Anda di halaman 1dari 4

DIRI SEJATI ITU SAKTI SEMULA JADI

Semula jadi artinya alamiah, diri sejati, sakti secara alamiah. Faktanya bukan karena katanya. Derajat
manusia jika terserap pada forece, nafsu hewannya derajatnya bisa jatuh ke bawah binatang, kalo
lagi naik bisa sampe malaikat. Akhsani taqwim manusia sempurna. Orang yang suda mengenal diri
sejati sudah menghapus yang menghalangi dirisejati. Diri2 semu, melepaskan kemelekatan2 layer2
yang membungkuts hati nurani nya. Orang yang sudah kembali fitrah berada pada himpunannya.
Kembali ke sifat2 ke ilahiah. Karena isolatornya sudah di lepas. Sehingga cahaya ilahi yang selama ini
yang sudah ada di dalam dirinya memancar.semakin seorang siwa melepas itu semua mereka
semakin murni masuk kesadaran murni. Dengan menghangcurkan ego sehingga terjadi autoregulasi.
Karena pancaran itu. Autoregulasi membenahi kehidupan memunculkan kedasyatan.
Sejatine Ingsun, Ingsun Sejati...
Ingsun tajalining Dzat kang Maha Suci, kang murba amisesa, kang kuwasa angandika Kun
Fayakun mandi sak ucap ingsun, dadi sak ciptaningsun, katurutan sak karsaningsun,
kasembadan sak sedyaningsun karana saka kodratingsun.
Ingsun Dzating manungsa sejati, saiki eling besuk ya eling.
Saningmaya araning Muhammad, Sirkumaya araningsun, Sir Dzat dadi sak sirku, yaiku
sejatining manungso, urip tan kena ing pati, langgeng tan keno owah gingsir ing kahanan jati.
Ingsun mertobat lan nelangsa marang Dzat ingsun dewe, regede badaningsun, gorohe
atiningsun, laline uripingsun, salahe penggaweningsun, ing salawas lawase dosaningsun kabeh
sampurna saka kodratingsun
Terjemahkan

Aku ini adalah terciman dari zat tuhan yang maha suci. Yang kuasa dan mengkuasai semua yang
mampu mengucap kun fa yakun. Akulah manusia sejati. Sejatinya diri terhubung dengan nur
muhammad. Jadi kita terhubung dengan nur muhammad. Nur muhammad adalah ruh ilahiyah yang
berada pada di diri manusia. Tubuh rohani ny abadi.bertobat memaafkan diri sendiri, kita berdamai
dengan diri sendiri. Jatidiri2 palsu.

Mengandung 3 verifikasi :

1. Verifikasi dirisejati
2. Verifikasi oneness
3. Berdamai dengan jatidiri semu

Banyak yang belajar ilmu kesadaran hanya di mulut saja, jadi harus mengalami sesngguhnya. Saat
berada di dirisejati cahaya tuhan muncul semua. Saat diri2 semu itu hancur. Ilmu yang benar pasti
memiliki efek pada kehidupan. Kesadaran murni itu ada layer2 nya. Jika kita tercebak pada rasa
sempurna, masuk ke vibrasi bangga ke force. Jalur ikhsan. Semakin kita bersih semakin kita murni
semakin cahaya tuhan muncul dalam hidupnya. Layar nasibnya adalah pancaran kehidupanya, kalo
sudah mengenal tuhan sudah makrifat. Kehidupanya berlimpah nyata. Pancaran kesadaran
kehidupannya orang ngaku2 itu banyak. Orang yang mencari kesaktian,laduni, malah tidak dapat
karena terjebak pada ambisinya. Kitab yang nyata adalah hati nuranimu, bagaimana bisa dapat
bimbingan dari hatinya jika hatinya kotor. Ilmu tanpa amal tidak ada manfaatnya.

Ilmu yakin,ainulyakin,haqqulyakin.

Sejatine ingsun,ingsun sejati.


