Anda di halaman 1dari 10

PENCIPTAAN MANUSIA MENURUT AL-QUR’AN

(Kajian Materi QS. Al-Hajj [22]:5)

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individual Pada Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Oleh :

Nama : Ulfarizkina

NIM : 1212020266

Kelas : PAI G

Semester : 3 (Tiga)

Dosen pengampu :

Hj. Ratu Suntiah, M.Ag.

Nablurrahman Annibras, Lc., M.Hum.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain


di muka bumi ini. Dengan sedikit banyaknya perbedaan pendapat mengenai penciptaan
manusia. Menurut ilmuwan dari Barat, manusia berasal dari seekor kera kemudian
melalui seleksi alam. Hal tersebut menyebabkan pro dan kontra disebagian peneliti.
Namun, pada hakikatnya yang lebih masuk akal yaitu yang tertera dalam kitab suci
umat Islam yaitu Al-Qur’an. Manusia tercipta dari setetes mani yang tersimpan didalam
rahim wanita kemudian menjadi segumpal darah dan segumpal daging kemudian
tumbuhlah tulang-tulang yang dibalut oleh daging tersebut lalu ditiupkanlah ruh.
Manusia adalah makhluk hidup satu-satunya yang memiliki akal dan sangat berperan
besar di muka bumi ini, baik sebagai subjek yang sangat berpengaruh dalam roda
kehidupan sehari-hari yang dapat mencari kebutuhan yang diperlukannya. Banyak
istilah dalam penyebutan manusia seperti al-basyar, al-Insan, al-Ins, an-Nas, al-Unas
dan Bani Adam. Namun, hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari eksistensi manusia itu
sendiri. (Oktaviani, 2020)

Manusia adalah makhluk serba dimensi. Kajian tentang manusia telah banyak
dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik,
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Pengetahuan tentang
asal kejadian manusia sangat penting dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi
manusia. Manusia yang terdiri dari beberapa dimensi, menjadi suatu objek yang unik
untuk dikaji, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia membuat ia
senantiasa menimbulkan hal-hal baru dan merangsang untuk dikaji. Dalam melakukan
pengkajian terhadap manusia haruslah mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan tekait pengetahuan terhadap
manusia. Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber informasi yang cukup banyak
membahas tentang manusia dari segala sisi kemanusiaannya bahkan sampai pada esensi
manusia dalam pandagan agama. Bahkan Al-Qur’an memberikan term tertentu kepada
manusia berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat dan Terjemah

Artinya : Wahai manusia ! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan maka sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam
Rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu

2
sampai kepada dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di
antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang
indah.

B. Kajian Ilmu Tajwid

No Bacaan Hukum Bacaan Alasan Cara Membacanya Kaidah Jazariyah


1
ٰٓ‫يٰٓاَيٰٓ َها‬ Mad Jaiz Munfasil Huruf mad bertemu Dibaca
hamzah di lain kata
panjang
2,5 alif atau 5
ٰٓ‫ﺇﻥ‬
ٰٓ ٰٓ‫ﻭﺟـاﺋـﺰٰٓ ﻣـﺪٰٓ ﻭﻗﺼـﺮ‬
ٰٓ‫ﻓﺼـﻞٰٓ *ٰٓ ﻛـﻞٰٓ ﺑﻜﻠﻤــﺔٰٓ ﻭﻫﺬﺍ‬
harakat
ٰٓ‫ﺍﻟﻤـﻨﻔﺼــﻞ‬
2
ٰٓ‫ٱﻟ َّﻨاس‬ Ghunah Nun bertasydid Dibaca dengung ِ ُ‫ـن ِميـما ً ثُـ َّم نُونـا ً ش‬
‫ــد َد‬ َّ ُ‫َوغ‬
dengan jelas
‫ف غُـنَّ ٍة َبـ َد‬ ْ ‫ــم كُـالً َح‬
َ ‫ـر‬ ِ ‫س‬ َ ‫َو‬
3
ٰٓ‫ٱﻟ َّﻨاس‬ Mad Thabi’i Nun berharakat Dibaca panjang 1 ٰٓ‫ﺑﻞٰٓ ﺃﻯٰٓ ﺣﺮﻑٰٓ ﻏﻴﺮٰٓ ﻫﻤﺰٰٓ ﺃﻭ‬
fathah bertemu alif alif atau 2 harakat
ٰٓ‫ﻣـﺪ‬
ٰٓ ٰٓ‫ﺳـﻜﻮﻥٰٓ *ٰٓ ﺟآٰ ﺑﻌـﺪ‬
‫ﻓاﻟﻄﺒــﻴﻌﻰٰٓيﻜـﻮﻥ‬
ٰٓ
4
ٰٓ‫ِﺇﻥٰٓﻛٰٓﻨتم‬ Ikhfa’ Nun sukun bertemu Dibaca antara ‫اإل ْخـفَا ُء ِع ْنـ َد‬
ِ ‫الرا ِبـ ُع‬
َّ ‫َو‬
salah satu huruf idzhar dan idghom
ِ ‫ْال‬
‫فاضـ ِل‬
ikhfa’ yaitu kaf secara berdengung
ٌ‫اجـب‬
ِ ‫وف َو‬
ِ ‫ـر‬
ُ ‫ِمـنَ ال ُح‬
ِ ‫ِل ْلف‬
‫َاضـ ِل‬

