Dampak Prokrastinasi 1
Dampak Prokrastinasi 1
net/publication/318436475
CITATIONS READS
4 850
1 author:
Amalia Rahmandani
Universitas Diponegoro
35 PUBLICATIONS 80 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Bullying and Creative Art Intervention among Upper Level Elementary School Students View project
All content following this page was uploaded by Amalia Rahmandani on 17 June 2020.
Amalia Rahmandani
amalia_rahmandani07@yahoo.co.id
Abstract
Procrastination has a direct impact on the decline in academic achievement, and an indirect impact on worse
mental health. The evidence about the relationship between forgiveness and procrastination impress
contradiction. A number of studies, both directly and indirectly, support the relationship between these two
constructs. In contrast, several other studies seem to weaken the relationship, even perfectionism and self-doubt
become contributor for optimal academic performance. This study aims to examine the relationship between
forgiveness and academic procrastination in college students. There were 127 undergraduate students who was
selected as research subjects using the stratified random sampling technique. Data were collected using The
Forgiveness Psychological Scale (32 items, α = .888) and The Academic Procrastination Scale (41 items, α =
.916). The results showed a negative and significant correlation (r xy = -.358, p < .001), which means that the
higher level of forgiveness, the lower academic procrastination, and conversely. The effective contribution is
12.8%. Further results showed negative correlations between forgiveness of self, others, and situations with
academic procrastination. The differences in the amount of the contribution of forgiveness between different
objects discussed further.
Abstrak
Prokrastinasi secara langsung berdampak pada penurunan prestasi akademik, dan secara tidak langsung
berdampak pada kesehatan mental yang lebih buruk. Bukti mengenai hubungan antara pemaafan dan
prokrastinasi mengesankan adanya pertentangan. Sejumlah penelitian, baik langsung maupun tidak langsung,
mendukung hubungan antara dua konstruk tersebut. Sebaliknya, beberapa penelitian lain seolah melemahkan
hubungan keduanya, bahkan perfeksionisme dan keraguan diri menjadi penyumbang bagi performa akademik
yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pemaafan dan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa. Terdapat 127 mahasiswa sarjana yang terpilih sebagai subjek penelitian menggunakan teknik
stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan Skala Psikologis Pemaafan (32 aitem, α = 0,888)
dan Skala Prokrastinasi Akademik (41 aitem, α = 0,916). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang negatif
dan signifikan (rxy = -0,358; p < 0,001), yang berarti semakin tinggi tingkat pemaafan, maka semakin rendah
prokrastinasi akademik, dan sebaliknya.. Besaran prediksi yaitu 12,8%. Hasil lebih jauh menunjukkan korelasi
negatif antara pemaafan diri sendiri, orang lain, maupun situasi dengan prokrastinasi akademik. Perbedaan
besaran kontribusi pemaafan di antara objek yang berbeda didiskusikan lebih jauh.
64
Pemaafan dan prokrastinasi akademik mahasiswa 65
tingkat prokrastinasi akademik yang lebih Schouwenburg (1995) yang meliputi, (1)
rendah (Burnam, Komarraju, Hamel, & penundaan untuk memulai maupun
Nadler, 2014). Penurunan kepercayaan diri menyelesaikan tugas sampai tuntas, (2)
dan munculnya keraguan terhadap diri (self- keterlambatan/kelambanan dalam menger-
doubt) dalam derajat yang kecil juga jakan tugas akademik, (3) kesenjangan waktu
membantu meningkatkan usaha dan performa antara rencana dan kinerja aktual, (4)
(Woodman, Akehurst, Hardy, & Beattie, melakukan aktivitas lain yang lebih
2010). menyenangkan daripada mengerjakan tugas.
meningkatnya hal-hal yang positif pada sarjana reguler, Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas
aspek kognitif, afektif, maupun perilaku. Kedokteran, Universitas Diponegoro, yang
masih aktif menjalani perkuliahan dan tidak
Uraian di atas mencoba mencari bukti adanya sedang mengerjakan skripsi.
