Laporan Pendahuluan DIC
Laporan Pendahuluan DIC
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
· Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-
bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan
perdarahan. (medicastore.com).
· Disseminated Intravascular Coagulation adalah suatu sindrom yang ditandai dengan
adanya perdarahan/kelainan pembekuan darah yang disebabkan oleh karena terbentuknya
plasmin yakni suatu spesifik plasma protein yang aktif sebagai fibrinolitik yang di dapatkan
dalam sirkulasi (Healthy Cau’s)
· Secara umum Disseminated Intavascular Coagulation (DIG) didefinisikan sebagai
kelainan atau gangguan kompleks pembekuan darah akibat stirnulasi yang berlebihan pada
mekanisme prokoagulan dan anti koagulan sebagai respon terhadap jejas/injury (Yan Efrata
Sembiring, Paul Tahalele)
· Kesimpulan : Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana
bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan.
2.2 ETIOLOGI
DIC merupakan mekanisme perantara berbagai penyakit dengan gejala klinis tertentu. Berbagai
penyakit dapat mencetuskan DIC fulminan atau derajat rendah seperti di bawah ini:
Penyakit yang disertai DIC fulminan
Bidang obstetric: emboli cairan amnion, abrupsi plasenta, eklamsia, abortus
Bidang hematologi: reaksi transfusi darah, hemolisis berat, transfuse massif, leukemia
Infeksi
Septicemia, gram negative (endotoksin), gram negative (mikro polisakarida)
Virus : HIV, hepatitis, varisela, virus sitomegalo, demam dengue
Parasit : Malaria
Trauma
Penyakit hati akut : gagal hati akut ,ikterus obstruktif
Luka bakar
Penyakit ginjal menahun
Peradangan
Penyakit hati menahun
2.5 PATHWAYS
Pernafasan
hemoptisis
Calon enzim
Infeksi
Sepsis
Pada otak
ekimosis
Kesadaran
petekie
Kulit
DIC
Tertumpuk pada pembuluh darah
Fibrin
Enzim Proteolitik
Plasminogen
Plasmin
Pelepasan granulosit dari aktifitas faktor XII yang membentuk koagulan
Lipid
Fosfolipid
Protrombin
Trombin
Aktivitas tromboplastin
Eritrosit
Kerusakan Eritrosit
Kerusakan trombosit
Endotoksin
Kerusakan jaringan
Kerusakan endotel
koagulasi menurun
Fibrinogen
ADP (adenosine difosfat)
Koma
2.6 KOMPLIKASI
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Penurunan fungsi ginjal
- Gangguan susunan saraf pusat
- Gangguan hati
- Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan
- Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia
- Purpura fulminan
- Insufisiensi adrenal
- Lebih dari 50% mengalami kematian
2.7 INSIDEN
Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC:
o Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertai komplikasi,
dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah
o Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang menyebabkan
terjadinya aktivasi pembekuan
o Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun prostat.
