Anda di halaman 1dari 19

ASAS : JURNAL SASTRA Volume 9 No.

2, November 2020
p-ISSN: 2301-5896 | e-ISSN: 2580-894X

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU


MENETAPKAN KKM MELALUI SUPERVISI
PENGAWAS SEKOLAH DI SMP SWASTA
PGRI 1 MEDAN PADA SEMESTER 1
T.P. 2019/2020

Arthalina Romauli Sinaga


Dinas Pendidikan Kota Medan
arthalinasinaga@gmail.com

Abstrak
Masalah penelitian ini adalah Apakah kemampuan guru menetapkan KKM dapat
meningkat melalui tindakan Supervisi Pengawas Sekolah di SMP Swasta PGRI 1
Medan? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru
menetapkan KKM melalui tindakan Supervisi Pengawas Sekolah di SMP Swasta
PGRI 1 Medan. Penelitian ini memakai kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Swasta PGRI 1 Medan. Penelitian dilaksanakan mulai selama 3
(tiga) bulan pada semester 1 T.P.2019/2020 dari tanggal 01 Agustus s/d 31 Oktober
2019. Berdasarkan perolehan hasil pada siklus I dan II dapat tercermin bahwa
prestasi guru dalam membuat dan menerapkan KKM mata pelajaran sesuai bidang
tugasnya dapat ditingkatkan melalui peran supervisi Pengawas Sekolah.Berdasarkan
hasil penelitian ini disimpulkan bahwa melalui Supervisi Pengawas Sekolah dapat
meningkatkan prestasi kerja guru mata pelajaran membuat dan menerapkan KKM di
SMP Swasta PGRI 1 Medan.
Kata Kunci: Kemampuan Guru, KKM, Supervisi, Pengawas, PGRI, Medan

1. PENDAHULUAN sebagai bagian dari langkah


Salah satu prinsip penilaian pada pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
kurikulum berbasis kompetensi adalah Pendidikan. Kurikulum berbasis
menggunakan acuan kriteria, yakni kompetensi yang menggunakan acuan
menggunakan kriteria tertentu dalam kriteria dalam penilaian, mengharuskan
menentukan kelulusan peserta didik. pendidik dan satuan pendidikan
Kriteria paling rendah untuk menyatakan menetapkan KKM dengan analisis dan
peserta didik mencapai ketuntasan memperhatikan mekanisme, yaitu prinsip
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal dan langkah-langkah penetapan.
(KKM). Penetapan Kriteria Ketuntasan Kenyataan dilapangan guru dalam
Minimal (KKM) merupakan tahapan awal menetapkan KKM tidak berdasarkan
pelaksanaan penilaian hasil belajar analisis dan tidak memperhatikan prinsip

92
serta langkah-langkah penetapan, oleh yang dihadapi guru dan anak didik dan
karena itu perlu ada kegiatan pada awal sekaligus mengadakan perbaikan.
tahun pelajaran yang dapat memberikan Berdasarkan hal tersebut, penulis
informasi kepada guru yang dijadikan sebagai seorang Pengawas Sekolah merasa
pedoman dalam penetapan KKM.Rencana tertantang untuk mengadakan perbaikan
meningkatkan mutu pembelajaran yang pembelajaran demi peningkatan kualitas
dibuat oleh guru tidak selamanya efektif belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini
dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh penulis melakukan tindakan perbaikan
karena itulah agar rencana penetapan pembelajaran melalui penelitian tindakan
KKM yang telah dibuat yang memiliki dengan judul: Upaya Meningkatkan
kelemahan tidak terjadi lagi pada rencana Kemampuan Guru Menetapkan KKM
penetapan KKM berikutnya. Keberhasilan Melalui Supervisi Pengawas Sekolah Di
guru dapat diukur berdasarkan tingkat SMP Swasta PGRI 1 MedanPada
ketuntasan penguasaan anak didik tentang Semester 1 T.P.2019/2020.
materi pelajaran yang diberikn oleh guru. Berdasarkan latar belakang
Guru berhasil apabila anak didik telah masalah yang telah diuraikan
tuntas belajar minimal 75% dan 75% dari diatas,peneliti merumuskan masalah
siswanya telah mencapai ketuntasan Apakah kemampuan guru menetapkan
belajar. KKM dapat meningkat melalui tindakan
Oleh karna itu, guru memiliki Supervisi Pengawas Sekolah di SMP
tangggung jawab yang berat apabila anak Swasta PGRI 1 Medan? Adapun tujuan
didiknya belum mencapai ketuntasan penelitian ini adalah:Untuk meningkatkan
belajar. Hal ini juga menuntut seorang kemampuan guru menetapkan KKM
guru agar selalu mencaripenyebab ketidak melalui tindakan Supervisi Pengawas
tuntasan anak didik dan agar selalu Sekolah di SMP Swasta PGRI 1 Medan.
mengadakan perbaikan secara kontinu.
Berdasarkan pengamatan setelah diberikan
2. KAJIAN TEORI
Ulangan di Kelas IXSMP Swasta PGRI 1
Medan ternyata hasilnya masih jauh dari 2.1.1. Hakikat Kriteria Ketuntasan
memuaskan. Untuk pelajaran Bahasa Minimal (KKM)
Inggris, hanya 45% dari jumlah siswa yang Perangkat Penilaian Kurikulum
tuntas belajar.Hal inilah yang mendorong Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah
peneliti untuk senantiasa selalu Menengah Atas dari Departemen
mengadakan penyelidikan permasalahan Pendidikan Nasional, dijelaskan :

