Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung SMP 12
Metode Pelaksanaan Pembangunan Gedung SMP 12
A. PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan hasil tepat waktu, tepat mutu serta tepat sasaran, maka pelaksanaan
pekerjaan akan di serahkan kepada tenaga ahli masing-masing bagian pekerjaan, dengan
material/bahan sesuai spesifikasi teknik serta pengawasan dan arahan dari pelaksana yang sudah
berpengalaman menangani pekerjaan yang sejenis tidak lepas koordinasi dengan pengawas
lapangan .
Untuk pekerjaan ini membutuhkan ketenagakerjaan yang sangat cepat dan efisiensi di
karenakan waktu yang tersedia selama 72 minngu (Tujuh puluh dua minggu) hari kalender, dan
Pekerjaan yang berlokasi di SMPN 12 Tarakan.
Pertama yang harus kami lakukan adalah sosialisasi pekerjaan tersebut dengan pihak-pihak
pengguna jasa, konsultan pengawas, dan pihak-pihak yang terkait dalam proyek tersebut. Setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja penyedia jasa mengajukan surat permohonan untuk
memulai akan segera melaksanakan pekerjaan tersebut, dengan tujuan agar nantinya tidak ada
suatu masalah apapun terhadap pelaksanaan Pekerjaan.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa juga melakukan koordinasi secara intern, antara
lain membahas tentang segala kendala pekerjaan, memilih personil yang tepat, spesifikasi teknis,
dan yang lainnya, agar nantinya penyedia jasa dapat bekerja secara professional, saling bekerja
sama dengan baik dan satu pemahaman tentang pekerjaan tersebut.
METODE UMUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini di bagi menjadi bagian pekerjaan dengan lingkup pekerjaan sebagai berikut :
II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi 48.51 M3
2 Urugan Tanah Kembali 16.17 M3
3 Urugan Tanah Termasuk Pemadatan Bawah Lantai 247.03 M3
4 Urugan Pasir Bawah Lantai 59.11 M3
B LANTAI 2
I PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG Lt. 2
1 Pekerjaan Beton Balok
2 Balok B1
A. Tulangan BJTD 994.48 Kg
B. Tulangan BJTP 397.72 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 Mpa 7.31 M3
D. Bekisting 43.04 M2
Balok B2
A. Tulangan BJTD 4418.51 Kg
B. Tulangan BJTP 1,845.19 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 Mpa 31.54 M3
D. Bekisting 227.09 M2
Balok B3
A. Tulangan BJTD 266.50 Kg
B. Tulangan BJTP 102.67 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 Mpa 1.32 M3
D. Bekisting 12.32 M2
2 Pekerjaan Plat Lantai Mpa t = 12 cm (Elv. + 4.00m)
A. Tulangan BJTP 6602.98 Kg
B. Beton Fc’ = 21,7 MPa 50.23 M3
D. Bekisting 433.18 M2
3 Pekerjaan Beton Kolom
Kolom K1
A. Tulangan BJTD 2597.99 kg
B. Tulangan BJTP 1064.42 kg
C. Beton Fc’= 21,7 Mpa 20.88 M3
D. Bekisting 197.20 M2
Kolom K2
A. Tulangan BJTD 1,881.31 Kg
B. Tulangan BJTP 510.38 Kg
C. Beton Fc’= 21,7 Mpa 7,56 M3
D. Bekisting 100.80 M2
4 Kolom Praktis 46.56 M’
5 Cor Beton Balok Latai (BL) 44.16 M’
6 Pekerjaan Tangga
A. Tulangan BJTD
B. Tulangan BJTP 1,591.38 kg
C. Beton Fc’= 21,7 Mpa 168.15 kg
D. Bekisting 4.36 M3
32.96 M2
C LANTAI 3
I PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG Lt. 3
1 Pekerjaan Beton Balok
Balok B1
