Anda di halaman 1dari 35

PERENCANAAN TEKNIS DAK AIR MINUM PAKET.

7 SPAM PEKON NEGERI RATU


KECAMATAN BATU BRAK KABUPATEN LAMPUNG BARAT

TABEL PERHITUNGAN DEFLEKSI PIPA DAN KEDALAMAN PIPA

TEBAL TINGGI BJ BERAT SUDUT KOEFISIEN BEBAN BEBAN KOEFISIEN MODULUS MOMEN DEFLEKSI TOTAL BATAS
JENIS DIA.PIPA PIPA TIMBUNAN TANAH PER RODA PENYEBARAN IMPACT TANAH 20 + 150 + RODA SUDUT YOUNG (E) INERSIA VERTIKAL DEFLEKSI DEFLEKSI
NO. 2P(1+I) KET.
PIPA (mm) t H3 gt P TEKANAN We 2H TAN 45o 2H TAN 45o Wt DUKUNG I Je Jt J 5% X DIA.
(I) PVC
(cm) (cm) (kg/cm3) (kg) q tan q (kg/cm ) 2
(kg/cm2) K (cm4) (cm) (cm) (cm) (cm)
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u

1 PVC 50 0.24 50 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.085 24,000 120 250 0.800 0.084 3.4E+04 0.001 0.007 0.024 0.031 0.250 OK !
2 PVC 75 0.35 65 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.1105 24,000 150 280 0.571 0.084 3.4E+04 0.004 0.015 0.028 0.043 0.375 OK !
3 PVC 100 0.42 80 0.0017 8,000 45 1.00 0.500 0.136 24,000 180 310 0.430 0.084 3.4E+04 0.006 0.034 0.038 0.072 0.500 OK !
5 PVC 200 0.77 90 0.0017 8,000 45 1.00 0.650 0.1530 26,400 200 330 0.400 0.084 3.4E+04 0.038 0.099 0.093 0.192 1.000 OK !

DIAGRAM GAYA AKIBAT WHEEL LOAD DIAGRAM GAYA AKIBAT BACKFILL LOAD

100

45.0°
H

45.0°
150 We
Wt

Pipa PV C

m uka tanah 

45.0° 1 .6 4 W t
45.0°
Wt
H

20

Pipa PV C

MEMO DISAIN Hal.


PERENCANAAN TEKNIS DAK AIR MINUM PAKET.7 SPAM PEKON NEGERI RATU
KECAMATAN BATU BRAK KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN


PEMASANGAN PIPA PADA TANAH NORMAL/TANAH BERBATU/TANAH KERAS

DIAMETER DIMENSI
VOLUME PER METER
PIPA GALIAN DI TANAH NORMAL
D B H1 H2 H3 Ht GALIAN PASIR TIMBUNAN PEMBUANGAN
(mm) (m) (m) (m) (m) (m) (m3) (m3) (m3) (m3)
50 0.30 0.05 0.050 0.50 0.600 0.180 0.015 0.163 0.017
75 0.30 0.05 0.075 0.65 0.775 0.233 0.015 0.213 0.019
100 0.30 0.05 0.100 0.80 0.950 0.285 0.015 0.262 0.023
200 0.40 0.05 0.200 0.90 1.150 0.460 0.020 0.409 0.051

H .3
HT
H .2
B
H .1
MEMO DISAIN Hal.
Prasarana dan sarana air bersih yang direncanakan adalah sebagai berikut:
1. Jaringan Pipa
2. Penyeberangan Pipa (siphon) dan Jembatan pipa
3. Perbaikan konstruksi jalan bekas galian pipa

Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. JARINGAN PIPA

(a) Kriteria Perencanaan

Ø Faktor jam puncak digunakan 1,50


Ø Tekanan minimum yang disyaratkan pada jalur distribusi termasu distribusi sekunder,
dimana kondisi pengaliran mengngunakan jam puncak harus 12,5 mka. Pada lokasi
dimana terjadi kehilangan tekanan yang tidak boleh > 2,50 mka, khususnya pada pipa
sekunder, maka head yang dapat disyaratkan untuk pipa sekunder adalah sebesar 10 mka.

Untuk menghitung dimensi pipa distribusi digunakan rumus Hazen Williams, sebagai berikut;

H = 10,666/C1,85 . Q1,85/D4,87 . L
V = Q/A

Diamana:
Q : Debit Rencana, m3/det
H : Head loss pada jalur pipa
D : Diameter pipa
C : Koef. Friksi
A : Luas penampang pipa
L : Panjang pipa

(b) Pemilihan diameter pipa sekunder

Dalam pemilihan diameter pipa sekunder dilakukan berdasarkan pembagian areal perumahan
untuk penduduk yang berpenghasilan rendah, menengah dan tinggi sebagaimana
tabel di bawah ini:

Kebutuhan rata-rata per sambungan


Type Rumah
(lt/hari)
Kelas rendah 480
Kelas menengah 540
Kelas tinggi 600

Faktor jam puncak = 1,78 + 60 . N-0,50 N : Jumlah rumah

Untuk mengetahui besaran diameter pipa sekunder, maka perlu diketahui elevasi dan
sisa tekanan pada jalur sekunder tersebut. Setelah itu dengan menggunakan tabel pada lampiran
dapat ditentukan kemampuan pipa sekunder yangn akan dipasang.

