Anda di halaman 1dari 16

RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri Jogoroto


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti
Kelas/Semester : XII/ Ganjil
Materi Pokok : Berfikir Kritis dan Bersikap Demokratis(KajianQ.S.Āli Imrān/3: 190-191
danQ.S.Āli Imrān /3: 159 serta hadis terkait)
Alokasi Waktu :3 x pertemuan

A. Kompetensi Inti (KI)


K1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
K2:
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramahlingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K3:
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Pertemuan ke-1
4.1. Menyimak QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits terkait
4.1.1. Membaca QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits terkait
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4.1.2. Mengidentifikasi bacaan tajwid pada QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3):
159 serta hadits terkait
4.1.3. Makna mufrodat dan ijmali yang terdapat dalam QS. Ali Imran (3): 190-191, QS.
Al Imran (3): 159 serta hadits terkait
4.1.4. Asbabul Nuzul dan Asbabul Wurud QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3):
159 serta hadits terkait
4.1.5. Menyimpulkan isi kandunganQS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159
serta hadits terkait
Pertemuan ke-2
4.2. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159
dengan lancar.
4.2.1. Menghafalan Q.S. Ali Imran (3): 190-191 dan Q.S. Ali Imran (3): 159 dengan lancer
sesuai dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
Pertemuan ke-3
3.1. Menganalisis Q.S. Ali Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta hadits
tentang berpikir kritis dan bersikap demokratis.
3.1.1. Analisa Q.S. Ali Imran (3): 190-191, dan Q.S. Ali Imran (3): 159, serta hadits tentang
berpikir kritis dan bersikap demokratis.
3.1.2. Ketentuan dan dasar hukum berfikir kritis dan demokratis berdasarkan Al Quran
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

dan Hadis
2.3. Menunjukkan sikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits terkait.
2.3.1 Bersikap kritis dan demokratis sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Ali Imran (3)
: 190-191 dan 159, serta hadits terkait.
2.3.2. Bentuk-bentuk nilai pendidikanyang mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
C. Materi Pembelajaran
a. Membaca, identifikasi, asbabun nuzul, dan isi kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al
Imran (3): 159 tentang berfikir kritis dan demokratis

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah
kami dari siksa neraka. (Q.S. Āli Imrān/3:190-191).

1. Penjelasan Umum Ayat


Konteks al-Qur’an disini menggambarkan langkah-langkah gerakan jiwa yang
ditimbulkan oleh responnya terhadap pemandangan yang berupa langit dan bumi dan
bergantian malam dengan siang dalam perasaan ulul-albab dengan gambaran yang
cermat. Pada waktu yang sama ia merupakan gambaran yang memberikan kesan dan
arahan, yang memalingkan hati kepada manhaj yang shohih dan di dalam bergaul
dengan alam semesta, di dalam berbicara kepadanya dan bahasannya, di dalam
persoalan jawab bersama fitrahnya dan hakikatnya, dan terkesan dengan isyarat-
isyaratnya dan pengarahan-pengarahannya. Juga menjadikan kitab alam semesta yang
terbuka ini sebagai “kitab” ilmu pengetahuan bagi manusia mukmin yang senantiasa
menjalin hubungan dengan Allah Swt.
RangkaianQ.S. Āli Imrān/3 ayat 191ini dimulai dengan membandingkan antara
penghadapan hati kepada zikrullah dan ibadah kepada-Nya “pada waktu berdiri,
duduk, berbaring” dengan memikirkan penciptaam langit dan bumi serta pergantian
siang dan malam. Sehingga perenungan dan pemikiran ini menempuh jalan ibadah, dan
menjadikannya sebagai salah satu sisi dari pemandangan zikir. Maka hal ini, menurut
Sayyid Qutub dalam Tafsir Fie Dzilalil Qur’an mengesankan penghimpunan antara dua
macam gerakan (aktifitas) dengan dua hakikat yang penting.
Hakikat pertama, bahwa memikirkan penciptaan Allah Swt. terhadap
makhluknya  merenungkan kitab alam alam semesta yang terbuka, dan merenungkan
tangan Allah yang menciptakan dan menggerakkan alam semesta ini, dan membolak-
balik halaman-halaman kitab terbuka ini, merupakan ibadah Allah kepada di antara
pokok-pokok ibadah, dan merupakan zikir kepada Allah di antara zikir-zikir pokok.
Seandainya ilmu-ilmu kealaman yang membicarakan desain alam semesta, udangan-
undangan dan sunahnya, kekuatan dan kandungannya, rahasia-rahasianya dan potensi-
potensinya  berhubungan denga zikir dan mengingat Pencipta alam ini, dari merasakan
keagungan-Nya dan karunianya, niscaya seluruh aktifitas keilmuannya itu akan berubah
menjadi ibadah kepada Sang Pencipta alam semesta ini, akan luruslahkehidupan ini,
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

dan akan terarah kepada Allah Swt. saja.