5
ٰٓ‫ِﺇﻥٰٓﻛﻨتم‬ Ikhfa’ Aqrab Nun sukun bertemu Dibaca mendekati ‫اإل ْخـفَا ُء ِع ْنـ َد‬
ِ ‫الرابِـ ُع‬
َّ ‫َو‬
salah satu huruf bunyi ‘N’ dengan
ِ ‫ْال‬
‫فاضـ ِل‬
ikhfa’ yaitu ta berdengung
kemudian ditahan ٌ‫اجـب‬
ِ ‫وف َو‬
ِ ‫ـر‬
ُ ‫ِمـنَ ال ُح‬

3
dua ketukan ِ ‫ِل ْلف‬
‫َاضـ ِل‬

C. Asbabun Nuzul
Tidak ada Asbabun Nuzul dalam ayat ini.

D. Elaborasi Isi Kandungan Ayat

Penciptaan berasal dari kata cipta yaitu kemampuan pikiran untuk mengadakan
sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Ciptaan/cip·ta·an yang diciptakan.
Pencipta/pen·cip·ta yang menciptakan (mengadakan, menjadikan, membuat, dan
sebagainya). Penciptaan/pen·cip·ta·an/ proses, cara, perbuatan menciptakan.1
Imam al-Ghazali menyatakan bahwa semua di alam semesta ini adalah hasil karya
dan ciptaan Allah. Semua aktifitas hamba-Nya ditentukan atas jalan usaha yang
diberikan kepada mereka. Ia berbeda pendapat dengan pendapat para filosof yang
menyatakan alam qadim, menurutnya alam ini baru tidak qadim. (Ruyyân, 1970)
Menurut kaum spiritualis, manusia adalah realitas yang tersusun atas tubuh dan
jiwa (ruh). (Rinayati, 2005). Manusia pertama yang diciptakan adalah Nabi Adam dari
tanah. (al-Suyûthî). Proses penciptaan manusia setelah Nabi Adam tidak sama. Nabi
Adam benar-benar diciptakan dari tanah langsung, sedangkan anak keturunan Nabi
Adam diciptakan dari tanah tapi tidak secara langsung, yakni dari intisari tanah yang
dikomsumsi orang tua dan menyebabkan kehamilan. Dalam perut ibu, anak tersebut
berproses selang empat puluh hari menjadi segumpal darah, empat puluh hari kemudian
menjadi segumpal daging dan begitu terus prosesnya sehingga menjadi manusia yang
sempurna. (Ritonga, 2018)
Allah menegaskan bahwa Dia-lah yang bisa menciptakan permulaan manusia yang
dimulai dari asal sperma kemudian Dia matikan ketika ajalnya datang, bukan seperti
sangkaan sebagaian orang bahwa hidup dan mati manusia itu adalah hukum alam karena
memang sudah waktunya. Setelah kematian nanti Allah akan membangkitkannya untuk
tujuan melaksanakan hisab dan pembalasan pada hari kiamat sebagaimana yang
dilakukan ketika hidup di dunia. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk memulai

1 https://kbbi.web.id/cipta

4
penciptaan pasti Allah juga Maha Kuasa untuk mengulangi ciptaan-Nya. Tidak boleh
ada keraguan tentang hal ini. (al-Shabuniy, 1420 H/ 1999 M)
Manusia diciptakan Allah SWT bukan tanpa sebab, penciptaan manusia di muka
bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat given yang
diemban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah (aż-Żāriyāt/51: 56), misi
fungsional sebagai khalifah (al-Baqarah/2: 30), dan misi operasional untuk
memakmurkan bumi (Hūd/11: 61). Selain mengemban tugas dan fungsi yang jelas,
manusia juga mendapatkan posisi paling istimewa, yaitu sebagai satu-satunya makhluk
yang pada saat dilahirkan telah sadar akan adanya Sang Pencipta. (Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur'an, 2010)

Menurut Jamaluddin Al-Ghaznawi dalam kitab Ushul Ad–Din, mengutarakan


bahwa surat al-Hajj termasuk di antara surat-surat yang ajaib. Di dalamnya berisi ayat-
ayat yang diturunkan di Mekah dan Madinah. Berisi pembahasan tentang peperangan
dan perdamaian.