(c) Perhitungan Defleksi Pipa

Besarnya defleksi pipa bergantung pada seberapa besarnya beban yang bekerja di atas pipa
Sedangka beban yang bekerja di atas pipa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
v Beban akibat penimbunan tanah kembali (Backfill Load) sebagai beban Statis.
v Beban akibat kendaraan (Wheel Load) sebagai beban hidup.
Perhitungan defleksi pipa ini dipakai sebagai acuan besarnya kedalaman galian pipa.

(c.1) Defleksi Akibat Timbunan Tanah

Untuk menghitung defleksi akibat timbunan tanah digunakan rumus;

de = K . (We . R4)
EI

We = g.H

Dimana:
de = Defleksi (penurunan) , cm
We = Berat tanah, kg/cm2
H = Tebal timbunan Tanah, cm
R = Jari-Jari Pipa, cm
T = Ketebalan dinding pipa, cm
I = Momen Inersia, cm4 (I = t3/12)
K = Koef. Sudut pendukung

Tabel Nilai K

Support angle, 2q 60o 90o 120o


Coefficient K 0,100 0,084 0,070

Tabel Modulus Elastisitas Bahan

Jenis Bahan Modulus Elastisitas (kg/cm2)


PVC 3,4 x 104
PE 8,0 x 103
Steel 2,1 x 106

We



DIAGRAM GAYA AKIBAT BACKFILL LOAD

(c.2) Defleksi akibat tekanan Roda Kendaraan

Untuk menghitung defleksi pipa akibat beban roda kendaran digunakan rumus:
Wt . R4
dt = 0.03
EI

Wt = 2P (1 + i)
(20 + 2H tg q) (150 + 2H tg q)

Dimana:
Wt = Tekanan Roda, kg/cm2
P = Tekanan Satu Roda, kg (8000 kg untuk truk 20 ton)
H = Tebal Timbunan Tanah, cm
q = Sudut Penyebaran tegangan (q = 45o)
i = Coefficient Impact
i : 0.50 pada H < 150 cm
i : 0.65 ~ 0.001H pada H > 150 - 200 cm

Wt

1 .6 4 W t
Wt

DIAGRAM GAYA AKIBAT WHEEL LOAD

100
H

45 45
150

Pipa PVC

muka tanah

45
45
H

20

Pipa PVC

(c.3) Defleksi Total

Defleksi total pada pipa adalah jumlah dari defleksi akibat beban tanah ditambah defleksi
akibat beban kendaran. Semakin dalam galian pipa maka defleksi akibat beban tanah akan
semakin besar, tetapi defleksi akibat beban kendaraan akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya
Sehingga perlu dicari suatu kedalamam yang optimum untuk galian pipa.

d = de + dt

Deleksi total pada pipa PVC harus lebih kecil dari 5% diameter luar pipa (OD), sedangkan untuk
untuk pipa PE harus lebih kecil dari 7% - 12,5% diameter luar pipa (OD).
2. RESERVOIR

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan reservoir, yaitu:


µ Volume efektif air
µ Volume air untuk pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
µ Tinggi air minimum dalam reservoir
µ Tinggi air maksimum dalam reservoir
µ Tinggi bebas diatas permukaan air (free board)
µ Perbandingan panjang, lebar dan tinggi

Sedangkan untuk perlengkapan utama yang harus dimiliki reservoir, yaitu:

(a). Perlengklapan berupa pipa, seperti:


q Pipa Masukan ( Inlet )
q Pipa keluaran ( Outlet )
q Pipa Overflow dan penguras
q Ventilasi
q Pipa Bypass

(b). Perlengkapan seperti;


q Gate Valve
q Check Valve
q Meter air
q Mistar ukur
q Manhole

Perhitungan Struktur Reservoir:

Dalam perencanaan Struktur Reservoir, hal-hal pokok yang harus diperhatikan adalah sebagai berukut;

(a). Analisa Pembebanan

Rencana Pembebanan ( design load ) yang terdiri dari:

(a.1). Beban Mati ( death Load ) :

Ø Beban Sendiri

Beban sendiri adalah beban yang diakibatkan oleh adanya berat konstruksi itu sendiri sesuai
dengan volume dan berat jenis ( BJ ) bahan konstruksi tersebut, yaitu sebagai berikut

