Acara 2
Acara 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang digunakan untuk mengolah atau menyimpan citra dalam bentuk data atau
informasi geografi. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem
menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. Salah satu
keunggulan yang dimiliki oleh SIG adalah kemampuan untuk melakukan interpolasi.
SIG memiliki peran penting dalam kehidupan, terutama pada kegiatan memperoleh,
atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan salah satu elemen
yang paling penting, karena berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan
mendukung berbagai macam aplikasi. Oleh karena itu berbagai macam institusi
depan, data geografis masih dirasakan mahal dan membutuhkan waktu yang lama
untuk memproduksinya.
digunakan dalam analisis SIG. Buffer atau pelebaran /penyangga adalah daerah
47
48
yang meliputi fitur (titik, garis, atau poligon) dengan jarak tertentu. Buffer biasanya
diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis spatial. Buffer
Buffering juga berfungsi untuk membentuk data spasial baru berupa poligon
atau zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data
spasial titik menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran yang mengelilingi titik
tersebut, sedangkan data spasial garis akan menghasilkan data spasial baru berupa
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dan jenis-jenis analisis buffer dalam
ilmu pemetaan.
C. Manfaat Praktikum
1. Manfaat Praktis
dipelajari dalam beberapa waktu. Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi
2. Manfaat Teoritis
analisis buffer dengan metode single buffer dan multiple ring buffer.
D. Batasan Masalah
2. Metode analisis buffer yang digunakan yaitu single buffer dan multiple ring
buffer.
3. Interval kelas yang digunakan yaitu 50, 100, 150, 200, dan 250.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang dibuat untuk pekerjaan memuat data tereferensi dan koordinat spasial (misalnya
peta citra satelit) Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh SIG adalah kemampuan
untuk melakukan overlay atau tumpang tindih dari data-data atribut suatu wilayah
Secara umum pengertian SIG adalah Suatu komponen yang terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia dan data yang bekerja
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis” (Rosdania dkk., 2015).
(wilayah di permukaan) bumi, baik permukaan dua dimensi atau tiga dimensi. Sistem
komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi goegrafis (Putra dan Afri,
2020).
50
51
hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data
yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat
tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa
pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah
yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya (Annugerah dkk., 2016).
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Komponen utama SIG
adalah sistem komputer, data geospatial dan pengguna (Widayani dan Kusuma,
2014).
B. Analisis Buffer
digunakan dalam analisis SIG. Buffer atau pelebaran /penyangga adalah daerah yang
meliputi fitur (titik, garis, atau poligon) dengan jarak tertentu. Buffer biasanya
diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis spatial. Buffer
dapat dilakukan untuk tipe feature polygon, polyline maupun point (Adil, 2015).
52
Buffer adalah batasan yang ditempatkan di sekitar suatu daerah atau titik
menggunakan skala standar garis lurus (euclidean) ataupun jarak jaringan. Buffer
merupakan bentuk lain teknik analisis yang mengidentifikasi hubungan antara suatu
titik dengan area di sekitarnya atau disebut analisis faktor kedekatan. Metode Buffer
ini berguna untuk menampilkan seluruh fitur dari suatu lingkungan tempat tinggal
Secara anatomis Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari
sebuah obyek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (poligon). Dengan
membuat Buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi suatu
obyek spasial dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi zona-zona
kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya
(Aqli, 2011).
jarak antar layer, dalam analisis proximity ArcGIS menggunakan proses yang disebut
dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu)
untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada. Analisis buffer
mendasarkan pencarian lokasi pada data spasial dan atribut jarak. Metode buffer
sering digunakan sebagai alat analisis seperti ; kasus pelebaran jalan, pembuatan
jaringan pipa, pembebasan tanah, dan lain-lain. Buffer memberikan hasil berupa
informasi spasial daerah yg memenuhi kriteria serta luasan dan jarak daerah tersebut
(Hidayat, 2013).
53
Buffering juga berfungsi untuk membentuk data spasial baru berupa poligon
atau zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data
spasial titik menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran yang mengelilingi titik
tersebut, sedangkan data spasial garis akan menghasilkan data spasial baru berupa
seperti pemetaan bencana banjir. Salah satu metode atau pendekatan yaitu
scoring dan overlay dalam SIG. Manfaat yang didapat dengan menggabungkan data
gambar (peta) dengan data-data tabulasi (angka dan teks), memungkinkan SIG
sebagai informasi perencanaan. Salah satu faktor yang dapat diukkur adalah
fenomena fenomena yang dapat diolah aplikasi teknik buffer atau buffering (Junyar
dkk., 2020).
overlay dan analisa proximity dimana analisa overlay merupakan proses integrasi
analisa geografis yang berbasis pada jarak antar layer. Analisa Spasial dilakukan
dengan meng-overlay dua peta yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis
berdasarkan pada diluar atau didalam batas buffer (Rahardjo dan Warkim, 2017).
