Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan Nutrisi
Sekresi
Pencernaan
Penyerapan/Absorpsi
(Sherwood, 2011)
MOTILITAS
Gerakan Propulsif (mendorong)
• Mendorong isi makanan
Gerakan Mencampur
• Mencampurkan makanan dg getah
pencernaan & memajankan semua bagian
usus utk mempermudah penyerapan
SEKRESI
Getah pencernaan disekresikan ke dlm lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar eksokrin
Komposisi sekresi pencernaan : air, elektrolit, &
konstituen organik spesifik (enzim, garam empedu,
mukus)
PENCERNAAN
Pencernaan : proses penguraian makanan dr struktur
kompleks mjd struktur yg lbh sederhana yg dpt diserap
oleh enzim2 yg diproduksi di dlm saluran cerna
◦Karbohidrat monosakarida (glukosa, fruktosa dan
galaktosa)
◦Protein asam amino dan polipeptida kecil
◦Lemak (dalam bentuk trigeliserida) monogliserida
dan asam lemak bebas.
PENYERAPAN
Sebagian besar tjd di usus halus
Penyerapan struktur sederhana (monosakarida, asam amino,
monogliserida & asam lemak) bersama dg air, vitamin, dan
elektrolit dipindahkan dr lumen saluran cerna ke dlm darah atau
limfe
4 Lapisan Dinding Saluran Cerna
(Dalam ke luar)
Mukosa
Submukosa
Muskularis eksterna
Serosa
Bagian2 Dinding Saluran Cerna
MUKOSA
Melapisi permukaan luminal saluran cerna, berlipat-lipat.
Bagian2 mukosa : membran mukosa, lamina propia, mukosa
muskularis
◦ Membran mukosa : mengandung sel eksokrin (getah
pencernaan), sel endokrin (hormon), sel epitel (penyerapan
nutrien)
◦Lamina propia : lapisan ini mengandung Gut
Associated Lymphoid Tissue (GALT) penting dlm
pertahanan melawan bakteri usus yang menyebabkan
penyakit.
◦Mukosa muskularis : lapisan otot polos bagian luar yg
terletak di sebelah lapisan submukosa
SUBMUKOSA
Lapisan jaringan ikat yg menyebabkan saluran
cerna memiliki elastisitas & distensibilitas
Lapisan ini memiliki pembuluh darah & limfe yg
lebih besar
MUSKULARIS EKSTERNA
TEORI KOSHLAND
KOFAKTOR
Sejumlah enzim masih perlu senyawa lain yg bukan protein agar dapat
melaksanakan fungsi katalitiknya perlu kofaktor
Enzim sederhana protein saja
Enzim yg lebih kompleks protein + kofaktor
Kofaktor (1) logam; (2) senyawa organik nonprotein yang spesifik
Ikatan enzim + kofaktor : (1) ada yg kuat (kovalen) (2) ada yang lemah
Ikatan enzim + koenzim
* kuat membentuk gugus prostetik
* lemah membentuk kosubstrat
Fungsi koenzim :
sebagai zat perantara pembawa : gugus-gugus,
atom-atom dan elektron-elektron yg dipindah-
kan dalam reaksi enzimatik
Contoh :
1. Pembawa atom H NAD, NADP, FMN, KoQ
2. Pembawa elektron heme, NHI
3. Pembawa gugus fosfat ATP
4. Pembawa gugus aldehid TPP
PROENZIM/ZYMOGEN
Enzim yg disekresi dalam bentuk yg belum aktif
Tujuan : - melindungi organ tubuh
- menyediakan bahan setengah jadi
Contoh : Pepsinogen
Untuk mengaktifkan pepsinogen perlu H atau enzim proteolitik
H+/pepsin
Pepsinogen Pepsin
PROENZIM ENZIM AKTIF
Protein Enzim protein
sederhana
Enzim Enzim
Konjugasi
Protein +
Bukan Protein
Bukan protein =
Protein = Gugus prostetik
apoenzim
Organik = Anorganik =
Koenzim kofaktor
Degradation reactions
animation
Degradation reactions
Starch
Maltose
Degradation reaction
Substrate Enzyme Product
Hydrogen Catalase Oxygen and
peroxide water
Starch Amylase Maltose
Maltose Maltase Glucose
Protein Pepsin Peptides
Peptides Protease Amino acids
Fats Lipase Fatty Acids
and Glycerol
Synthesis Reaction
es
Active site
Synthesis reaction
Glucose-1-
phosphate
Starch
Karakteristik Enzim
1. Enzim mempercepat reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan
akhir.
2. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk mengubah sejumlah besar
molekul.
3. Enzim hanya akan berfungsi pada kondisi pH, temperatur, konsentrasi
substrat, kofaktor tertentu.
4. Enzim bersifat spesifik (khusus) artinya enzim hanya mengkatalisis reaksi
dalam skala kecil atau dalam beberapa kasus hanya mengkatalis satu reaksi.
Golongan Enzim Utama
1. Oksidoreduktasa, mengkatalisis reaksi reduksi oksidasi. Donor hidrogen
atau donor elektron adalah salah satu substratnya.
2. Transferasa, mengkatalisis reaksi transfer (pemindahan) gugus. Dengan
bentuk umum A - X + B, A + B -X
3. Hidrolasa, mengkatalisis reaksi hidrolisis. Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan
lainnya.
4. Lyasa, pemutusan (bukan hidrolitik) Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan
lainnya, menyisakan ikatan rangkap dua; atau, penambahan gugus pada
ikatan rangkap dua.
5. Isomerasa, perubahan, susunan geometris (spasial) pada suatu molekul.
6. Lygasa atau sintetasa, mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.
Enzyme activity
Enzyme Concentration
Substrate Concentration
Four Variables
pH
Temperature
1. Pengaruh konsentrasi enzim
•V sebanding S. Penggandaan S
maka v dua kali lebih cepat.
•Kecepatan tidak dipengaruhi S.
Penggandaan S tidak
mempengaruhi V
Kompleks enzim substrat
Aktivitas enzim tidak meningkat lagi pada konsentrasi substrat
tertentu, Brown (1902) menduga bahwa enzim di dalam mengikat
molekul substrat mempunyai kemampuan terbatas yaitu menjadi
jenuh. Michaelis menten mengusulkan suatu persamaan yang
didasarkan kepada asumsi sehingga memungkinkan diadakannya
pengujian hipotesis. Salah satu asumsinya yaitu:
E + S ↔ ES → E + P
enzim + substrat ↔ Enzim substrat → Enzim + Produk
Namun tidak semua reaksi enzim dapat dirumuskan seperti di
atas. Pada beberapa peristiwa sering terdapat lebih dari satu
kompleks ES (Enzim Substrat). Skema yang paling umum
dituliskan sebagai berikut:
E + S ↔ ES ↔ ES ‘↔ EP ↔ E + P
Dimana ES adalah bahan antara yang tidak stabil, ES’
merupakan kompleks substrat yang diaktivasi dan EP
merupakan kompleks Enzim Produk (hasil).
3. Pengaruh pH
•pH ekstrim dapat mengakibatkan enzim mengalami
denaturasi.
•Perubahan pH yang tidak ekstrim mempengaruhi enzim
secara temporer.
•Setiap enzim mempunyai pH tertentu dimana enzim
memiliki aktivitas maksimum pH tersebut disebut pH’
optimum untuk enzim tersebut
Rate of Reaction
1
2
3
4
5
pH
6
7
8
9
pH
Narrow pH optima
Rate of Reaction
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Temperature
Rate of Reaction
0 10 20 30 40 50 60
5- 40oC 4. Temperature
Increase in Activity
40oC - denatures
Rate of Reaction
0 10 20 30 40 50 60
<5oC - inactive
Effect of heat on enzyme activty
If you heat the protein above its optimal temperature
bonds break
meaning the protein loses it secondary and tertiary structure
Effect of heat on enzyme activty