³ Berat jenis beton bertulang ( gb) : 2400 kg/m3


³ Berat jenis air ( ga ) : 1000 kg/m3

Ø Beban Luar

Beban luar adalah beban yang ditimbulkan oleh adanya gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi
sebagai akibat penggunaan struktur konstruksi atau sebagai akibat gaya-gaya aktif tekanan tanah
Adapun yang termasuk beban luar dalam struktur reservoir ini adalah beban yang diakibatkan
oleh tekanan tanah aktif dan beban akibat gaya tekan air. Gaya-gaya tekan yang terjadi dihitung
sebagai berikut;
Beban luar akibat tekanan aktif tanah:
qt = gt x H x Ka

Ka = tg2 ( 45o - q/2 )


Mmaks = 1/15 x qt x H2

Dimana:
qt : Beban akibat gaya tekan aktif tanah, kg/cm2
Mmaks : Momen maksimum yang terjadi akibat gaya tekanan tanah, kgm
q : Sudut geser dalam tanah
Ka : Koef tekanan tanah aktif, kg/m3
H : Tinggi tanah, m

Baban luar akibat tekanan air yang mengisi konstruksi;

qa = ga x H

Dimana:
qa : Beban akibat gaya tekan air, kg/cm2
ga : Berat jenis air, kg/cm3
H : Tinggi air, m

Diagram distribusi gaya ( akibat tekanan air dan tekanan tanah aktif ) yang terjadi diasumsikan
bekerja sebagai beban segitiga dengan resultante gaya bekerja pada 1/3 di atas dasar diagram
distribusi gaya.

(a.2). Beban Hidup (life Load)

Beban luar selain dihitung sebagai beban mati, diasumsikan juga bahwa konstruksi dibebani oleh
adanya beban hidup yaitu beban hidup yang bekerja pada stuktur akibat penggunaan atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.

(b). Pembebanan Konstruksi

Pembebanan yang bekerja pada reservoir terdiri atas:

(b.1). Pembebanan Konstruksi Bagian Atas

Pembebanan yang terjadi pada struktur atas reservoir adalah beban yang terjadi akibat berat sendiri
perbagian struktur, beban hidup dan beban luar berupa bahan akibat gaya tekan air.
Untuk perencanaan selanjutnya digunakan gaya tekanan yang menghasilkan momen yang paling
maksimum.

(b.2). Pembebanan Konstruksi Bagian Bawah (pondasi)

Pembebanan yang bekerja pada struktur pondasi reservoir adalah beban yang bekerja akibat
berat sendiri seluruh struktur di atasnya (termasuk berat sendiri konstruksi), beban akibat tekanan air
dan beban hidup yang bekerja pada struktur reservoir.

(c). Perhitungan Konstruksi

Konstruksi reservoir yang direncanakan digunakan untuk menampung air dan menurut peraturan
perencanaan reservoir sistem penyediaan air bersih perkotaan tentang kapasitas efektif dan
dimensi reservoir adalah sebagai berikut:

² Tinggi muka air minimum : 30 cm


² Tinggi bebas / free board minimum : 30 - 50 cm
² Tinggi air maksimum : 200 - 300 cm

Perhitungan kekuatan struktur reservoir menggunakan Peraturan Perhitungan Beton Bertulang


berdasarkan SK SNI T - 15 - 19991 - 03, Peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung (1993).
(c.1). Perhitungan kekuatan struktur atas

Perhitungan Beban ultimate dihitung berdasarkan rumus:

Qu = 1,2 QDL + 1,6 QLL

Dimana:
Qu : Beban Maksimum berfaktor (Ultimate)
QDL : Beban Mati
QLL : Beban Hidup

(c.2). Perhitungan Momen Maksimum

Untuk perhitungan momen maksimum yang timbul akibat bekerjanya dihitung menurut jenis
struktur yang ada, untuk struktur balok dan kolom dihitung menggunakan metode Cross sedangkan
untuk struktur plat atap, plat lantai, dan dinding beton dihitung menggunakan metode Amplop.

(c.3). Perhitungan Tulangan

Penulangan Pondasi Beton Bertulang dihitung berdasarkan SK-SNI T-15 -1991- 03


Tulangan yang akan digunakan dihitung menggunakan rumus:

A = rxbxd

Dimana:
A = Luas tulangan ( cm2 )
r = Rasio Tulangan (tanpa satuan)
b = Lebar penampang beton (cm)
d = Jarak tulangan dengan sisi terluar penampang beton (cm)

Ketentuan untuk perhitungan beton bertulang yang direncanakan:


q Mutu beton yang digunakan fc' : 20 Mpa
q Mutu Baja yang digunakan fy : 240 Mpa

Struktur beton yang digunakan adalah untuk kondisi Under Reinforced, keadaan dimana
tulangan mengalami keruntuhan lebih dahulu dari pada beton, sehingga keruntuhannya
tidak secara tiba-tiba, syarat ini dipenuhi apa bila rasio tulangan terpakai ( r ) lebih kecil
dari rasio tulangan maksimum ( rmaks ) dan lebih besar atau sama dengan rasio tulangan
minimum ( rmin ) atau rmin < r <rmaks

