Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ALAT KOMUNIKASI SEBELUM ADA POS

NAMA : DICKY EFELIN TEOLY MENDROFA


NPM : 2114210060
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO
PRODI : DASAR TELEKOMUNIKASI
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Alat komunikasi sebelum adanya Pos” ini ditulis dalam rangka
melengkapi presentasi yang saya lakukan di kelas dan menjelaskan lebih menyeluruh tentang
perkembangan alat komunikasi di Indonesia.

Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan
kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Tak lupa saya ucapkan mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam makalah
ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat amat saya harapkan dalam rangka
memperbaiki diri saya, sehingga kedepannya saya dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………


2. BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………………………………………………
B. TUJUAN ……………………………………………………………………………………………………..
3. BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………..
A. ALAT KOMUNIKASI SEBELUM ADA NYA POS………………………………………………
4. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………………………..
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………….
5. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak jaman dahulu manusia telah menciptakan berbagai alat dalam
melakukan komunikasi khususnya media komunikasi jarak jauh untuk mendapatkan
informasi atau tujuan lainnya tanpa perlu mendatangi langsung ke tempat tujuan
untuk mengetahui informasi tersebut. Pernahkah kamu bayangkan, apa jadinya jika
sejarah perkembangan komunikasi sama sekali tidak pernah terjadi? Bagaimana
caranya seseorang menyampaikan keinginannya terhadap sesuatu kepada orang lain
jika keberadaan komunikasi tidak pernah hadir. Rasanya, sulit sekali membayangkan
hal tersebut, bukan?
Untung saja, manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki keunggulan akal
dibanding mahluk Tuhan lainnya memiliki cara pintar untuk saling memahami satu
sama lain. Ya, komunikasi. Sejarah perkembangan komunikasi terus mengalami
perubahan di setiap masa. Mulai zaman prasejarah hingga era modern seperti saat
ini. Langsung saja ini merupakan sejarah perkembangan alat komunikasi dari masa
ke masa yang telah diciptakan manusia untuk mendapatkan informasi yang lebih
mudah dan maksimal.

B. TUJUAN
Tujuan saya membuat makalah ini untuk melengkapi tugas saya dikelas
dan agar teman yang membaca dapat mengetahui apa saja alat komunikasi pada
zaman dulu sebelum ada nya pos.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALAT KOMUNIKASI SEBELUM ADANYA POS

I. BURUNG MERPATI

Metode pengiriman pesan atau surat menggunakan merpati


pertama kali tercatat dalam tulisan dan abjad kuno milik bangsa
Mesir Kuno.

Dalam catatan itu, merpati pos tercatat didomestikasi atau


dijinakkan untuk dijadikan merpati pos dan mengantarkan pesan
sejak 5.000 tahun lalu, lo.

Selain bangsa Mesir Kuno, merpati pos juga digunakan oleh


bangsa Romawi juga menggunakan merpati pos dalam bidang
militer untuk mengirimkan pesan, salah satunya digunakan oleh
Julius Caesar.

Sedangkan di Yunani, merpati pos digunakan untuk


mengirimkan nama-nama pemenang olimpiade ke berbagai
kota.

Penggunaan merpati pos yang paling terkenal adalah saat


perang di Perancis-Prusia yang berlangsung tahun 1870 hingga
1871.

Saat itu, Paris dikepung oleh pasukan Prusia dan menyebabkan


saluran komunikasi melalui telegraf serta radio terputus.

Nah, pasukan perang dari Perancis kemudian memanfaatkan


merpati pos untuk mengirim pesan ke luar Paris, karena saluran
komunikasi di kota ini terputus selama sekitar empat bulan.
II. TEROPONG KALENG

Telepon kaleng adalah transmisi suara jenis akustik (suara tanpa


listrik). Yang dibutuhkan untuk komunikasi sederhana ini adalah dua
kaleng yang terhubung dengan benang atau kawat dan media
semacamnya. Prinsip kerjanya sederhana, yakni suara merambat
melalui udara dengan perantaraan benang. Telepon kaleng inilah yang
memberi inspirasi akan kehadiran telegraf dan telepon yang kita kenal
sekarang.

