Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang di


sebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien
TB Basil Tahan Asam (BTA) positif melalui percik dahak yang dikeluarkannya.
Penyakit ini apabila tidak segera diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI, 2015).
Tuberculosis merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia. World Health
Organitation (WHO) dengan negara-negara yang tergabung di dalamnya
mengupayakan untuk mengurangi tuberculosis (TB) Paru dalam 20 tahun terakhir.
Global Tuberculosis Report 2018 melaporkan bahwa 2/3 kasus tuberkulosis
terdapat di 8 negara termasuk Indonesia yang berada di urutan ketiga (8%) setelah
India (27%) dan China (9%). Jumlah kasus baru TB di Indonesia mencapai angka
420.994 kasus pada tahun 2017. (Kemenkes RI, 2018 ; Global TB Report, 2018 ).

Target program penanggulangan TBC adalah menyembuhkan 85% dari


semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Waktu pengobatan yang
panjang dengan jumlah obat yang banyak serta berbagai efek pengobatan
menyebabkan penderita sering terancam putus berobat (Drop Out) selama masa
penyembuhan (Kemenkes RI, 2011).

Pada tahun 2017, seluruh kasus baru di dunia dari tiga teratas berada di
negara India (26%), Indonesia (11%) dan Nigeria (9%). Di dunia tahun 2017
terdapat 133/100.000 kasus baru dengan angka kematian 17/100.000 penduduk.
Tuberkulosis menyerang semua negara dan semua kelompok umur secara
keseluruhan dari semua kasus tuberkulosis, 90% adalah orang dewasa (berusia ≥ 15
tahun), 64% (84/100.000 penduduk) laki-laki, 9% orang yang hidup dengan HIV
(72% dari mereka di Afrika) dan dua pertiga berada di delapan negara yaitu India
(27%), Cina (9%), Indonesia (8%), Filipina (6%), Pakistan (5%), Nigeria (4%),
Bangladesh (4%) dan Afrika Selatan (3%) (WHO, 2018).

Di Sumatera tahun 2017 terjadi kasus tuberkulosis, berdasarkan jenis


kelamin kasus BTA (+) pada laki-laki lebih tinggi dengan kasus 63, 72% dari pada

1
perempuan dengan kasus 36,28%. Menurut kelompok umur, kasus BTA (+) pada
tahun 2017 ditemukan pada kelompok umur 45-54 tahun yaitu sebesar 20,73%,
diikuti kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,28%, kelompok umur 25- 34 tahun
sebesar 18,81%, kelompok umur 55-64 tahun sebesar 16,52%, kelompok umur 15-
24 tahun sebesar 14,34%, kelompok umur ≥ 65 tahun sebesar 9,07%, dan kelompok
umur 0-14 tahun sebesar 1,25% (Kemenkes RI, 2018).

Pada tahun 2016, jumlah penderita TB paru yang dilaporkan di Provinsi


Sumatera Utara sebesar 17.798 orang, sementara jumlah penderita TB paru BTA
(+) yang sembuh 69,8% dan pengobatan lengkap sebanyak 4,6% (Kemenkes RI,
2017).

(DATA TEBING TINGGI)

Hasil survei prevalensi TBC (2004) mengenai pengetahuan, sikap dan


perilaku menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita TBC dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka.

Meskipun 76% keluarga pernah mendengar tentang TBC dan 85%


mengetahui bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat
menyebutkan dua tanda dan gejala utama TBC. Cara penularan TBC dipahami oleh
51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat TBC gratis
(Kemenkes RI, 2011).

Pengetahuan masyarakat tentang informasi obat akan mendukung


pengobatan yang rasional agar terhindar dari kesalahan penggunaan obat
(medication error), penyalahgunaan (abused), dan penggunaan obat yang salah
(misuse). Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidakpahaman (non
corcondance) masyarakat dalam penggunaan obat merupakan salah satu penyebab
kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang penyakit, obat dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Terdapat hubungan
bermakna antara pengetahuan pasien tentang obat TBC dengan kepatuhan pasien
dalam pelaksanaan terapi TBC. Dapat disimpulkan bahwa memberikan
pengetahuan serta pemahaman pasien dalam penggunaan obat akan berdampak
pada kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam proses penyembuhan (Pratiwi

2
dkk, 2016).
Penelitian ini belum pernah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Gambir, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis
Serta Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penyakit Tuberculosis di
Puskesmas Pasar Gambir, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara Tahun 2020.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat


dirumuskan adalah “Karakteristik Pasien Tuberculosis Serta Tingkat Pengetahuan,
Sikap dan Tindakan Tentang Penyakit Tuberculosis di Puskesmas Pasar Gambir,
Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara Tahun 2020”

C. Tujuan penelitian
1) Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian yang ditulis ini adalah Untuk mengetahui
Karakteristik Pasien Tuberculosis Serta Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Tentang Penyakit Tuberculosis di Puskesmas Pasar Gambir, Kota
Tebing Tinggi, Sumatera Utara Tahun 2020.
2) Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis berdasarkan
Jenis Kelamin di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
2) Untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis berdasarkan
Usia di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
3) Untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis berdasarkan
Pendidikan Terakhir di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
4) Untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis berdasarkan
Jenis Pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
5) Untuk mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis berdasarkan
Pendapatan per bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
6) Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan Pasien Tuberculosis
terhadap penyakit Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Pasar
Gambir.

3
7) Untuk mengetahui Sikap Pasien Tuberculosis terhadap penyakit
Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.
8) Untuk mengetahui Tindakan Pasien Tuberculosis terhadap penyakit
Tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Pasar Gambir.

D. MANFAAT PENELITIAN
1) Bagi Peneliti
Untuk dapat mengetahui Karakteristik Pasien Tuberculosis Serta Tingkat
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Penyakit Tuberculosis di
Puskesmas Pasar Gambir, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara Tahun
2020.
2) Bagi Dinas Kesehatan
Dapat digunakan sebagai salah satu contoh bahan penelitian untuk dapat
melakukan penelitian – penelitian selanjutnya yang lebih baik serta
pelengkap data mengenai karakteristik Pasien Tb paru di Kota tebing
Tinggi
3) Bagi Puskesmas Pasar Gambir
Dapat memberikan gambaran karakteristik pasien Tb serta pengetahuan,
sikap dan tindakan terhadap Penyakit Tb paru kepada Puskesmas
sehingga Puskesmas mampu membuat perencanaan dan pelayanan yang
lebih bagus lagi kepada Penderita Tb Paru
4) Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi mengenai Karakteristik Pasien Tuberculosis
sehingga masyarakat dapat meningkatkan rasa perduli terhadap TB Paru,
dan menginformasikan bahwa TB Paru dapat dapat dilakukan
pencegahan dan dapat sembuh apabila pasien rutin dalam mengkonsumsi
obat.

4
5

Anda mungkin juga menyukai