(c.4). Perhitungan Kekuatan Struktur Bawah (Pondasi)

Untuk perhitungan konstruksi pondasi menggunakan rumus Terzaghi, yaitu;

q Untuk Pondasi Bujur Sangkar


q = ( c x Nc ) + ( gt x Df x Nq ) + ( gt x B/2 x Ng )

q Untuk Pondasi Persegi Panjang


q = c x Nc x (1+0.3B/L) + g.t x Df x Nq + 0,5 x g.t x B x Ng x (1-0.2B/L)
dimana :
q = Daya dukung tanah terhadap pembebanan yang terjadi (kg/m2)
c = Kohesi tanah (kg/cm2)
gt = Berat jenis tanah (kg/m3)
Df = Kedalaman timbunan dari dasar Pondasi (m)
B = Lebar pondasi (m)
L = Panjang Pondasi, m
Nc, Nq, Ng adalah faktor-faktor pembesar yang nilainya tergantung dari besarnya
sudut geser dalam tanah ( q )

3. PERALATAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Untuk perhitungan kebutuhan peralatan mekanikal dan elektrikal dapat di jelaskan sebagai berikut:

(a). Pompa dan peralatannya

Kriteria perencanaan perpipaan

v Kecepatan aliran air dalam pipa suction ≤ 1 m/det


v Kecepatan aliran air dalam pipa discharge ≤ 2 m/det
v Kecepatan aliran air dalam pipa Header ≤ 3 m/det
v Kecepatan aliran air dalam pipa transmisi ≤ 3 m/det
v Memiliki sarana pengaman untuk menghindari kerusakan pompa
v Memiliki alat pengatur kapasitas aliran air
v Memiliki sarana untuk perawatan dan perbaikan.

Kriteria pemilihan pompa


v Jumlah pompa sesuai dengan kapasitas instalasi dan memperhatikan faktor kontinuitas oprasi.
v Jenis sudut pompa sesuai dengan kualitas air.
v Type pompa sesuai dengan penggunaaannya
v Diameter pipa Suction dan discharge sesuai dengan pompa yang ada.
v Mampu beroperasi pada kapasitas dan head yang ada untuk jangka waktu yang direncanakan.
v Tersedia di pasaran (diproduksi).
v Mudah pengoperasian dan perawatannya.

Prosedur Perhitungan secara umum:

Ø Data masukan : Pengumpulan data masukan tergantung dari pompa yang akan dihitung.
Ø Kriteria pemilihan :
Intake : Distribusi : Pembubuhan :
1. Kualitas air baku. 1. Kapasitas 1. Sistem pembubuhan
2. Sumber air 2. Kapasitas
3. Kapasitas
Ø Perancangan instalasi berdasarkan kapasitas dan jenis pompa yang digunakan.
Ø Perhitungan Head termasuk :
1. Head Statis
2. Head kerugian
3. Head yang diperlukan
4. Head pompa
Ø Perhitungan Daya :
1. Daya Fluida
2. Daya Penggerak

(a.1). Data Masukan

Proses pengumpulan data masukan yang diperlukan dalam perhitungan kebutuhan mekanikal.

Instalasi Perpompaan air baku :

Data operasi ;
q Kapasitas : lt/det
q Fluktuasi Kapasitas : lt/det

Data Air Baku


q Jenis sumber air baku : Air permukaan/air tanah dalam
q Kualitas air baku (secara kualitatif) :
q Elevasi muka air minimum : m
q Elevasi muka air maksimum : m

Data Tata Letak


q Elevasi instalasi air baku : m
q Elevasi IPA : m
q Tata letak instalasi air bersih :
q Kehilangan tekanan pipa transmisi : m / km

Instalasi Perpompaan Pembubuh Kimia :

Data Operasi :
q Kapasitas operasi : lt/det
q Jenis pencampuran : Injeksi/Sirkulasi
q Dosis : mg
q Konsentrasi : %

Data Tata Letak

Instalasi Perpompaan Distribusi :


Data operasi
q Kapasitas : lt/det
q Fluktuasi Kapasitas : lt/det

MULAI
Data Tata Letak
Data Kehilangan tekanan perpipaan distribusi : m / km

Proses Pemilihan Pompa dapat dihat pada diagram di bawah ini: DATA
MASUKAN

JENIS
POMPA

PERANCANAGAN
INSTALASI

PERHITUNGAN
HEAD

PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA

TIDAK PERHITUNGAN
DAYA

ADA SPESIFIKASI
POMPA

SELESAI

DIAGRAM ALIR PERHITUNGAN POMPA

(a.2). Pemilihan jenis/type pompa :

Pemilihan jenis pompa untuk setiap instalasi perpompaan didasarkan atas kualitas air yang ditangani
oleh pompa tersebut.