Meski identik dengan mainan anak-anak, tetapi teropong kaleng bisa


juga digunakan sebagai alat untuk menunjang komunikasi sederhana.
Cara kerja teropong kaleng juga sangat sederhana, yakni
menggunakan kaleng sebagai isolator suara dan tali memanjang
sebagai perambat suara yang menghubungkan dua orang. Syarat
utama agar teropong kaleng ini bisa bekerja adalah dengan
menegangkan tali agar tidak sampai kendur atau longgar.

Sebelum era penemuan telepon, dunia berkomunikasi jarak jauh


melalui cara tradisional, yakni kurir pos atau dengan merpati pos.
Kemudian sejarah mencatat percobaan pertama telepon kaleng
dilakukan oleh Robert Hooke seorang fisikawan dan polymath asal
Inggris. Selama tahun 1664-1665 Hooke bereksperimen dengan
transmisi suara menggunakan kawat. Awal tahun 1667 Hooke berhasil
membuat telepon kaleng.

Dalam periode waktu yang singkat telepon kaleng sempat dipasarkan


secara komersial, mengisi “kekosongan pasar” telepon listrik dari
Alexander Graham Bell. Saat paten Bell “berakhir”, telepon listrik
kemudian mengalami perkembangan inovasi yang hebat. Persis
seperti telepon yang kita kenal sekarang.

Telepon kaleng pun tak lagi dijual secara komersial. Telepon kaleng
justru populer di lingkungan pendidikan. Di sekolah-sekolah, telepon
kaleng diajarkan sebagai salah satu alat bermain sekaligus belajar
akan prinsip gelombang suara.
III. LONCENG

Lonceng adalah sebuah benda terbuat dari logam yang bisa


menghasilkan suara. Sama seperti kentongan, lonceng juga menjadi
alat komunikasi tradisional yang bisa membuat para pendengarnya
paham akan suatu kejadian dan apa saja yang harus dilakukan. Dahulu
kala, lonceng digunakan sebagai alat komunikasi untuk
mengumpulkan orang, mengingatkan waktu ibadah, hingga menjadi
sinyal bahaya.

IV. KENTONGAN

Kentongan adalah alat komunikasi tradisional yang sampai sekarang


masih banyak digunakan. Suara khas yang dihasilkan kentongan
membuat alat ini mudah dikenali sebagai sinyal atau tanda untuk
mengumpulkan orang,

Zaman dahulu, masyarakat Indonesia menggunakan kentongan untuk


alat komunikasi masa, sebagai pertanda jika ada kejadian berbahaya
seperti maling, gempa bumi, atau orang yang meninggal dunia. Salah
satu isyarat nada kentongan yang paling populer adalah ketika Anda
mendengar ketukan tempo pelan berarti menandakan kondisi aman.
Sementara jika terdengar suara kentongan dengan tempo cepat maka
menjadi pertanda bahaya datang.

Secara fisik, kentongan yang sering dijumpai di masyarakat jawa tidak


memiliki ukuran dan bentuk yang baku. Dari sisi ukuran, pada
umumnya sangat bergantung pada fungsi dan kepemilikannya.
Ukuran kentongan untuk perumahan biasanya memiliki Panjang
sekitar 40 cm- 70 cm, bentuknya biasanya bulat untuk kentongan
bambu yang terbuat daribatang bamboo sedangkan kentongan

bongkol bambu biasanya berbentuk melengkung seperti bulan sabit,


diameternya sekitar 20-25 cm. kentongan ini biasanya digantung di
bagian depan rumah. Sementara itu kentongan yang dipergunakan di
tempat-tempat umum dan peribadatan biasanya terbuat dari kayu,
panjangnya lebih dari satu meter, ukuran kelilingnya lebih dari 30 cm.
dari sisi bentuk, umumnya berupa silinder.

Sementara itu, pemukul kentongan juga memiliko ciri yang unik.