93
Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme layanan pengayaan bagi yang sudah
Penetapan KKM yang isinya sebagai melampui Kriteria ketuntasan minimal.
berikut : Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan ditetapkan oleh satuan pendidikan
Minimal (KKM) berdasarkan hasil musyawarah guru mata
Salah satu prinsip penilaian pada pelajaran di satuan pendidikan atau
kurikulum berbasis kompetensi adalah beberapa satuan pendidikan yang memiliki
menggunakan acuan kriteria, yakni barakteristik yang hampir sama.
menggunakan kriteria tertentu dalam Pertimbangan pendidik atau forum
menentukan kelulusan peserta didik. MGMP secara akademis menjadi
Kriteria paling rendah untuk menyatakan pertimbangan utama penetapan KKM.
peserta didik mencapai ketuntasan Kriteria Ketuntasan menunjukkan
dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal persentase tingkat pencapaian kompetensi
(KKM). sehingga dinyatakan dengan angka
KKM harus ditetapkan sebelum maksimal 100 (seratus). Angka maksimal
awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal.
besarnya jumlah peserta didik yang Target ketuntasan secara nasional
melampui batas ketuntasan minimal, tidak diharapkan mencapai minimal 75. Satuan
mengubah keputusan pendidik dalam Pendidikan dapat memulai dari kriteria
menyatakan lulus dan tidak lulus ketuntasan minimal di bawah target
pembelajaran. Acuan Kriteria tidak diubah nasional kemudian ditingkatkan secara
secara serta merta karena hasil empirik bertahap.
penilaian. Pada acuan norma, kurva Kriteria ketuntasan minimal
normal sering digunakan untuk menjadi acuan bersama pendidik, peserta
menentukan ketuntasan belajar peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh
didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang karena itu pihak-pihak yang
memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi berkepentingan terhadap penilaian di
dari kurva normal untuk mendapatkan sekolah berhak untuk mengetahuinya.
sejumlah peserta didik yang melebihi nilai Satuan pendidikan perlu melakukan
6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan Kriteria sosialisasi agar informasi dapat diakses
mengharuskan pendidik untuk melakukan dengan mudah oleh peserta didik dan atau
tindakan yang tepat terhadap hasil orang tuanya. Kriteria Ketuntasan Minimal
penilaian, yaitu memberikan layanan harus dicantumkan dalam Laporan Hasil
remedial bagi yang belum tuntas dan atau
94
Belajar (LHB) sebagai acuan dalam kurikulum dapat dilihat dari
menyikapi hasil belajar peserta didik. keberhasilan pencapaian KKM
sebagai tolok ukur. Oleh karena itu
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan hasil pencapaian KD berdasarkan
Minimal (KKM) KKM yang ditetapkan perlu dianalisis
1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam untuk mendapatkan informasi tentang
menilai kompetensi peserta didik peta KD-KD tiap mata pelajaran yang
sesuai kompetensi dasar mata mudah atau sulit, dan cara perbaikan
pelajaran yang diikuti. Setiap dalam proses pembelajaran maupun
kompetensi dasar dapat diketahui pemenuhan sarana-prasarana belajar
ketercapaiannya berdasarkan KKM di sekolah;
yang ditetapkan. Pendidik harus 4) Merupakan kontrak pedagodik antara
memberikan respon yang tepat pendidik dengan peserta didik dan
terhadap pencapaian kompetensi dasar antara satuan pendidikan dengan
dalam bentuk pemberian layanan masyarakat. Keberhasilan pencapaian
remidial atau layanan pengayaan; KKM merupakan upaya yang harus
2) Sebagai acuan bagi peserta didik dilakukan bersama antara pendidik,
dalam menyiapkan diri mengikuti peserta didik, pimpinan satuan
penilaian mata pelajaran. Setiap pendidikan, dan orang tua. Pendidik
kompetensi dasar (KD) dan indikator melakukan upaya pencapaian KKM
ditetapkan KKM yang harus dicapai dengan memaksimalkan proses
dan dikuasai oleh peserta didik. pembelajaran dan penilaian. Peserta
Peserta didik diharapkan dapat didik melakukan upaya pencapaian
mempersiapkan diri dalam mengikuti KKM dengan proaktif mengikuti
penilaian agar mencapai nilai kegiatan pembelajaran serta
melebihi KKM. Apabila hal tersebut mengerjakan tugas-tugas yang telah
tidak bisa dicapai, peserta didik harus didesain pendidik. Orang tua dapat
mengetahui KD-KD yang belum membantu dengan membrikan
tuntas dan perlu perbaikan. motivasi dan dukungan penuh bagi
3) Dapat digunakan sebagai bagian dari putra-putrinya dalam mengikuti
komponen dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pimpinan
program pembelajaran yang satuan pendidikan berupaya
dilaksanakan di sekolah. Evaluasi memaksimalkan pemenuhan
keterlaksanaan dan hasil program kebutuhan untuk mendukung
95
terlaksananya proses pembelajaran mata pelajaran di sekolahnya.
dan penilaian di sekolah; Sedangkan metode kuantitatif
5) Merupakan target satuan pendidikan dilakukan dengan rentang angka
dalam pencapaian kompetensi tiap yang disepakati sesuai dengan
matapelajaran. penetapan kriteria yang
6) Satuan pendidikan harus berupaya ditentukan;
semaksimal mungkin untuk melampui (2) Penetapan nilai kriteria ketuntasan
KKM yang ditetapkan. Keberhasilan minimal dilakukan melalui analisis
pencapaian KKM merupakan salah ketuntasan belajar minimal pada
satu tolok ukur kinerja satuan setiap indikator dengan
pendidikan dalam menyelenggarakan memperhatikan kompleksitas,
program pendidikan. Satuan daya dukung, dan intake peserta
pendidikan dengan KKM yang tinggi didik untuk mencapai ketuntasan
dan dilaksanakan secara bertanggung kompeteni dasar dan standar
jawab dapat menjadi tolok ukur kompetensi;
kualitas mutu pendidikan bagi (3) Kriteria ketuntasan minimal setiap
masyarakat. Kompetensi Dasar (KD)
merupakan rata-rata dari indikator
yang terdapat dalam Kompetensi
c. Mekanisme Penetapan KKM.
Dasar tersebut. Peserta didik
1) Prinsip Penetapan KKM
dinyatakan telah mencapai
Penetapan Kriteria Ketuntasan ketuntasan belajar untuk KD
Minimal perlu mempertimbangkan tertentu apabila yang bersangkutan
beberapa ketentuan sebagai berikut : telah mencapai ketuntasan belajar
minimal yang telah ditetapkan
(1) Penetapan KKM merupakan
untuk seluruh indikator pada KD
kegiatan pengambilan keputusan
tersebut;
yang dapat dilakukan melalui
(4) Kriteria ketuntasan minimal setiap
metode kualitatif dan atau
Standar Kompetensi (SK)
kuantitatif. Metode kualitatif dapat
merupakan rata-rata KKM
dilakukan melalui Profesional
Kompetensi Dasar (KD) yang
judgement, mempertimbangkan
terdapat dalam SK tersebut;
kemampuan akademik dan
(5) Kriteria Ketuntasan Minimal mata
pengalaman pendidik mengajar
pelajaran merupakan rata-rata dari
96
semua KKM-SK yang terdapat aspek kriteria, yaitu komleksitas,
dalam satu semester atau satu tahun daya dukung, dan intake peserta
pembelajaran, dan dicantumkan didik dengan skema sebagai berikut
dalam Laporan Hasil Belajar (LHB :
/Rapor) peserta didik;
(6) Indikator merupakan acuan /
rujukan bagi pendidik untuk
membuat soal-soal ulangan, baik
Ulangan Harian (UH), Ulangan
Tengah Semester (ULS) maupun
Ulangan Akhir Semester (UAS).
Soal ulangan ataupun tugas-tugas
harus mampu
mencerminkan/menampilkan Hasil penetapan KKM indikator
pencapaian indikator yang berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata
diujikan. Dengan demikian pelajaran :
pendidik tidak perlu melakukan
(2) Hasil penetapan KKM oleh guru
pembobotan seluruh hasil ulangan,
atau kelompok guru mata pelajaran
karena semuanya memiliki hasil
disahkan oleh Kepala Sekolah
yang setara;
untuk dijadikan patokan guru
(7) Pada setiap indikator atau
dalam melakukan penilaian;
kompetensi dasar dimungkinkan
(3) KKM yang ditetapkan
adanya perbedaan nilai ketuntasan
disosialisasikan kepada pihak-
minimal.
pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas
2) Langkah-langkah Penetapan KKM
pendidikan;
Penetapan KKM dilakukan oleh guru (4) KKM dicantumkan dalam LHB
atau kelompok guru mata pelajaran. pada saat hasil penilaian dilaporkan
Langkah penetepan KKM adalah sebagai kepada orang tua/wali peserta
berikut : didik.