A. Tulangan BJTD 994.48 Kg
B. TUlangan BJTP 397.72 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 MPa 7.31 M3
D. Bekisting 43.04 M2
Balok B2
A. Tulangan BJTD 4418.51 Kg
B. TUlangan BJTP 1698.75 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 MPa 29.04 M3
D. Bekisting 227.09 M2
Balok B3
A. Tulangan BJTD 266.50 Kg
B. TUlangan BJTP 136.90 Kg
C. Beton fc’ = 21,7 MPa 2.20 M3
D. Bekisting 13.42 M2
2 Pekerjaan Plat Lantai MPa t= 12 cm (Elv + 8.00 m)
A. TUlangan BJTP 6,602.98 Kg
B. Beton Fc’ = 21,7 Mpa 50.23 M3
C. Bekisting 433.18 M2
3 Kolom 1
A. Tulangan BJTD 867.02 Kg
B. Tulangan BJTP 351.17 Kg
C. Beton Fc’ = 21,7 MPa 5.88 M3
D. Bekisting 67.20 M2
PENGENDALIAN PROSES
1. Schedule Acuan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan maka akan disiapkan Time Scedule sebagai
acuan pelaksanaan yaitu :
a. Barchat
b. Curve S
c. Jadwal Material, Alat dan Tenaga kerja
2. Rapat bersama
Rapat pertemuan antara pelaksana dan Pengawas Lapangan yang dihadiri Pejabat yang
berwenang untuk mengadakan evaluasi pekerjaan dilapangan. agar tugas yang harus dikerjakan,
berupa target harian dapat terkontrol. Rapat singkat ini untuk saling koordinasi antara pelaksana,
pengawas dapat memudahkan hubungan kerja satu dengan lainnya.
Rapat mingguan intern, seluruh struktur organisasi lapangan dilibatkan dalam Rapat
Mingguan ini, Pelaksana, Logistisk, Administrasi, dan bagian Personalia /Keuangan serta
mengundang sub Kontrak terkait bila ada dan mandor bila diperlukan. Hasil evaluasi
akandibahas didalam Rapat ini, begitu pula rencana mingguan disiapkan termasuk jadwal dari
inspeksi dan pengendalian. Rencana Mingguan dibuatkan jadwalnya untuk panduan secara rinci
bagi staff logistik, peralatan dan pelaksana serta bagian teknik sehingga semua mempunyai
persepsi yang sama dan punya pengertian yang sama baik secara teknis maupun non teknis.
3. Rapat Koordinator
Untuk memperlancar proses pelaksanaan pekerjaan, diharapkan minimal satu kali dalam 2
(dua) minggu se kali diadakan rapat koordinasi secara rutin yang dipimpin oleh Pemimpin
Proyek atau yang mewakilinya.
Apabila situasi yang dihadapi mendesak/crash program atau secara teknis mempunyai
masalah yang kompleks, maka rapat koordinasi dapat dilaksanakan minimal 1 kali dalam 2
minggu.
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan yang dimaksud disini adalah segala pekerjaan awal yang bertujuan
untuk mendukung agar pelaksanaan pekerjaan fisik dapat berjalan dengan lancar, diantaranya
adalah :
Sambil melaksanakan pekerjaan persiapan yang akan di kerjakan pekerjaan ini adalah
dimulainya pembersihan lokasi dahulu yang selanjutnya diadakan pengukuran ulang atau
mengukur untuk menentukan titik-titik pekerjaan pas. Batu bata, dan menentukan keramik lantai
yang akan digunakan, di sesuaikan dengan gambar rencana dan lingkunganya, setelah
mendapatkan ijin dari pengawas lapangan dilanjutkan dengan pekerjaan lainnya sesuai dengan
tingkat urutan pengerjaan dengan konsultasi kepada pihak yang berwenang atau pengawas
lapangan.
Bersama-sama dengan pengawas untuk menentukan titik As Kolom dan ketinggian rangka atap
sesuai dengan rencana gambar .
