Perbup 81-2020 TTG Pengadaan Barang & Jasa Di Desa
Perbup 81-2020 TTG Pengadaan Barang & Jasa Di Desa
BUPATI KLATEN,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Klaten.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Klaten.
4. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
selanjutnya disingkat LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas
5
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan
pedoman bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan Pengadaan yang
dibiayai dengan dana APB Desa.
Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah agar Pengadaan
dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik dan sesuai dengan prinsip-
prinsip Pengadaan.
BAB III
RUANG LINGKUP PENGADAAN
Pasal 4
(1) Pengadaan merupakan pelaksanaan Kewenangan Desa yang kegiatan
dan anggarannya bersumber dari APB Desa.
(2) Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 5
(1) Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mengutamakan peran
serta masyarakat melalui Swakelola dengan memaksimalkan
pemaanfaatan sumber daya yang ada di Desa secara gotong-royong
dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan tujuan memperluas
kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat setempat.
(2) Dalam hal Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dilakukan secara Swakelola maka Pengadaan dapat dilakukan melalui
Penyedia baik sebagian maupun seluruhnya.
Pasal 6
Pengadaan melalui Penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2)
dapat dilakukan untuk:
a. mendukung Swakelola; atau
b. kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan Swakelola.
8
BAB IV
TATA NILAI PENGADAAN
Pasal 7
Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 menerapkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a. efisien, berarti Pengadaan harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam
waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum;
b. efektif, berarti Pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;
c. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan
bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh masyarakat dan
Penyedia yang berminat;
d. terbuka, berarti Pengadaan dapat diikuti oleh semua Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas;
e. pemberdayaan masyarakat, berarti Pengadaan harus dijadikan sebagai
wahana pembelajaran bagi masyarakat untuk dapat mengelola
pembangunan desanya;
f. gotong-royong, berarti penyediaan tenaga kerja oleh masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa;
g. bersaing, berarti Pengadaan harus dilakukan melalui persaingan yang
sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia yang setara dan memenuhi
persyaratan;
h. adil, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
Penyedia dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu; dan
i. akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
terkait dengan Pengadaan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 8
Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pengadaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 harus mematuhi etika sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan Pengadaan;
b. bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
9
BAB V
PARA PIHAK
Bagian Kesatu
Para Pihak Dalam Pengadaan
Pasal 9
Para pihak dalam Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri
dari:
a. Kepala Desa;
b. Kasi/Kaur;
c. TPK;
d. Masyarakat; dan
e. Penyedia.
Bagian Kedua
Kepala Desa
Pasal 10
Tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dalam
Pengadaan adalah sebagai berikut:
a. menetapkan TPK hasil Musrenbangdes;
10
Bagian Ketiga
Kasi/Kaur
Pasal 11
(1) Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b mengelola
Pengadaan untuk kegiatan sesuai bidang tugasnya.
(2) Tugas Kasi/Kaur dalam mengelola Pengadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. menetapkan dokumen persiapan Pengadaan;
b. jika TPK dibentuk, maka Kasi/Kaur menyampaikan dokumen
persiapan Pengadaan kepada TPK terhadap kegiatan yang tidak bisa
dilaksanakan oleh Kasi/Kaur karena sifat dan jenisnya tidak dapat
dilakukan sendiri oleh Kasi/Kaur;
c. melakukan Pengadaan sesuai dengan ambang batas nilai yang
ditetapkan;
d. menandatangani bukti transaksi Pengadaan;
e. mengendalikan pelaksanaan Pengadaan;
f. menerima hasil Pengadaan;
g. melaporkan pengelolaan Pengadaan sesuai bidang tugasnya kepada
Kepala Desa; dan
h. menyerahkan hasil Pengadaan pada kegiatan sesuai bidang tugasnya
kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
(3) Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilarang
mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani surat perjanjian
dengan Penyedia apabila anggaran belum tersedia atau anggaran yang
tersedia tidak mencukupi.
(4) Dikecualikan bagi Kaur Keuangan, tidak boleh menjabat sebagai
pengelola Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
11
Bagian Keempat
TPK
Pasal 12
(1) TPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c terdiri dari unsur:
a. Perangkat Desa;
b. Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan
c. Masyarakat.
(2) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk lebih dari 1
(satu) tim di dalam 1 (satu) desa.
(3) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan jumlah
personil minimal 3 (tiga) orang.
(4) Berdasarkan pertimbangkan kompleksitas Pengadaan, personil TPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat ditambah sepanjang
berjumlah gasal.
(5) Organisasi TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. anggota.
(6) Tugas TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pengadaan
adalah sebagai berikut:
a. melaksanakan Swakelola;
b. menyusun dokumen Lelang;
c. mengumumkan dan melaksanakan Lelang untuk Pengadaan melalui
Penyedia;
d. memilih dan menetapkan Penyedia;
e. memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan kepada Kasi/Kaur; dan
f. mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan.
