Naik
198 197 1
19 Edi Dwi Saputra Turun
201 209 8
20 Heri Sulistyanto Naik
195 216 21
21 Johan Feri S Naik
218 241 23
22 Kiki Ary S Naik
213 207 6
23 Nanung S Turun
204 206 2
24 Prasca SAB Naik
179 207 28
25 Samiaji Naik
174 209 35
26 Septiyadi H Naik
218 226 8
27 Sukarno Naik
200 218 18
28 Tri Setiawan Naik
193 204 11
29 Wahyu D PS Naik
207 215 8
30 Wahyu F Naik
178 198 20
31 Wahyu Novianto Naik
193 219 26
32 Wahyu Nugroho Naik
197 218 21
33 Yayan Pratama Naik
191 218 27
34 Aan Nurdiyanto Naik
196 206 10
35 Andi Nugroho Naik
208 199 9
36 Anto Dwi S Turun
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
220 221 1
37 Ari Sutejo Naik
174 172 2
38 Ary Yuda Tama Turun
208 212 4
39 Daru Suyatno Naik
199 226 27
40 Eli Dwi Prastyo Naik
5) Komparasi nilai Siswa pada siklus I, Siklus II, dan Siklus III dan rerata nilai untuk
TABEL 22. Komparasi nilai Siswa pada siklus I, Siklus II, dan Siklus III dan
rerata nilai :
mesin bubut melalui penerapan strategi belajar mandiri suatu penelitian tindakan kelas
di kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten, berdasarkan Catatan Lapangan (CL 5 dan CL
8), akan menjawab pertanyaan tentang : a) apa yang berhasil ?; b) apa yang belum
siswa telah mencapai nilai KKM sebesar 5, 51 (lima koma lima satu).
belajar yang semakin baik. Motivasi belajar meningkat, terlihat dari keaktifan
siswa, baik dalam hal berdiskusi dengan teman/guru, semangat tinggi dalam
didalamnya.
suatu penelitian tindakan kelas di kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten belum
penuh KKM secara klasikal 100% dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 40
siswa. Terbukti dari jumlah keseluruhan 40 siswa, masih terdapat 6 (15 %) siswa
yang belum mencapai nilai KKM sebesar 5,51 (lima koma lima satu).
kerja masih lebih lambat dari waktu yang ditetapkan pada job sheet.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
132
Dari hasil refleksi dan analisis lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
belum dapat mencapai nilai KKM sebesar 5, 51 secara klasikal 100%, terbukti yang
mencapai nilai KKM sebanyak 34 siswa (85%) dari 40 siswa, sedangkan sisanya
sebanyak 6 siswa (15 %) dari 40 siswa belum mencapai nilai KKM. Hal ini terjadi
karena:
a) Jam terbang praktik yang kurang banyak, sehingga siswa belum terbiasa
mengoperasikan bubut dengan spesifikasi yang berbeda, disamping itu tidak ada
benda kerja untuk latihan dahulu karena benda kerja yang dipakai langsung diukur
dan dinilai.
b) Siswa belum mampu membaca gambar sepenuhnya, sehingga hasilnya juga tidak
maksimal.
4. Bagaimana selanjutnya ?
penuh mencapai nilai KKM secara klasikal 100% dari jumlah siswa sebanyak 40
siswa belum sepenuhnya tercapai pada tindakan pembelajaran dan panilaian pada
siklus III, terbukti dari jumlah keseluruhan 40 siswa yang berhasil mencapainya
sebanyak 34 siswa (85 %), sedangkan sisanya sebanyak 5 siswa (15 %) belum
hasil belajar pada Tindakan Siklus I, Siklus II dan Siklus III, maka bagi siswa yang
sudah menyelesaikan jobnya lebih awal, akan diberikan pengayaan job produksi,
sedangkan bagi siswa yang nilainya kurang dari KKM (belum kompeten) diberi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
kesempatan untuk remidiasi, yaitu juga mengerjakan job produksi. Job pengayaan
membubut dengan kompetensi yang sesuai dengan job pada masing-masing siklus,
bubut. Item/kompetensi bubut terdiri dari 3 job , yaitu job 1B, job 1C , dan job 1D,
kerja yang dihasilkan dengan kualitas layak pakai ( Go), sedangkan benda kerja yang
gagal ( No Go ) tidak mendapat penambahan nilai. Jumlah benda kerja yang berhasil
masuk kategori layak pakai kemudian dibagi tiga, selanjutnya hasil angka pembagian
ditambahkan pada rerata ( r ) nilai pada siklus I (job 1B), siklus II (job 1C), dan
Benda kerja yang dikerjakan pada program remediasi adalah shock untuk engsel
pintu. Shock untuk engsel pintu mempunyai kompetensi yang sama, baik itu job 1B, 1C
maupun 1D, yaitu membubut lurus, bertingkat, facing dan chamfer. Pembelajaran
remidiasi diikuti oleh siswa yang belum mencapai nilai KKM. Adapun materi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
pembelajaran praktik program pengayaan dan remidiasi tercantum dalalam tabel 23,
sebagai berikut :
2009) untuk kelompok I, dan tanggal 15 Oktober 2009 untuk kelompok II. Program
dengan mesin bubut pada siswa kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten tahun ajaran
2009/2010, diikuti oleh 6 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Hasil penilaian
Mesin Bubut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
Hasil penilaian benda kerja remidiasi yang layak pakai (go) dapat dilihat dalam
Benda kerja yang dikerjakan pada program pengayaan adalah bushing untuk
engsel pintu. Bushing untuk engsel pintu mempunyai kompetensi yang sedikit berbeda
dengan job 1B, 1C maupun 1D. Kesamaannya adalah yaitu membubut facing, dan
chamfer, sedangkan perbedaannya pada job bushing terdapat pekerjaan membuat lubang
(drilling) dan memperbesar lubang (boring). Program pengayaan diikuti oleh siswa
yang sudah mencapai nilai KKM. Adapun materi pembelajaran praktik program
September 2009) untuk kelompok I, dan tanggal 29 Oktober 2009 untuk kelompok
II. Program ini bertujuan untuk menambah pencapaian ketrampilan tambahan bekerja
dengan mesin bubut pada siswa kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten tahun ajaran
2009/2010, diikuti oleh 34 siswa yang sudah mencapai nilai KKM. Hasil penilaian
Mesin Bubut.
