Anda di halaman 1dari 16

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan


produksi eritropoitein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
(eritrosit meningkat). Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang
lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit. Sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada kehamilan.
Volume plasma yang terekspansi menurunkan hemaokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin
darah (Hb), dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau eritrosit
dalam sirkulasi. Mekanisme yang mendasari perubahan ini belum jelas. Ada spekulasi
bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan berrrtujuan menurunkan viskositas darah
maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan membantu penghantaran oksigen
serta nutrisi ke janin.
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu
ke-37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil di
bandingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya nampak pada minggu ke-7 sampai minggu ke-8
kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke-16 sampai ke-22 ketika titik seimbang
ttercapai.

I. Pengertian Anemia

Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung
eritrosit di bawah batas “normal”. Namun, nilai normal yang akurat untuk ibu hamil
sulit dipastikan karena ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama
peiode kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap mengalami anemia jika kadar
hemoglobin dibawah 11g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Namun, CDC membuat
nilai batas khusus berdasarkan trimester kehamilan dan status merokok. Dalam
praktik rutin, konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan <10
g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari
penyebab anemia dalam kehamilan.

II. Jenis-jenis Anemia

Menurut Prof.Dr.DSOG.Sarwono Prawirohardjo anemia dapat digolongkan


menjadi :
a. Anemia Defisiensi Besi (Fe)

Defisisensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering ditemukan baik
di negara maju maupun negara berkembang. Resikonya meningkat pada
kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi yang tidak adequat dibandingkan
kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.

b. Anemia Megaloblastik

Pada kehamilan kenutuhan asam folat meningkat lima sampai sepuluh kali
lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya
cadangan folat maternal. Peningkatan lebih besar pada kehamilan multipel, diet
yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik, atau pengobatan antikonvulsi.
Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya
memiliki efek penghambatan terhadap absorpsi folat. Defisiensi asam folat
oleh karena sangat umum, terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab
uutama anemia megaloblastis pada kehamilan.

c. Anemia Aplastis

Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastis yang terkait dengan


kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus,
yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya
oleh kehamilan dan hanya membaik setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-
kasus lainnya, aplasia terjadi selama kehamilan dan dapat kambuh pada
kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki fungsi sumsum tulang, tetapi penyakit dapat memnuruk bahkan
menjadi fatal setelah persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan efektif,
terapi suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah
persalinan.

d. Anemia Hemolitik

Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya.

III. Penyebab

Anemia umumnya disebabkan :


a. Kekurangan zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C dan asam folat
b. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
c. Perdarahan kronik
d. Penghancuran sel darah merah
e. Kehilangan darah akibat perdarahan dalam atau siklus haid wanita
f. Penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing Usus
g. Penyakit darah yang bersifat genetik : hemofilia. Thalasemia
h. Parasit dan penyakit lain yang merusak darah : malaria
i. Terlalu sering menjadi donor darah
j. Gangguan penyerapan nutrisi (malabsorbsi)
k. Infeksi HIV
IV. Gejala

Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala-gejala
seperti : keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan merupakan gejala
khas yang menyertai anemia. Selain gejala-gejala tersebut biasanya juga akan muncul
keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka-bibir-kelopak mata tampak pucat,
telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek, kehilangan selera makan serta daya
kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah terserang penyakit. Jika anemia
bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Pada hamil muda
sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.

V. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan


Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa.
Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat suhu. Hasil pemeriksaan
Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 g% : normal
9-10 g% :Anemia ringan
<8g% :Anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester
I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa setiap ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di
puskesmas.

VI. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin


a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

- Bahaya selama kehamilan


- Dapat terjadi abortus
- Persalinan prematuritas
- Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

- Mudah terjadi infeksi

- Mudah dekompensasi cordis (Hb<6g%)

- Mola hidatidosa

- Hiperemesis gravidarum

- Perdarahan antepartum

- Ketuban pecah dini (KPD)

- Bahaya Saat Persalinan

- Gangguan HIS, kekuatan mengejan

- Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar

- Kala dua berlangsung lama sehinggan dapat melelahkan dan sering


memerlukan tindakan operasi kebidanan

- Kala uri dapat diikuti retensio plasenta dan perdarahan post partum
karena atonia uteri.

- Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri

- Pada Masa Nifas

- Terjadi sub inversio uteri menimbulkan perdarahan post partum


Memudahkan infeksi peurperium
- Pengeluaran ASI berkurang

- Terjadi dekompensasi cordis mendadak setelah persalinan

- Anemia kala nifas

- Mudah terjadi infeksi mamae

- Bahaya terhadap janin


Hasil konsepsi membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan
butir-butir darah merah dan pertumbuhannya, sekalipun tampaknya janin
mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan
mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menggangu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Anemia dapat
menyebabkan gangguan dalam bentuk :
- Abortus

- Terjadi kematian intra uterin

- Persalinan prematuritas tinggi

- Berat badan lahir rendah

- Kelahiran dengan anemia

- Dapat terjadi cacat bawaan

- Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

- Inteligensia rendah

VII. Pengobatan Anemia dalam Kehamilan


Untuk menghitung terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan
pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan
umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan
laboratorium, termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit,
pengobatan infeksi untuk cacing relatif mudah dan murah.
Pemerintah telah menyediakan preparat besi untuk dibagikan kepada masyarakat.
Contoh preparat Fe tersebut Arralat, Biosanbe, Iberet, Vitonal dan Hemaviton. Semua
preparat tersebut dapat dibeli dengan bebas. Mengonsumsi suplemen panambah zat
besi juga bisa mampu mencegah dan mengatasi anemia. Tetapi sebaiknya tidak
bergantung pada obat atau suplemen penambah zat besi saja. Yang paling penting
adalah menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi bahan makanan yang
kaya asam folat dan zat besi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah yang
dapat diperoleh dari daging, sayuran hijau dan susu.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL “ TD” UMUR 24 TAHUN


G2P0010 UK 35 MINGGU 6 HARI
DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI
TANGGAL 12 DESEMBER 2009

Tanggal 21 Desember 2011 Pukul 09.00 Wita

I. DATA SUBYEKTIF
A. Biodata
Ibu Ayah
Nama : ”TD” “SP”
Umur : 24 tahun 26 tahun
Suku bangsa : Bali Bali
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : D3 S1
Pekerjaan : tidak bekerja Swasta
Alamat rumah : Br Tengah Desa Punggul Abiansemal.

Alasan memeriksakan diri


Ingin memeriksakan kehamilan

Keluhan utama
Tidak ada keluhan.

B. Riwayat kehamilan sekarang :


1. HPHT : 13 Oktober 2010 (TP : 20 Juli 2011)
2. Ikhtisar pemeriksaan sebelumnya
Periksa kehamilan 6 kali, obat/suplemen yang diminum SF, vit C, Kalsium
laktat, sudah mendapat imunisasi TT lengkap.
3. Gerakan janin dirasakan pertama kali sejak : Sudah dirasakan sejak 5 bulan
yang lalu. 10-20x perhari.
4. Tanda bahaya kehamilan yang pernah dirasakan : Tidak ada.
5. Keluhan-keluhan yang lazim dirasakan :
Sering kencing meningkat, sakit pinggang
6. Obat dan suplemen yang pernah diminum selama kehamilan ini
Asam folat, B6, SF, vit c, Kalk
7. Kekhawatiran- kekhawatiran terhadap kehamilan
Ibu takut mengalami kelahiran prematur
8. Perilaku yang membahayakan kehamilan
Tidak ada
9. Sikap/respon terhadap kehamilan sekarang
Direncanakan dan diterima.
10. Dampak hubungan seksual terhadap kehamilan
Ibu tidak melakukan hubungan seksual selama kehamilan
11. Perilaku spiritual selama kehamilan
Ibu tetap melaksanakan kegiatan persembahyangan seperti beribadah dan
tidak ada perilaku spiritual yang membahayakan kehamilannya. Saat
beribadah ibu selalu mendoakan kehamilannya.
12. Pola Eliminasi
a. BAB : Frekuensi 1 kali sehari keadaannya kuning lembek dan tidak ada
keluhan
b. BAK : Frekuensi 6 kali sehari keadaannya kuning jernih dan tidak ada
keluhan

C. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Pemakaian alat kontrasepsi yang lalu
Ini hamil kedua. Kehamilan pertama mengalami abortus pada UK 12 minggu,
sudah dilakukan kuretase. Tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

D. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : 14 tahun.
b. Siklus : Teratur 28-30 hari
c. Lama haid : 5-7 hari
d. Dismenorea : Tidak ada.
e. Jumlah darah yang keluar : 4-5 kali ganti pembalut pada hari pertama
sampai hari kedua, 2 kali ganti pembalut dari hari ke tiga sampai seleai
menstruasi

E. Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang pernah diderita ibu : tidak ada
2. Penyakit keluarga yang menurun dari ibu : tidak ada
3. Sering kontak dengan penderita keluarga ibu dan suami : tidak pernah

F. Keadaan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Status pernikahan : Sah
Lama pernikahan dengan suami sekarang : 2 tahun.
2. Pekerjaan
Jam kerja sehari : 6 jam
Jenis aktivitas : Berdiri dan duduk
Kegiatan lain yang dilakukan dalam aktivitas : Menyapu, mencuci,
memasak
3. Istirahat dan tidur
Tidur malam : 22.00-05.00 Wita ( 7 jam)
Istirahat siang : 14.00-15.00 Wita ( 1 jam)
Gangguan tidur : Tidak ada
4. Respon keluarga terhadap kehamilan
Keluarga menerima dan mendukung kehamilan ibu
5. Dukungan suami dan keluarga : Didukung
6. Pengambilan keputusan : Suami
7. Pola makan
Jenis : Bervariasi
Komposisi : Satu piring nasi, sepotong daging sedang/tempe,
setengah mangkok sayur
Frekuensi : 3 kali sehari
Minum : Air putih 6-7 gelas sehari
8. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan membantu persalinan
Rumah sakit
9. Kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan : merokok (suami)
G. Pengetahuan Ibu tentang
1. Ibu sudah mengetahui perubahan fisik sesuai usia kehamilan
2. Ibu belum mengetahui tanda bahaya Trimester III.
3. Ibu belum mengetahui nutrisi dan istirahat selama kehamilan.
4. Ibu belum mengetahui tanda-tanda persalinan

II. DATA OBYEKTIF


A. Keadaan umum
Keadaan umum baik, keadaan emosi stabil, postur normal
B. Tanda-tanda vital
TD 120/80 mmHg, Nadi 84 kali/menit, Suhu 36ºC, Respirasi 20 kali/menit
BB 62 kg, BB saat pemeriksaan sebelumnya 61, 5 kg, TB 155 cm, Lila 25
cm.
C. Keadaan fisik
1. Kepala
Wajah tidak oedeme, tidak pucat, konjungtiva agak merah, sclera putih,
bibir dan gigi normal
2. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pemmbesaran
kelenjar tiroid, tidak ada pembendungan vena jugularis.
3. Payudara
Bentuk simetris, puting menonjol, kolostrum tidak ada, kelainan tidak
ada.
4. Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi, TFU 3 jr bawah pusat, palpasi Leopold
tidak diakukan, DJJ 12.11.12 (140x/menit).

5. Tangan dan kaki


Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak ada varises pada kaki,
kuku jari tidak pucat, Rp +/+
6. Genetalia luar
Vulva vagina normal, tidak ada luka, tanda infeksi dan varises, tidak ada
pengeluaran cairan, anus normal, tidak ada hemoroid.
D. Pemeriksaan Laboratorium
Hb 9,8 gr %

III. ASSESMENT
1. G2P0010 UK 35 minggu 6 hari hidup dengan anemia ringan
2. Potensi terjadi anemia berat
3. Resiko terjadi kelahiran prematur, IUFD, IUGR, Perdarahan intrapartum,
perdarahan postpartum.
4. Ibu belum mengetahui tanda bahaya Trimester III.
5. Ibu belum mengetahui nutrisi dan istirahat selama kehamilan.
6. Ibu belum mengetahui tanda-tanda persalinan

IV. PLANNING
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
2. Rujuk ibu untuk ANC dan bersalin di rumah sakit
3. Berikan KIE tanda-tanda bahaya Trimester III.
4. Berikan KIE tentang nutrisi dan istirahat selama kehamilan.
5. Menganjurkan ibu tidur miring kiri.
6. Berikan KIE tentang tanda-tanda persalinan.