Untuk kentongan bambu biasanya terbuat dari bilahan bambu yang
sudah dihaluskan. Panjang bambu tersebut lebih pendek dari pada
panjang lubang kontongan. Hal tersebut bukan karena kebetulan,
namun karena alasan penyimpanan. Dimana lubang kentongan selain
berfungsi sebagai tempat keluar suara sekaligus juga tempat
menyimpan pemukul kentongan.

Berbeda halnya dengan pemukul kentongan untuk tempat umum dan


peribadatan. Pemukul kentongan terbuat dari potongan batang kayu,
pada bagian ujung pemukul tersebut dilapisi dengan ban dalam motor
atau sepeda. Ketika tidak digunakan untuk memukul maka alat
tersebut disimpan dibagian atas kentongan yang didesain berlubang.
V. ASAP

Sinyal asap merupakan salah satu dari bentuk komunikasi tertua yang


ada di dalam sejarah . Sinyal asap ini adalah komunikasi visual yang
digunakan pada jarak yang jauh .

Pada awalnya penggunaan isyarat diciptakan pada


zaman Yunani masa pemerintahan raja Darius I (522 –486 SM) ketika
mengalami kesulitan dalam pengiriman pesan berita kepada provinsi-
provinsi di bawah kekuasaannya yang tersebar dari sungai Indus
hingga Danube. . Isyarat yang digunakan adalah dengan menyuruh
orang berdiri di ketinggian dan kemudian menyalakan api . Setiap
asap yang ditimbulkan dari api tersebut akan menciptakan beberapa
pesan yang akan diterima dan dimengerti oleh orang- orang yang
dituju . Kecepatan sampainya pesan atau berita dari Sinyal asap ini
kira - kira sama dengan kecepatan 30 kali lebih cepat daripada
menggunakan kurir yang berlari secara marathon yang pada masa itu
memang lumrah digunakan bila ada pesan atau berita penting yang
hendak dikirimkan . Angka yang terbilang sangat cepat pada masa itu .

Adapun pada zaman Cina kuno, para tentara yang memiliki tugas jaga


ditempatkan di sepanjang Tembok Besar Cina untuk saling
memperingatkan satu sama lain akan adanya serangan musuh dengan
cara memberikan sinyal melalui menara satu ke menara lainnya .
Niscaya mereka bisa mengirimkan pesan – pesan yang diinginkan
sejauh 480 km atau 300 mil hanya dalam waktu beberapa jam saja .
Polybius, seorang sejarawan Yunani, datang dengan sistem Sinyal
asap alfabet yang lebih kompleks sekitar tahun 150 SM . Dia
menemukan system alphabet Yunani yang kemudian dikonversi
menjadi karakter numerik . Sistem alphabet yang dikonversi menjadi
karakter numerik ini dipergunakan untuk agar pesan lebih mudah
disampaikan . Sistem ini dilakukan dengan cara memegang sepasang
obor . Ide ini dikenal dengan nama “Polybius Square’ dan juga
diperkenalkan dengan kriptografi dan steganografi. Konsep kriptografi
pernah dipergunakan dengan hiragana jepang dan Jerman
dalam Perang Dunia I .
VI. BEDUK

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan


instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan
tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional,
baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia,
sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan akan
datangnya waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari
sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira
satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga
berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar
ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau
selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat,
bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang
cukup jauh.

Fungsi lainnya adalah sebagai pengobar semangat ketika dalam


peperangan. Suaranya yang rendah namun menggelegar ini cocok
untuk dijadikan sebagai pemompa semangat prajurit dalam
peperangan. Ketika dalam peperangan biasanya juga dipadukan
dengan suara teriakan semangat para prajurit yang menggelegar
sehingga makin membaralah hasrat mereka untuk meraih
kemenangan.

Untuk membuat alat komunikasi yang tergolong tua ini dibutuhkan


beberapa bahan. Bahan-bahan tersebut diantaranya adalah batang
pohon dan kulit hewan. Batang pohon tersebut haruslah berukuran
besar dan biasanya menggunakan pohon enau dengan panjang sekitar
satu meter atau lebih. 
Sedangkan untuk kulit hewan yang digunakan juga bermacam-macam
tergantung kebutuhan. Hewan yang diambil kulitnya untuk membuat
bedug yang dulunya adalah alat komunikasi tradisional ini diantaranya
kulit kambing, sapi, kerbau, banteng, dan lain sebagainya. Kulit
tersebut sebelumnya sudah dikeringkan agar nantinya menghasilkan
suara yang bagus dan nyaring.

