Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SISTEM SURVEILANS PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS

KECAMATAN MEDAN DENAI

Disusun Oleh:

Zahara Dhiya’ul Haq Sibarani

0801193374

Dosen Pngampu;

Nadya Ulfa Tnajung SKM, M.K.M

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAJAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDA 2022

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh segala puji Allah SWT
yang telah memberika kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita harapkan syafaatnya di akhirat nanti.
Rasa syukur saya kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan surveilans epidemiolosi ini sebagai tugas mata
kuliah Epidemiologi Gizi.
saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

7 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu permasalahan
kesehatan dengan mortalitas dan morbiditas yang terus mengalami peningkatan.
Secara global 71% kematian disebabkan oleh PTM di tahun 2016. Angka kematian
ini meningkat sebesar 12% jika dibandingkan dengan tahun 2008 (63% kematian).
Adapun di Indonesia, pada tahun 2008 angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit tidak menular mencapai 64% dan meningkat menjadi 73% di tahun 2016.
Meningkatnya mortalitas dan morbiditas ini salah satunya disebabkan karena
meningkatnya berbagai faktor risiko penyakit tidak menular pada masyarakat, baik
faktor metabolik maupun gaya hidup.
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (tekanan darah ≥140/90 mmHg)
(Kemenkes RI, 2009). Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup
seseorang, sering disebut sebagai the killer disease karena merupakan penyakit
pembunuh, dimana penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sehingga
penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat hipertensi. Menurut
Muljadi (2008) hipertensi merupakan faktor resiko ketiga terbesar yang
menyebabkan kematian karena penderita hipertensi mempunyai peluang 12 kali lebih
besar bagi penderitanya untuk mengalami stroke dan 6 kali lebih besar untuk
serangan jantung. Untuk mengurangi angka kejadian hipertensi tiap tahunnya maka
strategi yang digunakan pemerintah dalam pengendalian hipertensi adalah melalui
surveilans epidemiologi hipertensi. Adapun indikator dalam kegiatan surveilans
tersebut meliputi kelengkapan isi laporan, kesesuaian sistem pencatatan dan
pelaporan, ketepatan pengumpulan data, penyebarluasan informasi, meningkatnya
dalam kajian Sistem Kewapadaan Dini (Ditjen P2PL Depkes RI, 2003).
Angka penderita hipertensi kian hari kian mengkhawatirkan, menurut
WHO pada tahun 2006 di Amerika prevalensi hipertensi keseluruhan adalah 28,7%,
dengan kasus baru sebesar 12,1%, sedangkan di Eropa prevalensinya terus berubah
dari tahun 2001 sebesar 18,4% kemudian meningkat secara signifikan pada tahun
2004 menjadi 22,0% dan pada tahun 2008 prevalensinya turun menjadi 20,8%.
(Beard J, 2013). Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan prevalensi
hipertensi tertinggi di dunia, bersama Myanmar, Thailand, India, Srilanka,
Bhutan,Nepal dan Maldives.
Kota Medan Merupakan salah satu Kota Di Provinsi Sumatera Utara yang
memiliki masalah dengan hipertensi. Berdasarkan data Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat tahun 2013, prevalensi hipertensi Kota Medan adalah
26,27%, data ini lebih tinggi dari prevalensi Sumatera Utara (22,99%) dan prevalensi
Indonesia (24,33%). Kecamatan Medan Helvetia merupakan kecamatan dengan
jumlah kasus tertinggi di kota Medan pada tahun 2014. Data kasus hipertensi pada
dewasa muda di kecamatan medan Helvetia pada tahun 2014 adalah 544 orang dan
jumlah penduduk usia 18-45 tahun adalah 108.626 orang (Dinkes Kota Medan,
2014).
Salah satu upaya pengendalian penyakit hipertensi adalah dengan
penguatan sistem surveilans hipertensi. Surveilans hipertensi berperan untuk
membantu Ketersediaan dan kelengkapan informasi terkait dengan situasi,
kecenderungan penyakit, faktor risiko serta masalah kesehatan lainnya. Surveilans
Kesehatan merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan.
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan data dan informasi
epidemiologi sebagai dasar dari pengambilan keputusan dalam menjalankan program
pengendalian dan penanggulangan penyakit secara efektif dan efisien. Kegiatan
surveilans kesehatan dilakukan dengan cara pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, serta diseminasi informasi kesehatan. Butuh kerjasama yang baik
dengan beberapa pihak demi tercapainya tujuan tersebut. Tidak hanya dari pihak
petugas pelayanan kesehatannya saja, namun dari masyarakatnya sendiri juga
mempunyai peran penting dalam kegiatan surveilans. Manajemen program
surveilans hipertensi meliputi input, proses, dan output. Input meliputi 5M yaitu Man
(sumber daya manusia yang memadai), Methode (seperti pedoman
penyelenggaraaan), Material (hardware, software, alat tulis dan komputer, dll.),
Money (dana program surveilans), dan Market (sasaran penyebaran informasi).
Proses dimulai dari pengumpulan data, kompilasi data, analisis dan intepretasi data,
pelaporan, dan pengambilan tindakan. Sedangkan untuk outputnya berupa LKS,
diseminasi informasi, serta tersedianya dokumen laporan (Ditjen P2PL Depkes RI,
2003)

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui gambaran sistem surveilans hipertensi di puskesmas
Medan Denai maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana sistem
surveilans hipertensi di puskesmas Medan Denai? ”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
untuk mengetahui system surveilans di salah satu puskesmas di medan
denai

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui gambaran dan evaluasi sumber daya manusia
sistem surveilans hipertensi di puskesmas Medan Denai
2. Untuk mengetahui gambaran dan evaluasi metode dalam
pelaksanaan system surveilans hipertensi di puskesmas Medan
Denai
3. Untuk mengetahui gambaran dan evaluasi sumber pendanaan
dalam pelaksanaan sistem surveilans hipertensi di puskesmas
Medan Denai

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengambilan
keputusan bagi Kepala Puskesmas maupun pengelola program.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
2.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas
2.1.3 Visi dan Misi Puskesmas

2.3 Surveilans Epidemiologi


2.3.1 Definisi Sistem Surveilans Epidemiologi
2.3.2 Pengumpualn Data
2.3.3 Pengolahan Data
2.3.4 Tujuan dan Kegunakan Surveilans
2.3.5 Sumber Data Surveilans Epidemiologi

2.4 Hipertensi
2.4.1 Definisi Hipertensi
2.4.2 Epidemiologi Hipertensi
2.4.3 Tanda dan Gejala Hipertensi
4.3.4 Klasifikasi Hipertensi
BAB III METODE
PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.3 Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai