Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

Kajian Konsep Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Menunjang Pengembangan


Pariwisata: Sebuah Studi Literatur

Rifqi Asy’ari1, Reiza D. Dienaputra2, Awaludin Nugraha3, Rusdin Tahir4, Cecep Ucu Rakhman5,
Rifki Rahmanda Putra6
1
Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Email: rifqi19015@mail.unpad.ac.id
2
Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Email: reizaputra@unpad.ac.id
3
Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Email: awaludin.nugraha@unpad.ac.id
4
Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Email: rusdin@unpad.ac.id
5
Program Pascasarjana, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Email: cecep.u.r@gmail.com
6
Sekolah Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Email: rifki18005@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman, terminologi ekowisata terus berkembang tanpa
menghilangkan esensial dasar yang ada dalam pengertian ekowisata itu sendiri, yaitu
konservasi atau pelestarian baik untuk alam, budaya dan masyarakat itu sendiri. Konsep
ekowisata berbasis masyarakat menjadi konsep yang berkembang di tahun 2000-an yang di
mana terminologi dari konsep ini lebih menekan pada pelibatan masyarakat yang ada dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang
diperoleh. Penelitian ini mengkaji terkait sejauh mana konsep ekowisata berbasis masyarakat
dalam menunjang pengembangan pariwisata dan hal apa saja yang masih menjadi hambatan
dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat tersebut untuk kemudian dapat menjadi
rekomendasi bagi penelitian selanjutnya. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif
berupa studi literatur dari 20 artikel yang didapat. Alat bantu pencarian yang digunakan
adalah harzing’s publish or perish. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode tinjauan
pustaka dengan teknik traditional review. Konsep ekowisata berbasis masyarakat dalam
konteks pengembangan pariwisata dapat diartikan sebagai wujud pengembangan dalam
pemanfaatan sumber daya dengan pelibatan masyarakat sebagai pemegang kunci. Konsep
ekowisata berbasis masyarakat juga menjadi konsep yang masih baru dan membuka peluang
untuk memperkaya kajian tersebut. Indikator yang didapat dari hasil analisis bahwa indikator
sumber daya, masyarakat dan wisatawan menjadi faktor dalam pengembangan pariwisata
yang menggunakan konsep ekowisata berbasis masyarakat.

Kata Kunci: ekowisata berbasis masyarakat; CBE; pengembangan pariwisata; studi literatur;

Study of Community-Based Ecotourism Concepts in Support of Tourism Development: a


Literature Study

ABSTRACT
Along with the development of the era, the terminology of ecotourism has continued to
develop without eliminating the essential in the definition of ecotourism itself, namely
conservation or conservation for nature, culture and society itself. The concept of community-
based ecotourism became a concept that developed in the 2000s where the terminology of this

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

concept is more appropriate to involve the community in planning, implementing ecotourism


management and all the benefits that are obtained. This study examines the extent to which
the concept of community-based ecotourism supports tourism development and what are the
obstacles in the concept of community-based ecotourism which can then become
recommendations for further research. The method used is a qualitative method in the form of
a literature study of the 20 articles obtained. The search tool used is to analyze or dismantle,
then the data is analyzed using the literature review method with traditional review
techniques. The concept of community-based ecotourism in the context of tourism
development can be interpreted as a form of development in resource use by involving the
community as the key holder. The concept of community-based ecotourism is also a new
concept and opens up opportunities to enrich the study. The indicators obtained from the
analysis show that the indicators of resources, community and tourists are factors in tourism
development using the concept of community-based ecotourism.

Keywords : community based ecotourism; CBE; tourism development; literature review;

Copyright ©2021. UHN IGB Sugriwa Denpasar. All Right Reserved


I. PENDAHULUAN daerah alami. Kawasan konservasi sebagai
daya tarik wisata dapat berupa Taman
Ekowisata tidak dapat dipisahkan
Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam,
dengan istilah konservasi. Oleh sebab itu,
Suaka Margasatwa, Taman Wisata dan
ekowisata diibaratkan sebagai proses
Taman Buru. Tetapi kawasan hutan dengan
perjalanan wisata yang bertanggung jawab.
jenis lain seperti hutan lindung dan hutan
Pengembangan pariwisata dilakukan di
produksi ketika mempunyai obyek alam
destinasi untuk wisata ekologis yang manfaat
sebagai daya tarik ekowisata dapat
sebesar-besarnya bagi aspek ekologis, sosial
dipergunakan untuk pengembangan
budaya, ekonomi bagi masyarakat, pengelola
ekowisata. Area alami yang dimaksudkan
dan pemerintah. Ekowisata menggambarkan
seperti ekosistem sungai, danau, rawa,
bentuk wisata yang dikelola melalui
gambut, daerah hulu atau muara sungai dapat
pendekatan konservasi. Apabila ekowisata
juga dipergunakan untuk ekowisata.
dalam pengelolaan alam dan budaya
Pendekatan yang dapat dilaksanakan dengan
masyarakat yang akan bertanggung jawab
tetap menjaga kawasan tersebut tetap lestari
terhadap kelestarian dan kesejahteraan,
sebagai areal alam.
sementara konservasi merupakan upaya
menjaga keberlangsungan pemanfaatan Penggunaan ekowisata dalam
sumber daya alam untuk waktu sekarang dan pengembangan pariwisata sudah dilakukan
masa yang akan datang. Hal ini sesuai sangat lama sekali. Buku berjudul
dengan definisi yang dibuat oleh The Ekotourisme: Teori dan Praktek, Buku ini di
International Union for Conservation of tulis oleh Ricky Avenzora yang diterbitkan
Nature and Natural Resources (1980) dalam pada tahun 2008, terdapat pembahasan
(Gutierrez & Martinez, 2010) bahwa
mengenai ekoturisme evaluasi tentang
konservasi merupakan tindakan manusia konsep yang membahas tentang definisi dari
dalam memanfaatkan biosphere serta ekowisata. Buku ini mambahas bahwa para
berusaha mempersembahkan hasil yang besar penulis yang menggunakan terminologi “eco-
dan lestari demi generasi sekarang (kini) dan tourism” dan “nature based tourism”
yang akan datang (mendatang). umumnya hanya berorientasi pada nature
related tourism activities.
Sementara itu, destinasi yang diminati
dalam perkembangan ekowisata bagi Banyak perdebatan di antara para ahli
wisatawan yaitu ecotour dengan menjelajahi terkait dengan definisi tersebut yang sering