(7) Khusus untuk pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan secara
Swakelola, ditunjuk penanggungjawab teknis pekerjaan dari anggota
TPK yang mampu dan memahami teknis kegiatan/pekerjaan konstruksi.
(8) Dalam hal TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak ada yang
mampu, maka dapat menambahkan anggota yang mempunyai
kemampuan teknis dan tetap berjumlah gasal.
(9) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan honorarium
yang besarannya memperhatikan kemampuan keuangan Desa dan tidak
melebihi standardisasi harga Barang Jasa di Kabupaten.
12
(10) TPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Bagian Kelima
Masyarakat
Pasal 13
Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d dalam
Pengadaan dilaksanakan dalam bentuk:
a. partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Swakelola; dan
b. peran aktif dalam pengawasan terhadap pelaksanaan Pengadaan.
Bagian Keenam
Penyedia
Pasal 14
Persyaratan penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e dalam
Pengadaan di Desa adalah sebagai berikut:
a. memiliki tempat/lokasi usaha, kecuali untuk tukang batu, tukang kayu,
dan sejenisnya;
b. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan;
c. memiliki kemampuan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan;
dan
d. khusus untuk pekerjaan konstruksi, mampu menyediakan tenaga ahli
dan/atau peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
BAB VI
PERENCANAAN PENGADAAN
Pasal 15
(1) Perencanaan Pengadaan dilakukan pada saat penyusunan RKP Desa.
(2) Perencanaan Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. jenis kegiatan;
b. lokasi;
c. volume;
d. biaya;
e. sasaran;
f. waktu pelaksanaan kegiatan;
g. pelaksana kegiatan anggaran;
13
Pasal 16
(1) Hasil perencanaan Pengadaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
15 diumumkan oleh Kepala Desa melalui media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat, sekurang-kurangnya pada papan
pengumuman Desa.
(2) Pengumuman perencanaan Pengadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nama kegiatan;
b. Nilai Pengadaan;
c. jenis pengadaan;
d. keluaran/output (terdiri dari volume dan satuan);
e. nama TPK;
f. lokasi; dan
g. waktu pelaksanaan.
BAB VII
PERSIAPAN PENGADAAN
Bagian Kesatu
Persiapan Pengadaan secara Swakelola
Pasal 17
(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola
berdasarkan DPA yang terdiri dari:
a. jadwal pelaksanaan kegiatan;
b. rencana penggunaan tenaga kerja, kebutuhan bahan, dan
peralatan;
c. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
d. spesifikasi teknis (apabila diperlukan); dan
e. Rencana Anggaran Biaya Pengadaan;
14
Bagian Kedua
Persiapan Pengadaan melalui Penyedia
Pasal 18
(1) Kasi/Kaur menyusun dokumen persiapan Pengadaan secara Swakelola
berdasarkan DPA yang terdiri dari:
a. waktu pelaksanaan pekerjaan;
b. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
c. Kerangka Acuan Kerja (KAK)/spesifikasi teknis (apabila
15
terkait:
a. ruang lingkup kegiatan;
b. hak dan kewajiban para pihak;
c. jadwal;
d. pelaksanaan kegiatan; dan
e. penjabaran teknis lainnya.
(10) Kasi/Kaur menyampaikan dokumen persiapan Pengadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada TPK untuk dilakukan Pengadaan.
BAB VIII
PELAKSANAAN PENGADAAN
Bagian Kesatu
Pengadaan Melalui Swakelola
Pasal 19
(1) Pengadaan melalui Swakelola dilaksanakan berdasarkan dokumen
persiapan Pengadaan yang disusun oleh Kasi/Kaur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) atau ayat (3).
(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh:
a. TPK; atau
b. TPK dengan melibatkan masyarakat.
(3) Pelaksanaan Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan panduan antara lain sebagai berikut:
a. TPK melakukan rapat pembahasan kegiatan yang menghasilkan
catatan hasil pembahasan.
b. Apabila diperlukan, TPK menentukan narasumber/ tenaga kerja
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. narasumber dapat berasal dari masyarakat Desa setempat,
Perangkat Daerah dan/atau tenaga profesional; dan/atau
2. tenaga kerja diutamakan berasal dari masyarakat Desa setempat.
c. TPK menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan beserta
dokumentasi kegiatan.
d. Dalam melaksanakan kegiatan swakelola, TPK memanfaatkan
sarana/prasarana/ peralatan/ material/bahan yang tercatat/dikuasai
Desa.
(4) Dalam melaksanakan kegiatan swakelola, TPK memanfaatkan
sarana/prasarana/peralatan/material/bahan yang tercatat/dikuasai
Desa.
