MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individual Pada Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Oleh :
Nama : Ulfarizkina
NIM : 1212020266
Kelas : PAI G
Semester : 3 (Tiga)
Dosen pengampu :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk serba dimensi. Kajian tentang manusia telah banyak
dilakukan para ahli yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti politik,
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Pengetahuan tentang
asal kejadian manusia sangat penting dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi
manusia. Manusia yang terdiri dari beberapa dimensi, menjadi suatu objek yang unik
untuk dikaji, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia membuat ia
senantiasa menimbulkan hal-hal baru dan merangsang untuk dikaji. Dalam melakukan
pengkajian terhadap manusia haruslah mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan tekait pengetahuan terhadap
manusia. Al-Qur’an dan Hadis merupakan sumber informasi yang cukup banyak
membahas tentang manusia dari segala sisi kemanusiaannya bahkan sampai pada esensi
manusia dalam pandagan agama. Bahkan Al-Qur’an memberikan term tertentu kepada
manusia berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat dan Terjemah
Artinya : Wahai manusia ! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan maka sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam
Rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
2
sampai kepada dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di
antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang
indah.
5
ِٰٓﺇﻥٰٓﻛﻨتم Ikhfa’ Aqrab Nun sukun bertemu Dibaca mendekati اإل ْخـفَا ُء ِع ْنـ َد
ِ الرابِـ ُع
َّ َو
salah satu huruf bunyi ‘N’ dengan
ِ ْال
فاضـ ِل
ikhfa’ yaitu ta berdengung
kemudian ditahan ٌاجـب
ِ وف َو
ِ ـر
ُ ِمـنَ ال ُح
3
dua ketukan ِ ِل ْلف
َاضـ ِل
C. Asbabun Nuzul
Tidak ada Asbabun Nuzul dalam ayat ini.
Penciptaan berasal dari kata cipta yaitu kemampuan pikiran untuk mengadakan
sesuatu yang baru; angan-angan yang kreatif. Ciptaan/cip·ta·an yang diciptakan.
Pencipta/pen·cip·ta yang menciptakan (mengadakan, menjadikan, membuat, dan
sebagainya). Penciptaan/pen·cip·ta·an/ proses, cara, perbuatan menciptakan.1
Imam al-Ghazali menyatakan bahwa semua di alam semesta ini adalah hasil karya
dan ciptaan Allah. Semua aktifitas hamba-Nya ditentukan atas jalan usaha yang
diberikan kepada mereka. Ia berbeda pendapat dengan pendapat para filosof yang
menyatakan alam qadim, menurutnya alam ini baru tidak qadim. (Ruyyân, 1970)
Menurut kaum spiritualis, manusia adalah realitas yang tersusun atas tubuh dan
jiwa (ruh). (Rinayati, 2005). Manusia pertama yang diciptakan adalah Nabi Adam dari
tanah. (al-Suyûthî). Proses penciptaan manusia setelah Nabi Adam tidak sama. Nabi
Adam benar-benar diciptakan dari tanah langsung, sedangkan anak keturunan Nabi
Adam diciptakan dari tanah tapi tidak secara langsung, yakni dari intisari tanah yang
dikomsumsi orang tua dan menyebabkan kehamilan. Dalam perut ibu, anak tersebut
berproses selang empat puluh hari menjadi segumpal darah, empat puluh hari kemudian
menjadi segumpal daging dan begitu terus prosesnya sehingga menjadi manusia yang
sempurna. (Ritonga, 2018)
Allah menegaskan bahwa Dia-lah yang bisa menciptakan permulaan manusia yang
dimulai dari asal sperma kemudian Dia matikan ketika ajalnya datang, bukan seperti
sangkaan sebagaian orang bahwa hidup dan mati manusia itu adalah hukum alam karena
memang sudah waktunya. Setelah kematian nanti Allah akan membangkitkannya untuk
tujuan melaksanakan hisab dan pembalasan pada hari kiamat sebagaimana yang
dilakukan ketika hidup di dunia. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk memulai
1 https://kbbi.web.id/cipta
4
penciptaan pasti Allah juga Maha Kuasa untuk mengulangi ciptaan-Nya. Tidak boleh
ada keraguan tentang hal ini. (al-Shabuniy, 1420 H/ 1999 M)
Manusia diciptakan Allah SWT bukan tanpa sebab, penciptaan manusia di muka
bumi ini mempunyai misi yang jelas dan pasti. Ada tiga misi yang bersifat given yang
diemban manusia, yaitu misi utama untuk beribadah (aż-Żāriyāt/51: 56), misi
fungsional sebagai khalifah (al-Baqarah/2: 30), dan misi operasional untuk
memakmurkan bumi (Hūd/11: 61). Selain mengemban tugas dan fungsi yang jelas,
manusia juga mendapatkan posisi paling istimewa, yaitu sebagai satu-satunya makhluk
yang pada saat dilahirkan telah sadar akan adanya Sang Pencipta. (Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur'an, 2010)
Tanthawi berpendapat bahwa ilmu alam wajib untuk dipelajari. Terlebih lagi, al-
Qur’an hanya memberikan penjelasannya secara global. Untuk menyempurnakannya,
dibutuhkan pengetahuan yang lainnya. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.2
2 https://tanwir.id/tafsir-surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/
5
memakan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang yang memakan apa
yang terbentang di bumi Allah. (Shihab, 2007)
Dalam tafsir al-Munir jilid 9 karya Wahbah Zuhaili, setelah menyebutkan sikap
orang yang ingkar dan tidak memercayai adanya ba’ats, Allah SWT memaparkan dalil-
dalil tentang kuasa-Nya untuk menghidupkan kembali yang telah mati. Zat Yang Kuasa
menciptakan pada kali pertama sudah tentu Kuasa mengulang dan mengembalikannya
lagi. Sesuai dengan dalil tujuh fase yang dilalui oleh manusia dalam kehidupannya.
