Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH IMPLIKASI AI UNTUK PENGAJARAN DAN

PEMBELAJARAN

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah AI for Education

Dosen Pengampu:
Winda Setya, M.Sc.
Fadli Emsa Zamani, ST., M.Kom.

Disusun oleh: Kelompok 3


Supartini (1212020254)
Syalwa Desyta (1212020257)
Udi Mufrodi (1212020264)
Ulfarizkina (1212020266)
Zahra Agist Fachriza (1212020276)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena yang atas
rahmat, karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Implikasi AI Untuk Pengajaran dan Pembelajaran” dengan sebaik
mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpah kepada Nabi
Muhammad Saw. beserta keluarga, dan para sahabatnya. Tidak lupa, kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Winda Setya, M.Sc. dan Bapak Fadli Emsa
Zamani, ST., M.Kom. selaku dosen pengampu pada mata kuliah AI for Education.
Makalah ini tersusun atas beberapa pembahasan yang beragam. Dalam
penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkaitan dengan materi pembahasan maupun teknik
pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku penyusun
makalah.
Semoga pembahasan dalam makalah ini, dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan para pembaca, bermanfaat untuk mendukung pembelajaran baik di
sekolah maupun di rumah. Selain itu kami harap kritik yang membangun dari
para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Bandung, 25 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Dasar Interaksi Manusia-Komputer dan Pembelajaran STEM ................... 3

B. Belajar Sebagai Proses Sosiokultural .......................................................... 5

C. Mendongeng dan Mempersiapkan AI ......................................................... 7

D. Pembelajaran yang Dipersonalisasi............................................................. 8

E. Instruksi yang Berbeda .............................................................................. 10

F. Latar Belakang AI dalam Pendidikan ........................................................ 13

G. Teknik dan Terminologi AI ...................................................................... 15

H. Bagaimana AI Bekerja dalam Pendidikan ................................................ 17

I. Penerapan AI dalam Pendidikan................................................................. 19

J. Konsekuensi Sosial AI dalam Pendidikan .................................................. 20

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22

A. Kesimpulan ............................................................................................... 22

B. Kritik dan Saran ........................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia berkembang begitu pesatnya. Segala sesuatu yang semula
tidak bisa dikerjakan, mendadak dikejutkan oleh orang lain yang bisa
mengerjakan hal tersebut. Agar kita tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan
oleh era yang berubah cepat, maka kita sadar bahwa pendidikan itu sangat
penting. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan
merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa
pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa
yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan
masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan
kunci keberhasilan suatu bangsa.
Pengemasan pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran sekarang
ini belum optimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dengan
kekacauan-kekacauan yang muncul di masyarakat bangsa ini, diduga
bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang
sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap kekacauan ini
(Degeng dalam Budiningsih, 2005:4).

B. Rumusan Masalah
Dengan luasnya cakupan pembahasan mengenai implikasi AI untuk
pengajaran dan pembelajaran, maka masalah yang diangkat dalam penulisan
makalah ini dibatasi pada:
1. Bagaimana dasar interaksi manusia-komputer dan pembelajaran
STEM ?
2. Apa tujuan dari belajar sebagai proses sosiokultural ?
3. Apa yang harus disiapkan dalam mendongeng dan mempersiapkan
AI?
4. Apa yang dimaksud pembelajaran yang dipersonalisasi ?
5. Apa yang dimaksud instruksi yang berbeda ?

1
6. Apa yang melatarbelakangi AI dalam pendidikan ?
7. Bagaimana teknik dan terminologi AI ?
8. Bagaimana AI bekerja dalam pendidikan ?
9. Bagaimana penerapan AI dalam pendidikan ?
10. Apa konsekuensi sosial AI dalam pendidikan ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis
sajikan diatas, selain untuk memahami, dan menambah khazanah keilmuan,
penulisan makalah ini juga diantaranya bertujuan untuk:
1. Mengetahui dasar interaksi manusia-komputer dan pembelajaran
STEM.
2. Mengetahui tujuan dari belajar sebagai proses sosiokultural.
3. Mengetahui apa saja yang harus disiapkan dalam mendongeng dan
mempersiapkan AI.
4. Mengetahui maksud pembelajaran yang dipersonalisasi.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan instruksi yang berbeda.
6. Mengetahui apa yang melatarbelakangi AI dalam pendidikan.
7. Mengetahui teknik dan terminologi AI.
8. Mengetahui cara AI bekerja dalam pendidikan.
9. Mengetahui cara penerapan AI dalam pendidikan.
10. Mengetahui konsekuensi sosial AI dalam pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Interaksi Manusia-Komputer dan Pembelajaran STEM


Menurut KBBI, interaksi berarti berhubungan, mempengaruhi atau
antarhubungan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1987). Interaksi
manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan
implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh
manusia. Ilmu ini berusaha menemukan cara yang paling efisien untuk
merancang pesan elektronik.
Dengan kata lain Interaksi manusia dan komputer itu sendiri adalah
serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia
untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan
masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh
hasil akhir yang diharapkan. Interaksi manusia dan komputer meliputi
ergonomic dan faktor manusia (Ardiantoro n.d.).
Pada tahun 1970 mulai dikenal istilah antarmuka pengguna (user
interface), yang juga dikenal dengan istilah Man-Machine
Interface (MMI), dan mulai menjadi topik perhatian bagi peneliti dan
perancang sistem (Nurhayati n.d.). Perusahaan komputer mulai
memikirkan aspek fisik dari antarmuka pengguna sebagai faktor penentu
keberhasilan dalam pemasaran produknya. Istilah human-computer
interaction (HCI) mulai muncul pertengahan tahun 1980-an sebagai bidang
studi yang baru. Istilah HCI mengisyaratkan bahwa bidang studi ini
mempunyai fokus yang lebih luas, tidak hanya sekedar perancangan
antarmuka secara fisik (Dosenpendidikan 2022).
Ada tiga sub-bidang studi yang berhubungan dengan interaksi
dengan komputer:
1. Ergonomi dimana interaksi manusia-komputer berkaitan dengan bentuk
fisik dari mesin.
3
2. Faktor manusia berkaitan dengan masalah- masalah psikologis.
3. Interaksi manusia dan komputer mengkaji bagaimana hubungan-
hubungan yang terjadi antar ilmu komputer desain terkait dengan
manusia dengan komputer.