(1) Guru atau kelompok guru


menetapkan KKM mata Pelajaran 3) Penetuan Kriteria Ketuntasan Minimal

dengan mempertimbangkan tiga (KKM)

97
KKM pada setiap indikator pada - Sedang, jika 4 indikator di atas, maka
KD, SK dari mata pelajaran ditetapkan poin 2,
melalui analisis Kompleksitas, Daya - Rendah jika 0 – 3 indikator di atas,
Dukung, dan Intake. maka poin 1

(1) Kompleksitas (S)


(3) Intake
S1 : tergolong ranah kognitif tinggi,
Rata-rata nilai asal siswa
S2 : konsep abstrak bagi siswa,
Untuk intake dibagi menjadi tiga tingkat,
S3 : kurangnya contoh yang ditemukan
yaitu :
siswa,
S4 : mengandung banyak istilah asing, - Tinggi, jika rata-rata 80 – 100, maka
S5 : kurang didukung sarana, poin 3
S6 : bahan sajian sulit dipahami - Sedang, jika rata-rata 60 – 79, maka
Untuk komPleksitas dibagi menjadi 3 poin 2
tingkat, yaitu : - Rendah, jika rata-rata 59 kebawah,
maka poin 1
- Tinggi, jika 5 – 6 indikator di atas,
KKM indikator pada KD, SK dalam mata
maka poin 1,
pelajaran adalah jumlah poin yang didapat
- Sedang, jika 4 indikator di atas, maka
dibagi sembilan kali seratus.
poin 2,
JUMLAH POIN DIDAPAT
- Rendah, jika 0 – 3 indikator di atas,
KKM = X 100 = . . . (bulat)
maka poin 3 9

(2) Daya dukung (D) 2.1.2. Hakikat Supervisi Pengawas


D1 : Sarana Prasarana, Sekolah
D2 : Ketersediaan tenaga, Dalam pemakaiannya secara umum
D3 : Kepdulian Stake Holders supervision diberi arti sama dengan
D4 : Biaya Operasional Pendidikan, director, manager, hal ini ada

D5 : Manajemen Sekolah, kecondongan untuk membatasi pemakaian


Daya dukung dibagi menjadi tiga tingkat istilah supervisor pada orang-orang yang
yaitu : berada dalam kedudukan yang lebih bawah
dalam hierarki manajemen.
- Tinggi, jika 5 indikator di atas, maka
Dalam sistem sekolah, khususnya
poin 3,
sekolah yang sudah berkembang situasinya
agak lain, Kimbal Wiles mendefinisikan

98
supervisi adalah “Segala usaha dari para Oleh karena itu supervisi berkepentingan
pejabat sekolah yang diangkat dan tentang segala sesuatu yang berhubungan
diarahkan kepada penyediaan dengan peningkatan kualitas pembelajaran
kepemimpinan bagi para guru dan tenaga dan prestasi belajar siswa.
pendidikan lain dalam perbaikan Tujuan supervisi adalah
pengajaran melibat stimulasi pertumbuhan mengembangkan situasi pembelajaran
profesional dan perkembangan dari pada yang lebih baik, usaha perbaikan belajar
guru, seleksi dan revisi tujuan pendidikan, dan mengajar ditujukan kepada pencapaian
bahan pengajaran, metode-metode tujuan pembelajaran dan peningkatan
mengajar dan evaluasi pengajaran prestasi belajar siswa secara maksimal.
(Kimball Wiles, 1955: 8-10). Secara umum dan konkrit tujuan dari
Masih banyak lagi definisi-definisi supervisi antara lain:
lain dan yang dikutip diatas bisa dianggap 1) Membantu guru melihat dengan jelas
mewakili pandangan-pandangan baru tujuan-tujuan pendidikan
tentang supervisi berhubungan dengan 2) Membantu guru dalam membimbing
pemahaman baru bagaimana belajar kegiatan belajar siswa
mengajar itu terjadi, kemajuan ilmu 3) Membantu guru dalam menggunakan
pengetahuan dan teknologi pendidikan alat pelajaran modern, metode dan
serta perkembangan dalam metodologi sumber-sumber kegiatan
pengajaran. pembelajaran.
Fungsi pokok dari supervisi 4) Membantu guru-guru agar waktu dan
pendidikan adalah membantu guru-guru tenaganya tercurahkan sepenuhnya
untuk memperoleh arah diri dan belajar dalam pelaksanaan tugasnya.
memecahkan masalah dengan imajinatif Seorang pimpinan pendidikan
dan kreatif, bantuan itu dapat diberikan termasuk pengawas sekolah yang
dalam berbagai kegiatan antara lain, berfungsi sebagai sueprvisor dalam
pemeriksaan administrasi pembelajaran, pelaksanaan tugasnya hendaknya
kunjungan kelas (supervisi pembelajaran), bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi
pembicaraan individual, demontrasi sebagai berikut:
mengajar. Semua kegiatan itu 1) Ilmiah yang mencakup unsur-unsur:
dimaksudkan membimbing pertumbuhan a) Sistematika artinya dilaksanakan
guru, apabila guru tumbuh, belajar dan secara teratur, berencana dan kontinyu.
menambah cakap maka siswa akan belajar
dan tambah berkembang dengan baik.
99
b) Obyektif yaitu data yang didapat pada pada dunia pendidikan dapat dibedakan
operasi yang nyata bukan tafsiran menjadi dua macam yaitu Supervisi
pribadi. Akademik dan Supervisi Manajerial,
c) Menggunakan alat (instrumen) yang disamping itu mengenal pula Supervisi
dapat memberi informasi sebagai Klinis.
umpan balik untuk mengadakan Bidang akademik yang harus
penilaian terhadap proses belajar dimiliki para guru mencakup bidang yang
mengajar menjunjung tinggi asas sangat luas, yakni sebanyak subyek yang
musyawarah, memiliki jiwa harus diajarkan kepada para siswanya.
kekeluargaan. Menurut UU Nomor 14 tahun 2005
2) Demokratis, yaitu menjunjung tinggi tentang Guru dan Dosen. Ada empat
asas musyawarah, memiliki jiwa kompetensi pokok yang harus dikuasai
kekeluargaan yang kuat serta sanggup oleh guru meliputi:
menerima pendapat orang lain. a. Kompetensi Pedagogik
3) Kooperatif, seluruh staf dapat bekerja b. Kompetensi Kepribadian
bersama mengembangkan usaha c. Kompetensi Sosial
bersama dalam menciptakan situasi d. Kompetensi Profesional
belajar mengajar yang lebih baik. Kompetensi Pedagogik, yaitu
4) Konstruktif dan kreatif yaitu membina kemampuan guru dalam mengelola
inisiatif guru serta mendorong untuk pembelajaran yang meliputi pemahaman
aktif menciptakan suasana dimana tiap terhadap peserta didik, perancangan dan
orang merasa aman dan dapat pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
menggunakan potensi-potensinya (P.A. pembelajaran dan pengembangan peserta
Sahertian dan Frans Mataheru, 1981 : didik untuk mengaktualisasikan berbagai
30 – 31). potensi yang dimilikinya. Upaya
Setiap kegiatan atau pekerjaan memperdalam pemahaman terhadap
yang dilakukan di sekolah ataupun di peserta didik ini didasari oleh kesadaran
kantor-kantor memerlukan adanya bahwa bakat minat dan tingkat
supervisi agar pekerjaan itu dapat berjalan kemampuan mereka berbeda-beda,
dengan lancar dan mencapai tujuan yang sehingga layanan terhadap individual juga
telah ditentukan. Berdasarkan banyaknya berbeda-beda. Sekalipun bahan ajar yang
jenis pekerjaan yang dilakukan oleh guru- disajikan dalam kelas secara klasikal sama,
guru maupun para karyawan pendidikan, namun ketika sampai kepada pemahaman
maka penulis berpendapat bahwa supervisi secara individual guru harus mengetahui
100
tingkat perbedaan individual siswa, yang hanya mengedepankan kepentingan
sehingga dapat memandu siswa yang diri sendiri, guru harus pandai bergaul,
percepatan belajarnya terbelakang, ramah terhadap peserta didik orang tua
sehingga pada akhir pembelajaran masyarakat pada umumnya. Guru adalah
memiliki kesetaraan. Pada dasarnya proses sosok yang dapat secara luwes
pembelajaran ini adalah bagaimana berkomunikasi ke segala arah, karena
kemampuan pendidik membantu bidang tugasnya hanya berhubungan
pengembangan seluruh potensi yang dengan siswa antar guru dengan atasannya
dimiliki oleh peserta didik. dan kepada masyarakat pada umumnya,
Kompetensi Kepribadian, yaitu terletak pada bagaimana kemampuan guru
guru memiliki kepribadian yang mantap, melakukan interaksi sosial ini kepada
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, siswa dan masyarakat lainnya.
menjadi teladan bagi peserta didik dan Kompetensi Profesional yaitu
berakhlak mulia. Bakat dan minat menjadi kemampuan penguasaan materi
guru merupakan faktor penting untuk pembelajaran secara luas dan mendalam
memperkokoh seseorang memilih profesi yang memungkinkan guru mampu
guru. Guru adalah teladan bagi anak didik membimbing peserta didik dapat
dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu memenuhi standar kompetensi minimal
kepribadian yang mantap menjadi syarat yang seharusnya yang dikuasai oleh
pokok bagi guru agar tidak mudah peserta didik. Guru diwajibkan menguasai
terombang ambing secara psikologis oleh dengan baik mata pelajaran yang
situasi yang terus berubah secara dinamis diasuhnya, sejak dari dasar-dasar
(baik positif ataupun negatif). Dengan keilmuannya sampai dengan bagaimana
kepribadian seperti itu, guru akan mampu metode dan tehnik untuk mengajarkan
tampil berwibawa, arif dalam menyapa dan serta cara mengajar. Akhir dari proses
mendidik para siswa dan cerdas dalam pembelajaran adalah siswa memiliki
melayani masyarakat dengan segala standar kompetensi minimal yang harus
perbedaannya. dikuasai dengan baik, sehingga ia dapat
Kompetensi Sosial yaitu melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuan berkompetensi secara efektif kompetensi tersebut. Guru profesional
dengan peserta didik, sesama pendidik, adalah guru yang menguasai pelajaran
tenaga kependidikan orang tua/wali peserta dengan baik dan mampu membelajarkan
didik dan masyarakat sekitar. Guru harus siswa secara optimal dengan mengusai
menjauhkan diri dari sikap egois, sikap
101
semua kompetensi yang dipersyarakatkan gurumatapelajaran di SMP Swasta PGRI 1
bagi seorang guru. Medan sebanyak 15 orang.
Namun untuk memelihara stabilitas
dan kontinyuitas semua kemampuan 3.4. Prosedur Penelitian
akademik guru tersebut, harus ada pihak Penelitian dilaksanakan dalam 2
yang ditugasi untuk memelihara dan (dua) siklus. Adapun langkah – langkah
mengawasi semua aktivitas guru dalam yang dilaksanakan pada setiap siklus
bidang akademik, yaitu pengawas sekolah adalah :
yang harus melakukan supervisi akademik 1.Perencanaan Tindakan
secara berkala dan berkelanjutan. Pada tahap ini peneliti merencanakan
hal-hal sebagai berikut

