ARAHAN

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PADA APEL PAGI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
SENIN, 21 NOVEMBER 2022

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA.
• SEGENAP APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA, DAN PESERTA APEL
PAGI YANG SAYA BANGGAKAN,

MARILAH KITA MEMANJATKAN PUJI DAN SYUKUR KE

HADIRAT ALLAH SWT, TUHAN YANG MAHA KUASA,
KARENA ATAS RAHMAT DAN KARUNIA-NYA KITA DAPAT
HADIR PADA APEL DI PAGI HARI YANG BERBAHAGIA INI
DENGAN TULUS DAN IKHLAS.

PESERTA APEL YANG SAYA BANGGAKAN,

PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM INDEKS RISIKO

BENCANA INDONESIA (IRBI) TAHUN 2021 MENDUDUKI
1
URUTAN KE-16 NASIONAL DENGAN NILAI INDEKS 143,83
DAN BERADA PADA KATEGORI RISIKO SEDANG.

DIANTARANYA TERDAPAT 13 KABUPATEN/KOTA DI

SUMATERA UTARA YANG MASIH BERADA DALAM
KATEGORI RISIKO TINGGI, YAKNI GUNUNGSITOLI, NIAS,
NIAS UTARA, NIAS BARAT, NIAS SELATAN, SIBOLGA,
TAPANULI TENGAH, MANDAILING NATAL, TAPANULI
SELATAN, PADANG LAWAS, ASAHAN, LABUHANBATU, DAN
LABUHANBATU UTARA.

JENIS BENCANA DENGAN JUMLAH KEJADIAN

TERBANYAK DAN DENGAN DAMPAK TERBESAR ADALAH
BANJIR, BAIK DAMPAKNYA TERHADAP KESELAMATAN
JIWA MANUSIA, KERUSAKAN BANGUNAN PERMUKIMAN,
MAUPUN KERUSAKAN LINGKUNGAN.

SALAH SATU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DALAM RPJMD PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN
2019 - 2023, ADALAH MENDUKUNG PENCAPAIAN MISI
KELIMA “BERMARTABAT DALAM LINGKUNGAN” DAN
PRIORITAS KELIMA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA
UTARA TERKAIT KESEJAHTERAAN RAKYAT, YAKNI
MENURUNKAN INDEKS RESIKO BENCANA (IRB) DARI
2
WILAYAH DENGAN KATEGORI RESIKO BENCANA “TINGGI”
MENJADI WILAYAH DENGAN RESIKO BENCANA “SEDANG”
PADA TAHUN 2022.

PESERTA APEL YANG SAYA BANGGAKAN,

PERMASALAHAN UTAMA YANG DIHADAPI DALAM

PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI SUMATERA
UTARA DIIDENTIFIKASI KARENA HAL-HAL YANG
DIATARANYA ADALAH:
1. KERJASAMA LINTAS OPD/ INSTANSI/ INSTITUSI/
LEMBAGA BELUM TERPADU (TIDAK TERINTREGRASI,
TIDAK TERKOORDINASI, DAN TUMPANG TINDIH);
2. WAKTU RESPON PENANGGULANGAN BENCANA
MASIH BELUM BAIK ATAU MASIH TERGOLONG
LAMA; DAN
3. SISTEM PERINGATAN DINI SAAT INI YANG BELUM
MENJADI PRIORITAS.

PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA SEMUA SELURUH
ELEMEN BAIK PEMERINTAH MAUPUN NON-PEMERINTAH,
SEBAGAIMANA KONSEP PENTAHELIX.

3
 UNSUR PENTAHELIX MELIPUTI PEMERINTAH SEBAGAI
REGULATOR, MASYARAKAT SEBAGAI AKSELERATOR,
DUNIA USAHA SEBAGAI PENDORONG, AKADEMISI SEBAGAI
INOVATOR, DAN MEDIA MASSA SEBAGAI PENGUAT.
MELALUI KERJA SAMA PENTAHELIX INI PENANGANAN
BENCANA HARUS DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA
DAN MENJADI “URUSAN KITA BERSAMA”.

SEGENAP APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH

PROVINSI SUMATERA UTARA, DAN PESERTA APEL PAGI
YANG SAYA BANGGAKAN,

LANGKAH STRATEGIS YANG KITA LAKUKAN INI

MERUPAKAN UPAYA – UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KETANGGUHAN DAERAH SUMATERA UTARA DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA, YANG MEMERLUKAN
DUKUNGAN KITA SEMUA DARI SELURUH ORGANISASI
PERANGKAT DAERAH.

KITA HARUS MAMPU MENURUNKAN TINGKAT

INDEKS RISIKO BENCANA (IRB) PROVINSI SUMATERA
UTARA SETIAP TAHUNNYA SECARA KONSISTEN MELALUI :

1. PENGUATAN KELEMBAGAAN;

4
2. PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
SIPIL NEGARA;
3. KELENGKAPAN KETENTUAN DAN REGULASI;
4. PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA;
5. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA MENUMBUH-
KAN BUDAYA SADAR BENCANA KEPADA SELURUH
MASYARAKAT DI SUMATERA UTARA.

KEPADA SELURUH APARATUR SIPIL NEGARA

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA, MELALUI
APEL PAGI INI SAYA BERPESAN:
1. DI TENGAH TINGGINYA CURAH HUJAN YANG TERJADI
SAAT INI, MARI BERSAMA KITA MENJAGA, MENCEGAH
DAN MENGANTISIPASI BAHAYA BANJIR YANG
SEWAKTU-WAKTU DAPAT TERJADI.
2. JAGA LINGKUNGAN DI SEKITAR KITA DENGAN CARA
TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN.
3. LAPORKAN DAN AWASI HAL-HAL YANG DAPAT
MENJADI PENYEBAB TERJADINYA BENCANA ALAM
YANG TERJADI DI SEKITAR KITA.

DEMIKIANLAH ARAHAN INI SAYA SAMPAIKAN,

SEMOGA ALLAH SWT, TUHAN YANG MAHA PENGASIH
5
DAN MAHA PENYAYANG, MEMBERIKAN RAHMATNYA
KEPADA KITA SEMUA DALAM MENJALANKAN TUGAS-
TUGAS PELAYANAN SEBAGAI ABDI NEGARA.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH,
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.
GUBERNUR SUMATERA UTARA

EDY RAHMAYADI