oleh;
Dede Yusuf
(http://go.grolier.com/map?id= mh00078)
Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan disana ditemukan, adanya hiburan yang digemari oleh
rakyat seperti arak-arakan maupun komidi kuda, yang di selenggarakan oleh pihak
kerajaan. Demikian juga pertunjukan tari-tarian dan pantomim, yang biasa dilakukan
dikampung-kampung. Dan pula ditemukan adanya sebuah olahraga atau perlombaan
binatang melawan binatang dan binatang melawan manusia, yang biasanya di tonton
oleh raja. Serta perlombaan kereta perang, ketangkasan menunggang kuda maupun
lembu. Dan disana pun terdapat sayembara colon pengantin perempuan melalui
olahraga semacam tinju. Dan dikalangan keluarga prajurit atau kaum ksatria masih ,
secara sukarela masih berlaku kebiasaan Sati atau membakar diri bagi janda ksatria
tersebut bersama jenazah suaminya. Dapat disimpulkan di bidang kebudayaan di sana
telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-arakan,
komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju untuk
memperebutkan calom pengantin perempuan.
Bidang Keagamaan
Bidang Politik
2. Bindusara ( 298-273 SM )
Bidang Sosial
Dalam bidang sosial pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak
dijelaskan tentang bidang sosialnya dikarenakan kurangnya sumber berita tentang
Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang sosialnya tidak berbeda jauh
dengan masa Chandragupta, yaitu sudah tersusun sangat baik, seperti keadaan tata
kota yang sangat baik, sistem transportasi yang sangat baik ditunjukan dengan adanya
tiang-tiang petunjuk jarak pada setiap jarak tertentu, serta sitem perdagangan yang
sangat ramai antar negara seperti, Tiongkok, Yunani, Romawi, maupun
Mesopotamia. Dan sistem kasta merupakan sistem sosial yang masih dipegang kuat
oleh masyarakat.
Bidang Kebudayaan
Sama dengan bidang sosial, di bidang kebudayaan juga pada masa Bindusara
dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu tidak dijelaskan tentang bidang kebudayaanya,
dikarenakan kurangnya sumber berita tentang Raja ini. Tetapi dapat disimpulkan
bahwa dalam bidang kebudayaan tidak berbeda jauh dengan masa Chandragupta,
yaitu di sana telah banyak kebudayaan yang berkembang di masyarakat, seperti arak-
arakan, komidi kuda, tari-tarian, dan disana pun telah ada olahraga semacam tinju
untuk memperebutkan calom pengantin perempuan.
Bidang Keagamaan
Dalam bidang Keagamaan pada masa Bindusara dalam bukunya Abu Su’ud, yaitu
tidak dijelaskan tentang bidang keagamaannya dikarenakan kurangnya sumber berita
tentang Raja ini, tetapi dapat disimpulkan bahwa dalam bidang keagamaannya tidak
berbeda jauh dengan masa Chandragupta, yaitu masyarakat pada masa Bindusara
banyak memuja Dewa, dan Dewa yang di puja adalah Dewa lokal.
Bidang Politik
3. Asoka ( 273-232 SM )
Bidang Sosial
Bidang Kebudayaan
Bidang Keagamaan
Di bidang keagamaan, agama yang berkembang pada masa Asoka, yaitu agama
Budha, dan Sang Raja Asoka pun memeluk agama Budha, karena terpengaruh oleh
kebijaksanaan seorang pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta dari
Mathura. Dan agama Budha pun dikembangkan keseluruh penjuru daerah
kekuasaannya. Salah satu sikap positif dalam bidang keagamaan yaitu, Raja
menunjukan toleransi tinggi terhadap agama yang ada. Seperti Raja menunjukan
toleransi tinggi pula terhadap penganut agama Hindu, meskipun dia sendiri penganut
agama Budha. Dia bahkan melindungi penganut agama Brahma, Jainisme, serta
penganut aliran lainnya. Demikian pula dibangun gua-gua tempat para petapa yang
telanjang dari aliran Ajivika. Dibangunnya tempat-tempat ziarah bagi tempat-tempat
suci agama Budha, dan mendirikan tiang-tiang peringatan pada tempat-tempat
kelahiran Budha Gautama, tempat Budha melaksanakan khotbah pertama di Taman
Rusa, tempat mula pertama Budha menerima penerangan atau bodhi. Dan pada masa
Asoka pun diadakannya sebuah sebuah muktamar besar agama Budha di ibu kota
Pataliputra, dibawah pendeta Upagupta, yang berlangsung selama sembilan bulan.
Dan menjadikan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa dibidang keagamaan sudah adanya sebuah toleransi yang
tinggi, terhadap perbedaan keyakinan, dibuktikan dengan dilindunginya peganut
agama Brahma, Jainisme, dan lainnya. Serta dibangun gua-gua tempat para petapa
yang telanjang dari aliran Ajivika, meskipun pada waktu itu Asoka beragama Budha,
tapi ia sangat menjunjung tinggi sikap toleransi terhadap agama.
Bidang Politik
Di bidanng politik pada masa Asoka, pada awalnya dapat dikatakan bersifat
otoriter, namun lambat laun setelah Asoka memeluk agama Budha karena
terpengaruh kebijaksanaan pendeta agama Budha termashur yang bernama Upagupta
dari Mathura. Sejak itu berubahlah Asoka dari seorang yang kejam menjadi orang
yang bijak serta belas kasihan terhadap sesama. Dan merubah politiknya menjadi
Undang-undang Kasih Sayang, sebagai mana yang telah diajarkan oleh Budha. Bagi
dia sekarang satu-satunya kemenangan ialah kemenangan yang dihasilkan oleh
undang-undang kasih sayang. Dan sekali lagi ia menyatakan ‘’penaklukan menurut
hukum merupakan satu-satunyapenaklukan yang penuh kenikmatan.’’ Dan Asoka
raja pertama di dunia yang terang-terangan mengutuk peperangan sebagai alat politik
yang kejam. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, sitem politik Asoka
yang berawal dari bisa dikatakan otoriter berubah menjadi Undang-undang Kasih
Sayang setelah memeluk agama Budha, dan setelah itu Asoka menjadi bijak dan belas
kasihan terhadap sesama.
4. Dasaratha ( 232-185 SM )
Pada masa pemerintahan Dasaratha, dalam bukunya Abu Su’ud yaitu tidak di
jelaskan mengenai bidang sosialnya, bidang kebudayaannya, bidang keagamaannya,
dan bidang politiknya. Disana dituliskan penjelasan, bahwa cucunya hampir dapat
memenuhi harapan kakeknya ketika memerintah Maghada, namun nasib buruk
kemudian mengakhiri pemerintahannya, yaitu sebuah komplotan yang dihasut oleh
para Brahmana telah mengakhiri riwayat Dasaratha, yang merupakan Raja terakhir
dari dinasti Maurya.