Anda di halaman 1dari 8

Kerajaan Magadha Dinasti Maurya

oleh;

Dede Yusuf

(http://go.grolier.com/map?id= mh00078)

1. Chandragupta Maurya ( 322-298 SM )


 Bidang Sosial

Betapa indahnya kota Pataliputra yang terleta di tepian sungai Gangga.Bentuknya


jajaran genjang, dengan ukuran sekitar 14 km masing-masing sisanya, dan dikelilingi
oleh parit-parit yang dalam, yang bisa dikeringankan sewaktu-waktu, dengan cara
mengalirkan airnya ke sungai pada kedua ujungnya. Dingding kota dibuat dari balok
kayu yang diruncingkan ujungnya. Terdapat jembatan gantunguntuk menghubangkan
bagian dalam dan luar kota, yang sewaktu-waktu dapat diangkat, terletak pada setiap
gerbang bermenara yang terletak pada jarak tertentu. Kota ini dirancang dengan baik
disana terdapat warung minum, rumah judi, gedung sandiwara, tempat pacuan kuda
dan balai pertemuan umum. Disana juga terdapat bazar, semacam pasar besar tempat
dagangan dari dalam dan luar negeri. Gambaran lain mengenai sistem transportasi
pada waktu itu. Di sepanjang jalan raya pada setiap jarak tertentu didirikan tiang-
tiang petunjuk jarak, juga rumah-rumah peristirahatan yang sekaligus dipergunakan
sebagai pos-pos pergantian kendaraan. Gambaran mengenai sistem perdagangan pada
waktu itu. Arus perdagangan antar negara amat ramai, terutama dengan Tiongkok,
Yunani, Romawi, Mesopotamia. Satu hal yang mengherankan, bahwa meskipun arus
perdagangan yang amat ramai, nampaknya kerajaan Maghada tidak pernah
mengembangkan percetakan mata uang sendiri secara lebih teratur. Jadi mata uang
yang selalu diprgunakan ialah mata uang Persia maupun Yunani. Bentuk mata uang
India sendiri sangat kasar. Sistem kasta merupakan sistem pelapisan sosial yang
masih dipegang kuat. Bahan pakaian utama pendudk dibuat dari kapas, dengan
warna-warna yang terang. Di terik matahari mereka biasa memakai payung.
Sedangkan makanan pokok meraka adalah nasi yang dibubur dengan lauk daging
yang dicincang. Pada masa Chandragupta boleh dikatakan tidak terdapat kelaparan,
dikrenakan sistem pengairan yang baik, sehingga tahan pertanian bisa ditanami dua
kali setiap tahunnya. Dapat di simpulkan bahwa kehidupan di bidang sosial pada
masa Chandragupta yaitu sudah tersusun sangat baik seperti keadaan tata kota yang
sangat baik sistem transportasi yang sangat baik ditunjukan dengan adanya tiang-
tiang petunjuk jarak pada setiap jarak tertentu, serta sitem perdagangan yang sangat
ramai antar negara seperti, Tiongkok, Yunani, Romawi, maupun Mesopotamia. Dan
sistem kasta merupakan sistem sosial yang masih dipegang kuat oleh masyarakat.

 Bidang Kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan disana ditemukan, adanya hiburan yang digemari oleh
rakyat seperti arak-arakan maupun komidi kuda, yang di selenggarakan oleh pihak
kerajaan. Demikian juga pertunjukan tari-tarian dan pantomim, yang biasa dilakukan
dikampung-kampung. Dan pula ditemukan adanya sebuah olahraga atau perlombaan
binatang melawan binatang dan binatang melawan manusia, yang biasanya di tonton
oleh raja. Serta perlombaan kereta perang, ketangkasan menunggang kuda maupun
lembu. Dan disana pun terdapat sayembara colon pengantin perempuan melalui
olahraga semacam tinju. Dan dikalangan keluarga prajurit atau kaum ksatria masih ,
secara sukarela masih berlaku kebiasaan Sati atau membakar diri bagi janda ksatria
tersebut bersama jenazah suaminya. Dapat disimpulkan di bidang kebudayaan di sana
telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-arakan,
komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju untuk
memperebutkan calom pengantin perempuan.

 Bidang Keagamaan

Di bidang keagamaan dikatakan masyarakat beragama Hindu memuja Heracles,


Dionysus, maupun Zeus Ombrios. Pusat pemujaan Heracles adalah Mathura,dari sini
kita dapat menduga bahwa Heracles itu Kreshna, yang lebih dikenal sebagai sais
kerata perang Arjuna, dan yang sekaligus menjadi Raja di Yadava, dan tempat
kelahirannya di Mathura. Sedangkan yang dimaksud dengan Dionysus boleh jadi
ialah Dewa Siwa, dan Zeus ialah Dewa Indra. Dapat disimpulkan dari bidang
keagamaan bahwa masyarakat pada masa Chandragupta banyak memuja Dewa, dan
Dewa yang di puja adalah Dewa lokal.

