DAFTAR ISI
Cover__1
Daftar Isi__2
Peta Konsep__3
Membuka Relung Kalbu__4
Mengkritisi Lingkungan Sekitar__4
Memperkaya Hasanah__4
A. PERINTAH BERLAKU IHSAN__4
1. Q.S. al-Baqarah: 83 tentang Ihsan__5
2. Alpikasi Tajwid dalam Q.S. al-Baqarah: 83__5
3. Kosa Kata__6
4. Kajian Tafsir__6
5. Dasar Hukum Ihsan__7
B. RUANG LINGKUP IHSAN__9
1. Ihsan kepada Allah Swt__9
2. Ihsan kepada Sesama Makhluk__9
a. Kedua Orang Tua__10
b. Kerabat Dekat __11
c. Anak Yatim__11
d. Fakir Miskin__12
e. Tetangga__13
f. Tamu__14
g. Karyawan atau Pekerja__15
h. Sesama Manusia__15
i. Binatang__17
j. Alam Sekitar__18
C. HIKMAH BERLAKU IHSAN__18
Menerapkan Perilaku Mulia__19
Tugas Kelompok__19
Rangkuman__19
Evaluasi__20
2
Meraih Kasih Sayang Allah Swt
BAB
dengan Ihsan
6
6BA
Aspek al-Qur‟an
Peta Konsep
IHSAN
3
Membuka Relung Kalbu
Realitas hidup sehari-hari kita temukan banyak saudara kita yang layak disantuni:
1. Anak yatim harus disantuni. Di sisi lain, ada orang yang meminta sumbangan dengan
mengatasnamakan anak yatim atau panti jompo.
2. Tanah air kita mendapat anugerah dari Allah berupa hutan dengan beragam pohon.
Ternyata banyak oknum tertentu yang menebangnya secara membati buta tanpa
mempedulikan keseimbangan lingkungan sekitar, lalu terjadi bencana alam seperti banjir,
longsor dan sejenisnya.
3. Demikian pula anugerah Allah berupa laut dengan berbagai jenis ikan. Akan tetapi
banyak orang yang mengeksploitasinya dengan cara mengambil ikan memakai pukat
harimau, atau mencuri ikan di luar wilayahnya.
Memperkaya Hasanah
Secara etimologis, Ihsan berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar fi‟il madli atau kata
kerja bentuk lampau: Hasuna – Yahsunu – Husnan (حسنا-ٍيحس-ٍ )حسyang berarti baik, atau
terpuji. Lalu di-tashrif dengan wazan Af‟ala – Yuf‟ilu – If‟al (افعال- يفعم-)افعم, menjadi Ahsana
– Yuhsinu – Ihsanan (ٌاحسا-ٍيحس-ٍ )احسyang berarti memperbaiki.
Sedangkan secara istilah, pengertian Ihsan merujuk pada sebuah hadits Nabi Saw
berikut: Telah mengabarkan kepada kami (Ishaq bin Ibrahim), dia berkata; telah menceritakan
kepada kami (an-Nadhr bin Syumail), dia berkata; telah memberitakan kepada kami (Kahmas
1
Buku PAI dan BP SMA Kelas XII, hal. 100.
4
bin al- Hasan), dia berkata; telah menceritakan kepada kami (Abdullah bin Buraidah) dari
(Yahya bin Ya'mar) bahwa (Abdullah bin Umar) berkata; telah menceritakan kepadaku (Umar
bin al- Khathab), dia berkata; …
1. Bacalah dengan tartil Q.S. al-Baqarah [2]: 83 berikut ini lengkap dengan
terjemahnya !
Banyak ayat dan hadits Nabi yang menjelaskan tentang Ihsan. Dan pada bagian ini kita
akan mengurai Ihsan yang merujuk pada Q.S. al-Baqarah [2]: 83 sebagai berikut:
اَن َوِذي الْ ُقْرَ َٰب ً اَّللَ َوِِبلْ َوالِ َديْ ِن إِ ْح َس
يل ََل تَ ْعبُ ُدو َن إِهَل ه
َ َ
ِاق ب ِِن إِسرائ
ْ َ َ يث
َ مِ وإِ ْذ أَخ ْذ ََن
َ َ
ص ََل َة َوآتُوا الهزَكا َة ُثُه تَ َولهْي تُ ْم إِهَل يموا ال ه ِهاس حسنا وأَق ِ ن لِني وقُولُوا ل ِ ِوالْي تَامى والْمساك
ُ َ ُْ ً َ ََ َ َٰ ََ
ِ ِ
ُ قَل ًيَل مْن ُك ْم َوأَنْتُ ْم ُم ْع ِر
ضو َن
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat,
anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Q.S. al-Baqarah [2]:
83).
2 َوِِبلْ َوالِ َديْ ِن Mad Layyin Fathah diikuti huruf Ya‟ sukun
3
ً إِ ْح َس
اَن Mad Iwadh fathah Tanwin dibaca wakaf
5
ُ ُم ْع ِر
ضو َن Mad Aridh lis-Sukun Mad Thabi‟i dibaca wakaf
5
3. Kosa Kata Baru
Baca dan hapalkan Q.S. al-Baqarah [2]: 2 beserta Kosa Kata berikut ini !