Beberapa aspek yang menjadi fokus dalam perancangan sebuah


antarmuka adalah:
1. Metodologi dan proses yang digunakan dalam perancangan sebuah
antarmuka.
2. Metode implementasi antarmuka.
3. Metode evaluasi dan perbandingan antarmuka.
4. Pengembangan antarmuka baru.
5. Mengembangkan sebuah deskripsi dan prediksi atau teori dari sebuah
antarmuka baru.

Sedangkan STEM adalah singkatan dari Science, Technology,


Engineering and Math. Beberapa kalangan ada yang menambahkan
disiplin Seni (Art) ke dalamnya, sehingga menjadi STEAM.
Sebagaimana dijabarkan oleh Torlakson (2014), definisi dari
keempat aspek STEM sebagai berikut : Sains (science) memberikan
pengetahuan kepada peserta didik mengenai hukum-hukum dan
konsepkonsep yang berlaku di alam; Teknologi (technology) adalah
keterampilan atau sebuah sistem yang digunakan dalam mengatur
masyarakat, organisasi, pengetahuan atau mendesain serta menggunakan
sebuah alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; Teknik
(engineering) adalah pengetahuan untuk mengoperasikan atau mendesain
sebuah prosedur untuk menyelesaikan sebuah masalah; Matematika (math)
adalah ilmu yang menghubungkan antara besaran, angka dan ruang yang
hanya membutuhkan argumen logis tanpa atau disertai dengan bukti
empiris. Masing-masing aspek STEM (Science, Technology, Engineering
and Math) jika diintegrasikan akan membantu peserta didik menyelesaikan
suatu masalah secara jauh lebih komprehensif. Pengintegrasian seluruh

4
aspek ini ke dalam proses pembelajaran, akan membuat pengetahuan
menjadi lebih bermakna.
Peningkatan Pembelajaran berbasis STEM akan membentuk
karakter peserta didik yang mampu mengenali sebuah konsep atau
pengetahuan (science) dan menerapkan pengetahuan tersebut dengan
keterampilan (technology) yang dikuasainya untuk menciptakan atau
merancang suatu cara (engineering) dengan analisa dan berdasarkan
perhitungan data matematis (math) dalam rangka memperoleh solusi atas
penyelesaian sebuah masalah sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah. Sebagai sebuah tren yang sedang digalakkan dalam dunia
pendidikan, STEM menjadi suatu pendekatan dalam mengatasi
permasalahan di dunia nyata dengan menuntun pola pikir peserta didik
menjadi pemecah masalah, penemu, inovator, membangun kemandirian,
berpikir logis, melek teknologi, dan mampu menghubungkan pendidikan
STEM dengan dunia kerjanya (Mulyani 2019). Pembelajaran STEM
dimungkinkan bekerja sama dengan pembelajaran berbasis masalah.
Dengan demikian, semua prestasi belajar yang ditampung oleh mata
pelajaran Fisika dapat diwujudkan melalui penerapan PBL-STEM (Kelley
2010). Prestasi belajar dipotong dengan literasi lingkungan dan kreativitas.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa desain pembelajaran berbasis
PBL-STEM sangat diyakini dapat meningkatkan dua kemampuan ini
(Permanasari 2016).

B. Belajar sebagai Proses Sosiokultural

Teori belajar sosiokultur berangkat dari penyadaran tentang betapa


pentingnya sebuah pendidikan yang melihat proses kebudayaan dan
pendidikan yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan dan kebudayaan
memiliki keterkaitan yang sangat erat, di mana pendidikan dan kebudayaan
berbicara pada tataran yang sama, yaitu nilai-nilai. Tylor dalam H.A.R
Tilaar (2002:7) telah menjalin tiga pengertian manusia, masyarakat dan
budaya sebagai tiga dimensi dari hal yang bersamaan. Oleh sebab itu
5
pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan hanya dapat
terlaksana dalam suatu komunitas masyarakat. Pentingnya menghargai
budaya dalam pendidikan ini karena dorongan yang timbul dalam diri
manusia sadar ataupun tidak sadar adalah hasil kebudayaan di mana
pribadi itu hidup.
Diawali dari hal tersebut di atas, muncul Teori belajar sosiokultur
yang di pelopori oleh Lev Vygotsky. Teori belajar sosiokultur atau yang
juga dikenal sebagai teori belajar ko-kontruktivistik merupakan teori
belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar
dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu
Zona Proksimal Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal
dan mediasi. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang
lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya
Teori yang juga disebut sebagai teori konstruksi sosial ini menekankan
bahwa intelegensi manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan
budayanya. Teori ini juga menegaskan bahwa perolehan kognitif individu
terjadi pertama kali melalui interpersonal (interaksi dengan lingkungan
sosial) intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri sendiri.
Berdasarkan teori Vygotsky, Yuliani (2005:46) menyimpulkan
beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran,
yaitu :
1. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan
yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proksimalnya
atau potensinya melalui belajar dan berkembang.
2. Pembelajaran perlu dikaitkan dengan tingkat perkembangan
potensialnya dari pada perkembangan aktualnya.
3. Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk
mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan
intramentalnya.
4. Anak diberikan kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan
pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan
prosedural untuk melakukan tugas-tugas dan memecahkan masalah.
6
5. Proses Belajar dan pembelajaran tidak sekedar bersifat transferal tetapi
lebih merupakan ko-konstruksi.

Dapat disimpulkan bahwa dalam teori belajar sosiokultur, proses


belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena
persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Belajar merupakan
proses penciptaan makna sebagai hasil dari pemikiran individu melalui
interaksi dalam suatu konteks sosial. Dalam hal ini, tidak ada perwujudan
dari suatu kenyataan yang dapat dianggap lebih baik atau benar. Vygotsky
percaya bahwa beragam perwujudan dari kenyataan digunakan untuk
beragam tujuan dalam konteks yang berbeda-beda. Pengetahuan tidak
dapat dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan,
dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana
pengetahuan didiseminasikan dan diterapkan. Melalui aktivitas, interaksi
sosial, tersebut penciptaan makna terjadi (Vygotsky n.d.).