 Bidang Politik

Di bidang politik dilakukan tukar-menukar perutusan kenegaraan, pada waktu itu


diutus seorang Duta Besar bernama Megastenes dikirim ke istana Pataliputra untuk
bertugas selama beberapa tahun. Sistem pemerintahan kerajaan membagi kerajaan
menjadi tiga propinsi, yang masing-masing dikepalai oleh raja muda, yang biasanya
di jabat oleh seorang keluarga Raja. Ketiga propinsi itu masing-masing berpusat di
Taksasila, Ujjain, dan Tosali. Berada langsung dibwah Raja muda adalah para
komisaris bagian, yang disusul bagian lain dibwah mereka para pegawai daerah.
Sistem pemerintahan pada masa Chandragupta yaitu bersifat birokratis. Dalam
melaksanakan pemerintahan sehari-hari Raja dibantu oleh para Mentri, yang
menjabat berbagai macam portofilio. Sementara itu pemerintahan kota dilaksanakan
oleh enam badan, yang masing-masing terdiri dari lima orang anggota. Kehidupan
perundang-undangan serta hukum mengatakan, mengatakan bahwa hukum dipelihara
menurut tradisi lisan, karena tidak dikenal hukum tertulis. Dan ukum pidana sangat
mengerikan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan di bidang
politik telah cukup baik, dengan diadakannya tukar-menukar duta besar, membagi
kerajaan kedalam tiga propinsi yang masing-masing dikepalai oleh Raja muda, dan
sistem pemerintahan pada waktu itu pun bersifat birokratis. Dan dalam melaksanakan
pemerintahannya Raja di bantu oleh para Mentri, yang menjabat berbagai macam
portofilio. Dan sistem hukum disan dikenal dengan hukum secara lisan, karena tidak
adanya hukum tertulis, serta hukum pidana sangat mengerikan, ini dilakukan agar
masyarakat mematuhi undang-undang yang berlaku disana.

2. Bindusara ( 298-273 SM )
 Bidang Sosial

Dalam bidang sosial pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak
dijelaskan tentang bidang sosialnya dikarenakan kurangnya sumber berita tentang
Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang sosialnya tidak berbeda jauh
dengan masa Chandragupta, yaitu sudah tersusun sangat baik, seperti keadaan tata
kota yang sangat baik, sistem transportasi yang sangat baik ditunjukan dengan adanya
tiang-tiang petunjuk jarak pada setiap jarak tertentu, serta sitem perdagangan yang
sangat ramai antar negara seperti, Tiongkok, Yunani, Romawi, maupun
Mesopotamia. Dan sistem kasta merupakan sistem sosial yang masih dipegang kuat
oleh masyarakat.

 Bidang Kebudayaan
Sama dengan bidang sosial, di bidang kebudayaan juga pada masa Bindusara
dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak dijelaskan tentang bidang kebudayaanya,
dikarenakan kurangnya sumber berita tentang Raja ini. Tetapi dapat disimpulkan
bahwa dalam bidang kebudayaan tidak berbeda jauh dengan masa Chandragupta,
yaitu di sana telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-
arakan, komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju
untuk memperebutkan calom pengantin perempuan.

 Bidang Keagamaan

Dalam bidang Keagamaan pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu
tidak dijelaskan tentang bidang keagamaannya dikarenakan kurangnya sumber berita
tentang Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang keagamaannya tidak
berbeda jauh dengan masa Chandragupta, yaitu masyarakat pada masa Bindusara
banyak memuja Dewa, dan Dewa yang di puja adalah Dewa lokal.

 Bidang Politik

Di bidang politik yaitu terjalinnya hubungan diplomatik dengan beberapa negara


asing, terutama dengan kerajaan Antiochia di Siria maupun Alexandria di Mesir.
Semasa pemerintahannya dia dijuluki Amitraghata atau Sang Penakluk. Konon
julukan ini disebutkan, karena dia berhasil menaklukan daerah-daerah baru, dan
memasukannya kedalam daerah kekuasaan Maghada. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa disana telah terjalin hubungan diplomatik dengan negara
asing,artinya kehidupan bidang politiknya sudah cukup baik.