IMPLEMENTASI NOTE
Tgl/Jam Pelaksanaan Tgl/jam Evaluasi Paraf
12/12/09 1. Menginformasikan hasil 12/12/09 1. Ibu dan keluarga
pk.11.00 pemeriksaan pada ibu dan pk.11.30 senang mengetahui
wita keluarga. wita hasil pemeriksaan.
2. Merujuk ibu untuk ANC 2. Ibu bersedia untuk
dan bersalin di rumah ANC dan bersalin di
sakit rumah sakit.
3. Memberikan KIE tentang 3. Ibu paham dan dapat
tanda-tanda bahaya menyebutkan kembali
Trimester III seperti nyeri tanda bahaya trimester
perut hebat, perdarahan, III seperti nyeri perut
pandangan kabur, nyeri hebat, perdarahan,
kepala hebat, bengkak pandangan kabur, nyeri
pada wajah dan kepala hebat, bengkak
ekstremitas. pada wajah dan
ekstremitas.
4. Memberikan ibu KIE 4. Ibu bersedia
tentang nutrisi dan meningkatkan
istirahat selama konsumsi makanan
kehamilan. Seperti yang banyak
memperbanyak mengandung zat besi
menkonsumsi makanan dan tidur minimal 8
yang mengandung zat besi jam sehari
seperti sayuran hijau dan
istirahat 8 jam sehari
5. Menginngatkan ibu untuk 5. Ibu bersedia untuk tidur
tidur miring kiri untuk miring kiri
melancarkan aliran darah
ibu dan janin

6. Memberikan ibu KIE 6. Ibu dapat mengulang


tentang tanda- tanda kembali tanda-tanda
persalinan seperti keluar persalinan seperti
air dari kemaluan, sakit keluar air dari
perut hilang timbul kemaluan, sakit perut
hilang timbul.
.
PROGRESS NOTE

Hari/Tgl/Jam Catatan Perkembangan Nama Terang &


(SOAP) Paraf
Mengetahui, Denpasar, 21 Juni 2011
Pembimbing Ruangan Pembuat Laporan,

Ni Kadek Dwi Rusmagiri Luh Yenny Armayanti


NIM. P07112009012
PEMBAHASAN KASUS
Ibu “TD” G2P0010 UK 35 minggu 6 hari hidup dengan anemia ringan. Ini merupakan
kehamilan yang kedua, pada kehamilan pertama ibu pernah mengalami abortus dan sudah
dilakukan kuretase. Pada kehamilan ini, ibu belum pernah dilakukan pemeriksaan Hb
yang seharusnya dilakukan pada usia kehamilan TW I dan TW III.
Dari hasil pemeriksaan fisik, Pada saat dilakukan pemeriksaan Hb, didapatkan
hasil 9,8gr/dl sehingga ibu tersebut didiagnosa menderita anemia ringan. Anemia pada
kehamilan sangat beresiko menimbulkan komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan
nifas seperti kelahiran prematur, perdarahan intrapartum, perdarahan pascapartum.
Kewenangan bidan berdasarkan permenkes 1464 pasal 10 ayat 2 yang
menyatakan bahwa bidan berwenang memberikan pelayanan kesehatan ibu yang
meliputi: pelayanan konseling pada masa prahamil, pelayanan antenatal pada kehamilan
normal, pelayanan persalinan normal, pelayanan ibu nifas normal, pelayanan ibu
menyusui, dan pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. Jadi, bidan hanya
berwenang dalam melakukan deteksi dini kelainan dan komplikasi yang lazim terjadi
pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada kasus diatas langsung dilakukan rujukan
untuk melakukan antenatal dan persalinan di rumah sakit atau fasilitas yang memiliki
fasilitas kegawatdaruratan maternal dan neonatal.
KIE yang diberikan antara lain pemenuhan nutrisi ibu hami yang banyak
mengandung zat besi seperti bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran
berwarna hijau tua. Selain itu, juga dijelaskan mengenai pemenuhan istirahat yang cukup
karena kurangnya istirahat dapat menjadi pemicu terjadinya anemia pada kehamilan.
Dampak negatif dari anemia akan diperparah dengan tidak lancaranya aliran darah dari
ibu ke janin, sehingga disini disarankan ibu tidur miring kiri agar untuk memperlancar
aliran darah feto maternal.

Anda mungkin juga menyukai