C. Mendongeng dan Mempersiapkan AI


Artificial intelligence atau kecerdasan buatan dari segi
pengimplementasiannya di dunia pendidikan adalah sebuah sistem yang
dirancang sedemikian rupa agar dapat membantu proses belajar mengajar
(Holmes, Bialik, & Fadel, 2019). Dalam sistem kecerdasan buatan, terdapat
fungsi dimana sistem ini dapat digunakan sebagai tempat dimana siswa
mempelajari materi pelajaran (Baker & Smith, 2019). Siswa dapat
mengakses pembelajaran dimanapun dan kapanpun saat mereka
membutuhkan. Dalam produk ini juga terdapat petunjuk yang jelas tentang
materi dan cara penggunaan sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran
secara mandiri. Keerthiwansha (2018) dalam penelitiannya menemukan
bahwa penggunaan sistem kecerdasan buatan dapat menciptakan proses
belajar-mengajar yang lebih efektif.
Dengan sistem kecerdasan buatan, performa guru dapat terdukung
dengan baik karena adanya sistem yang dapat mengasistensi proses
mengajar siswa. Guru dapat lebih berfokus kepada hal-hal pembelajaran dan
7
metode pendekatan atau pengajaran yang akan diimplementasikan saat
mengajar. Siswa dalam hal ini tidak perlu menunggu waktu bertemu
langsung dengan guru untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pertanyaan
yang mereka miliki. Hal ini dikatakan dapat meningkatkan angka kepuasan
siswa dalam belajar karena siswa mendapatkan respon yang cepat atas
pertanyaan-pertanyaan yang dimilikinya (Klutka, Ackerly, & Magda, 2018).
fundamental lainnya seperti merancang pembelajaran dan metode
pendekatan atau pengajaran yang akan diimplementasikan saat mengajar.
Siswa dalam hal ini tidak perlu menunggu waktu bertemu langsung dengan
guru untuk mendapatkan jawaban tertentu dari pertanyaan yang mereka
miliki. Hal ini dikatakan dapat meningkatkan angka kepuasan siswa dalam
belajar karena siswa mendapatkan respon yang cepat atas pertanyaan-
pertanyaan yang dimilikinya (Klutka, Ackerly, & Magda, 2018).
Selain itu Keerthiwansha (2018) juga menyatakan bahwa dengan
adanya peran teknologi kecerdasan buatan di dalam proses pembelajaran
akan menciptakan pembelajaran yang lebih aktif. Hal ini dikarenakan oleh
pusat pembelajaran yang berada sepenuhnya pada siswa. Siswa melakukan
kegiatan belajar atas niatan serta kebutuhan sendiri. Selain aktif,
pembelajaran juga akan lebih menarik dengan adanya sistem kecerdasan
buatan (Chassignol, 2018). Hal ini diakibatkan oleh adanya pengalaman
berbeda yang dirasakan siswa saat menggunakan produk yang diteliti saat
ini di dalam proses pembelajaran. Jika sebelumnya proses pengajaran
dilakukan oleh guru dengan cara tradisional, sekarang proses pembelajaran
akan dilakukan dengan cara baru menggunakan guru artificial/buatan.
Berdasarkan dari studi literatur tersebut, dirasa perlu untuk melakukan
penelitian yang dimana mengembangkan tentang sebuah media
pembelajaran berbasis kecerdasan buatan.

D. Pembelajaran yang Dipersonalisasi


Penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran ialah
untuk mengubah pengalaman belajar, menghapus batasan-batasan
tradisional dan mengenalkan kemungkinan-kemungkinan baru yang
8
menyenangkan. Untuk mengasah potensi besar tersebut, kita perlu
memahami dengan jelas cara kerja dari AI dan solusi yang akan didapatkan.
Meskipun AI terlihat mudah dan sekilas hanya tambahan fitur pada
teknologi belajar yang didesain agar belajar menjadi semakin mudah dan
murah, melihat potensi AI yang sebenarnya membutuhkan kacamata yang
berbeda. AI berarti memahami tiap peserta didik itu berbeda. Konten dan
presentasi yang dipersonalisasi berarti mengakomodir tiap preferensi pribadi
dan gaya belajar tiap peserta didik, semua itu tidak mungkin dilakukan tanpa
AI. Pembelajaran yang dipersonalisasi memungkinkan peserta didik
mendapatkan kontrol pada beberapa konten, memberikan masukan terhadap
kemajuan aktivitas belajar mereka sendiri. Peranan tersebut akan
meningkatkan pengalaman belajar yang dipersonalisasi, karena sistem yang
akan memonitor efektivitas seluruh perjalanan belajar seseorang. Algoritma
machine learning mampu memprediksi nilai, yang akan memberikan konten
khusus berdasarkan performa akhir dan tujuan belajar masing-masing
peserta didik. Adapun manfaat pembelajaran yang di optimalkan antara lain:
1. Mendorong hasil dan interaktivitas
Algoritma machine learning dapat mempredikasi hasil,
memungkinkan untuk menyediakan konten yang spesifik berdasarkan
performa peserta didik sebelumnya dan tujuan belajar. Misalnya,
peserta didik yang menunjukkan kesenjangan keterampilan tertentu
akan lebih banyak mendapatkan rekomendasi konten yang dapat
membantunya menambah pengetahuan terhadap keterampilan tersebut.
Situasi lainnya juga dapat terjadi ketika sistem melihat seseorang yang
dapat melewati beberapa modul tertentu untuk mendapatkan konten lain
yang lebih komprehensif.
2. Mengalokasikan sumber belajar pada tugas-tugas penting
Peserta didik mendapatkan sumberdaya online yang sesuai
dengan kebutuhan untuk mengisi kesenjangan dan mencapai tujuan
pembelajaran. Sebagai gantinya, peserta didik mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan dengan cepat, karena sumber daya pelatihan
online dibuat khusus untuk tujuan pribadi dan profesional mereka.
9
3. Penyebaran konten yang dijadwalkan dan otomatis.
Teknologi canggih yang dapat melakukan lebih seperti AI
ironisnya masih digunakan untuk melakukan kerja yang cukup keras,
namun penting untuk memangkas waktu agar dapat fokus kegiatan-
kegiatan lain yang lebih besar. Dengan menggunakan
AI platform pembelajaran anda dapat menjadwalkan tugas-tugas atau
mengirimkan sumber belajar berdasarkan hasil penilaian atau simulasi
individual tiap peserta didik. Hal tersebut dapat menciptakan
lingkungan belajar yang memungkinkan untuk secara otomatis
memprediksi peta belajar untuk masing-masing peserta didik yang
mendaftar di kelas, dan kita dapat mengubahnya ketika dibutuhkan.