(a.3). Perancangan Instalasi:

Pada tahap ini dilakukan perancangan perpipaanyang meliputi :


q Penentuan jumlah pompa
q Penentuan diameter pipa
q Penentuan komponen perpipaan

(a.4). Perhitungan Head :

Setelah dilakukan perancangan perpipaan, maka dilanjutkan dengan perhitungan head yang meliputi:

q Head Statis
q Kehilangan Tekanan
q Head yang diperlukan
q Head Pompa

Kehilangan Tekanan :

HL = hLP + hLT

Dimana :
HL : Kehilangan Tekanan, m
hLP : Kehilangan Tekanan komponen perpipaan pada instalasi pompa yang sedang dihitung, m
hLT : Kehilangan Tekanan pipa Transmisi/distribusi, m
Kehilangan tekanan pada pipa dan perlengkapan perpipaan dapat dihitung menggunakan persamaan
di bawah ini :

Kehilangan Tekanan pada pipa :

HL = f . (L/D) . (V2/2g)

Dimana ;
HL : Kehilangan Tekanan, m
f : faktor kerugian/friksi
V : Kecepatan aliran, m/det
g : Gravitasi, m/det2
L : Panjang pipa, m
D : Diameter pipa, m

Kehilangan tekanan pada perlengkapan pipa :


HL = k . (V2/2g)

Dimana:
HL : Kehilangan Tekanan, m
k : faktor kerugian/friksi
V : Kecepatan aliran, m/det
g : Gravitasi, m/det2

Head yang diperlukan :

Head yang diperlukan tergantung dari kapasitas operasi instalasi air bersih dan dapat dihitung
menggunakan persamaan:

HTOTAL = HS + HL . (Q1/Q2)2

Dimana:
HTOTAL : Head yang diperlukan, m
HS : Head Statis, perbedan tinggi muka air, m
HL : Head kerugian sistem perpipaan pada akhir tahun rencana (Q 2)
Q1 : Kapasitas Aliran, m3/det
Q2 : Kapaitas pada akhir tahun rencana, m3/det

Head Pompa :

Head pompa yang tersedia harus lebih besar dari pada head yang diperlukan.
Dengan melihat head yang diperlukan dan kapasitas pompa, maka dapat ditentukan pompa yang
akan digunakan. Setelah itu perlu dicari kurva untuk kerja dari pompa tersebut. Kurva ini
kemudian diplot pada grafik dimana terdapat kurva head yang diperlukan.

(a.5). Pengecekan Daerah Kerja Pompa

Yang dimaksud daerah kerja pompa adalah daerah kerja dari pompa yang ada di pasaran. Pompa
yang dirancang harus masuk dalam kurva daerah kerja yang ada sehingga dapat diketahui
keberadaannya di pasaran. Jika pompa yang direncanakan tidak masuk dalam kurva daerah kerja
maka harus dilakukan penentuan ulang jenis pompa.
(a.6). Perhitungan Daya Pompa

Daya pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

P = ( r . g . Q . H) / (h . SF)

Dimana:
P : Daya Pompa, watt
r : Massa jenis fluida, kg/m3
Q : Kapasitas Pompa, m3/det
g : Gravitasi, m/det2
H : Head Pompa, m
h : Efisiensi pompa, %
SF : Faktor keamanan
DATA
MASUKAN

PERANCANAGAN
INSTALASI

PERHITUNGAN
HEAD

PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA
PENGECEKAN
DAERAH KERJA
POMPA

PERHITUNGAN
DAYA

SPESIFIKASI
POMPA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PEKON NEGERI RATU

Kondisi daerah pelayanan :


Sambungan Rumah (SR) = 97 Unit ð Ratio pelayanan SR 5 Jiwa/samb.
- Jumlah Jiwa terlayani = 485 Jiwa
Non Domestik (ND)/Toko = 0 Unit
Sarana Ibadah = 2 unit
Sekolah = 1 unit
ð Asumsi total jiwa terlayani 500 jiwa
Jumlah Sambungan = 100 Unit
Kriteria Perencanaan
Kebutuhan Air per sambungan
R Sambungan Rumah (SR) lt/org/hari 120
R Non Domestik (ND) - Pertokoan lt/unit/hari 1000
- Sarana Ibadah lt/unit/hari 2000
- Sekolah lt/org/hari 10
Kapasitas Sambungan
R Sambungan Rumah (SR) 0.674 lt/det
R Non Domestik (ND) - lt/det
0.046 lt/det
0.058 lt/det
maka :
R Kap. Rata-rata Kebutuhan Air 0.778 lt/det
R Faktor Jam puncak 1.50
- Jum. Air terdistribusi 1.167 lt/det
- Total Air terdistribusi 1.167 lt/det
R Faktor Hari maximum 1.15
Kap. Air yang diproduksi 1.342 lt/det
Tingkat kebocoran 15 %
Total Kapasitas air yang diproduksi 1.54 lt/det
Berdasarkan perhitungan total kebutuhan air adalah sebesar = 1.54 lt/det