Hakikat kedua, ayat-ayat Allah Swt. di semesta alam ini, tiak menampakkan
hakikatnya yang mengesankan kecuali pada hati yang selalu berzikir dan beribadah.
Mereka yang selalu ingat kepada Allah pada waktu berdiri,duduk, dan berbaring -
sembari memikirkan penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan
malamadalah mereka yang terbuka pandangannya terhadap hakikat-hakikat besar
yang terlipat didalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang. Di
balik itu mereka yang selalu berhubungan dengan manhaj Ilahi yang dapat
menyampaikan kepada keselamatan, kebaikan, dan kesalehan. Adapun orang-orang
yang merasa cukup dengan sisi lahiriah dari kehidupan dunia dan berhubungan dengan
rahasia-rahasia sebagai kekuatan alam tanpa ada hubungan dengan zikir dan pikir serta
manhaj Ilahi maka mereka berarti menghancurkan kehidupan dan menghancurkan diri
sendiriyang berhubungan dengan rahasia–rahasia ini, dan mengubah kehidupannya
menjadi neraka yang menyengsarakan dan kegoncangan yang keras. Kemudian
berujung dengan mendapatkan kemurkaan dan Azab Allah di akhir perjalanan
hidupnya.
Tujuan utama Q.S.Āli Imrān ayat 190-191 ini adalah pembuktian tentang tauhid,
keesaan dan kekuasaan Allah Swt. Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan-
kebiasaan pada hakikatnya ditetapkan dan diatur oleh Allah. Hal ini ditegaskan pada
ayat ini dan ayat yang sesudahnya. Salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah
undangan kepada manusia untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan,
yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan
bintang-bintang yang terdapat dilangit, atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang
sangat teliti serta kejadian dan perputaran bumi pada porosnya yang melahirkan silih
bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik dalam masa maupun panjang dan
pendeknya terdapat tanda-tanda kemaha kuasaan Allah bagi ulul yaitu orang-orang
yang memiliki akal yang murni. Dan orang-orang yang seperti ini apabila berfikir dan
merenungkan tentang fenomena alam raya akan dapat sampai kepada bukti yang
sangat nyata tentang keesaan dan kuasaan Allah Swt.
Berfikir disini adalah seperti yang digambarkan dalam tafsir Ibnu Katsir yang
menafsiri ayat :‫ويتفكرون في خلق السموات واالرض‬beliau memberi penafsiran sebagai
berikut :
‫اي يفهمون ما فيها من الحكم الدالةعلى عظمة الخالق وقدرته وعلمه وحكمته واختياره ورحمته‬
Yaitu berusaha untuk memahami segala sesuatu yang ada di antara langit dan
bumi dan beberapa hikmah yang menunjukkan keagungan Sang Pencipta dan ke-Maha
Kuasa-Nya, pengetahuan dan hikmah-hikmah-Nya, serta ikhtiar dan rahmat-nya. Allah
sangat mencela orang-orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari para makhluk
yang menunjukkan atas dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, syari’at-Nya, ke-Maha Kuasa-Nya dan
tanda-tanda-Nya. Dalam Q.S. Yusuf/ 12: 105-106 Allah berfirman:

Artinya: Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) dilangit dan di bumi yang
mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya Dan sebagian besar dari
mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan
Allah (dengan sembahan-sembahan lain).

2. Asbābun Nuzul (Sebab Turunnya Ayat)


Sebab turunnya Q.S. Āli Imrān:190-191dijelaskan dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa orang kafir Quraisy datang kepada orang Yahudi untuk
bertanya:”Mukjizat apakah yang dibawa Musa kepada kalian ?”. Mereka
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

menjawab:”Tongkat dan tangannya terlihat putih bercahaya”. Kemudian mereka bertanya


kepada kaum Nasrani: “Mukjizat apa yang dibawa Isa kepada kalian ?”. Mereka
menjawab:” Ia dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak dan menghidupkan
orang mati”. Kemudian mereka menghadap Nabi saw. dan berkata:” Hai Muhammad,
coba berdo’alah engkau kepada Rabb-mu agar bukit Shafa ini dijadikan emas”. Lalu Nabi
saw.berdo’a dan turunlah ayat tesebut di atas (Q.S. Āli Imrān/3:190) sebagai petunjuk
untuk memperhatikan apa yang telah ada, yang akan lebih besar manfaatnya bagi orang
yang menggunakan akal. Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim yang
bersember dari Ibnu Abbas.
Sedangkan Syekh Showi al-Maliki di dalam kitab Al-Hasyiyah al-‘allamah al-Showi
‘ala Tafsir al-Jalalain, menerangkan sebagai berikut:
‫ ائتنا بآي ة ت دل على ان هللا واح د فق ال لهم‬: ‫سبب نزولها ان كفار مكة قالوا للنبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫ردا عليهم إن في خلق السموات واالرض (االيات‬
Sebab turunnya ayat tersebut ialah sesungguhnya orang kafir Mekkah datang kepada Nabi
saw.dan berkata :” Datangkanlah kepada kami tanda-tanda yang menunjukkan bahwa
Allah itu Maha Esa”. Maka Allah befirman:”Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan
bumi … Q.S. Āli Imrān/3: 190.
b. Membaca, identifikasi, asbabun nuzul, dan isi kandungan hadis tentang tentang berfikir kritis
dan demokratis