E. Instruksi yang Berbeda


In·struk·si yaitu perintah atau arahan (untuk melakukan suatu
pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas); pelajaran; petunjuk. Kecerdasan
buatan sesungguhnya adalah program-program yang memiliki bentuk
matematis (instruksi) yang disebut sebagai agen. Kecerdasan buatan adalah
teknologi yang memungkinkan sistem komputer, perangkat lunak,
program, dan robot untuk “berpikir” secara cerdas seperti manusia.
Kecerdasan buatan ini bekerja dengan algoritma yang menggunakan
pembelajaran mesin sebagai dua teknik paling umum untuk memproses
data. (Ginting, 2022)
Berbeda dengan program biasa yang menghasilkan aksi
berdasarkan instruksi, tujuan kecerdasan buatan adalah menciptakan
program yang mampu memprogram (output program adalah sebuah
program). Secara teori, program adalah automaton yang menjalankan suatu
instruksi. Sama halnya dengan program pada umumnya, agen kecerdasan
buatan juga menjalankan suatu instruksi. Adapun yang menjadikanya
berbeda dengan program biasa adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan kecerdasan buatan dapat dilihat dari beberapa aspek,


antara lain :

10
1. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan kecerdasan buatan di
mana teknologi ini memang dibentuk untuk menganalisis dan
didalamnya ditanam sebuah algoritma yang canggih guna untuk
menganalisis sekumpulan data yang banyak.
2. Mengolah big data yaitu kecerdasan buatan dalam mengelola data
berskala yang sangat besar atau disebut big data.
3. Merespon dengan cepat yaitu kecerdasan buatan dapat merespon
dengan cepat contoh kemampuan merespon dalam auto reply dalam
email.
4. Memperbaiki dengan akurat yaitu kecerdasan buatan mampu
memperbaiki suatu dokumen dengan akurat karena ada beberapa
aplikasi yang dapat mendeteksi kesalahan penulisan dengan baik.
5. Melakukan deeper personalization yaitu kecerdasan buatan dapat
mengenali suatu pola atau rutinitas yang dilakukan seseorang dalam
waktu singkat. (Ratama, 2020)

Ruang lingkup kecerdasan buatan untuk aplikasi komersil antara


lain:
1. Sistem Pakar (Expert System), yaitu komputer sebagai media untuk
menyimpan knowledge para pakar sehingga komputer mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah layaknya kemampuan seorang
pakar.
2. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing), yaitu user
bisa melakukan komunikasi dengan komputer, bentuk komunikasinya
dengan menggunakan bahasa sehari-hari, misal Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia dan Bahasa lainnya.
3. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition), yaitu manusia bisa
melakukan komunikasi dengan komputer, bentuk komunikasi dengan
menggunakan suara. Dimana suara manusia sudah disimpan dikomputer
terlebih dahulu sehingga komputer bisa mengenali suara manusia.

11
4. Robotika dan Sistem Sensor, yaitu robotic akan menggantikan sebagian
pekerjaan manusia sedangkan sistem sensor akan membuat robotic atau
sistem terotomasi.
5. Computer Vision, yaitu menafsirkan image maupun objek-objek
tampak melalui computer.
6. Intelligence Computer-aided Instruction, yaitu komputer bisa digunakan
sebagai guru yang bisa melatih dan mengajar Game playing. (Rozaq,
2019)

Adapun interaksi sistem Al dengan dunia nyata dan komponen


yang terlibat dalam menunjukkan kecerdasan yaitu :
1. Komponen Perception (Persepsi) mengambil data atau informasi dan
lingkungan dengan bantuan komponen ini, kita dapat mengambil data
dari lingkungan, mengetahui sumber masalah dan memeriksa apakah
ada yang mengganggu bekerjanya sistem. Bagian ini juga
mendefinisikan bagaimana merespons ketika ada sinyal yang terdeteksi.
2. Komponen Learning (Pembelajaran) yang belajar dari data yang
ditangkap oleh komponen persepsi. Tujuannya adalah untuk membuat
komputer yang dapat melalui proses pembelajaran. Pembelajaran di sini
fokus pada proses perbaikan terhadap pola pengetahuan yang
dihasilkan. Untuk mempelajari hal-hal baru, sistem membutuhkan
akuisisi pengetahuan, inferensi, akuisisi heuristik, pencarian yang lebih
cepat dan lain-lain.
3. Komponen utama dalam siklus ini adalah Representasi dan Penalaran
Pengetahuan (Knowledge Representation & Reasoning) yang
menunjukkan adanya kecerdasan manusia di dalam mesin..
Representasi pengetahuan adalah tentang memahami kecerdasan. Alih-
alih mencoba memahami atau membangun otak dari bawah ke atas,
tujuannya adalah untuk memahami dan membangun perilaku cerdas
dari atas ke bawah dan fokus pada apa yang perlu diketahui agen untuk
berperilaku cerdas. Ini juga mendefinisikan bagaimana prosedur

12
penalaran otomatis dapat membuat pengetahuan ini tersedia sesuai
kebutuhan.
4. Komponen Perencanaan (Planning) dan Eksekusi (Execution)
bergantung pada analisis representasi pengetahuan dan penalaran.
Perencanaan di sini termasuk menentukan keadaan awal (initial state),
menemukan kriteria dan efeknya, dan urutan tindakan untuk mencapai
keadaan tujuan (goal) tertentu. Setelah perencanaan selesai, tahap akhir
adalah pelaksanaan seluruh proses. (Hani Subakti, 2022)

Hingga saat ini kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)


telah banyak digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
1. Membuat aplikasi komputer yang memudahkan pemakai.
2. Meningkatkan kemampuan problem solving secara cepat dan konsisten.
3. Membantu menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan secara
konvensional.
4. Membantu menyelesaikan masalah yang mengandung data tidak
lengkap atau kurang jelas.
5. Menangani informasi yang berlebihan dengan cara
merangkum/mengikhtisar dan menginterpretasi informasi.
6. Meningkatkan produktivitas dalam melaksanakan banyak tugas.
7. Membantu melaksanakan pencarian data atau suatu pola berdasarkan
jumlah data yang sangat besar.