o Orang-orang yang memiliki resiko tidak terlalu tinggi untuk menderita DIC:
§ Penderita cedera kepala yang hebat
§ Pria yang telah menjalani pembedahan prostate
§ Terkena gigitan ular berbisa
Pemeriksaan fisik
· Suhu : 38,50 C
· TD : 80/60 mmHg
· Nadi : 65 x/mnt
· RR : 22 x/mnt
Kulit dan membran mukosa = perembesan difusi darah atau plasma, ptekiae, purpura yang teraba
(pada awalnya di dada dan abdomen), hemoragi, hematoma, luka bakar karena plester, sianosis
akral
Sistem GI = mual, muntah, uji guaiak positif pada emesis/aspirasi nasogastrik dan feses, nyeri
hebat pada abdomen, peningkatan lingkar abdomen
Sistem urinaria = hematuria, oliguria
Sistem pernafasan = dispnea, takipnea, sputum mengadung darah
Sistem kardiovaskular = hipotensi meningkat, hipotensi postural, frekwensi jantung meningkat,
nadi perifer tak teraba
Sistem syaraf perifer = perubahan tingkat kesadaran, gelisah, ketidastabilan vasomotor
Sistem muskuloskeletal = nyeri otot, sendi dan punggung
Perdarahan sampai hemoragi insisi operasi, uterus postpartum, fundus mata (perubahan visual)
Prosedur invasif suntikan, iv, kateter arterial dan selang nasogastrik atau dada, dan lain-lain
ANALISA DATA
No Data pendukung Etiologi Masalah
1 DS : Pasien mengalami perdarahan pada daerah yang memar kemerahan
DO :
hipotensi postural,
frekwensi jantung meningkat,
nadi perifer tak teraba,
perembesan difusi darah atau plasma
Infeksi
Sepsis
ekimosis
perdarahan
Perdarahan
Jaringan terbuka
nyeri
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No TGL/JAM Diagnosa Keperawatan Paraf
1
Perubahan perfusi jaringan kardiopulmoner berhubungan dengan terganggunya
aliran/sirkulasi darah ditandai dengan perdarahan
2
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
3
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
NOC
Diagnosa 1 : Perubahan perfusi jaringan kardiopulmoner berhubungan dengan terganggunya
aliran/sirkulasi darah ditandai dengan perdarahanKriteria Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4 Nilai 5
Warna kulit
Suhu
Nadi
Frekwensi nafas
Aritmia
NICTgl/ Jam Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Paraf
24-11-11/ 07.30 Perubahan perfusi jaringan kardiopulmoner berhubungan dengan
terganggunya aliran/sirkulasi darah ditandai dengan perdarahan Tujuan : perfusi jaringan
dapat dipertahankan atau ditingkatkan secara adekuat
Kriteria :
· Warna kulit
· Suhu
· Nadi
· Frekwensi nafas
· Aritmia 1. Aktifitas keperawatan
• Auskultasi dada dan jantung serta bunyi nafas
• Kaji peningkatan tekanan darah
• Ukur lingkar abdomen bila dicurigai terjadi pedarahan GI
2. Pendidikan keluarga
• Ajarkan pada pasien untuk memperhatikan dan menjaga balutan lukanya
3. Tindakan kolaboratif
• Konsultasikan pada dokter jika pasien mengalami nyeri yang hebat
• Jika perlu memberikan terapi oksigen konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu
4. Aktifitas lain
• Berikan dengan hati-hati perawatan sesuai dengan kebutuhan
• Pantau pemeriksaan laboratorium, laporkan keadaan asidosis
NOC
Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan trauma jaringanKriteria Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Nilai 4
Nilai 5
Nyeri
Respon autonomik
Cemas
Insomnia
Ketakutan
NICTgl/Jam Diagnosa Tujuan dan Kriteria Perencanaan Paraf
24-11-11/ 19.00
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan kondisi, pemeriksaan diagnostik dan
rencana tindakan Tujuan : Agar pasien tidak cemas karena infeksi yang dideritanya dan
dapat beraktivitas kembali
Kriteria :
ü Gelisah
ü Cemas
ü Insomnia
ü Ketakutan
ü Kekhawatiran 1. Aktivitas Keperawatan
· Kaji dan dokumentasi tingkat kecemasan pasien
· Selidiki dengan pasien tentang tehnik yang telah dimiliki dan yang belum dimiliki untuk
mengurangi ansietas di masa lalu
· Menentukan pengambilan keputusan pada pasien
2. Pendidikan Keluarga
Ajarkan pasien atau keluarga tentang tehnik untuk mencegah ansietas
Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
3. Aktifitas kolaboratif
