id
Skripsi
Oleh :
SITI PUJI HASTUTI
NIM. K5404059
Oleh :
Siti Puji Hastuti
NIM K5404059
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
DAFTAR ISI
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ini. Faktor yang termasuk non fisis meliputi kondisi kependudukan, ekonomi,
budaya, politik dan hal-hal yang erat hubungannya dengan perilaku kehidupan
manusia.
Dampak dari masalah kependudukan di Indonesia adalah merosotnya
kualitas penduduk. Masalah kualitas penduduk yang dimaksud adalah masalah
tingkat kehidupan penduduk itu sendiri terutama bila dilihat dari kemakmuran dan
fasilitas hidup yang tersedia. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal
pembangunan bila kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban
pembangunan bila kualitasnya rendah. Salah satu indikator untuk mengetahui
kualitas penduduk disuatu daerah adalah dengan melihat keadaan tingkat
pendidikan di daerah tersebut.
Kecamatan Tasikmadu merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Karanganyar, terdiri dari 10 desa, dengan luas 27,60 km2. Berdasarkan
data dari lapangan pada tahun 2007 jumlah penduduk usia Sekolah Dasar (7-12
tahun) di Kecamatan Tasikmadu berjumlah 5.214 jiwa, dengan jumlah gedung
Sekolah Dasar yang ada sampai saat ini adalah 28 gedung, sedangkan jumlah
ruang kelasnya adalah 174 buah, dan siswa yang tercatat pada SD/MI di
Kecamatan Tasikmadu yaitu 5.032 siswa, maka apabila dilihat dari jumlah siswa
dan jumlah ruang kelasnya terlihat masih banyak sekolah yang mengalami
kekurangan jumlah murid.
Keadaan pendidikan yang cukup memprihatinkan seperti yang telah
diterangkan di atas, menuntut adanya kebijaksanaan dari pemerintah. Salah satu
langkah yang harus ditempuh adalah dengan adanya pelaksanaan program
penggabungan (Regrouping) Sekolah Dasar untuk efisiensi biaya perawatan
gedung Sekolah Dasar dan peningkatkan mutu Sekolah Dasar.
Melihat kondisi dan fenomena sosial yang menarik ini maka penelitian ini
diarahkan untuk menganalisis pertumbuhan penduduk dan persebarannya di
Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 dan 2013; Alasan menggunakan tahun
2007 karena pada tahun tersebut pemerintah Kabupaten Karanganyar
mengeluarkan kebijakan yaitu Keputusan Bupati Karanganyar No. 890/7/2007
tentang pembentukan tim pendirian, pengintegrasian, dan penghapusan sekolah
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
formal dan non formal sebagai upaya pemecahan masalah mengenai kelebihan
sarana gedung Sekolah akibat dari penurunan jumlah anak usia Sekolah Dasar
yang nantinya akan digunakan untuk melakukan proyeksi jumlah penduduk pada
6 tahun yang akan datang di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 dihubungkan
dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, sehingga akan ditemukan kesimpulan-
kesimpulan yang berguna untuk merencanakan pembangunan fasilitas pendidikan
pada tahun yang akan datang, sebagai upaya untuk memecahkan masalah
pendidikan yang berhubungan dengan masalah kependudukan.
Bertolak belakang dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2007 DAN PREDIKSI TAHUN 2013”.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pertumbuhan penduduk dan persebaran penduduk usia Sekolah
Dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan
2013 ?
2. Bagaimana penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pertumbuhan dan persebaran penduduk usia Sekolah Dasar di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013.
2. Mengetahui penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan
Tasikmadu Kabupaten Karanganyar tahun 2007 dan 2013.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat antara lain:
1 Manfaat Teoritis
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat diartikan sebagai bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu
tertentu (Mudjiman, 1988: 146). Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
dipengaruhi oleh besarnya kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan migrasi
keluar. Pertumbuhan penduduk terjadi bila jumlah kelahiran lebih besar daripada
jumlah kematian, sedang jumlah pendatang tidak lebih kecil dibanding penduduk
yang pergi dari daerah tersebut.
xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bi
ASFRi k
Pf i
Dimana:
Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan biasanya 1.000
(Mantra, 2003: 152)
d. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates = TFR)
Tingkat fertilitas total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-
laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa
reproduksinya dengan catatan:
Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa reproduksinya;
Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu
tertentu.
Tingkat fertiilitas total dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
TFR 5 ASFR i
Dimana:
xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dimana:
ASDR i = Tingkat kematian menurut umur
Di = Jumlah kematian pada tahun tertentu
Pmi = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
c. Tingkat Kematian Bayi
Angka kematian bayi atau tingkat kematian bayi berasal dari Infant
Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang sangat berguna, tidak saja
terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk
keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat
tinggal. Angka kematian bayi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Jumlah kematian bayi
pada tahun tertentu
Tingkat Kematian Bayi k
Jumlah kelahiran hidup
pada tahun tertentu
Atau:
Do
IMR k
B
Dimana:
IMR = Tingkat Kematian Bayi
Do = Jumlah kematian pada tahun tertentu
B = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
3. Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain
dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan (Munir, 1981: 116). Hal ini
senada dengan yang dimaksudkan oleh Daldjoeni (1982: 44) yang menyebutkan
bahwa migrasi adalah gerakan penduduk dari region satu menuju region yang lain
untuk menempatinya secara permanen.
xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perubahan jumlah dalam waktu satu tahun, sebagai akibat dari adanya selisih
antara jumlah kelahiran dan kematian.
Untuk menghitung pertumbuhan penduduk bertahap atau pertumbuhan
penduduk tahunan dapat ditulis dalam rumus sebagai berikut:
Pt = Po + (B – D) + (I – E)
Dimana:
Pt = Banyaknya penduduk pada tahun akhir
Po = Banyaknya penduduk pada tahun awal
B = Banyaknya kelahiran
D = Banyaknya kematian
I = Banyaknya migrasi masuk
E = Banyaknya migrasi keluar
(Enoch, 1992: 134)
Variabel pertumbuhan yang dihitung dalam penelitian ini meliputi:
1. Penduduk kelompok usia 7-12 tahun
Penduduk kelompok usia 7-12 tahun merupakan batasan dalam penelitian
ini, kaitannya dengan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar yang dibutuhkan.