F. Latar Belakang AI dalam Pendidikan


Pendidikan merupakan proses pemberdayaan manusia yang sedang
berkembang menuju kepribadian untuk dapat mengembangkan dirinya
sendiri. Konsekuensi dari proses pendidikan adalah mampu menyentuh dan
mengendalikan berbagai aspek perkembangan manusia. Salah satu
pemanfaatan teknologi yang dapat membantu adalah dengan menggunakan
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) untuk mengimplementasikan
pemikiran dan pengetahuan manusia ke dalam suatu program computer
agar dapat menyelesaikan suatu masalah seperti yang dilakukan oleh para
ahli. Perkembangan teknologi AI perlu disisipkan dalam pendidikan yang

13
memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai teknologi AI, manfaat
dan pengaplikasinya. AI menjadi sebuah teknologi terdepan saat ini yang
mana pengaplikasinya telah memasuki beberapa ranah diantaranya dalam
bidang pendidikan. Kebermanfaatan teknologi AI dalam kehidupan inilah
yang menjadi alasan tentang pentingnya pendidikan AI.
AI memiliki potensi sebagai pendukung perubahan pendidikan ke
arah yang lebih baik bagi masyarakat yang beragam latar belakang sosio-
ekonomi, budaya, dan aksesibilitas. Namun, hal tersebut tidak lepas dari
peran pemerintah dan pembuat kebijakan, serta kemampuan praktisi
pendidikan dalam menggunakan human intelligence untuk merumuskan
dan menciptakan solusi terbaik bagi permasalahan-permasalahan
pendidikan saat ini. Pada masa depan, besar kemungkinan sistem
pendidikan tidak lagi dinilai dari berapa banyak lulusan yang dihasilkan,
tetapi seberapa baik sistem pendidikan mempersiapkan individu agar
optimal dalam menghadapi segala aspek kehidupan pada abad 21 dan era
inteligen selanjutnya. (Wenty Marina Minza)

Penggunaan komputer, smartphone, dan internet seakan menjadi


kebutuhan primer bagi manusia. Era ini juga disebut sebagai era disrupsi,
di mana hampir seluruh aspek aktivitas manusia beralih pada dunia maya.
Dalam era 5.0 ini menggunakan konsep Artificial Intelligence yang
memfokuskan pada komponen manusianya. Tidak hanya sekedar itu, di era
5.0 di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri.
Internet bukan lagi sekedar teknologi, akan tetapi sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan menjalankan kehidupan. Sehingga teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan dan berbagai problematika manusia
terutama dalam hal pendidikan. Oleh karena itu, AI diperlukan dalam
kemajuan pendidikan. (Abigail Soesana., 2022)

14
G. Teknik dan Terminologi AI
1. Teknik-teknik Kecerdasan Buatan
Menurut Cruz dan Almazan (2018), teknik kecerdasan buatan
dapat dibagi menjadi dua. Pertama, teknik kecerdasan buatan
berdasarkan sebuah perangkat keras (hardware) yang umumnya
digunakan di industri manufaktur seperti penggunaan sebuah robot, di
pabrik pembuatan pesawat BOEING, kendaraan yang melaju tanpa
adanya pengendara seperti yang digunakan pada mobil pabrikan
TESLA, serta artificial vision dan virtual reality yang banyak
digunakan di industri game.
Kedua, teknik kecerdasan buatan lainnya adalah teknik
kecerdasan berdasarkan sebuah perangkat lunak (software) seperti
artificial neural networks atau jaringan saraf tiruan, komputasi
evolusioner (terdiri dari algoritma generik, strategi evolutioner, dan
genetic programming), fuzzy logic, Intelligent systems, multi-agent
systems, Natural language, expert systems, learning Classifier
systems, automatic learning, dan Deep learning. Selanjutnya, dalam
teknik kecerdasan berdasarkan perangkat lunak, dikenal teknik lainnya
diantaranya yaitu data mining, text mining, dan analisis sentimen
(sentiment analysis). Teknik ini diprediksikan akan memberikan
dampak pada organisasi pemerintah. Dengan kemunculan berbagai
teknik kecerdasan buatan ini, tentunya akan berguna dalam berbagai
aspek. Diantaranya otomisasi sebuah proses, adanya penurunan
kesalahan dan penurunan biaya organisasi, pencegahan kecurangan
atau penyimpangan yang akan mengakibatkan peningkatan kinerja
organisasi pemerintah di seluruh dunia (Cruz & Almazan, 2018).
2. Terminologi AI
Terminologi artificial intelligence (AI) yang semakin
mengemuka beberapa tahun terakhir di era revolusi industri 4.0.
“Seperti yang dirasakan kini, yakni computing power yang luar biasa.
Dahulu mungkin mengenal AI (artificial intelligence) hanya
implementasinya pada robot. Namun sekarang sudah banyak sekali
15
penerapannya, hampir di semua lini kehidupan. Tidak hanya robotic,
aktivasi dari AI ini merambah sampai ke decision making, capturing
object dan lain sebagainya. Jadi, AI itu sebenarnya adalah sebuah
pendekatan agar komputer bisa mengimitasi kecerdasan manusia,”
ujarnya.
Seiring waktu, perkembangan machine learning (ML) yang
merupakan subset dari AI ini sendiri, semakin nyata hasilnya untuk
mencari pola dari data, pola dari image dan lain sebagainya.
“Sehingga dapat dikembangkan sebuah model yang secara otomatis
bisa belajar dari data yang diberikan. Terakhir, yang juga booming
sekali beberapa tahun terakhir yaitu teknologi deep learning (DL),”
pungkasnya.
Ia menjelaskan, sebenarnya teknologi yang termasuk neural
network (jaringan saraf tiruan) ini, sudah sejak lama dalam penelitian.
Namun belum begitu terlihat hasilnya, karena power computer pada
saat itu belum mampu melakukan proses komputasi yang sangat besar
seperti sekarang ini. Menurut Tom Mitchell, bahwa machine learning
adalah bagaimana computer algorithm ini bisa secara otomatis
mengimprovisasi berdasarkan pengalaman yang ditemui atau pelajari,”
tukasnya.
Ia menyampaikan, banyak orang memang saat ini, terutama
mahasiswa yang menanyakan perbedaan antara machine learning
dengan deep learning. “Jika menggunakan pendekatan machine
learning, ada satu tahapan penting yaitu feature extraction yang
pengembang model harus bisa tentukan sendiri. Hal itu yang paling
sulit dalam pendekatan machine learning yaitu feature extraction,”
paparnya. Lanjutnya, kehadiran deep learning ternyata bisa
membungkus proses feature extraction itu menjadi satu kesatuan.
“Sekarang, pemanfaatan deep learning di computer vision menjadi
sangat powerfull. Sebab proses feature extraction itu bisa didapatkan
dari pixel-pixel dan image-image yang diamati.