ِ ‫ ق اَ َل رس و ُل‬:‫اك عن حنَ ٍشعن علِيٍّر ِض ي اللَّه عْن ه ق اَ َل‬


‫اهلل‬ ٍ ‫مِس‬ َ ‫َح َّدثَنَا ُح َس نْي ُ بْ ُن َعلِ ٍّي َع ْن َز‬
َُْ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ‫ائِدةَ َع ْن‬
ِ ِ ِ ‫ك رجالَ ِن فَالَ َت ْق‬ ِ ِ
‫ف‬َ ‫ف تَ ْد ِر ْي َكْي‬ َ ‫ فَ َس ْو‬,‫اآلخ ِر‬
َ ‫ض لاْل ََّول َحىَّت تَ ْس َم َع َكالَ َم‬ ُ َ َ ‫اض ى الَْي‬ َ ‫م (اذَا َت َق‬.‫ص‬
ِ ‫ (رواه اَمْح ُد واَب و داود والتِّرم‬.‫اض يا بع ُد‬
ِ ِ ِ
‫ َو َق َّواهُ ابْ ُن‬,ُ‫ي َو َح َّس نَه‬
ُّ ‫ِذ‬ ْ َ َ ُ َ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ ً َ‫ت ق‬ ُ ْ‫ فَ َم ا ِزل‬:‫َت ْقض ْي) قَ َال َعل ٌّي‬
)‫ص َّح َحهُ ابْ ُن ِحبَّا َن‬
َ ‫الْ َم ْديِيِن ِّ َو‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hushain bin Ali dari Zai`dah dari Simak dari
Hanasy dari Ali Radhiallah 'anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw.: “Apabila dua
orang minta keputusan kepadamu, maka janganlah engkau menghukum bagi yang
pertama sebelum engkau mendengar perkataan orang yang kedua. Jika demikian engkau
akan mengetahui bagaimana engkau mesti menghukum”. ‘Ali berkata : Maka tetap saya
jadi hakim (yang layak) sesudah itu”. (H.R. Ahmad No.1148, Abu Dawud dan Tirmidzi dan Ia
hasankan-dia, dan dikuatkan-dia oleh Ibnul-Madini dan dishahkan-dia oleh Ibnu Hibban).

1. Penjelasan Hadis

Telah diriwayatkan dalam Al-Hasan r.a., bahwa Allah Swt. sebenarnya telah mengetahui
bahwa Nabi saw.sendiri tidak membutuhkan mereka (para sahabat, dalam masalah ini).
Tetapi, beliau bermaksud membuat suatu sunnah untuk orang-orang sesudah beliau.
Diriwayatkan dari Nabi saw., bahwa beliau pernah bersabda:

‫َما تُ َشا ِو ُر َق ْوٍم قط إِال ُه ْد ًوا إِىَل َر َش َد أ َْم ُر ُه ْم‬


“Tidak satu kaum-pun yang selalu melakukan musyawarah melainkan akan ditunjukkan
jalan paling benar dalam perkara mereka.”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., “Aku belum pernah melihat seseorang melakukan
musyawarah selain Nabi saw.”
ِ ‫فَِإذَا عزمت َفَتو َّكل علَى‬
‫اهلل‬ َ ْ َ َ ْ ََ
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

“Apabila hatimu telah bulat dalam melakukan sesuatu, setelah hal itu dimusyawarahkan,
serta dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka bertawakkallah kepada Allah.”
Serahkanlah sesuatu kepada-Nya, setelah mempersiapkan diri dan memiliki sarana
untuk meniti sebab-sebab yang telah dijadikan Allah Swt. untuk bisa mencapainya,
didalam hadits ini, terkandung isyarat yang menunjukkan wajibnya melaksanakan tekat
apabila syarat-syaratnya telah terpenuhi dan di antaranya melalui musyawarah dalam
mengambil suatu keputusan.