2. Murid Sekolah Dasar
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional murid / peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 1), sedangkan menurut
Vembriarto (1981: 2) pendidikan adalah proses akulturasi pada anggota
xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masyarakat yang masih muda oleh anggota-anggota masyarakat yang lebih tua
dalam proses institusional yang berupa pengertian, norma-norma, pengetahuan
dan teknologi dalam masyarakat diserahkan kepada generasi baru.
a. Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai landasan untuk berpijak
dan dari sanalah segala aktivitas yang berdiri diatasnya termasuk aktivitas
penduduk akan dijiwai atau diwarnainya. Tujuan adalah sesuatu yang akan
diraih dengan melakukan aktivitas tersebut.
Pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar pendidikan dan
pengajaran Pasal 2 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional berbunyi pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Suatu rencana tidak akan terarah bila belum diketahui tujuannya.
Demikian pula pendidikan, menurut pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun
2003 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Jenjang Pendidikan
Tirtarahardja dan La Sulo, (1994: 264) berpendapat bahwa jenjang
pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan
kedalaman bahan pengajaran.
Menurut pasal 1 butir 8 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa jenjang pendidikan yang diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Menurut pasal
17 butir 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bahwa Pendidikan Dasar
diselenggarakan untuk ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan
xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ada pada seseorang tidak dapat berkembang jika tidak ada fasilitas maupun
lingkungan yang mendukung. Jadi fasilitas belajar akan menunjang keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain fasilitas belajar adalah
segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.
Sarana pendidikan merupakan semua fasilitas yang ditentukan dalam
proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sarana
pendidikan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
yang meliputi gedung belajar, perkantoran, ruang belajar, ruang UKS, tenaga
perpustakaan, buku pelajaran dan prasarana yang lain termasuk guru sebagai
pendidik. Sarana prasarana menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 24 tahun
2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk SD/MI adalah perlengkapan
yang diperlukan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi satuan pendidikan.
Pada umumnya semakin lengkap fasilitas pendidikan akan memperlancar
dan membuat semakin efektif proses belajar mengajar, semakin efektif proses
belajar mengajar merupakan indikator peningkatan kualitas yang lebih baik.
Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan upaya pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
Secara spesifik fasilitas pendidikan yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah :
a. Gedung Sekolah Dasar
Gedung diartikan sebagai bangunan (rumah), baik untuk kantor, rapat, atau
tempat pertunjukan. Sekolah diartikan sebagai lembaga pendidikan yang
memiliki unsur personel didalam lingkungan sekolah (kepala sekolah, guru,
karyawan dan murid) dan sebagai lembaga formal yang ada dibawah instansi
atasan baik itu kantor dinas / kantor wilayah departemen yang bersangkutan
(Arikunto, 1986: 5). Sekolah Dasar merupakan bentuk satuan pendidikan
dasar yang menyelenggarakan program 6 tahun. Berdasarkan pengertian diatas
xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Tenaga Guru
Menurut Undang-undang No.2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dalam penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanaan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdiaan kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa guru adalah tenaga pengajar,
merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama
mengajar, pada pendidikan dasar dan menengah.
Perhitungan kebutuhan guru Sekolah Dasar didasarkan pada jumlah
kelas/rombongan belajar dengan rumus:
Kebutuhan guru SD adalah kebutuhan guru yang diberi tugas untuk mengajar
seluruh mata pelajaran selain pendidikan jasmani dan kesehatan serta
pendidikan agama. (http://www.pmptk.net/).
Jumlah guru SD adalah Jumlah guru sebanyak rombongan belajar yang
mengajar seluruh mata pelajaran kecuali agama dan jasmani olahraga
ditambah 1 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan 1
orang guru Pendidikan Agama.
(Pedoman Standar Pelayanaan Minimal Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah
Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, 2006: 12).
Dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KG = ∑K + 1 GA + 1 GP
Keterangan:
KG = Kebutuhan Guru SD
∑K = Jumlah Kelas
GA = Guru Agama
GP = Guru Penjas
(Sumber: http://www.pmptk.net/)
d. Perpustakaan
Perpustakaan sekolah menurut Sumardji (1998: 15), merupakan
perpustakaan yang diselenggarakan dan dikelola oleh sekolah baik di tingkat
Sekolah Dasar sampai tingkat sekolah lanjutan guna menunjang proses belajar
mengajar di Sekolah, selain itu perpustakaan sekolah merupakan sarana
edukatif di sekolah yang langsung dibutuhkan untuk mempertinggi daya serap,
kemampuan penalaran murid dalam proses pendidikan serta membantu
memperluas cakrawala pengetahuan guru dalam kegiatan mengajar. Menurut
Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 24 tahun 2007 tentang
standar dan prasarana untuk SD/MI disebutkan bahwa:
1) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik
dan guru dalam memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan
pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus
tempat petugas mengelola perpustakaan.
2) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas.
3) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku.
4) Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai.
Untuk mengetahui besar kecilnya jumlah petugas yang akan mengelola
Perpustakaan Sekolah tergantung pada besar kecilnya sekolah tersebut,
perhitungannya mengunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah murid SD
Pustakawan = x 1 petugas
150
xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bila murid dari suatu sekolah baru berkisar 200 orang, tenaga pengelola
perpustakaan cukup seorang. (http://library.usu.ac.id/).
xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak merata di antara setiap Sekolah Dasar Negeri merupakan salah satu alasan
dalam Penggabungan (regrouping) Sekolah Dasar.
xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2004 dan Prediksi tahun 2010. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui pertumbuhan dan persebaran
penduduk usia SD di Kecamatan Ungaran tahun 2004 dan 2010. (2)
Mengetahui penyediaan gedung SD di Kecamatan Ungaran Tahun 2004 dan
2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan populasi
anak usia 6-12 tahun yang ada di Kecamatan Ungaran. Teknik Analisis yang
digunakan deskriptif kualitatif. Pengambilan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) menghitung tingkat pertumbuhan penduduk usia SD; (2)
menghitung jumlah penduduk usia 6-12 tahun; (3) menghitung kebutuhan
gedung Sekolah Dasar tahun 2010; (4) Memetakan persebaran data yaitu:
memetakan pertumbuhan dan persebaran penduduk usia SD. Hasil dari
penelitian ini adalah: (1) jumlah penduduk usia 6-12 tahun di Kecamatan
Ungaran Pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar -0,85%;
(2) penduduk Kecamatan Ungaran yang berusia 6-12 tahun tersebar di setiap
kelurahan; (3) Gedung Sekolah Dasar yang tersedia pada tahun 2004 tersebar
di 21 desa/kelurahan dan Gedung sekolah Dasar yang berjumlah 65 buah pada
tahun 2010 akan mengalami pengurangan gedung seiring dengan kebijakan
pemerintah terkait dengan regrouping Sekolah Dasar karena kurang
terpenuhinya jumlah siswa ideal suatu Sekolah Dasar. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tri Yunianto Analisis Jumlah Anak Deskriptif Proyeksi 1) Jumlah penduduk usia
Agung Setiawan Pertumbuhan usia 6-12 tahun Kualitatif Eksponensi 6-12 tahun di Kecamatan
Penduduk dan Jumlah Siswa il Ungaran Pada tahun
Skripsi, Fakultas Perencanaan Jumlah 2004 mengalami
Keguruan dan Penyediaan Gedung pertumbuhan penduduk
Ilmu Pendidikan Fasilitas sebesar -0,85%
Universitas Gedung Sekolah 2) Penduduk Kecamatan
Sebelas Maret Dasar di Ungaran yang berusia
Surakarta. 2005 Kecamatan 6-12 tahun tersebar di
Ungaran setiap kelurahan
Kabupaten 3) Gedung SD yang
Semarang tersedia pada tahun 2004
Tahun 2004 dan tersebar di 21 Kelurahan
Prediksi Tahun Dan Gedung SD yang
2010. berjumlah 65 buah pada
tahun 2010 akan
mengalami pengurangan.
C. Kerangka Berfikir
Analisis jumlah dan pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun sangat
diperlukan sebagai implikasi dari UU No 2 tahun 1989 tentang wajib belajar
pendidikan dasar dalam rangka penyediaan fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar
yang telah disediakan maupun yang akan dibutuhkan. Analisis jumlah dan
pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun meliputi: (i) perhitungan pertumbuhan
penduduk usia 7-12 tahun periode 2001- 2007; (ii) perhitungan jumlah penduduk
usia 7-12 tahun periode 2013 dan mengetahui persebarannya ditiap desa. Analisis
penyediaan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar meliputi; (i) analisis penyediaan
gedung Sekolah Dasar; (ii) analisis kebutuhan tenaga guru; (iii) analisis jumlah
ruang kelas yang ada, dan (iv) analisis jumlah tenaga perpustakaan yang
dibutuhkan.
Setelah menganalisis dua variabel diatas diharapkan dapat membantu
perencanaan pendidikan yang akan dilaksanakan, dimana dalam perencanaan
xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keadaan Daerah
Perencanaan
Pendidikan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Proposal √
2. Perijinan √
3. Penelitian √
4. Analisis Data √
5. Penyusunan Laporan √
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian yang benar-benar sesuai dengan situasi dan kemampuan guna
mengungkapkan desain penelitian. Tika (1997: 2) menyatakan bahwa metode
penelitian geografi dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang
metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan
pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun sosial. Metode ilmiah merupakan langkah-langkah yang
dipakai untuk melakukan penelitian dan membuat pemecahan masalah.
Nawawi (1987 : 63) metode deskriftif adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
31 atau melukiskan keadaan subyek
atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif geografis yaitu
merupakan suatu metode penelitian dengan cara memecahkan suatu masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang menghasilkan
data deskriftif secara spasial tentang data yang diamati. Deskriftif geografis dalam
xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penelitian ini adalah uraian tentang gedung Sekolah Dasar, uraian tentang sebaran
anak usia 7-12 tahun.
C. Sumber Data
1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
obyek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Tika, 1997:67).
Data primer diperoleh berdasarkan observasi melalui pengukuran di lapangan
dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) yaitu berupa data
koordinat lokasi SD/MI di Kecamatan Tasikmadu.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang
dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. (Tika, 1997:67). Data
sekunder diperoleh dari dokumentasi dari instansi terkait. Data sekunder
penelitian ini adalah:
a. Jumlah gedung, jumlah siswa, jumlah guru, jumlah ruang kelas, jumlah ruang
perpustakaan yang diperoleh dari Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
Tasikmadu.
b. Data penduduk diperoleh dari Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka tahun
2007/2008 yang diperoleh dari Kantor Badan Statistik Kabupaten
Karanganyar.
c. Data jumlah anak usia 7-12 tahun diperoleh dari Kantor Kecamatan
Tasikmadu.
D. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan populasi sehingga tidak menggunakan sampel.
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan populasi meliputi
anak usia 7-12 tahun yang ada pada masing-masing desa di Kecamatan
Tasikmadu.
xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(Mantra, 2006:87)
Alasan menggunakan tahun 2001 sebagai tahun dasar (Po)
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk usia SD pada
tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu, Tingkat pertumbuhan
tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan proyeksi
jumlah penduduk pada 6 tahun yang akan datang di Kecamatan
Tasikmadu pada tahun 2013 dengan langkah seperti dibawah ini:
b. Menghitung jumlah penduduk usia Sekolah Dasar tahun 2013
dengan rumus Proyeksi Penduduk, rumusnya yaitu sebagai berikut:
Pn = (1 + r )n x Po
Dimana:
Pn : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2013
Po : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2007
r : Tingkat pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun) dalam
persen (%) dibagi 100
n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)
(Suwartono, 2000: 29)
2. Mengitung persebaran penduduk usia SD (7-12 tahun) untuk tahun
2007-2013, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pn = (1 + r )n x Po
Dimana:
Pn : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2013
Po : Jumlah penduduk usia SD (7-12 tahun) pada tahun 2007
r : Tingkat pertumbuhan penduduk usia SD (7-12 tahun) dalam
persen (%) dibagi 100
n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)
(Suwartono, 2000: 29)
3. Menghitung Fasilitas Pendidikan
a. Data jumlah gedung Sekolah Dasar
Adapun data tentang jumlah gedung Sekolah Dasar yang ideal
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
Daya Tampung SD : 40/ Rombongan Belajar
( Sumber : SK Mendiknas No. 060/U/2002)
b. Menghitung kebutuhan jumlah guru/tenaga mengajar di Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah dengan langkah berikut:
Perhitungan kebutuhan guru Sekolah Dasar didasarkan pada
jumlah kelas/rombongan belajar dengan rumus:
Kebutuhan guru SD adalah kebutuhan guru yang diberi tugas untuk
mengajar seluruh mata pelajaran selain pendidikan jasmani dan
kesehatan serta pendidikan agama. (http://www.pmptk.net/).