Konsultasikan dengan dokter tentang pemberian pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai
kebutuhan
4. Aktifitas lain
· Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan agar ansietas
dapat terkurangi
· Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini
· Sarankan terapi alternatif untuk mengurangi ansietas yang diterima oleh pasien
2
1. Mengkaji tingkat nyeri pasien
2. Memberikan analgesik sesuai saran dokter
3. Mengobservasi tanda dan gejala nyeri
4. Merngatur posisi ventilator dengan baik dan benar
3
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien
2. Meyakinkan pasien bahwa mereka memegang peranan penting dalam kesembuhannya
3. Menganjurkan pasien untuk menghilangkan rasa takut
4. menganjurkan pasien untu ktidak terlalu cemas dengan mengatakan banyak orang yang
mengalami hal semacam ini tapi mereka tetap kuat
5. Memberi dorongan moril pada pasien, bahwa hanya dekatkan diri pada tuhan semoga
masalahnya cepat teratasi
2 13.00
25-11-11 S : Pasien mengungkapkan keadaan nyeri sudah hilang
O : Skala nyeri pasien 5
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan tindakan yang ada no 2 dan 3
3 16.00
25-11-11 S : Pasien sudah tidak cemas dan dapat mengontrol emosinya sendiri
O:
· Gelisah = tidak ada
· Cemas = tidak ada
· Kekhawatiran = tidak ada
A : Masalah teratasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) atau yang lebih dikenal sebagai
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan suatu gangguan pembekuan darah
yang didapat, berupa kelainan trombohemoragic sistemik yang hampir selalu disertai dengan
penyakit primer yang mendasarinya. Karakteristik ditandai oleh adanya gangguan hemostasis
yang multipel dan kompleks berupa aktivasi pembekuan darah yang tidak terkendali dan
fibrinolisis (koagulopati konsumtif). DIC merupakan salah satu kedaruratan medik, karena
mengancam nyawa dan memerlukan penanganan segera.
Penyebab DIC dapat diklasifikasikan berdasarkan keadaan akut atau kronis . DIC pun dapat
merupakan akibat dari kelainan tunggal atau multipel. DIC paling sering disebabkan oleh
kelainan obstetrik, keganasan metastasis, trauma masif, serta sepsis bacterial.
Patofisiologi dasar DIC adalah terjadinya Aktivasi system koagulasi (consumptive
coagulopathy), Depresi prokoagulan, efek Fibrinolisis
DIC dapat terjadi hampir pada semua orang tanpa perbedaan ras, jenis kelamin, serta usia.
Gejala-gejala DIC umumnya sangat terkait dengan penyakit yang mendasarinya, ditambah gejala
tambahan akibat trombosis, emboli, disfungsi organ, dan perdarahan.
percobaan pengobatan klinik maupun penilaian hasil percobaan karena etiologi beragam dan
beratnya DIC juga bervariasi. Yang utama adalah mengetahui dan melakukan pengelolaan
penderita berdasarkan penyakit yang mendasarinya dan keberhasilan mengatasi penyakit
dasarnya akan menentukan keberhasilan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gofir Abdul. 2003. Diagnosa dan Terapi kedokteran. Salemba Medika: Jakarta
Suyono Selamet. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi ketiga.Balai Penerbit FKUI: Jakarta
Dianec Buughman. 1997. Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta
Baker WF. 1989. Clinical of disseminated intravascular coagulation syndrome. Balai Penerbit
FKUI: Jakarta
Abdil Gaard C.F. : Recognition On Treatment Of Intravascular Coagulation. J. Pediat. T4 : 1T0,
2001.
Corrigan J.J. : Disseminated Intravascular Coagulopathy. Pediatrics 64 : 3T, 2005.
Hardaway R.M. : Syndroms Of Intravascular Coagulation. C.C. Thomas Publ., Springfield,
Illinois , U.S.A. 2000.
McKay And Willlam Margaretten : Disseminated Intravascular Coagulation In Pregnancy. Arch.
Intern. Med. 120 : 129, 2004.
Andra. Ancaman Serius Koagulasi Intravaskular Diseminata. Dalam Farmacia Edisi Februari
2007 , Halaman: 17.
Anonymous. Disseminated Intravascular Coagulation. Dalam Www.Medicastore.Com, 2005. 7.
Kho L.K., Himawan. Beberapa Masalah Penyakit Darah di lndonesia. Dalam Cermin Dunia
Kedokteran No,18, 2005.