Anda di halaman 1dari 24

Kaidah

Perumusan
Hukum Islam
a. Metodologi Formulasi Hukum Islam
b. Lafadz dari segi Kejelasan artinya
c. Lafadz dari segi Penggunaannya
d. Lafadz dari segi Kandungan Pengertiannya
e. Lafadz dari segi Dilalah ( Penunjukan ) atas Hukum
f. Lafadz dari segi Sighat Taklif
Pengantar
Menurut Ulama Ushul Fiqh
Apakah yang di maksud
dengan
“ HUKUM “ ???
Apa yang
dikehendaki oleh
Syari’
Siapakah yang di maksud
dengan
“ SYARI’ / “ ???
Asy-Syari’ adalah

Allah Swt
Di mana
kehendak Asy-Syari’
“ dapat Ditemukan “ ???
Kehendak Syari’ dapat
ditemukan di dalam :
1. Al-Qur’an dan
2. As-Sunnah / Al-Hadits
Catatan .....
1. Pemahaman akan kehendak
Syari’ bergantung sepenuhnya
kepada pemahaman nash-nash
hukum dalam Al-Qur’an dan Al-
Hadits
2. Usaha pemahaman, penggalian dan
perumusan hukum dari kedua
sumber tersebut di sebut: “Istinbath”.
Jadi istinbath adalah:
Usaha dan cara mengeluarkan hukum
dari sumbernya.
Sumber
Hukum Islam
Sumber hukum Islam
pada dasarnya ada dua
macam:
1. Sumber tekstual atau tertulis yang juga di sebut
nushush, yaitu langsung berdasarkan teks Al-
Qur’an dan Al-Hadits.
2. Sumber Non Tekstual, tak tertulis atau Ghoir
Nushush, seperti istihsan dan qiyas. Meskipun
tidak langsung mengambil dari teks Al-Qur’an
dan Al-Hadits, tapi pada hakekatnya di gali dari
keduanya.
Kesimpulan
Pada dasarnya metode pemahaman hukum
Islam yang berangkat melalui pemahaman secara
langsung dari teks di sebut :
“ metode lafdhiyyah ( )”.
Sedangkan pemahaman secara tidak langsung
dari teks Al-Qur’an dan Al-Hadits di sebut :

“ metode ma’nawiyyah ( )”.


Pemahaman
Teks
Al-Qur’an dan Al-Hadits
Teks Al-Qur’an dan Al-Hadits berbahasa
Arab, karena Nabi Saw yang menerima dan
menjelaskan Al-Qur’an menggunakan
bahasa Arab.
Maka setiap usaha memahami dan
menggali hukum dari teks kedua sumber
tersebut sangat bergantung kepada
kemampuan memahami bahasa Arab.
Untuk maksud itu maka para ahli Ushul
Fiqh menetapkan bahwa pemahaman teks
dan penggalian hukum harus berdasarkan
kaidah tersebut.
Dalam hal ini mereka berpegang pada
dua hal :
1. Pada petunjuk kebahasaan dan pemahaman
kaidah bahasa Arab dari teks tersebut.

2. Pada petunjuk Nabi Saw dalam memahami


hukum-hukum Al-Qur’an dan penjelasan Al-Hadits
atas hukum-hukum Qur’ani itu.

Dalam hal ini “Lafadz ‘Arabi / ( )”


dipahami dalam ruang lingkup hukum syara’.
Kaidah pemahaman lafadz ‘Arabi
( ) itu mencakup 4 segi
pokok pembahasan :
1. Pemahaman lafadz dari segi arti dan kekuatan
penggunaannya terhadap maksud kehendak Alloh Swt
yang terdapat dalam lafadz itu.
2. Pemahaman lafadz dari segi penujukannya terhadap
hukum
3. Pemahaman lafadz dari segi kandungannya terhadap
satuan pengertian dalam lafadz itu
4. Pemahaman lafadz dari segi gaya bahasa yang digunakan
dalam menyampaikan tuntutan hukum taklif ( ).
Wassalaam

Anda mungkin juga menyukai