Jumlah guru SD adalah Jumlah guru sebanyak rombongan belajar
ditambah 1 orang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, dan 1 orang guru Pendidikan Agama.
(Pedoman Standar Pelayanaan Minimal Penyelenggaraan
Pendidikan Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, 2006: 12).
Dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
KG = ∑K + 1 GA + 1 GP
Keterangan:
KG = Kebutuhan Guru SD
∑K = Jumlah Kelas
GA = Guru Agama
GP = Guru Penjas
(Sumber: http://www.pmptk.net/)
c. Menghitung jumlah Kebutuhan Ruang Kelas di Kecamatan
Tasikmadu menurut pedoman pelaksanaan penggabungan Sekolah
Dasar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Tahap ini merupakan kegiatan paling awal sebelum penelitian. Dalam
tahap ini dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang berhubungan
dengan daerah penelitian ataupun masalah penelitian. Hal ini dilakukan dengan
melakukan studi pustaka untuk berbagai literature, laporan, jurnal, dan berbagai
buku.
2. Penyusunan Proposal Penelitian
Penyusunan proposal merupakan tahap awal dari penelitian. Penyusunan
proposal merupakan semua rencana penelitian yang akan dilakukan meliputi
pendahuluan, landasan teori serta metode penelitian.
3. Pengumpulan Data
Tahap berikutnya adalah kegiatan lapangan yang bertujuan untuk mencari
data. Pengumpulan data dan informasi dengan melakukan observasi langsung ke
lapangan dengan menggunakan Global Positioning Sistem (GPS), dilakukan
pengukuran untuk mengetahui titik-titik koordinat pada masing-masing sekolah
yang ada. Analisis Dokumentasi juga dilakukan untuk menambah informasi
xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Letak Astronomis
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Lembar 1408-344 Karanganyar skala
1:25.000, Kecamatan Tasikmadu secara astronomis terletak di antara 70 32’ 32”
LS sampai dengan 70 35’ 31” LS dan 1100 53’ 58” BT sampai dengan 110 0 58’
51” BT.
b. Letak dan Batas Administrasi
Secara administratif Kecamatan Tasikmadu termasuk Kabupaten
Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Batas administrasi Kecamatan Tasikmadu
adalah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mojogedang
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan.
Jaten
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar
xlv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Luas Daerah
Luas daerah penelitian secara keseluruhan adalah 27,59 km2 yang terdiri
dari sepuluh desa. Adapun luas masing-masing-masing desa dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini :
38
xlvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Keadaan Penduduk
Pembahasan tentang keadaan penduduk Kecamatan Tasikmadu akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 sebanyak
55.379 jiwa, yang terdiri dari 27.532 jiwa penduduk laki-laki dan 27.847 jiwa
penduduk perempuan. Penduduk sebanyak 55.379 jiwa tersebut tersebar di 10
desa di Kecamatan Tasikmadu. Jumlah dan Persebaran penduduk Kecamatan
Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:
xlviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xlix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
l
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
li
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D
CBR k
Pm
258
CBR 1000
55.379
= 4,65 dibulatkan menjadi 5
Jadi kesimpulannya setiap 1000 orang penduduk di Kecamatan Tasikmadu
pada tahun 2007 terdapat 5 orang yang meninggal dalam satu tahun.
3) Tingkat Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk alami dapat diketahui dengan mengurangi jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian secara keseluruhan, maka dapat dihitung
pertambahan penduduk di Kecamatan Tasikmadu yaitu:
Pertumbuhan Penduduk Alami = B – D
= 487 – 258
= 229
Jadi di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007 rata-rata pertambahan
penduduk alaminya adalah 229 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)
Jumlah dan Persebaran penduduk usia 7-12 Tahun di Kecamatan
Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:
Tabel 7. Jumlah dan Persebaran Usia 7-12 Tahun di Kecamatan Tasikmadu
Tahun 2007.
lii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
liii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kepadatan penduduk paling tinggi adalah Desa Papahan yaitu 2.886 jiwa/km2, hal
ini disebabkan karena memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki
aksesibilitas yang mudah, serta dekat dengan kota Kecamatan Karanganyar
sebagai pusat kota sehingga banyak fasilitas dan pelayanan umum.
d. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk pada hakekatnya merupakan gambaran susunan
penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut
karakterisik yang sama (Rusli, 1983: 35). Beberapa jenis komposisi penduduk
antara lain komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, pendidikan,
mata pencaharian, agama, bahasa dan lain-lain.
Kegunaan dari komposisi penduduk antara lain:
1) Untuk mengetahui sumber daya manusia yang ada baik menurut umur maupun
jenis kelamin.
2) Untuk mengambil suatu kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
3) Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lain.
Dalam penelitian ini akan diuraikan komposisi menurut umur dan jenis
kelamin, mata pencaharian dan pendidikan.
1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut umur dapat pula disebut struktur umur
penduduk, biasanya digolongkan menurut umur satu tahunan atau lima tahunan.