cepat dan akurat menggunakan alat bantu Sistem Informasi Geografis (SIG). Karena
kemampuannya yang dapat memadukan data gambar (peta) dengan data-data tabulasi
(angka & teks), memungkinkan SIG membuat analisa dan prediksi mengenai
faktor yang dapat diukur adalah fenomena-fenomena yang dibaca oleh fasilitas
buffer merupakan salah satu analisis spatial yang sering digunakan. Buffer biasanya
diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis spasial. Buffer
dapat dilakukan unutk tipe feature polygon, polyline maupun point. Pembuatan
buffer membutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur (meter atau
kilometer..), untuk itu distance units dari theme/feature harus ditentukan terlebih
B. Memasukkan data yang akan diolah yaitu shp. Jalan, shp. Sungai, dan shp. Garis
yang akan diolah yaitu data shapefile, selanjutnya pada linear unit memasukkan
kelas interval mulai dari 50 dengan satuan meter dan mengklik ok. Lakukan
55
56
D. Selanjutnya untuk tahapan multiple ring buffer yaitu mengklik menu search,
E. Memasukkan input features yaitu shapefile yang akan diolah, kemudian pada
distance memasukkan kelas interval secara berurutan mulai dari 50, 100, 150,
F. Lakukan langkah sebelumnya pada shapefile jaringan sungai dan garis pantai
luasan data pada tiap kecamatan yaitu dengan mengklik intersect dan
H. Melakukan dissolve pada hasil intersect, pada dissolve fiel memilih disctance dan
Sabtu, 19 November 2021 pada pukul 10.00 sampai 13.30. Praktikum ini
Halu Oleo.
Wilayah yang digunakan pada praktikum ini yaitu Kabupaten Konawe Utara.
melintang dari Utara ke Selatan antara 02°97’ dan 03°86’ LS, membujur dari Barat
ke Timur antara 121°49’ dan 122°49’ BT. Letak geografis Kabupaten Konawe Utara
yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Morowali dan Kecamatan Routa,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali dan Laut Bana, kemudian
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Kendari pada tahun 2021 Kabupaten
59
60
B. Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
C. Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.
D. Data Praktikum
1. Data Primer
Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan oleh peneliti melalui
upaya pengambilan data di lapangan langsung. Karena hal inilah data primer disebut
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan
kebutuhan data penelitian. Data sekunder yang digunakan pada praktikum ini adalah
shp. Kabupaten Konawe Utara, shp. Jaringan jalan, shp. Sungai, dan shp. Garis
pantai.
62
E. Tahapan Praktikum
1. Tahapan Persiapan
menyiapkan alat dan bahan praktikum seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2.
2. Tahapan Literatur
Pada praktikum ini literatur yang digunakan yaitu jurnal yang dipublish 5
tahun terakhir. Jurnalnya yaitu mengenai sistem informasi geografi, analisis buffer,
Single buffer merupakan tahapan membuat area dengan jarak tertentu dengan
menggunakan interval kelas yaitu 50, 100, 150, 200, dan 250 dengan satuan meter.
selanjutnya mengklik buffer dan memasukkan interval kelas satu persatu serta
Multiple ring buffer merupakan tahapan membuat lebih dari satu buffer
dengan jarak interval tertentu dimana interval kelas yang digunakan yaitu 50, 100,
150, 200, dan 250 dengan satuan meter. Pada menu ArcToolbox memilih analysis
memasukkan interval kelas sekaligus lima serta memilih satuan yang digunakan.