Sebagai suatu alat komunikasi tradisional yang masih bertahan hingga


kini, bedug memiliki nilai dan fungsi yang kental di kalangan
masyarakat. Salah satu fungsinya yaitu berkaitan dengan keagamaan
mampu membuatnya bertahan hingga kini walau fungsi utamanya
sebagai alat komunikasi mulai memudar. Meskipun begitu, kelestarian
dari alat yang dimainkan dengan cara dipukul ini hendaknya tetap
dilestarikan sebagai warisan bagi generasi yang akan datang.

VII. BATU DAN KAYU

Sebelum ditemukannya kertas, masyarakat zaman dahulu sering


menggunakan media batu dan kayu. Biasanya kayu akan dibuat
runcing agar dapat menggores permukaan batu yang akan dipakai
untuk menulis. Salah satu bukti masyarakat zaman dahulu
menggunakan batu sebagai media komunikasi ialah "Batu Rosetta"
yang disimpan di Museum Britania Raya. 

"Batu Rosetta" merupakan hieroglif Mesir Kuno yang diyakini ditulis


pada 7 hingga 5 Sebelum Masehi(SM). Sebenarnya cukup banyak
peninggalan-peninggalan yang membuktikan bahwa media
komunikasi menggunakan batu seperti berbagai prasasti yang
ditemukan di Indonesia. Batu sendiri merupakan salah satu media
yang mudah untuk dibawa ke mana-mana untuk menyampaikan
pesan kepada seseorang yang sangat jauh dari sang pembawa pesan.

VIII. DAUN LONTAR

Daun lontar merupakan alat komunikasi tradisional yang digunakan


pada zaman kerajaan. Seiring berjalannya waktu, maka tidak menutup
kemungkinan, bahwa pengetahuan atau informasi yang ada pada
daun tersebut bisa saja hilang, seperti tulisan yang mulai memudar
atau daun lontar tersebut menjadi lapuk. Dengan demikian,
terpikirkanlah sebuah ide untuk membuat suatu sistem otomtasi yang
dapat membaca aksara yang ada pada daun lontar tersebut. Ada
beberapa tahap yang harus dilakukan agar dapat membentuk sistem
tersebut, dan salah satunya ialah membentuk database berdasarkan
aksara yang ada pada lontar tersebut. Adapun tahapan yang dilakukan
yaitu mengambil data hasil segmentasi kemudian dilakukannya Proses
Segmentasi lagi dan Noise Reduction, lalu melakukan proses
preprocessing yang meliputi binerisasi, noise filtering, cropping,
thinning. Setelah itu dilakukan ekstraksi ciri dengan menggunakan
Intensity of Character. Hasil akurasi atau uji kekompakan cluster
didapatkan dengan menggunakan Silhouette Coefficient untuk setiap
data, lalu dilakukannya rerata dari untuk mendapatkan nilai tunggal
Silhouette Coefficient. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil
bahwa penggunaan silhouette coefficient sebagai media analisis
masih kurang tepat, untuk mengetahui apakah citra aksara Bali sudah
berada pada kelompok yang tepat atau tidak, dan penggunaan ciri
mempengaruhi penggunaan rumus jarak agar terbentuknya cluster
yang dikatakan layak.

IX. GAMELAN

Tidak hanya menjadi sebuah alat musik tradisional, namun gamelan


juga bisa digolongkan sebagai alat komunikasi tradisional.

Gamelan yang merupakan bagian dari alat komunikasi tradisional ini


biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan para penari. Hal ini
dikarenakan gamelan menjadi sebuah penanda bagi para penari untuk
melakukan perubahan gerakan dalam tarian.