Sebelum pekerjaan akan dimulai,maka bahan material seluruhnya yang akan dibutuhkan untuk
pekerjaan tersebut harus disiapkan terlebih dahulu beserta bahan lainya seperti,pasir, semen, Batu
Kora, Batu Gunung,batu bata, kayu, Besi, dll .
4. Pagar Seng
Membuat pagar seng BJLS 20 untuk memberikan privasi di areal proyek
B. PEKERJAAN TANAH
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar pelaksanaan
atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik,dasar galian
harus dipadatkan/ditumbuk.
a. Jika galian melampaui batas kedalaman, harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai
kepadatan maksimum.
b. Bersihkan lokasi galian pondasi beton strauss
c. Laksanakan marking (sebelum dan sesudah pengecoran pondasi strauss)
d. Laksanakan fabrikasi besi pondasi strauss sesuai dan sequence pengecoran
e. Laksanakan fabrikasi bekisting pondasi strauss sesuai siklus
f. Laksanakan penyetelan besi pondasi dan beton decking sesuai sequence pengecoran
g. Laksanakan pemasangan/instalasi MEP dan embeded (bila ada)
h. Laksanakan pemasangan dan penyetelan bekisting pondasi strauss sesuai siklus pengecoran
i. Cek batas cor & verticallity pondasi strauss
j. Laksanakan dan awasi pengecoran beton pondasi
k. Laksanakan bongkar bekisting pondasi ( Perhatikan umur beton ) cara pembongkaran
diusahakan tidak merusak bekisting yang akan dipakai kembali
B. PEKERJAAN PANCANG
Tiang pancang pada pondasi difungsikan untuk mentransfer beban yang dipikul oleh pondasi ke
lapisan tanah terdalam dimana terdapat daya dukung tanah yang lebih baik, ada 3 macam jenis
tiang pancang yang biasa digunakan yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton dan tiang
pancang baja, masing masing tiang pancang memiliki kegunaan yang sama hanya saja
pemakaiannya tergantung dari bangunan seperti apa yang akan didirikan dan daya dukung tanah
sekitar yang akan dibangun. bentuk dari tiang pancang juga bermacam macam bisa berupa
silinder, persegi atau segitiga dengan panjang tiang 10 m sampai dengan 30 m. pemancangan
tiang pancang biasanya dilakukan dengan cara ditumbuk, dalam penumbukan tiang pancang juga
harus memperhatikan beberapa faktor agar dalam penumbukan tidak terjadi kerusakan. berbagai
metode kerja dapat digunakan sebagai cara pemancangan pondasi tiang pancang ini seperti
menggunakan alat berat hidrolik hammer seperti yang akan kita bahas kali ini yaitu metode
pemancangan tiang pancang beton menggunakan alat hidrolik hammer dengan urutan
langkah kerja sebagai berikut :
Langkah Langah Pemancangan
Tiang pancang yang dipakai adalah tiang pancang 25x25 cm panjang 6 m. dan
pemancangan dilakukan dengan alat hidrolik hammer, Berikut Tahapan pekerjaan pemancangan
Tiang Pancang beton:
C. PEKERJAAN PONDASI
1. Penjelasan Umum
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar
diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi /
Pengawas
2. Lingkup
Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang
mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance. Ketentuan-
ketentuanPondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang
mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar
rencana.
2. Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan
permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga
diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini
harus dipasang dengan adukan 1PC : 4 psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan
lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa
saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat
dipasang
bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan
gambar rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
Pekerjaan beton ini terdiri dari beberapa item pekerjaan Struktur lt. 1, lt. 2 dan 3 antara lain
Cor Kolom, Cor Kolom Praktis, Cor Beton Balok, Cor beton Balok Latei BL1, Cor Balok Latei
BL1 10/15, Cor Canopy. Pekerjaan tersebut harus saling mendukung untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan tepat waktu.