16
H. Bagaimana AI Bekerja dalam Pendidikan
Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu teknologi di era
revolusi industri 4.0 yang sangat berguna untuk diterapkan. Indonesia
saat ini sudah menerapkan AI di berbagai bidang, seperti bidang
kesehatan, pertanian, industri perbankan, e-commerce, bahkan bidang
pendidikan. Masa pandemi Covid-19 memaksa pendidikan Indonesia
untuk menerapkan sistem pembelajaran daring. Sistem pembelajaran
daring dilakukan dengan berbagai platform, seperti Google Meet, Zoom,
Microsoft Teams, dan lainnya. Sistem pembelajaran daring ini secara
tidak langsung mendorong siswa dan guru untuk menguasai teknologi.
Hal ini tentunya sangat berdampak baik bagi perkembangan Artificial
Intelligence pada bidang pendidikan di Indonesia. Contoh teknologi AI
yang saat ini sudah diterapkan adalah mentor virtual.
Mentor virtual memanfaatkan teknologi AI untuk memberikan
feedback tentang aktivitas belajar para siswa dan juga dapat memberikan
rekomendasi materi yang masih belum dimengerti oleh siswa. Mentor
virtual ini juga berguna bagi guru atau dosen untuk memberikan materi,
tugas, latihan soal, ataupun informasi lainnya terkait pembelajaran.
Teknologi kedua yang diterapkan adalah voice assistant. Voice assistant
adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan fungsi suara untuk
membantu siswa dalam mencari materi, artikel, jurnal, buku, ataupun
informasi lainnya yang dibutuhkan oleh siswa tersebut. Siswa tentunya
akan merasa terbantu dan semakin dimudahkan dalam proses
pembelajaran. Teknologi selanjutnya adalah smart content. Teknologi ini
berfungsi untuk meringkas atau merangkum materi pembelajaran dengan
mudah dan cepat sehingga pengguna dapat mencari konten atau informasi
yang dibutuhkan dengan cepat dan spesifik. Itulah beberapa contoh
penerapan teknologi AI pada bidang pendidikan di Indonesia.
Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah kecerdasan buatan yang
diterapkan pada mesin atau komputer yang bertujuan untuk membuat
suatu mesin atau komputer dapat berpikir layaknya seorang manusia. AI
memberikan beragam manfaat yang dapat mempermudah kehidupan
17
manusia. Penerapannya pada bidang pendidikan Indonesia perlu untuk
diperhatikan dan dikembangkan. (Mulialingsih,2020)
Dalam dunia pendidikan AI berperan untuk menyampaikan
berbagai informasi dan juga membantu dalam membuat proses belajar
agar menjadi lebih efektif bagi pengajar maupun peserta didik. Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) di bawah naungan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta memiliki C-
TALL (Center of Technology Assisted Language Learning) sebuah pusat
belajar bahasa Inggris yang berbasis teknologi yang mengadopsi banyak
platform seperti Artificial Intelligent (AI), Virtual Realitas (VR),
Augmented Reality (AR) dll. C-TALL diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris baik itu kemampuan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. C-TALL merupakan inovasi pertama
yang ada di Indonesia dan merupakan sumbangsih nyata bagi kemajuan
pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya kemajuan tidak menjadikan sebuah alasan untuk
bukan budaya lokal Indonesia. Melalui Cultural Language Learning
Approach (CLLA) sebuah ciptaan ciptaan Prof. Dra. Hermayawati. S.Pd.,
M.Pd. AI dalam pendidikan dan kebudayaan dapat diterapkan.
Inovasi dalam dunia pendidikan tidak hanya sampai di situ saja
Prodi Bimbingan Konseling Universitas Mercu Buana Yogyakarta telah
menciptakan Aplikasi Simposidu (Sistem Informasi Terpadu) yang dapat
memfasilitasi layanan Bimbingan Konseling yang dapat
diimplementasikan pada peserta didik SMK dan SMA. Aplikasi
Simposidu yang berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dikembangkan
dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi peserta didik dan Guru
BK (konselor) dalam mengidentifikasi profil dan kejadian/ aktivitas
peserta selama menempuh pendidikan di SMA/ SMK.(Utami,2021)
Prodi Pendidikan Matematika yang selalu melakukan inovasi-
inovasi yang terkait dengan sociopreneur dengan mengkombinasikan
antara peluang dan perkembangan Instructional Technology and