17
Bagian Kedua
Pengadaan Melalui Penyedia
Pasal 20
(1) Pengadaan melalui Penyedia dilakukan dengan cara:
a. pembelian langsung;
b. permintaan penawaran; dan
c. lelang.
(2) Pelaksanaan Pengadaan melalui Penyedia dilakukan:
a. berdasarkan dokumen persiapan Pengadaan yang disusun oleh
Kasi/Kaur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1).
18
Paragraf 1
Pembelian Langsung
Pasal 21
(1) Pembelian Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
huruf a dilaksanakan untuk Pengadaan sampai dengan Rp
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
(2) Pembelian Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan tata cara sebagai berikut:
a. Kasi/Kaur/TPK membeli barang/jasa kepada satu Penyedia;
b. TPK melakukan negosiasi (tawar-menawar) dengan Penyedia untuk
memperoleh harga yang lebih murah; dan
c. Transaksi dituangkan dalam bentuk bukti pembelian atas nama
19
Paragraf 2
Permintaan Penawaran
Pasal 22
(1) Permintaan Penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
huruf b dilaksanakan untuk Pengadaan nilai di atas Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
(2) Permintaan Penawaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
a. TPK meminta penawaran secara tertulis dari minimal 2 (dua)
Penyedia;
b. dalam hal di Desa setempat hanya terdapat 1 (satu) Penyedia, maka
dicari penyedia dari desa lain yang terdekat, sehingga jumlah
penyedia minimal 2 (dua);
c. Pemintaan penawaran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dilampiri persyaratan teknis berupa:
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
2. rincian barang/jasa;
3. volume;
4. spesifikasi teknis;
5. gambar rencana kerja (apabila diperlukan);
6. waktu pelaksanaan pekerjaan); dan
7. formulir surat pernyataan kebenaran usaha.
d. Penyedia menyampaikan surat penawaran dalam dokumen lelang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4) dan harga disertai
20
Paragraf 3
Lelang
Pasal 23
(1) Lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf c
dilaksanakan untuk Pengadaan di atas Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
(2) Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. pengumuman Lelang;
b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Lelang;
c. pemasukan Dokumen Penawaran;
d. evaluasi penawaran;
e. negosiasi; dan
f. penetapan pemenang.
(3) Mekanisme pengumuman Lelang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dilakukan dengan cara:
a. TPK mengumumkan Pengadaan dan meminta Penyedia
21
Paragraf 4
Pengendalian
Pasal 24
(1) Kasi/Kaur melakukan pengendalian pelaksanaan perkerjaan yang
tercantum dalam bukti transaksi.
(2) Dalam hal terjadi perbedaan antara target dalam pelaksanaan dengan
bukti transaksi, maka Kasi/Kaur memerintahkan Penyedia untuk
melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.
(3) Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan, maka
Kasi/Kaur dapat memberi sanksi kepada Penyedia sebagaimana
tercantum dalam bukti transaksi.
Bagian Ketiga
Bukti Transaksi
Pasal 25
(1) Bukti transaksi Pengadaan terdiri atas:
a. bukti pembelian; dan
b. surat perjanjian.
(2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
berupa struk, nota dan kwitansi.
(3) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
digunakan untuk Pengadaan dengan metode Pembelian Langsung atau
Permintaan Penawaran.
Bagian Keempat
Perubahan Surat Perjanjian
Pasal 26
(1) Perubahan Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat
(1) huruf b dilakukan dalam hal:
a. terjadi keadaan kahar; atau
b. terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK.
(2) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
23
Bagian Kelima
Pengumuman
Pasal 27
(1) TPK mengumumkan hasil kegiatan dari Pengadaan melalui Penyedia di
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, sekurang-
kurangnya pada papan pengumuman Desa.
(2) Pengumuman kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
yang merupakan hasil Pengadaan melalui Penyedia dengan metode
Permintaan Penawaran dan Lelang meliputi:
a. nama kegiatan;
b. nama penyedia;
c. nilai pengadaan;
d. keluaran/output (terdiri dari volume dan satuan);
e. lokasi; dan
f. waktu penyelesaian pekerjaan (tanggal mulai dan tanggal selesai).
BAB IX
PEMBAYARAN PRESTASI KERJA
Pasal 28
(1) Pembayaran atas prestasi pekerjaan diberikan kepada penyedia
Barang/Jasa setelah pekerjaan selesai sesuai ketentuan perjanjian.
24
BAB X
KEADAAN KAHAR/FORCE MAJEUR
Pasal 29
(1) Keadaan kahar/Force Majeur merupakan salah satu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Surat
Perjanjian menjadi tidak dapat dipenuhi.