hubungan antara pemaafan dengan
prokrastinasi akademik. Pemaafan Data dikumpulkan menggunakan skala
nampaknya membantu mengurangi tingkat psikologis yang disusun oleh peneliti
prokrastinasi akademik. Selain penurunan berdasarkan aspek yang telah dipaparkan
pada prestasi akademik, tingginya tingkat pada teori, yaitu Skala Pemaafan (32 aitem; α
prokrastinasi juga menyebabkan pemburukan = 0,888) dan Skala Prokrastinasi Akademik
kesehatan metal. Di sisi lain, bukti juga (41 aitem; α = 0,916). Subskala pemaafan
menunjukkan bahwa perfeksionisme dan ditinjau dari objek pemaafan, yaitu Pemaafan
keraguan diri sebagai dampak tidak Diri Sendiri (10 aitem; α = 0,747), Pemaafan
memaafkan, dengan kondisi tertentu, justru Orang Lain (16 aitem; α = 0,871), dan
dapat membantu penyesuaian akademik. Pemaafan Situasi (13 aitem; α = 0,823).
Bagaimana sebenarnya hubungan antara Skala telah diujicobakan kepada mahasiswa
pemaafan dan prokrastinasi akademik dengan karakteristik dan dari program studi
mahasiswa? Jika ketidaksediaan untuk yang sama dengan subjek penelitian, yaitu
memaafkan berdampak pada perfeksionisme yang tidak termasuk ke dalam subjek
dan keraguan diri yang justru membantu penelitian dari hasil sampling. Data yang
penyesuaian akademik, apakah pemaafan diolah sebanyak 125 data pemaafan dan 128
tidak perlu dilakukan? Penelitian ini data prokrastinasi akademik (4 laki-laki,
bertujuan menguji hubungan antara sisanya perempuan) dengan distribusi usia
pemaafan (tidak terbatas pada objek diri 17-22 tahun.
sendiri dan situasi spesifik) dan prokrastinasi
akademik mahasiswa, serta mengetahui Seluruh skala menggunakan skala Likert
besaran prediksi pemaafan terhadap yang terdiri dari empat kategori respon, yaitu
prokrastinasi akademik. Analisa lebih lanjut, sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS),
diharapkan dapat menjelaskan aspek sesuai (S), dan sangat sesuai (SS). Skor pada
prokrastinasi menurut tinjauan pemaafan, aitem favorable, secara berurutan STS, TS, S,
serta perbedaan prediksi antara pemaafan diri dan SS adalah 1, 2, 3, dan, 4. Sedangkan skor
sendiri, orang lain, dan situasi bagi pada aitem unfavorable sesuai dengan urutan
prokrastinasi akademik, berikut respon di atas adalah 4, 3, 2, dan 1.
penjelasannya.
Penelitian ini menggunakan rancangan studi
Hipotesis mayor yang diajukan dalam korelasional. Data diolah dengan metode
penelitian ini, “Ada hubungan negatif antara statistik analisis regresi sederhana
pemaafan dengan prokrastinasi akademik menggunakan program komputer Statistic
mahasiswa.” Hipotesis minor, “Ada Packages for Social Science (SPSS) versi
hubungan negatif antara pemaafan diri 17.0.
sendiri, orang lain, dan situasi dengan
prokrastinasi akademik mahasiswa.” HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.
Korelasi dan sumbangan efektif antara variabel prediktor dengan prokrastinasi akademik
Variabel r Sumbangan efektif
Pemaafan &
-0,358** 12,8%
Prokrastinasi Akademik
Pemaafan Diri Sendiri &
-0,159* 2,5%
Prokrastinasi Akademik
Pemaafan Orang Lain &
-0,319** 10,2%
Prokrastinasi Akademik
Pemaafan Situasi &
-0,388** 15%
Prokrastinasi Akademik
Catatan : ** korelasi signifikan pada p<0,001
*korelasi signifikan pada p<0,05
daripada yang memiliki skor tinggi hingga terdapat perbedaan signifikan pada
sangat tinggi (kurva cenderung condong ke prokrastinasi akademik bila ditinjau dari
arah kanan). Hasil tersebut menunjukkan variabel pemaafan dengan nilai F sebesar
bahwa pada subjek, pemaafan terhadap suatu 2,309 (p>0,05). Selain itu, juga tidak terdapat
objek tidak selalu diikuti dengan pemaafan perbedaan signifikan pada prokrastinasi
pada objek yang lain. Nampak bahwa subjek akademik bila ditinjau dari pemaafan diri
cenderung memiliki kesulitan untuk sendiri; ditunjukkan dengan nilai F sebesar
memaafkan diri sendiri dibandingkan saat 0,877 (p>0,05). Sebaliknya, terdapat
dihadapkan pada situasi permasalahan yang perbedaan signifikan pada prokrastinasi
berkenaan pada orang lain atau situasi yang akademik bila ditinjau dari pemaafan orang
tidak menyenangkan. Dengan demikian skor lain dengan nilai F sebesar 4,676 (p<0,05),
pemaafan secara umum dapat berasal dari dan situasi dengan nilai F sebesar 7,271
skor pemaafan yang bervariasi pada masing- (p<0,05) .
masing objek. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan pemahaman mengenai pengertian Range rerata variabel prokrastinasi akademik
pemaafan. antara kategori sangat rendah dengan sangat
tinggi pada variabel prediktor sebagaimana
Analisis selanjutnya juga ditambahkan
Tabel 4, secara berturut-turut dari yang
dengan melakukan uji beda variabel
prokrastinasi akademik ditinjau dari variabel terpendek hingga terpanjang adalah 17
pemaafan, pemaafan diri sendiri, orang lain, (pemaafan diri sendiri), 22,5 (pemaafan
dan situasi menggunakan uji anava 1 jalur, secara umum), 24,62 (pemaafan orang lain),
ditampilkan pada Tabel 3. Hasilnya, tidak dan 30,22 (pemaafan situasi).
Tabel 2.
Kategorisasi dan Distribusi Subjek Penelitian Ditinjau dari Masing-Masing Variabel
Variabel Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Prokrastinasi Akademik 8 44 70 5 0
Pemaafan 1 16 69 39 2
Pemaafan Diri Sendiri 2 26 68 29 2
Pemaafan Orang Lain 1 10 54 46 16
Pemaafan Situasi 2 14 51 51 9
80
70
60
50
Pemaafan
40
30 Diri Sendiri
20 Orang Lain
10 Situasi
0
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
Kategorisasi
Gambar 1.
Grafik Perbandingan Jumlah Mahasiswa pada Masing-Masing Kategori Pemaafan, Pemaafan Diri
Sendiri, Pemaafan Orang Lain, dan Pemaafan Situasi
Tabel 3.
Uji Beda Variabel Prokrastinasi Akademik
Variabel Prediktor Nilai F Sig p Keterangan
Pemaafan 2,309 0,062 p>0,05 Tidak Signifikan
Pemaafan Diri Sendiri 0,877 0,480 p>0,05 Tidak Signifikan
Pemaafan Orang Lain 4,676 0,002 p<0,05 Signifikan
Pemaafan Situasi 7,271 0,000 p<0,001 Signifikan
Tabel 4.
