Toaz - Info A Metode Laboratorium 1 Pengertian Metode Laboratorium PR
Toaz - Info A Metode Laboratorium 1 Pengertian Metode Laboratorium PR
Metode Laboratorium
1. Pengertian Metode Laboratorium
Yang dimaksud metode laboratorium adalah salah satu cara mengajar guru,
dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hal percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
dikelas dan di evaluasi oleh guru. Pembelajaran matematika dengan metode
laboratorium berdasarkan " Belajar " dengan " Berbuat " dan berlanjut dari konkrit
ke abstrak. Oleh karenanya tujuan pembelajaran dalam bidang kognitif, afektif
dan psikomotor dapat tercapai. Dengan metode ini dimaksudkan membimbing
siswa untuk menemukan fakta-fakta dalam matematika dan mengaplikasikan
pengetahuannya. Dalam hal tertentu metode ini merupakan perluasan dari metode
induktif.
Pembelajaran dengan metode ini memeng lebih tepat jika dilaksanakan di
laboratorium matematika (labmat) atau workshop matematika, tetapi dapat pula
dilaksanakan diruang kelas. Adanya labmat atau workshop matematika sangat
penting manfaatnya dan merupakan lingkungan yang baik bagi siswa untuk
belajar meneliti, menemukan pola atau rumus, mengaplikasikan konsep atau
melakukan permainan. Labmat dapat digunakan untuk menyimpan alat-alat
pengajaran matematika baik yang berupa alat-alat permainan, bangun-bangun
geometri, sampai alat audio visual maupun sebagai tempat praktikum komputer.
a. Tujuan Penggunaan Metode Laboratorium
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Metode ini juga memberikan pemahaman kepada siswa dalam bidang kognitif,
afektif dan psikomotor. Serta membimbing siswa untuk menemukan fakta-
fakta dalam matematika serta mengaplikasikan pengetahuannya dalan
kehidupan sehari-hari. Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari
pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk
melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal
kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang
apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Laboratorium
Pada dasarnya tidak ada metode mengajar yang paling sempurna, paling
baik atau jelek. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing yang tentunya berbeda dengan metode lainnya.
Adapun kelebihan dari metode laboratorium antara lain :
1. Anak didik dapat aktif mengambil bagian berbuat untuk diri sendiri. Ia
tidak hanya melihat orang lain menyelesaikan suatu eksperimen, tetapi
juga dengan berbuat sendiri ia memperoleh kepandaian-kepandaian
yang diperlukan.
2. Ia mendapat kesempatan yang sebesar-besarnya untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara-cara berpikir ilmiah. Ramalan / hipotesa
dapat di uji kebenarannya dengan menyimpilkan data hasil percobaan
kemudian ia menafsirkan dan membuat kesimpulan.
3. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, yang man itu sangat
dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, dimana siswa
lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
4. Menarik dan menyenangkan bagi siswa kelas rendah
5. prinsip psikologi terpenuhi
6. Siswa dapat memperoleh fakta-fakta yang jelas
7. memupuk percaya diri
8. Memupuk keberanian untuk berbuat
9. Memupuk kemampuan untuk menerapkan matematika dalam
kehidupannya
Metode laboratorium juga memiliki kelemahan, di antaranya :
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak mendapatkan
kesempatan untuk melakukan percobaan
2. Jika percobaan memerlukan jangka waktu yang lama, ia harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran
3. Kurangnya persiapan dan pengalaman anak didik akan menimbulkan
kesulitan didalam melakukan percobaan
4. hanya mampu memperkenalkan fakta-fakta kepada siswa tetapi tidak
dapat kemampuan yang lebih tinggi
5. Tidak semua topik dapat di ajarkan dengan metode ini
6. Memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit
7. Memerlukan perencanaan yang rumit dan matang dari guru yang akan
mengajar
8. Untuk pembelajaran matematika tidak dapat menghasilkan ketrampilan
dan latihan berpikir yang benar
c. Prosedur Pelaksanaan Metode Laboratorium
Prosedur-prosedur dalam metode laboratorium adalah :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan percobaan, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui percobaan
2) Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
a. Alat-alat serta bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Alat
itu bisa berupa alat peraga yang digunakan dalam pengajaran.
Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru
ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran
yang disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya
verbalisme pada diri siswa. Pelajaran yang banyak menggunakan
verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran
akan lebih menarik bila siswa gembira atau senang karena meraka
merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Belajar
akan lebih efektif jika dibantu alat peraga pengajaran dari pada
siswa belajar tanpa dibantu alat peraga. Dalam pemilihan alat
peraga yang hendak digunakan oleh guru haruslah diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
Luas Persegi = Hasil kali jumlah satuan dari kedua sisi yang saling
tegak lurus.
Contoh soal:
Contoh soal:
1. Ada sebuah gelas yang berisi 25 liter penuh minyak goreng, tanpa
sengaja gelas yang berisi minyak goreng tersebut tumpah. Sisa dari
minyak goreng tersebut dipindahkan ke dalam mangkok berbentuk
kubus dengan dengan ukuran 15 dm3, yang ternyata terisi penuh oleh
sisa dari minyak goreng tersebut. Hitunglah berapa dm3 minyak
goreng yang terbuang tersebut!
Diketahui:
1 liter = 1 dm3
25 liter minyak goreng awal.
15 dm3 setelah terjatuh.
Ditanya: Berapa dm3 minyak goreng yang terbuang…?
Penyelesaian:
25 liter = 25 dm3
25 dm3 - 15 dm3 = 10 dm3
Jadi, banyak minyak goreng yang terbuang ialah 10 dm3 atau setara
dengan 10 liter.
c. Guru ingin mengajarkan konsep bangun geometri. Siswa diminta untuk
melakukan percobaan untuk membandingkan luas persegi panjang dengan
luas segitiga sama sisi yang tingginya sama dengan lebar persegi panjang.