PENENTUAN KAPASITAS DAYA TAMPUNG BAK PENGUMPUL/COLLECTOR CHAMBER


Total air terdistribusi 5.00 lt/det = 432 m3/hari
Kriteria Disain
R Daya tampung Bak Pengumpul/Collector chamber minimal sebesar 20 % dari total air terdistribusi
diasumsikan daya tampung Colletor chamber sebesar 25 % dari total air terdistribusi
maka :
Total Daya Tampung Collector Chamber = 108 m3
Free Board 15 % dari kapasitas air pada Collector = 16.2 m3
Kapasitas Collector rencana : 130 m3

PENENTUAN DIAMETER PIPA TRANSMISI


Total Debit rencana 5 lt/det ð 0.005 m3/det
Head statis 135 m ð Perbedaan Elevasi antara titik Intake dengan ujung pelayanan
panjang pipa utama 2,160 m ð Asumsi
Kecepatan aliran diambil 1 m/det
Luas penampang A 0.005 m2
diameter pipa transmisi 0.080 m
diambil diameter pipa 0.1 m 100 mm
luas penampang 0.00785 m2
maka kecepatan aliran 0.637 m/det
Perhitungan pompa Submersible Deep Well Q = 10 lt/det; H = 80 m

a. Debit Aliran rencana = 10 lt/det = 0.01 m3/det

b. Head pompa ( H)
Head Pompa dari perhitungan sebelumnya didapat head sebesar : 80 m
Kapasitas pompa rencana = 10 lt/det

c Daya pompa (P)

Daya air ( Pw) = g . Q . H


dimana :
Pw = Daya air (kW)
g = Berat air persatuan volume (kgf/l) = 9.78 K N / m3
Q = Kapasitas ( m / s) =
3
0.01 m /det
3

H = Head total pompa = 80 m


maka :
Daya air
= ( Pw7.82
) kW = 7.82 Kw
Daya pompa (P)
P = Pw / h p
dimana :
Pw = Daya air (K N / m3 )
Efisiensi pompa (h) = 57%
maka
P = 13.75 kW
daya pompa yang dibutuhkan adal 14.0 kW

d Perhitungan Daya Listrik pada pompa kap. 10 lt/det :

Ptrafo = Pkebutuhan /p. F. cos q

Pkebutuhan = Kebutuhan daya listrik = 14.000 kw


Cos q = Power faktor = 0.9
pF = 0.9

Jadi P trafo yang dibutuhkan = 11.34 kW atau sebesar = 14.2 KVA

Kebutuhan daya listrik pada saat start awal di gunakan yaitu 35.4 KVA

Total Kebutuhan daya Listrik

Pompa Centrifugal Q 10 lt; H = 40 m 1 Unit 35.4


Penerangan dan lain-lain 5
40.4
Perhitungan pompa Centrifugal Q = 20 lt/det; H = 40 m

a. Debit Aliran rencana = 2.5 lt/det = 0.0025 m3/det

b. Head pompa ( H)
Head Pompa dari perhitungan sebelumnya didapat head sebesar : 40 m
Kapasitas pompa rencana = 2.5 lt/det

c Daya pompa (P)

Daya air ( Pw) = g . Q . H


dimana :
Pw = Daya air (kW)
g = Berat air persatuan volume (kgf/l) = 9.78 K N / m3
Q = Kapasitas ( m / s) =
3
0.0025 m /det
3

H = Head total pompa = 40 m


maka :
Daya air
= ( Pw0.98
) kW = 0.98 Kw
Daya pompa (P)
P = Pw / h p
dimana :
Pw = Daya air (K N / m3 )
Efisiensi pompa (h) = 57%
maka
P = 1.72 kW
daya pompa yang dibutuhkan adal 14.0 kW

d Perhitungan Daya Listrik pada pompa kap. 20 lt/det :

Ptrafo = Pkebutuhan /p. F. cos q

Pkebutuhan = Kebutuhan daya listrik = 14.000 kw


Cos q = Power faktor = 0.9
pF = 0.9

Jadi P trafo yang dibutuhkan = 11.34 kW atau sebesar = 14.2 KVA

Kebutuhan daya listrik pada saat start awal di gunakan yaitu 35.4 KVA

Total Kebutuhan daya Listrik pada lokasi Reservoar

Pompa Centrifugal Q 10 lt; H = 40 m 1 Unit 35.4 (1 Unit Cadangan)