(2) Keadaan kahar/Force Majeur dalam Surat Perjanjian Pengadaan
Barang/Jasa di Desa meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
(3) Dalam hal terjadi Keadaan kahar/Force Majeur, penyedia Barang/Jasa
memberitahukan tentang terjadinya keadaan kahar kepada TPK secara
tertulis dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan salinan asli pernyataan
kahar yang dikeluarkan oleh pihak/instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Hal-hal merugikan dalam Pengadaan Barang/Jasa yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian pihak penyedia Barang tidak termasuk
kategori keadaan kahar.
(5) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan terjadinya
keadaan kahar tidak dikenakan sanksi.
(6) Setelah terjadinya keadaan kahar, para pihak dapat melakukan
kesepakatan kembali, dan selanjutnya dituangkan dalam perubahan
Perjanjian Kerja.
BAB XI
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
Pasal 30
(1) Kasi/Kaur secara sepihak dapat melakukan pemutusan Surat Perjanjian
Kerja apabila:
25
BAB XII
SANKSI
Pasal 31
(1) Penyedia Barang/Jasa dapat diberikan sanksi jika terbukti dengan
sengaja melakukan perbuatan atau tindakan sebagai berikut :
a. berusaha mempengaruhi Kasi/Kaur, TPK atau pihak lain yang
berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun
tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan
dengan ketentuan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Perjanjian Kerja, dan/atau ketentuan peraturan perundang-udangan;
b. melakukan persekongkolan dengan penyedia Barang/Jasa lain untuk
mengatur Harga Penawaran di luar prosedur pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa, sehingga mengurangi/menghambat, memperkecil
dan/atau meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan
orang lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan
lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan
Barang/Jasa;
d. mengundurkan diri dari pelaksanaan Perjanjian Kerja dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat
diterima oleh Kasi/Kaur;
e. melakukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan;
dan/atau
26
BAB XIII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 32
(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Pengadaan,
maka para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak mencapai mufakat, maka penyelesaian perselisihan dilakukan
27
BAB XIV
PELAPORAN DAN SERAH TERIMA
Pasal 33
(1) TPK melaporkan kepada Kasi/Kaur mengenai:
a. kemajuan pelaksanaan Pengadaan; dan
b. pelaksanaan Pengadaan yang telah selesai 100% (seratus persen).
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen
pendukung.
(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Kasi/Kaur menerima hasil kegiatan Pengadaan:
a. melalui Swakelola dari TPK dengan menandatangani Berita Acara
Serah Terima (BAST); atau
b. melalui Penyedia dengan menandatangani BAST.
(4) Kasi/Kaur menyerahkan hasil kegiatan dari Pengadaan sesuai bidang
tugasnya kepada Kepala Desa dengan berita acara penyerahan.
(5) Kasi/Kaur melakukan pengarsipan dokumen terkait Pengadaan yang
telah dilaksanakan.
(6) Dokumen terkait Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan
ayat (5) harus disimpan dan dapat diakses oleh pihak yang memiliki
kewenangan untuk melakukan pengawasan.
BAB XV
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
Pasal 34
(1) Pembinaan Pengadaan dilakukan oleh Perangkat Daerah yang
membidangi Pemberdayaan Masyarakat Desa.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan Pengadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Perangkat Daerah yang membidangi Pemberdayaan
Masyarakat Desa melibatkan Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa di
Daerah.
28
Pasal 35
(1) Pengawasan pengelolaan Pengadaan dilaksanakan oleh Bupati sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memerlukan tindak lanjut, dilaksanakan oleh Bupati melalui APIP.
Pasal 36
Pengadaan dapat dilakukan secara elektronik.
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 37
Pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini tidak termasuk
pengadaan tanah untuk keperluan Desa.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 38
Pengadaan yang telah dilaksanakan sebelum ditetapkannya Peraturan
Bupati ini tetap sah dan berlaku.
Pasal 39
Pengadaan yang sedang dilaksanakan pada saat mulai berlakunya
Peraturan Bupati ini tetap dapat dilanjutkan selama tidak bertentangan
dengan Peraturan Bupati ini.
Pasal 40
Segala bentuk format dokumen Pengadaan di desa sebagaimana tersebut
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
29
BAB XVIII
PENUTUP
Pasal 40
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati
Klaten Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan
Barang/Jasa di Desa (Berita Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2014 Nomor
20) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 41
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Klaten
pada tanggal 28 Desember 2020
BUPATI KLATEN,
Cap
ttd
SRI MULYANI
Diundangkan di Klaten
pada tanggal 28 Desember 2020
KEPALA DESA….....
NAMA TERANG
B. DOKUMEN SURVAI HARGA
BERITA ACARA
PENETAPAN HARGA SATUAN BAHAN, UPAH & ALAT
Desa : …………..
Kecamatan : ……….....
Kabupaten : …………..
