A. Pengertian
Menurut Ibn Qudamah yang mengutip pendapat Ibn Abbas dan banyak
ulama yang lain, surat al-Maidah ayat 33 tersebut turun dalam peristiwa
1
Ahmad Zuhdi Muhdhor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Multi Karya Grafika,
hal. 718
2
Muhammad Sukhali al-Muhibbaji, 2010, al-Muhazzab min al-Fiqh al-Maliki wa Adillatuh, jilid
3, Damaskus: Dar al-Qolam, hal. 295
3
Lihat misalnya Syams ad-Di>n as-Sarkhasi, tth, al-Mabsu>t, juz 9, Beirut: Da>r al-Ma’rifah, hal.
195. Juga Muhammad Ibn Idris asy-Syafii, 2001, al-Umm, cet. 1, Tanpa Kota : Dar al-Wafa, hal.
384. Juga Ibn Qudamah al-Maqdisi,tth, al-Mughni, Juz 10,Tanpa Kota: Dar al-Kutub al-„Arabi,
hal. 302
4
Muhammad Abu Zahroh, tth, al-‘Uqubat, tanpa kota:Dar al-Fikr al-„Arabi, hal. 140
5
Lihat, Sahnu>n Ibn Sa’i>d at-Tanu>hi, 1994, al-Mudawwanah al-Kubra, Juz 4, Beirut: Da>r al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, hal. 552. Juga Ibn Hazm al-Andalusi, 2002, al-I>sa>l ila al-Muhalla , bi al-Atsa>r,
Beirut: Da>r al-Kutub al-„Ilmiyyah hal. 272
6
Abd al-Qadir „Audah,tth, at-Tasyri’ al-Jinai al-Islamy.. jilid 2, Beirut : Dar al-Kiitab al-„Arabi,
hal. 638
1
perampokan.7 Maka bentuk nyata hirobah adalah ( قاغع اىطريقQathi‟ath-
Thariq).
7
Ibn Qudamah al-Maqdisi,tth, al-Mughni, Juz 10,Tanpa Kota: Dar al-Kutub al-„Arabi, hal. 302.
Lihat juga Abu Zakariya Muhy ad-Din Ibn Syaraf an-Nawawi, Tth, Kita>b al-Majmu>‟ Syarh al-
Muhadzdzab li asy-Syairozi, Jilid 22, Jeddah: Maktabah al-Irsya>d, hal. 228
8
„Ala ad-din Abu bakr Ibn Mas‟ud al-Kasani al-Hanafi, 1987, Badai‟ as-shonai‟, juz 7, Beirut: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, hal.90
9
Al-Habib Ibn Thohir, 2009, al-Fiqh al-Maliki wa Adillatuh, Beirut: Muassasah al-Ma‟arif, , hal.
367
10
Muhammad Azhar Basyir,2001, Ikhtisar Fiqh Jinayat (Hukum Pidana Islam), Yogyakarta: UII
Press, hal. 39
2
B. Dasar Hukum
3
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari
Anas bin Malik berkata, "Beberapa orang dari 'Ukl atau 'Urainah datang ke
Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun
sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum
air seni dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat),
ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus
rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan
beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka
dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu
mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak
diberi." Abu Qilabah mengatakan, "Mereka semua telah mencuri, membunuh,
murtad setelah keimanan dan memerangi Allah dan rasul-Nya."