Rahasia yang terkandung dalam hal ini adalah, bahwa meralat hal-hal yang sudah
diputuskan merupakan kelemahan jiwa seseorang. Juga sebagai kelemahan di dalam
tabiatnya yang menjadikan yang bersangkutan itu tidak bisa dipercayai lagi, perkataan
maupun perbuatannya. Terlebih lagi, jika ia seorang pemimpin pemerintahan, pemimpin
organisasi pendidikan dan atau panglima perang.
Oleh sebab itu, Nabi saw.tidak mendengarkan pendapat orang yang meralat
pendapat/keputusan pertamanya, sewaktu beliau sedang bermusyawarah mengenai
perang Uhud. Pendapat/keputusan itu mengatakan, bahwa kaum Muslimin harus keluar
ke Uhud, begitu mereka telah mengenakan baju besi. Beliau berpandangan, bahwa
sesudah bulat keputusan suatu musyawarah, maka tahap selanjutnya adalah tahap
pelaksanaan, jadi tidak boleh diralat lagi.
Dengan demikian, berarti Nabi saw.mengajari mereka, bahwa dalam setiap
pekerjaan ada waktunya masing-masing yang terbatas. Dan waktu bermusyawarah itu,
apabila talah selesai, tinggalah tahap pengamalannya. Seorang manajer (pemimpin),
apabila telah bersiap melaksanakan suatu pekerjaan sebagai realisasi dari hasil
musyawarah dan lahir sebuah keputusan, maka tidak boleh ia mencabut keputusan atau
tekadnya, sekalipun ia melihat adanya kesalahan pendapat dari orang-orang yang ikut
bermusyawarah, seperti yang terjadi dalam perang Uhud.
Lain halnya jika suatu keputusan belum ditetapkan walaupun sudah disepakati
(ketok palu) oleh seorang pemimpin organisasi dan masih ada pendapat, usul, masukan
dan tawaran lain dalam musyawarahnya (sebuah keputusan yang hampir final), pemimpin
tidak berhak memutuskan secara sepihak dan masih ada hak bagi orang lain atau anggota
musyawarah untuk berpendapat. Tidak ada dasar untuk menuntut orang lain yang
mempertahankan diri.
a. Isi kandungan
1. Berfikir kritis
2. Berfikir demokratis
b. Kesimpulan
Salah satu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan membaca
dan merenungkan ayat-ayat-Nya yang terbentang di alam semesta. Dalam ayat ini, Allah
menyuruh manusia untuk merenungkan alam, langit dan bumi. Langit baik yang ada di langit
maupun di bumi.
Orang yang melihat dan memikirkan hal itu, akan meninjau menurut bakat pikirannya
masing-masing. Apakah dia seorang ahli ilmu alam, ahli ilmu bintang, ahli ilmu tanaman, ahli
ilmu pertambangan, seorang filosofis, ataupun penyair dan seniman. Semuanya akan
terpesona oleh susunan tabir alam yang luar biasa. Terasa kecil diri di hadapan kebesaran
alam, terasa kecil alam di hadapan kebesaran penciptanya. Akhirnya tak ada arti diri, tak ada
arti alam, yang ada hanyalah Dia, Yang Maha Pencipta. Di akhir ayat 190, manusia yang
mampu melihat alam sebagai tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya, Allah sebut sebagai
Ulil Albab (orang-orang yang berpikir).
Dalam QS. Ali Imran ayat 191, diterangkan karakteristik Ulil Albab, yaitu selalu
melakukan aktivitas dzikir dan fikir sebagai metode memahami alam, baik yang ghaib maupun
yang nyata.
Dzikir, secara bahasa berasal dari kata dzakara , tadzakkara, yang artinya menyebut,

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah dzikir artinya tidak pernah melepaskan Allah dari
ingatannya ketika beraktifitas. Baik ketika duduk, berdiri, maupun berbaring. Ketiga hal itu
mewakili aktifitas manusia dalam hidupnya. Jadi,dzikir merupakan aktivitas yang harus selalu
dilakukan dalam kehidupan. Dzikir dapat dilkukan dengan hati,lisan, maupun perbuatan. Dzikir
dengan hati artinya kalbu manusia harus selalu bertaubat kepada Allah, disebabkan adanya
cinta, takut, dan harap kepada-Nya yang berhimpun di hati (Qolbudz Dzakir). Dari sini tumbuh
keimanan yang kokoh, kuat dan mengakar di hati. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama
Allah dengan lisan. Misalnya saat mendapatkan nikmat mengucapkan hamdalah. Ketika
memulai suatu pekerjaan mengucapkan basmalah. Ketika takjub mengucapkan tasbih. Dzikir
dengan perbuatan berarti memfungsikan seluruh anggota badan dalam kegiatan yang sesuai
dengan aturan Allah.
Fikir, secara bahasa adalah fakara, tafakkara yang artinya memikirkan, mengingatkan,
teringat. Dalam hal ini berpikir berarti memikirkan proses kejadian alam semesta dan berbagai
fenomena yang ada di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat daripadanya dan teringat
atau mengingatkan kita kepada sang Pencipta alam, Allah Swt.
Dengan dzikir manusia akan memahami secara jelas petunjuk Ilahiyah yang tersirat
maupun yang tersurat dalam al-Qur’an maupun as-sunnah sebagai minhajul hayah (pedoman
hidup). Dengan fikir, manusia mampu menggali berbagai potensi yang terhampar dan
terkandung pada alam semesta. Aktivitas dzikir dan fikir tersebut harus dilakukan secara
seimbang dan sinergis (saling berkaitan dan mengisi). Sebab jika hanya melakukan aktivitas
fikir, hidup manusia akan tenggelam dalam kesesatan. Jika hanya melakukan aktivitas dzikir,
manusia akan terjerumus dalam hidup jumud (tidak berkembang, statis). Sedangkan, jika
melakukan aktivitas dzikir dan fikir tetapi masing-masing terpisah, dikhawatirkan manusia
akan menjadi sekuler.
Bagi Ulil Albab, kedua aktivitas itu akan berakhir pada beberapa kesimpulan, yaitu: (1)
Allah dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya adalah Pencipta alam semesta termasuk
manusia. (2) Tiada yang sia-sia dalam penciptaan alam.Semua mengandung nilai-nilai dan
manfaat, yakni: (a) mensucikan Allah dengan bertasbih dan bertahmid memuji-Nya. (b)
menumbuhkan ketundukan dan rasa takut kepada Allah dan hari Akhir.

c. Nilai Pendidikan dan Ibrah yang dapat diambil dari Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191