18
Information (ICT) dan Artificial Intelligence salah satunya adalah dengan
menghadirkan Teknologi Berbasis Robotik yang memiliki prospek di era
4.0 sekarang ini. Lebih lanjut lagi Prodi Pendidikan Matematika mulai
melirik penerapan teknologi berbasis Augmented Reality (AR) dengan
memperkenalkan perangkat pembelajaran Matematika dengan
menggunakan visual block coding.
Prodi Ilmu Keolahragaan juga menerapkan Artificial Intelligence
(AI) dalam membangun potensi yang ada dengan mengadakan seminar
maupun sharing session terlebih dahulu selama pandemi COVID-19
kesehatan dan olahraga menjadi dua hal yang erat Ilmu Keolahragaan
yang dapat membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan.
(Yasin,2021)

I. Penerapan AI dalam Pendidikan


Terdapat 7 penerapan Artificial Intelligence dalam pendidikan,
diantaranya :
1. Mentor Virtual
Fungsi AI yang saat ini sudah cukup banyak diterapkan pada
berbagai platform teknologi pendidikan terutama yang berbasis daring
yaitu sebagai mentor virtual.
2. Voice Assistant
Teknologi AI yang satu ini memiliki kemiripan dengan mentor
virtual. Hanya saja Voice Assistant lebih mengandalkan fungsi suara
sebagai pusat interaksi dan komunikasi.
3. Smart Content
Merupakan teknologi AI yang berfungsi membagi dan menemukan
konten materi dan buku digital yang sudah dirpogram secara virtual
dengan lebih mudah dan cepat. Contoh umum penerapan teknologi ini
terdapat di berbagai perpustakaan digital saat ini, baik di sekolah,
perguruan tinggi, maupun perpustakaan umum.
4. Presentation Translator

19
Teknologi yang satu ini memiliki kemiripan dengan Voice
Assistant yaitu mengandalkan suara dalam menjalankan fungsinya.
Hanya saja Presentation Translator memiliki spesifikasi kegunaan
untuk menjelaskan atau mempresentasikan sebuah teks dari bahasa
yang berbeda ke dalam bahasa yang Anda inginkan.
5. Global Courses
Teknologi AI yang satu ini sudah lumayan banyak diterapkan
dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Secara sederhana Global
Courses pengguna atau murid bisa mencari dan mengikuti kursus
daring dari seluruh dunia. Platform kursus bisa merekomendasikan
ketertarikan dan minat Anda sesuai kata kunci yang sudah Anda
masukkan sebelumnya.
6. Automatic Assessment
Saat ini AI banyak digunakan untuk keperluan asesmen dan koreksi
soal otomatis secara online. Penggunaan fitur seperti ini memudahkan
guru dan tutor menyiapkan dan mengadakan kuis maupun ulangan
secara mudah dan praktis. Guru dan tutor tidak perlu lagi harus
membuat soal dan mengoreksi soal secara manual.
7. Personalized Learning
Penerapan teknologi ini sudah cukup umum ditemui. Personalized
Learning sebenarnya memiliki kemiripan dengan contoh teknologi AI
lainnya. Pada intinya teknologi AI ini memungkinkan para siswa atau
pengguna mendapatkan layanan layaknya asisten pribadi.

J. Konsekuensi Sosial Al dalam Pendidikan


Dalam mewujudkan konsekuensi sosial yang lebih adil di dunia ini.
Dunia yang kita tempati sekarang sudah menjadi sesuatu yang
multikonseptual, dengan ragam persoalan ekonomi, lingkungan
pendidikan, sosial, geopolitik ataupun teknologi. Potensi-potensi
konflik yang dapat timbul dalam konsensus global terhadap hal-hal
tersebut menimbulkan berbagai tekanan dan sengketa serta banyaknya
20
intervensi yang dihasilkan dari kebijakan geo-ekonomi. Penting untuk
memastikan bahwa kendala-kendala tersebut ditangani secara
sungguh-sungguh ketika dunia menjadi lebih kompleks dan saling
berhubungan. Bagaimana hal yang kita lakukan saat ini akan menjadi
penting dalam lima puluh atau seratus tahun mendatang bagi cucu atau
cicit kita. Masalah yang sedemikian rumit dan gawat itu menuntut
pendekatan pemecahan masalah yang mengintegrasikan kesadaran diri
kita dengan cara kita bertindak, serta empati dan belas kasihan kita,
dengan pemahaman mengenai sistem yang sedang berperan (Goleman,
2013)

21
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Interaksi manusia dan komputer adalah disiplin ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi
perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna
komputer agar mudah digunakan oleh manusia. Ilmu ini berusaha
menemukan cara yang paling efisien untuk merancang pesan elektronik.
Teori belajar sosiokultur atau yang juga dikenal sebagai teori
belajar ko-kontruktivistik merupakan teori belajar yang titik tekan
utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan
orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal
Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi.
In·struk·si yaitu perintah atau arahan (untuk melakukan suatu
pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas); pelajaran; petunjuk.
Kecerdasan buatan sesungguhnya adalah program-program yang
memiliki bentuk matematis (instruksi) yang disebut sebagai
kemampuan kecerdasan buatan dapat dilihat dari : kemempuan
menganalisis, kemempuan big data, merespon dengan cepat,
memperbaiki dengan akurat, dan melakukan deeper peraonalization.
Adapun latar belakang AI dalam pendidikan yaitu : Pendidikan
merupakan proses pemberdayaan manusia yang sedang berkembang
menuju kepribadian untuk dapat mengembangkan dirinya sendiri.
Teknik kecerdasan buatan dapat dibagi Menjadi dua. Pertama,
teknik kecerdasan Buatan berdasarkan sebuah perangkat keras
hardware) yang umumnya digunakan di Industri manufaktur seperti
penggunaan Sebuah robot, di pabrik pembuatan Pesawat BOEING,
kendaraan yang melajuTanpa adanya pengendara seperti yang
Digunakan pada mobil pabrikan TESLA, Serta artificial vision dan
virtual reality Yang banyak digunakan di industri game.
Terminologi artificial intelligence (AI) yang semakin mengemuka
22
beberapa tahun terakhir di era revolusi industri 4.0. “Seperti yang
dirasakan kini, yakni computing power yang luar biasa. Dahulu
mungkin mengenal AI (artificial intelligence) hanya implementasinya
pada robotic. Namun sekarang sudah banyak sekali penerapannya,
hampir di semua lini kehidupan.
Dalam dunia pendidikan AI berperan untuk menyampaikan
berbagai informasi dan juga membantu dalam membuat proses belajar
agar menjadi lebih efektif bagi pengajar maupun peserta didik.
Penerapan AI dalam pendidikan yaitu meliputi :Mentor Virtual,
Voice Assistant, semart content, presentation translator, global courses,
automatic assessment,dan personaliez learning,
Konsikuensi sosial AI dalam pendidikan Dalam mewujudkan
konsekuensi sosial yang lebih adil di dunia ini. Dunia yang kita tempati
sekarang sudah menjadi sesuatu yang multikonseptual, dengan ragam
persoalan ekonomi, lingkungan pendidikan, sosial, geopolitik ataupun
teknologi. Potensi-potensi konflik yang dapat timbul dalam konsensus
global terhadap hal-hal tersebut menimbulkan berbagai tekanan dan
sengketa serta banyaknya intervensi yang dihasilkan dari kebijakan geo-
ekonomi. Penting untuk memastikan bahwa kendala-kendala tersebut
ditangani secara sungguh-sungguh ketika dunia menjadi lebih kompleks
dan saling berhubungan.