Diri sejati mengenal sebenar-benarnya manusia. Manusia itu derajatnya naik turun. Jika terserap ke
nafsu hewan maka bisa jatuh turun. Jika dapat membersihkan dan mengikuti nurani lebih tinggi dari
malaikat. Nurani itu jatidirisejati, belajar dirisejati belajar melepaskan kemelakatan pada jatidiri-
jatidiri semu. Orang yang mengenal diri sejati sudah kembali fitrah. Belajar mendekat kepada tuhan
sedekat-dekatnya.

Gus Banan :
KENAPA MASIH BERAT HATI BERBAHAGIA?
Sebelum saya uraikan tulisan ini, saya garisbawahi dulu bahwa tulisan ini hanyalah realita alam
semesta yang saya pahami. Namun untuk kualitas mengamalkan tentu saya pribadi masih jauh
dari level tersebut. Hanya saja, saya pribadi sedang belajar bertumbuh, dari itu tetap saya
tuliskan sebagai pengingat, khususnya untuk diri saya pribadi.
Kebun di samping rumah saya yang dulu pernah dinetralisir energi astralnya oleh Mbah Ary
Jabriex's, sekarang sudah sedang dibangun gedung SMK Darul Abror. Kemarin, jelang
pembangunan, kebun kosong tersebut dicek kembali aura astralnya. Terjadi perkelahian kecil
antara si penetralisir dengan si makhluk astral, namun pada akhirnya makhluk astralnya yang
rela mengungsi.
Seganas apapun, makhluk astral dapat Anda tundukkan, karena memang fitrah Anda tercipta
sebagai makhluk unggulan.
Ruang angkasa, isi bumi, penyakit, hewan buas, makhluk astral, apapun isi alam semesta bisa
Anda tundukkan. Fitrah Anda adalah makhluk al-a'laun; terunggul.
َ‫وا َوَأن ُت ُم ٱَأْلعْ َل ْونَ ِإن ُكن ُتم مُّْؤ ِمنِين‬
۟ ‫وا َواَل َتحْ َز ُن‬
۟ ‫َواَل َت ِه ُن‬
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali 'Imrân :
139)
Waktu Muhammad S.A.W. bersama Abu Bakr Ash-Shiddiq dikejar-kejar musuh politiknya, kaum
konservatif adat Quraisy Mekah, keduanya bersembunyi di gua Tsur.
Abu Bakr menggigil ketakutan di dalam gua, karena nyawa terancam, tetapi tidak dengan
Muhammad S.A.W., beliau tetap berbahagia.
Muhammad S.A.W. sadar sebagai makhluk penciptaan terunggul yang tidak lagi layak merasa
sedih dan takut pada intimidasi kaum konservatif adat Quraisy. Beliau berkata pada Abu Bakr;
‫ال َتحْ َزنْ ِإنَّ هَّللا َ مَعَ َنا‬
“Jangan kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (Q.S. At-Taubah: 40)
Hasilnya, mulut gua Tsur sudah ada di hidung kaum konservatif adat, tetapi satu pun di antara
mereka tidak ada yang punya feel kalau Muhammad S.A.W. dan Abu Bakr ada di dalam gua.
Level penciptaan Anda sebenarnya makhluk terunggul, maka ini intimidasi tidak layak lagi
melukai Anda. Sudah seharusnya intimidasi sujud tersungkur kepada Anda. Syaratnya cuma
satu, jika Anda merasa makhluk terunggul, tentu bukan level Anda lagi untuk merasa sedih dan
menderita atas intimidasi, sebab level penciptaan intimidasi jauh di bawah level Anda.
Mengapa Anda mempan diintimidasi oleh para pemakar Anda? Karena Anda menyedihkan
terlalu mendalam dengan intimidasi tersebut. Sebenarnya, andai Anda berkesadaran bahagia
seperti kesadaran Muhammad S.A.W. seperti peristiwa gua Tsur, maka intimidasi juga tidak
mempan menembus diri Anda.
Fitnah, kebencian, penyakit, kemiskinan, peluru, senjata nuklir, santet, pelet, gangguan makhluk
astral, dengki, duit, dan seabrek bahaya di alam semesta sebenarnya hanya fitur ilusi untuk
testing karakter Anda, apakah Anda sadar sebagai makhluk terunggul, atau Anda akan merasa
ngenes dengan keadaan-keadaan itu?
Jika Anda meng-update rasa sedih, rasa menderita, rasa khawatir, atau rasa takut atas sajian
fitur-fitur ilusi tersebut, maka fitur-fitur tersebut akan mendamprat Anda ke posisi rendah, bahkan
bisa jadi posisi terendah (asfala sâfiliin), sebab Anda kalah bertarung yang akhirnya dikuasai
mereka.
Maka ini tetaplah jaga rasa bahagia ketika menghadapi fitur-fitur ilusi hidup. Unggulnya
penciptaan Anda itu merupakan sistem tercanggih di alam semesta, masa iya mobil Ferary kalah
sama Ayla? Secara kodrati, canggih mana penciptaan Anda dengan kemelaratan, dengan fitnah,
dengan santet, dengan nuklir, dengan makhluk astral, dengan penyakit, dengan kegagalan,
dengan iblis, dengan malaikat, dan lain sebagainya?
Secara kodrati mereka tidak mampu mengalahkan Anda, hanya saja Anda yang menggoblokkan
diri dikalahkan oleh mereka. Tanda Anda kalah adalah fitur-fitur ilusi tersebut mulai mengusik
rasa bahagia Anda, lalu Anda bersedih mendalam, dan akhirnya mengeluh, merana, merasa
menderita, bahkan sampai stres, depresi, dan ada yang putus asa.
Melarat mengalahkan Anda karena Anda sering bersedih dengan duit. Penyakit mengalahkan
Anda karena Anda sering bersedih dengan penyakit. Makhluk astral sering mengganggu Anda
karena Anda sering takut pada mereka. Santet dan energi mistik mengganggu Anda juga karena
Anda menakutinya. Fitnah, caci-maki, kebencian, dengki, sering merusak karir dan kehidupan
Anda, itu karena Anda bersedih mendalam dengan fitnah dan kawan-kawannya.
Bertahanlah dalam rasa bahagia apapun keadaan Anda karena itu level fitrah keterunggulan
Anda.
Ayyub A.S. tidak merasa sedih dengan penyakit kusta dan kebangkrutannya, dia tetap stabil
dalam rasa bahagia, hingga dia berprinsip, "Mau semua yang ada dalam tubuh saya digerogoti
penyakit semua, terserah, yang penting hati saya tetap berzikir." Artinya Ayyub tetap menyadari
bahwa fitrah penciptaan dirinya adalah zikir, maka ini penyakit dan bangkrut tidak diperkenankan
mengganggu hatinya yang zikir. Waktu dia kaya raya dan masih sehat sudah zikir, dalam
keadaan bangkrut dan berpenyakit pun dia tetap zikir. Melarat dan penyakit tidak dapat
mempengarhi rasa bahagianya sebagai makhluk penzikir.
Hasilnya, hanya dengan Ayyub menjejakkan keras-keras kakinya ke tanah sebanyak tiga kali,
semua penyakit kulit Ayyub luruh, sembuh seketika, dan semua aset kekayaannya kembali lagi.
Itu esensi penciptaan Anda. Sebenarnya Anda tidak kalah oleh penyakit dan oleh bangkrut, asal
jangan bersedih.
Sulaiman A.S. sejak lahir telah menjadi anak pingit istana. Fasilitas mewah dengan kehidupan
istana akrab dengannya. Tetapi ketika Sulaiman oleh Allah ditugasi memilih antara tahta, harta
dan ilmu, Sulaiman memilih ilmu. Artinya lingkungan mewah istana memengaruhi hatinya untuk
berbahagia tanpa syarat. Sulaiman sadar kalau kemewahan tidak berpengaruh apa-apa untuk
