ABSTRACT
One of comestible dryer box was constructed with dimension of 50 x 20 x 30 cm. The
box is equipped with heater, LM 35 temperature sensor, dc motor, blower and fan. The
range of temperature operation ( maximum and minimum achieved temperature) can be
adjusted by sending data from PC to microcontroller using serial standar RS 232. By
using data from PC , the microcontroller will compare data with the value of measured
temperature using LM 35 and then the result will be used to turn on or off heater, to open
or close the box door and to turn off or on the blower. The results of drying ear
mushrooms shows that the quality and colour after drying is related with the used range
of temperature operation, the given heater power and also the length of drying time
Keywords: Drying System,AT89S51 microcontroller,RS232
ABSTRAK
Telah dikonstruksi sebuah ruang pengeringan bahan pangan dimensi 50x20x30 cm.
Ruangan dilengkapi dengan pemanas, sensor suhu LM35, motor, blower dan kipas.
Jangkauan operasi pemanasan (suhu batas atas dan bawah) dapat diubah menggunakan
PC yang datanya dikirim ke mikrokontroler melalui standar serial RS232. Berdasarkan
data dari PC, mikrokontroler akan membandingkannya dengan nilai suhu yang diukur oleh
LM35 dan selanjutnya akan menghidupkan/mematikan pemanas, menutup/membuka
pintu dan mematikan/menghidupkan blower. Hasil pengeringan pada bahan pangan jamur
kuping menunjukkan bahwa warna dan kualitas bahan sangat dipengaruhi oleh nilai
jangkauan operasi suhu pengeringan, besarnya daya yang diberikan pemanas dan
lama pengeringan.
Kata kunci: Sistem Pengeringan,Mikrokontroler AT89S51, RS232.
1. PENDAHULUAN.
Salah satu proses yang diperlukan pada pengolahan hasil panen pertanian agar
dapat disimpan atau yang diperlukan untuk pengolahan lanjutan adalah proses
pengeringan. Hasil pertanian seperti daun tembakau, teh, cacao, padi, jamur kuping, dan
lainnya, umumnya dikeringkan secara konvensional yaitu dengan menjemur dibawah
sinar matahari. Hasil pengeringan, secara konvensional belum dapat memberikan hasil
yang memadai dalam hal kualitas, karena intensitas sinar matahari tidak dapat diatur dan
kemungkinan adanya awan/hujan yang sangat mengganggu dalam proses pengeringan.
Sebagai pengganti cara konvesional, berbagai proses pengeringan telah dilakukan
menggunakan energi listrik dan gas dengan cara mengalirkan udara panas melewati
ruangan dengan laci – laci yang disusun berisi bahan yang hendak dikeringkan. Untuk
membuat agar suhu ruangan pengeringan dapat dikendalikan digunakan mikrokontroler
untuk mengatur suhu udara panas tersebut [1,2], Mikrokontroler lebih disukai karena
relatif murah dibandingkan dengan penggunaan PLC pada industri. Keakuratan
183
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
pengaturan suhu dengan mikrokontroler juga banyak diterapkan untuk mengatur suhu
dalam bidang pengobatan (terapi) melalui pengaturan suhu yang dilakukan pada bagian
kepala pada manusia [3]. Umumnya suhu ruangan pengeringan diatur pada jangkauan
operasi suhu yang cukup besar seperti dari 50oC sampai 100oC dan dari 30oC sampai
80oC [1], karena udara panas dialirkan masuk melewati laci dan kemudian keluar setelah
memanaskan bahan pada laci. Jangkauan yang digunakan hanya bertujuan agar
kandungan air dari bahan yang dikeringkan dapat dikeluarkan. Izan [4] melakukan
pengeringan menggunakan tray dryer dengan suhu udara panas yang masuk sebesar
50,60 dan 70oC dan laju debit udara sebesar 0,0078 m3/dtk, 0,0156 m3/dtk dan 0,0234
m3/dtk. Pada kondisi ini pengaturan dilakukan terhadap pemanasan udara masuk
sehingga diperoleh suhu udara panas sesuai yang diinginkan, tanpa mengatur nilai
jangkauan suhu operasi. Pada sisi lain bila jangkauan suhu operasi ruang pengeringan
diubah, hasil pengeringan akan berbeda, seperti pada pengeringan teh, kopi dan cacao
[1].