10 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

dipergunakan dan dibahas dalam buku apresiasi, partisipasi dan kepekaan.


tersebut yang banyak mempertanyakan Ekowisata mempraktikkan penggunaan satwa
tentang peletakan definisi utama pada liar dan sumber daya alam secara non-
ekowisata yaitu pengalaman yang diberikan konsumtif dan berkontribusi pada daerah
pada area yang alami. Khususnya Avenzora yang dikunjungi melalui tenaga kerja atau
1995 dan 1997, yang mempertanyakan sarana keuangan yang bertujuan untuk
tentang siapa yang bertanggung jawab untuk memberikan manfaat langsung pada
merestorasi destinasi-destinasi yang telah konservasi situs dan kesejahteraan ekonomi
terlanjur hancur pada era mass-tourism. penduduk setempat (Ziffer, 1989).
Secara konseptual gagasan ekowisata perlu
dipandang sebagai principle atau sebagai roh Melihat dari definisi yang ada bahwa
dan jiwa dari segala bentuk kepariwisataan, pola pendefinisian yang ada berupa (1)
Bersifat implementatif dan tidak bersifat berorientasi kepada tujuan yang ingin
retorika belakang, dan harus diterima sebagai dicapai, (2) berorientasi kepada sumber daya
obligatorily bagi setiap tourism stakeholder wisata yang digunakan, dan (3) berorientasi
(Avenzora, 2008). kepada bentuk-bentuk kegiatan wisata yang
diselenggarakan. Menurut Avenzora 2008,
Adapun pengertian dari ekowisata yang pendekatan yang potensial untuk dipakai
berkembang seperti ekowisata berupa dalam menyederhanakan kompleksitas yang
perjalanan yang bertujuan ke kawasan alam ada adalah pendekatan ruang yang di
untuk mempelajari budaya dan sejarah gunakan dalam definisi ekowisata. Dalam
pembentukan/fenomena alam maupun buku itu disebutkan bahwa ekowisata dalam
lingkungan, melestarikan tanpa mengubah penyelenggaraan dilakukan dengan
keutuhan ekosistem, sambil menghasilkan kesederhanaan memelihara keaslian alam dan
peluang ekonomi yang menjadikan lingkungan, memelihara keaslian seni dan
konservasi dalam sumber daya alam berguna budaya, adat istiadat, kebiasaan hidup (the
bagi masyarakat lokal (McCormick, 1994). way of live), membentuk ketenangan,
Ekowisata diartikan sebagai perjalanan ke kesunyian, memelihara flora dan fauna, serta
kawasan alam yang masih murni dengan terpeliharanya lingkungan hayati sehingga
tujuan khusus untuk mempelajari, tercipta keseimbangan antara kehidupan
mengagumi dan menikmati pemandangan manusia dalam menggunakan alam
beserta hewan dan tumbuhan liar serta sekitarnya.
keberadaannya (Joshi, 2011).
Adapun, makna yang dapat menjadi
Ekowisata adalah pariwisata berbasis karakteristik perencanaan, pengembangan
alam yang melibatkan pendidikan dan dan pengelolaan pariwisata dalam konteks
interpretasi lingkungan/alam dan terkelola ekowisata yang perlu dipahami diantaranya :
secara berkelanjutan bagi ekologis. Definisi (1) Nature based (lanskap untuk ekowisata
ini mengakui bahwa lingkungan alam berdasarakan pada alam seperti obyek-obyek
termasuk komponen budaya dan secara biologis, fisik maupun budayanya), (2)
ekologis berkelanjutan melibatkan Ecologically Sustainable (pengembangan
pengembalian yang sesuai ke komunitas ekowisata dilakukan dengan konsep back to
lokal dan konservasi sumber daya jangka nature), (3) Environmentally educative
panjang (QuickStart Panduan untuk Bisnis (memberikan pendidikan mengenai
Pariwisata, 2006). Ekowisata merupakan lingkungan), (4) Bermanfaat untuk
suatu bentuk pariwisata yang terutama masyarakat lokal, dan (5) Memberi nilai
terinspirasi oleh sejarah alam suatu daerah, tambah dalam kepuasan bagi wisatawan.
termasuk budaya aslinya. Penting untuk dicatat bahwa pengembangan
ekowisata biasanya dilakukan sebagai alat
Ekowisata mengunjungi daerah yang untuk mencapai tujuan konservasi dan
relatif belum berkembang dengan semangat