3. METODE PENELITIAN a) Mengidentifikasi dan membuat daftar


permasalahan kemampuan guru
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
kemampuan dalam menetapkan KKM
Penelitian dilaksanakan di
matapelajaran.
sekolah binaan peneliti sebagai pengawas
b) Merumuskan alternative pemecahan
sekolah yaitu SMP Swasta PGRI 1 Medan.
masalah dan membuat skenario
Penelitian dilaksanakan mulai selama 3
pembinaan guru serta bahan-
(tiga) bulan pada semester 1
bahan/materi/media yang diperlukan
T.P.2019/2020 dari tanggal 01 Agustus s/d
dalam pembinaan tersebut.
31 Oktober 2019.
c) Merumuskan indikator keberhasilan
pembinaan guru
3.2. Objek Penelitian
d) Menentukan jadual kegiatan
Yang menjadi objek tindakan pada pembinaan guru
penelitian ini adalah pemberian bimbingan e) Mengkordinasikan kegiatan
dan arahan Pengawas Sekolah untuk penelitian dengan sekolah dan guru-
meningkatkankemampuan guru guru yang menjadi subjek penelitian
matapelajaran menetapkan KKM di SMP f) Menyiapkan instrumen untuk
Swasta PGRI 1 Medan. mengukur keberhasilan pembinaan
guru
3.3. Subjek Tindakan
Secara ringkas perencanaan tindakan
Yang menjadi subjek tindakan
yang dibuat oleh peneliti disajikan pada
dalam penelitian ini adalah guru
tabel berikut:

102
Tabel 1
Jenis Tindakan Dalam Penelitian
No Jenis Tindakan Waktu Pelaksanaan Keterangan
I Aksi Peneliti

1 Mengidentifikasikan masalah penetapan Minggu I Agustus Peneliti


KKM mata pelajaran memperhatikan tiga
aspek : kompleksitas, daya dukung, dan
intake
2 Merumuskan upaya pemecahan masalah Minggu II Agustus Peneliti
perbaikan kesulitan penetapan KKM mata
pelajaran
3 Melakukan pembinaan penyempurnaan Minggu III Agustus Peneliti
dan pemahaman penetapan KKM mata
pelajaran
4 Menyusun pedoman penetapan KKM mata Minggu IV Agustus Peneliti
pelajaran
5 Malakukan simulasi penetapan KKM mata Minggu I September Peneliti
pelajaran
II Aksi Guru Mata Pelajaran

1 Mengikuti arahan binaan peneliti setiap Minggu II September Guru


siklus
2 Mempraktekkan penetapan KKM mata Minggu III Guru
pelajaran September
3 Mensimulasikan penetapan KKM mata Minggu IV Guru
pelajaran September
4 Mengikuti arahan tindakan perbaikan Minggu I-III Oktober Guru
Akhir Siklus

2. Pelaksanaan Tindakan a) Peneliti menilai kualitas


Langkah-langkah pelaksanaan tindakan kemampuan guru dalam
adalah sebagai berikut: menetapkan KKM matapelajaran.
sebagai bahan pembinaan.

103
b) Peneliti membina kemampuan Dalam penelitian ini observasi
guru menetapkan KKM difokuskan terhadap aspek kemampuan
matapelajaran menggunakan guru membuat/menetapkan KKM
buku-buku dan buletin sebagai matapelajaran.
media, sarana, maupun sumber- Untuk melaksanakan observasi terhadap
sumber tertentu sesuai dengan pelaksanaan dan hasil pemberian tindakan,
permasalahan. Pembinaan menggunakan pedoman observasi yang
dilakukan secara individual dan sudah dipersiapkan.
kelompok bertujuan untuk 4.Refleksi
memperbaiki kemampuan guru Semua data yang terjaring melalui
membuat instrumen evaluasi instrumen ,hasil diskusi dan catatan-
pembelajaran. catatan selama tindakan diolah dengan
c) Setelah mengikuti pembinaan, metode kuantitatif deskriptif komparatif,
guru menyusun atau merevisi sehingga dapat diketahui aspek
perencanaan pembuatan KKM keberhasilan dan aspek kelemahan
matapelajaran berdasarkan kemampuan guru merencanakan/membuat
prosedur dan peneliti melakukan KKM matapelajaran berdasarkan norma /
evaluasi terhadap kemampuan kriteria yang telah ditentukan sebagai
guru menetapkan KKM berikut :
matapelajaran. a. Kemampuan menganalisis
d) Hal-hal yang merupakan aspek kompleksitas, daya dukung, dan intake
kelemahan direfleksikan pada per indikator.
tindakan siklus berikutnya. b. Kemampuan menetapan KKM
indikator yang terdapat pada KD.
3.Observasi
c. Kemampuan menetapan KKM KD,
Tujuan observasi adalah untuk rata-rata dari indikator yang terdapat
menentukan apakah guru telah mencapai pada KD.
kriteria pengukuran sebagaimana d. Kemampuan menetapan KKM SK
dinyatakan indikator kinerja pembinaan. rata-rata dari KD yang terdapat pada
Hasil evaluasi bermanfaat untuk SK.
menentukan validitas teknik pembinaan e. Kemampuan menetapan KKM mata
dan komponen-komponennya dalam pelajaran rata-rata dari SK yang
rangka perbaikan proses pembinaan terdapat pada
berikutnya. mata pelajaran.
104
f. Kemampuan menetapan KKM oleh keterampilan dan sikap guru yang
guru, disahkan oleh Kepala Sekolah. menjadi tujuan pembinaan.
g. Kemampuan mensosialisasikan KKM c) Apabila ternyata tujuan pembinaan
kepada peserta didik, orang tua, dan belum tercapai semua tetapi ada
Dinas Pendidikan. peningkatan walaupun belum
h. Kemampuan mencantumkan KKM memuaskan maka mulailah
LHB. merevisi kembali program
Berdasarkan aspek keberhasilan pembinaan dan
dan aspek kelemahan tersebut peneliti mengimplementasikannya pada
merevisi program pembinaan yang sudah siklus berikutnya.
dilaksanakan. Revisi ini dilakukan Dalam setiap pembinaan kemampuan
seperlunya, sesuai dengan hasil evaluasi guru melaksanakan penilaian pembelajaran
yang telah dilakukan. Langkah-langkahnya peneliti menggunakan metode ceramah,
sebagai berikut. diskusi dan tanya jawab menggunakan
a) Me-review rangkuman hasil refrensi dari buku-buku dan buletin
evaluasi sebagai media, sarana, maupun sumber-
b) Apabila ternyata tujuan pembinaan sumber tertentu.
tidak tercapai sama sekali maka Secara skematis prosedur
sebaiknya dilakukan penilaian penelitian tindakan dapat dilihat pada
ulang terhadap pengetahuan, bagan berikut:

MELAKSANAKAN

MERENCANAKAN SIKLUS I MENGOBSERVASI

MERENCANAKAN

MELAKSANAKAN

MERENCANAKAN SIKLUS II MENGOBSERVASI

MERENCANAKAN

105
MELAKSANAKAN

MERENCANAKAN SIKLUS III MENGOBSERVASI

MERENCANAKAN

4. HASIL PENELITIAN DAN oleh guru dalam merencanakan dan


PEMBAHASAN menerapkan KKM mata pelajaran adalah :

4.1.Hasil Penelitian 1. Pemahaman guru terhadap kriteria

Penelitian diawali dengan tindakan pembuatanKKM mata pelajaran

awal untuk mengetahui tingkat tergolong sangat rendah.

kemampuan guru dalam merencanakan 2. Kemampuan guru menerapkan KKM

dan menerapkan KKM mata pelajaran. mata pelajaran tergolong kurang.

Tindakan awal dilakukan melalui 4.1.1. Diskripsi hasil penelitian pada

observasi, studi dokumen dan wawancara siklus I

terhadap guru mata pelajaran. Siklus I


a. Indikator 1

Berdasarkan data yang diperoleh pada Kemampuan guru memahami

tindakan awal dapat digambarkan bahwa kriteria pembuatan KKM mata pelajaran

kelemahan yang menonjol yang dialami disajikan pada tabel 2.

Tabel 2
Hasil Siklus I
Kemampuan Guru Merencanakan KKM Matapelajaran
No Kemampuan Kriteria F Prestasi
1 85 – 100 Sangat baik 0 00,00
2 75 – 84 Baik 0 00,00
3 65 – 74 Cukup 6 40,00
4 55 – 64 Kurang 8 53,33
5 0 - 54 Sangat kurang 1 6,67
Jumlah 15 100,00

Dengan memperhatikan tabel 2 kemampuan guru memahami kriteria


dapat disimpulkan bahawa untuk indikator pembuatan KKM mata pelajaran melalui
1 diperlukan tindakan penyempurnaan bimbingan terprogram dengan cara:

106
a. Penjelasan / dialog diperlukan peningkatan prestasi guru
b. Pemberian contoh merencanakan KKM mata pelajaran
c. Penugasan-penugasan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Adapun rincian prestasi
b. Indikator 2
kemampuan guru memahami kriteria
Kemampuan guru dalam menerapkan
pembuatan KKM mata pelajaran adalah :
KKM mata pelajaran yang telah
kriteria Cukup 40%;kriteria Kurang
dirancang. Pada akhir siklus pertama dapat
53,33%dan kriteria Sangat
tergambar prestasi guru menerapkan KKM
Kurang6,67%.Hal ini menggambarkan
mata pelajaran pada tabel 3.

Tabel 3
Hasil Siklus I
Kemampuan Guru Menerapkan KKM Matapelajaran

No Kemampuan Kriteria F Prestasi


1 85 – 100 Sangat baik 0 00,00
2 75 – 84 Baik 0 00,00
3 65 – 74 Cukup 11 73,33
4 55 – 64 Kurang 4 26,67
5 0 - 54 Sangat kurang 0 10,00
Jumlah 15 100,00

Penyebaran data menunjukkan 4.1.2.Siklus II


kriteria Cukup 73,33%;kriteria Kurang Setelah pelaksanaan siklus I selesai
26,67%. Bila dihubungkan dengan maka kedua indikator penelitian
indikator 1 dapat disimpulkan terdapat dipersentasikan dengan hasil pada tabel 2
korelasi bahwa kemampuan guru dan 3. Setelah data tercermin demikian,
menerapkan KKM mata pelajaran lemah. maka peneliti melanjutkan siklus kedua
Berdasarkan data prestasi guru dengan beberapa aksi yang telah dilakukan
SMP Swasta PGRI 1 Medanpada Tabel 2 peneliti (pengawas) bersama guru mata
dan 3 peneliti melakukan tindakan pelajaran selama empat minggu, kemudian
supervisi (pembinaan) sebagai tindakan diperoleh hasil sebagai berikut pada tabel 4
perbaikan dan penyempurnaan dengan dan 5.
mengulang pengembangan kedus indikator
tersebut.

107
Tabel 4
Hasil Siklus II
Kemampuan Guru Merencanakan KKM Matapelajaran

No Kemampuan Kriteria F Prestasi


1 85 – 100 Sangat baik 3 20,00
2 75 – 84 Baik 6 40,00
3 65 – 74 Cukup 6 40,00
55 – 64 Kurang 00,00
4 0
0 - 54 Sangat kurang 00,00
5 0 100,00
Jumlah 15

Penyebaran data menunjukkan terjadi rincian 20% kriteria Sangat Baik;40%


perbaikan prestasi (kemampuan) guru kriteria Baik dan 40 % kriteria Cukup.
dalam memahami indikator 1 dengan

Tabel 5
Hasil Siklus II
Kemampuan Guru Menerapkan KKM Matapelajaran

No Kemampuan Kriteria F Prestasi


1 85 – 100 Sangat baik 5 33,33
2 75 – 84 Baik 6 40,00
3 65 – 74 Cukup 4 26,67
4 55 – 64 Kurang 0 00,00
5 0 - 54 Sangat kurang 0 00,00
Jumlah 15 100,00