Sebelumnya peralatan, material dan juga man power harus dalam keadaan siap. Pekerjaan
pra pengecoran beton bertulang antara lain :
a. Penulangan
Pekerjaan penulangan ini diawali dengan pabrikasi tulangan yang dibuat dilokasi
tersendiri, untuk proyek ini yang bisa dikerjakan dengan pabrikasi adalah besi beton
beugel.Tulangan dipotong dan dibengkok sesuai dengan ukuran gambar kerja yang sudah
disiapkan oleh pelaksana.Setelah tulangan selesai dipabrikasi, tulangan dibawa kelokasi
pekerjaan dan dipasang sesuai kebutuhan pada gambar yang ada.Pemasangan tulangan
harus diperhatikan diameter, letak, dan posisi tulangan, antara tulangan harus diikat
dengan kawat bendrat dan dipastikan ikatan itu kuat sehingga tidak merubah bentuk dan
ukuran yang direncanakan. Untuk menjaga kualitas besi tulangan, hendaknya pada saat
penyimpanan diberi alas kayu dan ditutupi agar tidak karatan dan rusak
c. Pengecoran
Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer supaya campuran homogen. Untuk
mengetahui campuran yang telah kita kerjakan maka setiap bubur beton yang dihasilkan
diambil sedikit sebagai sample untuk dijadikan benda uji berupa kubus beton. Untuk
pekerjaan Cor Beton Kolom Praktris, dan Balok Latei 21,7 Mpa,menggunakan mesin
dengan perbandingan campuran beton sesuai 1 Pc :3 Psr : 4 Kr ..
Pekerjaan plesteran ini merupakan pekerjaan kusus, pada pekerjaan plesteran dinding
batu bata dengan spesi campuran 1 pc :4 ps di pasang yang mempunyai kedap terhadap air
sebagi penyekaat kolam yang dicampur dengan beton molen sampai homogin.
2. ACIAN
Pekerjaan plesteran ini merupakan pekerjaan kusus, pada pekerjaan plesteran dinding
batu bata dengan spesi campuran 1 pc :4 ps di pasang yang mempunyai kedap terhadap air
sebagi penyekaat kolam yang dicampur dengan beton molen sampai homogin.
3. BENANGAN
Pekerjaan plesteran ini merupakan pekerjaan kusus, pada pekerjaan plesteran dinding
batu bata dengan spesi campuran 1 pc :4 ps di pasang yang mempunyai kedap terhadap air
sebagi penyekaat kolam yang dicampur dengan beton molen sampai homogin
Pekerjaan ini dikerjankan setelah pasangan dinding batu bata telah selesai dikerjankan,
kemudian di ukur kembali untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan gambar
dan spesifikasi teknis yang di syaratkan.
Untuk pekerjaan atap pada lantai I ini kontraktor harus membaca gambar kerja dan
spesifikasi yang diinginkan sebagaimana yang tertuang dalam RKS dan RAB. Adapun yang
menjadi pekerjaan pokok pada pekerjaan atap adalah sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PLAFOND
Pemasangan gypsum merupakan salah satu pelengkap dekorasi rumah selain sebagai partisi,
gypsum dapat digunakan untuk plafond. Pemasangan gypsum/plafond gypsum pada ruangan
dapat memaksimalkan kesan yang kita inginkan, namun pemasangan gypsum sebaiknya harus
dengan cara yang benar dan tepat atau menggunakan tenaga ahli agar pemasangan gypsum
menghasilkan kesan yang rapih dan indah sesuai dengan yang kita harapkan.
1. Membersihkan langit – langit yang akan dipasang plafond. material yang tidak terpakai
seperti multriplek bekas bekisting lantai beton ada kemungkinan suatu saat dapat terlepas
dan merusak plafond dibawahnya, selain itu pembersihan lokasi juga dapat
mempermudah proses pemasangan plafond.