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index 11
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

pemberdayaan masyarakat yang lebih besar pemahaman mengenai pengembangan


(Lai & Nepal, 2006). ekowisata berbasis masyarakat dan sejauh
mana realisasi pengembangan pariwisata
Seiring dengan perkembangan zaman, dalam konsep ekowisata berbasis
terminologi ekowisata terus berkembang masyarakat.
tanpa menghilangkan esensial dasar yang ada
dalam pengertian ekowisata itu sendiri yaitu METODE
konservasi atau pelastarian baik untuk alam,
Metode yang dilakukan dalam penelitian
budaya dan bagi masyarakat itu sendiri.
yaitu studi literatur. Peneliti melakukan
Konsep ekowisata berbasis masyarakat
review dari beberapa literatur mengenai
menjadi konsep yang berkembang di tahun
konsep ekowisata berbasis masyarakat dalam
2000-an yang di mana terminologi dari
pengembangan pariwisata. Penelitian
konsep ini lebih menekan pada pelibatan
kepustakaan atau studi literatur sendiri
masyarakat yang ada dalam perencanaan,
merupakan penelitian yang hanya
pelaksanaan, pengelolaan ekowisata sebagai
berdasarkan kepada karya tertulis,
usaha dan keuntungan yang diperolehnya.
diantaranya hasil penelitian yang telah
Ekowisata berbasis masyarakat yaitu ataupun yang masih belum terpublikasikan
bisnis ekowisata yang menitikberatkan (Embun, 2012). Data-data yang dibutuhkan
kiprah aktif komunitas dan pola ekowisata dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber
berbasis masyarakat membentuk pola pustaka atau dokumen dan variabel pada
pengembangan ekowisata yang mendukung penelitian studi literatur bersifat tidak baku
dan memungkinkan keikutsertaan secara (Melfianora, 2017). Teknik penghimpunan
penuh bagi masyarakat setempat pada data yang dilakukan secara kualitatif melalui
perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan usaha penjajakan dari beragam literatur (riset
ekowisata dan segala manfaat yang diperoleh kepustakaan), seperti buku dan jurnal
(WWF-Indonesia, 2009). Hal tersebut (Creswell, 2009). Data yang dianalisis adalah
berdasarkan pada aktualitas bahwa data sekunder yang diperoleh dari seputar
masyarakat mempunyai pengetahuan literatur yang berkaitan dengan ekowisata
mengenai alam dan budaya yang menjadikan berbasis masyarakat.
potensi dan nilai tambah sebagai daya tarik
Adapun, alat bantu pencarian yang
wisata, sebagai akibat dari pelibatan
digunakan adalah harzing’s publish or
masyarakat yang mutlak. Pola ekowisata
perish. Harzing’s publish or perish
berbasis masyarakat mempercayai hak warga
merupakan perangkat lunak sebagai alat
lokal pada mengelola kegiatan wisata dalam
bantu yang dapat dipergunakan secara gratis
kawasan yang mereka miliki menurut istiadat
yang mempermudah dalam proses pencari
ataupun selaku pengelola.
artikel dengan tersusun rapih dan terkoneksi
Dari berbagai literatur terdahulu dalam berbagai situs publikasi (hingga saat
tersebut, menunjukkan perkembangan ini metadata yang di jangkau dalam harzing’s
terminologi ekowisata yang lebih luas publish or perish yaitu Google Scholar,
dengan konsep ekowisata berbasis Microsoft Academic, Scopus, dan Web of
masyarakat. Maka dari itu, artikel ini Science) sehingga memberikan kemudahan
mengkaji terkait sejauh mana konsep peneliti dalam pencari artikel yang menjadi
ekowisata berbasis masyarakat dalam bahan rujukan dalam studi literatur.
menunjang pengembangan pariwisata dan hal Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis
apa saja yang masih menjadi hambatan menggunakan metode tinjauan pustaka
dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat melalui teknik traditional review.
tersebut untuk kemudian dapat menjadi
Studi literatur ini dilakukan dengan
rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.
kualifikasi artikel yang dipilih yaitu memiliki
Sehingga diharapkan dapat memberikan

12 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

fokus penelitian dalam pengembangan masyarakat” berdasarkan penyusuran


ekowisata berbasis masyarakat. Berdasarkan keyword dan title word. Fokus penelitian
kriteria tersebut peneliti melakukan kemudian dikerucutkan dan disesuaikan
pencarian dengan istilah yang dilakukan dengan kriteria artikel yang telah ditetapkan.
terhadap artikel dengan kata kunci: 1)
Ekowisata berbasis masyarakat, 2) Didapat dua puluh (20) artikel (Tabel 1)
Pengembangan ekowisata berbasis terkait dengan fokus penelitian yang
masyarakat, 3) Konsep ekowisata berbasis dianalisis. Artikel-artikel tersebut
masyarakat. terfokuskan pada kajian pengembangan
ekowisata berbasis masyarakat dengan jarak
Peneliti mendapatkan lebih dari 50 waktu penelitian 10 tahun ke belakang,
artikel yang terkait istilah pencarian tersebut dengan asumsi setiap tahunnya terdapat
dan dipilah kembali dengan artikel dengan tema tersebut yang terbit.
mengelompokkan artikel yang terfokus pada Artikel tersebut kemudian dianalisis dengan
istilah “pengembangan ekowisata berbasis analisis deskriptif kualitatif dan analisis isi.
masyarakat” dan “ekowisata berbasis

