Yang terhormat: Para ulama’, Asatidz, tokoh masyarakat dan para pejabat
pemerintah.
Yang terhormat: Para dewan juri serta para hadirin rekan-rekan santri dan
bapak-bapak ibu khususnya pendukung ........... dalam kontes ini.
Marilah puji syukur, kita haturkan kepada Allah Azza Wajalla, dan limpahan rahmat
kepada Rosulullah SAW, yang menjadikan kita beriman, islam dan berilmu
pengetahuan.
Kita semua pasti tau bahwa kita akan mengelami kematian, kita pasti sadar bahwa
kita akan dikalang tanah. Tapi yang mengherankan, kalau sudah tau bahwa kita
pasti mengelami kematian, kok kita tidak berfikir dan menyiapkan diri dengan bekal
yang akan dibawa kedalam kubur.
Kematian tidak seperti dengan apa yang kita saksikan. Yaitu berupa bangkai yang
tidak bernyawa dan tidak ada gunanya lagi, ingatlah.......kematian adalah sebuah
kehidupan yang tiada bedanya dengan kehidupan yang ada didunia ini. Sama-sama
mengelami gembira dan susah, untung dan rugi. Dan kita perlu tau, bahwa susah
senangnya dan untung ruginya sangat ditemukan oleh amal kita didunia. Kalau
amal itu baik maka akan mengalami kebahagiaan kesenangan dan keberuntungan,
tapi sebailknya kalau amal itu buruk maka kita akan mengalami siksaan dan
murka Allah. Na’udzubillah summa Na’udzubillah.
Mariklah kita persiapkan diri untuk kehidupan yang lebih kekal abadi, kehidupan ini
tiada artinya, kita rata-rata hidup 60 tahun saja, sementara kehidupan sesudahnya
adala beribu-ribu tahaun bahkan miliyaran tahun. Nah kehidupan yang sedikit inilah
yang menjadi penentu untung tidaknya di kehidupan berikutnya. Marik kita nyanyi
dulu setuju....?
Yang terhormat: Para dewan juri serta para hadirin rekan-rekan santri dan
bapak-bapak ibu khususnya pendukung ........... dalam kontes ini. Bagaimana
kabarnya? Lagi baik? Alhamdulillah.
Marilah puji syukur, kita haturkan kepada Allah Azza Wajalla, dan limpahan rahmat
kepada Rosulullah SAW, yang menjadikan kita beriman, islam dan berilmu
pengetahuan.
Siapa sebenarnya orang islam itu? Apakah orang madura, atau orang jawa, atau
bahkan orang mekah? Bukan, orang islam tidak terikat dengan tempat, jawabannya
yang tepat adalah orang yang membaca dua kalimat syahadat, terus
melaksanakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa dan juga haji bagi yang
mampu. Alias mengerjakan semua rukun islam. Lho kok begitu? Memang begitu
islam yang sejati, kalau ada salah satunya ditinggalkan maka itu bukan orang
islam yang sebenarnya. Masak dikatakan orang islam kalau gak pernah sholat,
puasanya sering bolos, gak pernah membayar zakat, apakah itu dikatakan orang
islam. Wong dia baca syahadat saja karena mau kawin, itupun karna disuruh
penghulu.
Pak...... buk.......... saya malu sebagai anak kalo orang tua saya sholatnya lalai,
lebih-lebih gak sholat gara sibuk kerja. Bekerja memang harus untuk syarat ibadah,
tapi jangan lupa sholat. Saya mau nyanyi dulu ya.....? Subuh tele seyang, Dzuhur
bedeh egudeng, asar kemaleman, maghrib kelessoan, isyak ketedungan.
ﻢ َﻛﺎ َّﻓْﺔ
ِ ﺴْﻠ
ِّ ﺧُﻠْﻮا ِﻓﻰ اﻟ
ُ ُاْد
Yang terhormat: Para ulama’, Asatidz, tokoh masyarakat dan para pejabat
pemerintah.
Yang terhormat: Para dewan juri serta para hadirin rekan-rekan santri dan
bapak-bapak ibu khususnya pendukung Anis dalam kontes ini. Bagaimana kabarnya?
Lagi baik? Alhamdulillah.
Marilah puji syukur, kita haturkan kepada Allah Azza Wajalla, dan limpahan rahmat
kepada Rosulullah SAW, yang menjadikan kita beriman, islam dan berilmu
pengetahuan.
Banyak orang berfikir bahwa orang yang beruntung adalah orang kaya, sementara
orang yang miskin berarti memiliki nasib yang tidak untung, saya tegaskan,
kekayaan bukan suatu kemulyaan bagi manusia, dan sebaliknya kemiskinan bukan
berarti kehinaan pada dirinya, semua itu adlah cobaan dari Allah. Yang kaya diuji
oleh Allah dengan kekayaannya, yang miskin diuji oleh Allah dengan kemiskinannya.
Mampukah sikaya mengendalikan hawa nafsunya, dan mampukah simiskin hidup
dengan sangat sederhana dan kekurangan.
Buk....... Pak.......
Siapakah sebenarnya orang yang mulya itu? Orang yang mulya adalah orang yang
bertaqwa kepada Allah, walaupun kaya tapi tiadak bertaqwa malah enak-enakan
saja hidup di dunia, maka dia adalah orang yang sangat hina menurut Allah. Tapi
sebaliknya maskipun dirinya miskin tidak punya apa-apa tapi bertaqwa kepada
Allah, maka dialah orang yang dimulyakan oleh Allah. Maka tidak heran kalau
Rasulullah SAW. Bersabda : bahwa lebih banyaknya penduduk surga adalah
orang-orang miskin. Yaaah begitulah memang kebanyakan orang miskin yang tekun
beribadah, tidak sombong, sedangkan orang kaya selalu sibuk dengan menghitung
hartanya, bangga dengan kekayaannya, padahal semua itu hanya titipan dari Allah,
gimana mau masuk surga? Namun bukan berarti kalau orang kaya tidak mulya dan
tidak masuk surga, tidak. Semuanya yang menentukan adala ketaqwaanya kepada
Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an ﻢ
ْ ﻋْﻨَﺪ اﻟﻠ ِﻪ َاْﺗَﻘﺎُﻛ
ِ ﻢ
ْ ن َاْﻛَﺮَﻣُﻜ
َّ ِا