ِْ ع َ ٍصا ِىخ َ ُُِّ٘ب َٗ ٍُ َعا ِٗ َيحُ ْت َ ْتُِ أَيٚة َقا َه َٗأ َ ْخ َث َر ِّي َيذْ َيٍ ْٕ َٗ ُِأ َ ْخ َث َرَّا أَدْ ََذ ُ ْتُِ َع َْ ِرٗ ت ِِْ اىط َّْرحِ َقا َه أ َ ّْ َثأََّا ا ْت
ٌَّ ُ ضيَّ ٌَ فَأ َ ْضيَ َُ٘ا ث َّ َّٚصي
َ َٗ ِٔ اَّللُ َعيَ ْي َّ ض٘ ِه
َ ِاَّلل ُ َرَٚب َعي ِ َاش ٍِ ِْ ْاىعَ َر
ٌ ّ ًَِ ة قَا َه قَذ َ َُ ض ِعي ِذ ت ِِْ ْاى
ِ َّطي َ ِْ ض ِعي ٍذ َع
َ ِِْ تَٚيَذْ ي
َٚ ِىقَاحٍ ِىيَ ْْش َرتُ٘ا ٍِ ِْ أ َ ْىثَاِّ َٖا فَنَاُّ٘ا فِي َٖا ث ُ ٌَّ َع ََذُٗا إِىَٚضيَّ ٌَ إِى
َ َٗ ِٔ اَّللُ َعيَ ْي َّ َّٚصي َ ِاَّللَّ ض٘ ُهُ ث ِت ِٖ ٌْ َر َ ٍََ ِرظُ٘ا فَثَع
َّ َّٚصي
ِٔ اَّللُ َع َي ْي َّ ض٘ َه
َ ِاَّلل ُ ضيَّ ٌَ فَقَتَيُُ٘ٓ َٗا ْضتَاقُ٘ا اى ِيّقَا َح فَسَ َع َُ٘ا أ َ َُّ َر َّ َّٚصي
َ َٗ ِٔ اَّللُ َعيَ ْي َّ ض٘ ِه
َ ِاَّلل ُ غ ََل ًِ َرُ اىرا ِعي َّ
غيَ ِث ِٖ ٌْ فَأ ُ ِخُُٗا
َ ضيَّ ٌَ فِي
َ َٗ ِٔ عيَ ْي َّ َّٚصي
َ ُاَّلل َّ ض٘ ُه
َ ِاَّلل ُ ث َر َ ش آ َه ٍُ َذ ََّ ٍذ اىيَّ ْييَحَ فَثَ َع َّ ش ٍَ ِْ َع
َ ط ّ ِ ضيَّ ٌَ قَا َه اىيَّ ُٖ ٌَّ َع
ْ ط َ َٗ
ِ ط ِإ ََّل أ َ َُّ ٍُ َعا ِٗ َيحَ قَا َه فِي ََُٕا ْاى َذذِي
َٚث ا ْضت َاقُ٘ا ِإى ُ ض ََ َو أ َ ْعيَُْ ُٖ ٌْ َٗ َت ْع
ٍ َت ْعَٚع ُٖ ٌْ َي ِسيذ ُ َعي َ َٗ ٌْ ُٖ َط َع أ َ ْي ِذ َي ُٖ ٌْ َٗأ َ ْر ُجي
َّ َفَق
ِ أ َ ْر
ّ ِ ض اى
ْش ْر ِك
(NASAI - 3968) : Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin 'Amr bin As Sarh,
ia berkata; telah memberitakan kepada kami Ibnu Wahb, ia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Yahya bin Ayyub dan Mu'awiyah bin Shalih dari Yahya
bin Sa'id dari Sa'id bin Al Musayyab, ia berkata; telah datang beberapa orang
Arab kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mereka masuk Islam,
kemudian sakit. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus mereka
untuk mendatangi unta agar meminum susunya, dan mereka berada padanya
kemudian mereka mendatangi penggembalanya, ia adalah pembantu Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, mereka membunuhnya dan menggiring unta. Mereka
4
mengaku bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ya Allah
hauskanlah orang yang menghauskan keluarga Muhammad pada malam ini, "
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan orang untuk mencari
mereka, lalu mereka ditangkap dan beliau memotong tangan dan kaki mereka,
beliau mencukil mata mereka, sebagian mereka menambah atas sebagian yang
lain. Hanya saja Mua'awiyah berkata dalam hadits ini mereka menggiring menuju
negeri syirik.
11
Lihat misalnya Syams ad-Di>n as-Sarkhasi, tth, al-Mabsu>t, juz 9, Beirut: Da>r al-Ma’rifah, hal.
195. Juga Muhammad Ibn Idris asy-Syafii, 2001, al-Umm, cet. 1, Tanpa Kota : Dar al-Wafa, hal.
384. Juga Ibn Qudamah al-Maqdisi,tth, al-Mughni, Juz 10,Tanpa Kota: Dar al-Kutub al-„Arabi,
hal. 302
12
Abu Muhammad Mahmud Ibn Ahmad al-„Anaini, 1990, al-Banayah fi Syarh al-Hidayah, juz 6,
cet. 2, ,hal. 471
5
membunuh saja tanpa mengambil harta dan bisa pula membunuh dan
mengambil harta.13
Al-Habib Ibn Thohir memberikan pandangan yang agak berbeda, meskipun
tetap berpijak pada motif harta. Menurut ulama mazhab Maliki ini hirobah
tidak hanya terjadi di jalan saja, namun juga bisa terjadi lorong atau rumah
pada waktu siang atau malam untuk merampas harta dengan cara
membunuh/kekerasan.14 Pandangan ini menunjukkan bahwa hirobah tidak
sama dengan qath ath-Thariq.
13
Lihat misalnya, Muhammadi Ibn Idris asy-Syafi‟I, 2001, al-Umm, jilid 7, tanpa kota: Dar al-
Wafa, hal. 284
14
Al-Habib Ibn Thohir, 2009, al-Fiqh al-Maliki wa Adillatuh, Beirut: Muassasah al-Ma‟arif, , hal.