Siswa dituntun untuk menyusun beberapa segitiga hingga membentuk persegi
panjang. Dengan percobaan ini siswa diharapkan dapat menyimpulkan
perbandingan luas antara persegi panjang dengan segitiga yang tinggi segitiga
dan lebar persegi panjang sama panjang.
B. METODE TUGAS DAN RESITASI
1. Pengertian Metode Tugas dan Resitasi
Resitasi berasal dari bahasa Inggris yaitu re yang artinya kembali dan to cite
yang artinya mengutip, jadi resitasi yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri
bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan
berlatih hingga mengerti.
a. Tugas latihan
Tugas latihan merupakan tugas untuk melatih siswa menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya.
Tugas latihan diberikan pada jam pelajaran atau di luar jam
pelajaran, disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan waktu.
b. Tugas membaca/mempelajari buku
Guru menugaskan kepada para siswa secara perorangan atau
sekelompok mempelajari sendiri topik atau pokok bahasan tertentu.
Tugas ini menuntun para siswa kearah pencarian sumber belajar
yang berhubungan dengan topik atau pokok bahasan yang harus di
pelajari.
c. Tugas unit/proyek
Guru menugaskan kepada para siswa berdasarkan unit yang
dipelajari, atau menugaskan kepada para siswa menyelesaikan suatu
proyek yang akan menghasilkan hasil tertentu. Tugas unit/proyek ini
akan melibatkan kemampuan siswa dalam berbagai bidang studi.
d. Studi eksperimen
Tugas eksperimen merupakan jenis tugas yang agak khusus. Tugas
eksperimen hanya diberikan oleh guru untuk topik atau pokok
bahasan tertentu, yakni topik/pokok bahasan yang menuntut adanya
eksperimen. Tugas eksperimen dapat digunakan untuk membuktikan
atau menemukan informasi.
e. Tugas praktis
Tugas praktis merupakan tugas kepada siswa untuk memproduksi
sesuatu dengan menggunakan keterampilan fisik/motoris. Tugas
praktis dapat juga berupa latihan keterampilan fisik/motoris.
Cara menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan
kesulitan. Guru akan kesulitan memberi nilai pada seorang siswa yang
bekerja dalam kelompok. Karena meragukan apakah siswa tersebut
berperan aktif dalam penyelesaian tugas yang diberikan atau hanya
tercamtumkan nama sebagai anggota kelompok pada sampul tugas. Jika
tugas tertulis dibuat oleh setiap siswa, akan sulit juga memberikan
penilaian karena tidak dapat dipastikan apakah tugas tersebut merupakan
buah pikiran siswa itu sendiri atau hasil dari pemikiran/pekerjaan teman
atau orang lain meskipun tulisan tersebut memang adalah tulisannya.
Agar penilaian lebih objektif dan menimbulkan rasa tanggungjawab,
maka guru seharusnya mengecek pemahaman siswa dengan beberapa
pertanyaan mengenai hasil pekerjaan yang diserahkan.
b) Tujuan Metode Resitasi
Metode resitasi (Penugasan) bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar
yang lebih baik, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan
tugas. Dengan demikian, pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat
lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau
pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Di lain
pihak dapat juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara
mengerjakan tugas yang akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta
keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran
itu. Dengan kegiatan mengerjakan tugas, siswa lebih aktif belajar; dan merasa
terangsang untuk meningkatkan belajarnya yang lebih baik, menanamkan
inisiatif dan berani bertanggungjawab sendiri. Banyak tugas yang harus
dikerjakan siswa, hal itu diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu
memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang proses
belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna dan konstruktif.
Demikian pentingnya pemberian tugas itu sehingga siswa dapat lebih
mendalami dan menghayati bahan yang telah diberikan. Metode pemberian
tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar mengajar yang
ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas yang diberikan oleh guru, dimana
penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok
sesuai dengan petunjuk pemberian tugas tersebut.
c) Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Agar metode resitasi dapat berlangsung secara efektif, guru perlu
memperhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan
pemberian tugas dan cara pengerjaannya. Sebaliknya tujuan penugasan
dikomunikasikan kepada siswa agar tahu arah tugas tersebut dikerjakan.
2. Tugas yang diberikan harus dapat dipahami siswa, kapan mengerjakan,
bagaimana cara mengerjakan, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan,
dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan sangat menentukan efektivitas
penggunaan metode resitasi (penugasan) dalam pembelajaran.
3. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses
penyelesaian tugas tersebut, terutama jika tugas tugas tersebut
diselesaiakan di luar kelas.
4. Guru perlu mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh
siswa. Jika tugas tersebut diselesaikan di kelas, sebaiknya guru berkeliling
mengontrol pekerjaan siswa sambil memberikan motivasi dan bimbingan,
terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas
tersebut. Jika tugas tersebut diselesaiakan di luar kelas, guru bisa
mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi siswa.
5. Berikan penilaian proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan oleh
siswa. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak menitikberatkan pada
produk, tetapi juga proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian
hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaiakan. Selain
dapat menimbulkan minat dan semangat belajar siswa, penilaian langsung
juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan siswa yang harus diperiksa.
Setelah data tersebut kita urutkan, langkah selanjutnya ialah kita dapat
mencari Nilai tengah dari data tersebut, dan karena lebih banyak data
jumlah yang Genap (12), maka nilai tengahnya menjadi dua nilai, yaitu
nilai 7 dan 7.
Median = (7 + 7) : 2
Median = 14 : 2
Median = 7.
DAFTAR PUSTAKA
http://herly-fwijaya01.blogspot.com/2014/01/metode-laboratorium-dalam-
pembelajaran.html
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-metode-resitasi.html