Di dalam tulisan ini, dirancang sistem pengeringan dalam sistem tertutup dimana
saat proses pemanasan tidak ada udara masuk dari luar. Udara dalam keadaan tertutup
di dalam ruangan dipanaskan dan disebarkan merata menggunakan kipas pada nilai
jangkauan suhu operasi yang dapat diubah menggunakan PC. Pemanasan yang terjadi
selama pada jangkauan operasi akan menguapkan air dari bahan dan setelah nilai suhu
batas atas dicapai pemanas mati dan pintu akan terbuka dan selanjutnya udara panas
hasil penguapan dikeluarkan menggunakan blower dan akan menurunkan suhu ruangan..
Penurunan suhu ruangan setelah mencapai batas bawah akan menutup pintu,mematikan
blower dan mengulangi kembali proses pemanasan. Jadi proses pengeringan hanya
terjadi pada jangkauan suhu yang ditetapkan melalui nilai masukan dari PC. Dengan
sistem pengeringan tertutup ini diharapkan akan diperoleh variasi hasil pengeringan
berdasarkan jangkauan suhu operasi, dengan pemberian daya yang berbeda sehingga
kondisi yang paling cocok dapat diperoleh spesifik untuk pengeringan bahan pangan
tertentu.
2. METODOLOGI.
Sistem pengeringan dirancang seperti yang ditunjukkan pada diagram blok
Gambar 1. Mikrokontroler diberikan masukan nilai batas atas dan batas bawah suhu
yang dikirim dari PC yang selanjutnya disimpan pada memori dengan alamat tertentu.
Mikrokontroler juga menerima masukan nilai suhu ruangan pengeringan dari pengukuran
sensor LM35 setelah dikonversi ke digital oleh ADC 0804. Nilai dari suhu ruang
pengeringan akan dibandingkan oleh program didalam mikrokontroler dengan nilai batas
atas dan batas bawah suhu yang dikirim dari PC. Hasil perbandingan dari nilai suhu
184
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
tersebut akan menentukan bentuk keluaran dari mikrokontroler untuk menghidupkan atau
mematikan pemanas, blower dan membuka atau menutup pintu. Nilai suhu yang diukur
sensor LM35, juga akan dikirim ke PC melalui standar serial RS 232 untuk ditampilkan
pada monitor.
185
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
186
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
Komunikasi antara PC dan mikrokontroler dilakukan melalui USB pada PC dan Port 3.0
(RxD) dan Port 3.1 (TxD) pada mikrokontroler. Nilai batas atas dan batas bawah suhu
dikirim dari PC melalui USB dan diteruskan ke konverter USB ke DB9 dan dilewatkan
melalui IC MAX 232 dan akhirnya diterima mikrokontroler melalui Port 3.0 (RxD).
Program pada mikrokontroler akan menyimpan nilai tersebut pada memori untuk dapat
dibandingkan dengan nilai suhu ruangan yang diukur oleh LM35. Mikrokontroler akan
mengirim nilai suhu yang diukur LM35 melalui Port 3.1 (TxD) dan diteruskan melalui IC
MAX 232 dan konverter DB9 ke USB untuk ditampilkan pada monitor PC.