Perbandingan Rerata antar Kelompok Variabel Prokrastinasi Akademik
Ditinjau dari Variabel Prediktor
Rerata Kelompok Variabel Prokrastinasi Akademik
Kategori
Pemaafan Diri Sendiri Orang Lain Situasi
Sangat Rendah 108 104 108 115
Rendah 98,63 94,92 99,4 98,93
Sedang 94,19 93,71 94,78 96,65
Tinggi 90,21 91,45 93,91 89,55
Sangat Tinggi 85,5 87 83,38 84,78
Total 93,5 93,5 93,5 93,5
Uji statistik menggunakan analisis regresi Akar masalah emosional bagi munculnya
sederhana telah menjawab bahwa hipotesis perilaku prokrastinasi setidaknya me-
yang diajukan dalam penelitian ini terbukti, nyangkut tiga hal. Pertama, kekhawatiran
yaitu terdapat hubungan yang signifikan akan kegagalan akibat rasa khawatir
antara pemaafan dengan prokrastinasi dianggap tidak cukup mampu atau tidak
akademik mahasiswa. Nilai koefisien yang layak, sehingga dapat memunculkan perasaan
negatif mengindikasikan bahwa pemaafan ditolak. Untuk membuktikan bahwa dirinya
berbanding terbalik dengan prokrastinasi cukup baik, mereka berjuang memenuhi
akademik. Semakin tinggi tingkat pemaafan, tuntutan yang tidak realistis dan menjadi
maka semakin rendah tingkat prokrastinasi seorang perfeksionis. Perfeksionis yang
akademik, sebaliknya semakin rendah tingkat maladaptif cenderung rentan mengalami
pemaafan, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi, melakukan kritik diri,
prokrastinasi akademik. mengalami depresi, dan memiliki harga diri
yang rendah (Slaney, Rice, & Ashby, dalam
Pemaafan dapat mengurangi risiko tingginya Burka & Yuen, 2008). Kedua, prokrastinasi
tingkat prokrastinasi akademik, mengingat sebagai upaya penghindaran karena
sejumlah permasalahan yang muncul dan kekhawatiran akan kesuksesan dan
menjadi penyebab prokrastinasi akademik menghindari kesempurnaan. Hal ini terjadi
berhubungan dengan pengalaman internal, karena khawatir dengan tuntutan yang
konflik dengan orang lain, atau pandangan berlebihan, takut melukai diri sendiri atau
terhadap situasi, dapat dianggap sebagai orang lain, atau merasa tidak pantas untuk
suatu pelanggaran yang menimbulkan menerima sukses (Burka & Yuen, 2008).
ketidaknyamanan. Permasalahan-permasa- Ketiga, adanya kekhawatiran mengalami
lahan sebagai akar terjadinya prokrastinasi kekalahan dalam persaingan akan
dapat relevan dengan pemaafan dalam menghilangkan perasaan kendali pada
beberapa cara, menyangkut perasaan- seseorang terhadap kehidupan dan situasi.
perasaan akan kekhawatiran dan keragu- Prokrastinasi dapat menjadi salah satu cara
raguan mengenai diri, relasi yang dibina, dan untuk mempertahankan diri dan men-
situasi yang dihadapi. dapatkan kembali perasaan memiliki kendali,
Hasil analisis lebih lanjut dari penelitian ini ditoleransi, membantu meningkatkan usaha
menunjukkan bahwa pemaafan diri sendiri, dan performa (Woodman, Akehurst, Hardy,
orang lain, dan situasi, masing-masing & Beattie, 2010). Lebih lanjut, seseorang
memberikan sumbangan yang berbeda bagi menjadi perfeksionis dan berjuang untuk
derajat prokrastinasi akademik. Di antara ke memenuhi tuntutan yang tidak realistis untuk
tiga objek, pemaafan diri sendiri memberikan membuktikan bahwa dirinya cukup baik
kontribusi paling kecil (memiliki hubungan (Burka & Yuen, 2008). Perfeksionis yang
paling lemah), didukung dengan hasil adaptif memiliki tingkat prokrastinasi
analisis bahwa Pemaafan diri sendiri tidak akademik yang lebih rendah (Burnam,
memberikan perbedaan yang signifikan pada Komarraju, Hamel, & Nadler, 2014), bahkan
skor prokrastinasi akademik. Sebaliknya, memiliki standar yang tinggi dan meyakini
pemaafan orang lain dan situasi memberikan kemampuannya sehingga berdampak positif
perbedaan signifikan bagi skor prokrastinasi bagi perolehan identitas dan harga dirinya
akademik. Adanya perbedaan ini menjadi (Burka & Yuen, 2008).