Di dalam kitab tafsir Al Jawahir Fi Tafsir Al-Qur’an Al Karim karya Tanthawi


Jauhari, disebutkan bahwa di dalam ayat ini diberikan kiasan bahwa manusia berasal
dari tanah. Sebagaimana juga hewan dan tumbuh-tumbuhan. Unsur air pun menjadi
penyebab tumbuhnya makhluk yang lainnya. Setelah hadirnya proses keajaiban manusia
di dalam rahim seorang ibu, Tanthawi pun menegaskan terkait pentingnya ilmu al–
Ajnah atau embriologi manusia.

Tanthawi berpendapat bahwa ilmu alam wajib untuk dipelajari. Terlebih lagi, al-
Qur’an hanya memberikan penjelasannya secara global. Untuk menyempurnakannya,
dibutuhkan pengetahuan yang lainnya. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.2

Lalu, di dalam kitab Tafsir Al–Misbah karya Muhammad Quraish Shihab,


disebutkan bahwa di dalam ayat ini mengilustrasikan peristiwa kebangkitan manusia
dari kematian. Akan hadirnya hari kebangkitan manusia yang harus diimani. Hal itu
berhubungan erat dengan tujuan penciptaan manusia, yakni sebagai bukti kekuasaan dan
kebesaran Allah Swt. Selain itu bukti bahwa manusia berasal dari tanah, manusia

2 https://tanwir.id/tafsir-surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/

5
memakan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang yang memakan apa
yang terbentang di bumi Allah. (Shihab, 2007)

Kemudian, di dalam kitab tafsir Fath Al–Qadir karya Asy-Syaukani, ia


menjelaskan bahwa ia menemukan diksi “al–Bahjah” yang direpresentasikan dalam
lafadz “bahiij” pada ayat ini. Ia berpendapat bahwa “bahiij” diartikan sebagai sesuatu
yang baik, lalu menarik bagi yang melihatnya. Seperti halnya Allah Swt. pun
menumbuhkan beragam tumbuhan dalam bentuk yang indah dan menarik.

Ibnu Katsir di dalam karyanya kitab tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, menjelaskan


bahwa bukti kekuasaan Allah SWT pada ayat ini terdapat pada kalimat “wataral ardha
haamidatan”. Seperti halnya Allah menurunkan hujan agar tanah di muka bumi menjadi
subur hingga melahirkan pundi-pundi keberkahan bagi umat manusia.

Dalam tafsir al-Munir jilid 9 karya Wahbah Zuhaili, setelah menyebutkan sikap
orang yang ingkar dan tidak memercayai adanya ba’ats, Allah SWT memaparkan dalil-
dalil tentang kuasa-Nya untuk menghidupkan kembali yang telah mati. Zat Yang Kuasa
menciptakan pada kali pertama sudah tentu Kuasa mengulang dan mengembalikannya
lagi. Sesuai dengan dalil tujuh fase yang dilalui oleh manusia dalam kehidupannya.

Pertama, kami menciptakan moyang kalian Adam AS dari tanah dan Kami menciptakan
makanan dan nutrisi dari tumbuh-tumbuhan yang lahir dari air dan tanah yang dari
makanan dan nutrisi itulah sperma terbentuk.

Kedua, kemudian proses reproduksi berjalan melalui perantaraan sperma yang terbentuk
dari makanan dan nutrisi yang tumbuh dari tanah.

Ketiga, kemudian dengan izin Allah SWT, setelah empat puluh hari sperma itu berubah
menjadi segumpal darah kental atau padat.

Keempat, kemudian segumpal darah tersebut berubah menjadi segumpal daging.


Segumpal daging itulah yang selanjutnya mengalami proses pembentukan hingga
berwujud janin yang sempurna dan utuh bentuk fisiknya. Ada pula janin yang tidak
sampai pada proses pembentukan hingga sempurna sehingga perempuan yang
bersangkutan mengalami keguguran, baik itu masih berbentuk gumpalan daging

6
maupun sudah tanda-tanda pembentukan. Ada pula yang tetap mengalami proses
pembentukan hingga lahir sebagai bayi, tetapi bentuknya tidak sempurna dan terlahir
cacat.