Tabel 2: Kosa Kata
ِ َوقُولُوا لِلن
هاس ِ ِ والْي تَام ٰى والْمساك
ني
ََ َ َ ََ َوِذي الْ ُقْرَ َٰب
ُح ْسنًا
serta ucapkanlah
anak-anak yatim, dan orang-
kata-kata yang baik kaum kerabat,
orang miskin,
kepada manusia,
ُ َوأَنْتُ ْم ُم ْع ِر
ضو َن إِهَل قَلِ ًيَل ِمْن ُك ْم
dan kamu selalu kecuali sebahagian kecil
berpaling. daripada kamu,
4. Kajian Tafsir
Q.S. al-Baqarah [2]: 83 ini, asbabun nuzulnya adalah berkenaan dengan orang-orang
Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku
Aus, dan Yahudi, Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan
suku Khazraj sebelum Islam biasa terjadi peperangan. Ketika orang-orang Yahudi menempati
Madinah, dimana mereka terdiri dari tiga suku, yaitu: Bani Quraizhah, Bani Nadhir dan Bani
Qainuqa'. Masing-masing mereka bersekutu dengan suku Aus atau Khazraj. Ketika suku Aus
dan Khazraj berperang, maka para sekutunya yang terdiri dari orang-orang Yahudi ikut
berperang.
Bani Quraizhah membantu suku Aus dan Bani Nadhir membantu suku Khazraj sampai
antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu
sekutunya. Tetapi ketika ada orang-orang Yahudi yang tertawan, maka kedua suku Yahudi itu
bersepakat untuk menebusnya, meskipun awalnya mereka saling berperang.
Ayat yang artinya, Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil
(yaitu) menjelaskan bahwa melalui Nabi Muhammad Saw, Allah mengingatkan Bani Israil
6
mengenai beberapa perkara yang telah diperintahkan kepada mereka. Allah mengambil
janji/mitsaq ( َ)ييثَاق
ِ dari mereka untuk mengerjakan perintah tersebut. Namun mereka
berpaling dan mengingkari semua itu secara sengaja, sedang mereka mengetahui dan
mengingatnya. Ada beberapa janji Allah untuk Bani Israil agar ditunaikan.
Janji yang Pertama: Janganlah kamu menyembah selain Allah. Menurut az-
Zamakhsyari, firman Allah ini merupakan kabar dengan makna thalab ( )طهةatau tuntutan
dan hal itu lebih tegas dan lebih kuat. Ayat ini mengandung janji dan perintah untuk Bani
Israil agar hanya menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan selain-Nya. Hal
tersebut merupakan hak yang paling tinggi dan paling mendasar, yaitu hak Allah Swt untuk
disembah, sehingga tiada sekutu bagi-Nya.
Yang kedua: dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin. Ayat ini berisikan tentang memenuhi hak makhluk, dan yang
paling dikuatkan untuk ditunaikan adalah hak kedua orang tua, kemudian kaum kerabat, anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin. Karena itu Allah Swt selalu membarengi hak kedua
orang tua dengan hak-Nya, seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya. Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu (Q.S. Luqman: 14).
Yang ketiga: serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. Janji berikutnya
adalah bertutur kata yang baik kepada sesama manusia. Tutur kata yang baik kepada sesama
manusia dalam arti luas berarti memberi nasehat dan pembelajaran, amar ma'ruf dan nahi
munkar, mau‟idhah hasanah, tausiyah, tadzkirah dan sejenisnya. Sebagaimana dikatakan oleh
Hasan al-Bashri mengenai firman Allah dalam ayat ini: “Termasuk ucapan yang baik adalah
menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, bersabar, suka memberi maaf,
serta berkata kepada manusia dengan ucapan yang baik, sebagaimana yang difirmankan
Allah tersebut, yaitu setiap akhlak baik yang diridlai oleh Allah.” Imam Ahmad
meriwayatkan dari Abu Dzar, dari Nabi Saw, beliau bersabda, “Janganlah menyepelekan
kebaikan sedikitpun. Jika engkau tidak menemukannya [maka dengan cara] „Temuilah
saudaramu dengan wajah ceria‟.”
Janji yang keempat dan kelima: “dirikanlah shalat dan tunaikalah zakat”. Shalat
merupakan penjaga dan pemelihara hubungan antara hamba dan Allah Swt. Sementara, zakat
adalah penjaga dan pembangun hubungan antar sesama manusia, sebuah hubungan yang
serasi dan senantiasa menjaga solidaritas serta menjauhkan kesenjangan ekonomi dan sosial.
Perintah mendirikan shalat dan menunaikan zakat hampir selalu bersandingan dalam banyak
ayat dalam al-Quran.
Pada akhir ayat dijelaskan: Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. Fakta yang terjadi
menunjukkan bahwa satu demi satu janji itu dipungkiri. Perintah Allah dilanggar. Mereka
mempersekutukan Allah dengan yang lain, kadang-kadang dengan harta dan kekayaan,
pangkat dan kedudukan. Anak-anak telah banyak yang mendurhakai orang tua, kaum keluarga
dekat tidak dipedulikan sehingga silaturrahmi menjadi putus. Anak yatim dibiarkan terlantar,
fakir miskin dibiarkan kelaparan, nasihat menasihat diantara sesama manusia tidak mentradisi
lagi sehingga maksiat memuncak, sembahyang dilalaikan, zakat pun banyak yang enggan
membayar, mereka lebih suka menumpuk harta benda. Hanya sebagian kecil dari mereka
yang memegang teguh janji-janji itu. Sampai saat sekarang ini bangsa Israil terkenal
sebagai bangsa yang inkar terhadap al-Quran dan suka berbuat kerusakan di muka bumi.
8
B
Allah memotivasi hamba-Nya agar senantiasa berbuat baik atau Ihsan kepada siapa saja.