2. Memasang penggantung plafond. pengecekan harus terus dilakukan untuk memastikan
setiap penggantung terikat kuat dan berada pada posisi yang aman karena plafond harus
terpasang dalam keadaan kuat tanpa mengalami kerobohan sehingga membahayakan
aktifitas didalam sebuah ruangan, goyangan pada plafond yang seharusnya terpasang
diam juga dapat menyebabkan rasa was-was sehingga muncul rasa takut untuk berada
didalam ruangan tersebut
3. Tes beban gantung menggunakan beban pemberat. sebelum material plafond diikat pada
penggantung perlu di lakukan tes pembebanan terlebih dahulu untuk memastikan material
penggantung yang digunakan kuat untuk menahan beban plafond secara keseluruhan.
4. Mengukur kedataran tiang penggantung dengan waterpass dan rambu ukur. posisi yang
datar diperlukan agar hasil akhir pemasangan plafond rapi tidak bergelombang.
Menentukan batas- batas pemasangan dengan bantuan benang ukur.
5. Memasang rangka plafond untuk rang kayu. contoh pemasangan rangka plafond yang
menggunakan rangka kayu.
Untuk langkah awalnya dibuat profil dari paku dan ditarik benang. Sesuaikan tebal profil
dengan keramik yang akan dipasang, untuk garis horizontal ukur dengan waterpas atau memakai
selang. Dan untuk garis vertical diukur dengan menggunakan lot yang dapat memenuhi tegak
lurusnya terhadap bidang horizontal .Setelah semua profil acuan telah selesai dan diperiksa
kembali, maka bisa dilakukan pemasangan keramik.Untuk memperoleh hasil yang rapi
pemotongan keramik menggunakan alat yang tajam.Pada saat pemasangan dipastikan tidak ada
rongga udara pada spesi dibawahnya, oleh karena itu saat pemasangan keramik dipukul pelan-
pelan dengan menggunakan palu karet.Setelah selesai pemasangan keramik dilakukan
pengkolotan pada nat keramik dengan adonan PC. Setelah dikolot maka lantai harus dilap/disapu
sehingga bersih.
Pekerjaan mekanikal ini dikerjakan pada lt. 1, dan 2. Pekerjaan mekanikal dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dengan mengacu pada gambar dan bestek.
L. PEKERJAAN SANITASI
A. Instalasi Air bersih :
1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan kere-
takan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
B. Instalasi air Kotor
1. Hal yang perlu diketahui :
Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.
2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3. Sambungan harus betul-betul rapat.
4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di -
mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.
M. PEKERJAAN PENGECATAN
Bersihkan permukaan dinding dari debu , kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain lap.
Lindungi bahan – bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen / koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian – bagian dinding yang retak & kurang rata
dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek, kerataan permukaan dinding.
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang
yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua /
terakhir ( jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi ).
Cek kerataan pengecatan yang terakhir.
Apabila sudah rata, bersihkan cat – cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.
N. PENUTUP
Administrasi dan dokumentasi jika dilaksanakan dengan tertib dan baik akan memperlancar
pekerjaan.
Pekerjaan administrasi meliputi :
Pembuatan gambar kerja (Shop Drawing)
Pembuatan Izin Pelaksanaan Pekerjaan (Request)
Pembuatan laporan harian
Pembuatan laporan Mingguan
Pembuatan Buku Laporan Cuaca
Pembuatan Buku Bahan
Pembuatan Buku Tamu
Pembuatan Buku Jumlah Tenaga Kerja
Proses Penarikan Termin
Pembuatan Gambar Terlaksana ( as-built drawing )
Dll
Sedangkan untuk foto dokumentasi, pengambilan gambar harus berada disatu titik tetap
dalam arti tidak boleh pindah-pindah. Dalam kondisi 0%, 50%, 100% dan foto lainya dalam
pelaksanaan sebagi pendukung
Hal ini bertujuan agar proses pelaksanaan bisa tercover dalam dokumen dan bisa dibaca oleh
orang awam.
Demikian uraian Metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya, semoga
uraian di atas dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen
Penawaran.