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor yang saling berpengaruh
satu sama lain yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Data struktur tersebut dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya rasio jenis kelamin dan rasio beban
tanggungan.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan
Tasikmadu dengan menggunakan interval lima tahunan dapat dilihat pada tabel 9
dibawah ini:
liv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
Jiwa %
0–4 2.309 2.117 4.426 7,99
5–9 2.410 2.289 4.699 8,49
10 – 14 2.585 2.387 4.972 8,98
15 – 19 2.797 2.591 5.388 9,73
20 – 24 2.568 2.378 4.946 8,93
25 – 29 2.354 2.204 4.558 8,23
30 – 34 2.223 2.101 4.324 7,81
35 – 39 2.055 2.026 4.081 7,37
40 – 44 1.846 1.780 3.626 6,55
45 – 49 1.560 1.529 3.089 5,58
50 – 54 1.197 1.190 2.387 4,31
55 -59 1.015 1.020 2.035 3,67
60 – 64 871 875 1.746 3,15
65 – 69 696 1.355 2.051 3,70
70 – 74 568 1.086 1.654 2,99
75 ke atas 478 919 1.397 2,52
Jumlah 27.532 27.847 55.379 100
Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui rasio jenis kelamin dan rasio beban
tanggungan untuk wilayah Kecamatan Tasikmadu :
a). Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (1998: 5) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
terhadap jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Berdasarkan tabel 12 diatas untuk Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2007
diketahui jumlah penduduk laki-laki 27.532 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan 27.847 jiwa. Besarnya rasio jenis kelamin dapat diketahui dengan
rumus sebagai berikut :
Jumlah penduduk laki laki
Rasio jenis kelamin = 100
jumlah penduduk perempuan
27.532
Rasio jenis kelamin = 100
27.847
= 98,87 dibulatkan menjadi 99
lv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Banyaknya
No. Mata Pencaharian
Jiwa %
1. Petani Sendiri 7.128 15,41
2. Buruh Tani 5.682 12,28
3. Pengusaha 305 0,66
4. Buruh Industri 15.117 32,68
5. Buruh Bangunan 3.016 6,52
6. Pedagang 2.281 4,93
7. Pengangkutan 226 0,49
8. PNS/TNI/Polri 2.030 4,39
9. Pensiunan 560 1,21
10. Lain-lain 9.911 21,43
Jumlah 46.256 100
Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Tasikmadu mempunyai mata pencaharian sebagai buruh industri
15.117 jiwa atau 32,68%, karena di Kecamatan Tasikmadu terdapat industri baik
industri besar, maupun industri kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
sektor industri menjadi sektor utama kegiatan ekonomi penduduk, sedangkan
yang lain mempunyai mata pencaharian di luar sektor industri. Mata pencaharian
terkecil di Kecamatan Tasikmadu adalah pengangkutan sebanyak 226 orang
karena sebagian besar masyarakatnya sudah memiliki sepeda dan sepeda motor
sehingga transportasi umum jarang dimanfaatkan masyarakat.
3) Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat memberikan gambaran
tentang tingkat pendidikan penduduk suatu daerah. Tingkat pendidikan penduduk
di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini :
lvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Banyaknya
No. Tingkat Pendidikan
Jiwa %
1. Tidak / Belum Pernah Sekolah 4.105 8,06
2. Belum Tamat SD 5.033 9,88
3. Tidak Tamat SD 2.149 4,22
4. Tamat SD 17.046 33,45
5. Tamat SMP 11.689 22,94
6. Tamat SMA 9.037 17,73
7. Tamat Akademi / Perguruan Tinggi 1.896 3,72
Jumlah 50.955 100
Sumber : Kecamatan Tasikmadu Dalam Angka Tahun 2007/2008
Tingkat pendidikan penduduk merupakan dasar dari pengetahuan
penduduk, Nursid Sumaatnmadja (1980:33) berpendapat bahwa latar belakang
pendidikan dapat mengungkapkan berbagai gejala dan aspek kehidupan yang
harus dikembangkan. Tingkat pendidikan yang rendah, menjadi penghambat
pembangunan khususnya dalam pengembangan sarana pendidikan.
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa penduduk di Kecamatan
Tasikmadu yang tidak / belum pernah Sekolah yaitu 4.105 jiwa atau (8,06%),
belum tamat SD yaitu 5.033 atau (9,88%), tidak tamat SD yaitu 2.149 atau
(4,22%), sedangkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah adalah tingkat
pendidikan tamat SD yaitu 17.046 jiwa (33,45%), kemudian tamat SMP 11.689
jiwa (22,94%), tamat SMA 9.037 jiwa (17,73%), sedangkan yang tamat
Akademi/Perguruan Tinggi 1.896 (3,72%). Banyaknya tamatan SMA di
Kecamatan Tasikmadu karena lapangan pekerjaan dibidang industri yaitu menjadi
buruh industri dan karyawan swasta, merupakan lapangan pekerjaan yang paling
banyak, sehingga untuk dapat bekerja sebagai buruh industri/karyawan swasta
diharuskan tamat SLTA.
lviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi mempunyai arti penting bagi perkembangan daerah.
Sarana komunikasi yang memadai sangat membantu arus informasi sehingga
pengetahuan penduduk meningkat. Sarana komunikasi yang digunakan oleh
penduduk Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat tabel 13 berikut ini:
Tabel 13. Sarana dan Prasarana Komunikasi di Kecamatan Tasikmadu Tahun
2007.
lx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Gedung SD/MI
lxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah Gedung
No. Nama Desa Sekolah Dasar Negeri Madrasah Ibtidaiyah
(SDN) Negeri (MIN)
1. Buran 2 -
2. Papahan 3 -
3. Ngijo 2 -
4. Gaum 2 -
5. Suruh 3 -
6. Pandeyan 3 -
7. Karangmojo 3 1
8. Kaling 3 -
9. Wonolopo 3 -
10. Kalijirak 3 -
Jumlah 27 1
Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008
Berdasarkan tabel 17 dapat dideskripsikan sebagai berikut, pada tahun
2007 jumlah gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu adalah 28 gedung
tersebar di 10 Desa/Kelurahan. Desa yang memiliki paling banyak gedung adalah
Desa Karangmojo, yaitu 3 gedung Sekolah Dasar dan satu gedung Madrasah yaitu
lxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Ruang Kelas
lxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
banyak berada di Desa Papahan dan Desa Karangmojo adalah 24 buah, hal ini di
karenakan jumlah Sekolah Dasar yang dimiliki paling banyak dibandingkan
dengan desa lain. Ruang kelas yang ada di Kecamatan Tasikmadu cukup memadai
yaitu dengan melihat bahwa setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu telah
memiliki minimal 6 buah ruang kelas.