Penerangan dan lain-lain 5
40
Network Table - Nodes
Elevation Head Pressure
Node ID m m m
Junc 2 84 124.68 40.68
Junc 8 85 123.57 38.57
Junc 9 93 122.31 29.31
Junc 10 87 122.15 35.15
Junc 11 92 122.09 30.09
Junc 12 82.5 123.57 41.07
Junc 13 82 123.57 41.57
Junc 14 86 122.06 36.06
Junc 3 86 124.55 38.55
Junc 4 86 124.35 38.35
Junc 5 79 123.92 44.92
Junc 6 78 123.88 45.88
Junc 18 77 123.57 46.57
Junc 19 76 123.57 47.57
Junc 20 71 123.77 52.77
Junc 21 70 123.76 53.76
Junc 22 70 123.65 53.65
Junc 23 71 123.62 52.62
Junc 24 62 123.76 61.76
Junc 25 83 124.47 41.47
Junc 26 79 124.27 45.27
Junc 27a 78 124.25 46.25
Junc 28 77 124.63 47.63
Junc 29 74 124.29 50.29
Junc 30 61 123.77 62.77
Junc 31 59 122.51 63.51
Junc 33 56 122.36 66.36
Junc 35 76 123.56 47.56
Junc 36 75 123.56 48.56
Junc 37 56 122.34 66.34
Junc 38 54 122.33 68.33
Junc 39 53 122.33 69.33
Junc 40 50 122.33 72.33
Junc 41 44 122.33 78.33
Junc 42 38 118.85 80.85
Junc 43 63 123.37 60.37
Junc 44 55 123.56 68.56
Junc 45 55 123.56 68.56
Junc 46 42 123.48 81.48
Junc 47 40 123.45 83.45
Junc 48 37 117.26 80.26
Junc 49 39 118.42 79.42
Junc 50 35 117.82 82.82
Junc 51 25 118.22 93.22
Junc 52 35 114.88 79.88
Junc 53 34 114.78 80.78
Junc 54 29 113.6 84.6
Junc 55 28 113.55 85.55
Junc 56 30 113.42 83.42
Junc 57 30 114.42 84.42
Junc 58 33 114.41 81.41
Junc 59 32 114.36 82.36
Junc 60 35 115.33 80.33
Junc 61 30 115.44 85.44
Junc 62 30 115.31 85.31
Junc 64 29 114.86 85.86
Junc 65 28 114.85 86.85
Junc 66 29 113.43 84.43
Junc 68 29 113.43 84.43
Junc 69 30 113.44 83.44
Junc 70 28 114.23 86.23
Junc 71 26 112.74 86.74
Junc 72 26 112.73 86.73
Junc 73 26 112.73 86.73
Junc 74 25 112.74 87.74
Junc 75 24 112.75 88.75
Junc 77 24 112.84 88.84
Junc 80 25 113.31 88.31
Junc 81 25 113.28 88.28
Junc 82 23 113.14 90.14
Junc 83 23 113.14 90.14
Junc 85 23 113.14 90.14
Junc 87 20 112.25 92.25
Junc 88 29 113.73 84.73
Junc 89 29 113.7 84.7
Junc 90 28 113.68 85.68
Junc 91 27 113.59 86.59
Junc 94 22 112.88 90.88
Junc 95 22 112.79 90.79
Junc 96 22 112.53 90.53
Junc 97 20 112.25 92.25
Junc 98 20 114.3 94.3
Junc 27b 78 124.25 46.25
Junc 7 60 122.84 62.84
Junc 15 52 122.34 70.34
Junc 16 56 122.34 66.34
Junc 55b 28 113.62 85.62
Junc 17 0 113.45 113.45
Junc 27 28 113.45 85.45
Junc 32 0 113.44 113.44
Junc 34 27 110.73 83.73
Junc 63 24 108.32 84.32
Junc 67 25 108.24 83.24
Junc 99 25 108.09 83.09
Junc 100 25 108.04 83.04
Junc 101 25 107.97 82.97
Junc 102 24 107.96 83.96
Junc 103 0 107.95 107.95
Junc 104 23 107.95 84.95
Junc 105 23 107.97 84.97
Junc 106 22 107.94 85.94
Junc 107 22 107.94 85.94
Junc 108 22 112.47 90.47
Junc 109 21 112.36 91.36
Junc 110 21 112.33 91.33
Junc 111 21 112.32 91.32
Junc 112 20 112.26 92.26
Junc 113 20 112.26 92.26
Resvr 1 125 125 0

