BETON
BAHAN MATERIALNYA BATU KALI
BERTULANG
GABUNGAN PILAR SUMURAN FOOT PLAT
Pondasi batu Kali
Bahan Pondasi yang dapat mendukung
beban bangunan yang lebih besar dan
banyak dipakai adalah dari pasangan batu
kali. Batu kali - batu kali ini diikat menjadi
satu kesatuan yang erat dan kuat dengan
adukan perekat dari campuran 1 kapur : 1
semen merah : 2 pasir, atau 1 semen : 5
pasi.
Sebelum bawahnya diberi urug pasir
setebal 20 cm dan batu kosongan satu
lapis.
Fungsi :
• Trasraam, agar air dari bawah tanah
dapat naik ke atas pasangan tembok.
• Lapisan pasir urug setebal 20 cm yang
dipadatkan agar diperoleh permukaan
yang rata dan cukup kuat.
• Kemiringan Galian lubang pondasi agar
dinding tanah galian tidak mudah runtuh.
• Balok sloof selain sebagai pengganti
trasraam dibawah lantai juga untuk
meratakan daya dukung dari pondasi
terhadap muatan bangunan diatasnya
Pondasi Beton Bertulang
Untuk kondisi tanah yang sangat
lembek, pondasi menerus ini dapat
menggunakan konstruksi beton
bertulang berupa balok sloof
memanjang dengan bagian bawahnya
diperlebar menjadi plat.
Dinding ½ bata
Sloof
Plat
Tulangan besi
Tanah keras
Pondasi Footplate kolom
Batukali
Aanstamping
Pondasi Lajur
Potongan Pondasi
Lajur, FootPlate dan lantai
Contoh Hitungan:
Diket. Bangunan sekolah. Beban hidup diambil = 250 kg/m2
( sesuai peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983 )
Ditinjau dari kolom A:
1. Luas plat lantai yang didukung : 2 x 36 m2
Beban plat lantai : 822 kg/m2
2. Pasangan bata ¼ batu:
tinggi pasangan pada lantai-1 : 3.25 m
Tinggi pasangan pada lantai-2 : 3.25 m
panjang pasangan yang didukung : 3 + 2 = 5 m
beban pasangan diambil 250 kg/m2
3. Luas atap yang didukung : 3 x 2 = 6 m2, dengan anggapan dinding tengah ikut mendukung
atap secara merata, beban atap dimbil 100 kg/m2
4. Plafon yang didukung seluas 2 x 3 = 6 m2, beban plafon : 20 kg/m2
5. Kolom lantai bawah dan lantai atas mempunyai ukuran sama 25/35, dengan panjang total 7
m, diukur dari pondasi plat sampai ring balk atas.
6. Balok bentang 3m mempunyai ukuran 25/30, balok bentang 4m mempunyai ukuran 25/40
Jenis pondasi yang dipakai adalah pondasi telapak.
Hitungan beban kolom
1. Q plat lantai : 6 x 0.822 = 4.93 ton
2. Q pasangan bata 5 x (3.25 + 3.25) x 0.250 = 8.13 ton
3. Q atap genting 6 x 0.100 = 0.60 ton
4. Q plafon lantai-2 : 6 x 0.020 = 0.12 ton
5. P kolom: 0.25 x 0.35 x 7 x 2.4 = 1.47 ton
6. P balok: 0.25 x 0.30 x 3 x 2.4 = 0.54 ton
0.25 x 0.40 x 2 x 2.4 = 0.48 ton
7. Pondasi plat ditaksir dulu seberat
(balok sloof dalam hal ini tidak diperhitungkan
sebagai beban kolom)
Jumlah beban kolom total : 17.77 ton
dibulatkan menjadi : 18.00 ton
tanah diambil = 1.2 kg/cm2
= 12 t/m2
F pondasi = 18/12 = 1.5 m2
Dipakai ukuran pondasi telapak : 1.25 m x 1.25 m
: 1.56 m2 > 1.5 m2, AMAN
kontrol berat pondasi :
tebal plat diambil rata-rata = 30cm, berat pondasi = 0.3 x 1.56 x 2.4 = 1.13ton < 1.5 ton, AMAN
Beberapa tipe pondasi yang bisa dibuat
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan
menjadi:
• Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya
tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
• Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
Gaya Gempa
Gaya Angkat Air (Water Lifting Force)
• Momen
• Torsi
• Tentukan lokasi tapak dan posisi dari muatan.
• Pemeriksaan fisik atas tapak tentang adanya setiap masalah
geologis.
• Menetapkan program eksplorasi lapangan dan penyusun
pengujian pelengkap lapangan yang perlu atas dasar temuan,
serta menyusun program uji laboratorium.
• Tentukan parameter rancangan tanah.
• Merancang pondasi.
• Dasar pondasi harus mempunyai lebar yang cukup dan harus
diletakkan pada tanah asli yang keras yaitu pada kisaran > 50 cm
dari permukaan tanah.
• Harus dihindarkan memasang pondasi yang sebagian pada tanah
keras dan sebagian lagi pada tanah lembek.
• Pondasi harus dipasang menerus dibawah seluruh dinding
bangunan dan dibawah kolom-kolom yang berdiri bebas.
• Apabila digunakan pondasi setempat, pondasi-pondasi tersebut
harus dirangkaikan satu dan lainnya dengan balok pengikat (sloof).
• Pondasi harus dibuat dari bahan yang awet berada didalam tanah
dan kuat menahan gaya-gaya yang bekerja padanya, terutama gaya
desak.
• Apabila lapisan tanah keras tidak sama dalamnya, untuk seluruh
panjang pondasi dasarnya harus tetap diletakkan pada
kedalamannya yang sama.
Sekian terima kasih,
thengkyu
matur nuwun. . . ^_^