Pertama, kami menciptakan moyang kalian Adam AS dari tanah dan Kami menciptakan
makanan dan nutrisi dari tumbuh-tumbuhan yang lahir dari air dan tanah yang dari
makanan dan nutrisi itulah sperma terbentuk.
Kedua, kemudian proses reproduksi berjalan melalui perantaraan sperma yang terbentuk
dari makanan dan nutrisi yang tumbuh dari tanah.
Ketiga, kemudian dengan izin Allah SWT, setelah empat puluh hari sperma itu berubah
menjadi segumpal darah kental atau padat.
6
maupun sudah tanda-tanda pembentukan. Ada pula yang tetap mengalami proses
pembentukan hingga lahir sebagai bayi, tetapi bentuknya tidak sempurna dan terlahir
cacat.
Kelima, kemudian kami mengeluarkan kalian dari rahim ibu kalian dalam wujud
sebagai bayi merah yang lemah fisik, akal, dan indranya. Kemudian tiap-tiap bayi mulai
tumbuh berkembang dan diberi oleh Allah SWT kekuatan dan potensi sedikit demi
sedikit.
Keenam, kemudian kekuatan dan potensi fisik dan akal kalian pun tumbuh berkembang
semakin sempurna hingga kalian mencapai batas kesempurnaan kekuatan dan
kegagahan pemuda.
Ketujuh, diantara kalian ada yang mati sebelum mencapai batas kedewasaan atau ketika
masih muda dan kuat. Ada pula yang hidup hingga mencapai usia lanjut, kerentaan,
kelemahan fisik, akal dan pemahaman, serta kepikunan sehingga ia kembali lagi kepada
kondisi yang pernah dialaminya ketika masih anak-anak, yaitu lemah, tidak berdaya,
kurang akal dan minim pemahaman, lupa terhadap apa yang pernah ia ketahui
sebelumnya. (az-Zuhaili, 1426 H/2005 M)
Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 12 karya Sayyid Quthb bahwa penciptaan
manusia diiringkan juga penyebutannya dengan penciptaan tumbuh-tumbuhan pada
beberapa tempat di dalam Al-Quran dalam surah al-Hajj misalnya Allah menghimpun
penjelasan tentang kejadian manusia dengan tumbuh-tumbuhan.
Hal ini mengesankan karena kejadian dari unsur-unsur utama tanah seperti
tumbuhan lalu makan dan tumbuh berkembang dengannya menyebabkan manusia dapat
dikatakan sebagai tumbuhan dari tumbuhan bumi. Allah memberikan warna kehidupan
di dunia sebagaimana warna tumbuh-tumbuhan manusia kelak akan kembali ke tanah.
Allah mengembalikan kepadanya sebagaimana dahulu Dia menumbuhkan mereka.
(Quthb, 1412 H/1992 M)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua di alam semesta ini adalah hasil karya dan ciptaan Allah SWT. Allah
menciptakannya melalui beberapa fase. Manusia diciptakan Allah dari tanah meskipun
keturunan Nabi Adam tidak langsung dari tanah namun dari intisari tanah, serta terjadi
nya kematian dan munculnya berbagai keadaan yang dilalui manusia itu menjadi dalil
yang tak terbantahkan tentang wujud Sang Khaliq Yang Mahakuasa, Yang mampu
memulai penciptaan kemudian mengulanginya kembali. Bahkan mengulang kembali itu
adalah lebih mudah bagi-Nya, maka tidak boleh ada keraguan dalam mengimani hari
kebangkitan.
8
DAFTAR PUSTAKA
al-Shabuniy, M. ‘. (1420 H/ 1999 M). Shafwah al-Tafasir. Jakarta: Dar al-Kutub al-
Islamiyyah.
az-Zuhaili, W. (1426 H/2005 M). At-Tafsir al-Munir fil 'Aqidah wasy Syari'ah wal
Manhaj. Damaskus: Darul Fikr.
https://tanwir.id/tafsir-surat-al-hajj-ayat-5-penciptaan-manusia/
https://kbbi.web.id/cipta