Hasil penilaian benda kerja yang layak pakai (go) pada program pengayaan
C. Pembahasan
Pada sub bab ini akan dibahas dampak proses pembelajaran dan penilaian yang
ditimbulkan setelah diadakan penerapan strategi belajar mandiri pada mata pelajaran
kompetensi dasar mengoperasikan mesin bubut kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten
semester 3 tahun ajaran 2009/2010 untuk mencapai hasil belajar maksimal atau tingkat
pencapaian kompetensi penuh mencapai nilai KKM sebesar 5, 51 (lima koma lima satu)
secara klasikal dari jumlah siswa keseluruhan. Proses perubahan akan dibahas sesuai
dengan karakterisik penelitian tindakan kelas, yang meliputi keadaan awal, keadaan dan
perubahan pada siklus I, keadaan dan perubahan pada siklus II, dan perubahan pada
Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran praktik pemesinan kelas
XI TPB SMK Kristen 1 Klaten sebagai peneliti bersama dengan teman sejawat sebagai
mandiri yang diimplementasikan dengan jadwal blok (block schedule) dan penilaian
mengoperasikan mesin bubut, yaitu siswa kelas XI TPB SMK Kristen 1 Klaten
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 30 dari 40 siswa yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 5,51, sisanya 10 siswa
belum mencapai nilai KKM. Prosentase jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
sebesar 75%, sesuai dengan indikator kerja yang ditetapkan peneliti, dengan rerata nilai
sebesar 6,5.
Kemampuan pencapaian nilai KKM menurun dari siklus I ke siklus II, karena
terlihat hanya 23 dari 40 siswa yang mencapai nilai KKM, sisanya sebanyak 17 siswa
belum mencapai nilai KKM. Prosentase jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
sebesar 57, 5 %, dengan rerata nilai sebesar 5, 595. Setelah dilakukan observasi dan
refleksi pada siklus II, maka dilakukan tindakan pada siklus III. Hasil pencapaian nilai
pada siklus III tercatat jumlah siswa mencapai nilai KKM sebanyak 34 siswa, sisanya 6
siswa belum mencapai nilai KKM. Prosentase pencapaian sebesar 85 %, dengan rerata
Secara kuantitatif nilai rerata hasil belajar mengalami penurunan dari tahap
siklus I ke siklus II, kemudian mengalami peningkatan lagi pada siklus III. Pada siklus I
terdapat sebanyak 10 siswa yang belum mencapai nilai KKM, pada siklus II terdapat
sebanyak 23 siswa yang belum mencapai nilai KKM, sedangkan pada siklus III masih
bubut. Hasil akhir pencapaian nilai pada siklus I adalah sebanyak 40 (100%) siswa
mandiri dengan langkah block schedulling dan self assessment berdampak pada kondisi
pembelajaran siswa. Guru menggunakan metode PBM praktek mandiri dan terstruktur
Siswa merasa puas dan termotivasi dengan penerapan block schedulling, karena
mesin tidak berebut antar teman. Jadwal blok mesin memotivasi siswa untuk bekerja
dengan target, bila siswa tidak mencapai target akan berakibat mengganggu antar siswa.