Pada hari ini ............... tanggal.... ,bulan........... Tahun......... ,bertempat di balai desa,
Desa............... ,Kec ................,Kabupaten................. ,telah mengadakan pertemuan
yang di hadiri oleh .............. orang (daftar terlampir) untuk mengadakan musyawarah dan
menyepakati penetapan Harga Satuan Bahan,Upah & Alat sebagai berikut :
Rekomendasi Harga
Harga Satuan Hasil Survei Terendah Yang Dipilih
Untuk Bulan Ini
Harga Satuan Kelp Masy- Kelp Masy- Kelp Masy-
No Uraian Satuan Sesuai Standar 1 2 3
Kabupaten Nama :.. Nama :.. Nama :.. Harga Keterangan
Alamat : .. Alamat : .. Alamat : .. Satuan
Telp : …. Telp : …. Telp : ….
I. Tenaga Kerja :
Rekomendasi Harga
Harga Satuan Hasil Survei Terendah Yang Dipilih
Harga Satuan Untuk Bulan Ini
No Uraian Satuan Sesuai Toko/Pemasok Toko/Pemasok Toko/Pemasok
Standar Nama :.. Nama :.. Nama :..
Kabupaten Alamat : .. Alamat : .. Alamat : .. Harga Keterangan
Telp : …. Telp : …. Telp : …. Satuan
II. Bahan Material :
III. Alat :
(………………………………) (…………………………………..)
DAFTAR HADIR
KEGIATAN : ……………………..
HARI/TANGGAL : ……………………..
DESA : ……………………..
KECAMATAN : ……………………..
KABUPATEN : ……………………..
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
D. PERHITUNGAN VOLUME KEGIATAN
Desa : ………………..
Kecamatan : ………………..
Kabupaten : ………………..
Kegiatan : ………………..
Lokasi : ………………..
Volume : ………………..
(……………………) (……………………)
E. PERHITUNGAN KEBUTUHAN DAN BIAYA TENAGA KERJA/BAHAN/ALAT
(……………..) (……………..)
F. TOTAL VOLUME KEBUTUHAN TENAGA KERJA/BAHAN/ALAT
Desa : …………………
Kecamatan : …………………
Kabupaten : …………………
Kegiatan : …………………
Lokasi : …………………
Volume : …………………
II BAHAN
III ALAT
TOTAL
(……………..) (……………..)
G. RENCANA JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN SARANA & PRASARANA
Jumlah
(……………..) (……………..)
H. GAMBAR RENCANA KERJA
KEGIATAN ..…….
Desa : ……………
Kecamatan : ……………
Kabupaten : ……………
GAMBAR
Gambar 1
GAMBAR TAMPAK
Gambar 2
GAMBAR POTONGAN
DIGAMBAR OLEH
DIPERIKSA OLEH
DIKETAHUI OLEH
(……………..) (……………..)
J. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PEMBENTUKAN
TIM PENGELOLA KEGIATAN
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Membentuk tim pengelola kegiatan pengadaan
barang/jasa di desa …… kecamatan ………… kabupaten
klaten tahun ………… de
KEDUA : Tim pengelola kegiatan sebagaimana dimaksud pada
diktum KESATU memiliki tugas :
1) Membuat RAB sebagai dasar pengadaan Barang/Jasa
dengan survei harga;
2) Mengumumkan dan melaksanakan tender untuk
pengadaan melalui penyedia Barang/Jasa;
3) Memilih dan Melaksanakan swakelola;
4) Mengawasi swakelola;
5) menetapkan penyedia Barang/Jasa;
6) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
Barang/Jasa;
7) Memeriksa dan melaporkan hasil Pengadaan
Barang/Jasa kepada Kasi dan Kaur;
8) Mengumumkan hasil kegiatan dan pengadaan
barang/jasa melalui swakelola dan hasil kegiatan dari
pengadaan barang/jasa melalui penyedia barang/jasa;
dan
9) Melakukan sertifikasi pekerjaan
KETIGA : Masa Kerja Tim Pengelola Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada Diktum KESATU sampai dengan
diserahkannya hasil pekerjaan kepada Kepala Desa.
KEEMPAT : Tim Pengelola Kegiatan sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU bertanggung jawab kepada Kepala
Desa.
KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan
Kepala Desa ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa …...................... Tahun Anggaran
…............
KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : …………….
Pada tanggal : …………….
…………………….
Tembusan Yth:
1. Bupati Klaten dan Wakil Bupati Klaten
2. Camat …
3. Ketua BPD ….
4. Dst..
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
DESA ………
Tanggal :…
Nomor :…
A. Kegiatan ……………..
B. Kegiatan ……………….
Dst..
……………………………….
