Anda di halaman 1dari 18

Catatan Perubahan uujn

Dr Diah Aju Wisnuwardhani SH MHum


Beberapa ketentuan dari UU NO.30/2004
yang diubah

 Penguatan persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Notaris, antara lain, adanya surat
keterangan sehat dari dokter dan psikiater serta perpanjangan jangka waktu menjalani magang
dari 12 (dua belas) bulan menjadi 24 (dua puluh empat) bulan ;
 Penambahan kewajiban, larangan merangkap jabatan, dan alasan pemberhentian sementara
Notaris;
 Pengenaan kewajiban kepada calon Notaris yang sedang melakukan Magang;
 Penyesuaian pengenaan sanksi yang diterapkan pada pasal tertentu, antara lain, berupa
pernyataan bahwa Akta bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di
bawah tangan, peringatan lisan/peringatan tertulis, atau tuntutan ganti rugi kepada Notaris;
 Pembedaan terhadap perubahan yang terjadi pada isi Akta, baik yang bersifat mutlak maupun
bersifat relatif;
 Penyesuaian pengenaan sanksi yang diterapkan pada pasal tertentu, antara lain, berupa pernyataan
bahwa Akta bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan,
peringatan lisan/peringatan tertulis, atau tuntutan ganti rugi kepada Notaris;
 Pembedaan terhadap perubahan yang terjadi pada isi Akta, baik yang bersifat mutlak maupun
bersifat relatif;
 Pembentukan Majelis Kehormatan Notaris;
 Penguatan dan penegasan Organisasi Notaris;
 Penegasan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam pembuatan Akta
autentik ; dan
 Penguatan fungsi, wewenang, dan kedudukan Majelis Kehormatan Notaris.
PASAL YG DIRUBAH

 Ada 36 Pasal, yaitu :


Pasal 1, Pasal 3, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 11, Pasal 15, Pasal 16,
Pasal 17, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 22, Pasal 32, Pasal 33,
Pasal 35, Pasal 37, Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41,
Pasal 43, Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51,
Pasal 54, Pasal 60, Pasal 63, Pasal 65, Pasal 66, Pasal 67,
Pasal 69, Pasal 73, Pasal 81, Pasal 82, Pasal 88.

PENGHAPUSAN

 Ada 3, yaitu :
1. Pasal 1 angka 4,
2. Pasal 34
3. Bab XI Pasal 84 dan Pasal 85 tentang Ketentuan Sanksi.
PENAMBAHAN

 Ada 5 Pasal, yaitu :


1. Pasal 16 A,
2. Pasal 65 A,
3. Pasal 66 A,
4. Pasal 91 A,
5. dan Pasal 91 B.
Perubahan Pengertian Notaris

 Pasal 1 angka 1 UU 30/2004 : Notaris adalah pejabat umum


yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

 Pasal 1 angka 1 UU 2/2014 : Notaris adalah pejabat umum


yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini atau berdasarkan Undang-Undang lainnya
Perubahan Pengertian Pejabat Sementara Notaris

 Pengertian Pejabat Sementara Notaris dalam UU No. 30/2004 adalah


seorang yang untuk sementara menjabat sebagai Notaris untuk menjalankan
jabatan Notaris yang meninggal dunia, diberhentikan, atau diberhentikan
sementara.

 Pengertian Pejabat Sementara Notaris dalam Pasal 1 angka 2 UU No.


2/2014 adalah seorang yang untuk sementara menjabat sebagai Notaris
untuk menjalankan jabatan dari Notaris yang meninggal dunia. Sehingga
dengan demikian terhadap Notaris yang diberhentikan atau diberhentikan
sementara tidak dapat digantikan oleh Pejabat Sementara Notaris.
Pengertian Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan Notaris

 Pasal 1 angka 6 : Majelis PengawaS Notaris yang selanjutnya disebut


Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan
dan kewajiban untuk melaksanakan “pembinaan” dan “pengawasan”
Notaris.
 Pasal 66 A (1) : Dalam melaksanakan “pembinaan”, Menteri
membentuk “ majelis kehormatan notaris “
 Pasal 67 (1) : “Pengawasan” atas Notaris dilakukan oleh Menteri.
 Pasal 67 (1) : “Dalam melaksanakan “pengawasan” sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Menteri membentuk Majelis Pengawas.
Pengertian Salinan dan Kutipan Akta