Siswa belajar banyak tentang membubut dengan berbagai tipe mesin berbeda. Langkah
sehingga tidak mudah terganggu oleh temannya. Pada mulanya siswa masih ragu untuk
bekerja tanpa didampingi guru/temannya, tetapi lama kelamaan karena siswa harus
bekerja pada mesinnya sendiri timbul rasa kemandirian belajar. Siswa tidak hanya
tepat kemajuan belajarnya. Siswa benar- benar tahu penekanan-penekanan mana yang
strategi belajar mandiri yang dicapai dengan cara block schedulling dan self assessment
D. Keterbatasan Penelitian
1. Waktu pembelajaran dan penilaian tindakan dirasa kurang. Alokasi waktu tatap muka
siswa dirasa kurang dimanfaatkan secara maksimal, karena siswa masing sering
ragu- ragu dalam bekerja dengan mesin bubut, karena tidak ada kesempatan untuk
berlatih dahulu dengan benda kerja lain. Material yang dipakai didesain sedemikian
rupa sehingga pengerjaannya berkesinambungan dari job 1A. 1B, 1C, dan 1D.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga mau tidak mau siswa harus belajar dari
3. Kelengkapan mesin bubut jauh dari standar yang harus dimiliki, sering siswa harus
mencari kelengkapan pada mesin lain, sehingga saling mengganggu antar siswa.
6. Penilaian mandiri yang dilakukan siswa masih kurang maksimal, karena siswa belum
7. Evaluasi hasil praktik belum maksimal karena rasio guru dan siswa masih jauh dari
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan- temuan dan hasil analisis data penelitian, maka selanjutnya
dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi belajar mandiri melalui langkah block
Pekerjaan dengan Mesin Bubut Program Studi Keahlian Teknik Pemesinan kelas XI
semester gasal di SMK Kristen 1 Klaten tahun ajaran 2009/2010 mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal sebesar 5, 51 (lima koma lima satu) secara klasikal 100% dari
mandiri melalui langkah block schedulling dan self assessment berdampak positif pada
proses dan produk pembelajaran dan penilaian. Dampak porses penerapan strategi
belajar mandiri menunjukkan bahwa perubahan perilaku belajar siswa telah terbukti
bubut .
setelah diadakan pembelajaran dan penilaian tindakan pada siklus I, siklus II, siklus III,
pembelajaran pengayaan dan remedial dapat mencapai hasil belajar maksimal atau
(KKM) sebesar 5,51 (lima koma lima satu) secara klasikal 100% dari jumlah
bubut. Disamping kompetensi siswa yang meningkat, penerapan strategi belajar mandiri
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143
juga berdampak pada situasi dan kondisi pembelajaran praktik, yaitu peningkatan
kemandirian belajar, keaktifan, berani mengambil risiko, diskusi dan komunikasi baik
berikut :
1. Siswa dikenalkan dengan konsep strategi belajar mandiri melalui langkah block
2. Siswa diberi pengarahan bahwa perilaku belajar yang baik, kemandirian belajar,
penilaian mandiri, dan evaluasi akan sangat menolong upaya pencapaian kompetensi
standar Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut, oleh karena itu siswa perlu jujur
dalam belajar.
3. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan job- job yang ada dalam job sheet praktikum
4. Siswa diberi tugas untuk mengukur dan menilai hasil kerjanya dengan bimbingan
guru.
C. Saran
berikut :
1. Bagi guru disarankan untuk memantau perilaku dan kemandirian belajar siswa. Guru
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 5,51 (lima koma lima satu).
2. Bagi kepala bengkel supaya melakukan penataan bengkel dan kelengkapan mesin
untuk menjamin tersedianya kebutuhan yang diperlukan selama praktik. Mesin dan
alat alat ukur yang ada di bengkel pemesinan perlu diverifikasi dan dikalibrasi lagi
kompetensi Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut yang lebih banyak sehingga
4. Bagi peneliti supaya melakukan penelitian pada standar kompetensi yang lain, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
http:www.qualityresearchinternational.comglossaryselfassessment.htm. Self
Assessment 28 Juni 2009
Jones. 2004. Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Berbasis Kompetensi. Artikel diambil
pada tanggal 17 September 2007, dari Swara Ditpertais: No.18 Th. II. 30
Oktober 2004.
Roger, M.E & Shoemaker, F.F. 1997. Competence. New York: Free Press & London:
Mac Millan Publishers.
Seels, Barbara B & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
kawasannya. Jakarta: LPTK UNJ
Soetarno Joyoatmojo. Pembelajaran Efektif: Upaya Peningkatan Kualitas Lulusan
Menuju Penyediaan Sumber Daya Insani yang Unggul. Pidato Pengukuhan
Guru Besar FKIP UNS, 2003.
Spencer. 1993. Competence Work: Models for superior performance. John Wiley &
Son’s, Inc. New York.
West, Charles K, James A. Farmer & Philiph M. Wolf, 1991. Implication from cognitif
science. USA: 1991
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
152
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
153
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
155
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
156
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
158
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
163
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
164
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
166
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
167
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
171
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
172
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
173
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
177
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
178
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
179
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
180
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
181
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
182
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
183
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
184
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
185
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
186
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
187
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
188
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
189
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
190
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
191
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
192
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
193
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
194
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
195
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
196
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
197
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
198
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
199
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
200
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
201
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
202
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
203
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
204
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
205
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
206
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
207
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
208
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
209
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
210
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
211
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
212
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
213
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
214
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
215
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
216
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
217
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
218
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
219
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
220
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
221
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
222
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
223
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
224
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
225
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
226
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
227
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
228
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
229
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
230
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
231
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
232
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
233
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
234
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
235
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
236