63
BAB V
HASIL
Gambar 11. Peta Analisis Mutiple Ring Buffer Jaringan Jalan Kabupaten Konawe Utara
64
65
Gambar 12. Peta Analisis Multiple Ring Buffer Jaringan Sungai Kabupaten Konawe Utara
66
67
Gambar 13. Peta Analisis Multiple Ring Buffer Garis Pantai Kabupaten Konawe Utara
68
Wiwirano 655.59951 Ha
Andowia 219.549598 Ha
Asera 1124.038024 Ha
Landawe 894.819591 Ha
Langkikima 995.6534 Ha
Lasolo 134.673029 Ha
Lasolo Kepulauan 7.501093 Ha
5 250 Lembo 191.21497 Ha
Molawe 480.932001 Ha
Motui 135.177653 Ha
Oheo 293.491482 Ha
Sawa 176.854244 Ha
Wawolesea 130.337346 Ha
Wiwirano 628.628878 Ha
70
Wawolesea 385.442444 Ha
Wiwirano 2575.737078 Ha
Andowia 827.077292 Ha
Asera 10471.115228 Ha
Landawe 2306.260435 Ha
Langkikima 1671.376336 Ha
Lasolo 785.948822 Ha
Lasolo Kepulauan 1172.1143 Ha
5 250 Lembo 629.647648 Ha
Molawe 2127.235552 Ha
Motui 234.039203 Ha
Oheo 2389.519615 Ha
Sawa 411.053441 Ha
Wawolesea 371.489009 Ha
Wiwirano 2251.124113 Ha
72
Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek
pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (poligon). Dengan membuat Buffer,
akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi suatu obyek spasial
dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi zona-zona yang terbentuk
Buffering juga berfungsi untuk membentuk data spasial baru berupa poligon
atau zona dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data
spasial titik menghasilkan data spasial baru berupa lingkaran yang mengelilingi titik
tersebut, sedangkan data spasial garis akan menghasilkan data spasial baru berupa
dimana tiap interval kelas memiliki luas yang berbeda di tiap kecamatan. Pada kelas
50 meter wilayah terluas terdapat di Kecamatan Asera senilai 1174.69 Ha, sedangkan
terkecil berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan dengan luas 7.88 Ha. Kemudian
pada kelas 100 meter wilayah terluas terdapat di Kecamatan Asera yaitu 1166.82 Ha,
sedangkan wilayah terkecil yaitu Kecamatan Lasolo Kepulauan. Pada kelas 150
meter luasan terbesar berada di Kecamatan Asera seluas 1156.53 Ha, dengan luasan
terkecil berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan seluas 6.36 Ha. Selanjutnya pada
kelas 200 luasan terbesar wilayahnya sama dengan 3 kelas sebelumnya yaitu
74
75
tetap pada Kecamatan Lasolo Kepulauan seluas 6.36 Ha. Terakhir, untuk kelas 250
luasan terbesar yaitu tetap Kecamatan Asera dengan luas sebesar 1124.03 Ha,
sedangkan luasan terkecil yaitu Kecamatan Lasolo Kepulauan dengan luas sebesar
7.50 Ha.
Jaringan sungai pada Kabupaten Konawe Utara dari kelima kelas yaitu 50,
100, 150, 200, dan 250 untuk luasan terbesar berada pada Kecamatan Asera dengan
luas yang berbeda-beda tiap kelas, begitu pula untuk luasan terkecil berada pada
Kecamatan Motui dengan luas yang berbeda pada tiap kelas. Pada kelas 50 meter
luasan terbesar senilai 11802 Ha dan untuk luasan terkecil yaitu 250.70 Ha.
Kemudian pada kelas 100 meter luasan terbesar senilai 12058 Ha, sedangkan luasan
terkecil 261.67 Ha. Pada kelas 150 meter untuk luasan terbesar yaitu 11862.72 Ha
dan untuk luasan terkecil yaitu 257.81 Ha. Selanjutnya pada kelas 200 meter, luasan
jaringan sungai terbesar yaitu 11292.80 Ha, sedangkan untuk luasan terkecil yaitu
senilai 149.109 Ha. Terakhir, untuk kelas 250 meter luasan terbesar seluas 10471 Ha,
tiap kelas pada tiap kecamatan memiliki luas yang berbeda. Pada kelas 50 meter
luasan terbesar berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan seluas 347.53 Ha dan luasan
terkecil berada di Kecamatan Motui seluas 19.36 Ha. Kemudian untuk kelas 100
meter luasan terbesar berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan dengan luas 496.05 Ha
dan luasan terkecil berada di Kecamatan Lasolo seluas 22.76 Ha. Pada kelas 150
meter untuk luasan terbesar berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan dengan luas
539.42 Ha dan luasan terkecil berada di Kecamatan Lasolo seluas 26.71 Ha.
76
Selanjutnya pada kelas 200 meter untuk luasan terbesar berada di Kecamatan Lasolo
Kepulauan dengan total luas sebesar 534.80 Ha dan luasan terkecil di Kecamatan
Lasolo Kepulauan seluas 78.22. Terakhir, pada kelas 250 meter untuk luasan terbesar
berada di Kecamatan Lasolo Kepulauan seluas 531.14 Ha dan luasan terkecil berada
A. Kesimpulan
1. Dalam pemetaan analisis buffer terbagi atas dua jenis yaitu single buffer yang
berfungsi untuk membuat area dengan jarak tertentu dari suatu obyek, serta
multiple ring buffer yang berfungsi untuk membuat lebih dari satu buffer dengan
2. Dalam analisis buffer data yang diolah berupa data vektor dalam bentuk titikm
garis, dan area. Pada praktikum ini interval kelas yang digunakan ada lima yaitu
50, 100, 150, 200, dan 250 dengan satuan meter. Analisis buffer dilakukan pada
jaringan jalan, jaringan sungai dan garis pantai di Kabupaten Konawe Utara yang
B. Saran
Untuk dosen terima kasih atas segala materi yang telah diberi sehingga
praktikan lebih bisa menguasai materi dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
77
78
Untuk praktikan sebaiknya tidak telat dan tepat waktu saat konsul.
Selain itu, sebaiknya praktikan agar lebih menguasai teori dan tidak hanya