Tabel 1. Literatur Terkait Ekowisata Berbasis Masyarakat (CBE)

Kode Judul/Tahun Terbit Peneliti

Model Pengembangan Ekowisata Gunung Bromo Berbasis Masyarakat Sasongko


1
(2011)
Pengembangan Kawasan Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis Masyarakat Priono & Belakang
2
(2012)
Pola Pengelolaan Ekowisata Berbasis Komunitas Di Taman Nasional Keliwar et al.,
3
Gunung Halimun Salak (2013)
Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Pulau Harapan Taman Hadiwinata et al.,
4
Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta (2014)
Konflik Pengelolaan Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Fitriyana
5
Taman Hutan Raya Ir, H, Djuanda Bandung, Jawa Barat (2015)
Pengembangan Ekowisata Berbasis Mayarakat Di Kepulauan Banda, Salakory
6
Kabupaten Maluku Tengah (2016)
Implementasi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Hutan Sahureka et al.
7
Lindung Gunung Sirimau Kota Ambon (2016)
Pengelolaan Kawasan Ekowisata Berbasis Masyarakat Serta Implikasinya Baskoro
8
Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa Sukarara (2016)
Pengembanagan Ekowisata Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Di Hertati
9
Wonorejo Surabaya (2017)
Strategi Pengembangan Ekowisata Melalui Konsep Community Based Jamalina & Wardani
10 Tourism (CBT) Dan Manfaat Sosial Dan Ekonomi Bagi Masyarakat Di Desa
Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul (2017)
Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal Di Teluk Murianto & Masyhudi
11
Seriwe Lombok Timur (2018)
Model Pengembangan Wisata Berbasis Ekowisata Dan Komunitas (Mencari Dian Septiana Sari
Model Pengembangan Wisata Air Terjun Turunan Boloan Berbasis
12
Ekowisata Dan Komunis Di Desa Tomuan Holbung Kecamatan Bandar
Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan) (2018)
Evaluasi Implementasi Prinsip Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Husamah & Hudha
13 Pengelolaan Clungup Mangrove Conservation Sumbermanjing Wetan,
Malang (2018)
Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Pulau Tiban, Desa Widiyanto et al.
14
Kartikajaya, Patebon Kendal (2019)
Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Kampung Wisata Trisnawati et al.
15
Rejowinangun (2019)
Pengembangan Potensi Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Nagari Kandang Pratama et al.,
16
Baru Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat (2019)

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index 13
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Desa Tarumajaya, Hulu Abdoellah et al.,


17
Sungai Citarum (2019)
Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Hutan Lindung Lelloltery et al.
18
Gunung Sirimau Kota Ambon (2020)
Potensi Ekowisata Berbasis Masyarakat Kampung Urug, Sukajaya, Bogor Aurelia et al.
19
(2020)
Potensi Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Masyarakat Adat Sebagai Triyanti et al.,
20
Kegiatan Ekonomi Kreatif Di Kampung Malaumkarta, Papua Barat (2020)
Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti (2020) pariwisata alternatif yang bersifat partisipatif,
yang digunakan untuk menggambarkan
II. HASIL DAN PEMBAHASAN bentuk pariwisata yang mengenali dampak-
Konsep Ekowisata Berbasis dampak penting terhadap lingkungan, sosial-
Masyarakat dalam Pengembangan budaya dan ekonomi, yang di sebabkan oleh
Pariwisata kegiatan pariwisata, terutama pariwisata yang
bermanfaat bagi masyarakat lokal (Keliwar et
Pada dasarnya, konsep ekowisata al., 2013). Adapun, yang disebutkan dalam
merupakan kegiatan wisata yang artikel 7 menyebutkan ekowisata berbasis
bertanggung jawab terhadap kualitas masyarakat menjadi pendekatan perencanaan
ekologis dan menyejahterakan masyarakat pembangunan partisipasi alternatif yang
lokal apabila meninjau isi substansi yang bersifat secara partisipatif, dimana
disampaikan dari kedua puluh (20) literatur masyarakat berperan aktif terlibat dalam
yang dianalisis pada penelitian ini. Dari hasil kegiatan ekowisata dimaksud (Sahureka et
analisis yang dilakukan, keseluruhan artikel al., 2016). Artikel 8 dan 18 mengartikan
yang ada menggunakan metode kualitatif ekowisata berbasis masyarakat
dengan melakukan pendekatan secara menggambarkan usaha pariwisata yang
intensif ataupun partisipatif terhadap mengutamakan kepada peran aktif dari
masyarakat untuk mendapatkan hasil komunitas yang lebih spesifik dan sebagai
penelitian. Konsep ekowisata berbasis alat untuk mewujudkan pembangunan
masyarakat terbilang konsep baru yang pariwisata yang berkelanjutan (Baskoro,
berkembang di tahun 2000. Artikel – artikel 2016; Lellotery et al., 2020).
yang ada dalam hasil pencarian dengan
menggunakan kata kunci dan judul berbahasa Implementasi pengembangan pariwisata
Indonesia masih minim atau terbatas. yang dilakukan dari ekowisata berbasis
Mengindikasikan bahwa penelitian atau masyarakat menekan pada 5 aspek
konsep ekowisata berbasis masyarakat pengembangan, diantaranya: (1) aspek
menjadi penelitian yang bisa dikembangkan kelembagaan, (2) aspek pemasaran, (3) aspek
di Indonesia. Dalam pembahasan akan sumber daya manusia, (4) aspek edukasi, dan
menggunakan kode artikel seperti yang (5) aspek spasial. Seperti yang terdapat dari
tertera dalam Tabel 1, yang menjadi urutan artikel 1 yang menyebutkan hasil dari
artikel dalam bagian hasil dan Pengembangan ekowisata gunung bromo
pemabahasannya. berbasis masyarakat tengger, yaitu: (1)
Pariwisata yang terpadu dan berkelanjutan,
Terminologi definisi dari sebuah konsep
(2) Pendidikan Konservasi alam, (3) wisata
ekowisata berbasis masyarakat yang ada yang memiliki daya tarik, (4) Adat istiadat
diartikan sebagai konsep yang menekankan dan budaya lokal, (5) Pelibatan masyarakat,
pada pelibatan masyarakat secara utuh dalam (6) penguatan kelembagaan, (7) Peningkatan
pengembangan, pengelolaan dan sumber daya manusia, (8) Home industri
perencanaan pariwisata. Seperti yang pendukung pariwisata (Sasongko, 2011).
disampaikan artikel ke 3 bahwa ekowisata Hasil yang didapat dari artkel 2 yaitu konsep
berbasis masyarakat (community based yang memanfaatkan pasar back to nature
ecotourism) merupakan dua bentuk (ekowisata) ini merupakan usaha pelestarian
pendekatan perencanaan pembangunan keanekaragaman hayati dengan menciptakan

