Anda di halaman 1dari 4

JURNAL HUKUM LINGKUNGAN VOL.

4 ISSUE 2, FEBRUARI 2018

Ulasan Buku

“Penegakan Hukum Lingkungan Melalui

Pertanggungjawaban Perdata”

Pengarang : Dr. Andri G. Wibisana, S.H., LL.M.


Kota Terbit : Depok
Penerbit : Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia
Tebal : 297 halaman

Banyak konsep dalam hukum lingkungan yang seringkali tidak dipahami


secara menyeluruh karena kurangnya literatur nasional yang membahasnya.
Sebagai bkarya tulis yang membahas hukum lingkungan secara komprehensif,
terutama dalam aspek pertanggungjawaban perdata, kehadiran buku ini menjadi
angin segar. Penulis buku ini adalah Andri G. Wibisana, seorang pengajar
hukum lingkungan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Awalnya penulis
hanya merencanakan naskah ini sebagai salah satu bab dalam buku ajar hukum
lingkungan. Namun karena dinamika yang menyertainya, akhirnya naskah awal
dikembangkan dan diputuskan untuk diterbitkan menjadi satu buku tersendiri.

Setidaknya terdapat beberapa hal menarik yang dapat kita temukan saat
membaca buku ini, yaitu: (1) pembahasan mendalam mengenai konsep dan
praktik strict liability, (2) pembuktian dalam hal terdapat ketidakpastian kausalitas,
(3) pembelaan dalam kasus perdata, (4) pemulihan dan valuasi ekonomi kerugian
lingkungan hidup, serta (5) sumber-sumber yang digunakan sebagai rujukan

Pertama, mengenai pembahasan konsep strict liability. Penulis telah menjabarkan


dengan sangat lengkap mulai dari sejarah kemunculannya, peristilahan yang
digunakan beserta konsekuensinya, pengadopsian dan penafsiran strict liability
di negara-negara common law dan civil law, termasuk strict liability di Indonesia

183
ULASAN BUKU

dari segi teori, legislasi, hingga studi kasus, yang menurut pemahaman penulis,
cenderung unik dan berbeda dengan konsep yang dianut negara lain. Sehingga
perdebatan strict liability tidak hanya berkutat di seputar penerapan Pasal 88 UU
PPLH saja. Buku ini menjadi referensi penting karena untuk pertama kalinya
pertanggungjawaban perdata strict liability di Indonesia diulas secara lengkap dari
berbagai aspek secara menyeluruh.

Kedua, mengenai kausalitas. Dalam hal terjadi kesulitan atau ketidakpastian


pembuktian kausalitas, misalnya dalam kasus kabut asap di mana sangat sulit
bahkan tidak mungkin membuktikan bahwa asap yang dihirup seseorang
berasal dari lahan milik perusahaan X, penulis telah mengelaborasikan teori-
teori kausalitas dan pertanggungjawaban yang memungkinkan untuk menjadi
solusi atas permasalahan pelik tersebut seperti teori market-share liability ataupun
proportional liability.

Ketiga, mengenai pembelaan dalam kasus perdata. Menurut penulis


setidaknya terdapat tiga dalil yang dapat digunakan, yaitu (a) bencana alam, (b)
kesalahan penggugat, dan (c) adanya kontribusi dari pihak ketiga. Namun hingga
saat ini masih terdapat perdebatan, misalnya bencana alam seperti apa yang dapat
membebaskan tergugat dari tanggung jawab? Ketiadaan standar seperti ini dan
tidak adanya literatur yang membahas tentunya menimbulkan permasalahan
tersendiri. Buku ini secara fair turut memberikan referensi yang lengkap dan
penting beserta rasionalisasi mengenai pembelaan dalam kasus lingkungan hidup.

Keempat, mengenai pemulihan dan valuasi ekonomi. Penulis dalam bukunya


dengan sederhana namun berbobot berhasil menjelaskan konsep pemulihan dan
valuasi ekonomi lingkungan hidup. Misalnya, mengapa air sungai yang jernih dan
pantai yang indah memiliki nilai? Apakah hutan hanya memiliki nilai ekonomis
berdasarkan harga jual kayu gelondongan saja? Sudut pandang yang cenderung
antroposentris ini berusaha diubah oleh penulis dengan membawa konsep-konsep
yang sebenarnya sudah ada namun seringkali luput dari perhatian. Misalnya
bahwa dana ganti rugi untuk kerugian lingkungan seharusnya tidak diperlakukan
sebagaimana ganti rugi perdata biasa, namun harus digunakan untuk pemulihan
lingkungan itu sendiri.

184
JURNAL HUKUM LINGKUNGAN VOL. 4 ISSUE 2, FEBRUARI 2018

Kelima, mengenai rujukan yang digunakan. Tercatat setidaknya 166 literatur


dalam bentuk buku, jurnal, dan artikel ilmiah, 31 peraturan di berbagai tingkat
baik nasional maupun internasional, serta 115 putusan di Indonesia, Belanda,
dan Amerika Serikat yang menjadi sumber rujukan dalam buku. Kasus-kasus
aktual yang terjadi di Indonesia seperti longsornya Gunung Mandalawi maupun
semburan lumpur panas Lapindo turut dibahas secara menyeluruh dari berbagai
sudut pandang, utamanya hukum lingkungan. Kuantitas maupun kualitas literatur
dari segi teori, legislasi, maupun studi kasus tentunya telah sangat mencukupi
untuk mendukung argumen penulis dalam buku ini.

Buku ini memang terasa kurang ramah apabila dibaca sebagai pengantar oleh
mereka yang baru saja mempelajari hukum lingkungan. Namun bagi mereka yang
telah memahami dasar-dasar hukum lingkungan dan hendak mendalami aspek
pertanggungjawaban perdata, buku ini wajib menjadi pegangan karena kedalaman
pembahasannya yang mencakup berbagai sudut pandang yang dapat berguna
bagi akademisi, praktisi, hakim, peneliti, penegak hukum, pengambil kebijakan,
bahkan mahasiswa.

Tentang Penulis

Andri G. Wibisana lulus S.H. dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia


(1998), LL.M. on Law and Economics dari Utrecht University, Belanda (2002),
dan Ph.D. dari Maastricht University, Belanda (2008). Berpengalaman
luas dalam mengajar hukum lingkungan, hukum pengelolaan sumber
daya alam, hukum perubahan iklim, hukum lingkungan internasional,
dan analisis ekonomi terhadap hukum pada program sarjana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia. Selain aktif menulis dalam berbagai jurnal
internasional dan menjadi narasumber dalam berbagai forum diskusi,
penulis saat ini juga diamanahkan mengajar pada program pascasarjana
Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

185
186

Anda mungkin juga menyukai