Dilihat dari aspek objeknya, ihsan berorientasi pada ihsan kepada Allah Swt dan ihsan
kepada sesama makhluk. Allah berfirman,
3
Q.S. Luqman: 14-15, H.R. Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 3, H.R. Abu Dawud No. 5139 dan Tirmidzi
1897, Hakim 3/642 dan 4/150.
4
Q.S. al-Isra‟: 23-24.
5
Q.S. al-Baqarah: 215.
6
Q.S. al-Isra‟: 24, Maryam: 41-47.
7
H.R. Muslim No. 12, 13, 2552. Ibnu Hibban: 2/175.
8
H.R. Muslim: 2549.
9
H.R. at-Tirmidzi: 1358, Ibnu Majah: 2290 dan Ahmad: 6/162.
10
H.R. al-Bukhari: 2605 dan Muslim: 1004.
11
H.R. Ibnu Majah: 3638, Shahih al-Jami‟: 1618.
12
Q.S. Luqman: 15.
13
H.R. Ahmad. Lihat pula: Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Jilid 2, hal. 251-252.
14
H.R. Muslim 2551, Ahmad 2: 254, 346.
15
H.R. al-Bukhari I/134, dan al-Muslim: 85.
16
H.R. Ibnu Majah: 3862
17
H.R. al-Bukhari 7/72, al-Muslim: 2557, dan Abu Dawud: 1693.
18
H.R. al-Bukhari (Fathul Bari 4/449: 2272), al-Muslim: 247.
19
Q.S. ath-Thuur [52]: 21.
20
Lihat kisah Uwais al-Qarni.
10
b. Kerabat dekat
Secara Bahasa, kerabat ( )قزتةberasal dari bahasa Arab dengan akar kata qoruba ()قزب
yang artinya yang dekat (pertalian keluarga); sedarah sedaging. Atau berarti keluarga, sanak
saudara, atau keturunan dari induk yang sama yang dihasilkan dari gamet yang berbeda;21
seperti kedua orang tua, kakek dan nenek, saudara ayah dan ibu, saudara sekandung, saudara
sepupu, cucu dan seterusnya.
Islam menganjurkan agar kita membina hubungan yang baik dan terpuji kepada mereka.
Ihsan kepada kerabat dekat merupakan tugas dan sekaligus tanggung jawab yang harus
ditunaikan dengan sebaik-baiknya, seperti:
1) Menjalin tali silaturrahmi diantara mereka,22
2) Mempergaulinya dengan baik,23
3) Memberikan nafkah sesuai dengan kemampuan,24
4) Memberikan pendidikan agama yang cukup,25
5) Menjaga keluarga dari siksa api neraka,26
6) Mendamaikan antara keluarga yang berseteru,27
7) Memberi sedekah,28
8) Saling memaafkan,29
9) Menjaga nama baik keluarga. Dan masih banyak lagi.
Hikmah yang dapat dipetik dari ihsan terhadap kerabat dekat seperti; mempererat tali
persaudaraan, memperluas rizki dan usia yang berkah,30 saling menjaga antara kerabat dekat
dari siksaan api neraka,31 saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, saling tolong
menolong dalam mengerjakan kebaikan dan menghindari kemunkaran,32 dan masih banyak
lagi.
c. Anak yatim
Secara bahasa, kata yatim berasal dari bahasa arab dengan kata dasar fi‟il madli “yatama”
( )يتىdan mudlori‟ “yaitamu” ( )ييتىdan mashdar ”yatman” ( )يتًاyang berarti sedih atau sendiri.
Sedangkan menurut istilah syara‟, anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh
ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut
telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits riwayat Imam Muslim yang menceritakan
bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa
pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab: Dan
kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu,
sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa.
Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa Arab, kata tersebut dalam bahasa
Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh ibunya, dan anak yatim-piatu
berarti anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya sebelum keduanya menginjak usia
baligh.
Dalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang
wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk
senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan
21
http://kbbi.web.id/kerabat, 07 Februari 2017, 08.10 WIB. Lihat pula: https://translate.google.co.id, 08.13 WIB.
22
Q.S. Muhammad: 22, an-Nisa‟: 1, H.R. al-Bukhari: 5986, al-Muslim: 2557.
23
Q.S. an-Nisa‟: 19.
24
H.R. al-Bukhari: 1491, al-Muslim: 1069.
25
Q.S. Thaha: 132, H.R. Abu Dawud: 495.
26
Q.S. at-Tahrim: 6.
27
Q.S. al-Isra‟: 114.
28
Q.S. al-Isra‟: 26-27.
29
Q.S. an-Nur: 22.
30
H.R. al-Bukhari dan al-Muslim.
31
H.R. at-Tahrim: 6.
32
Q.S. al-Ma‟idah: 2.
11
mengasuh mereka sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi
orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.
Perilaku ihsan yang dapat diaplikasikan kepada yatim piatu antara lain: Berbuat baik
kepada anak yatim,33 Menyayangi,34 memberi makan,35 bertutur kata yang lembut,36 menjaga
hartanya dengan baik dan adil,37 memuliakan,38 melindungi,39 memberikan harta bendanya
sesuai haknya,40 mengurus anak yatim dengan baik dan adil,41 memanggilnya dengan atau
menyertakan nama orang tuanya,42 dan masih banyak lagi.