14 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

kerja sama yang erat antara masyarakat yang analisis bahwa indikator sumber daya,
tinggal disekitar kawasan yang perlu masyarakat dan wisatawan menjadi faktor
dilindungi dengan industri pariwisata (Priono dalam pengembangan pariwisata yang
& Belakang, 2012). menggunakan konsep ekowisata berbasis
masyarakat. Indikator sumber daya yang
Pengembangan ekowisata berbasis
dimaksud disini yaitu lokasi pengembangan
masyarakat di Kepulauan Banda yang tertulis
tentu mempengaruhi dalam pendekatan
dalam artikel 8 didasarkan pada prinsip
pengembangan pariwisata yang dilakukan
pengembangan destinasi wisata agar
melalui konsep ekowisata berbasis
berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan
masyarakat. Indikator masyarakat menjadi
lingkungan dengan membentuk suatu
keharusan dalam pengembangan pariwisata
organisasi ekowisata yang terdiri dari
dilakukan dengan konsep ekowisata berbasis
(Baskoro, 2016): para masyarakat yang
masyarakat, pelibatan sumber daya manusia
berkompeten di bidang ekowisata serta
untuk pelibatan dalam pengembangan yang
melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan
dilakukan. Indikator wisatawan menjadi
jasa ekowisata; pengembangan institusi
salah satu yang perlu ada dalam
masyarakat lokal dan kemitraan dengan
pengembangan pariwisata dilakukan dalam
membangun kemitraan antara masyarakat
konsep ekowisata berbasis masyarakat,
dengan tour operator menciptakan suatu
indikator ini disebutkan dalam artikel
keadilan dalam pembagian pendapatan serta
membuat panduan wisata agar selama memiliki peran dalam memberikan timbal
balik atau keuntungan dari kawasan
berwisata, wisatawan dapat berperilaku
ekowisata.
sesuai dengan etika yang tertulis di dalam
panduan tersebut serta menghargai budaya
Hambatan Penerapan Konsep
dan cara hidup masyarakat; ekonomi berbasis
Ekowisata Berbasis Masyarakat
masyarakat dengan menjadikan rumah
dalam Pengembangan Pariwisata
penduduk sebagai homestay agar
peningkatan kesejahteraan serta; edukasi Terdapat temuan yang mendasar dari
tentang budaya dan konservasi kepada analisis yang dilakukan terhadap konsep
wisatawan dengan masyarakat sebagai ekowisata berbasis masyarakat terkait dengan
pemandu. Sedangkan dalam artikel 14 pemberdayaan masyarakat. Konteks
dijelaskan bahwa proses pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
ekowisata berbasis masyarakat di Pulau pengembangan pariwisata menjadi faktor
Tiban sebagai koordinasi dan pemetaan yang masih kurang dibahas dalam konsep
potensi desa, kemudian dilanjutkan dengan ekowisata berbasis masyarakat yang ada.
program edukasi yaitu penamaan jenis pohon Keseluruhan artikel (Tabel 1) hanya
serta pemberian tanda peringatan untuk membahas tentang pelibatan dan partisipasi
menjaga kelestarian alam, program ekonomi masyarakat yang berkontribusi dalam
dengan identifikasi produk lokal yang kawasan pengembangan tanpa memberikan
memiliki nila jual tinggi, serta dilakukan arahan proses pemberdayaan secara efektif
sosialisasi kepada Pokdarwis dan yang dapat dilakukan dengan pendekatan
masyarakat, selanjutnya dilakukan ekowisata berbasis masyarakat. Kemudian
pendampingan pasca sosialisasi (Widiyanto seperti yang dijelaskan pada paragraf terakhir
et al., 2019). pada sub-bab konsep ekowisata berbasis
Konsep ekowisata berbasis masyarakat masyarakat dalam pengembangan pariwisata,
dalam konteks pengembangan pariwisata wisatawan tidak pernah dijadikan subjek
dapat diartikan sebagai wujud pengembangan penelitian. Padahal, telah dijelaskan pada
dalam pemanfaatan sumber daya dengan penelitian sebelumnya (artikel 3, 5, 6, 9, 10,
pelibatan masyarakat sebagai pemegang dan artikel 11) bahwa wisatawan yang
kunci. Indikator yang didapat dari hasil berkualitas dan bertanggung jawab sebagai
stakeholder, nantinya akan memberikan

