Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM HUKUM INDONESIA

HUKUM ACARA PIDANA

OLEH:

KELOMPOK 2 :

1) DANDI AMIR (21042014002)


2) ASRI (21042014011)
3) SITI HASDINI (21042014021)
4) NURUL FADILLAH (21042014031)
5) MUH KADAFI

PRODI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

TAHUN 2021/2022

Page 1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena rahmat
danhidayanya saya dapat menyelesaikan Makalah yang Berjudul Hukum Acara Pidana. Makalah
ini disusun melalui berbagai sumber yang aktual dari beberapa media serta perturan perundang
undangan yang tentunya menjadi subjek dalam penyusunan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini ialah untuk memberikan pengertian kepada kita tentang tinjauan kondisiserta
mengenal lebih dalam tentang aturan yang secara jelas mengatur tentang mekanisme prosesHukum
Acara Pidana. Karena dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, makasegala
masukan, kritik dan saran yang bertujuan membangun makalah ini sangat diharapkan danditerima
secara terbuka. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan

BAB II HUKUM ACARA PIDANA

A. Sejarah Singkat Hukum Acara Pidana


B. Pengertian Hukum Acara Pidana
C. Fungsi, Tugas Dan Tujuan Hukum Acara Pidana
D. Asas-Asas Hukum Acara Pidana
E. Ilmu-Ilmu Pembantu Dalam Hukum Acara Pidana
F. Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Hukum Acara Pidana

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang
demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan
semata-mata. Makadari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang
hidup atau yang berjalan,dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang
tentram dan teratur bagi kehidupanmasyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum
tersebut juga butuh ditegakkan, demi membeladan melindungi hak-hak setiap warga
Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
Negaradengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk
memidana atau membebaskan pidana.
Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga
mengaturtentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Proses pidana
yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.

Latar belakang yang melandasi munculnya KUHAP yaitu :

✓ HIR yang mengatur tentang landraad dan raan van justitie


✓ UUD
✓ Pengakuan HAM
✓ Jaminan bantuan hukum dan ganti rugi

Page 4
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan makalah ini, penulis merumuskan beberapa kriteria yang akan dibahas
dalammakalah ini. Kiranya dengan rumusan masalah ini, telah sedikit mewakili dari
seluruh isimakalah ini. Diantaranya yaitu :
1. Apa sebenarnya tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana?
2. Siapa-siapa sajakah orang-orang yang terlibat dalam Hukum Acara Pidana?
3. Bentuk atau proses beracara dalam perkara pidana?
4. Seperti apa surat dakwaan?

C. Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan dan kegunaan dari makalah yang penulis buat ini yaitu:
1) Untuk mengetahui apa sebenarnya tujuan dari adanya hukum acara pidana dan hal-hal
yang ada dalam pelaksanaan hukum acara pidana.
2) Guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai proses
pembentukan suatu hukum pidana dengan mengetahui lebih dalam tentang hukum acara
pidana, serta beberapa permasalahannya.
3) Dapat bermanfaat dan memberikan informasi dalam tentang hukum acara pidana dan
permasalahannya.

Page 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Hukum Acara Pidana

1848 : Diberlakukan hukum IR (Irlands Reglement sataasblad no 16) untuk orang orang
pribumidan asia asing seperti Cina, Arab, dan lain-lain dan Regelement of strafvordering
(hukum acara pidana) dan reglement of the burgelijke recht vordering (hukum acara
perdata) untuk bangsaEropa. Nama pengadilanya adalah Raad Van Justitie yang
sekarang menjadi pengadilan tinggi.

1941 : Di berlakukan HIR (Het Herzine Inlands Reglement) untuk orang-orang pribumi
dan asiaasing seperti Cina, Arab, dan lain-lain.Nama pengadilanya adalah Landrad yang
sekarangmenjadi pengadilan negri.

1965 : awal proses pembuatan KUHAP. Draft belum sempurna.

1967 : dibentuk panitia intern dept. kehakiman.

1968 : seminar hukum II di Semarang. Membahas hukum pidana dan HAM.

1973 : Panitia intern Dept. kehakiman menyusun naskah Rancangan Undang-Undang


HukumAcara Pidana (RUUHAP) namun mengalami jalan buntu.

1974 : Menteri kehakiman yang sebelumnya adalah Prof. Oemar Seno Aji, diganti oleh
Prof.Mochtar Koesoemoatmaja. Beliau lebih mengintensifkan pembuatan RUUHAP,
menyimpandraft V (karena sebelumnya sudah terjadi perubahan draft sebanyak IV kali),
dan menyerahkanyake kabinet.

1979: RUUHAP diserahkan ke DPR-RI untuk mendapatkan persetujuan.

9-9-1981: RUUHAP disetujui sidang gabungan (SIGAB) komisi I dan III DPR RI.

23-9-1981: RUUHAP disetujui oleh DPR-RI untuk disahkan oleh Presiden.

31-9-1981: RUUHAP disahkan oleh presiden menjadi UU no.8 tahun 1981.

Page 6
B. Pengertian Hukum Acara Pidana

Menurut Para Ahli Hukum

1. SIMON
Hukum acara pidana bertugas mengatur cara-cara negara dengan alat
perlengkapannya mempergunakan wewenangnya untuk memidana dan
menjatuhkan pidana.
2. SUDARTO
Hukum acara pidana adalah aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang
harus dilakukan oleh pada penegak hukum dan pihak-pihak lain yang terlibat
didalamnya apabila ada persangkaan bahwa hukum pidana dilanggar.

C. Fungsi, Tugas Dan Tujuan Hukum Acara Pidana

a) Fungsi Hukum Acara Pidana


Adalah menegakkan/menjalankan hukum pidana. Hukum acara pidana
beroprasi sejak adanya sangkaan tindak pidana walaupun tanpa adanya permintaan
dari korban kecuali tindakan pidana yang ditentukan lain oleh UU.
b) Tugas Hukum Acara Pidana
Tugas pokok hukum acara pidana :
➢ Mencari kebenaran materil.(kebenaran selengkap-lengkapnya dari suatu
perkara pidanadengan menerapkan ketetapan-ketetapan hukum acara pidana
secara jujur, tepat dengan tujuanuntuk mencari siapa pelaku yang dapat
didakwakan melanggar hukum pidana dan selanjutnyaminta pemeriksaan dan
putusan pengadilan guna menentukan adakah bukti suatu tindak pidanatelah
dilakukan dan apakah pelakunya bisa dipersalahkan.
➢ Memberikan putusan hakim
➢ Melaksanakan putusan hakim

Page 7
c) Tujuan Hukum Acara Pidana
Tujuan hukum pidana adalah mencari kebenaran materil sekaligus
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.

D. Asas-Asas Hukum Acara Pidana


1) Semua orang diperlakukan sama didepan hukum
2) Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan hanya dilakukan berdasarkan
perintah tertulis dari pejabat berwenang dan dengan cara diatur UU.
3) Asas praduga tak bersalah
4) kepada orang yang ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan UU dan atau kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang ditetapkan
wajib diberi ganti rugi (hak seorang untuk mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang
berupa imbalansejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya
atau hukum yang diterapkan menurutcara yang diatur dalam undang-undang ini). dan
rehabilitasi (hak seorang untuk mendapat pemulihan hanya dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan,
penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai
orangnyaatau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
ini) singkat dan para pejabat penegak hukum yang dengan sengaja atau karena
kelalaiannya menyebabkan asashukum tersebut dilanggar, dituntut, dipidana dan atau
dikenakan hukuman administrasi.
5) Peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, serta bebas, jujur, dan tidak memihak.
6) Setiap orng yang tersangkut pidana wajib menerima bantuan hukum
7) Terdakwa wajib diberi tahu dakwaanya, dasar hukumnya dan menghubungi dan
meminta bantuan penasihat hukum
8) Terdakwa harus hadir dalam persidangan
9) Terbuaka untuk umum kecuali yang ditentukan lain oleh UU.

