Anda di halaman 1dari 8

Muhamad Munzir NPM : 192070257

• Islamophobia adalah sebuah fobia atau suatu ketakutan, kebencian atau


prasangka terhadap Islam atau Muslim secara umum, terutama bila
dipandang dari sisi Islamisasi dan sumber terorisme.
• Sejumlah ulama mengatakan Islamophobia termasuk rasisme.
• Islamophobia sudah terjadi sejak zaman Rasulullah ketika beliau
berdakwah dan banyak para kaum kafir Quraisy menentang ajaran
Islam. Namun, istilah Islamophobia mulai populer sejak peristiwa 9/11 di
Amerika Serikat yang dilakukan oleh orang beridentitas muslim.
❑ Dalam pemberitaan tribunnews.com yang berjudul “Polri : Kelompok
Teroris Kumpulkan Dana Lewat Lembaga Berkedok Kepentingan
Masyarakat” yang menjadi narasumber adalah Kepolisian. Pihak
kepolisian dapat memberikan bukti konkrit. Namun, sayangnya
narasumber tidak menyebutkan apa nama lembaganya dan media tidak
memiliki dasar serta bukti yang kuat ketika membuat pernyataan ‘tidak
menutup kemungkinan pula dana yang dikumpulkan lewat kedok
tersebut digunakan untuk membeli bahan-bahan yang nantinya akan
dirakut menjadi peledak.’
❑ Dalam pemberitaan tribunnews.com yang berjudul “Inilah Isi Tas Milik
Penyerang Polsek Wonokromo : Lambang ISIS Hingga Berbagai Senjata.”
Pada pemebritaan ini, konstruksi realitas disetting dengan menggunakan
kata jihad dan amaliyah tanpa memahami lebih jauh maksud dari kedua
kata tersebut. Kedua kata yang digunakan oleh redaksi dipahami
sebagai sebagai upaya pelabelan teroris terhadap Islam yang pada
akhirnya memunculkan Islamophobia.
❑ Dalam pemberitaan yang berjudul “Pegawai TPI Brondong Lamongan
yang Sering Beri Ceramah Ditangkap Densus 88, Keluarganya diangkut.”
Pemberitaan ini memberikan sentimen negative terhadap Islam karena
ada kata “Ceramah” dalam headline berita.

❑ Dalam pemberitaan yang berjudul “Terduga Teroris yang Ditangkap di


Blitar Dikenal Suka Membaur dengan Para Tetangga.” Penggunaan
kalimat pada judul terkesan bahwa teroris memiliki sikap social yang
tinggi terhadap lingkungannya. Hal ini mengindikasikan bahwa orang
yang memiliki sikap prososial dan rajin shalat ke masjid setiap waktu,
maka bisa diindikasikan sebagai ciri-ciri teroris.
❑ Dalam pemberitaan yang berjudul “Dalam Waktu 3 Hari, 6 Tersangka
Jaringan JAD di Jatim Dibekuk Densus 88 Antiteror.” Dalam pemberitaan
ini, nama-nama alias para pelaku terduga teroris selalu menggunakan
nama-nama Islami. Penggunaan kata tersebut secara tidak langsung
menyudutkan Islam.
❑ Dalam pemberitaan yang berjudul “Bom Hingga Senpi Rakitan Disita
dari Teroris Perampok Toko Emas di Magetan.” Dalam pemberitaan ini,
wartawan langsung menulis sesuai hasil pengamatannya di lapangan.
Akan tetapi penggunaan kata ‘Teroris’ dan ‘Perampok’ dalam satu
kalimat tidak tepat dan cenderung dipaksakan karena sesungguhnya arti
dari 2 kalimat tersebut sangat berbeda. Teroris berhubungan dengan
politik.
❑ Dalam pemberitaan yang berjudul “Polri : 2 Teroris yang Dibekuk di
Jatim Amir JAD Madura dan Lamongan.” Pada pemberitaan ini dibahas
mengenai keterlibatan HS dan BL dalam jaringan JAD. Pada pemberitaan
ini HS dan BL ditulis sebagai amir JAD. Penggunaan kata amir kurang
tepat karena amir artinya ketua kelompok dakwah yang berorientasi
untuk syiar Islam.
❑ Dari berita-berita tersebut diatas, semuanya berupaya untuk
menyudutkan Islam. Meski tidak melabelkan aqidah, namum symbol-
symbol Islam tetap larut dalam pemberitaan. Hal ini mengakibatkan
munculnya propaganda miring terkait terorisme global di dunia Islam
disebabkan oleh pandangan yang salah terhadap ajaran Islam, rasa
benci terhadap Islam dan umatnya serta kompetisi antarmedia.
❑ Dimensi pewacanaan di media massa terjebak pada upaya
mendiskreditkan Islam.
❑ Dari 10 berita seputar teroris yang dipilih, semuanya berupaya
menggulirkan wacana Islamophobia di Indonesia. Walaupun tidak
menggulingkan aqidah tetapi banyak simbol-simbol islam yang dipakai
dalam pemberitaan.
❑ Propaganda miring terkait terorisme global di dunia disebabkan oleh
pandangan yang salah terhadap ajaran Islam.

Anda mungkin juga menyukai