 Pengertian Salinan Akta dalam UU No. 30/2004 adalah salinan kata


demi kata dari seluruh akta dan ada bagian bawah salinan akta
tercantum frasa “diberikan sebagai salinan yang sama bunyinya”

 Pengertian Salinan Akta dalam Pasal 1 angka 9 UU. No. 2/2014 adalah
salinan kata demi kata dari seluruh Akta dan pada bagian bawah
salinan Akta tercantum frasa “diberikan sebagai SALINAN yang sama
bunyinya”

KEWENANGAN NOTARIS

 Pasal 15 ayat (2) huruf a : Notaris berwenang mengesahkan tanda


tangan dan menetapkan tanggal surat di bawah tangan dengan
mendaftar dalam buku khusus.

 Penjelasan dari Pasal 15 ayat (2) huruf a : Ketentuan ini merupakan


legalisasi terhadap akta di bawah tangan yang dibuat sendiri oleh
orang perseorangan atau oleh para pihak di atas kertas yang
bermaterai cukup dengan jalan pendaftaran dalam buku khusus yang
disediakan oleh Notaris.
 Pasal 15 ayat 3 : Yang dimaksud dengan
“kewenangan lain yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan” antara lain, kewenangan
mensertifikasi transaksi yang dilakukan secara
elektronik (cyber notary), membuat Akta Ikrar
Wakaf, dan hipotek pesawat terbang.
KEWAJIBAN

 Pasal 16 ayat (1) huruf c : Dalam menjalankan jabatannya, Notaris


wajib melekatkan surat atau dokumen serta sidik jari Penghadap pada
Minuta Akta
Pertanyaan yang muncul ,setidaknya :
- Apakah kewajiban melekatkan sidik jari berlaku terhadap semua penghadap
ataukah hanya penghadap yang tidak bisa membubuhkan tanda tangan;
- Apakah yang dimaksud dengan sidik jari, apakah cukup 1 jari tangan ataukah 2
, 3, 5, atau 10 jari tangan;
- Bagaimana cara melekatkan sidik jari dimaksud.
Sidik jari

 Ketentuan melekatkan sidik jari penghadap pada minuta akta tidak diperlukan bahkan berlebihan,
dengan alasan bertentangan dengan Pasal 1 angka 8 dan Pasal 44 ayat 1 UU No. 2/2014.
Pasal 1 Angka 8 : Minuta Akta adalah asli Akta yang mencantumkan tanda tangan para
penghadap, saksi, dan Notaris yang disimpan sebagai bagian dari Protokol Notaris.
Pasal 44 ayat (1) : Segera setelah Akta dibacakan, Akta tersebut ditandatangani oleh setiap
penghadap, saksi, dan Notaris, kecuali apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan
tanda tangan dengan menyebutkan alasannya.

Ketentuan melekatkan sidik jari penghadap pada minuta akta merupakan suatu keharusan/kewajiban,
dengan alasan ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf c sudah jelas.
Kewajiban merahasiakan Bagi Calon Notaris

Pasal 16 A
1) Calon Notaris yang sedang melakukan magang wajib
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) huruf a.
2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
calon Notaris juga wajib merahasiakansegala sesuatu
mengenai Akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang
diperoleh guna pembuatan Akta.”
Pemberian jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma

“Pasal 37
(1) Notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada
orang yang tidak mampu.
(2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai
sanksi
berupa:
a. peringatan lisan;
b. peringatan tertulis;
c. pemberhentian sementara;
d. pemberhentian dengan hormat; atau
e. pemberhentian dengan tidak hormat.”
Kewenangan MPD

Pasal 70 huruf f UU 30/2004


MPD berwenang ;
f. menunjuk Notaris yang akan bertindak sebagai
pemegang sementara Protokol Notaris yang
diangkat sebagai pejabat negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4);
Pasal-pasal yg memerlukan Pengaturan lebih lanjut

 Pasal 11 ayat 3 : Cuti Notaris


 Pasal 16 ay 6 jo 16 ay 1 huruf l
 Pasal 20 ayat 2
 Pasal 22 ay 3
 Pasal 66 ay 3
 Pasal 81
 Pasal 82 ay 5
 Pasal 91 A

Anda mungkin juga menyukai