c. Ruang Perpustakaan
Banyaknya
No. Nama Desa
SD MI
1. Buran 2 -
2. Papahan 3 -
3. Ngijo 2 -
4. Gaum 2 -
5. Suruh 3 -
6. Pandeyan 3 -
7. Karangmojo 3 1
8. Kaling 3 -
9. Wonolopo 3 -
10. Kalijirak 3 -
Jumlah 27 1
Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008
lxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pn = (1 + r )n x Po
Dimana: Pn : Jumlah penduduk pada tahun 2013
Po : Jumlah penduduk pada tahun 2007
r : Tingkat pertumbuhan penduduk dalam persen (%) dibagi 100
n : Jangka waktu tahun 2007-2013 (6 tahun)
Dari persamaan diatas tersebut dapat dihitung angka pertumbuhan
penduduk usia 7-12 tahun Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 yaitu sebagai
berikut :
Pn = (1 + r )n x Po
6
- 0,48
Pn = 1 x 5.214
100
= 1 0,0048 x 5.214
6
= 0,9952 x 5.214
6
= 0,971543396 x 5.214
= 5.066 Jiwa
Adapun untuk menghitung jumlah penduduk usia 7-12 tahun tiap Desa di
Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013 yaitu sebagai contoh penghitungan adalah
Desa Buran berikut ini :
Pn = (1 + r )n x Po
6
- 0,48
Pn = 1 x 300
100
= 1 0,0048 x 300
6
= 0,99526 x 300
= 0,971543396 x 300
= 291 Jiwa
Berikut akan disajikan jumlah dan persebaran Anak Usia 7-12 Tahun
yang ada di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 dan Prediksi tahun 2013 di tiap
desa:
lxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 20. Jumlah dan Persebaran Anak Usia 7-12 Tahun di Kecamatan
Tasikmadu Tahun 2007 dan Prediksi tahun 2013.
lxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
persebaran murid SD/MI setiap desa di Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007 dapat
dilihat pada tabel 21 dibawah ini:
Tabel 21. Jumlah dan Persebaran Murid SD/MI Tiap Desa di Kecamatan
Tasikmadu Tahun 2007 dan Prediksi Tahun 2013
500
400
300 Laki-laki
200 Perempuan
100
0
um
k
n
i jo
jo
g
h
n
po
an
ra
ha
l in
ra
ru
mo
Ng
ey
olo
l ij i
Ga
pa
Bu
Ka
Su
ng
nd
Ka
on
Pa
ra
Pa
W
Ka
Nama Desa
lxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174 40
Rata rata Daya Tampung SD Kec Tasikmadu
28
= 248,57
sehingga dapat diperoleh:
4.890
Jumlah Gedung Sekolah di Kec Tasikmadu 2013
248,57
Jadi pada tahun 2013 jumlah Sekolah Dasar yang tepat di Kecamatan
Tasikmadu adalah 20 gedung. Data mengenai jumlah dan persebaran gedung
SD/MI di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada berikut ini:
lxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2007 2013
No. Nama Desa
SD MI SD MI
1. Buran 2 - 1 -
2. Papahan 3 - 2 -
3. Ngijo 2 - 1 -
4. Gaum 2 - 1 -
5. Suruh 3 - 3 -
6. Pandeyan 3 - 3 -
7. Karangmojo 3 1 2 1
8. Kaling 3 - 2 -
9. Wonolopo 3 - 2 -
10. Kalijirak 3 - 2 -
Jumlah 27 1 19 1
Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008
dan Hasil Analisis.
lxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Misalnya:
1) Desa Buran
12 x 40
DT x 100 %
300
480
x 100 %
300
= 160 % (Regrouping / penggabungan)
Tabel 23. Analisis Penggabungan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu Proyeksi
Tahun 2013
lxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah Rombongan
No. Nama Desa Jumlah Ruang Kelas
Belajar
1. Buran 12 12
2. Papahan 24 24
3. Ngijo 12 12
4. Gaum 12 12
5. Suruh 18 18
6. Pandeyan 18 18
7. Karangmojo 24 24
8. Kaling 18 18
9. Wonolopo 18 16
10. Kalijirak 18 18
Jumlah 174 172
Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008
Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui bahwa ruang kelas/ruang belajar
yang terdapat di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 adalah 174 buah tersebar
diseluruh desa di Kecamatan Tasikmadu, dengan jumlah yang paling kecil adalah
berada di Desa Ngijo berada di Desa Buran, Desa Ngijo, dan Desa Gaum yaitu
masing-masing 12 buah dan yang paling banyak berada di Desa Papahan dan
Desa Karangmojo yaitu masing-masing 24 buah, sehingga di Kecamatan
Tasikmadu memiliki kelebihan 2 buah ruang kelas. Hal ini disebabkan oleh
adanya penurunan jumlah siswa SD/MI yang bersekolah di Kecamatan Tasikmadu
tahun 2007 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengakibatkan
adanya penurunan jumlah rombongan belajar sedangkan jumlah ruang kelas yang
cenderung tetap dari tahun ke tahun. Kebutuhan ruang kelas yang ada di
Kecamatan Tasikamadu untuk tahun 2013 menurut pedoman pelaksanaan
penggabungan Sekolah Dasar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:
lxxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jadi pada tahun 2013 jumlah ruang kelas Sekolah Dasar yang tepat di
Kecamatan Tasikmadu adalah 122 ruang. Data mengenai jumlah dan persebaran
ruang kelas yang dibutuhkan SD/MI di Kecamatan Tasikmadu pada tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 25. Jumlah dan Persebaran Ruang Kelas Sekolah SD/MI di Kecamatan
Tasikmadu Tahun 2013
Proyeksi Jml Murid Jumlah Kebutuhan Ruang
No. Nama Desa
Tahun 2013 Kelas Th 2013
1. Buran 296 7
2. Papahan 786 20
3. Ngijo 394 10
4. Gaum 319 8
5. Suruh 599 15
6. Pandeyan 632 16
7. Karangmojo 595 15
8. Kaling 439 11
9. Wonolopo 338 8
10. Kalijirak 492 12
Jumlah 4.890 122
Sumber : Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Tasikmadu Tahun 2007/2008
Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui bahwa jumlah ruang kelas/ruang
belajar yang dibutuhkan di Kecamatan Tasikmadu untuk tahun 2013 adalah
sebanyak 122 buah, sedangkan jumlah ruang belajar yang ada pada tahun 2007
adalah 174 buah sehingga kelebihan 52 buah ruang kelas maka untuk mengatasi
hal tersebut perlu diadakan penggabungan Sekolah Dasar sebanyak 8 buah agar
lebih efektif dan efisien.
lxxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dibandingkan dengan jumlah guru yang dibutuhkan tahun 2007 ada adalah 236
orang sedangkan jumlah guru yang ada tahun 2007 di Kecamatan Tasikmadu
adalah 243, sehingga di Kecamatan Tasikmadu tahun 2007 mengalami kelebihan
guru (tenaga pengajar) sebanyak 7 orang dan proyeksi untuk tahun 2013 akan
mengalami kelebihan guru sebesar 76 orang. Hal ini disebabkan oleh adanya
regroupinng 8 buah SD yang tersebar merata di Kecamatan Tasikmadu kecuali
Desa Suruh dan Pandeyan seperti yang tercantum dalam tabel 26. Walaupun
demikian kelebihan guru atau tenaga pengajar akibat adanya regrouping tidak
akan memiliki dampak negatif yang besar dan tidak akan secara signifikan
mengurangi tujuan dari efisiensi biaya, hal ini dikarenakan:
1. Terdapat beberapa guru yang telah mendekati masa pensiun sehingga tidak
akan ada masa kekosongan guru.
2. Kelebihan guru atau tenaga pengajar tersebut dapat direlokasikan ke
kecamatan lain yang lebih membutuhkan dengan mempertimbangkan
pengajar beberapa aspek seperti tempat tinggal, kenaikan jabatan dll.
3. Kelebihan jumlah guru kelas akan menguntugkan apalila diterapkan metode
guru bidang studi untuk beberapa pelajaran penting sesuai dengan
spesifikasi masing-masing sehingga murid akan mendapatkan kualitas
pengajaran yang lebih baik.
lxxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah Kebutuhan
No. Nama Desa Jumlah Murid
Tenaga Perpustakaan
1. Buran 296 2
2. Papahan 786 5
3. Ngijo 394 3
4. Gaum 319 2
5. Suruh 599 4
6. Pandeyan 632 4
7. Karangmojo 595 4
8. Kaling 439 3
9. Wonolopo 338 2
10. Kalijirak 492 3
Jumlah 4.890 33
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa prediksi jumlah petugas
perpustakaan Sekolah Dasar yang dibutuhkan oleh SD/MI di Kecamatan
Tasikmadu tahun 2013 adalah 33 orang, yang paling banyak adalah Desa Papahan
adalah 5 orang, sedang yang paling sedikit adalah Desa Buran, Desa Gaum, dan di
Desa Wonolopo yaitu 2 orang. Keberadaan Tenaga perpustakaan diharapkan
dapat membantu terlaksananya tujuan Perpustakaan Sekolah yaitu untuk
menunjang program belajar siswa dan mengajar guru di sekolah agar dapat
tercapai secara optimal sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah. Peta
sebaran fasilitas pendidikan di Kecamatan Tasikmadu dapat dilihat pada peta 5.
lxxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lxxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah penduduk usia Sekolah Dasar yang paling banyak berada di Desa
Papahan yaitu 696 jiwa, dan yang paling sedikit berada di Desa Buran yaitu
sebanyak 300 jiwa. Pada tahun 2013 yang akan datang diperkirakan jumlah
penduduk Kecamatan Tasikmadu sebesar 5.066 jiwa, dengan jumlah penduduk
terbanyak di Desa Papahan yaitu sebesar 676 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
terkecil terdapat di Desa Buran dengan jumlah 291 jiwa.
Penurunan jumlah penduduk usia Sekolah Dasar akibat adanya program
Keluarga berencana berdampak pada jumlah siswa yang ada pendidikan Sekolah
Dasar. Semakin banyak penduduk yang berada di usia Sekolah Dasar (7-12 tahun)
maka akan semakin banyak dibutuhkan gedung Sekolah Dasar yang mampu
menampung jumlah penduduk yang berusia (7-12 tahun) dan berkesempatan
mengenyam pendidikannya di Sekolah Dasar, namun sebaliknya jika semakin
sedikit penduduk yang berada di usia Sekolah Dasar maka semakin banyak
gedung yang mengalami kekurangan jumlah murid, sehingga untuk mengatasi hal
tersebut pemerintah mengeluarkan program penggabungan (regrouping) Sekolah
Dasar agar efisiensi pembiayaan khususnya dalam bidang Pendidikan Dasar dapat
tercapai.
lxxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tahun 2007 jumlah gedung Sekolah Dasar yang ada sebanyak 28
gedung, rata-rata jumlah murid tiap Sekolah Dasar sebesar 180 siswa. Jumlah ini
kurang ideal berdasarkan SK Mendiknas yang memberikan arahan tiap sekolah
dasar untuk berdaya tampung 240 siswa atau 40 siswa/kelasnya. Dengan demikian
jumlah dan persebaran gedung Sekolah Dasar pada tahun 2013 supaya ideal
ditentukan dengan melakukan perhitungan proyeksi jumlah siswa Sekolah Dasar
pada tahun 2013 dibagi dengan jumlah rata-rata daya tampung siswa tiap sekolah
hasil penghitungannya adalah pada tahun 2013 jumlah Sekolah Dasar yang tepat
di Kecamatan Tasikmadu adalah 20 gedung dan didistibusikan di seluruh
Kecamatan Tasikmadu.