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index 15
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

timbal balik dampak positif baik itu untuk dengan jumlah lebih besar (mass tourism)
masyarakat ataupun pengembangan destinasi justru akan menjadi bumerang bagi
(Keliwar et al., 2013; Fitriyana, 2015; keberlanjutan destinasi ekowisata (Murianto
Salakory, 2016; Hertati, 2017; Jamalina & & Masyhudi, 2018). Pada artikel 5 isu
Wardani, 2017; dan Murianto & Masyhudi, penurunan jumlah kunjungan wisatawan
2018). diangkat untuk kemudian dicari strateginya
agar dapat meningkatkan kembali intensitas
Dalam konteks proses pemberdayaan
kunjungan pada destinasi ekowisata
masyarakat, dalam artikel 6 telah dijelaskan
(Fitriyana, 2015). Padahal, menurut artikel 9
bahwa persepsi masyarakat tentang
dijelaskan bahwa wisatawan dengan skala
kehadiran destinasi ekowisata agar kegiatan
kecil tentu lebih mudah dikoordinir dan
pengembangan sesuai dengan keinginan
dampak yang ditimbulkan terhadap alam
masyarakat tanpa mengabaikan kebutuhan
relatif kecil dibandingkan wisata massal
wisatawan (Salakory, 2016). Hal tersebut
(Hertati, 2017).
diperkuat pada artikel 3, di mana kurangnya
program pemberdayaan masyarakat tentang
Pemahaman yang rendah baik dari
ekowisata akan membuat pengelolaan pengelola ataupun wisatawan tentang konsep
destinasi ekowisata tidak maksimal (Keliwar ekowisata berbasis masyarakat dapat menjadi
et al., 2015). Karena konsep ekwosiata faktor lemahnya pengembangan pariwisata
berbasis masyarakat menekankan pada melalui konsep ini. Sejauh ini, dari beberapa
pengelolaan oleh masyarakat, dari artikel yang direview, perkembangan kajian
masyarakat dan untuk masyarakat, maka ekowisata berbasis masyarakat dari sisi
proses pemberdayaan masyarakat menjadi pendekatan stakeholder baru sebatas
penting untuk dikaji. melibatkan pemerintah setempat sebagai
Pada artikel 5, dijelaskan terkait konflik fungsi pengawasan (Sahureka et al., 2016),
pada destinasi ekowisata yang disebabkan masyarakat sebagai pengelola potensi wisata
dari kurangnya penekanan pada proses daerahnya dan pihak ketiga seperti praktisi,
pemberdayaan masyarakat baik itu terkait swasta, ataupun akademisi yang membantu
sosialisasi program pemberdayaan dan proses pemberdayaan ekowisata (Widiyanto
pendidikan masyarakat, yang menyebabkan et al., 2019).
pola pikir masyarakat yang hanya money
oriented (Fitriyana, 2015). Proses Tuwo (2011) menjelaskan, bahwa
pemberdayaan masyarakat adalah proses mendidik dan menyadarkan masyarakat lokal
“menjadi”, bukan proses instan. Maka proses dan wisatawan terhadap pentingnya
pemberdayaan masyarakat yang sistematis konservasi merupakan salah satu prinsip
mulai dari penyadaran masyarakat akan aset pengembangan ekowisata yang harus
dan potensi yang mereka miliki, dipenuhi agar dapat menjamin keutuhan dan
pengkapasitasan masyarakat terkait literasi kelestarian destinasi ekowisata. Dapat ditarik
pengelolaan ekowisata, dan pemberdayaan kesimpulan bahwa penelitian terkait dengan
masyarakat melalui akses permodalan konsep ekowisata berbasis masyarakat
(Rakhman et al., 2014) perlu menjadi kedepannya juga perlu memperhatikan
perhatian dalam penerapan konsep ekowisata wisatawan sebagai salah satu stakeholder
berbasis masyarakat. atau subjek penelitian baik melalui action
research dan participatory research tentang
Dalam konteks wisatawan sebagai literasi ekowisata berbasis masyarakat pada
subjek dalam penelitian ekowisata berbasis ekowisatawan dan masyarakat, ataupun
masyarakat, pada artikel 10 dan 11 telah tentang visitor-resident relations pada
dijelaskan bahwa wisatawan yang kurang destinasi ekowisata.
konservatif merupakan salah satu
penghambat pengembangan ekowisata Dengan pahamnya masyarakat dan
(Jamalina & Wardani, 2017). Wisatawan wisatawan terhadap pariwisata yang

16 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

bertanggung jawab (dalam hal ini ekowisata), melibatkan masyarakat secara langsung
tentu dapat membuat kondisi masyarakat terlibat dan memegang peran kunci dalam
memiliki sifat keterbukaan terhadap pengembangan yang dilakukan. Konsep
wisatawan dan juga dapat membuat ekowisata berbasis masyarakat juga menjadi
wisatawan lebih menghargai masyarakat konsep yang masih baru dan membuka
sekitar destinasi ekowisata. Sehingga tidak peluang untuk memperkaya kajian tersebut.
akan menimbulkan sentimen masyarakat Konteks pemberdayaan masyarakat dalam
terhadap wisatawan, khususnya wisatawan penerapan pengembangan pariwisata yang
dalam jumlah yang melebihi daya dukung dilakukan ekowisata berbasis masyarakat
dan daya tampung destinasi (Cheung & Li, menjadi usulan peneliti yang dapat dikaji
2019). pada penelitian selanjutnya.
Pada sub-bab ini dapat terlihat bahwa
REFERENSI
dari artikel yang dianalisis (Tabel 1)
memiliki gap pada fokus penelitian yang Abdoellah, O. S., Sunardi, Widianingsih, I.,
kemudian perlu ditindaklanjuti dengan Cahyandito, M. F., Wiyanti, D. T., &
rekomendasi penelitian ke depan. Adapun Nurseto, H. E. (2019). Pengembangan
fokus penelitian yang menjadi rekomendasi Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Desa
penelitian selanjutnya yaitu adalah proses Tarumajaya , Hulu Sungai Citarum :
pemberdayaan masyarakat dalam penerapan Potensi Dan Development of a
konsep ekowisata berbasis masyarakat dan Community Based Ecotourism in Ta-
stakeholder analisis dalam destinasi Rumajaya Village , Upstream Citarum
ekowisata (dalam hal ini adalah wisatawan River : Potentials and Obstacles.
dan masyarakat). Kumawula : Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(3), 236–247.
Di mana masyarakat yang memegang https://doi.org/10.24198/kumawula.v1i3
peran dalam pengelolaan ekowisata di .24553
daerahnya perlu diberdayakan melalui Aurelia, M., Kosmaryandi, N., & Amanah, S.
penyadaran, penguatan kapasitas, dan (2019). Potensi Ekowisata Berbasis
pendayaan agar mindset mereka dapat Masyarakat Kampung Urug, Sukajaya,
berpikir jangka panjang bahwa pariwisata Bogor. Media Konservasi, 25(1), 1–9.
bukan hanya soal motif ekonomi, namun juga https://doi.org/10.29244/medkon.25.1.1-
merupakan tools untuk melestarikan 9
lingkungan mereka dan kebudayaan atau Baskoro, M. S. P. (2017). Pengelolaan
identitas mereka. Kawasan Ekowisata Berbasis
Sedangkan wisatawan yang seharusnya Masyarakat Serta Implikasinya
menjadi subjek penelitian, tidak pernah Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa
dilibatkan pada penelitian-penelitian Sukarara. Jurnal Green Growth Dan
terdahulu. Padahal, wisatawan perlu Manajemen Lingkungan, 5(2), 18.
diedukasi untuk menjalin koneksi dengan https://doi.org/10.21009/jgg.052.03
masyarakat yang nantinya dapat memberikan Cheung, K. S., & Li, L. H. (2019).
dampak positif bagi keberlanjutan destinasi Understanding visitor–resident relations
ekowisata dan timbal balik terhadap sosial, in overtourism: developing resilience
budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. for sustainable tourism. Journal of
Sustainable Tourism.
III. SIMPULAN https://doi.org/10.1080/09669582.2019.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa 1606815
ekowisata berbasis masyarakat sangat Creswell. (2009). Research Design
relevan dalam pengembangan pariwisata. Qualitative, Quantitative, and Mixed
Pengembangan pariwisata yang dilakukan Methods Approaches: Third Edition.
dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat SAGE.

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index 17
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