Pada ayat tersebut bahwa orang yang berakal (Ulu al-Bāb) adalah orang yang melakukan
dua hal yaitu tazakkur yakni mengingat (Allah), dan tafakkur, memikirkan (ciptaan Allah).
Sementara Imam Abi al-Fida mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Ulu al-Abāb adalah
al-‘uqul al-tamm al-zakiyah al-latiy tudrak al-asy-ya ‘ala jalyatiha wa laisa ka al-shamm al-
bukm al-ladzina laa ya’qilun yaitu  orang-orang yang akalnya sempurna dan bersih yang
dengannya dapat ditemukan berbagai keistimewaan dan keagungan mengenai sesuatu, tidak
seperti orang yang buta dan gagu yang tidak bisa berfikir.
Dengan adanya fenomena yang ada di dunia ini akan membawa orang-orang yang berakal
yang memikirkannya akan menyadari keagungan Allah Swt. Melalui upaya inilah manusia
dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup.
Selanjutnya melalui pemahaman yang dilakukan para mufassir terhadap ayat tersebut di
atas akan dapat dijumpai peran dan fungsi akal tersebut secara lebih luas lagi. Semua itu
menjadi obyek atau sasaran di mana akal memikirkan dan mengingatnya. Tegasnya bahwa di
dalam penciptaan langit dan bumi serta keindahan ketentuan dan keistimewaan
penciptaannya, serta adanya pergantian siang dan malam serta berjalannya waktu detik per-
detik sepanjang tahun, yang pengaruhnya tampak pada perubahan fisik dan kecerdasan yang
disebabkan pengaruh panasnya matahari dan dinginnya malam, serta pengaruhnya pada
binatang dan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya adalah menunjukkan bukti keesaan Allah dan
kesempurnaan ilmu dan kekuasaan-Nya.
Nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan, di antaranya:
1) Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
2) Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan menafsirkan
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

segala ciptaan Allah.


3) Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena manusia mempunyai
keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan terjerumus dalam berpikir yang
tidak  sesuai.
4) Jika seseorang memiliki renungan (fikir dan zikir), ia memiliki pelajaran dalam segala
perkara.
5) Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Alah tidak ada yang sia-sia.

D. Media, alat dan sumber pembelajaran


1. Media pembelajaran : CD player
2. Alat pembelajaran : Laptop dan LCD
3.
Sumber pembelajaran : Buku PAI Kls XII Kemdikbud
Al-Quran dan Al-Hadits
Buku tajwid
Kitab tafsir Al-Qur’an
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet

E. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-1
No Kegiatan Menit
1. Kegiatan pendahuluan 15

 Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa


PPK  Guru menyapa peserta didik untuk menciptakan keakraban
 Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
 Guru mengajak peserta didik untuk tadarus Al Quran antara 5-10 menit (membaca/
COMUNICATION hafalan al-Qur’an atau surah pendek pilihan atau ayat-ayat Al Quran yang ada
pada standar isi),
 Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan memilih seorang
peserta didik sebagai ketua kelompoknya,
 Guru melakukan appersepsi,
 Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
materi yang belum disampaikan.
 Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
eksplorasi, mengomunikasikan serta menyimpulkan.
2. Kegiatan inti 110

Mengamati
 Peserta didik membaca, mengidentifikasi bacaan tajwid, makna mufradat, asbabun
LITERASI
nuzul dan isi kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3):
159serta hadits terkait

Menanya
CRITICAL THINKING;  Peserta didik dalam kelompok mengajukan pertanyaan tentang cara membaca,
CREATIVITY; mengidentifikasi bacaan tajwid, makna mufradat, asbabun nuzul dan isi
COMUNICATION kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits
terkait
Eksplorasi
 Peserta didik mencari jawaban dari semua pertanyaan yang diajukan dengan
bimbingan guru terhadap hal-hal yang berkaitan tentang cara membaca,
mengidentifikasi bacaan tajwid, makna mufradat, asbabun nuzul dan isi
kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits
terkait
Asosiasi

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

 Peserta didik menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan cara membaca,


mengidentifikasi bacaan tajwid, makna mufradat, asbabun nuzul dan isi
kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits
terkait
Komunikasi
 Peserta didik mempresentasikan hal-hal yang berkaitan dengan cara membaca,
mengidentifikasi bacaan tajwid, makna mufradat, asbabun nuzul dan isi
kandungan QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159 serta hadits
terkait
3. Penutup 10
 Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan terhadap hasil diskusi, sebagai
bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu
maupun kelompok
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa dan salam

I Penilaian
No Ranah Teknik penilaian Bentuk Penilaian Instrumen penilaian
peniaian
1 KI.4 Tes Keterampilan membaca Soal bacaan tentang ayat-
ayat , kunci jawaban dan
pedoman skor

2 KI.3 Tes Lisan Soal essay


3 KI.1 dan Non tes Observasi Rubrik
KI.2

Instrumen Penilaian
No Ranah Soal Kunci Jawaban Kreteria penilaian
1 KI.4 1. Bacalah secara fasih dan tartil QS. QS. Ali Imran (3): A (4): Bacaan lancar dan
Ali Imran (3): 190-191, QS. Al 190-191, QS. Al benar mahraj serta
Imran (3): 159serta hadits terkait Imran (3): 159 serta tajwidnya secara
hadits terkait sempurna
B (3): Bacaan lancar, ada
kesalahan mahraj
dan tajwid 1-2
C (2): Bacaan kurang
lancar, ada
kesalahan mahraj
dan tajwid lebih
dari 3
D (1): Tidak dapat
membaca, ada
kesalahan mahraj
dan tajwid lebih
dari 4