Network Table - Links


Length Diameter Unit Headloss
Link ID m mm m/km
Pipe 6 77 200 0.73
Pipe 8 10 100 13.23
Pipe 13 96 50 13.11
Pipe 18 20 75 0.01
Pipe 19 11 75 0.01
Pipe 41 15 100 1.88
Pipe 67 12 75 0.84
Pipe 78 10 75 2.63
Pipe 111 10 75 0.29
Pipe 115 10 50 8.43
Pipe 124 9 75 0.03
Pipe 1 138 200 2.3
Pipe 2 50 50 4.27
Pipe 3 80 50 2.5
Pipe 4 57 50 0.33
Pipe 5 72 50 0.33
Pipe 7 11 75 17.83
Pipe 9 223 75 3.52
Pipe 10 80 50 2.01
Pipe 11 60 50 3.63
Pipe 12 107 50 0.33
Pipe 14 183 50 1.9
Pipe 15 182 50 1.71
Pipe 16 76 75 5.77
Pipe 17 11 75 3.28
Pipe 20 73 75 1.52
Pipe 21 11 75 0.52
Pipe 22 183 50 1.1
Pipe 23 111 50 0.45
Pipe 24 74 75 0
Pipe 25 10 75 0.05
Pipe 26 36 75 0.07
Pipe 27 190 50 0.28
Pipe 28 11 75 0.06
Pipe 30 262 50 0
Pipe 31 262 75 0
Pipe 32 163 50 0.7
Pipe 33 12 50 2.66
Pipe 34 60 50 1.91
Pipe 35 111 75 0
Pipe 36 10 75 0.23
Pipe 37 287 100 2.73
Pipe 38 105 100 1.92
Pipe 39 56 100 1.54
Pipe 40 256 50 0.33
Pipe 42 415 50 2.77
Pipe 43 18 100 18.7
Pipe 44 743 75 6.76
Pipe 45 100 50 14.55
Pipe 47 165 50 3.03
Pipe 48 100 50 3.21
Pipe 49 131 100 13.56
Pipe 50 10 100 14.91
Pipe 51 48 75 0.51
Pipe 52 10 75 0.22
Pipe 53 62 75 0.06
Pipe 54 10 75 0.01
Pipe 55 23 75 0.03
Pipe 56 54 75 0.09
Pipe 57 131 75 0.02
Pipe 58 350 50 0.04
Pipe 59 251 50 0.02
Pipe 60 230 50 0.02
Pipe 61 284 100 12.37
Pipe 62 316 50 2.01
Pipe 63 145 100 11.01
Pipe 64 283 75 8.48
Pipe 65 168 75 3.59
Pipe 66 460 75 5.18
Pipe 68 328 50 0.33
Pipe 69 500 50 2.01
Pipe 70 35 75 3.79
Pipe 29 151 75 15.7
Pipe 46 10 75 10.62
Pipe 71 55 75 6.79
Pipe 72 10 75 4.78
Pipe 73 286 50 2.19
Pipe 74 258 75 2.43
Pipe 75 232 50 0.76
Pipe 76 135 50 2.62
Pipe 77 140 50 3.29
Pipe 79 25 50 7.82
Pipe 80 65 50 9.38
Pipe 81 47 50 0.33
Pipe 82 10 50 6.74
Pipe 83 65 50 1.63
Pipe 84 11 50 0.6
Pipe 85 115 50 0.92
Pipe 86 110 50 0
Pipe 87 11 50 0.19
Pipe 88 110 50 0.04
Pipe 89 252 50 1.05
Pipe 90 47 50 0.18
Pipe 91 205 50 0.06
Pipe 92 10 50 0.01
Pipe 93 38 50 0.33
Pipe 94 10 75 3.45
Pipe 95 9 75 1.89
Pipe 96 10 75 9.1
Pipe 97 305 75 3.86
Pipe 98 103 50 27.78
Pipe 99 420 50 5.72
Pipe 100 250 50 9.94
Pipe 101 45 50 3.4
Pipe 102 162 50 0.95
Pipe 103 10 50 4.91
Pipe 104 177 50 0.37
Pipe 105 45 50 1.46
Pipe 106 10 50 1.55
Pipe 107 185 50 0.07
Pipe 108 45 50 0.27
Pipe 109 14 50 0.04
Pipe 110 96 50 3.67
Pipe 112 70 50 0.38
Pipe 114 72 50 0.06
Pipe 116 37 50 0.79
Pipe 117 60 50 0.03
Pipe 118 36 50 0.05
Pipe 119 422 75 1.06
Pipe 120 395 75 3.9
Pipe 121 155 75 0.92
Pipe 122 107 75 0
Pipe 123 110 50 4.02
Pipe 126 70 50 1.28
Pipe 127 10 50 1.05
Pipe 128 435 50 0.21
Pipe 129 427 50 1.33
Pipe 130 52 50 0.22
Pipe 131 10 50 0.01
Pipe 132 65 50 0.14
Pipe 133 306 50 0.04
Pipe 134 368 50 0.02
Pipe 135 106 50 2.46
Pipe 136 67 50 3.89
Pipe 137 331 50 0.78
Pipe 138 56 50 4.62
Pipe 139 10 50 5.93
Pipe 140 468 50 0.25
Pipe 141 50 50 2.36
Pipe 142 175 50 0.01
Pipe 143 10 50 2.86
Pipe 144 375 50 2.17
Pipe 145 60 50 1.14
Pipe 146 10 50 0.57
Pipe 147 135 50 0.01
Pipe 148 121 50 0.01
Pipe 149 150 50 0.06
Pipe 150 51 50 1.22
Pipe 151 110 50 0.15
Pipe 152 200 50 3.02
Pipe 113 259 75 1.77

Anda mungkin juga menyukai