Dian Septiana Sari, & M. G. S. (2018). Ecotourism Development in the


Model Pengembangan Wisata Berbasis Protected Forests of Sirimau Mountain ,
Ekowisata Dan Komunitas (Mencari Ambon city. 8(1), 23–35.
Model Pengembangan Wisata Air Murianto, & Masyhudi, L. (2018). Strategi
Terjun Turunan Bolon Berbasis Pengembangan Ekowisata Berbasis
Ekowisata Dan Komunitas Di Desa Masyarakat Lokal Di Teluk Seriwe
Tomuan Holbung Kecamatan Bandar Lombok Timur. MEDIA BINA ILMIAH,
Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan). 13(2), 913–924.
Jurnal Bisnis Administrasi, 7(1), 9–19. Melfianora. (2017). Penulisan Karya Tulis
Fitriyana, D. (2015). Konflik Pengelolaan Ilmiah Dengan Studi Literatur. Studi
Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Litelatur, 1–3
Masyarakat Di Taman Ir. H. Djuanda Oka, IMD, P. W. Darmayanti, & I W.
Bandung, Jawa Barat. 10–38. Sonder. (2021). Turtle Conservation in
Hadiwinata, R., At, M., Rusli, A. R., & Park, Serangan Island: The Implementation of
N. (2014). Di Pulau Harapan Taman Community-based Tourism Concepts in
Nasional Kepulauan Seribu , Jakarta. Tourism Development. PalArch’s
Hertati, D. (2017). Pengembangan Ekowisata Journal of Archaeology of Egypt /
Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Egyptology, 18(2), 172-182. Retrieved
Di Wonorejo Surabaya. 142–148. from
Husamah, H., & Hudha, A. M. (2018). https://www.archives.palarch.nl/index.p
Evaluasi Implementasi Prinsip hp/jae/article/view/5668
Ekowisata Berbasis Masyarakat Dalam Pratama, R., Yendri, D., Kesehatan, F.,
Pengelolaan Clungup Mangrove Universitas, M., Teknologi, F., &
Conservation Sumbermanjing Wetan, Universitas, I. (2019). PROPINSI
Malang. Jurnal Pengelolaan SUMATERA BARAT Development of
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Community-Based Ecotourismin
(Journal of Natural Resources and Kandang Baru Village , Sijunjung
Environmental Management), 8(1), 86– District , West Sumatera Province
95. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.86- PENDAHULUAN Indonesia merupakan
95 negara yang memiliki sumber daya
Jamalina, I. A., & Wardani, D. T. K. (2017). alam yang melimpah ruah . Namun ,
Strategi Pengembangan Ekowisata kondisi masyarakat di. 2(3), 363–373.
Melalui Konsep Community Based Priono, Y., & Belakang, L. (2012).
Tourism (Cbt) Dan Manfaat Sosial Dan Pengembangan Kawasan Ekowisata.
Ekonomi Bagi Masyarakat Di Desa Jurnal Perspektif Arsitektur, 7(1), 51–
Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunung 67.
Kidul. Jurnal Ekonomi & Studi Pitanatri, P. D. S. (2020). Wisatawan
Pembangunan, 18(1), 71–85. Flashpacker: Sebuah Pendekatan
https://doi.org/10.18196/jesp.18.1.4008 Epistemologis. Jurnal Master Pariwisata
Keliwar, S., Kajian, M., Sekolah, P., (JUMPA).
Universitas, P., & Mada, G. (2015). https://doi.org/10.24843/jumpa.2020.v0
Pola Pengelolaan Ekowisata Berbasis 7.i01.p04
Komunitas Di Taman Nasional Gunung Rakhman, C. U., Suganda, D., Dienaputra, R.
Halimun Salak. Jurnal Nasional D., & Nirwandar, S. (2014). Community
Pariwisata, 5(2), 110–125. - Based Tourism Development Model in
https://doi.org/10.22146/jnp.6371 the District of Pangandaran.
Lelloltery, H., Christian, J., Sahureka, M., International Journal of Culture and
Kehutanan, J., Pertanian, F., & History, 1(1), 34.
Pattimura, U. (2020). AMBON The https://doi.org/10.5296/ijch.v1i1.4970
Strategy of Community Based Sahureka, M., Lelloltery, H., & Hitipeuw, J.

18 http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index
ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340

C. (2016). Implementasi Pengembangan WWF Indonesia. 2009. Prinsip dan Kriteria


Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Ekowisata Berbasis Masyarakat.
Hutan Lindung Gunung Sirimau Kota Jakarta: Departemen Kebudayaan dan
Ambon. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Pariwisata dan WWF-Indonesia.
Kecil, 1(2), 128.
https://doi.org/10.30598/jhppk.2016.1.2.
128
Salakory, R. A. (2016). Pengembeangan
ekowisata berbasis masyarakat di
Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku
Tengah. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian,
10(1), 84–92.
Sasongko, R. W. D. (2011). Model
Pengembangan Ekowisata Gunung
Bromo Berbasis Masyarakat Tengger. In
Cakrawala (Vol. 6, Issue 1, pp. 44–59).
https://doi.org/10.32781/cakrawala.v6i1.
143
Trisnawati, E., Natalia, D. A. R.,
Ratriningsih, D., Putro, A. R.,
Wirasmoyo, W., Brotoatmodjo, H. P., &
Asyifa, A. (2019). Strategi
Pengembangan Eko-Wisata Berbasis
Masyarakat Di Kampung Wisata
Rejowinangun. INformasi Dan Ekspose
Hasil Riset Teknik SIpil Dan Arsitektur,
15(1), 1–11.
https://doi.org/10.21831/inersia.v15i1.2
4859
Triyanti, R., Muawanah, U., Kurniasari, N.,
Soejarwo, P. A., & Febrian, T. (2020).
Potensi Pengembangan Ekowisata
Bahari Berbasis Masyarakat Adat
Sebagai Kegiatan Ekonomi Kreatif Di
Kampung Malaumkarta, Papua Barat.
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan
Perikanan, 1(1), 93.
https://doi.org/10.15578/jsekp.v1i1.823
9
Tuwo, A. (2011). Pengelolaan ekowisata
pesisir dan laut: pendekatan ekologi,
sosial-ekonomi, kelembagaan, dan
sarana wilayah. Brilian Internasional.
Widiyanto, Farliana, N., & Raeni. (2019).
Pengembangan Ekowisata Berbasis
Masyarakat di Pulau TIban, Desa
Kartikajaya, Patebon Kendal. Seminar
Nasional Kolaborasi Pengabdian
Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES
2019, 252–259.

http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/PB/index 19

Anda mungkin juga menyukai