187
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
Pada saat suhu ruangan sudah berada pada batas atas, program akan membuka
pintu mematikan pemanas dan kemudian menghidupkan blower. Pada proses ini aliran
udara akibat blower akan mengeluarkan uap air hasil penguapan dari bahan yang
dikeringkan selama pemanasan di dalam ruang pengeringan; sehingga dengan sendirinya
suhu ruangan akan turun. Saat suhu ruangan diturunkan, suhu batas bawah akan dicapai
dan hasil pembandingan nilai suhu akan membuat program kembali menutup pintu,
menghidupkan pemanas/kipas, mematikan blower dan proses pemanasan kembali
dilakukan sampai dicapai suhu batas atas, Setelah batas atas dicapai, uap air dikeluarkan
kembali, suhu turun, dipanaskan kembali, demikian akan terjadi pengulangan yang
dikendalikan mikrokontroler secara otomatis.
188
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
S ta rt
In is ia lis a s i K o m u n ik a s i
S e ri a l
A d a d a ta T id a k
D ari P C ?
Ya B a c a D a ta
D ari A D C
T id a k
S u h u B a ta s
A ta s ? K ir im k e
PC
Ya
S im p a n B a ta s S im p a n B a ta s
T id a k
Baw ah A ta s D a ta A D C
= b a ta s A ta s
Ya
D ata A D C
= b a ta s B a w a h
B u k a P in t u
M a t ik a n P e m a n a s
H id u p k a n B l o w e r
Ya
T u tu p P in tu
H id u p k a n P e m a n a s
M a t ik a n B lo w e r
189
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
190
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
untuk disimpan. Kondisi jamur kuping kering yang baik diperlukan untuk kebutuhan
manusia karena jamur ini bermanfaat sebagai sumber protein pada manusia dan
berfungsi sebagai anti oksidan dan anti kanker [5].
Pengujian pertama dilakukan pada jamur kuping segar yang dicuci dengan air
sampai bersih kemudian disebarkan pada wadah dan dibiarkan beberapa saat untuk
mengeringkan sisa air. Jamur seberat 300 gr ditimbang menggunakan timbangan digital
Nagata tipe LCS kapasitas 12 Kg x 1 gr. Selanjutnya jamur dimasukkan kedalam ruang
pengeringan dan disebarkan merata pada laci untuk uji coba pengeringan.. Jangkauan
suhu pengeringan diatur dari PC sebesar 45 sampai 500C. Pemberian daya diatur
menggunakan petensiometer yang disambungkan pada Triac. Besar Arus (Amp) dan
tegangan(Volt) yang diberikan Triac pada pemanas diukur menggunakan Multimeter
Digital dan hasil pengukuran mamberikan daya sebesar 14 Watt. Pemanasan dengan
daya 14 Watt berlangsung selama 4 jam yang diamati memakai jam tangan biasa. Hasil
pengeringan setelah 4 jam ditimbang dan diperoleh berat kering sebesar 219 gr.
Warnanya masih merah yang menunjukkan kandungan air masih tinggi. Pengujian kedua
dilakukan untuk jamur kuping segar seberat 300 gr dengan mengubah daya menjadi 41
Watt. Setelah pengeringan 4 jam diperoleh berat kering sebesar 174 gr dengan warna
agak merah. Demikian selanjutnya dilakukan untuk daya 140 Watt dan 242 Watt dengan
perolehan berat kering 98 dan 86 gr. Warna kering jamur sudah mengarah ke coklar
kemerahan namun kandungan airnya masih tinggi. Hasil pengeringan pada jangkauan
suhu 45 sampai 500C selama 4 jam diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengeringan pada jangkauan suhu 45-500C
Pengujian selanjutnya dilakukan untuk jangkauan suhu ruang pengeringan sebesar 55-
600C. Sampel jamur segar dengan berat 300 gr dikeringkan dengan daya 12 Watt selama
4 jam, kemudian untuk sampel segar dengan daya 43 Watt selama 4 jam dan untuk
sampel berikut dengan daya 147, 245 Watt. Berat kering yang diperoleh untuk masing –
masing nilai variasi daya adalah 205, 151, 84 dan 69 gr. Warna yang diperoleh untuk
berat kering 69 gr adalah warna coklat yang menunjukkan kadar air sudah memenuhi
191
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
nilai standar. Hasil pengeringan pada jangkauan suhu 55 sampai 600C selama 4 jam
diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengeringan pada jangkauan suhu 55-600C
Pada tabel 1 dan 2 terlihat bahwa dengan pemberian kalor dalam nilai daya kecil
sampai puluhan Watt, belum membuat perubahan warna yang berarti, warnanya masih
kelihatan merah dan hasil penyimbangan berat kering jamur menunjukkan kandungan air
masih cukup besar disekitar 40 sampai 50%. Kondisi ini tentu tidak diinginkan karena
walaupun warnanya cukup menarik, tetapi adanya kandungan air yang masih tinggi akan
merusak kualitas jamur selama waktu penyimpanan sebelum dikonsumsi.