Irama yang dibunyikan melalui gamelan merupakan sebuah ketukan


bagi para penari. Jadi, dengan gamelan antara penari dengan pemusik
akan sinkron karena dapat menyesuaikan antara musik dengan tarian.
Gamelan pada hal ini akan menciptakan sebuah harmoni untuk
pertunjukkan seni tari.
X. TELEGRAF

Zaman semakin berubah dan alat komunikasi tentu juga semakin


berkembang setelah ditemukannya listrik sebagai sumber daya energi.
Telegraf ini juga termasuk ke dalam alat komunikasi tradisional.
Karena telegraf dipakai pada tahun 1800 – 1900-an.

Telegraf merupakan sebuah alat komunikasi untuk mengirim dan


menerima pesan dari jarak jauh. Telegraf tidak mengirimkan tulisan
seperti pada penggunaan alat komunikasi yang lain. Dalam hal ini
telegraf mengirimkan berupa kode-kode morse sederhana. Dalam
penggunaannya juga memerlukan biaya pulsa listrik melalui kabel
tunggal.

Pada awalnya telegraf hanya dapat mengirimkan pesan sejauh 32


kilometer saja. Hal ini dikarenakan lemahnya penerimaan sinyal
telegraf jika pengiriman pesan terlalu jauh. Setelah itu penemu dari
kode morse memperkuat relai yang berfungsi untuk dapat mengulangi
sinyal dan mempermudah telegraf untuk mengirim sinyal lebih jauh
lagi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sebelum adanya pos orang-orang zaman dahulu pun masi dapat mengirim
pesan dengan berbagai cara,walaupun caranya agak sedikit sulit dan
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Berbeda dengan zaman sekarang yang sudah canggih,kita dapat mengirim
pesan dengan sanggat mudah dengan smartphone kita dan sangat cepat
untuk diterima walaupun jaraknya yang jauh.

B. SARAN

 Kita patut bersyukur dengan perkembangan teknologi zaman


sekarang yang lebih memudahkan kita.
 Walaupun alat alat komunikasi zaman dulu tidak lagi
digunakan,setidaknya tetap dijaga atau di musiumkan agar tetap
menjadi pembelajar untuk generasi kedepannya.
 Kecanggihan teknologi sekarang sebaiknya fidak disalah gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

 https://hot.liputan6.com/read/4587338/15-macam-macam-alat-komunikasi-
tradisional-dan-modern-pahami-kelebihannya

 https://www.bola.com/ragam/read/4519281/macam-macam-alat-komunikasi-
tradisional-dan-modern-yang-perlu-diketahui

 https://bobo.grid.id/read/083058564/6-alat-komunikasi-zaman-dulu-yang-unik-
pernah-menggunakannya?page=all

 https://www.gramedia.com/literasi/macam-alat-komunikasi-tradisional/

 https://www.academia.edu/33895463/
Alat_komunikasi_zaman_dahulu_dan_zaman_sekarang

 https://koropak.co.id/17039/lima-alat-komunikasi-zaman-dulu-ada-daun-lontar-dan-
telegraf

 https://id.berita.yahoo.com/15-macam-macam-alat-komunikasi-071017978.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referrer
_sig=AQAAADSoYewJhdl9YS6UFnQSaGSjApk31M-
WzIIAMwiTojk0HuHCRRgfO341JCv1naxVdjD3Xp7U80SjKnJqDyzQiZGB0oO1qcS-
9EQTvLjG_iHbBQXkBveeJ5yu4tAMoq7Nicfqe41fHcysdqbGEhsQ5wLZifOQ1q6vCGuPR
8BjUaGJ#:~:text=Sama%20seperti%20kentongan%2C%20lonceng%20juga,ibadah
%2C%20hingga%20menjadi%20sinyal%20bahaya.

 https://kids.grid.id/read/472363127/macam-macam-alat-komunikasi-yang-
digunakan-zaman-dulu-dan-fungsinya?page=all

 https://sdit-tirtabuaran.sch.id/read/796/jadi-lebih-tahu-inilah-11-macam-alat-
komunikasi-tradisional

 https://repository.usd.ac.id/37991/1/165314089.pdf

 https://www.academia.edu/15605048/
MAKALAH_PRAKARYA_PERKEMBANGAN_ALAT_KOMUNIKASI_DI_INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai