TEBAL TINGGI BJ BERAT SUDUT KOEFISIEN BEBAN BEBAN KOEFISIEN MODULUS MOMEN DEFLEKSI TOTAL BATAS
JENIS DIA.PIPA PIPA TIMBUNAN TANAH PER RODA PENYEBARAN IMPACT TANAH 20 + 150 + RODA SUDUT YOUNG (E) INERSIA VERTIKAL DEFLEKSI DEFLEKSI
NO. 2P(1+I) KET.
PIPA (mm) t H3 gt P TEKANAN We 2H TAN 45o 2H TAN 45o Wt DUKUNG I Je Jt J 5% X DIA.
(I) PVC
(cm) (cm) (kg/cm3) (kg) q tan q (kg/cm ) 2
(kg/cm2) K (cm4) (cm) (cm) (cm) (cm)
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u
1 PVC 50 0.24 50 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.085 24,000 120 250 0.800 0.084 3.4E+04 0.001 0.007 0.024 0.031 0.250 OK !
2 PVC 75 0.35 65 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.1105 24,000 150 280 0.571 0.084 3.4E+04 0.004 0.015 0.028 0.043 0.375 OK !
3 PVC 100 0.42 80 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.136 24,000 180 310 0.430 0.084 3.4E+04 0.006 0.034 0.038 0.072 0.500 OK !
5 PVC 200 0.77 90 0.0017 8,000 45 1.00 0.650 0.1530 26,400 200 330 0.400 0.084 3.4E+04 0.038 0.099 0.093 0.192 1.000 OK !
DIAGRAM GAYA AKIBAT WHEEL LOAD DIAGRAM GAYA AKIBAT BACKFILL LOAD
100
45.0°
H
45.0°
150 We
Wt
Pipa PV C
m uka tanah
45.0° 1 .6 4 W t
45.0°
Wt
H
20
Pipa PV C
DIAMETER DIMENSI
VOLUME PER METER
PIPA GALIAN DI TANAH NORMAL
D B H1 H2 H3 Ht GALIAN PASIR TIMBUNAN PEMBUANGAN
(mm) (m) (m) (m) (m) (m) (m3) (m3) (m3) (m3)
50 0.30 0.05 0.050 0.50 0.600 0.180 0.015 0.163 0.017
75 0.30 0.05 0.075 0.65 0.775 0.233 0.015 0.213 0.019
100 0.30 0.05 0.100 0.80 0.950 0.285 0.015 0.262 0.023
200 0.40 0.05 0.200 0.90 1.150 0.460 0.020 0.409 0.051
H .3
HT
H .2
B
H .1
MEMO DISAIN Hal.
Prasarana dan sarana air bersih yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Jaringan Pipa
2. Penyeberangan Pipa (siphon) dan Jembatan pipa
3. Perbaikan konstruksi jalan bekas galian pipa
1. JARINGAN PIPA
Untuk menghitung dimensi pipa distribusi digunakan rumus Hazen Williams, sebagai berikut;
H = 10,666/C1,85 . Q1,85/D4,87 . L
V = Q/A
Diamana:
Q : Debit Rencana, m3/det
H : Head loss pada jalur pipa
D : Diameter pipa
C : Koef. Friksi
A : Luas penampang pipa
L : Panjang pipa
Dalam pemilihan diameter pipa sekunder dilakukan berdasarkan pembagian areal perumahan
untuk penduduk yang berpenghasilan rendah, menengah dan tinggi sebagaimana
tabel di bawah ini:
Untuk mengetahui besaran diameter pipa sekunder, maka perlu diketahui elevasi dan
sisa tekanan pada jalur sekunder tersebut. Setelah itu dengan menggunakan tabel pada lampiran
dapat ditentukan kemampuan pipa sekunder yangn akan dipasang.
Besarnya defleksi pipa bergantung pada seberapa besarnya beban yang bekerja di atas pipa
Sedangka beban yang bekerja di atas pipa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
v Beban akibat penimbunan tanah kembali (Backfill Load) sebagai beban Statis.
v Beban akibat kendaraan (Wheel Load) sebagai beban hidup.
Perhitungan defleksi pipa ini dipakai sebagai acuan besarnya kedalaman galian pipa.
de = K . (We . R4)
EI
We = g.H
Dimana:
de = Defleksi (penurunan) , cm
We = Berat tanah, kg/cm2
H = Tebal timbunan Tanah, cm
R = Jari-Jari Pipa, cm
T = Ketebalan dinding pipa, cm
I = Momen Inersia, cm4 (I = t3/12)
K = Koef. Sudut pendukung
Tabel Nilai K
We
Untuk menghitung defleksi pipa akibat beban roda kendaran digunakan rumus:
Wt . R4
dt = 0.03
EI
Wt = 2P (1 + i)
(20 + 2H tg q) (150 + 2H tg q)
Dimana:
Wt = Tekanan Roda, kg/cm2
P = Tekanan Satu Roda, kg (8000 kg untuk truk 20 ton)
H = Tebal Timbunan Tanah, cm
q = Sudut Penyebaran tegangan (q = 45o)
i = Coefficient Impact
i : 0.50 pada H < 150 cm
i : 0.65 ~ 0.001H pada H > 150 - 200 cm
Wt
1 .6 4 W t
Wt
100
H
45 45
150
Pipa PVC
muka tanah
45
45
H
20
Pipa PVC
Defleksi total pada pipa adalah jumlah dari defleksi akibat beban tanah ditambah defleksi
akibat beban kendaran. Semakin dalam galian pipa maka defleksi akibat beban tanah akan
semakin besar, tetapi defleksi akibat beban kendaraan akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya
Sehingga perlu dicari suatu kedalamam yang optimum untuk galian pipa.
d = de + dt
Deleksi total pada pipa PVC harus lebih kecil dari 5% diameter luar pipa (OD), sedangkan untuk
untuk pipa PE harus lebih kecil dari 7% - 12,5% diameter luar pipa (OD).
2. RESERVOIR
Dalam perencanaan Struktur Reservoir, hal-hal pokok yang harus diperhatikan adalah sebagai berukut;
Ø Beban Sendiri
Beban sendiri adalah beban yang diakibatkan oleh adanya berat konstruksi itu sendiri sesuai
dengan volume dan berat jenis ( BJ ) bahan konstruksi tersebut, yaitu sebagai berikut
Ø Beban Luar
Beban luar adalah beban yang ditimbulkan oleh adanya gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi
sebagai akibat penggunaan struktur konstruksi atau sebagai akibat gaya-gaya aktif tekanan tanah
Adapun yang termasuk beban luar dalam struktur reservoir ini adalah beban yang diakibatkan
oleh tekanan tanah aktif dan beban akibat gaya tekan air. Gaya-gaya tekan yang terjadi dihitung
sebagai berikut;
Beban luar akibat tekanan aktif tanah:
qt = gt x H x Ka
Dimana:
qt : Beban akibat gaya tekan aktif tanah, kg/cm2
Mmaks : Momen maksimum yang terjadi akibat gaya tekanan tanah, kgm
q : Sudut geser dalam tanah
Ka : Koef tekanan tanah aktif, kg/m3
H : Tinggi tanah, m
qa = ga x H
Dimana:
qa : Beban akibat gaya tekan air, kg/cm2
ga : Berat jenis air, kg/cm3
H : Tinggi air, m
Diagram distribusi gaya ( akibat tekanan air dan tekanan tanah aktif ) yang terjadi diasumsikan
bekerja sebagai beban segitiga dengan resultante gaya bekerja pada 1/3 di atas dasar diagram
distribusi gaya.
Beban luar selain dihitung sebagai beban mati, diasumsikan juga bahwa konstruksi dibebani oleh
adanya beban hidup yaitu beban hidup yang bekerja pada stuktur akibat penggunaan atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
Pembebanan yang terjadi pada struktur atas reservoir adalah beban yang terjadi akibat berat sendiri
perbagian struktur, beban hidup dan beban luar berupa bahan akibat gaya tekan air.
Untuk perencanaan selanjutnya digunakan gaya tekanan yang menghasilkan momen yang paling
maksimum.
Pembebanan yang bekerja pada struktur pondasi reservoir adalah beban yang bekerja akibat
berat sendiri seluruh struktur di atasnya (termasuk berat sendiri konstruksi), beban akibat tekanan air
dan beban hidup yang bekerja pada struktur reservoir.
Konstruksi reservoir yang direncanakan digunakan untuk menampung air dan menurut peraturan
perencanaan reservoir sistem penyediaan air bersih perkotaan tentang kapasitas efektif dan
dimensi reservoir adalah sebagai berikut:
Dimana:
Qu : Beban Maksimum berfaktor (Ultimate)
QDL : Beban Mati
QLL : Beban Hidup
Untuk perhitungan momen maksimum yang timbul akibat bekerjanya dihitung menurut jenis
struktur yang ada, untuk struktur balok dan kolom dihitung menggunakan metode Cross sedangkan
untuk struktur plat atap, plat lantai, dan dinding beton dihitung menggunakan metode Amplop.
A = rxbxd
Dimana:
A = Luas tulangan ( cm2 )
r = Rasio Tulangan (tanpa satuan)
b = Lebar penampang beton (cm)
d = Jarak tulangan dengan sisi terluar penampang beton (cm)
Struktur beton yang digunakan adalah untuk kondisi Under Reinforced, keadaan dimana
tulangan mengalami keruntuhan lebih dahulu dari pada beton, sehingga keruntuhannya
tidak secara tiba-tiba, syarat ini dipenuhi apa bila rasio tulangan terpakai ( r ) lebih kecil
dari rasio tulangan maksimum ( rmaks ) dan lebih besar atau sama dengan rasio tulangan
minimum ( rmin ) atau rmin < r <rmaks
Untuk perhitungan kebutuhan peralatan mekanikal dan elektrikal dapat di jelaskan sebagai berikut:
Ø Data masukan : Pengumpulan data masukan tergantung dari pompa yang akan dihitung.
Ø Kriteria pemilihan :
Intake : Distribusi : Pembubuhan :
1. Kualitas air baku. 1. Kapasitas 1. Sistem pembubuhan
2. Sumber air 2. Kapasitas
3. Kapasitas
Ø Perancangan instalasi berdasarkan kapasitas dan jenis pompa yang digunakan.
Ø Perhitungan Head termasuk :
1. Head Statis
2. Head kerugian
3. Head yang diperlukan
4. Head pompa
Ø Perhitungan Daya :
1. Daya Fluida
2. Daya Penggerak
Proses pengumpulan data masukan yang diperlukan dalam perhitungan kebutuhan mekanikal.
Data operasi ;
q Kapasitas : lt/det
q Fluktuasi Kapasitas : lt/det
Data Operasi :
q Kapasitas operasi : lt/det
q Jenis pencampuran : Injeksi/Sirkulasi
q Dosis : mg
q Konsentrasi : %
MULAI
Data Tata Letak
Data Kehilangan tekanan perpipaan distribusi : m / km
Proses Pemilihan Pompa dapat dihat pada diagram di bawah ini: DATA
MASUKAN
JENIS
POMPA
PERANCANAGAN
INSTALASI
PERHITUNGAN
HEAD
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
TIDAK PERHITUNGAN
DAYA
ADA SPESIFIKASI
POMPA
SELESAI
Pemilihan jenis pompa untuk setiap instalasi perpompaan didasarkan atas kualitas air yang ditangani
oleh pompa tersebut.
Setelah dilakukan perancangan perpipaan, maka dilanjutkan dengan perhitungan head yang meliputi:
q Head Statis
q Kehilangan Tekanan
q Head yang diperlukan
q Head Pompa
Kehilangan Tekanan :
HL = hLP + hLT
Dimana :
HL : Kehilangan Tekanan, m
hLP : Kehilangan Tekanan komponen perpipaan pada instalasi pompa yang sedang dihitung, m
hLT : Kehilangan Tekanan pipa Transmisi/distribusi, m
Kehilangan tekanan pada pipa dan perlengkapan perpipaan dapat dihitung menggunakan persamaan
di bawah ini :
HL = f . (L/D) . (V2/2g)
Dimana ;
HL : Kehilangan Tekanan, m
f : faktor kerugian/friksi
V : Kecepatan aliran, m/det
g : Gravitasi, m/det2
L : Panjang pipa, m
D : Diameter pipa, m
Dimana:
HL : Kehilangan Tekanan, m
k : faktor kerugian/friksi
V : Kecepatan aliran, m/det
g : Gravitasi, m/det2
Head yang diperlukan tergantung dari kapasitas operasi instalasi air bersih dan dapat dihitung
menggunakan persamaan:
HTOTAL = HS + HL . (Q1/Q2)2
Dimana:
HTOTAL : Head yang diperlukan, m
HS : Head Statis, perbedan tinggi muka air, m
HL : Head kerugian sistem perpipaan pada akhir tahun rencana (Q 2)
Q1 : Kapasitas Aliran, m3/det
Q2 : Kapaitas pada akhir tahun rencana, m3/det
Head Pompa :
Head pompa yang tersedia harus lebih besar dari pada head yang diperlukan.
Dengan melihat head yang diperlukan dan kapasitas pompa, maka dapat ditentukan pompa yang
akan digunakan. Setelah itu perlu dicari kurva untuk kerja dari pompa tersebut. Kurva ini
kemudian diplot pada grafik dimana terdapat kurva head yang diperlukan.
Yang dimaksud daerah kerja pompa adalah daerah kerja dari pompa yang ada di pasaran. Pompa
yang dirancang harus masuk dalam kurva daerah kerja yang ada sehingga dapat diketahui
keberadaannya di pasaran. Jika pompa yang direncanakan tidak masuk dalam kurva daerah kerja
maka harus dilakukan penentuan ulang jenis pompa.
(a.6). Perhitungan Daya Pompa
P = ( r . g . Q . H) / (h . SF)
Dimana:
P : Daya Pompa, watt
r : Massa jenis fluida, kg/m3
Q : Kapasitas Pompa, m3/det
g : Gravitasi, m/det2
H : Head Pompa, m
h : Efisiensi pompa, %
SF : Faktor keamanan
DATA
MASUKAN
PERANCANAGAN
INSTALASI
PERHITUNGAN
HEAD
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
PERHITUNGAN
DAYA
SPESIFIKASI
POMPA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PEKON NEGERI RATU
b. Head pompa ( H)
Head Pompa dari perhitungan sebelumnya didapat head sebesar : 80 m
Kapasitas pompa rencana = 10 lt/det
Kebutuhan daya listrik pada saat start awal di gunakan yaitu 35.4 KVA
b. Head pompa ( H)
Head Pompa dari perhitungan sebelumnya didapat head sebesar : 40 m
Kapasitas pompa rencana = 2.5 lt/det
Kebutuhan daya listrik pada saat start awal di gunakan yaitu 35.4 KVA