Hikmah yang dapat diambil dari berbuat baik kepada yatim piatu seperti; menjadi ahli
surga yang sangat dekat dengan surga Nabi Saw dengan hanya terpaut antara renggangnya
dua jari tangan,43 melalui kasih sayang kepada yatim piatu hati menjadi lembut dan damai,44
rumah tempat menyantuni anak yatim menjadi berkah dan manfaat, ……
d. Fakir Miskin
Kata fakir dan miskin dalam konteks kebahasaan selalu disebutkan secara berdampingan
akan tetapi memiliki konotasi yang berbeda. Secara etimologis, kata fakir ( )فقيزberasal dari
kata faqr ( )فقزyang pada mulanya berarti tulang punggung. Faqir adalah orang yang
patah tulang punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat
sehingga mematahkan tulang punggungnya. Imam Syafii dan Imam Malik mengatakan
bahwa fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan usaha, atau mempunyai harta dan
usaha tetapi kurang dari setengah kebutuhan hidupnya (kebutuhan pokok) dan tidak ada orang
yang berkewajiban menanggung biaya hidupnya.
Sedangkan kata miskin (ٍ )يسكيterambil dari kata sakana (ٍ )سكyang berarti tenang atau
diam. Sedangkan kata masakin (ٍ )يساكadalah bentuk jamak dari kata miskin yang berarti
orang-orang miskin. Dikatakan miskin karena tidak mampu bergerak atau beraktifitas akibat
dari lemah fisik atau sikap yang sabar dan qanaah.45 Miskin adalah orang yang hanya dapat
mencukupi separuh atau lebih dari separuh kebutuhannya, namun tidak bisa memenuhi
seluruhnya.46 Kondisi kemampuan ekonomi seorang fakir lebih rendah dari miskin. Dalam
hal ini, jika disebut kata fakir, maka di dalamnya termasuk juga miskin, demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu penyebutan keduanya selalu berdampingan (fakir dan msikin).
Setiap muslim hendaknya berbuat baik (ihsan) kepada kedua fakir dan miskin. Cara-cara
yang dapat dilakukan seperti: Memberi makan,47 menyalurkan zakat untuknya,48 memberi
sedekah,49 mencintai dan mendekatinya,50 tetap bersikap tawadlu di hadapan mereka,51
mengundangnya untuk diberi makan atau mengikuti kenduri,52 dan masih banyak lagi.
33
Q.S. an-Nisa‟: 36, al-Baqarah: 83.
34
H.R. al-Bukhari: 5304.
35
Q.S. al-Insan: 8.
36
Q.S. al-Ma‟un: 2.
37
Q.S. al-Kahfi: 28. an-Nisa‟: 10, al-An‟am: 152, H.R. Abu Dawud: 3067.
38
Q.S. al-Fajr: 17.
39
Q.S. ad-Dhuha: 6.
40
Q.S. an-Nisa‟: 2, an-Nisa‟: 10.
41
Q.S. an-Nisa‟: 127. ad-Dhuha: 9, al-Baqarah: 220.
42
Q.S. al-Ahzab: 5.
43
H.R. al-Bukhari: 5304.
44
H.R. Thabrani.
45
Sidi Gazalba, Ilmu Islam 2: Asas Agama Islam, cet. 2, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1985, hlm. 134.
46
Lihat: al-Mausu‟ah al-Fiqhiyah, 23: 313.
47
Q.S. al-Maidah: 95.
48
Q.S. at-Taubah: 60.
49
Q.S. al-An‟am: 141.
50
H.R. Imam Ahmad dalam Musnad-nya: V/159, ath-Thabrani dalam al-Mu‟jamul-Kabîr: II/156: 1649, Ibnu
Hibban: 2041 dalam al-Mawârid, Abu Nu‟aim dalam Hilyatul Auliyâ: I/214: 521, dan al-Baihaqi dalam as-
Sunanul Kubra: X/91.
51
H.R. Ibnu Majah: 3126.
52
H.R. al-Bukhari: 5177, al-Muslim: 1432.
12
Orang-orang fakir dan miskin bukan sekedar orang yang suka meminta minta kepada
orang lain. Karena saat sekarang ini terdapat banyak peminta bukan karena fakir atau
miskin, melainkan karena malas bekerja, menjadikannya sebagai lahan pekerjaan, atau kerja
sama dengan oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan materi semata. Sikap dan
perbuatan ini sangat tercela sebab berarti menistakan usaha dan kerja keras. Islam
mengharamkan pemeluknya meminta-minta kecuali karena keadaan sangat terpaksa,
mendesak, atau darurat. Nabi Saw bersabda: "Orang miskin itu bukanlah mereka yang
berkeliling meminta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan
dan satu-dua butir kurma.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa
yang dimaksud orang miskin itu?” Beliau menjawab,"Mereka ialah orang yang hidupnya
tidak berkecukupan, dan dia tidak mempunyai kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shadaqah
(zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain.”53
Hikmah yang dapat diambil dari ber-ihsan kepada fakir miskin adalah; mendapat
bantuan dan pertolongan secara timbal balik dari fakir miskin,54 doa yang mustajab dari
mereka,55 memotivasi diri sendiri agar seperti fakir miskin yang dapat menjadi ahli surga
lebih cepat 500 tahun sebelum orang-orang kaya,56 menghilangkan kesusahan duniawi dan
ukhrawi berkat menolong dan mengasihi fakir miskin,57 mendapatkan keutamaan amal shalih
setara dengan jihad di jalan Allah, mendapatkan keutamaan shalat malam tanpa letih dan
puasa tanpa berbuka, 58 imbalan surga Allah dan terhindar dari neraka-Nya,59 dan masih
banyak lagi.