Dari kedua jangkauan suhu yang dioperasikan tersebut hasil yang memenuhi
standar pengeringan (20% dari berat segar) [4] telah diperoleh pada jangkauan suhu
pemanasan 55 - 600C selama 4 jam. Pengeringan pada jangkauan suhu 45 - 500 C
menunjukkan kandungan air masih tinggi dengan berat kering sekitar 30% berat segar,
sehingga masih diperlukan penambahan waktu pengeringan agar diperoleh berat kering
sesuai standar.
Dari perolehan hasil untuk kedua jangkauan suhu pemanasan tersebut terlihat
bahwa jangkauan suhu operasi, daya dan lama pengeringan sangat berperan untuk
menghasilkan warna yang diinginkan dan untuk mencapai berat kering sesuai standar.
Applikasi pengeringan dengan jangkauan suhu berbeda dapat diterapkan untuk
pengeringan daun teh , cacao, kopi, kacang dan yang lainnya untuk perolehan aroma
dan rasa yang mungkin berbeda dengan proses pengeringan dengan jangkauan suhu
yang berbeda. Proses tersebut dapat dilakukan menggunakan alat yang dirancang.
5. KESIMPULAN
Alat yang dirancang telah dapat bekerja mengatur suhu ruang pengeringan pada suatu
nilai jangkauan suhu tertentu dengan memvariasikan daya dan waktu pengeringan. Nilai
jangkauan suhunya dapat diubah menggunakan GUI pada monitor PC. Uji pengeringan
pada bahan pangan jamur kuping menggunakan jangkauan suhu 45 - 500 C dan 55 -
600C dengan pasokan daya 250 Watt selama 4 jam memberikan hasil yang berbeda
192
Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 183-193
terutama dengan warna setelah pengeringan. Warna jamur kuping dengan jangkauan 45
- 500 C lebih mendekati warna aslinya dibandingkan dengan jangkauan 55- 600C.
Jangkauan suhu pengeringan dengan demikian merupakan hal yang berpengaruh
terhadap warna akhir jamur kuping setelah pengeringan.
6. PUSTAKA.
[1]. Javanmard M., Abbas K.A.,and Arvin F, A Microcontroller - Based Monitoring System
for Batch Tea Dryer, Journal of Agricultural Science1.2 2009 Dec;1(2); 101-106.
[2]. Francis Enejo Idachaba, Design of Intel 8751 Microcontroller-based System for
Monitoring and Control of a Thermal Process, IETE Journal of Research, 2010 Jul-
Aug;56(4); 189-192.
[3]. Metin K.,Rasit A.,and Inan G, A New Microcontroller-Based Human Brain Hypothermia
System, Journal of Medical Systems, 2005 October;29(5); 501-512.
[4]. Izan, Pengeringan Jamur Kuping Dengan Tray Dryer, Tesis S2, Sistem Teknik UGM,
Perpustakaan UGM Yogyakarta,2012.
[5].Nunung Marlina, Budi Daya Jamur Kuping, Kanisius Yogyakarta, 2001
193