B. Saran
Demikian makalah tentang proses pembelajaran dan implikasi AI
untuk pengajaran dan pembelajaran yang telah kami paparkan. Kami
Menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik
yang membangun dari Pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami. Harapan kami, semoga Makalah ini dapat memberi
pengetahuan baru serta bermanfaat bagi para pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ardiantoro, Luki. n.d. “IMK C Interaksi Manusia Dan Komputer.”


E-Learning.Unim.Ac.Id. Retrieved September 24, 2022 (http://e-
learning.unim.ac.id/course/info.php?id=353&lang=id#:~:text=Interaksi
manusia dan komputer adalah,efisien untuk merancang pesan
elektronik.).
Abigail Soesana., d. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran
di Era Society 5.0. Yayasan Kita Menulis.
Baker, T., & Smith, L. (2019). Educ-AI-tion rebooted? Exploring
the future of artificial intelligence in schools and colleges. Retrieved from
Nesta Foundation website:
https://media.nesta.org.uk/documents/Future_of_AI_and_education_v5_
WEB. pdf

Chassignol, M., Khoroshavin, A., Klimova, A., & Bilyatdinova, A.


(2018). Artificial Intelligence trends in education: a narrative overview.
Procedia Computer Science, 136, 16-24.

Cruz, D. V., & Almazan, R. S. (2018). Towards an Understanding


of Artificial Intelligence in Government. Proceedings of the 19th Annual
International Conference on Digital Government Research: Governance
In the Data Age (pp. 1-2). Delft: Association for Computing Machinery
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dosenpendidikan. 2022. “Pengertian Interaksi Manusia Dan
Komputer.” Dosenpendidikan.Co.Id. Retrieved
(https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-interaksi-manusia-dan-
komputer/).
Ferani Mulianingsih, K. A. (2020). Artificial Intellegence dengan
Pembentukan Nilai dan Karakter di Bidang. Journal of Social Science
Teaching, 148-154. Retrieved from

24
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Ijtimaia/article/download/8625/
pdf
Ginting, R. (2022). Analisis Big Data. Klaten: Lakeisha.

Hani Subakti, I. R. (2022). Artificial Intelligence. Kota Bandung:


CV. Media Sains Indonesia.

Holmes, W., Bialik, M., & Fadel, C. (2019). Artificial intelligence


in education. Boston : Center for Curriculum Redesign.

Keerthiwansha, N. B. S. (2018). Artificial Intelligence Education


(AIEd) in English as a Second Language (ESL) Classroom in Sri Lanka.
Artificial Intelligence, 6(1), 31-36.

Kelley, T. 2010. “Staking The Claim for The ‘T’ in Steam.”


Journal of Technological Studies 31(1):2–1.
Klutka, J., Ackerly, N., & Magda, A. J. (2018). Artificial
Intelligence in Higher Education. Current Uses and Future Applications.
Louisville. Learning house.

Mulyani, Tri. 2019. “Pendekatan Pembelajaran STEM Untuk


Menghadapi Revolusi Industri 4.0.” Seminar Nasional Pascasarjana
UNNES.
Nurhayati, Oky Dwi. n.d. “Konsep Interaksi Manusia Dan
Komputer.”
Permanasari, Anna. 2016. STEM Education. Bandung: Seminar
Nasional Pendidikan Sains UPI.
Ratama, N. (2020). Sistem Penunjang Keputusan dan Sistem Pakar
dengan Pemahaman Studi Kasus. Tangerang Selatan: CV. Uwais
Inspirasi Indonesia.

Rozaq, A. (2019). Artificial Intelligence Untuk Pemula. Madiun:


UNIPMA Press.

25
Sujiono, Yuliani Nurani, and dkk. 2005. Metode Pengembangan
Kognitif. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Tilaar, H. A. R. 2002. Pendidikan Kebudayaan Dan Masyarakat
Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Torlakson, T. 2014. INNOVATE: A Blueprint for Science,
Technology, Engineering, and Mathematics in California Public
Education. California: California Department of Education.
Utami, S. N. (2021, Juli 05). Artificial Intelligence (AI):
Pengertian, Perkembangan, Cara Kerja, dan Dampaknya. Retrieved from
Kompas:https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/05/121323869/arti
ficial-intelligence-ai-pengertian-perkembangan-cara-kerja-dan
Wenty Marina Minza, A. F. (n.d.). Dari Milenial tentang Milenial
Perspektif Psikologi . Sleman: PT. Kanisius.

Vygotsky, Lev. n.d. Teori Kultur. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta.
Yasin, M. (2021, Juni 01). ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN. Retrieved from
Komnasdikkedhttps://komnasdikkediri.or.id/artificial-intelligence-ai-
untuk-mendukung-pembelajaran

26
1

Anda mungkin juga menyukai