layak untuk diperbincangkan khususnya pada
saat penelitian terdahulu lebih menekankan Dengan adanya bukti bahwa pemaafan diri
pada pentingnya peran pemaafan diri sendiri sendiri dirasakan lebih sulit dibandingkan
terhadap situasi prokrastinasi, untuk pemaafan orang lain dan situasi,
mencegah terjadinya prokrastinasi di masa mengakibatkan fakta ini tidak dapat dengan
mendatang (Wohl, Pychyl, & Bennett, 2010). mudah diabaikan. Pemaafan diri sendiri
Penelitian tersebut menekankan pentingnya dirasakan tidak mudah karena seseorang
memaafkan diri sendiri (atas perilaku mungkin berupaya menghindari perasaan
prokrastinasi) dalam perubahan motivasi, tidak nyaman dan melakukan prokrastinasi,
karena prokrastinasi dianggap sebagai bentuk tanpa mengenal terlebih dahulu secara
pelanggaran yang membahayakan diri mendalam kondisi yang terjadi di dalam diri
sendiri. Hubungan antara keduanya dimediasi mereka, dibalik perilaku yang nampak
oleh afek negatif (biasanya rasa bersalah), (Burka & Yuen, 2008). Memberikan
yaitu pemaafan diri sendiri akan menurunkan toleransi terhadap perasaan rentan akibat
afek negatif sehingga mengurangi paparan kekhawatiran dan ragu-ragu bukan
prokrastinasi. suatu hal yang mudah untuk dilakukan.
Kondisi inilah yang membatasi seseorang
Lemahnya hubungan pemaafan diri sendiri untuk mengenal dirinya lebih mendalam,
dan prokrastinasi akademik mungkin padahal konsekuensi dari tidak memaafkan
disebabkan karena dampak tidak memaafkan diri sendiri dapat jauh lebih parah daripada
diri sendiri secara mengejutkan dapat konsekuensi tidak memaafkan orang lain,
menjadi motivasi bagi individu untuk mengingat bahwa setiap orang harus hidup
mencapai tujuan yang lebih baik dalam dengan dirinya sendiri (Hall & Fincham,
kehidupannya. Sebaran data pemaafan diri 2005; dalam Snyder & Lopez, 2007).
sendiri pada penelitian ini menunjukkan Gambaran dinamika tentang dampak
bahwa pemaafan diri sendiri bukan suatu hal pemaafan diri sendiri terhadap performa
yang mudah. Namun bersamaan dengan itu, akademik dirumuskan dalam Gambar 2.
sebaran data menunjukkan adanya
kecenderungan prokrasinasi akademik yang Mengacu dari perpektif budaya, Sandage dan
rendah. Dengan demikian dapat ditarik Williamson (2005; dalam Afif, 2015)
kesimpulan bahwa meskipun sebagian subjek menjelaskan bahwa nilai atas pemaafan diri
cenderung tidak memaafkan dirinya, dalam budaya kolektivistik seperti ditemukan
kecenderungan melakukan prokrastinasi tetap di Indonesia adalah rendah. Hal ini berbeda
rendah. Hal ini mungkin saja terjadi karena dengan budaya individualistik yang
penurunan kepercayaan diri dan keraguan memandang tingginya nilai atas pemaafan
terhadap diri dalam derajat yang dapat diri. Pemaafan dalam budaya kolektivistik
Performa
akademik
optimal
Tidak adaptif
Menghindari Performa
Pengenalan diri Prokrastinasi
perasaan tidak akademik
terbatas akademik
nyaman menurun
Gambar 2.
Rumusan Dinamika Dampak Pemaafan Diri Sendiri terhadap Performa Akademik
Ketidakberdayaan yang dipelajari (learned pentingnya peran pemaafan diri sendiri untuk
helplessness) adalah akibat dari paparan mencegah prokrastinasi di masa mendatang.
stimulus negatif yang tidak terhindarkan,
tidak dapat dikendalikan, dan dicirikan DAFTAR PUSTAKA
dengan rendahnya tingkat respon sukarela
dan rendahnya kemampuan untuk Afif, A. (2015). Pemaafan, rekonsiliasi, dan
mempelajari perilaku sukses (Seligman restorative justice. Diskursus perihal
dalam Ross & Mirowsky, 2013). pelanggaran di masa lalu dan upaya-
upaya melampauinya. Yogyakarta:
Pemaafan situasi dimaksudkan untuk Pustaka Pelajar.
peristiwa atau pengalaman hidup negatif
yang dinilai berada di luar kendali seseorang Balliet, D. (2010). Conscientiousness and
(Thompson dkk., 2005; dalam Snyder & forgivingness: A meta-analysis.
Lopez, 2007) sehingga diharapkan mampu Personality and Individual Differences,
meningkatkan kendali personal yang 48, 259-263.
dimiliki, mendapatkan harapan baru, dan http://dx.doi:10.1016/j.paid.2009.10.021
menentukan langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menghadapi kesulitan hidup. Barber, L., Maltby, J., & Macaskill, A.
(2005). Angry memories and thoughts of
Penelitian selanjutnya dapat memper- revenge: The relationship between
timbangkan pengembangan instrumen forgiveness and anger rumination.
pemaafan yang lebih intensif, subjek dengan Personality and Individual Differences,
kelompok usia yang berbeda, 39, 253-262.
mempertimbangkan perbedaan jenis kelamin, http://dx.doi.org/doi:10.1016/j.paid.2005
pengukuran pemaafan dapat ditujukan untuk .01.006
situasi khusus (dalam hal ini prokrastinasi
akademik), atau sebaliknya pengukuran Burka, J. B., & Yuen, L. M. (2008).
prokrastinasi dapat diarahkan untuk situasi Procratination. Why you do it, what to
yang lebih umum (seperti prokrastinasi do about it now. Cambridge: Da Capo
dalam kehidupan sehari-hari). Penelitian Press.
secara mendalam yang menjelaskan
hubungan antara pemaafan diri sendiri, orang Burnam, A., Komarraju, M., Hamel, R., &
lain, maupun situasi juga perlu dilakukan. Nadler, D. R. (2014). Do adaptive
perfectionism and self-determined
SIMPULAN motivation reduce academic
procrastination? Learning and
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan Individual Differences, 36, 165-172.
adanya hubungan negatif yang signifikan http://dx.doi.org/10.1016/j.lindif.2014.1
antara pemaafan dengan prokrastinasi 0.009
akademik pada mahasiswa. Pemaafan
memberi sumbangan efektif sebesar 12,8% Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori
terhadap prokrastinasi akademik. Pemaafan kepribadian. (Ed. 7, Buku 2). Jakarta:
diri sendiri, orang lain, maupun situasi juga Penerbit Salemba Humanika.
memiliki hubungan yang negatif dengan
prokrastinasi akademik dengan sumbangan Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W.
efektif berturut-turut 2,5%, 10,2%, dan 15%. G. (1995). Procrastination and task
Kecilnya sumbangan pemaafan diri sendiri avoidance. Theory, research, and
secara mengejutkan bertentangan dengan treatment. New York: Spinger Science
penelitian terdahulu yang menekankan +Business Media, LLC.
Gordon, K. C., Baucom, D. H., & Snyder, D. Morris, P. E., & Fritz, C.O. (2015).
K. (2005). Forgiveness in couples: Conscientiousness and procrastination
Divorce, infidelity, and couples therapy. predict academic coursework marks
Dalam E. L. Worthington Jr (Ed.). rather than examination performance.
Handbook of forgiveness (h. 407-422). Learning and Individual Differences, 39,
New York: Routledge. 193-198. http://dx.doi.org/10.1016/
j.lindif.2015.03.007
Hall, J. H., & Fincham, F. D. (2005). Self-
forgiveness: The stepchild of Rahmandani, A. (2015). Pemaafan dan aspek
forgiveness research. Journal of Social kognitif dari stres pada mahasiswi
and Clinical Psychology, 24 (5), 621- jurusan kebidanan tingkat dua. Jurnal
637. Diunduh dari Psikologi Undip, 15 (2), 118-128.
http://www.fincham.info/papers/Self- http://dx.doi.org/10.14710/jpu.14.2.118-
Forgiveness-jscp-in%20press.pdf 128
Hill, P. L., & Allemand, M. (2012). Rebetez, M. M. L., Rochat, L., & Van der
Explaining the link between Linden, M. (2015). Cognitive,
conscientiousness and forgivingness. emotional, and motivational factors
Journal of Research in Personality, 46, related to procrastination: A cluster
497-503. analytic approach. Personality and
http://dx.doi.org/10.1016/j.jrp.2012.05.0 Individual Differences, 76, 1-6.