3. Asoka ( 273-232 SM )
 Bidang Sosial

Dalam bidang sosial disana didirikan tonggak-tonggak sabda Raja, juga


ditanamya pohon-pohon pelindung di sepanjang jalanan umum, digalinya sumur-
sumur untuk umum, dan dibangunnya rumah-rumah sakit untuk manusia maupun
hewan. Lembaga-lembaga persekolahan juga banyak didirikan untuk peningkatan
pendidikan rakyat, terutama yang mengajarkan agama Budha. Dan terdapat
kecendrungan makin hilangnya corak hukum yang penuh kekerasan, seperti yang
berlaku selama zaman Chandragupta. Serta praktik ‘’ahimsa’’dilaksanakan bagi
semua makhluk hidup. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada masa
pemerintahan Asoka, lebih menitikberatkan pada pelayanan terhadap rakyatnya,
dibuktikan dengan di tanamnya pohon-pohon pelindung, sumur-sumur untuk umum,
dibangunnya rumah sakit untuk umum maupun hewan, dan dibangunnya lembaga-
lembaga pendidikan untuk rakyat. Serta Raja membangun tonggak-tonggak yang
berisi tentang sabda-sabda Raja Asoka.

 Bidang Kebudayaan

Di bidang kebudayaan tidak banyak di ceritakan tentang kebudayaan yang


berkembang pada masa Asoka, disana di sebutkan bahwa sering diselenggarakan
pertunjukan beraneka ragam hewan, untuk memikat hati para penggemar hewan
piaraan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sedikit kebudayaan yang
berkembang pada masa Asoka.

 Bidang Keagamaan

Di bidang keagamaan, agama yang berkembang pada masa Asoka, yaitu agama
Budha, dan Sang Raja Asoka pun memeluk agama Budha, karena terpengaruh oleh
kebijaksanaan seorang pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta dari
Mathura. Dan agama Budha pun dikembangkan keseluruh penjuru daerah
kekuasaannya. Salah satu sikap positif dalam bidang keagamaan yaitu, Raja
menunjukan toleransi tinggi terhadap agama yang ada. Seperti Raja menunjukan
toleransi tinggi pula terhadap penganut agama Hindu, meskipun dia sendiri penganut
agama Budha. Dia bahkan melindungi penganut agama Brahma, Jainisme, serta
penganut aliran lainnya. Demikian pula dibangun gua-gua tempat para petapa yang
telanjang dari aliran Ajivika. Dibangunnya tempat-tempat ziarah bagi tempat-tempat
suci agama Budha, dan mendirikan tiang-tiang peringatan pada tempat-tempat
kelahiran Budha Gautama, tempat Budha melaksanakan khotbah pertama di Taman
Rusa, tempat mula pertama Budha menerima penerangan atau bodhi. Dan pada masa
Asoka pun diadakannya sebuah sebuah muktamar besar agama Budha di ibu kota
Pataliputra, dibawah pendeta Upagupta, yang berlangsung selama sembilan bulan.
Dan menjadikan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa dibidang keagamaan sudah adanya sebuah toleransi yang
tinggi, terhadap perbedaan keyakinan, dibuktikan dengan dilindunginya peganut
agama Brahma, Jainisme, dan lainnya. Serta dibangun gua-gua tempat para petapa
yang telanjang dari aliran Ajivika, meskipun pada waktu itu Asoka beragama Budha,
tapi ia sangat menjunjung tinggi sikap toleransi terhadap agama.

 Bidang Politik

Di bidanng politik pada masa Asoka, pada awalnya dapat dikatakan bersifat
otoriter, namun lambat laun setelah Asoka memeluk agama Budha karena
terpengaruh kebijaksanaan pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta
dari Mathura. Sejak itu berubahlah Asoka dari seorang yang kejam menjadi orang
yang bijak serta belas kasihan terhadap sesama. Dan merubah politiknya menjadi
Undang-undang Kasih Sayang, sebagai mana yang telah diajarkan oleh Budha. Bagi
dia sekarang satu-satunya kemenangan ialah kemenangan yang dihasilkan oleh
undang-undang kasih sayang. Dan sekali lagi ia menyatakan ‘’penaklukan menurut
hukum merupakan satu-satunyapenaklukan yang penuh kenikmatan.’’ Dan Asoka
raja pertama di dunia yang terang-terangan mengutuk peperangan sebagai alat politik
yang kejam. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, sitem politik Asoka
yang berawal dari bisa dikatakan otoriter berubah menjadi Undang-undang Kasih
Sayang setelah memeluk agama Budha, dan setelah itu Asoka menjadi bijak dan belas
kasihan terhadap sesama.
4. Dasaratha ( 232-185 SM )

Pada masa pemerintahan Dasaratha, dalam bukunya Abu Su’ud yaitu tidak di
jelaskan mengenai bidang sosialnya, bidang kebudayaannya, bidang keagamaannya,
dan bidang politiknya. Disana dituliskan penjelasan, bahwa cucunya hampir dapat
memenuhi harapan kakeknya ketika memerintah Maghada, namun nasib buruk
kemudian mengakhiri pemerintahannya, yaitu sebuah komplotan yang dihasut oleh
para Brahmana telah mengakhiri riwayat Dasaratha, yang merupakan Raja terakhir
dari dinasti Maurya.

Sumber Buku ; Memahami Sejarah Bangsa-bangsa di Asia Selatan ( Abu Su’ud )

Anda mungkin juga menyukai