2 KI.3 1. Bacaan apakah potongan ayat a. Setiap item dengan


berikut; skor: 2,00, sehingga
a. a. Mad Thabi’i apabila benar semua
skor 10
b. ِ ‫علَى‬
‫اهلل‬ َ b. Tarqiq b. Skor total:
Skor diperolehx 4,contoh:
c. Idzhar Skor maksimal

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

c. ‫ُه ْد ًوا إِىَل‬ d. Ikhfa 7 x 4 = 2,8 (Baik)

d. ‫َق ْوٍم قط‬


10
e. Iqlab

ِ َ‫ق‬
e. ‫اضيًا َب ْع ُد‬
2. Jelaskan makna mufradat pada a. Dan berfikirlah
potongan QS. Ali Imran (3): kalian
190-191, QS. Al Imran (3):
159serta hadits terkait; b. Meminta
a. ‫ويتفكرون‬ keputusan
b. ‫ك‬
ِ
َ ‫اضى الَْي‬
َ ‫َت َق‬ padamu
c. Maka
ِ
c. ‫علَى اهلل‬َ ‫َفَت َو َّك ْل‬ bertaqwalah
kpda Allah
d. ‫في خلق‬ d. Pada ciptaan

3. Jelaskan asbabun nuzul QS. Ali Sebab turunnya Q.S. Āli


Imran (3): 190-191 Imrān:190-191dijelaskan
dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa
orang kafir Quraisy
datang kepada orang
Yahudi untuk
bertanya:”Mukjizat
apakah yang dibawa
Musa kepada kalian ?”.
Mereka
menjawab:”Tongkat dan
tangannya terlihat putih
bercahaya”. Kemudian
mereka bertanya kepada
kaum Nasrani: “Mukjizat
apa yang dibawa Isa
kepada kalian ?”.
Mereka menjawab:” Ia
dapat menyembuhkan
orang yang berpenyakit
sopak dan
menghidupkan orang
mati”. Kemudian mereka
menghadap Nabi saw.
dan berkata:” Hai
Muhammad, coba
berdo’alah engkau
kepada Rabb-mu agar
bukit Shafa ini dijadikan
emas”. Lalu Nabi
saw.berdo’a dan
turunlah ayat tesebut di
atas (Q.S. Āli
Imrān/3:190) sebagai
petunjuk untuk
memperhatikan apa
yang telah ada, yang
akan lebih besar
manfaatnya bagi orang
yang menggunakan akal.
Diriwayatkan oleh ath-
Thabrani dan Ibnu Abi
Hatim yang bersember

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

dari Ibnu Abbas.


4. Jelaskan isi kandungan QS. Ali Pada ayat tersebut
Imran (3): 190-191 bahwa orang yang
berakal (Ulu al-Bāb)
adalah orang yang
melakukan dua hal yaitu
tazakkur yakni
mengingat (Allah), dan
tafakkur, memikirkan
(ciptaan Allah).
Sementara Imam Abi al-
Fida mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan
Ulu al-Abāb adalah
al-‘uqul al-tamm al-
zakiyah al-latiy tudrak
al-asy-ya ‘ala jalyatiha
wa laisa ka al-shamm
al-bukm al-ladzina laa
ya’qilun yaitu   orang-
orang yang akalnya
sempurna dan bersih
yang dengannya dapat
ditemukan berbagai
keistimewaan dan
keagungan mengenai
sesuatu, tidak   seperti
orang yang buta dan
gagu yang tidak bisa
berfikir.

Instrumen KI.1 dan KI.2


Aspek yang dinilai
Penghayatan ketika Kejujuran dalam menjawab
No Nama siswa Nilai Predika
membaca Al Quran soal
t
SM M CM KM SJ J CJ KJ
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertemuan ke-2
No Kegiatan Menit
1. Kegiatan pendahuluan 15
 Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa
 Guru menyapa peserta didik untuk menciptakan keakraban
 Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
 Guru mengajak peserta didik untuk tadarus Al Quran antara 5-10 menit (membaca/
hafalan al-Qur’an atau surah pendek pilihan atau ayat-ayat Al Quran yang ada
pada standar isi),
 Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan memilih seorang
peserta didik sebagai ketua kelompoknya,
 Guru melakukan appersepsi,

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

 Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
materi yang belum disampaikan.
 Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
eksplorasi, mengomunikasikan serta menyimpulkan.
2. Kegiatan inti 110
Mengamati
 Peserta didik mengamati model dalam menghafal QS. Ali Imran (3): 190-191,
QS. Al Imran (3): 159serta hadits terkait
Menanya
 Peserta didik menanya cara mudah untuk menghafal QS. Ali Imran (3): 190-
191, QS. Al Imran (3): 159serta hadits terkait
Eksplorasi
 Peserta didik mencari dan menemukan cara mudah untuk menghafal QS. Ali
Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3): 159serta hadits terkait
Asosiasi
 Peserta didik menyimpukan cara mudah untuk menghafalQS. Ali Imran (3):
190-191, QS. Al Imran (3): 159serta hadits terkait
Komunikasi
 Peserta didik menghafalkanQS. Ali Imran (3): 190-191, QS. Al Imran (3):
159serta hadits terkait
3. Penutup 10
 Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan terhadap hasil diskusi, sebagai
bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu
maupun kelompok
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa dan salam