Page 8
10) Pengawasan putusan pengadilan dilakukan oleh ketua pengadilan yang bersangkutan.

E. Ilmu-Ilmu Pembantu Dalam Hukum Acara Pidana


1) Ilmu Logika
Berguna untuk membuat hipotesa yang dicocokan dengan fakta yang ada sesudahnya
sehingga akan membentuk konstruksi logis tentang ada atau tidak adanya TP.
2) Psikologi
Ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang sehat. Ilmu ini diperlukan karena setiap
orang akan mempunyai keadaan jiwa berbeda dengan manusia lain karena perbedaan
lingkungan maupun yang lainnya.
3) Psikiatri
Ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang sakit. jika seseorang melakukan tindak
pidana dalam keadaan sakit jiwa, maka dia tidak bisa dipidana.
4) Kriminalistik
mempelajari kejahatan sebagai teknik yang bisa dipelajari misalnya dengan
menjelaskan
pertanyaan ”Dengan apa, dan bagaimana tindak pidana dilakukan”.
5) Kriminologi
ilmu yang mempelajari kejahatan sebagai sebagai masalah manusiawi. Misalnya
dengan mengajukan pertanyaan “Mengapa, dan apa tujuan seseorang melakukan tindak
pidana”.
6) Hukum pidana/hukum materil tentang pidana
ilmu yang menjelaskan aturan-aturan tentang pidana, dan tidak mungkin ada hukum
acara pidanatanpa adanya hukum pidana.

Page 9
F. Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Hukum Acara Pidana
Tersangka: orang yang diduga melakukan tp sebelum masuk sidang pengadila. Jika sudah
masuk pengadilan statusnya menjadi terdakwa, dan apabila sudah diputus maka statusnya
sebagai terpidana.
Saksi: orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentigan penyidikan, penuntutan
dan peradilan tentang suatu perkara yang pidana yang ia dengar, lihat atau alami sendiri.
Saksi ahli: seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuatterang suatu perkara pidana guna kepentingan peradilan.
Penyidik: pejabat polisi negara republik Indonesia yang diberi wewenang menurut UU
untuk melakukan penyidikan
Penyelidik: pejabat polisi negara republik Indonesia yang diberi wewenang menurut UU
untukmelakukan penyelidikan.
Penyidik pembantu: pejabat kepolisian negara RI yang karena diberi wewenang tertentu
dapatmelakukan tugas penyidikanJaksa: pejabat yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk bertindak sebagai penuntu tumum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Hakim: pejabat pengadilan yang diberi wewenang oleh UU untuk mengadili. Advokat/
kuasa hukum.
Pejabat aparat eksekusi: bertugas melaksanakan UU pelaksanaan pidana. Misalnya pejabat
Lapas (lembaga pemasyarakatan).

Page
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur
bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan
wewenangnya untuk memidana ataumembebaskan pidana.Proses beracara dalam
acara pidana adalah sebuah pedoman untuk mengumpulkan data,mengolahnya,
menganalisa serta mengkonstruksikannya. Proses beracara dalam hukum
pidanamencakup tiga hal, yaitu sah tidaknya suatu penangkapan atau penahanan
(Pasal & KUHAP), pemeriksaaan sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan (Pasal 80 KUHAP), pemeriksaan tentang permintaan ganti kerugian atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya
penghentian penyidikan (Pasal 81 KUHAP).

B. Saran
Saran dari penyusun yaitu sebaiknya dalam bercara pidana prosesnya lebih diperbaik
lagi karenamasih ada yang merasa bahwa dalam beracara pidana masih sangat
merepotkan dan menghabiskan biaya yang banyak.

Page
11
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana.Jakarta: Ghalia
Indonesia

Hamzah, Andi. 1987. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana.
Indralaya:Universitas Sriwijaya

Page
12

Anda mungkin juga menyukai