Rasulullah Saw bersabda,
ض َع َفائِ ُك ْم
ُ ِصُرْو َن َوتُْرَزقُ ْو َن إَِله ب
َ َى ْل تُْن
Artinya: “Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezeki dengan sebab adanya orang-
orang lemah dari kalangan kalian” (H.R. al-Bukhari: 2896).
e. Tetangga
Tetangga, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan al-Jar ( )انجارatau al-Jiran (ٌ)انجيزا
adalah orang yang rumahnya berdekatan atau sebelah menyebelah, atau orang yang tempat
tinggalnya (rumahnya) berdekatan.60 Allah menganjurkan kita agar berbuat baik kepada
tetangga sebagaimana termaktub dalam firman-Nya, Q.S. an-Nisa‟: 36: Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Sikap dan perilaku terpuji yang harus diterapkan kepada tetangga seperti: menghormati
dan memuliakan,61 tidak mengganggu bangunan tetangga,62 tidak mengganggu ketenangan
tetangga,63 memberi nasehat (terutama jika diminta),64 memberi sedekah,65 menahan amarah
53
H.R. al-Bukhari: 1476, al-Muslim: 1039, 101, Abu Dawud: 1631, dan an-Nasâ`i: V/85, dari Abu Hurairah r.a.
54
H.R. al-Bukhari: 2896,
55
H.R. an-Nasai: 3178.
56
H.R. Ibnu Majah: 4122, 4123.
57
H.R. al-Muslim: 2699, Ahmad: II/252, 325, Abu Dawud: 3643, at-Tirmidzi: 2646, Ibnu Majah: 225, dan Ibnu
Hibban: 78 dalam al-Mawârid; dari Abu Hurairah r.a.
58
H.R. al-Bukhari: 5353, 6006, 6007, dan al-Muslim: 2982; dari Abu Hurairah r.a.
59
H.R. al-Muslim: 2630.
60
http://kbbi.web.id/tetangga
61
H.R. al-Bukhari: 6014.
62
H.R. al-Bukhari: 1609, al-Muslim: 2463, Ahmad: 7236, at-Tirmidzi: 1353, Abu Dawud: 3634, Ibnu Majah:
2335, dan Malik: 1462.
63
H.R. Bukhari: 6016.
64
H.R. Muslim: 55, Ahmad: 16493, an-Nasa‟i: 4197, dan Abu Dawud: 4944.
65
H.R. Muslim.
13
dan memaafkan atas kesalahannya,66 tidak menyakiti mereka,67 toleransi,68 tidak meremehkan
pemberian tetangga (walaupun sedikit atau murah),69 mengutamakan tetangga yang lebih
dekat,70 bersabar atas gangguan tetangga,71 menutup aib tetangga,72 dan masih banyak lagi.
Hikmah yang dapat diambil dari ihsan kepada tetangga adalah: mendapatkan rahmat
Allah Swt,73 meningkatkan tali silaturrahmi,74 menciptakan kerukunan, mendapatkan
kebaikan yang setimpal,75 dilapangkan rizkinya dan usia yang berkah,76 dan masih banyak
lagi.
f. Tamu
Dalam kamus KBBI dijelaskan bahwa tamu adalah orang yang datang berkunjung
(melawat dan sebagainya) ke tempat orang lain.77 Islam mengajarkan kepada umatnya agar
memuliakan setiap tamu yang datang dan berkunjung ke rumah. Menerima dan menghormati
tamu termasuk bagian dari akhlak yang terpuji. Dalam Islam, istilah tamu lazim disebut
dengan dhaif ()ضيف, dan jamaknya adalah dhuyuf ()ضيوف.
Tata cara ihsan kepada tamu dapat dilakukan seperti: Mengucapkan selamat datang atas
kehadirannya,78 menghormati tamu,79 menerima tamu dengan senang hati dan muka yang
cerah, mempersilakan masuk dan duduk di ruang tamu,80 menghidangkan makanan atau
menjamu tamu sesuai kemampuan, mendekatkan jamuan di hadapan tamu,81 mengantar tamu
yang akan pulang sampai di depan rumah,82 bertutur kata yang baik dan santun, dan
melayaninya dengan baik,83 melayani tamu seperlunya,84 dan masih banyak lagi.85 Nabi Saw
bersabda,
َم ْن َكا َن يُ ْؤِم ُن:ال
َ َصلهى هللاُ َعلَْي ِو َو َسله َم ق ِ ِ
َ َع ْن أَِِب ُىَريْ َرَة َرض َي هللاُ َعْنوُ أَ هن َر ُس ْوَل هللا
ِ هلل واْلي وِم
اخآخ ِر ِ اخآخ ِر فَ ْلي ُقل خْاً أًو لِيصمْ ومن َكا َن ي ؤِمن ِِب
ْ ِ هلل والْي وِم ِ ِِب
َْ َ ُ ُ ْ
ْ ََ ُ ْ َ ْ َْ ْ َ َْ َ
ِ ِ ِ ِ
َ فَ ْليُ ْك ِرْم َج َارهُ َوَم ْن َكا َن يُ ْؤم ُن ِِبهلل َوالْيَ ْوم اخآخ ِر فَ ْليُ ْك ِرْم
ُضْي َفو
Artinya: Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (H.R. Bukhari dan Muslim).86
66
Q.S. Ali Imran: 134.
67
H.R. al-Bukhari: 6475, dan al-Muslim: 47, 74.
68
H.R. al-Bukhari: 2463, dan al-Muslim: 1600.
69
H.R. al-Bukhari: 6017, dan al-Muslim: 1030.
70
H.R. al-Bukhari: 6020.
71
H.R. Ahmad: 5/151, Ibnu Nashr dalam Qiyamul Lail, hal. 177, Ibnu al-Mubarak dalam al-Jihad: 47, dan Ibnu
Abi „Ashim dalam al-Jihad: 127.
72
H.R. al-Bukhari: 2442 dan al-Muslim: 2580, 2699.