367
15
Muhammad Sukhali al-Muhibbaji, 2010, al-Muhazzab min al-Fiqh al-Maliki wa Adillatuh, jilid
3, Damaskus: Dar al-Qolam, hal. 295
16
Ibid, hal. 297
17
Ibid
18
Syams ad-Din Muhammad Ibn „Abbas Ahmad Ibn Hamzah Syiha,b ad-Din ar-Ramly,2003
Niha>yah al-Muhta>j Ila Syarh al-Minha>j, jilid 8, Beirut: Da.r al-Kutub al-„Ilmiyyah , hal. 3
6
Imam al-Mawardi mengkategorikan hirobah sebagai jarimah yang mengganggu
kemaslahatan umum.19 Maka pembunuhan pada jarimah qishosh berbeda
dengan pembunuhan pada hirobah. Menurut hemat penulis pembunuhan pada
hirobah adalah pembunuhan yang menyebabkan hilangkan kemaslahatan
umum, sedangkan pembunuhan pada jarimah qishosh adalah pembunuhan yang
berkaitan dengan masalah pribadi antara pelaku dengan kurban.
Muhammad Abu Zahrah menyebutkan bahwa pengertian memerangi Allah
dalam ayat hirobah berarti menyatakan perang terhadap keamanan masyarakat
Islam.20
Perbuatan yang bisa dikategorikan hirobah adalah sebagai berikut :21
1. Mencegat di jalan dengan cara menakut-nakuti orang yang lewat,
meskipun tidak bermaksud mengambil hartanya, namun sekedar
menghalangi orang memanfaatkan jalan, baik di padang pasir maupun di
bangunaan, misalnya di lorong. Kurbannya tidak harus orang umum,
namun juga bisa orang-orang tertentu. Hirobah sudah dianggap erjadi
meskipun tidak berhasil. Hal ini tidak berlaku jika dilakukan untuk
memcari kekuasaan atau karena permusuhan kelompok.
2. Mengambil harta yang diharamkan dari umat Islam atau dzimmi atau
pihak yang mengadakan perjanjian damai, meskipun belum mencapai
nishab. Kondisi korban tidak bisa mendapat pertolongan. Termasuk di
dalamnya adalah kekuatan dzalim yang merambas harta dan mematikan
pencaharian. Mengubah negara dan tidak ada manfaat pertolongan para
ulama dan sebagainya.
3. Menghilangkan akal orang lain dengan memberi minuman yang
memabukkan, bius atau tanaman beracun untuk mengambilhartanya
4. Penipuan yang dilakukan oleh mumayyiz untuk mengambil harta,
sementara tidak ada pertolongan. Pelakunya mumayyiz yang masih kecil
19
Lihat, al-Mawardi, t.th, Kitab al-Ahkam as-Sulthoniyyah, Beirut: Dar al-Fikr, hal. 62
20
Muhammad Abu Zahrah, tth, Al-Jarimah wa al-„Uqubah fi al-Fiqh al-Islami, Tanpa Kota: Dar
al-Fikr al-Islami, hal. 140
21
Habib Thohir, 2009, Fiqh al-Maliki wa Adillatuh, juz 7, Beirut: Muassasah al-M‟arif , hal. 368
7
atau sudah dewasa, menipu dan memasukkan kurbannya ke suatu tempat,
ekmuadian mengambil hartanya, meskipun tidak membunuhnya.
5. Masuk lorong atau rumah, siang atau malam untuk mengambil harta
dengan membunuh korban.
2. Merampok hartanya
Menurut hemat penulis unsur ini juga perlu diperluas, tidak hanya
merampok tetapi juga menimbulkan rasa takut kurban atau mengambil
harta kurban atau membunuh kurban atau menganiaya kurban atau
melakukan beberapa tindakan tersebut sekaligus.
Syarat
22
„Ala ad-Din Abi Bakr ibn Mas‟ud al-Kasani, tth, Badai‟ ash-Shanai‟ fi Tartib asy-Syaroi‟, juz 7,
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, hal. 90-91
8
Menurut as-Samarqandi dari mazhab Hanafi ada lima unsur hirobah sebagai
berikut:23
3. Syarat pelaku mapun korban: Pelaku dan korban tidak ada hubungan
keluarga.27
4. Syarat Harta yang dirampok: Mal Mutaqowim dan telah mencapai nishab,
yaitu 10 dirham.28
Uqubah
Di dalam surat al-Maidah ayat 33 disebutkan uqubah hirobah ada empat yang
dihubungkan dengan kata “atau”. Para ulama berbeda pendapat dalam memahami
makna “atau”. Sebagian ulama memahami bahwa pilihan itu bersifat mutlak,
sehingga apapun modus hirobah, imam boleh memilih salah satu dari empat
alternative. Sebagaian yang memahami bahwa pilihan itu disesuaikan dengan
modus hirobah, di mana masing-masing uqubah disesuaikan dengan modus
hirobah.
