Kelompok 2 S. Hukum Indonesia
Kelompok 2 S. Hukum Indonesia
OLEH:
KELOMPOK 2 :
TAHUN 2021/2022
Page 1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena rahmat
danhidayanya saya dapat menyelesaikan Makalah yang Berjudul Hukum Acara Pidana. Makalah
ini disusun melalui berbagai sumber yang aktual dari beberapa media serta perturan perundang
undangan yang tentunya menjadi subjek dalam penyusunan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini ialah untuk memberikan pengertian kepada kita tentang tinjauan kondisiserta
mengenal lebih dalam tentang aturan yang secara jelas mengatur tentang mekanisme prosesHukum
Acara Pidana. Karena dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, makasegala
masukan, kritik dan saran yang bertujuan membangun makalah ini sangat diharapkan danditerima
secara terbuka. Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis
Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Kegunaan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang
demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan
semata-mata. Makadari itu, Indonesia membutuhkan yang namanya sebuah hukum yang
hidup atau yang berjalan,dengan hukum itu diharapkan akan terbentuk suasana yang
tentram dan teratur bagi kehidupanmasyarakan Indonesia. Tak lepas dari itu, hukum
tersebut juga butuh ditegakkan, demi membeladan melindungi hak-hak setiap warga
Negara.
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana
Negaradengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk
memidana atau membebaskan pidana.
Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga
mengaturtentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Proses pidana
yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.
Page 4
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan makalah ini, penulis merumuskan beberapa kriteria yang akan dibahas
dalammakalah ini. Kiranya dengan rumusan masalah ini, telah sedikit mewakili dari
seluruh isimakalah ini. Diantaranya yaitu :
1. Apa sebenarnya tujuan dari adanya Hukum Acara Pidana?
2. Siapa-siapa sajakah orang-orang yang terlibat dalam Hukum Acara Pidana?
3. Bentuk atau proses beracara dalam perkara pidana?
4. Seperti apa surat dakwaan?
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
1848 : Diberlakukan hukum IR (Irlands Reglement sataasblad no 16) untuk orang orang
pribumidan asia asing seperti Cina, Arab, dan lain-lain dan Regelement of strafvordering
(hukum acara pidana) dan reglement of the burgelijke recht vordering (hukum acara
perdata) untuk bangsaEropa. Nama pengadilanya adalah Raad Van Justitie yang
sekarang menjadi pengadilan tinggi.
1941 : Di berlakukan HIR (Het Herzine Inlands Reglement) untuk orang-orang pribumi
dan asiaasing seperti Cina, Arab, dan lain-lain.Nama pengadilanya adalah Landrad yang
sekarangmenjadi pengadilan negri.
1974 : Menteri kehakiman yang sebelumnya adalah Prof. Oemar Seno Aji, diganti oleh
Prof.Mochtar Koesoemoatmaja. Beliau lebih mengintensifkan pembuatan RUUHAP,
menyimpandraft V (karena sebelumnya sudah terjadi perubahan draft sebanyak IV kali),
dan menyerahkanyake kabinet.
9-9-1981: RUUHAP disetujui sidang gabungan (SIGAB) komisi I dan III DPR RI.
Page 6
B. Pengertian Hukum Acara Pidana
1. SIMON
Hukum acara pidana bertugas mengatur cara-cara negara dengan alat
perlengkapannya mempergunakan wewenangnya untuk memidana dan
menjatuhkan pidana.
2. SUDARTO
Hukum acara pidana adalah aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang
harus dilakukan oleh pada penegak hukum dan pihak-pihak lain yang terlibat
didalamnya apabila ada persangkaan bahwa hukum pidana dilanggar.
Page 7
c) Tujuan Hukum Acara Pidana
Tujuan hukum pidana adalah mencari kebenaran materil sekaligus
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
Page 8
10) Pengawasan putusan pengadilan dilakukan oleh ketua pengadilan yang bersangkutan.
Page 9
F. Orang-Orang Yang Terlibat Dalam Hukum Acara Pidana
Tersangka: orang yang diduga melakukan tp sebelum masuk sidang pengadila. Jika sudah
masuk pengadilan statusnya menjadi terdakwa, dan apabila sudah diputus maka statusnya
sebagai terpidana.
Saksi: orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentigan penyidikan, penuntutan
dan peradilan tentang suatu perkara yang pidana yang ia dengar, lihat atau alami sendiri.
Saksi ahli: seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuatterang suatu perkara pidana guna kepentingan peradilan.
Penyidik: pejabat polisi negara republik Indonesia yang diberi wewenang menurut UU
untuk melakukan penyidikan
Penyelidik: pejabat polisi negara republik Indonesia yang diberi wewenang menurut UU
untukmelakukan penyelidikan.
Penyidik pembantu: pejabat kepolisian negara RI yang karena diberi wewenang tertentu
dapatmelakukan tugas penyidikanJaksa: pejabat yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk bertindak sebagai penuntu tumum serta melaksanakan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Hakim: pejabat pengadilan yang diberi wewenang oleh UU untuk mengadili. Advokat/
kuasa hukum.
Pejabat aparat eksekusi: bertugas melaksanakan UU pelaksanaan pidana. Misalnya pejabat
Lapas (lembaga pemasyarakatan).
Page
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur
bagaimana Negara dengan menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan
wewenangnya untuk memidana ataumembebaskan pidana.Proses beracara dalam
acara pidana adalah sebuah pedoman untuk mengumpulkan data,mengolahnya,
menganalisa serta mengkonstruksikannya. Proses beracara dalam hukum
pidanamencakup tiga hal, yaitu sah tidaknya suatu penangkapan atau penahanan
(Pasal & KUHAP), pemeriksaaan sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan (Pasal 80 KUHAP), pemeriksaan tentang permintaan ganti kerugian atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya
penghentian penyidikan (Pasal 81 KUHAP).
B. Saran
Saran dari penyusun yaitu sebaiknya dalam bercara pidana prosesnya lebih diperbaik
lagi karenamasih ada yang merasa bahwa dalam beracara pidana masih sangat
merepotkan dan menghabiskan biaya yang banyak.
Page
11
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana.Jakarta: Ghalia
Indonesia
Hamzah, Andi. 1987. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana.
Indralaya:Universitas Sriwijaya
Page
12