73
Q.S. al-A‟raf: 56.
74
H.R. al-Bukhari: 5983.
75
H.R. al-Bukhari: 5991.
76
H.R. al-Bukhari: 5985 dan al-Muslim: 2557.
77
http://kbbi.web.id/tamu.
78
Q.S. ad-Dzariyat: 24. H.R. al-Bukhari: 6176, al-Muslim: 17.
79
H.R. al-Bukhari: 6018, al-Muslim: 47.
80
H.R. Ahmad: 16544.
81
Q.S. ad-Dzariyat: 26-27. H.R. al-Bukhari: 6135, al-Muslim: 1726, Abu Daud: 3259. Lihat pula: Tafsir Ibnu
Katsîr, 7/420
82
al-Adab as-Syar‟iyah: 3/227.
83
H.R. al-Muslim: 3257.
84
Q.S. al-Ahzab: 53.
85
Istri tidak boleh menerima tamu (terutama laki-laki yang bukan muhrim) tanpa seizin suami, atau ketika suami
tidak berada di rumah. Lihat: H.R. al-Bukhari: 4899, Tirmidzi: 1163, al-Muslim: 1218, 1026.
86
H.R. al-Bukhari: 6018 dan al-Muslim: 47.
14
Hikmah dari berbuat baik kepada tamu adalah: Mendapatkan rahmat dari Allah,87
mendapatkan ridla dan kasih sayang Allah,88 mendapatkan surga Allah,89 menghapus dosa
pemilik rumah, ibarat mendapatkan pahala setara ibadah haji, saling mencintai karena Allah,90
kedatangan tamu membawa rizki dan kembalinya membawa ampunan, dan masih banyak
lagi.
g. Karyawan atau Pekerja
Buruh, pekerja, worker, laborer (Inggris), tenaga kerja atau karyawan, atau dalam bahasa
Arab: al-„Amil ( )العاملpada dasarnya adalah orang yang menggunakan tenaga dan
kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun
bentuk lainya kepada pemberi kerja atau pengusaha atau majikan.91 Dengan kata lain, pekerja
adalah orang yang bekerja atau orang yang menerima upah atas hasil kerjanya.92 Islam
sangat menghargai orang yang bekerja untuk mendapatkan rizki yang baik dan halal. Oleh
karena itu kita harus memiliki sikap dan perilaku yang terpuji terhadap para pekerja.
Ihsan kepada pekerja dapat dilakukan dengan cara; memberinya pekerjaan sesuai
keahliannya,93 memberi pengawasan dan petunjuk kerja,94 memberi upah segera setelah
menyelesaikan pekerjaan,95 menyediakan media dan fasilitas kerja,96 memberinya
kepercayaan dalam melakukan pekerjaan,97 memberinya maaf atas kesalahannya. Hadits Nabi
Saw: Abdullah bin Umar meriwayatkan, "Seorang lelaki menghadap kepada baginda Nabi
Saw kemudian berkata: Wahai Rasulullah, berapa kali aku harus memaafkan pembantuku?
Rasulullah Saw terdiam. Lelaki itu kemudian bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama.
Maka Rasulullah Saw menjawab: Tujuh puluh kali setiap hari." (H.R. Tirmidzi), dan lain
sebagainya.
Hikmah yang dapat diambil dari sikap dan perilaku ihsan kepada pekerja adalah:
Meringankan beban pekerjaan, berbagi rizki dengan pekerja, memperbanyak hubungan
silaturrahmi, dan masih banyak lagi.
h. Sesama manusia
Manusia adalah makhluk indvidu dan juga sebagai makhluk sosial. Individu berasal dari
bahasa latin dengan kata individuum artinya yang tidak terbagi. Kata individu bukan berarti
manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi lagi, melainkan sebagai kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Sebagai makhluk individu, manusia
dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial artinya, manusia adalah makhluk yang selalu
berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan
dirinya sendiri, kecuali melibatkan manusia atau orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dan
Sebagai makhluk individu maupun sosial, kita seyogyanya berbuat baik kepada sesama
seperti,
1) Berkata yang baik dan santun. Nabi bersabda,
87
H.R. al-Muslim: 3830.
88
H.R. al-Muslim: Juz 3, hal. 1624
89
H.R. Thabrani dalam al-Ausath dengan sanad jayyid, dalam Targhib wat-Tarhib juz 3, hal. 373.
90
H.R. al-Muslim: Juz 4, hal. 1988.
91
Oxford Dictionaries. Retrieved 8 May 2014.
92
http://kbbi.web.id/kerja.
93
H.R. al-Bukhari no. 438.
94
Q.S. Hud: 37. Lihat pula: al-Anbiya‟: 80.
95
Q.S. Ath-Thalaq: 6, H.R. al-Bukhari: 2400, al-Muslim: 1564.
96
Q.S. Thaha: 18. Disebutkan dalam sebuah riwayat yang datang dari Abu Dzar, Rasulullah Saw bersabda: "Ada
saudara-saudara kalian yang dijadikan oleh Allah Swt sebagai pembantu yang berada di bawah kekuasaan
kalian. Barang siapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya, maka hendaklah dia memberinya
makanan dari makanannya, memberinya pakaian dari pakaiannya, dan janganlah kalian membebaninya
dengan sesuatu yang tidak sanggup ia kerjakan. Jika ia membebaninya dengan sesuatu yang tidak sanggup
dikerjakan, maka hendaklah ia membantunya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
97
Sirah Ibnu Hisyam: 2/5-6.
