Anda di halaman 1dari 6

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Taala atas segala nikmat yang
telah diberikan kepada kita semua, sehingga dengan rahmat dan karunia
itu, kita masih dapat melaksanakan berbagai kewajiban kita, yaitu
melaksanakan sholat Jum'at berjamaah di Masjid yang mulia ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat,
dan semua orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.

Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah


subhanahu wa Taala dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Hadirin Rahimakumullah!
Pada bulan Zulhijah setiap kaum Muslim melaksanakan ibadah khusus,
yaitu melaksanakan Qurban atau menyembelih Hewan Qurban. Ibadah
qurban sangatlah ditekankan dalam Ajaran Islam sebagai bentuk ketaatan
kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan untuk menyebarkan rahmat Alloh
kepada sesama manusia, agar yang mampu dapat berbagi kepada yang
tidak mampu, sehingga yang tidak mampu juga dapat merasakan manfaat
dari keberadaan orang diberikan kemampuan oleh Alloh Subhanahu wa
Ta'ala.

Berkorban merupakan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala di samping


ibadah-ibadah lainnya, sebagaimana Firman-Nya :
Innaa a'thoinaakal kautsar, fasholli lirobbika wanhar, innasyaa niaka huwal
abtaru
Artinya, "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang
banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."
(QS. Al Kautsar (108) : 1-3).

Berkorban bukanlah hal baru dalam sejarah umat manusia, bahkan sejak
zaman Nabi Adam a.s., manusia pertama yang diciptakan oleh Alloh
Subhanahu wa Ta'ala pun sudah ada pelaksanaan Qurban, sebagaimana
dikisahkan dalam Al Qur'an :

Artinya, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera


Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika
keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima
dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". Berkata Habil "Sesungguhnya Allah hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS.
Al Maaidah (5) : 27)

Dalam kisah tersebut dijelaskan dua orang anak manusia sama-sama


mempersembahkan korban, namun hanya korban dari Habil yang
diterima, sedangkan korban dari Qabil tidak diterima. Mengapa
demikian? Karena ternyata tidak semua korban diterima pengorbanannya
oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala, melainkan hanya korban yang
dipersembahkan dengan ikhlas saja yang diterima
pengorbananya."Faqoola Innamaa yataqobballloohu minal
muttaqiina" (Sesungguhnya Alloh hanya menerima (korban) dari orang-
orang yang bertaqwa).

Hadirin sidang Jum'ah rahimakumullooh,


Ajaran Qurban adalah potret dari sebuah keluarga hamba pilihan yang
sangat taat akan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Seorang ayah yang
taat kepada Alloh, seorang Ibu yang taat kepada suami, dan seorang anak
yang juga sangat taat kepada kedua orang tuanya, yang ketaatan itu
mereka yakini sebagai melaksanakan perintah Alloh Subhanahu wa
Ta'ala. Itulah keluarga Ibrahim a.s. Keluarga yang senantiasa
bekerjasama bahu membahu dalam melaksanakan perintah dan menjauhi
larangan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, keluarga yang senantiasa siap
berkorban di jalan Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana juga
dikisahkan dalam Al Quran :

Artinya, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur


sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS. Ash
Shofaat (37) 102).

Begitu mulia dan luhurnya ketaatan Nabi Ibrahim a.s. yang telah rela
berkorban, bahkan anaknya sekalipun, seorang anak yang ia dambakan
kehadirannya setelah sekian tahun tidak diberikan keturunan, anak
semata wayang yang sedang beranjak remaja pun rela ia korbankan demi
mentaati Tuhannya.

Atas ujian ketaatan tersebut, terbukti Ibrahim dan Ismail taat, maka Alloh
Subhanahu wa Ta'ala memberikan balasan berupa tebusan sembelihan
yang besar (domba yang besar). Kemudian Alloh abadikan kisah Ibrahim
a.s. untuk menjadi contoh, dan disyariatkan dalam ajaran Islam, yaitu
menyembelih binatang ternak. Demikian pentingnya ajaran ini sehingga
Rosululloh Shalallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,






Artinya, "Barangsiapa memiliki keluasan rezeki, kemuadian tidak mau
berkorban, maka tidak usahlah ia mendekati mushollaku ini". (HR.

Hadirin yang dirahmati Alloh Subhanahu wa Ta'ala


Mengapa harus binatang ternak?
Barangkali itulah yang ada dibenak kita. Itulah simbol dan isyarat yang
penuh dengan makna, yang seharusnya dapat dipetik hikmahnya oleh
umat Muhammad Shalallaahu 'alaihi wa sallam. Ibadah korban adalah
simbolisasi, sama dengan ibadah haji. Simbolisasi sebagai pesan moral
secara khusus dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala, Dzat yang Maha Pencipta,
kepada umat manusia yang kebanyakan bermental rendah, yakni mental
kebinatang jinakan (bahimmiy).

Mental kebinatangan itulah yang menjadi orientasi hidup kebanyakan


manusia, yaitu mengejar kenikmatan badan, seperti makan, minum hura-
hura, dan hasrat seksual semata.
Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala :

Artinya, "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka


Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al
A'raf (7) : 179).

Hadirin yang berbahagia..


Makna hakiki dari pelaksanaan korban adalah, menyembelih sifat-sifat
kebinatangan yang ada dalam diri kita, karena boleh jadi wujud kita
manusia, tapi bermentalkan kerbau, sapi, kambing dll. Sifat-sifat itulah
yang harus kita sembelih untuk selanjutnya kita jadikan kendaraan ruhani
menuju Ridho Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

Menyembelih bukan berarti mematikan jiwa, karena jiwa tidak dapat


mati. Menyembelih berarti mentransfer jiwa ke alam ruhaniah, sehingga
jiwa dapat terbebas dari ikatan badan (jasad). Firman Alloh Subhanahu
wa Ta'ala :

Artinya, "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali


tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan
dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah
telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.
Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik." (QS. Al Hajj (22) : 37).

Hadirin rahimakumulloh,
Maka dari itu berbahagialah kiranya yang sudah bisa berkorban, semoga
kita menjadi hamba-hamba yang bertaqwa yang selalu siap berkorban.
Mengorbankan harta, waktu, tenaga, dan pikiran demi kemaslahatan
umat. Mengorbankan harta, waktu, tenaga, dan pikiran dalam rangka
mentaati perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala.



.


Khutbah kedua:


.
.

: .






.


.
.

.
.

.

Anda mungkin juga menyukai