Kelima, kemudian kami mengeluarkan kalian dari rahim ibu kalian dalam wujud
sebagai bayi merah yang lemah fisik, akal, dan indranya. Kemudian tiap-tiap bayi mulai
tumbuh berkembang dan diberi oleh Allah SWT kekuatan dan potensi sedikit demi
sedikit.

Keenam, kemudian kekuatan dan potensi fisik dan akal kalian pun tumbuh berkembang
semakin sempurna hingga kalian mencapai batas kesempurnaan kekuatan dan
kegagahan pemuda.

Ketujuh, diantara kalian ada yang mati sebelum mencapai batas kedewasaan atau ketika
masih muda dan kuat. Ada pula yang hidup hingga mencapai usia lanjut, kerentaan,
kelemahan fisik, akal dan pemahaman, serta kepikunan sehingga ia kembali lagi kepada
kondisi yang pernah dialaminya ketika masih anak-anak, yaitu lemah, tidak berdaya,
kurang akal dan minim pemahaman, lupa terhadap apa yang pernah ia ketahui
sebelumnya. (az-Zuhaili, 1426 H/2005 M)

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 12 karya Sayyid Quthb bahwa penciptaan
manusia diiringkan juga penyebutannya dengan penciptaan tumbuh-tumbuhan pada
beberapa tempat di dalam Al-Quran dalam surah al-Hajj misalnya Allah menghimpun
penjelasan tentang kejadian manusia dengan tumbuh-tumbuhan.

Hal ini mengesankan karena kejadian dari unsur-unsur utama tanah seperti
tumbuhan lalu makan dan tumbuh berkembang dengannya menyebabkan manusia dapat
dikatakan sebagai tumbuhan dari tumbuhan bumi. Allah memberikan warna kehidupan
di dunia sebagaimana warna tumbuh-tumbuhan manusia kelak akan kembali ke tanah.
Allah mengembalikan kepadanya sebagaimana dahulu Dia menumbuhkan mereka.
(Quthb, 1412 H/1992 M)

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Semua di alam semesta ini adalah hasil karya dan ciptaan Allah SWT. Allah
menciptakannya melalui beberapa fase. Manusia diciptakan Allah dari tanah meskipun
keturunan Nabi Adam tidak langsung dari tanah namun dari intisari tanah, serta terjadi
nya kematian dan munculnya berbagai keadaan yang dilalui manusia itu menjadi dalil
yang tak terbantahkan tentang wujud Sang Khaliq Yang Mahakuasa, Yang mampu
memulai penciptaan kemudian mengulanginya kembali. Bahkan mengulang kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya, maka tidak boleh ada keraguan dalam mengimani hari
kebangkitan.

8
DAFTAR PUSTAKA

al-Shabuniy, M. ‘. (1420 H/ 1999 M). Shafwah al-Tafasir. Jakarta: Dar al-Kutub al-
Islamiyyah.

al-Suyûthî, J. a.-D.-M.-D.-R. (n.d.). Tafsir al-Jalalain. Dar al-Hadis: Qahirah.

az-Zuhaili, W. (1426 H/2005 M). At-Tafsir al-Munir fil 'Aqidah wasy Syari'ah wal
Manhaj. Damaskus: Darul Fikr.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, B. L. (2010). Penciptaan Manusia dalam


Perspektif Al-Qur'an dan Sains. Jakarta Timur: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur'an.

Oktaviani, R. (2020, November 26). Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur'an


dan Sains. Jurnal Islam dan Sains, 12.

Quthb, A.-S. S. (1412 H/1992 M). Fi Zhilalil-Qur'an. Beirut: Darusy-syuruq.

Rinayati, L. d. (2005). Makhluk-Makhluk Allah Yang Berperan di Alam Semesta.


Surabaya: Bintang Usaha Jaya.

Ritonga, M. S. (2018, Juni). Penciptaan Manusia. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman,


04, 1-28.

Ruyyân, M. A. (1970). Târîkh al-Fikr al-Falasafiy fi al-Islâm. Dâr al-Nahdhah al-


‘Arabiyyah: Bairût.

Shihab, M. Q. (2007). Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan


Umat. Bandung: Mizan.

https://tanwir.id/tafsir-surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/
https://kbbi.web.id/cipta

Anda mungkin juga menyukai