15
ص ََل َة َوآتُوا الهزَكا َة
يموا ال هِ ِ َوقُولُوا لِلن
ُ هاس ُح ْسنًا َوأَق
Artinya: Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakan salat dan
tunaikanlah zakat.” (Q.S. al-Baqarah: 83).
2) Mengajak kebaikan dan menghindari kemunkaran,
ِِ َاحْلَ َسن
ْ ََِِك ِِب ْحْلِ ْك َم ِِ َوالْ َم ْو ِع
َ ِّْادعُ إِ ََل َسبِْي ِل َرب
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik.” (Q.S. an-Nahl: 125).
3) Saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran,
ِ اْلنسا َن لَِفي خس ٍر ﴿ٕ﴾ إِهَل اله ِذين آمنوا وع ِملُوا ال ه
ِ احْل ِ ِ ِ ْ َوالْ َع
اتَ ص َ َ َُ َ ُْ َ ْ صر ﴿ٔ﴾ إ هن
اص ْوا ِِبل ه
﴾ٖ﴿ ص ِِْب َ اص ْوا ِِب ْحْلَ ِّق َوتَ َو
َ َوتَ َو
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S.
al-Asyr: 1-3).
4) Saling menolong dalam kebaikan dan taqwa,
Allah Swt berfirman:
ِِ َاحْلَ َسن
ْ ََِِك ِِب ْحْلِ ْك َم ِِ َوالْ َم ْو ِع
َ ِّاُْدعُ إِ ََل َسبِْي ِل َرب
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik. (Q.S. an-Nahl: 125).
6) Mengajarkan ilmu yang bermanfaat,
Allah Swt berfirman dalam Q.S. al-Ma‟idah: 110 (artinya): (Ingatlah), ketika Allah
mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu
di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan
manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku
mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil.
7) Memberi nasehat,
Allah berfirman dalam Q.S. al-A‟raf: 79 (artinya): … "Hai kaumku sesungguhnya
aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat
kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat."98
8) Saling mengenal,
98
Lihat pula: Q.S. al-Qashas: 20, al-A‟raf: 21, 62, 68,93, Hud: 34, dll.
16
Allah Swt berfirman (artinya): Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujurat: 13).
9) Bertukar pikiran dengan cara yang baik, dan masih banyak lagi.
Allah Swt berfirman,
ِ ِ
ْ َو َجاد ْْلُْم ِِبلهِِت ى َي أ
َح َس ُن
Artinya: Dan berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang baik. (Q.S. an-Nahl: 125).
Dan masih banyak lagi.
i. Binatang
Hal-hal yang dapat dilakukan terhadap binatang sebagai upaya ihsan kepadanya adalah,
1) Memberi makan dengan baik,
ب ك
ر
َ ي ي ِ اَّلل … وعلَى اله
ذ ِول ه ُ سر ال
َ َق ال
َ َق و ن
ْ ع اَّلل
ه ي ِ عن أَِِب ىري رَة ر
ض
ُ َْ َ َ َُ ُ ُ َ َ َ َْ ُ َْ
ُِب النه َف َق
ُ َويَ ْشَر
Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: ...“Orang yang
menunggangi dan meminum (susunya) wajib memberinya makanan”. (H.R. Bukhari).
Dalam hadits yang lain, Nabi Saw bersabda: Pada setiap sedekah terhadap mahluk
yang memiliki hati (jantung) yang basah (hidup) akan dapatkan pahala kebaikan.
Seorang muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian
dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah”
(H.R. Bukhori dan Muslim).
2) Menolong,99
Nabi Saw bersabda: “Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur
dan hampir mati karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan
kerudungnya dan diambilnya air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan
perbuatannya itu dosanya diampuni”. (H.R. Bukhari)
3) Memelihara dengan baik,
Nabi Saw bersabda: Barang siapa yang memelihara kuda (binatang) di jalan Allah
dengan penuh keimanan pada Allah dan yakin akan janji kebaikan-Nya, maka
sesungguhnya makanan terhadap kudanya yang dikenyangkan, pemberian minuman
kepada kudanya hingga puas, bahkan kotoran dan kencing (kuda) nya kelak akan
ditimbang (sebagai kebaikan) pada hari kiamat”. (H.R. Bukhari).
4) Memanfaatkan kebaikan dari binatang,
Allah berfirman dalam Q.S. an-Nahl: 66: Dan sesungguhnya pada binatang ternak
itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa
yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang
mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.100 Dan masih banyak lagi.
99 Dari Abu Hurairah, berkata; Rasulullah Saw bersabda: “suatu ketika seorang laki-laki tengah berjalan di
suatu jalanan, tiba-tiba terasa olehnya kehausan yang amat sangat, maka turunlah ia ke dalam suatu sumur
lalu minum. Sesudah itu ia keluar dari sumur tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang dalam keadaan haus
pula sedang menjilat tanah, ketika itu orang tersebut berkata kepada dirinya, demi Allah, anjing ini telah
menderita seperti apa yang ia alami. Kemudian ia pun turun ke dalam sumur kemudian mengisikan air ke
dalam sepatunya, sepatu itu digigitnya. Setelah ia naik ke atas, ia pun segera memberi minum kepada anjing
yang tengah dalam kehausan iu. Lantaran demikian, Tuhan mensyukuri dan mengampuni dosanya. Setelah
Nabi Saw, menjelaskan hal ini, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kami memperoleh pahala
dalam memberikan makanan dan minuman kepada hewan-hewan kami ?”. Nabi menjawab : “tiap-tiap
manfaat yang diberikan kepada hewan hidup, Tuhan memberi pahala”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
100
Lihat pula: An-Nahl: 5, 69, 80, Yasin: 72, dan sebagainya.