K. CONTOH FORMAT PAKTA INTEGRITAS
PAKTA INTEGRITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini tim pengelola kegiatan pengadaan barang/jasa
desa ………. Kecamatan …………….. kabupaten klaten sesuai dengan keputusan
kepala desa nomor ……….. tanggal …………. Tentang ……………
…………….., …………………….
Pekerjaan : ………………………………………………
Jumlah
Terbilang : ………………………………………………………………………….
Demikian berita acara ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing – masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk dipertanggungjawabkan
sesuai perundang-undangan yang berlaku.
(………………………………………) (………………………………..)
MENGETAHUI
KAUR/KASI …
(……………)
M. FORMAT SURAT PESANAN UNTUK PENGADAAN BARANG/JASA (Rp. 50 – Rp. 200
JUTA)
Kepada
Nomor :
Sifat : Yth. Direktur dan Pemimpin dan Pemilik
Lampiran : …………………………………..
Perihal : Pesanan Pengadaan Barang Di –
` Dan Jasa ………………………………….
……………………….. 20…….
TIM PENGADAAN BARANG/JASA
DESA…………)*
(………………………….)
*) Diisi Nama Desa
N. FORMAT SURAT KESANGGUPAN KERJA DAN PENYEDIA PEGADAAN BARANG/JASA
(RP. 50 – RP. 200 JUTA)
Kepada
Nomor :
Sifat : Penting Yth. Kaur /Kasi
Lampiran : 1 (satu) Berkas …………………………………..
Perihal : Kesanggupan Kerja Di –
………………………………….
JUMLAH Rp
……………………………………………………………………………..
(…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………)
(…………………………………)
O. FORMAT SURAT PERMINTAAN PENAWARAN PENGADAIAN BARANG/JASA DI ATAS
RP 200 JUTA
Kepada
Nomor : Yth. Direktur dan Pemimpin dan
Sifat : Penting Pemilik
Lampiran : 1 (satu) Berkas …………………………………..
Perihal : Permintaan Penawaran Di –
Pengadaan Barang/Jasa ………………………………….
…………………………………,………20….
MENGETAHUI TIM PENGADAAN BARANG/JASA
KEPALA DESA DESA ………
KETUA
(……………….) (……………….)
P. FORMAT SURAT PENAWARAN HARGA DAN PENYEDIA
……………………………………….
(………………………………………….)
KOP PENYEDIA BARANG/ JASA
DAFTAR RINCIAN PENAWARAN HARGA BARANG/JASA
SUDAH TERMASUK PAJAK DAN BEA MATERAI
Jumlah
Terbilang :
…………………………………………………………………………………………………………………
……
……………….*) ………………20……
Direktur dan Pimpinan dan Pemilik
(………………………………)
……………………… *) …………………
Kepada
Nomor : Yth. Direktur dan Pimpinan dan
Pemilik
Sifat : Penting ………………………………….
Lampiran : 1 (satu) Berkas di-
Perihal : Klarifikasi dan Negoisasi
Harga ………………………………….
(………………………………….) (………………………………….)
R. FORMAT BERITA ACARA KLARIFIKASI DAN NEGOISASI HARGA
Jumlah
Terbilang : ………………………………………………………………………….
c. Kesepakatan lain yang dihasilkan pada saat klarifikasi dan negoisasi harga adalah bahwa
masing-masing pihak bersepakat untuk menuangkan proses kerjasama dalam bentuk
Surat Perjanjian Kerjasama yang dibuat setelah proses klarifikasi dan negoisasi harga
disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(………………………………….) (………………………………….)
S. SURAT PERSETUJUAN PENAWARAN
……………………… *) …………………
Kepada
Nomor : Yth. Direktur dan Pimpinan dan
Pemilik
Sifat : Penting ………………………………….
Lampiran : 1 (satu) Berkas di-
Perihal : Persetujuan Penawaran
Harga ………………………………….
MENGETAHUI KAUR/KASI………………
KEPALA DESA………*) DESA………….*)
(………………………………….) (………………………………….)
*) Diisi dengan Desa
TIM PENGELOLA KEGIATAN
………………………….(nama kegiatan)
DESA……………………..
KECAMATAN………………KABUPATEN KLATEN
Alamat : …………………………..
SURAT PERJANJIAN
Nomor : ………………………….
Pada hari ini ……………… tanggal …………….. bulan ……………… tahun …………….. Kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : …………………….
Jabatan : Kasi /Kaur
Alamat : …………………….
2. Nama : …………………….
Jabatan : …………………….
Alamat : …………………….
PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima pekerjaan dari PIHAK PERTAMA dan menyatakan bersedia, setuju dan
sanggup untuk melaksanakan pekerjaan :
1. Jenis pekerjaan : …………………..
2. Lokasi pekerjaan : …………………..
Pasal 2
NILAI PEKERJAAN
Jumlah Rp
Pasal 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka Waktu Pelaksanaan untuk pekerjaan sebagaimana pasal 2 Surat Perjanjian ini
adalah selama …………….. (……………..) hari kalender sejak Tanggal …………….. dan
seluruh pekerjaan sudah harus diselesaikan dan diserahkan oleh PIHAK KEDUA dan
diterima oleh PIHAK KESATU paling lambat tanggal ……………………..
Pasal 4
SERAH TERIMA PEKERJAAN
Pasal 5
CARA PEMBAYARAN
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 7
KEADAAN KAHAR
(1) Keadaan Kahar merupakan salah satu keadaan yang terjadi di luar kehendak para
pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan
dalam Surat Perjanjian menjadi tidak dapat dipenuhi.
(2) Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahar dalam Surat Perjanjian Pengadaan
Barang/Jasa di desa meliputi :
a) Bencana alam;
b) Bencana non alam;
c) Bencana sosial;
d) Pemogokan;
e) Kebakaran; dan/ atau
f) Ganguan industri lainnya yang dinyatakan oleh Organisasi Perangkat Daerah
yang membidangi.
(3) Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, PIHAK KEDUA memberitahukan tentang terjadinya
Keadaan Kahar kepada PIHAK PERTAMA selaku pelaksana kegiatan secara tertulis
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan salinan asli pernyataan Keadaan Kahar yang
dikeluarkan oleh pihak/instansi yang berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hal-hal merugikan dalam pengadaan barang/jasa yang disebabkan oleh perbuatan
atau kelalaian para pihak Penyedia Barang tidak termasuk kategori keadaan Kahar.
(5) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh terjadinya Keadaan
Kahar tidak dikenakan sanksi.
(6) Setelah terjadinya Keadaan Kahar, para pihak dapat melakukan kesepakatan
kembali, dan selanjutnya dituangkan dalam perubahan Surat Perjanjian Kerja.
Pasal 8
PIHAK PERTAMA selaku pelaksana kegiatan secara sepihak dapat melakukan pemutusan
Surat Perjanjian Kerja apabila :
(1) Waktu keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan PIHAK KEDUA sudah
melampaui 28 (dua puluh delapan) hari kalender;
(2) PIHAK KEDUA lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh TPK; dan
atau
(3) PIHAK KEDUA terbukti melakukan korupsi, Kolusi, Nepotisme, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang.
Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA terlebih dahulu diselesaikan
melalui musyawarah untuk mufakat yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa.
(2) Dalam hal penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai kata
mufakat, Kepala Desa dapat menyampaikan permasalahan dimaksud kepada
pemerintah atasan untuk menyelesaikannya.
(3) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
tercapai kata mufakat, dapat dilakukan melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
JAMINAN PEMELIHARAAN
(1) Jaminan pemeliharaan wajib diberikan oleh PIHAK KEDUA khusus untuk Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya setelah pelaksanaan dinyatakan selesai 100% (seratus
persen)
(2) Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai surat perjanjian harus
diberikan kepada PIHAK PERTAMA untuk menjamin pemeliharaan Pekerjaan
Konstruksi/jasa Lainnya yang telah diserahkan.
(3) Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14(empat belas) hari kerja setelah masa
pemeliharaan selesai.
(4) PIHAK KEDUA Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat memilih untuk memberikan
Jaminan Pemeliharaan atau memberikan retensi.
(5) Jaminan pemeliharaan atau retensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), besarnya
5% (lima persen) dari nilai surat perjanjian Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya.
(6) Masa Pemeliharaan paling singkat 6 (enam) bulan dihitung setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai, yang dituangkan dalam surat perjanjian.
Pasal 11
SERTIFIKAT GARANSI
Pasal 12
1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada PIHAK KEDUA karena telah
melakukan cidera janji.
2. Besarnya denda yang harus dibayar PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari nilai SPK atau bagian kontrak lainnya
untuk setiap hari keterlambatan.
Pasal 13
KETENTUAN
LAIN-LAIN
1. Biaya administrasi dan materai sebagai akibat keluarnya surat perjanjian inin
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Surat perjanjian ini dibuat 4(empat) rangkap terdiri dari 2(dua) asli bermaterai dan
ditanda tangani oleh masing-masing pihak, dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Selebihnya diberikan kepada pihak yang berkepentingan dan ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.
Pasal 14
PENUTUP
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal yang telah ditetapkan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
(………………………………….) (………………………………….)
KOP BANK PENERBIT JAMINAN
GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ……………………………..
Alamat : ……………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………….
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima
Jaminan berupa :
a. Yang Dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berlaku selama ........................ (............................) hari kalender, - dari tanggal
................................ s.d. .....................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
.........................