I Penilaian
No Ranah Teknik penilaian Bentuk Penilaian Instrumen penilaian
peniaian
1 KI.3 Tes Tertulis Essay secara lisan, butir soal
kunci jawaban dan
pedoman skor
2 KI.1 dan Non tes Observasi Rubrik
KI.2

Instrumen Penilaian
No Ranah Soal Kunci Jawaban Kreteria penilaian
1 KI.4 1. Bacalah secara fasih dan tartil QS. Ali Imran (3): A (4): Bacaan lancar dan
QS. Ali Imran (3): 190-191, QS. 190-191, QS. Al benar mahraj
Al Imran (3): 159serta hadits Imran (3): 159 serta serta tajwidnya
terkait hadits terkait secara sempurna
B (3): Bacaan lancar, ada
kesalahan mahraj
dan tajwid 1-2
C (2): Bacaan kurang
lancar, ada
kesalahan mahraj
dan tajwid lebih
dari 3
D (1): Tidak dapat
membaca, ada
kesalahan mahraj
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

dan tajwid lebih


dari 4
2 KI.3 2. Bacaan apakah potongan ayat c. Setiap item dengan
berikut; a. Mad Thabi’i skor: 2,00, sehingga
a.
apabila benar semua
a.
ِ ‫علَى‬
f. ‫اهلل‬
b. Tarqiq skor 10
َ d. Skor total:

g. ‫ُه ْد ًوا إِىَل‬


c. Idzhar Skor diperolehx 4,contoh:
Skor maksimal

h. ‫َق ْوٍم قط‬


d. Ikhfa 7 x 4 = 2,8 (Baik)
e. Iqlab 10
a. ‫اضيا بعد‬ ِ
ْ َ ً َ‫ق‬
3. Jelaskan makna mufradat pada a. Dan berfikirlah
potongan QS. Ali Imran (3): kalian
190-191, QS. Al Imran (3):
159serta hadits terkait; b. Meminta
e. ‫ويتفكرون‬ keputusan
‫ك‬ ِ ‫تق‬
f. َ ‫اضى الَْي‬
َ ََ padamu
c. Maka
ِ ‫َفَتو َّكل علَى‬
‫اهلل‬
g. َ ْ َ bertaqwalah
kpda Allah
h. ‫في خلق‬ d. Pada ciptaan
Allah

1. Jelaskan asbabun wurudhadits diriwayatkan dalam


terkait Al-Hasan r.a., bahwa
Allah Swt. sebenarnya
telah mengetahui
bahwa Nabi saw.
sendiri tidak
membutuhkan mereka
(para sahabat, dalam
masalah ini). Tetapi,
beliau bermaksud
membuat suatu
sunnah untuk orang-
orang sesudah beliau.
2. Jelaskan isi kandungan hadits yang terkandung
terkait dalam hal ini adalah,
bahwa meralat hal-hal
yang sudah
diputuskan
merupakan
kelemahan jiwa
seseorang. Juga
sebagai kelemahan di
dalam tabiatnya yang
menjadikan yang
bersangkutan itu tidak
bisa dipercayai lagi,
perkataan maupun
perbuatannya.
Terlebih lagi, jika ia
seorang pemimpin
pemerintahan,

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

pemimpin organisasi
pendidikan dan atau
panglima perang.

Pertemuan ke-3
No Kegiatan Menit
1. Kegiatan pendahuluan 15

 Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa


 Guru menyapa peserta didik untuk menciptakan keakraban
 Guru mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
 Guru mengajak peserta didik untuk tadarus Al Quran antara 5-10 menit (membaca/
hafalan al-Qur’an atau surah pendek pilihan atau ayat-ayat Al Quran yang ada
pada standar isi),
 Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan memilih seorang
peserta didik sebagai ketua kelompoknya,
 Guru melakukan appersepsi,
 Guru melaksanakan tes awal untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
materi yang belum disampaikan.
 Guru menyampaikantahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
eksplorasi, mengomunikasikan serta menyimpulkan.
2. 110
Kegiatan inti
Mengamati
 Peserta didik mengamati (membaca) buku teks peserta didik tentang k etentuan
dan dasar hukum berfikir kritis dan demokratis berdasarkan Al Quran dan
Hadis
 Peserta didik mengamati (membaca) buku teks peserta didik tantang bentuk-
bentuk nilai pendidikanyang mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
Menanya
 Peserta didik menanya tentang k etentuan dan dasar hukum berfikir kritis dan
demokratisberdasarkan Al Quran dan Hadis
 Peserta didik menanya tentang bentuk-bentuk nilai pendidikanyang
mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
Ekplorasi
 Peserta didik mencari jawaban tentang ketentuan dan dasar hukum berfikir
kritis dan demokratis berdasarkan Al Quran dan Hadis
 Peserta didik mencari jawaban tentang bentuk-bentuk nilai pendidikanyang
mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
Asosiasi
 Peserta didik menyimpulkan tentang ketentuan dan dasar hukum berfikir
kritis dan demokratisberdasarkan Al Quran dan Hadis
 Peserta didik menyimpulkan tentang bentuk-bentuk nilai pendidikanyang
mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
Komunikasi
 Peserta didik mempresentasikan tentang k etentuan dan dasar hukum berfikir
kritis dan demokratis berdasarkan Al Quran dan Hadis
 Peserta didik mempresentasikan tentang bentuk-bentuk nilai pendidikanyang
mencerminkanberfikir kritis dan demokratis
3. Penutup 10
 Melaksanakan penilaian dan refleksi serta penguatan terhadap hasil diskusi, sebagai
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya


 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu
maupun kelompok
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa dan salam

I Penilaian
No Ranah Teknik penilaian Bentuk Penilaian Instrumen penilaian
peniaian
1 KI.3 Tes Tertulis Essay secara lisan, butir
soal, kunci jawaban dan
pedoman skor
2 KI.1 dan Non tes Observasi Rubrik
KI.2

Instrumen Penilaian
No Ranah Soal Kunci Jawaban Kreteria penilaian
1 KI.4 1. Bacalah secara fasih dan tartil QS. QS. Ali Imran (3): 190- A (4): Bacaan lancar
Ali Imran (3): 190-191, QS. Al 191, QS. Al Imran (3): dan benar
Imran (3): 159serta hadits terkait 159 serta hadits terkait mahraj serta
tajwidnya secara
sempurna
B (3): Bacaan lancar,
ada kesalahan
mahraj dan
tajwid 1-2
C (2): Bacaan kurang
lancar, ada
kesalahan
mahraj dan
tajwid lebih dari
3
D (1): Tidak dapat
membaca, ada
kesalahan
mahraj dan
tajwid lebih dari
4
2 KI.3 2. Bacaan apakah potongan ayat a. Setiap item dengan
berikut; a. Mad Thabi’i skor: 2,00, sehingga
i. apabila benar
b. Tarqiq semua skor 10
ِ ‫علَى‬
j. ‫اهلل‬ َ c. Idzhar
b. Skor total:
Skor diperolehx 4,contoh:
k. ‫ُه ْد ًوا إِىَل‬ Skor maksimal

l. ‫َق ْوٍم قط‬


d. Ikhfa 7 x 4 = 2,8 (Baik)
e. Iqlab 10

a. ‫اضيًا ب ْعد‬ ِ
َ َ‫ق‬
1. Jelaskan makna mufradat pada
potongan QS. Ali Imran (3): a. Dan berfikirlah
190-191, QS. Al Imran (3): kalian
159serta hadits terkait; c. Meminta keputusan
i. ‫ويتفكرون‬ padamu
©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG
RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

‫ك‬ ِ ‫تق‬
َ ‫اضى الَْي‬
d. Maka bertaqwalah
j. َ ََ kpda Allah
ِ ‫َفَتو َّكل علَى‬
‫اهلل‬
k. َ ْ َ e. Pada ciptaan

l. ‫في خلق‬
1. Jelaskan asbabun nuzul QS. Al Sebab–sebab turunya Q.S.
Imran (3): 159 Āli-Imrān /3: 159adalah
sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Ibnu
Abbas. Ibnu Abbas ra
menjelaskan bahwasanya
setelah terjadinya perang
Badar, Rasulullah
mengadakan musyawarah
dengan Abu Bakar  ra dan
Umar bin Khaththab ra
untuk meminta pendapat
meraka tentang para
tawanan perang, Abu Bakar
ra berpendapat, meraka
sebaiknya dikembalikan
kepada keluargannya dan
keluargannya membayar
tebusan. Namun, Umar ra
berpendapat mereka
sebaiknya dibunuh. Yang
diperintah membunuh
adalah keluarganya.
Rasulullah mesulitan dalam
memutuskan. Kemudian
turunlah ayat ini sebagai
dukungan atas Abu Bakar
(H.R. Kalabi).

2. Jelaskan isi kandungan QS. Al kandungan surah Ali Imran


Imran (3): 159 ayat 159 tersebut adalah
merupakan penjelasan
bahwa berkat adanya
rahmat Allah Swt. yang
amat besar, Nabi
Muhammad saw.
merupakan sosok pribadi
yang berbudi luhur dan
berakhlak mulia. Beliau
tidak bersifat dan
berperilaku keras serta
berhati kasar. Bahkan
sebaliknya, beliau adalah
orang yang berhati lembut,
dan berperilaku baik yang
diridai Allah Swt. serta
mendatangkan berbagai
manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, dalam pergaulan
Rasulullah saw. senantiasa
member maaf kepada orang
yang telah berbuat salah,
khususnya terhadap para
sahabatnya yang telah
melakukan pelanggaran.
Dalam perang Uhud
Rasulullah saw. juga

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG


RPP PAI KELAS XII KURIKULUM 2013

memohonkan ampun pada


Allah Swt. terhadap
kesalahan mereka dan
bermusyawarah dalam hal-
hal yang perlu
dimusyawarahkan. Untuk
melaksanakan tekadnya,
khususnya hasil
musyawarah Rasulullah saw.
selalu bertawakal pada Allah
Swt..

Jogoroto, 13 Juli 2015


Mengetahui: Guru PAI dan Budi Pekerti,
Kepala Sekolah,

H. ZAINAL FATONI, S.Pd., M.MPd. H. S. ARIFIN, S.Ag., M.Pd.


Pembina Tk. 1 NIP. 19700605 199903 1 004
NIP. 19670627 199903 1 004

©2018 ( 73.AYHS ),MGMP PAI SMA SWASTA KAB. JOMBANG

Anda mungkin juga menyukai