17
Dengan demikian, terhadap binatang kita tidak boleh mengganggu, membunuh
(kecuali yang diperbolehkan dengan alasan tertentu), menyiksa, dan sejensinya.
j. Alam sekitar
Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk kepentingan manusia. Oleh karena manusia
harus bersikap dan berperilaku ihsan terhadap alam, seperti,
1) Memaksimalkan SDA (Sumber Daya Alam) dengan baik,
Allah Swt berfirman (artinya): ...Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya
tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur.” (Q.S. al-A‟raf: 56-58).
2) Tidak membuat kerusakan di muka bumi,
Allah berfirman (artinya),“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan
perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: Adakanlah
perjalanandimuka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
(Q.S. ar-Rum: 41-42).101
3) Melakukan penelitian ilmiah terhadap fenomena alam,
Allah Swt berfirman (artinya): Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu
lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah). (Q.S. ar-Rum: 42).
4) Menjadikan alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah,
Allah Swt berfirman (artinya), Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan
air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (Q.S. al-Baqarah: 164). Dan masih banyak lagi.
Kebaikan akan berbalas kebaikan, adalah janji Allah dalam al-Quran. Berbuat Ihsan
adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, maka
Allah menjadikan saling berbuat baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik (Ihsan)
kepada siapa pun, akan menjadi stimulus terjadinya balasan dari kebaikan yang dilakukan.
Demikianlah, Allah Swt membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa ada balas. Semua
manusia diberi nurani untuk berterima kasih dan keinginan untuk membalas budi baik.
Peristiwa di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan. Simak dan renungkanlah!
Allah berfirman,
101
Lihat pula: Q.S. al-Qashas: 77.
18
amalan tauhid dan ikhlas dalam beribadah, kecuali kebaikan sebagai balasannya, dengan
masuk surga dan kekal dalam kenikmatan dan tempat tinggalnya.
Sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terait dengan Ihsan ialah semua
perbuatan baik kepada Allah Swt. dan kepada sesama makhluk ciptaan-Nya. Secara ringkas
perilaku tersebut ialah:
1. Melakukan ibadah ritual (shalat, dzikir, dan sebagainya) dengan penuh kekhusyukan dan
keikhlasan;
2. Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orangtua), dengan mengikuti semua
keinginannya jika memungkinkan, dengan syarat tidak bertentangan dengan aturan Allah
Swt.;
3. Menjalin hubungan baik dengan kerabat;
4. Menyantuni anak yatim dan fakir miskin;
5. Berbuat baik kepada tetangga;
6. Berbuat baik kepada teman sejawat;
7. Berbuat baik kepada tamu dengan memberikan jamuan dan penginapan sebatas
kemampuan;
8. Berbuat baik kepada karyawan/pembantu dengan membayarkan upah sesuai perjanjian;
9. Membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik;
10. Membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan dengan kejahatan serupa;
11. Berlaku baik kepada binatang, dengan memelihara atau memperlakukannya dengan baik.
Jika menyembelih ataupun membunuh, lakukan dengan adab yang baik dan tidak ada
unsur penganiayaan;
12. Menjaga kelestarian lingkungan, baik daratan maupun lautan dan tidak melakukan
tindakan yang merusak.
Tugas Kelompok
1. Carilah kisah teladan tentang seorang dai yang berdakwah dengan santun dan menghargai
perbedaan!
2. Lakukan analisis terhadap kisah tersebut untuk mendapatkan nilai-nilai keteladanannya!
3. Presentasikan hasil temuanmu di depan kelas kalian!
Rangkuman
1. Dalam Q.S. al-Baqarah/2:83 Allah Swt. memerintahkan Bani Israil agar menyembah
Allah Swt, berbuat baik (Ihsan) kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-oang miskin. Dan agar bertuturkata yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetap
membangkang.
2. Rasulullah menegaskan bahwa Allah Swt menyuruh kita berlaku Ihsan dalam segala hal
dan kepada semua makhluk Allah Swt.
3. Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang digambarkan dalam hadis
seakan-akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasa dilihat oleh Allah Swt.
19
4. Ihsan mencakup ibadah ritual kepada Allah Swt. dan berbuat baik kepada semua
makhluk hidup dengan ikhlas;
5. Perbuatan Ihsan pasti akan mendapat balasan Ihsan juga, karena itu adalah janji Allah
Swt. yang tidak mungkin diingkari;
6. Berbuat baik (Ihsan) kepada siapapun, akan menjadi sebab terjadinya “balasan” dari
kebaikan yang dilakukan, karena demikianlah Allah Swt menjadikan aturan bagi
makhluk-Nya (Sunnatullah), bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan juga.
Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban
yang paling tepat!
20
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!
1. Sebutkan pengertian Ihsan!
2. Jelaskan cara berlaku Ihsan kepada Allah Swt!
3. Jelaskan cara berlaku Ihsan kepada binatang yang boleh dimakan!
4. Sebutkan 5 (lima) contoh perilaku manusia yang bertentangan dengan prinsip Ihsan
terhadap alam!
5. Berikan contoh-contoh Ihsan yang terkandung dalam ayat 83 surat al-Baqarah!
6. Apakah yang dimaksud dengan tasawuf dan sufi?
7. Jelaskan perbedaan antara Arif dan Mukhlis!
8. Jelaskan tingkatan tertinggi dari Ihsan!
9. Jelaskan, apakah Allah Swt dapat dilihat oleh manusia?
10. Coba jelaskan contoh sikap dan perilaku ihsan kamu di lingkungan sekolah, rumah
dan masyarakat!
21