07 http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2014.11.
044
Knaus, W. (2002). The procrastination
workbook. Your personalized program Ross, C. E., & Mirowsky, J. (2013). The
for breaking free from the patterns that sense of personal control: Social
hold you back. New York: New structural causes and emotional
Harbinger Publications, Inc. consequences. Dalam C. S. Aneshensel,
J. C. Phelan, & A. Bierman (Eds.).
Knaus, W. (2010). End procrastination now! Handbook of the sociology of mental
Get it done with a proven psychological health, 2nd edition (h. 379-402).
approach. New York: The McGraw-Hill Dordrecht: Springer Science+Business
Companies, Inc. Media.
Kim, K. R., & Seo, E. H. (2015). The Sandage, S. J., & Williamson, I. (2005).
relationship between procrastination and Forgiveness in cultural context. Dalam
academic performance: A meta-analysis. E. L. Worthington Jr (Ed.). Handbook of
Personality and Individual Differences, forgiveness (h. 41-55). New York:
82, 26–33. Routledge.
http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2015.02.
038 Santrock, J.W. (2014). Adolescence (15th ed).
New York: McGraw-Hill.
Maula, A. (2013). Hubungan antara
karakteristik kepribadian Schouwenburg, H. C. (1995). Academic
conscientiousness dengan procrastination. Theoretical notions,
kecenderungan prokrastinasi akademik measurement, and research. Dalam J. R.
pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Ferrari, J. L. Johnson, & W. G. McCown
Surabaya. Skripsi Tidak Dipublikasikan. (Eds.). Procrastination and task
UIN Sunan Ampel, Surabaya. avoidance. theory, research, and
treatment (h. 71–96). New York: forgiveness (h. 143-158). New York:
Spinger Science +Business Media, LLC. Routledge.
Sherry, S. B., Stoeber, J., & Ramasubbu, C. Thompson, L.Y., Snyder, C.R., Hoffman, L.,
(2016). Perfectionism explains variance Michael, S.T., Rasmussen, H.N.,
in self-defeating behaviors beyond self- Billings, L.S., Heinze, L., Neufeld, J.E.,
criticism: Evidence from a cross- Shorey, H.S., Roberts, J.C., & Robert,
national sample. Personality and D.E., (2005). Dispositional forgiveness
Individual Differences, 95, 196-199. of self, other, and situation. Journal of
http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2016.02. Personality, 73 (2), 313-359.
059 http://dx.doi:10.1111/j.1467-
6494.2005.00311.x
Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2007). Positive
psychology, the scientific and practical Wohl, M. J. A., Pychyl, T. A., & Bennett, S.
explorations of human strengths. H. (2010). I forgive myself, now I can
California: Sage Publications, Inc. study: How self-forgiveness for
procrastinating can reduce future
Stead, R., Shanahan, M. J., & Neufeld, R., procrastination. Personality and
W., J. (2010). „„I‟ll go to therapy, Individual Deferences, 48, 803-808.
eventually”: Procrastination, stress and http://dx.doi:10.1016/j.paid.2010.01.029
mental health. Personality and
Individual Differences, 49, 175-180. Woodman, T., Akehurst, S., Hardy, L., &
http://dx.doi:10.1016/j.paid.2010.03.028 Beattie, Stuart. (2010). Self-confidence
and performance: A little self-doubt
Tangney, J. P., Boone, A. L., & Dearing, R. helps. Psychology of Sport and Exercise,
(2005). Forgiving the self: Conceptual 11, 467-470.
issues and empirical findings. Dalam E. http://dx.doi:10.1016/j.psychsport.2010.
L. Worthington Jr (Ed.). Handbook of 05.009