Pilihan mutlak
Menurut Imam Malik jika ada orang yang menakut-nakuti di jalan, tanpa
mengambil harta dan tidak membunuh kurban, Imam boleh memilih membunuh
atau memotong (tangan-kaki), karena boleh jadi menakut-nakuti itu lebih paling
25
Al-Kasani…..hal. 91
26
Al-Kasani…..,hal. 91
27
Al-Kasani…., hal. 92
28
Al-Kasani….hal. 92
29
Al-Kasani…. Hal. 92
10
menakutkan dan kerusakan paling dahsyat yang lebih menakutkan dari pada
membunuh.30
Pilihan yang diarahkan
Menurut Azhar Basyir ada dua pemahaman ulama mengenai makna ٗ( اatau)
dalam ayat tersebut. Sebagian memahaminya sebagai tanwi’ (membedakan
macam hukuman sesuai dengan jarimah yang berbeda pula). Berdasarkan
pemahaman ini penerapan masing-masing uqubah adalah sebagai berikut :
a. Dibunuh atau disalib jika pelakunya mengambil harta dan membunuh kurban.
b. Dijatuhi pidana mati jika pelakunya membunuh saja tanpa mengambil harta
kurban.
c. Dipotong tangan dan kakinya secara menyilang jika hanya mengambil harta
tanpa membunuh kurban.
d. Diasingkan jika pelaku hanya menakut-nakuti, tidak membunuh maupun
mengambil harta kurban.31
Pendapat yang lain memahami ٗ اsebagai takhyir (memilih). Menurut pemahaman
ini beberapa uqubah yang diancamkan di atas merupakan alternatif bagi hakim
untuk memilih mana yang paling sesuai untuk dijatuhkan.32 Dalam praktiknya
hakim bisa saja berpandangan bahwa ٗ اadalah li tanwi‟ sehingga ia menjatuhkan
uqubah sesuai dengan kriteria tanwi‟ di atas. Hakim bisa pula menjatuhkan
uqubah tanpa melihat berat-ringannya hirabah, asalkan masih dalam batas yang
disebutkan dalam ayat di atas.
Menurut penulis pilihan yang diarahkan rasanya lebih memenuhi rasa keadilan,
karena hukuman disesuaikan dengan jarimah. Rasanya juga tidak masuk akal,
sehingga menimbulkan kedzaliman jika hakim menjatuhkan hukuman yang lebih
berat pada jarimah yang lebih ringan. Misalnya menjatuhkan hukuman mati untuk
jenis hirobah menakut-nakuti dan menjatuhkan hukuman pengasingan untuk jenis
hirobah membunuh dan mengambil harta.
30
Imam Sahnun at-Tanuhi, 1994, al-Mudawwanah al-Kubro, Jilid 4, Beirut: Dar al-„Ilmiyyah,
hal.552
31
Ahmad Azhar Basyir, Ikhtisar Fiqh Jinayat (Hukum Pidana Islam) Yogyakarta : UII Press, 2001,
hal.41
32
Ibid
11
Gugurnya had Hirobah
Sebab gugurnya sudah ditetapkan dalam nash, surat al-Maidah ayat 34. Setelah
pada ayat 33 al-Qur‟an menetapkan jarimah dan uqubahnya, ayat 34 menyatakan
sebagai berikut:
ّ َُّ َ ِإَلَّ اىَُِّيَِ ت َاتُ٘اْ ٍِِ قَ ْث ِو أَُ ت َ ْقذ ُِرٗاْ َعيَ ْي ِٖ ٌْ فَا ْعيَ َُ٘اْ أ
ٌ ُاَّللَ َغف
-٤٣- ٌٌ ٘ر َّر ِدي
Berdasarkan ayat tersebut para ulama sepakat bahwa uqubah had dapat gugur
karena taubatnya pelaku sebelum tertangkap. Namun mereka berbeda pandangan
dalam mengintepretasikan ketentuan tersebut.
Menurut Habib Thohir dari Mazhab Maliki menyatakan bahwa Hukuman had
hirobah gugur karena dua hal:33
Gugurnya had hirobah jika tidak membunuh. Jika membunuh, maka menjadi
hukuman qisos, terserah ahli waris korban. Sedangkan had zina, qodzaf, minum-
minuman keras, pembunuhan dan pencurian gidak gugur karena taubah.34
33
Habib Thohir, 2009, Fiql al-Maliki…..hal. 378
34
Habib Thahir….hal. 379. Lihat juga Abu Qasim Ibn Husain Ibn Hasan Ibn al-Jalaab al-
Bashri,2007, at-Tafrii‟ fi Fiqh Imam Malik Ibn Anas, Juz 2, Beirut: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyyah,,hal. 229
12