harkat dirinya karena level penciptaannya telah lebih canggih fiturnya ketimbang fitur
kemewahan harta.
Setelah Sulaiman memilih ilmu, maka harta, tahta, dan wanita, berkhidmad sujud padanya. Dia
dikejar-kejar kemewahan tanpa dia mengejarnya.
Kekayaan pun tidak seharusnya menguasai Anda, kekayaan layak menjadi budak Anda. Asal
jaga kesadaran Anda, bahwa kemewahan jauh terpaut level ketercanggihan penciptaannga
dengan level Anda.
Isa ibn Maryam A.S. menjadi terapis handal. Semua penyakit sujud padanya. Penyakit buta dan
buntung tangan sembuh hanya oleh usapan tangannya. Bahkan penyakit kematian bisa dia
observasi energinya, sehingga yang mati bisa dia hidupkan.
Isa disujudi penyakit, karena Isa sangat militan bertahan pada kemiskinan, sampai dia populer
sebagai nabi termiskin. Kemiskinan tidak membuatnya sedih, dia tetap bisa berbahagia tanpa
syarat.
Muhammad S.A.W. ditawari oleh gunung Uhud yang ingin menjadi emas untuk aset kekayaan
beliau, tetapi beliau memilih hidup sederhana. Beliau bahagia dengan kesederhanaan tersebut,
beliau tidak merasa bersedih atas kekurangan materi.
Hasilnya, bulan bisa beliau belah, jari beliau bisa menjadi mata air, awan teduh selalu
melindungi beliau dari panas matahari, intimidasi kaum konservatif adat Quraisy terpatahkan
oleh beliau. Dan lain sebagainya.
Merekalah yang menemukan kesejatian diri mereka. Sadar kalau diri mereka adalah penciptaan
tertinggi, tercanggih, tersempurna, bukan levelnya lagi bersedih dan berduka atas kesulitan,
bukan levelnya lagi bergembira riang atas kegemerlapan fitur dunia. Level mereka telah sadar
"bahagia" tanpa syarat, bahagia telah di dalam diri mereka.
Bersedih dengan duit. Bersedih dengan kemelut hidup. Bersedih dengan kebencian. Bersedih
dengan fitnah. Bersedih dengan fitur-fitur penderitaan, itulah yang jadikan Anda mempan oleh
berbagai masalah hidup.
Saya sering menerapi diri saya sendiri saat dicaci atau dibenci orang dengan self talk, "Lah,
saya makhluk terkeren, ngapain sedih." Atau mungkin merasa boros duit, saya melakukan self
talk, "Ngapain ngerasa susah dengan duit. Gengsi kalau saya sedih. Saya lebih keren dari duit."
Dan terus seperti itu. Apapun yang terasa mengusik ketenangan batin saya, selalu saya katakan,
"Ngapain."
Dan di level rasa sedih tersebut, pada kondisi beruntung akan merasakan eforia. Jadi ciri orang
bersedih itu gaya hidup glamor, hedon, perencana matang, hura-hura, dan lain sebagainya.
Alhasil, cukuplah dengan rasa bahagia. Cukup itu saja, rasa bahagia. Level Anda memang
hanya untuk bahagia, karena Anda level penciptaan tersempurna, tidak layak ada sesuatu yang
menyedihkan hati Anda. Syukur dan sabar, itu ujung simpulnya.
Sekarang, kenapa masih berat hati untuk bahagia? Mengapa masih memilih berduka, memilih
bersedih, memilih menderita? Jika bahagia itu adalah level untuk Anda.
Hidup sekali, mau-maunya memilih menderita karena target, kompetisi, kedengkian, kemiskinan,
obsesi, dan lain sebagainya.
Dan saya sendiri masih bertumbuh untuk belajar, menulis ini bukan untuk mengajari Anda tetapi
sebatas pengingat diri.[]

Anda mungkin juga menyukai