Berdasarkan hasil tabel 23 dapat diketahui bahwa Sekolah yang akan di
regrouping sebanyak 10 buah dari 28 buah SD yang berada di Kecamatan
Tasikmadu yaitu berada di Desa Buran, Desa Papahan, Desa Ngijo, Desa Suruh,
Desa Gaum, Desa Pandeyan, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa Wonolopo,
dan Desa Kalijirak. Namun hanya 8 desa yang memiliki persentase yang relatif
besar untuk di regrouping karena untuk Desa Suruh dan Desa Pandeyan memiliki
persentase yang relatif kecil sehingga kemungkinan untuk tidak di regrouping
masih tinggi sehingga hal ini akan sesuai dengan jumlah Sekolah Dasar yang ideal
di Kecamatan Tasikmadu.
Penggabungan (regrouping) Sekolah Dasar menurut Pedoman
Pelaksanaan Penggabungan Sekolah Dasar oleh Tim Pembina Pusat Pembagunan
gedung Sekolah Dasar tahun 1999/2000 ditentukan oleh kriteria teknis pendidikan
dengan indikator Daya Tampung (DT) SD/ sederajat yang ada pada tingkat desa /
kelurahan merupakan indikator makro untuk memperkirakan adanya kelebihan
atau kekurangan gedung sekolah hasilnya adalah Penggabungan (regrouping)
Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu paling ideal dilakukan pada 8 Desa yang
ada di Kecamatan Tasikmadu yaitu berada di Desa Buran, Desa Papahan, Desa
Ngijo, Desa Gaum, Desa Karangmojo, Desa Kaling, Desa Wonolopo, dan Desa
Kalijirak. Adapun sekolah yang jumlah siswanya kurang dari 240 siswa dilakukan
penggabungan dengan sekolah-sekolah terdekatnya yang berada dalam satu area
separti yang disebutkan dalam SK Mendiknas No.060/U/2002 dimana sekolah
lxxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang berada dalam satu lokasi dan mempunyai jumlah siswa kurang dari 240 anak
maka dilakukan penggabungan dengan sekolah lain yang sejenis dan berada
dalam satu lokasi atau satu kelurahan.
Pelaksanaan regrouping di Kecamatan Tasikmadu telah dimulai dengan
adanya berbagai pertimbangan dan kajian yang diawali dengan Keputusan Bupati
Karanganyar No 890/7/tahun 2007 tentang pembentukan tim pendirian,
pengintegrasian, dan penghapusan sekolah formal dan nonformal. Pemerintah
Kabupaten Karanganyar manyadari perencanaan konsep penggabungan Sekolah
Dasar dapat memberi harapan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dan
efisiensi anggaran, antara lain dengan memecahkan masalah yang ada dengan
upaya pemanfaatan kelebihan karakteristik dari masing-masing daerah. Proses
Penggabungan (regrouping) SD dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan
kondisi dan potensi berdasarkan hasil pemetaan yang telah dilakukan oleh tim
penggabungan SD. Namun dalam pelaksanannya, proses penggabungan juga
menghadapi kendala terutama pada perangkat institusi/lembaga (kepala sekolah,
penjaga sekolah dan guru), sehingga sampai saat ini belum ada tindakan lebih
lanjut dari pemerintah Kabupaten Karanganyar maupun Kecamatan Tasikmadu.
Peta sebaran fasilitas pendidikan prediksi tahun 2013 di Kecamatan Tasikmadu
dapat dilihat pada peta 6.
xc
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xci
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xcii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Usia 7-12 tahun
Angka pertumbuhan penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu
periode 2001-2007 adalah sebesar -0,48 %, berarti dalam jangka waktu 6
tahun penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu mengalami
pengurangan sebesar 0,48 %.
Jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Tasikmadu pada tahun
2007 tersebar di 10 desa. Jumlah terbanyak di Desa Papahan yaitu sebesar
696 jiwa, pada tahun 2013 diperkirakan turun menjadi 676 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Buran dengan jumlah 300 jiwa
pada tahun 2013 diperkirakan menjadi 291 jiwa.
xciii
86
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Implikasi
Pertumbuhan penduduk yang senantiasa mengalami pengurangan akibat adanya
pelaksanaan program Keluarga Berencana di Indonesia, mempengaruhi jumlah
penduduk yang bersekolah di SD/MI sehingga diperlukan kebijakan
penggabungan Sekolah Dasar atau regrouping bagi Sekolah Dasar yang
mengalami kekurangan murid untuk mengatasi masalah kelebihan tenaga guru,
peningkatan mutu, serta efisiensi biaya pengelolaan Sekolah Dasar.
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan pembuatan media pembelajaran
di kelas XI SMA yaitu pada kompetensi dasar kemampuan memprediksi dinamika
perubahan antroposfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi dengan
materi pokok Antroposfer.
C. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dan implikasi hasil penelitian diatas maka
dapat diberikan saran-saran kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar, sebagai
berikut:
1. Pembangunan gedung harus memperhatikan jumlah penduduk dan daya
tampung sehingga lebih efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan program penggabungan Sekolah Dasar (Regrouping) menjadi
kebijakan pengelolaan Sekolah Dasar, sebagai akibat dari berkurangnya
jumlah penduduk usia Sekolah Dasar.
3. Mengoptimalkan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dasar dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
xciv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Munir, Rozy., Dkk. 1981. Dasar-Dasar Demografi Edisi 2000. Jakarta : Lembaga
Demografi FE UI.
Santoso, Edy dan Danial Achmad. 1996. Perencanaan Kebutuhan Ruang Belajar
89
dan Guru Sekolah Dasar Negri dalam kaitannya dengan anak Usia Sekolah
di Kotamadya Bandarlampung. Jurnal Ilmu Pendidikan. Malang : Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
xcv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tika, Much Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
http://www.datastatistik-Indonesia.com/component/option,com-Search/item,
132/index.php, diakes 26 Mei 2009
xcvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
http://www.scribd.com/doc/19991473/PERMEN-NO-24-TAHUN-2007-
TENTANG-STANDAR-SARANA-PRASARANA, diakses 29 Mei 2008
xcvii