Penyebaran data pada tabel 5 dapat terhadap indikator satu dan dua mengalami
tergambar bahwa prestasi kerja guru dalam peningkatan.
menerapkan KKM matapelajaran
disimpulkan berada pada kriteria sangat 4.2.Pembahasan
Baik 33,33%;kriteria Baik 40% dan Keberhasilan kinerja guru yang
kriteriaCukup 26,67%mencerminkan baik pada setiap satuan pendidikan pada
prestasi guru mata pelajaran menetapkan saat ini tergolong belum dapat
KKM di SMP Swasta PGRI 1 Medan dibanggakan, hal ini terbukti dengan mutu
pendidikan secara nasional.
108
Memperhatikan temuan penelitian pada kurang dan cukup mencapai rata-rata 35%.
SMP Swasta PGRI 1 Medan tampaknya Sedangkan kriteria baik dan sangat baik
dapat dijadikan sebagai ilustrasi kondisi belum tercapai. Untuk penyempurnaan
satuan pendidikan kita saat ini. pemahaman kemampuan guru terhadap
Berdasarkan hasil observasi dan kriteria pembuatanKKM mata pelajaran
wawancara terhadap guru di sekolah dapat ,pengawas sekolah melakukan perbaikan-
diketahui faktor penyebabnya adalah : perbaikan melalui supervise lebih lanjut
1. Jaminan kesejahteraan guru yang pada Siklus II. Adapun perbaikan yang
rendah diperoleh pada indikator pemahaman guru
2. Kebiasaan guru melakukan tugas terhadap kriteria pembuatanKKM mata
mengajar di beberapa sekolah setiap pelajaran dengan rata-rata persentasi pada
minggu kategori Sangat Baik dan Baik mencapai
3. Dukungan manajemen sekolah 60%, sedangkan prestasi kemampuan guru
tergolong rendah menerapkan KKM mata pelajaran
Pada siklus satu menggambarkan mengalami perbaikan pada kategori Sangat
kemampuan guru membuat/merencanakan baik dan Baik dengan rata-rata mencapai
dan menerapkan KKM matapelajaran yang 73,33%.
kurang dengan persentasi 53,33% pada Berdasarkan perolehan hasil pada
indikator 1 dan 26,67% pada indikator 2, siklus I dan II dapat tercermin bahwa
kemudian peneliti menganalisa kesulitan prestasi guru dalam membuat dan
dan hambatan yang dialami guru. Peneliti menerapkan KKM mata pelajaran sesuai
melakukan perbaikan kemampuan guru bidang tugasnya dapat ditingkatkan
membuat/merencanakan dan menerapkan melalui peran supervisi Pengawas Sekolah.
KKM matapelajaran.
Setelah dilakukan peran supervisi 5. SIMPULAN
pengawas sekolah terhadap indikator yang Kemampuan prestasi guru mata
telah ditetapkan lebih awal yaitu : pelajaran yang terbatas dalam membuat
a. Pemahaman guru terhadap kriteria dan menerapkan KKM mata pelajaran
pembuatanKKM mata pelajaran sesuai bidang tugasnya mempunyai
b. Kemampuan guru menerapkan KKM kesulitan dalam melakukan penerapan
mata pelajaran KKM di sekolah. Untuk menghindari hal
Pada siklus satu kedua indikator tersebut seperti ini kepala sekolah dan Pengawas
masih berada pada perolehan hasil yang Sekolah mutlak melakukan Supervisi
kurang dengan persentasi sangat kurang, (pembinaan) terhadap guru.
109
Berdasarkan hasil penelitian ini Nasution, S. 1992. Didaktik Asas-asas
disimpulkan bahwa melalui Supervisi Mengajar. Bandung: L Jammers.
Pengawas Sekolah dapat meningkatkan Prokton and W.M. Thornton 1983.
prestasi kerja guru mata pelajaran Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi
membuat dan menerapkan KKM di SMP Para Manager. Jakarta : Bina
Swasta PGRI 1 Medan. Aksara.
Simamora, Henry. 1995. Managemen
6. SARAN Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Hendaknya guru mata pelajaran STIE YPKN.
diberikan wawasan memahami aspek Suciati, dkk. (2004) Belajar dan
kurikulum tentang membuat dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas
menerapkan KKM. Kemampuan guru Terbuka
dalam menentukan dan menerapkan KKM Sudibyo, Bambang. 2007. Model dan
matapelajaran diharapkan lebih banyak Teknik Penilaian pada Tingkat
mendapat supervisi dan unsur-unsur Satuan Pendidikan Dasar dan
pembina sekolah. Dukungan kepala Menengah. Jakarta: Departemen
sekolah, komite sekolah dan pemerintah Pendidikan Nasional.
daerah lebih ditingkatkan dalam perbaikan Sungkowo M, 2008. Perangkat Penilaian
prestasi kerja guru. Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Departemen Pendidikan
Boediono, 1998. Pembinaan Profesi Nasional.
Guru dan Psikologi Pembinaan Wardhani. I. G. K, dkk. 2002. Penelitian
Personalia. Jakarta: Departemen Tindakan Kelas. Jakarta:
Pendidikan dan Kebudayaan. Universitas Terbuka.
Kurniawan, Asep Heri dk. 2002.
Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mathis dan Jackson . 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Salemba Empat.

110

Anda mungkin juga menyukai