Dikeluarkan di : …………………
Pada Tanggal : …………………
(bank)
Materai Rp 10.000,-
…………………..
(Nama & Jabatan)
T. FORMAT PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN
………………….*),…......
Kepada
Nomor : … Yth. Kaur.Kasi
Sifat : Penting ………………………..
Lampiran : 1 (satu) berkas di-
Perihal : Penyerahan Hasil Pekerjaan ………………………..
(………………………………..)
U. FORMAT HASIL PEMERIKSAAN LAPANGAN / CEK FISIK
Pekerjaan : ………………………………………………….
(…………………………………….) (…………………………………….)
V. FORMAT BERITA ACARA PEMBAYARAN
Pada hari ini ….. tanggal ……, bulan …… tahun ……. Kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
I. Nama : …………………………………
Jabatan : Ketua Tim Pelaksanan Barang/Jasa ………..
Alamat : …………………………………
Berdasarkan surat keputusan nomor ….. tanggal …..
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Kedua belah pihak telah sepakat membuat berita acara pembayaran dengan perincian :
1. Jumlah Harga Pekerjaan = Rp…………………………………
2. Jumlah yang telah dibayar = Rp…………………………………
3. Jumlah yang belum dibayar = Rp…………………………………
4. Jumlah yang dimintakan
Potongan pembayaran = Rp…………………………………
PPN = Rp…………………………………
PPh Pasal 22 1,5 % = Rp…………………………………+
= Rp…………………………………-
= Rp…………………………………
(ditulis dengan huruf…………………………………………)
Pihak kedua sepakat atas jumlah pembayaran tersebut diatas dibayarkan kepada Bank
dan Tunai (atas nama) …………………………No Rekening:…………………….
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk dipertanggungjawabkan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(……………………………….) (…………………………..)
W. FORMAT BERITA ACARA PENERIMAAN HASIL PEKERJAAN
Pada hari ini …………….. tanggal ……….. Bulan …………….. tahun dua ribu ……..
bertempat di …………., telah dilaksanakan penerimaan hasil pekerjaan ……………..
antara :
I. Nama : …………………………
Jabatan : Kaur/kasi ……. Desa…………………………
Kecamatan ……………….. kabupaten Klaten
Alamat : …………………………
Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA
Dalam keadaan baik kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan Surat Perjanjian
Kerjasama Nomor : ………………………tanggal ………………….20…………..
(……………………………….) (…………………………..)
X. FORMAT BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN
I. Nama : …………………………
Jabatan : Kaur/kasi ……. Desa…………………………
Kecamatan ……………….. kabupaten Klaten
Alamat : …………………………
Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA telah menerima penyelesaian hasil pekerjaan dalam keadaan baik
dari PIHAK PERTAMA
Demikian Berita Acara ini dibuat rangkap 2 (dua) dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama untuk dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
……………………,…………………20………
(……………………………….) (…………………………..)
Y. CONTOH LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
………………….*),…......
Kepada
Nomor : … Yth. Kepala Desa
Sifat : Penting ………………………..
Lampiran : 1 (satu) berkas di-
Perihal : Laporan Pelaksanaan Pekerjaan ………………………..
………………..,………….20………….
PIHAK PERTAMA
TIM PENGADAAN BARANG/JASA
DESA………………..
KETUA
(…………………………..)
Z. FORMAT LAPORAN REALISASI PEKERJAAN SWAKELOLA (FISIK)
KOP
LAPORAN REALISASI PEKERJAAN SWAKELOLA
Bidang : ………………………………………
Nama kegiatan : ………………………………………
Jumlah anggaran : ………………………………………
Lokasi kegiatan : ………………………………………
I. Pengelolaan Pekerjaan
1. Penanggungjawab : ……………….
2. Ketua TPK : ……………….
3. Sekretaris : ……………….
4. Anggota : 1. ……………….
2. ……………….
3. ……………….
1. Upah : Rp ……………………………..
2. Bahan dan material : Rp ……………………………..
3. Peralatan dan perelengkapan : Rp ……………………………..
4. Operasional TPK : Rp ……………………………..
5. Lain – lain : Rp ……………………………..
Total : Rp ……………………………..
Terbilang : ………………………………………………………………………..
Total realisasi volume pekerjaan s.d saat ini adalah …………% dan hasil pemeriksaan kegiatan sbb :
No Uraian Pekerjaan Sket (Rencana Sket (Hasil Keterangan
Awal) Realisasi)
………………..,………….20………….
PIHAK PERTAMA
(…………………………..)
AA. FORMAT DOKUMENTASI PERKEMBANGAN PEKERJAAN
Pekerjaan : ……………….. Desa : ………………..
Alamat : ……………….. Kecamatan : ………………..
SISI A
SISI B
BUPATI KLATEN
Cap
ttd
SRI MULYANI