Anda di halaman 1dari 69

AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BUKU MODUL

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang dibina oleh
Bapak Rizky Firmansyah, S.E., M.S.A.

Disusun oleh:
Kelompok 1
Adelia Zanuba Arifa 210422521621
Aprillia Putri Ning Tyas 210422521609
Rifda Putri Permatasari 210422521623

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI
DESEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat pencipta alam semesta, Allah SWT,
yang selalu melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Bapak Rizky Firmansyah, S.E., M.S.A. karena
selalu mendukung dan memotivasi dalam perkembangan tugas kami. Terakhir yang tidak kalah
pentingnya, kami juga berterima kasih kepada diri kami sendiri bahwa kami tidak mudah
menyerah dalam melakukan tugas dan juga untuk selalu berusaha sebaik mungkin untuk dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Buku modul kami berjudul “Akuntansi Pemerintah Daerah" adalah tugas yang
memungkinkan kami untuk memahami lebih dalam terkait sistem akuntansi pemerintah daerah.
Penugasan ini juga dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman kami tentang materi
tersebut.
Bersamaan dengan diselesaikannya tugas ini, kami mengucapkan permohonan maaf
apabila terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya. Kami percaya bahwa tidak ada
kesempurnaan dalam diri setiap manusia karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh
karena itu, kami akan menghargai adanya umpan balik atau saran maupun koreksi dari
pembaca. Akhir kata, kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Terima kasih.

Malang, 9 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

BUKU MODUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

DAFTAR GAMBAR 5

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH 8


1. Pengertian Akuntansi 8
2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan 8
3. Kedudukan Akuntansi Pemerintah daerah di dalam Akuntansi 9
4. Sistem Pencatatan 10
5. Basis Akuntansi Pemerintahan 10
6. Standar Akuntansi 11
7. Persamaan Akuntansi 12
Latihan Soal 15

SEJARAH DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN 17


1. Sejarah Terkait Akuntansi Pemerintahan 17
2. Landasan Hukum Akuntansi Pemerintahan & Kewajiban Dalam Menyusun Laporan
Pertanggungjawaban 18
3. Sentralisasi dan Desentralisasi Akuntansi 19
4. Laporan Keuangan 20
Latihan Soal 21

MACAM DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 27


A. Perkembangan Dasar Hukum 27
B. Laporan Realisasi Anggaran 27
C. Neraca 31
D. Laporan Arus Kas(LAK) 36
E. Catatan atas Laporan Keuangan 39
Latihan Soal 41

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH & KEBIJAKAN 46

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 46


1. Pengakuan 46
2. Pengukuran 46
3. Pengungkapan 47
4. Kode Rekening 47
Latihan Soal 48

3
SISTEM AKUNTANSI DALAM SKPD DAN BUD 51
1. Satuan Akuntansi dan Satuan Pelaporan 51
Latihan soal 53

JURNAL SKPD DAN PPKD AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 56


1. Jenis Akun 56
2. Jenis Jurnal 63
3. Glosarium 64
4. Transaksi antara PPKD dan SKPD 64
Latihan Soal 65

Daftar Pustaka 68

4
DAFTAR GAMBAR

12
Gambar 1.1 Neraca Pemerintah Daerah 13
Gambar 1.2 laporan Realisasi Anggaran 27
Gambar 3.1 Format laporan realisasi anggaran 31
Gambar 3.2 Neraca 36
Gambar 3.3 Laporan Arus Kas 38
Gambar 5.1 Bagan Pelaksanaan APBD 56
Gambar 6.1 Jenis Akun 56

5
6
PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

1. Pengertian Akuntansi

Ada beberapa pengertian akuntansi berdasarkan sudut pandang yang berbeda


seperti berikut ini.
● Menurut Accounting Principles Board (1970):
Untuk membantu pengambilan keputusan, akuntansi adalah layanan yang
mencoba memberikan informasi kuantitatif, biasanya tentang keuangan entitas ekonomi
atau perusahaan komersial.
● Menurut American Accounting Association (1966):
Akuntansi adalah proses menemukan, mengevaluasi, mendokumentasikan, dan
melaporkan data mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas sehingga pemangku
kepentingan tertentu dapat menggunakannya untuk membuat keputusan.
● Menurut American Institute of Certified Public Accounting (AICPA):
Akuntansi adalah seni mendokumentasikan, mengkategorikan, dan menyusun
transaksi keuangan, pengukuran, dan peristiwa lainnya secara akurat.
Dari ketiga definisi di atas, dapat dilihat bahwa akuntansi adalah suatu sistem
pencatatan keuangan yang mencakup pengenalan, pengukuran, pengklasifikasian,
pencatatan, dan pengungkapan data keuangan untuk digunakan oleh pengambil
keputusan internal dan eksternal.

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan

The American Accounting Association menyatakan bahwa tujuan akuntansi


untuk semua jenis organisasi adalah untuk menyajikan informasi sebagai:
a. Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas secara
efisien.
b. Mengelola sumber daya manusia dan bahan baku.
c. Manajemen dan pelaporan mengenai penyimpanan sumber daya yang berbeda.
d. Upaya untuk berkontribusi pada efektivitas organisasi

Dalam Statement of Financial Accounting Consepts No. 4 (SFAC No. 4)


disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi non-bisnis (Not For

7
Profit Organizations, disingkat: NFPO) adalah untuk dapat menawarkan informasi yang
akan berguna (mungkin ) kepada pengguna informasi di:
a. Membuat keputusan yang rasional terkait alokasi berbagai sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi.
b. Penentuan jumlah layanan yang dapat diberikan NFPO dan kemampuannya
untuk terus menyediakan layanan itu.
c. Penentuan bagaimana menilai tanggung jawab manajer NFPO dan aspek lain
yang terkait dengan kinerja mereka.

Tujuan akuntansi pemerintahan didasarkan pada Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP), yang meliputi:
a. Mencatat, mengolah, dan melaporkan transaksi keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum dalam rangka pengamanan kekayaan pemerintah
pusat/daerah dan instansinya;
b. Menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kegiatan anggaran
dan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah, baik secara nasional maupun untuk
instansi yang penting sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan
kepatuhan terhadap pengesahan anggaran dan untuk pertanggungjawaban;
c. memberikan informasi yang akurat tentang keadaan keuangan organisasi dan
kesehatan keuangan Pemerintah Pusat atau Daerah secara keseluruhan;
d. Menyajikan informasi keuangan yang penting untuk perencanaan,
penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan dan dana pemerintah secara
efisien.

3. Kedudukan Akuntansi Pemerintah daerah di dalam Akuntansi


Akuntansi pemerintah daerah memberikan informasi keuangan yang bermanfaat
bagi pihak internal dan eksternal pemerintah daerah, sehingga dapat diklasifikasikan
menjadi akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Menurut grand theory,
akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bermaksud untuk memberikan informasi
kepada pihak-pihak dalam suatu lembaga yang membuat laporan keuangan, sedangkan
akuntansi keuangan ditujukan untuk orang-orang di luar bisnis yang menyusun laporan
keuangan.

8
4. Sistem Pencatatan

Dalam ilmu akuntansi terdapat sistem pencatatan yang disebabkan oleh adanya
tahap pencatatan di dalam akuntansi. Sistem pencatatan terdiri single entry dan double
entry.
Single entry adalah sistem pencatatan yang dikenal dengan sistem tata buku
tunggal. Pencatatan transaksi keuangan dilakukan sekali, ketika kas bertambah maka
dicatat pada penerimaan buku kas umum. Sedangkan, saat kas berkurang dicatat pada
sisi pengeluaran buku kas umum.
Double Entry adalah sistem pencatatan yang sering dikenal dengan sebutan
akuntansi karena adanya sisi debit dan kredit pada saat melakukan pencatatan. Sisi
debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi kredit ada di sebelah kanan. Sistem
pencatatan harus menjaga keseimbangan antara kedua sisi tersebut. Kegiatan mencatat
menggunakan sistem ini disebut dengan menjurnal. Saat ini, pemerintah daerah harus
dapat menyusun laporan keuangan karena bentuk dari laporan tersebut berupa neraca,
laporan arus kas, dan laporan realisasi anggaran.

5. Basis Akuntansi Pemerintahan

Basis akuntansi adalah berbagai prinsip akuntansi yang menjadi penentu atas
transaksi atau kejadian yang harus diakui oleh entitas dengan bertujuan membuat
laporan keuangan (SAP PP No. 24 Thn. 2005). Strategi dalam pengembangan standar
akuntansi pemerintah (SAP) melalui proses peralihan dari basis kas menuju basis akrual
yang disebut cash toward accrual.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 menjadi standar bagi pemerintah
dalam membuat laporan keuangan yang berisi sebagai berikut “Pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran menggunakan basis kas,
sedangkan untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca
menggunakan basis akrual”.
Basis kas mengakui suatu transaksi apabila menyebabkan perubahan pada kas.
Namun, jika transaksi tersebut tidak mempengaruhi kas maka tidak perlu dilakukan
pencatatan. Basis ini menyajikan informasi terkait sumber dana yang dihasilkan entitas

9
dengan membandingkan anggaran dari penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode. Basis ini memiliki keterbatasan terutama dalam penyajian informasi keuangan,
seperti hanya berfokus pada arus kas dalam periode berjalan dan mengabaikan arus
sumber daya lainnya yang kemungkinan akan terjadi.
Basis akrual mengakui transaksi pada saat transaksi tersebut tengah terjadi dan
dicatat dalam catatan akuntansi serta diakui pada laporan keuangan pada periode
terjadinya. Basis ini menghasilkan informasi yang lengkap dalam penyusunan laporan
keuangan sehingga dapat memenuhi tujuan dari pembuatan laporan keuangan.

6. Standar Akuntansi

Menurut Undang-Undang No. 17 Thn. 2003 tentang Keuangan negara


mengatakan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban APBN/APBD disusun
dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan
menggunakan aturan pemerintah.
Agar dapat memenuhi ketentuan tersebut, maka Pasal 23 ayat (2) Undang-
Undang No. 17 Thn. 2003 menyatakan standar akuntansi pemerintah disusun oleh
komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 24 Thn. 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan.
/SAP.
Standar Akuntansi Pemerintahan digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan laporan pelaksanaan APBN/APBD berupa laporan keuangan seperti,
laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
SAP memiliki satu kesatuan dengan pengantar standar akuntansi pemerintah
dan kerangka konseptual akuntansi pemerintah. Pengantar standar akuntansi
pemerintah merupakan informasi terkait latar belakang atas penyusunan SAP,
sedangkan kerangka konseptual merupakan konsep yang menjadi dasar dalam
penyusunan dan pelaporan laporan keuangan.
Pernyataan standar akuntansi pemerintah (PSAP) terdiri dari:

10
Tabel 1.1 PSAP
Menurut Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 24 Thn. 2005 menyatakan bahwa
pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan dengan berdasar pada SAP.
Sistem akuntansi pemerintah pusat diatur dengan peraturan menteri keuangan
sedangkan pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota
mengenai pengelolaan keuangan daerah.

7. Persamaan Akuntansi

Dalam melakukan pencatatan akuntansi perlu diketahui terlebih dahulu terkait


akun atau elemen apa saja yang ada pada laporan keuangan. Pada bagian neraca
terdapat elemen-elemen seperti aset, kewajiban, dan ekuitas, sedangkan pada laporan
realisasi anggaran (LRA) terdapat elemen pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

11
Ketika melakukan pencatatan berupa penjurnalan selalu berkaitan dengan debit
dan kredit. Dalam hal ini, perlu adanya keseimbangan antara debit dan kredit. Untuk
menjaga keseimbangan itu maka perlu adanya pemahaman mengenai persamaan
akuntansi.
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai persamaan akuntansi, maka di
bawah ini diberikan contoh sederhana terkait neraca pemerintah daerah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Neraca Pemerintah Daerah

Berdasarkan informasi di atas dapat diketahui total aset sejumlah Rp1.796.200


sama jumlahnya dengan total kewajiban dan ekuitas sebesar Rp1.796.200 . Sehingga,
persamaan akuntansi untuk neraca adalah sebagai berikut:
Aset = Kewajiban + Ekuitas

12
Sama halnya dengan neraca, laporan realisasi anggaran terdiri dari elemen-
elemen akuntansi ,yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Untuk dapat memahami
laporan tersebut, di bawah ini diberikan contoh sederhana mengenai laporan realisasi
anggaran sebagai berikut:

Gambar 1.2 larporan Realisasi Anggaran

Dari data di atas terlihat bahwa total belanja sejumlah Rp1.993.500.000.000


ditambah dengan pengeluaran pembiayaan sejumlah Rp 25.900.0000.000 sama dengan
jumlah pendapatan sejumlah Rp1.992.500.000.000 ditambah dengan penerimaan
pembiayaan sejumlah Rp 96.900.000.000, yaitu Rp2.019.400.000.

Persamaan akuntansi atas APBD dan LRA adalah sebagai berikut:


Belanja + Pengeluaran Pembiayaan = Pendapatan + Penerimaan Pembiayaan

13
Latihan Soal

1. Transparansi dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan di setiap


daerah harus jelas. Bagaimana pendapatmu terkait hal ini?
2. Apa perbedaan dari basis kas dan basis akrual?
3. Apa saja sistem pencatatan dalam akuntansi daerah? Jelaskan secara rinci!

Jawaban
1. Setiap masalah yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah harus
diberitahukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Pengelolaan keuangan
daerah harus dilakukan secara disiplin, efektif, efisien, dan bertanggung jawab di
samping menaati peraturan perundang-undangan. Kepala Daerah harus
menggunakan aturan akuntansi umum agar laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta SAP. Pedoman mendasar yang
dipilih lembaga pelapor saat membuat dan menyajikan laporan keuangan adalah
yang terkait dengan akuntansi pemerintah daerah.
2. Ketika sebuah transaksi menyebabkan perubahan kas, dasar kas mencatatnya
sebagai sebuah transaksi. Namun, tidak diharuskan mencatat transaksi jika tidak
berdampak pada kas. Dengan membandingkan anggaran pengumpulan dan
pengeluaran kas selama suatu periode, basis ini memberikan rincian mengenai
sumber dana yang dibuat oleh lembaga. Basis akrual, di sisi lain, menangkap
transaksi saat terjadi, mengakuinya dalam catatan akuntansi, dan
melaporkannya dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Untuk
mencapai tujuan menghasilkan laporan keuangan, dasar ini menghasilkan
informasi yang komprehensif.
3. Single Entry adalah metode pencatatan yang sering disebut sebagai metode
pembukuan tunggal. Bila kas bertambah, dicatat dalam buku kas umum
penerimaan setelah transaksi keuangan dicatat satu kali. Sementara itu,
penurunan kas tercatat di sisi pencairan buku kas secara keseluruhan. Karena
sisi debit dan kredit dicatat saat menggunakan sistem pencatatan Double ,
akuntansi sering digunakan untuk merujuknya. Sisi kredit ada di sebelah kanan,
sedangkan sisi debit ada di sebelah kiri. Keseimbangan antara kedua belah
pihak harus dijaga oleh mekanisme pencatatan.

14
15
16
SEJARAH DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN

1. Sejarah Terkait Akuntansi Pemerintahan

Ketika Indonesia sudah merdeka, pemerintah memiliki alat dasar untuk


mengendalikan keuangan: entri dalam buku kas yang mencakup pengeluaran dan
penerimaan, serta sejumlah buku pembantu yang tujuan utamanya untuk memberikan
laporan berkala kepada pihak yang lebih berwenang. Pembukuan "kameral" adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan tata cara semacam itu.
Semua instrumen pemerintahan, termasuk sistem keuangan negara dan
pembuatan anggaran keuangan, ditetapkan oleh pemerintah Belanda sebelum
pemerintah Belanda menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Indonesia pada akhir
tahun 1949. Indonesia tetap menerapkan ICW (Indische Indische) yang diilhami
Belanda. Comptabiliteitswet) Staatsblad pada Tahun 1925/448 undang-undang
perbendaharaan sampai dengan tahun 2004. ICW dinyatakan bahwa tidak akan
dipergunakan kembali sesuai dengan yang tercatat pada Bab 11 Pasal 37 UU No.17
Thn. 2003 terkait finansial sebuah negara yang telah disahkan pada 5 April 2003. Lalu
telah dipertegas ulang pada UU No.1 Thn.2004 mengenai Perbendaharaan Negara
yang telah dibuat ketetapan. Kemudian berada tepat pada 14 Januari 2004 atau setahun
kemudian, Bab IV Pasal 72 menjelaskan bahwa "ICW dinyatakan tidak berlaku".
Sejak TA 2004, dengan bersumber pada UU pemerintah pusat telah membuat
Laporan Keuangan Pemerintah (LKPP). Tetapi tidak sebatas itu, Ketetapan Menteri
Keuangan RI No.337/ KMK.12 Thn.2003 terkait Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat
serta Pelaporan hak-hal finansial dan UU No.17 Thn.2003 tentang Keuangan Negara.
Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan CALK
merupakan bagian dari LKPP. Selain itu, pada tanggal 13 Juni 2005, dijelaskan pada PP
No.24 Thn.2005 menetapkan aturan resmi bahwa Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP) memiliki tanggungjawab dalam membuat 9 laporan pemerintah
yang dikenal sebagai SAP atau Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Modifikasi utama dalam laporan pertanggungjawaban milik pemerintah berupa
pencantuman Neraca yang merupakan unsur laporan keuangan. Karena LRA saat ini
dapat dibuat tanpa sistem akuntansi yang terintegrasi dengan menggunakan
pembukuan yang dikoordinir oleh bendahara pemerintah. Menghitung kekayaan dan
utang suatu negara adalah tujuan mendasar dari menciptakan neraca. Utang luar negeri

17
khususnya mudah dipahami karena pemberi pinjaman memiliki semua informasi yang
diperlukan. Sistem pencatatan neraca yang menyeluruh diperlukan, terutama untuk
transaksi historis yang melibatkan kewajiban dan aset sebagai bagian dari pelaksanaan
anggaran pemerintah. Transaksi tunai digunakan untuk membuat laporan arus kas,
yang dapat dibandingkan dengan laporan transaksi terkait kas lainnya yang tidak
termasuk.LRA.

2. Landasan Hukum Akuntansi Pemerintahan & Kewajiban Dalam Menyusun


Laporan Pertanggungjawaban

Dalam rangka melayani, mengabdi, melindungi, memberdayakan, dan


mensejahterakan masyarakat luas, pemerintah memiliki hak serta kewajiban terkait
dengan mengurus sejumlah permasalahan di pemerintahan yang diselenggarakan oleh
setiap tingkatan pemerintahan sesuai dengan yang dijelaskan pada PP No.38 Thn.2007.
Sumber daya ekonomi termasuk tanah, bangunan, uang, dan sumber daya lainnya
diperlukan bagi pemerintah, baik nasional maupun lokal, untuk menjalankan usahanya.
Akibatnya, pemerintah diharuskan memungut uang dari masyarakat antara lain berupa
retribusi serta pajak. Hasil dari SDA yang dihasilkan di tanah negeri ini juga dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah.
Pemerintah wajib membuat laporan pertanggungjawaban, termasuk laporan
keuangan, karena telah diberikan amanah oleh rakyat atau masyarakat (melalui
wakilnya di DPR/DPRD) untuk menjalankan penyelenggaraan pemerintahan, mengelola
hasil sumber daya, serta memungut pajak dan retribusi lainnya (PP No. 8 Thn. 2006).
Selain itu, pengorganisasian sistem akuntansi adalah sarana atau proses yang dianggap
dapat dipercaya untuk menghasilkan laporan keuangan. Kemudian Laporan keuangan
itu akan diperiksa oleh lembaga independen tinggi negara untuk lebih memperkuat
reliabilitas. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berperan untuk memeriksa
penatausahaan dan pertanggungjawaban finansial negara yang diselenggarakan oleh
pemerintah wilayah pusat, Lembaga Negara lainnya, pemda, BUMN, BI, BUMD, BLU,
dan lembaga/badan lainnya yang memiliki tugas untuk mengatur finansial negara.
Berdasar Pasal 6 Ayat 1 UU No.15 Thn.2006 memuat berbagai perspektif akuntansi
serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran milik pemerintah, diantaranya
seperti yang ada dibawah ini:

18
3. Sentralisasi dan Desentralisasi Akuntansi

Tentunya bisa dibayangkan bila tidak mungkin pengelolaan urusan pemerintahan


baik di kawasan pusat ataupun di kawasan daerah dengan kekuatan satu unit organisasi
saja. Misalnya, Pasal 3 UU No.32 Thn.2004 menyatakan bahwa pemda terdiri dari
pemerintah provinsi serta DPD. Pengelolaan wilayah terdiri dari kepala dan perangkat di
daerah. Perangkat daerah meliputi beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang terdiri dari kesekretariatan (sekretariat daerah dan sekretaris DPRD), dinas, kantor,
dan badan.
Masing masing unit SKPD adalah semua unit menggunakan anggaran dan
nantinya akan melakukan kegiatan bertransaksi serta melakukan pengelolaan semua
aktiva yang nilainya tinggi (PP pasal 1 No 16). Menurut sudut pandang penanggung
jawab akuntansi daerah dan ruang lingkupnya, dimungkinkan untuk menerapkan dua
sistem, sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Apabila menggunakan sistem
sentralisasi, penanggung jawab pembukuan seluruh transaksi akan ditugaskan kepada
SKPD yang memproses kegiatan tersebut sebagai transaksi dalam administrasi daerah.
Akan tetapi, sebagai warga negara yang menggunakan anggaran, kepala SKPD perlu
mempertanggungjawabkan mengenai laporan keuangan dari setiap satuan kerjanya.
Sebaliknya dengan sistem desentralisasi, tiap SKPD mengadakan pembukuan untuk
mendata transaksi yang sudah kejadian di tiap unit kerjanya untuk menyusun laporan
keuangan dari SKPD. Sehubungan dengan itu, komunitas akuntansi disebut sebagai
satker sebagai salah satu pengguna anggaran. Selain itu, lembaga pelapor menerima
laporan keuangan dari masing-masing SKPD untuk digabungkan dengan data keuangan

19
daerah. Layanan manajemen keuangan dan aset regional biasanya adalah satker yang
berfungsi sebagai pelapor..

4. Laporan Keuangan

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian di atas, pemerintah membutuhkan


sumber daya ekonomi seperti peralatan, bangunan, tanah, uang, dan aset lainnya untuk
menjalankan usahanya. Pajak dan pungutan lainnya mungkin dikumpulkan untuk
menyediakan sumber daya keuangan ini. Sumber daya ekonomi ini juga dapat
dihasilkan dari pinjaman kepada kreditur, yang mengakibatkan utang pemerintah yang
harus dilunasi kepada kreditur nantinya. Kekayaan bersih pemerintah adalah apa yang
tersisa setelah dikurangi kewajibannya dari asetnya. Jumlah kekayaan bersih
pemerintah kadang-kadang disebut sebagai dana ekuitas dalam akuntansi pemerintah
Indonesia.
Pengeluaran pemerintah menurun sebagai akibat dari operasi pemerintah.
Pengeluaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan dana
pemerintah untuk kegiatan operasional. Sedangkan pemerintah antara lain memungut
pajak dan retribusi dalam rangka penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan.
Uang yang diterima pemerintah dari banyak pungutan ini adalah contoh pendapatan.
Selain itu, pemerintah memiliki kemampuan untuk meminjam uang dari kreditur dan
membayarnya kembali. Mereka disebut sebagai kegiatan pembiayaan.
Neraca juga dikenal sebagai laporan keuangan pemerintah melaporkan jumlah
utang, aset, dan dana ekuitas pada periode yang ditentukan. Laporan keuangan yang
dikenal sebagai Laporan Realisasi Anggaran merinci jumlah pendapatan, pengeluaran,
pengeluaran pembiayaan, serta penerimaan pembiayaan yang pernah kejadian pada
suatu rentang waktu tertentu. Selain kedua dokumen laporan tersebut, pemerintah juga
memberikan laporan Laporan Arus Kas yang merinci aliran uang masuk dan keluar kas
Negara/Daerah. Berbagai macam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Neraca
Smith dan Skousen (2007, hal 152) Neraca merupakan pelaporan terkait
aktiva (sumber daya perusahaan), kewajiban(hutang) dan klaim kepemilikan
terhadap sumber daya ekuitas pada waktu tertentu (Smith dan Skousen tahun
2007 halaman 152). Neraca mengilustrasikan bagaimana kedudukan keuangan
sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Kemudian, informasi keuangan di dalam

20
neraca dapat digolongkan kedalam hutang, aset, dan ekuitas dana dari
pemerintah.
2) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA adalah laporan yang menggambarkan selisih antara jumlah yang
dianggarkan di awal periode dengan jumlah yang telah direalisasi diakhir periode
(Indra Bastian 2007 nomor 308),. LRA menunjukkan atau menginformasikan
terkait anggaran yang dibandingkan dengan realisasi itu. Informasi transaksi
keuangan yang sudah ada di dalamnya digolongkan menurut: Belanja,
Pendapatan, Pengeluaran Pembiayaan. dan Penerimaan Pembiayaan
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menampilkan segala penjelasan terkait arus kas keluar
dan arus kas masuk yang ada pada kas negara maupun daerah. Penjelasan
arus kas juga dapat digolongkan sesuai penyebab yang berdampak pada
aktivitasnya.
4) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
CaLK ialah perincian atau kajian secara detail terkait nilai pos yang ada di
Laporan Arus Kas, LRA, dan Neraca

Latihan Soal
A. Pilihan Ganda
1. Pada dasarnya neraca di pemda mencakup segala penjelasan dibawah, kecuali :
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Ekuitas Dana.
c. Utang
d. Aset
2. Banyak akun yang tercantum dalam LRA diantaranya yaitu:
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Ekuitas Dana
c. Utang
d. Aset
3. Sebagian besar akun yang tersedia dalam LAK diantaranya yaitu
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Ekuitas Dana

21
c. Utang
d. Aset
4. Akuntansi pemerintah memiliki tujuan tertentu, kecuali :
a. Sebagai proses serta pelaporan terkait transaksi yang tetap disesuaikan
dengan ketentuan dan praktek akuntansi yang diperoleh secara umum,
menjaga semua aset Pemerintah Pusat atau Daerah serta instansi-
instansinya dan mencatatnya
b. Menyediakan segala pemberitahuan informasi transaksi keuangan yang
sangat bermanfaat sebagai pengelolaan, perencanaan, dan
pengendalian kegiatan serta keuangan pemerintah dengan efisien
c. Menyajikan pemberitahuan yang cermat dan benar terkait aset semua
perusahaan di Indonesia
d. Menyampaikan penjelasan terpecaya terkait posisi keuangan salah satu
instansi dan Pemerintah Pusat atau Daerah secara keseluruhan
5. UU terkait bendahara warisan dari Belanda yang terus digunakan hingga saat
masa kemerdekaan Indonesia adalah :
a. IBW 16
b. I C W
c. UU No.1 Thn.2005
d. UU No.17 Thn.2004
6. Isi informasi neraca untuk pemerintah di daerah, dasarnya seperti berikut ini,
kecuali:
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Ekuitas Dana
c. Utang
d. Aset
7. Informasi berikut yang ada dalam LRA adalah :
a. Penerimaan Pembiayaan
b. Ekuitas Dana
c. Utang
d. Aset
8. Dibawah yang termasuk informasi dalam LAK ialah:
a. Informasi yang disajikan di Laporan Realisasi A

22
b. Hutang
c. Penerimaan Kas dari kegiatan Operasional
d. Ekuitas Dana
e. Aset
9. Standar Akuntansi Pemerintahan memiliki fungsi diantaranya adalah
a. Menyusun sistem dalam menjalankan APBN
b. Mengatur waktu saat kewajiban, aset, belanja, penerimaan pembiayaan,
pendapatan, pengeluaran penjualan akan dicatat
c. Menyusun sistem ,mengikhtiarkan kas di bendarara
d. Menyusun sistem mengikhtiarkanbarang milik negara
10. Berikut keterangan yang menjelaskan tentang prosedur akuntansi negara
menurut PP No.24 Thn.2005 berbunyi:
a. Komite SAP sebagai penyusun pedoman
b. Undang-undang/UU bagian bendaharawan
c. Beberapa buku/modul tentang pemerintah
d. Alur atau prosedur penuntun yang menggunakan komputer dimulai
mengumpulkan catatan data, pengikhtisaran, mencatat, serta melaporkan
transaksi pemerintahan

B. Esai
1. Mengapa pemerintah membuat laporan pertangungjawaban ?
2. Apa kegunaan dari Catatan Atas Laporan Keuangan?
3. Dilihat dari aspek yang bertanggung jawab terkait akuntansi daerah dan
jangkauannya terdapat 2 kemungkinan sistem yang telah digunakan, apa
sajakah sistem itu?
4. Apa yang dimaksud dengan pembukuan kameral?
5. Informasi yang disampaikan pada laporan arus kas terdiri dari apa saja?

23
Jawaban

A. Pilihan Ganda

B. Esai
1. Pemerintah wajib membuat laporan pertanggungjawaban, termasuk
laporan keuangan, karena telah diberi amanah oleh rakyat (melalui
wakilnya di DPR/DPRD) untuk menjalankan penyelenggaraan
pemerintahan, mengelola hasil sumber daya, serta memungut pajak dan
retribusi.
2. - Memaparkan hasil laporan keuangan dengan kalimat yang mudah
dipahami terutama kepada orang yang bukan bidang akuntansi
- Menjelaskan penjelasan umum terkait perusahaan dan juga penjelasan
umum dari kebijakan fiskal yang telah diterapkan
- Menyajikan ikhtisar dari kinerja perusahaan lewat target keuangan yang
ada dan tercapai
3. Apabila menggunakan sistem pusat, penanggung jawab pembukuan
seluruh transaksi keuangan ditugaskan kepada SKPD (biasanya dinas

24
tata usaha dan kekayaan daerah) yang memproses transaksi tersebut
sebagai transaksi administrasi daerah. Akan tetapi, sebagai warga
negara yang menggunakan anggaran, kepala SKPD perlu
mempertanggungjawabkan mengenai laporan keuangan dari setiap
satuan kerjanya. Sebaliknya dengan sistem desentralisasi, tiap SKPD
mengadakan pembukuan untuk mendata transaksi yang sudah kejadian
di tiap unit kerjanya untuk menyusun laporan keuangan dari SKPD.
Sehubungan dengan itu, komunitas akuntansi disebut sebagai satker
sebagai salah satu pengguna anggaran. Selain itu, lembaga pelapor
menerima laporan keuangan dari masing-masing SKPD untuk
digabungkan dengan data keuangan daerah.
4. Entri buku kas yang berisi penerimaan dan pembayaran dan sebagian sub-
register dengan tujuan utamanya adalah untuk memberikan laporan rutin
kepada mereka yang memiliki otoritas lebih besar.
5. Laporan arus kas berisi penjelasan terkait arus kas ke dan dari kas
negara bagian/wilayah. Penjelasan arus kas digolongkan ke dalam
aktivitas yang menjadi akar penyulutnya, yaitu: Aktivitas Operasi, aktivitas
non-aggaran, aktivitas investasi non keuangan, aktivitas pembiayaan.

25
26
MACAM DAN BENTUK LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. Perkembangan Dasar Hukum

Di Indonesia, tidak sedikit undang undang yang mengatur mengenai


pertumbuhan dasar hukum keuangan di Indonesia. Contohnya adalah PP No. 58
Thn.2005 yang membahas sistem mengelola keuangan di daerah. Terdapat juga
peraturan Permendagri Nomor 13/2006 yang membahas terkait panduan dalam
mengelola keuangan daerah. Ketentuan aturan ini disahkan bersamaan dengan
Reformasi Keuangan Negara yang ditunjukkan dengan pengesahan UU di bidang
Keuangan Negara). Sebagaimana direvisi oleh Permendagri Nomor 59 Thn.2007
Terdapat unsur-unsur yang harus dicantumkan di laporan keuangan oleh pemerintah
(pemerintah pusat atau daerah) berdasarkan landasan hukumnya:

Laporan keuangan itu diharuskan untuk dibuat berdasarkan aturan DALAM


Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), sudah dituliskan di dalam PP nomor 24
Thn.2005 yang membahas mengenai SAP.

B. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merinci belanja, penghasilan, belanja
pembiayaan , & penerimaan pembayaran. Pemerintah daerah selama waktu yang telah
ditentukan dibandingkan dengan anggaran yang bersangkutan. LRA dibuat atas dasar
kas sesuai seperti Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), artinya penerimaan dan
penghasilan/pendapatan dicatat segera setelah kas masuk di rekening kas umum.
Serta, pengeluaran pembayaran dicatat di kas umum daerah apabila kas sudah
disetorkan dari rekening kas umum daerah. Khususnya, biaya-biaya yang telah disetujui
oleh bendahara SKPD saat biaya itu sudah disepakati. PSAP No. 2 mengatur aturan
tambahan terkait penyajian LRA dan persyaratannya.

a). Pendapatan

27
Pendapatan adalah setiap pemasukan penghasilan dari rekening kas umum
negara atau daerah yang mengakibatkan bertambahnya ekuitas dana lancar selama
masa waktu anggaran berlaku (Undang Undang Nomor. 33 Thn. 2004). Nantinya, ini
adalah hak pemerintah, serta pemerintah tidak wajib untuk melakukan pembayaran
kembali. Dari struktur LRA di atas, terlihat bahwa pendapatan daerah dapat diperoleh
dari banyak sumber, antara lain adalah pendapatan dana perimbangan, pendapatan asli
daerah, pendapatan lainnya yang sudah disahkan, dan transfer lain dari pemerintah.
Karena adanya uang yang diterima oleh pemerintah daerah (dalam rekening kas umum
daerah). Selain itu, penerimaan ini ialah kewenangan Pemerintah Daerah agar
menerima uang, maka penerimaan kas dari sumber-sumber penerimaan itu telah sesuai
dengan definisi pendapatan bagi pemerintah daerah.
Pastinya, tidak semua penerimaan di rekening Perbendaharaan adalah milik
pemerintah daerah. Sebagai gambaran, pemerintah daerah dapat menyerahkan upah
PNS sebanyak Rp. 10.000.000,00, dan pemerintah daerah dapat memotong ganti rugi
tersebut dari Rp. 100.000,00 Biaya Askes yang selanjutnya akan dibayarkan kepada PT
Askes. Karena uang ini secara hukum bukan milik pemerintah daerah, penerimaannya
bukan merupakan pendapatan. Pemotongan premi asuransi kesehatan adalah transaksi
non-anggaran daripada transaksi pendapatan. Sebagai ilustrasi lain, jika Pemerintah
Daerah menarik pinjaman sebesar Rp 200 miliar, maka menerima uang tunai, tetapi
karena uang tersebut harus dikembalikan oleh Pemerintah Daerah saat jatuh tempo,
oleh sebab itu penerimaan tersebut pada ekuitas dananya tidak bertambah, tetapi
kewajiban Pemerintah Daerah kepada para kreditor muncul. Transaksi penarikan
pinjaman itu tidak bisa disebut transaksi penghasilan/pendapatan lagi tetapi merupakan
transaksi pembiayaan.

b). Belanja
Belanja merupakan pengeluaran yang dilakukan dari rekening kas umum
negara atau daerah yang menurunkan ekuitas dana saat ini pada saat periode anggaran
yang berlaku dan pemerintah tidak diperlukan untuk membayar kembali (Peratiran
Pemerintah no. 24 thn. 2005). Menurut struktur di LRA yang dijelaskan sebelumnya,
pengeluaran termasuk dalam kategori pengeluaran operasional, pengeluaran modal,
biaya tak disangka, dan pengeluaran transfer.

28
Belanja operasi ini ialah pengeluaran yang dianggarkan untuk operasional rutin
pemerintah daerah yang memiliki hasil jangka pendek atau biasa dikenal sebagai
belanja operasional (Pasal 55 No. 12 Thn. 2019). Secara spesifik, biaya operasional
terdiri dari: upah, pembelian komoditas, , subsidi, hibah, bunga , bansos, dan
pembagian hasil.
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dianggarkan sebagai bentuk
akuisisi aset tetap dan lainnya dengan utilitas selama beberapa periode (Pasal 55 No.
12 Thn. 2019). .Antara lain, pembelian modal termasuk yang dilakukan untuk pembelian
lahan, gedung, aset tidak berwujud dan alat alat lain.
Belanja tak terduga ialah pengeluaran yang dianggarkan untuk suatu aktivitas
yang mendadak dan tidak ingin diulangi (Pasal 55 No. 12 Thn. 2019). Seperti,
menanggulangi tragedi sosial, bencana alam serta biaya yang dikeluarkan untuk hal
penting bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sebelumnya tidak
direncanakan.
Seluruh bentuk pengeluaran keuangan dari Perbendaharaan dengan fungsi
menutupi pengeluaran yang digambarkan dalam LRA sebelumnya. Hal ini merupakan
pengeluaran yang tidak bisa diantisipasi untuk didapatkan kembali, serta pengeluaran ini
berakibat aset dan ekuitas dana menjadi berkurang. Tentunya, tidak setiap pengeluaran
yang dilakukan Kasda itu ialah pengeluaran. Misalnya, jika pemerintah daerah
menyediakan dana dari kas daerah sebagai maksud untuk berinvestasi di BUMD,
transaksi tersebut tidak disebut pengeluaran akan tetapi, biaya pembiayaan.
Dikarenakan pemerintah daerah di kemudian hari bisa menutup pengeluaran ketika
investasi dilepaskan.

c). Pembiayaan
Pembiayaan merupakan penghasilan yang diwajibkan untuk kembali dibayar dan
suatu pengeluaran yang nantinya akan diganti, pada masa waktu anggaran berjalan
atau masa waktu anggaran mendatang (Pasal 70 ayat 1 dan 2 No.12 thn. 2019). Jelas
pengertian dari pembiayaan diartikan penerimaan pembiayaan tidak dianggap sebagai
pengeluaran dan pendapatan pembiayaan tidak dianggap sebagai beban. Tujuan utama
pendanaan adalah untuk menutupi defisit dan/atau mendistribusikan surplus. Ketika
pengeluaran aktual melebihi pendapatan aktual, terjadi defisit, sedangkan situasi
sebaliknya dikenal sebagai surplus (pengeluaran lebih kecil dari pendapatan)

29
Adapun format dari LRA:

30
Gambar 3.1 Format laporan realisasi anggaran
(Sumber: Buku Akuntansi Keuangan Daerah)

C. Neraca

Neraca adalah dokumen yang merangkum keadaan kewajiban, aset, dan


kekayaan bersih (equity of fund) pemerintah daerah pada hari tertentu ( Skousen thn.
2007 hlm. 152). Menurut SAP, neraca dibuat atas dasar akrual, yang berarti bahwa
bahkan ketika uang tunai belum diterima atau dibayarkan, kewajiban,aset dan ekuitas
dana dicatat pada saat hak atau kewajiban terjadi.
Neraca memiliki rumus mendasar akuntansi yaitu Aset=Kewajiban+Ekuitas
Dana. Rumus ini berfungsi sebagai dasar untuk struktur neraca. Akibatnya, seluruh aset
dana tersebut harus sesuai dengan total kewajiban dan ekuitasnya. Berikut adalah
ilustrasi langsung format neraca pemerintah daerah.

31
Gambar 3.2 Neraca
(Sumber: Buku Akuntansi Keuangan Daerah)

Dibawah merupakan penjelasan dari pengertian beberapa unsur neraca yang berpedoman
PSAP (Nomor 1):
a) Aset
Aset ialah sumber daya non keuangan milik pemerintah yang dibutuhkan untuk
penyampaian pelayanan ke masyarakat luas serta digunakan sebagai dalih budaya dan
sejarah (Peraturan Pemerintah No. 71 Thn. 2010) . Aset juga diartikan sebagai sumber
daya ekonomi yang telah menjadi milik pemerintah daerah akibat peristiwa yang ada
dimasa lampau. Serta, diharapkan memperoleh utilitas sosial dan ekonomi nantinya di
masa yang akan datang, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

32
Aset dibagi menjadi empat kategori di neraca: aset tetap, aset jangka panjang,
aset lancar, dan lain sebagainya. Aset yang diantisipasi untuk diwujudkan dan
digunakan, agar dapat dijual dengan kurun waktu 12 bulan mulai dari tanggal
dilaporkannya atau yang berbentuk kas dan setara kas, disebut sebagai aset lancar
(PSAP Nomor 1 pg 48). Ketika aset telah direalisasikan, pada akhirnya akan bisa ditukar
dengan uang tunai. Akibatnya, aset yang bisa disebut sebagai contoh dari aset lancar
adalah sebagai berikut (Alimansyah dan Padji thn. 2006 hlm.284):

Kas di Kasda memiiki pengertian sebagai uang yang telah disimpan dalam
Rekening Bendahara Umum Daerah dan tersedia untuk dipakai sebagai anggaran
operasional di pemerintah. Bendahara Pendapatan yang mempunyai kewenangan
menerima dana dari pajak dan retribusi mungkin ada, seperti yang ditemukan di Unit
Kerja Bendahara Pengeluaran. Setiap Bendahara Pengeluaran Satker adalah tempat
penyimpanan uang tunai untuk pengeluaran. Uang tunai yang dipegang oleh pemerintah
dan bermula dari pendapatan diterima yang nanti akan disetorkan kepada Kasda dikenal
sebagai Kas di Bendahara Penerimaan.

33
Investasi jangka pendek ialah salah satu bentuk investasi dokumen surat
berharga. Contohnya itu adalah deposito yang masa waktunya 3 bulan. 12 bulan dan
ada sertifikat dari Bank Indonesia.
Aset lancar dapat digolongkan sebagai Piutang Retribusi & Pajak serta bagian
lancar pinjaman ke BUMN maupun BUMD. Dapat disemogakan agar diakui dalam kurun
waktu 1 tahun mulai dari tanggal neraca.

Persediaan adalah aset tetap dengan mencakup:


a) Barang atau persediaan (supplies) : diperuntukkan sehubungan dengan agenda
operasional negara
b) Bahan atau perlengkapan (supplies) : diperuntukkan terutama saat memproses
kegiatan produksi
c) Barang dalam proses produksi : ditujukan diperjual belikan atau diberikan kepada
semua masyarakat luas.
d) Barang yang disimpan untuk dijualkan atau diberikan untuk umum selama kegiatan di
pemerintahan.
Investasi jangka panjang ialah salah satu investasi dalam kurun masa waktu
bertahun-tahun (Zutter dan Gutman, Thn. 2012 hlm. 7). Investasi jangka panjang juga
dapat digolongkan menjadi dua. Yang pertama adalah investasi permanen. Memiliki
pengertian suatu investasi jangka panjang yang diupayakan agar selamanya bisa
dimiliki . Lalu investasi tidak permanen merupakan suatu investasi jangka panjang yang
diupayakan sementara untuk dimiliki. Contoh penanaman modal tetap yaitu
pencantuman modal di pemerintah pada BUMD.
Aset tetap adalah salah satu aset berwujud yang memiliki waktu guna yaitu
selama 12 bulan untuk penggunaan agenda pemerintah atau digunakan masyarakat
PSAP (7) Pasal 5. Aset tetap bisa secara rinci seperti dibawah ini:
a) Bangunan;
b) Aset Tetap Lainnya ;
c) Tanah;
d) Irigasi, Jalan, dan Jaringan;
e) Peralatan dan Mesin; dan
f) Konstruksi dalam Pengerjaan.

34
Konstruksi dalam pengerjaan terdiri dari aset tetap yang masih belum selesai
dibangun tetapi pada saat tanggal laporan keuangan masih tidak terselesaikan
semuanya.
Dana cadangan adalah keperluan keuangan yang telah disisakan sebagai
penyimpanan kebutuhan yang perlu saat dana relatif banyak yang belum bisa terpenuhi
dalam 1 periode anggaran (PSAP 01 Paragraf 8). Dana cadangan dispesifikan menurut
maksud dibentuknya ke dalam PSAP(1) Paragraf 59.
TIdak terkecuali juga dalam aset lain diantaranya yaitu tagihan penjualan
angsuran yang telah kadaluarsa >12 bulan. Lalu aset yang bekerjasama dengan Pihak
ketiga atau kemitraan.

b) Kewajiban
Kewajiban ialah hutang saat kejadian di masa lampau dimana penanganannya
berakibat pada aliran keluar pada sumber daya ekonomi pemerintah Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 1. Seperti contohnya, arus listrik yang digunakan pemerintah dari PLN
dan rekening listriknya masih dalam tagihan. Menggunakan arus listrik itu adalah
kejadian di masa lampau, dan pemerintah telah mengkonsumsi arus listrik dimana
hutang itu akan timbul.
Utang Perhitungan Pihak Ketiga, dimana bisa dikatakan dengan Utang PFK,
ialah utang oleh pemerintah pada pihak lain. Dikarenakan adanya kekuasaan negara ini
yang bertugas memotong pajak dan pungutan lain, contohnya Taspen, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Taperum, Pajak Penghasilan (PPh), dan iuran Askes (PSAP
Nomor 9 pada Paragraf 5). Kewajiban dicatat menjadi kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek di neraca. Berdasarkan (PSAP Nomor 9 Pg. 11), pencatatan
kewajiban itu sebagai kewajiban jangka pendek, apabila akan diserahkan
pembayarannya dalam 12 bulan sesudah tanggal pelaporan. Pencatatan kewajiban
jangka panjang itu di seluruh kewajiban yang lain.

c) Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan suatu aset bersih dari pemerintahan dimana ini adalah
hasil pengurangan diantara kewajiban dan aset pemerintah. Di neraca Pemerintah
Daerah terdiri dari ekuitas dana (investasi, lancar, serta cadangan).

35
Ekuitas dana lancar meliputi sisa dari saldo dana anggaran, cadangan
persediaan & piutang, dan dana akan disisihkan supaya memenuhi tagihan utang
jangka pendek. Modal reksadana menggambarkan aset yang termasuk kedalam
investasi jangka panjang pemerintah, aset berwujud dan lainnya, selisih kewajiban
jangka panjang. Dana pemerintahan disisihkan demi tujuan/maksud tertentu disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan merupakan pengartian dari ekuitas dana
investasi.

D. Laporan Arus Kas(LAK)

Laporan arus kas berisi penjelasan tentang sumber, penggunaan, dan


pengubahan kas serta setara kas selama tahun tertentu pada masa waktu akuntansi
serta saldo kas dan setara kas pada waktu dilaporkan (Sukamulja tahun 2019 no.40).
Laporan arus kas dihasilkan oleh BUD hanya bagi semua transaksi di tingkat
pemerintah negara bagian. Laporan arus kas bisa dilihat seperti menggambarkan posisi
kas di neraca yang telah diubah, jadi saldo akhir kas pada neraca adalah saldo kas
penutup, harus sama sesuai LAK. LAK disajikan juga dijabarkan terkait arus kas,
terdapat dalam PSAP (03). Agenda yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah antara
lain:
1) Aktivitas Non Anggaran.
2) Aktivitas Investasi Non Keuangan;
3) Aktivitas Pembiayaan;
4) Aktivitas Operasi;
Aktivitas operasi pemerintah akan menimbulkan adanya arus kas masuk
dikarenakan Pemerintah di Daerah sudah mendapatkan penghasilan seperti
Pendapatan Retribusi Daerah dan Pajak Daerah, dsb. Adanya arus kas keluar dari
Kasda seperti belanja barang, karyawan, dan jasa dan lainnya. Hal ini disebabkan oleh
Aktivitas Operasi Pemda.
Aktivitas investasi nonkeuangan ialah aktivitas atau kegiatan membeli aktiva
tetap seperti , bangunan dan gedung, tanah, jembatan dan jalan , jaringan dan lain
sebagainya. Munculnya arus kas keluar dan Kasda disebabkan karena ini. Ada kala
aktiva tetap punya pemerintah dijual dan akhirnya berakibat pada munculnya arus kas
masuk ke Kas Daerah.

36
Contohnya kegiatan keuangan ialah pinjam uang dari kreditur, menghasilkan
arus kas (Kas Daerah). Contoh lainnya adalah pelunasan pinjaman yang berujung pada
keluarnya dana dari kas negara. Ketika pemerintah kota membayar upah kepada para
pekerja, ia memotong pembayaran Askes, yang dikirimkannya ke PT Brous. Ketika
pemerintah daerah memotong subsidi, ini dicadangkan sebagai pendapatan yang tidak
direncanakan dan ketika uang subsidi ditransfer ke PT Brous ada arus kas. Aktivitas ini
salah satu aktivitas yang menghasilkan arus kas. Arus kas dari aktivitas yang tidak
direncanakan. Perolehan pengurangan premi asuransi kesehatan bukan merupakan
pendapatan pemerintah dan pada saat pembayaran dilakukan ke PT Askes merupakan
arus kas.
Pengeluaran arus kas keluar tidak sama dengan pengeluaran pemerintah, jadi
penerimaan kas dan pembayaran tunai dari pembayaran ini termasuk pendapatan dan
pengeluaran di luar anggaran. Contoh lainnya adalah pengurangan iuran pensiun dan
tabungan rumah tangga.
Format LAK seperti dibawah ini:

37
Gambar 3.3 Laporan Arus Kas

38
(Sumber: Buku Akuntansi Keuangan Daerah)

E. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang bermaksud agar memberi sebuah
representasi dan/atau suatu ungkapan yang sesuai atas unsur laporan keuangan yang sebelumnya
sudah ditunjukkan supaya laporan keuangan itu mudah dimengerti secara umum oleh pembaca
laporan, sehingga tidak menimbulkan kemungkinan - kemungkinan kesalahpahaman pembaca.
Persyaratan untuk pembuatan CaLK dapat ditemukan di PSAP (4).
Dengan melihat PSAP nomor 4, CaLK memuat daftar atau uraian rinci yang dianalisis nilai
item kemudian ditampilkan pada LRA, neraca dan LAK. Laporan CaLK juga berisi penyampaian
berbagai informasi yang disyaratkan dan direkomendasikan oleh SAP dan informasi lain, contohnya
komitmen dan kewajiban kontinjensi, yang disyaratkan sebagai penyajian wajar. CaLK memberikan
ketentuan hal penting yang menjelaskan mengenai berbagai pos di laporan keuangan sebagai
bagian dari ungkapan yang wajar, termasuk:
a) Menampilkan penjelasan terkait kebijakan ekonomi makro, fiskal atau keuangan, perolehan
sasaran , ikhtisar perolehan kinerja keuangan serta; menampilkan Undang-undang Perda
APBD/APBN.
b) Menunjukkan penjelasan terkait dasar menyusun laporan keuangan dan aturan terkait
akuntansi yang telah distujui digunakan sebagai berbagai macam transaksi penting
lainnya;
c) Menyajikan semua penjelasan yang masih belum diperlihatkan dalam laporan keuangan
dan diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
d) Mengutarakan penjelasan terkait kewajiban dan pos aset yang muncul yang berkaitan
dengan pengaplikasian basis akrual terhadap penghasilan dan belanja serta persesuaian
dengan penerapan basis kas;
e) Menyajikan setiap imbuhan penjelasan yang dibutuhkan sebagai pengutaraan yang akurat
dan bukan termasuk dalam laporan keuangan. Informasi untuk masing masing pos di
laporan keuangan disampaikan berdasarkan ketentuan yang ada untuk penyajian pos
terkait.

39
Latihan Soal

A. Pilihan Ganda

1. Menurut PP (No.58 Thn.2005) terdapat laporan yang perlu disediakan oleh Pemerintah daerah
yaitu:
a. Laporan Kas
b. Laporan Ekuitas
c. Perhitungan Anggaran
d. Neraca
2. Dibawah ini adalah sejumlah akun yang terdapat di dalam Neraca, kecuali :
a. Ekuitas Dana
b. Pendapatan
c. Hutang (kewajiban)
d. Aset (harta)
3. Dibawah ini merupakan sejumlah akun yang terdapat di dalam LRA, kecuali :
a. Penerimaan pembiayaan
b. Pendapatan
c. Belanja
d. Aset (harta)
4. Isi informasi Laporan Arus Kas/LAK diantaranya mengenai :
a. Penerimaan pembiayaan
b. Pendapatan
c. Belanja
d. Aset (harta)
5. Saat melalukan pembayaran utang maka berakibat keluarnya arus kas dari kejadian apa?
a. Investasi Non-Anggaran
b. Non-Anggaran
c. Pembiayaan
d. Operasional

B. ESAI

40
1. Apa yang anda ketahui tentang Neraca dan LRA? Jelaskan!
2. Salah satu aktivitas investasi dari pemerintah adalah aktivitas investasi nonkeuangan. Jelaskan
penjelasan terkait aktivitas investasi nonkeuangan!
3. Sebutkan perbedaan antara informasi LRA dan LAK!
4. Apakah CaLK memiliki tujuan?
5. Terdapat keterkaitan antara neraca dengan LAK ! Jelaskan!

JAWABAN
A. Pilihan Ganda

B. Esai
1. Pengertian neraca dan LRA adalah sebagai berikut:
● LRA merinci penghasilan, penerimaan pembiayaan, dan belanja pembiayaan Pemerintah
Daerah selama masa waktu yang telah ditentukan, dipadankan dengan anggaran yang
bersangkutan. LRA dibuat atas dasar kas berdasarkan dengan SAP, artinya penerimaan
dan pendapatan dicatat segera setelah kas diterima di rekening kas umum.
● Neraca adalah dokumen yang merangkum keadaan kewajiban (utang), aset, dan equity of
fund pemerintah daerah. Berdasarkan SAP, neraca dibuat atas dasar akrual, yang berarti
bahwa bahkan ketika uang tunai belum diterima atau dibayarkan, kewajiban, aset dan
ekuitas dana disetujui atau dicatat saat hak atau kewajiban terjadi.
Neraca pada dasarnya memiliki rumus aset yaitu {Aset=Kewajiban+Ekuitas Dana}. Rumus
ini berfungsi sebagai dasar untuk struktur neraca. Akibatnya, seluruh aset dana tersebut
harus sesuai dengan total kewajiban dan ekuitasnya.

41
2. Aktivitas investasi nonkeuangan ialah aktivitas atau kegiatan membeli aktiva tetap seperti ,
bangunan dan gedung, tanah, jembatan dan jalan , jaringan dan lain sebagainya. Munculnya arus
kas keluar dan Kasda disebabkan karena ini. Ada kala aktiva tetap punya pemerintah dijual dan
akhirnya berakibat pada munculnya arus kas masuk.
3. Perbedaan LRA dan LAK adalah sebagai berikut:

42
4. CaLK yang dimaksud agar memberi sebuah representasi dan/atau suatu ungkapan yang sesuai
atas unsur laporan keuangan yang dijelaskan dan juga agar laporan itu lebih mudah dimengerti
secara umum oleh pembaca laporan, sehingga tidak menimbulkan kemungkinan - kemungkinan
kesalahpahaman pembaca.

5. Keterkaitan antara laporan arus kas dengan neraca diantaranya yaitu :


● Di laporan arus kas, saldo akhirnya balance dengan jumlah kas yang ada pada neraca
● Laporan arus kas memiliki aktiva yang mana merupakan gambaran dari perubahan aset dalam
neraca
● Dalam laporan arus kas nantinya ada biaya-biaya yang akan menjadi kas yang negatif atau
positif lalu kas itu akan dicatat sebagai akun payable (hutang) di dalam neraca

43
44
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH & KEBIJAKAN

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Terdapat 3 isu utama yang dikelola oleh SAP dan ketetapan akuntansi keuangan pemda yaitu,
pertama, Recognition Issue (persoalan terkait pengakuan), kapankah suatu transaksi perlu diakui dan
dicatat?. Lalu, kedua, terkait dengan Persoalan Pengukuran, Bagaimanakah seharusnya nilai suatu uang
ditentukan agar dapat dicatat di dalam laporan keuangan adalah pertanyaannya. Terakhir, Disclosure
Problems (Persoalan Pengungkapan).

1. Pengakuan

Proses penentuan apakah suatu kejadian memenuhi persyaratan pencatatan dalam


akuntansi sehingga dapat menjadi bagian yang melengkapi informasi yang hendak dimuat dalam
laporan keuangan suatu entitas, dengan melengkapi berbagai unsur laporan seperti akun-akunnya,
sehingga dikenal sebagai pengakuan dalam akuntansi. Pengakuan muncul sebagai jumlah uang
yang dicatat pada laporan keuangan yang dipengaruhi karena kegiatan yang telah terjadi.
Agar suatu peristiwa transaksi dapat diakui, sekurang-kurangnya perlu melengkapi syarat
yang tercantum sebagai berikut:
a) Terdapat kemungkinan entitas pelapor yang berkaitan akan memperoleh imbalan finansial
dari kejadian atau insiden tersebut.
b) Kejadian atau kesempatan memiliki nilai atau biaya.

2. Pengukuran
Pengukuran adalah proses memberikan setiap item dalam laporan keuangan nilai moneter
untuk mengenali dan memasukkannya. Aset didokumentasikan baik pada nilai normal yang
dibayarkan untuk memperolehnya ataupun pada jumlah pengeluaran dari kas dan setara kas.
Kemudian, nilai suatu kewajiban direpresentasikan sebagai nol.
Dalam mengukur setiap pos pada laporan keuangan, digunakan satuan uang dengan nilai
rupiah. Apabila bertransaksi menggunakan satuan uang luar, maka perlu mengonversi terlebih
dahulu menjadi satuan uang rupiah.

45
3. Pengungkapan

Para pemakai informasi finansial mendapatkan segala hal yang mereka butuhkan pada
laporan keuangan. Hal-hal yang diperlukan oleh pemakai laporan keuangan dapat dilihat secara
langsung dalam CaLK.
Statistik mengenai penyajian LRA, Neraca, dan LAK juga dijelaskan lebih mendalam pada
CaLK. Selain itu, dalam bagian ini juga terdapat pengungkapan informasi tambahan terkait
penyajian dari laporan yang ada dan disesuaikan dengan SAP.
CaLK disajikan sekurang-kurangnya dengan urutan sebagai berikut untuk digunakan oleh
para pemakai dengan tujuan untuk melakukan perbandingan dengan laporan keuangan entitas lain
serta memberi pemahaman kepada diri sendiri:
a) Tercantumkan Informasi mengenai kebijakan finansial, pencapaian target suatu entitas,
ekonomi makro, serta kendala yang tengah dihadapi.
b) Ringkasan perolehan kapasitas keuangan selama TA
c) Terdapat data mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih dan penerapannya pada setiap
transaksi
d) Adanya penyampaian informasi untuk beberapa pos aset & liabilitas sebagai akibat dari
pemakaian basis akrual pendapatan & beban
e) Mengandung Informasi tambahan yang dibutuhkan dan disajikan secara umum
f) Berisi daftar-daftar laporan

CaLK perlu disajikan secara konsisten pada setiap laporan yang ada. Dalam bagian ini
terdapat berbagai penjelasan mengenai sebuah akun dan laporan, terdapat daftar naratif, atau
penjabaran lebih rinci mengenai nilai yang dilaporkan dalam LRA, Neraca, dan LAK. Berbagai
informasi disajikan sesuai dengan keperluan dan disesuaikan dengan SAP.

4. Kode Rekening

Dengan standarisasi perkiraan dan dukungan kode untuk perlakuan akuntansi yang
seragam dan konsisten, kode rekening merupakan persyaratan untuk mengadopsi akuntansi
pemerintah dan akan memudahkan penyusunan laporan keuangan..
Ada empat pengelompokan berbeda yang digunakan untuk mengatur struktur kode akun.

46
a) Kode Fungsi. Terdapat pengklasifikasian yang telah ditetapkan secara internasional dan
dikenal sebagai COFOG (Klasifikasi Fungsi Pemerintahan). Kode ini digunakan dalam
rangka penyelarasan dan integrasi dengan manajemen keuangan negara dan penyelarasan
fungsi, organisasi, serta ekonomi.
b) Kode Urusan. Memiliki keterkaitan dengan urusan pemerintahan seperti, melakukan,
pemberdayaan, pelayanan, dan mensejahterakan masyarakat.
c) Kode Organisasi. Kode ini pada Permendagri No.13 Thn.2006 tetap dihubungkan dengan
kode urusan. Berbagai macam kode organisasi diubah agar sesuai dengan sistem
pemerintah daerah yaitu SOTK.
d) Kode Akun Keuangan. Terdapat pembagian regu untuk setiap jenis kode akun keuangan
sebagai berikut :

Latihan Soal

1. Kriteria apa saja yang diperlukan agar suatu aktivitas dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi?
2. Apa kegunaan dari kode rekening?
3. Bagaimana proses pengukuran apabila transaksi yang digunakan adalah mata uang asing?
JAWABAN
1. Pertama, ada kemungkinan bahwa entitas pelapor yang bersangkutan akan mendapatkan atau
berkontribusi pada keuntungan finansial yang terkait dengan kejadian atau peristiwa tersebut.
Kedua, aktivitas transaksi juga memiliki nilai yang dapat diestimasi secara akurat. Aspek
materialitas harus diperhitungkan saat memutuskan apakah suatu insiden atau peristiwa memenuhi
kriteria pengakuan.
2. Kode rekening digunakan sebagai standarisasi estimasi dan kemampuan kode untuk
memungkinkan perlakuan akuntansi yang seragam dan konsisten. Penggunaan kode ini juga dapat
mempermudah penyusunan laporan keuangan.

47
3. Apabila dalam bertransaksi satuan uang yang digunakan adalah satuan uang asing, maka perlu
dikonversi terlebih dahulu menjadi rupiah sebelum diukur.

48
49
SISTEM AKUNTANSI DALAM SKPD DAN BUD

1. Satuan Akuntansi dan Satuan Pelaporan

Sesuai yang dijelaskan dalam PP No.24 Thn.2005 yang mengatur mengenai SAPD serta
Peraturan Pemerintah Daerah No.8 Thn.2006 yang mengatur terkait sistem dalam melaporkan
informasi keuangan dan kamampuan dari lembaga pemerintah dalam menjalankan kewajibannya.
Kedua peraturan tersebut menjelaskan bahwa BUD dan juga pemakai anggaran di lingkup daerah
terdiri dari satuan akuntansi dan satuan pelaporan yang merupakan pemerintah itu sendiri.
Satuan akuntansi merupakan suatu unit di area pemerintah yang mempunyai kewajiban
mengorganisasikan laporan keuangan untuk dipersatukan pada satuan pelaporan dan juga
menggunakan pembiayaan daerah.
Satuan pelaporan memiliki arti sebagai bagian dari pemerintah yang mempunyai banyak
satuan akuntansi dan mempunyai sebuah tanggung jawab untuk menyampaikan laporan keuangan
kepada yang berhak.
Penyusunan laporan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah mengenai pelaksanaan
APBD adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Bagan Pelaksanaan APBD

50
Akuntansi SKPD & BUD
Ketentuan terkait pelaksanaan anggaran pendapatan, yaitu SKPD memiliki tugas yang
berdampak pada penerimaan daerah sehingga berkewajiban untuk melakukan pemungutan dan
penerimaan pendapatan. Hasil penerimaan pendapatan harus disetorkan ke BUD yang
mengakibatkan penambahan rekening kas daerah.
Pendapatan atau perolehan dari SKPD berupa penerimaan dari daerah, tidak dapat
digunakan untuk pengeluaran selain ketentuan tersebut dan dikecualikan terhadap penerimaan
oleh SKPD/UPTB yang telah menjadi BLUD.
Implementasi dari anggaran belanja terdiri dari beberapa ketentuan yaitu, menyatakan
pengeluaran atas beban APBD yang digunakan berdasar SPM yang telah diterbitkan. Pembiayaan
dilaksanakan sesudah kuasa BUD melakukan publikasi SP2D.
Sebelum penerbitan SP2D BUD, ada beberapa kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh
kuasa BUD:
a) Memenuhi perintah pembayaran sesuai dengan yang dipublikasikan oleh pemakai anggaran
sebagai penerapan dari SPM
b) Mengevaluasi terkait keabsahan perhitungan pada tagihan atau beban dari APBD yang
tercatat pada surat atau catatan perintah pembayaran.
c) Mengukur kesediaan dana yang berkepentingan.
d) Memberikan perintah terkait dengan pengeluaran dana sebagai dasar dalam SP2D.
e) Jika perintah pembayaran yang dipublikasikan oleh pemakai anggaran ternyata kontra
dengan persyaratan poin-poin diatas, maka kuasa BUD diperbolehkan untuk tidak
menyetujui pengeluaran dana.
Agar pelaksanaan tugas SKPD dapat berjalan lancar, maka bendahara pengeluaran
diperbolehkan untuk memberikan dana persediaan kepada pemakai anggaran.
Kesimpulan yang dapat diambil dari ketentuan tersebut adalah SKPD selalu menyetorkan
keseluruhan perolehan daerah yang telah diterima kepada BUD. SKPD perlu mengonfirmasi dana
kepada BUD jika SKPD hendak menggunakan anggaran belanja yang ada dalam DPA/SKPD.
Dengan demikian terjadi koneksi transaksi antara SKPD dan BUD.
Pada saat menyusun laporan keuangan, satuan akuntansi setiap SKPD perlu membuat
jurnal penerimaan, penerimaan uang dari BUD sebagai pelaksana pengeluaran, dan penyetoran
pendapatan ke BUD

51
Transaksi pembukuan antara SKPD dan BUD menggunakan rekening perantara. Ketika
membentuk laporan keuangan untuk pemerintah daerah maka terdapat penggabungan laporan
keuangan dari SKPD dan BUD yang mengakibatkan penghapusan rekening perantara.
Jika pencatatan rekening perantara dilakukan dengan tepat, maka eliminasi dapat terjadi
dengan baik. Untuk mencapai tujuan ini, akun perantara harus direkonsiliasi setiap bulan.
Rekonsiliasi adalah penyesuaian dari dua sumber data independen yang menangani hal yang
sama.
Jurnal harus dibuat oleh dua pihak untuk membantu rekonsiliasi, misalnya untuk
pendapatan berupa penyetoran pendapatan ke rekening BUD, sedangkan pengeluaran
berdasarkan SP2D dan cek yang dikeluarkan oleh BUD. Kode rekening perantara yang digunakan
lebih baik selisih antara menyetorkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Latihan soal

1. Sebutkan beberapa kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh kuasa BUD


sebelum penerbitan SP2D BUD!
2. Apakah ada peraturan yang membahas mengenai satuan akuntansi dan satuan pelaporan?
3. Beri penjelasan terkait satuan akuntansi dan satuan pelaporan!

52
Jawaban
1. Kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh kuasa BUD sebelum penerbitan SP2D BUD adalah
sebagai berikut:
a. Memenuhi perintah pembayaran sesuai dengan yang dipublikasikan oleh pemakai anggaran
sebagai penerapan dari SPM
b. Mengevaluasi terkait keabsahan perhitungan pada tagihan atau beban dari APBD yang
tercatat pada surat atau catatan perintah pembayaran.
c. Mengukur kesediaan dana yang berkepentingan.
d. Memberikan perintah terkait dengan pengeluaran dana sebagai dasar dalam SP2D.
e. Jika perintah pembayaran yang dipublikasikan oleh pemakai anggaran ternyata kontra
dengan persyaratan poin-poin diatas, maka kuasa BUD diperbolehkan untuk tidak
menyetujui pengeluaran dana.
2. Sesuai yang dijelaskan dalam PP No.24 Thn.2005 yang mengatur mengenai SAPD serta Peraturan
Pemerintah Daerah No.8 Thn.2006 yang mengatur terkait sistem dalam melaporkan informasi
keuangan dan kamampuan dari lembaga pemerintah dalam menjalankan kewajibannya. Kedua
peraturan tersebut menjelaskan bahwa BUD dan juga pemakai anggaran di lingkup daerah terdiri
dari satuan akuntansi dan satuan pelaporan yang merupakan pemerintah itu sendiri.
3. Satuan akuntansi merupakan suatu unit di area pemerintah yang mempunyai kewajiban
mengorganisasikan laporan keuangan untuk dipersatukan pada satuan pelaporan dan juga
menggunakan pembiayaan daerah. Sedangkan, satuan pelaporan memiliki arti sebagai bagian dari
pemerintah yang mempunyai banyak satuan akuntansi dan mempunyai sebuah tanggung jawab
untuk menyampaikan laporan keuangan kepada yang berhak.

53
54
JURNAL SKPD DAN PPKD AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

Jenis Akun

Gambar 6.1 Jenis Akun

1. Aset Tetap
Dalam PSAP Nomor 7, dijelaskan bahwa aset tetap merupakan barang fisik yang dapat
digunakan dalam operasi pemerintah maupun masyarakat umum dan mempunyai jangka waktu
pemanfaatan selama lebih dari satu tahun. Menurut definisi ini, suatu aset dapat dinyatakan
sebagai aset tetap apabila memenuhi sejumlah persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki wujud
2) Mempunyai jangka waktu pemanfaatan yang dapat digunakan melampaui satu tahun.
3) Biaya dari penerimaan aset mampu dijumlah secara krdibel.
4) Tidak diperdagangkan selama masa operasional bisnis reguler perusahaan
5) Diperoleh atau didirikan karena tujuan untuk digunakan.

Sesuai yang tercantum dalam PSAP Nomor 7, penggolongan aset tetap meliputi mesin,
tanah, jalan, peralatan, bangunan, bangunan, irigasi, dan juga aset tetap tambahan.

55
Ilustrasi soal dan penyelesaian:
Pada tanggal 16 Agustus 2020 sebuah lembaga swadaya masyarakat memberikan gedung
milikinya sejumlah Rp50.000.000 untuk dipergunakkan oleh Pemda tanpa syarat. Penjurnalan yang
sesuai untuk mencatat transaksi itu adalah:

2. Persediaan
Pengertian persediaan sesuai yang dijelaskan dalam PSAP No.05 dan PP No.71 Thn.2010
merupakan aktiva lancar berupa produk maupun peralatan yang dipergunakan sebagai penunjang
aktivitas pemerintahan serta produk yang diperdagangkan ataupun dipasok sebagai bentuk
pelayanan terhadap publik.

Ilustrasi soal dan penyelesaian:


SKPD Kota Banyuwangi melakukan pembelian persediaan dengan perincian yaitu,10 pak spidol
dan 5 rim kertas HVS pada tanggal 1 Februari 2020. Harga dari kertas HVS dan spidol ialah
Rp50.000 per rim dan Rp100.000 per pak. Selama sebulan, 3 pak spidol dan 2 rim kertas HVS
telah digunakan. Berdasarkan transaksi tersebut, penjurnalan yang sesuai adalah sebagai berikut:

3. Piutang

56
Piutang menjadi kekayaan penting yang dimiliki oleh pemerintah di daerah, baik dari segi
keuntungan yang prospektif maupun dari segi tanggung jawabnya. Piutang dianggap sebagai aset
signifikan menurut semua aturan akuntansi, dan masing-masing memiliki persyaratan unik untuk
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.

Ilustrasi soal dan penyelesaianya:


SKPD Bululawang mempublikasikan SKR Daerah terkait Retribusi Tempat Pelelangan sejumlah Rp
500.000 dan belum adanya pembayaran atas SKR Daerah yang dipublikasikan. Berdasarkan
transaksi tersebut, penjurnalan yang sesuai adalah sebagai berikut:

4. Investasi
Investasi ialah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis aset yang digunakan
untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah untuk memberikan layanan kepada masyarakat
dengan menghasilkan imbalan berupa dividen, bunga, royalti, atau manfaat secara sosial. Dalam
konteks pengelolaan kas, investasi menjadi alat yang dapat dipergunakan pemda untuk mengelola
profit anggaran. Bertujuan mendapatkan pemasukan dengan rentang waktu yang lama dan
mendayagunakan biaya tidak terpakai untuk penanaman modal dengan rentang waktu yang
singkat.

Ilustrasi soal dan penyelesaiannya:


Pemerintah Kota Mojokerto mendepositokan anggarannya pada 1 April 2021 sejumlah Rp
50.000.000 selama setahun dan bunga yang diperoleh sebesar 20% per tahun.

57
5. Ke
waj
iba
n

Pengaturan kewajiban sesuai dengan PP No.71 Thn.2010, PSAP No.09, dijelaskan


bahwasanya kewajiban berasal dari peristiwa yang terjadi di masa lalu. Setiap pembayarannya
berdampak pada keluarnya SDE milik pemerintah daerah (Pemda). Kewajiban pemda dapat
bertambah karena dampak dari pemberian pinjaman kepada pihak lain, kewajiban terhadap
masyarakat, interaksi bersama individu yang bekerja untuk pemerintah, alokasi ataupun realokasi
uang kepada entitas lain, dan kewajiban terhadap penyedia layanan. Kontrak, serta undang-undang
dan peraturan, memiliki efek membuat kewajiban dapat ditegakkan dan mengikat secara hukum.
Metode akuntansi kewajiban SKPD mencatat terjadinya utang dan pelunasannya. PPK-
SKPD (Pejabat Administrasi Keuangan - SKPD) akan mengakui adanya utang saat SKPD
menginisiasi transaksi yang belum dibayarkan mengenai pembelanjaan produk maupun jasa yang
sebelumnya telah terjadi.

Ilustrasi soal dan penyelesaian:


SKPD memperoleh ATK dari pemasok sejumlah Rp7.000.000 pada 9 April 2021, tapi produk
tersebut belum dibayarkan. Kemudian, 11 April 2021 SKPD menggunakan metode UP untuk
membayar ATK kepada supplier.

58
6. Pendapatan
Sesuai dengan yang tercatat pada PP No.71 Thn.2010, terdapat dua penggolongan dari
pendapatan, yaitu pendapatan-LO serta pendapatan-LRA. Kewenangan pemda yang disepakati
menjadi penambah modal dan pemda tidak perlu adanya pembayaran ulang pada tempo tahun
anggaran (TA) yang bersangkutan merupakan pengertian dari pendapatan-LO. Sedangkan
pendapatan-LRA sebaliknya, keseluruhan dari pemasukan kas daerah sehingga mengakibatkan
bertambahnya SAL dan menjadi milik pemerintah tidak akan dikenakan pembayaran kembali untuk
TA yang berlaku.
Menurut sumbernya, pendapatan daerah dibagi menjadi tiga kategori yaitu, Pendapatan Asli
Daerah atau PAD, transfer, dan sebagainya.
Pendapatan LO diakui pada saat munculnya hak terkait pendapatan. Kondisi ini sering
disebut sebagai pendapatan yang direalisasikan atau earned, yaitu adanya pemasukan SDE
diperoleh secara tunai (realized).
Dikarenakan basis kas dipergunakan pada pendapatan-LRA, maka pengakuannya terjadi
pada saat:
a. Didapat pada rekening Kas Daerah
b. SKPD menerima pendapatan
c. Diperoleh atas nama BUD oleh organisasi di luar pemerintah daerah.

59
Ilustrasi soal dan penyelesaiannya
Akibat putusan PBB tahun 2021 sebesar Rp2.500.000 Dinas Pendapatan menerbitkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) pada 13 Januari 2021. Berdasarkan transaksi tersebut,
Berdasarkan transaksi tersebut, penjurnalan yang sesuai adalah sebagai berikut:

7. Beban & Belanja


Degradasi suatu manfaat ekonomi dalam rentang waktu pelaporan yang berdampak pada
penurunan ekuitas selama periode pelaporan dan dapat berupa uang, konsumsi aset, dan
akumulasi kewajiban disebut sebagai beban. Sedangkan belanja merupakan keseluruhan
pengeluaran yang dilakukan oleh BUN/BUD yang berakibat pada penurunan SAL selama TA dan
tidak mendapat pengembalian dana dari pemerintah.
Beban dan Belanja gaji dicatat sesuai dengan kesluruhan jumlah bruto, yaitu nilai sebelum
adanya berbagai potongan. Berbagai pemotongan gaji dan tunjangan dicatat oleh Fungsi Akuntansi
PPKD sehingga tidak dicatat oleh PPK-SKPD.

Ilustrasi soal dan penyelesaiannya:


Bendahara Pengeluaran SKPD Bululawang pada tanggal 3 Januari 2021 membayar sejumlah
Rp6.000.000 untuk belanja pegawai dan pengeluaran yang terjadi dengan metode LS. Dimana
setiap rekening pegawai negeri langsung didebet untuk pembayaran pengeluaran dan pengeluaran.
Menurut data kepegawaian dan pengeluaran dari SP2D LS, PPK-SKPD akan memasukkan
informasi berikut ke dalam jurnal:

60
8. Transfer
Transfer mengacu pada penerimaan atau pengeluaran dana dari atau pemberian dana
kepada satuan pelapor lain oleh satuan pelapor, terdiri dari dana bagi hasil dan dana perimbangan.
Menerima uang dari organisasi pelapor yang lain, seperti menerima pembayaran bagi hasil dari
pemerintah provinsi dan pembayaran perimbangan dari pemerintah pusat, sehingga dikenal
sebagai transfer masuk. Sedangkan transfer keluar merupakan pembayaran yang dilakukan oleh
satuan pelapor kepada satuan pelapor lainnya, seperti pembayaran yang dilakukan oleh pusat
maupun daerah dengan bergiliran untuk dana bagi hasil dan dana perimbangan.

Ilustrasi soal dan peyelesaiannya:


Pemda menerima dana dari pusat senilai tujuh puluh lima juta rupiah pada tanggal 5 Maret 2021
berupa PMK/Peraturan Presiden/Dokumen yang dipersamakan dengan bagi hasil pajak.
Berdasarkan kegiatan tersebut pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

9.

Pembiayaan
Berdasarkan PP No.71 Thn.2010 serta PSAP No.2 Pg. 50, Pembiayaan atau financing
didefinisikan sebagai semua transaksi keuangan di area pemerintah, termasuk perolehan dan

61
pengeluaran, yang harus dikeluarkan atau hendak diganti dan terutama bertujuan untuk
menggunakan profit atau menutupi defisit dalam pembiayaan yang dilakukan pemerintah.
Pembiayaan dibagi pada 2 (dua) unsur yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Sumber pembiayaan yang berasal dari pinjaman, dan hasil dari pendivestasian
disebut penerimaan pembiayaan. Sedangkan, pembiayaan yang dikelola untuk membayarkan
pokok suatu pinjaman, penyerahan pinjaman kepada satuan lain, dan pemberian kekayaan yang
dilaksanakan pemerintah itu sendiri disebut sebagai pengeluaran pembiayaan.

Ilustrasi soal dan penyelesaiannya:


Transfer sebesar Rp6.000.000 dapat terjadi dengan adanya instruksi transfer yang dipublikasikan
pada tanggal 14 Februari 2021. Dengan mencatat jurnal dan menggunakan data tersebut,
penjurnalan dapat dilihat sebagai berikut:

Jenis Jurnal

1. Jurnal
Finansial/
Akrual/ LO
Mencatat
transaksi
yang
berhubungan dengan aset, ekuitas, kewajiban, pendapatan-LO, dan beban
2. Jurnal Anggaran/ LRA
Mencatat transaksi berupa pendapatan-LRA, transfer, belanja, dan pembiayaan yang dilakukan
secara tunai

62
Glosarium

Transaksi antara PPKD dan SKPD

SKPD ialah bagian dari pemda yang selalu memperoleh modal atau lebih dikenal dengan ekuitas
dari pemda dengan adanya sistem transfer, karena tidak mempunyai sebuah ekuitas. Sedangkan PPKD
sebagai pusat untuk pemerintah daerah yang mengirimkan ekuitas (transfer) ke SKPD serta mencatat
transaksi dalam bentuk kas dan non-kas.
Diantara transaksi PPKD dan SKPD ada akun yang perlu diperhatikan secara khusus, yaitu RK-
PPKD. Dalam penjunalan, RK-PPKD bertambah (+) dicatat di sebelah kredit ketika SKPD memperoleh
transferan berupa aset. Misalnya, mendapat SP2D-UP/UG, aktiva dari pemda, pembayaran utang belanja
secara langsung/ mendapat SP2D-LS. Sedangkan RK-PPKD akan berkurang (-) dicatat di sebelah debit
ketika SKPD mentransfer aset ke pemerintah daerah.

63
Latihan Soal

1. SKPD pajak hotel diterbitkan pada tanggal 5 Februari 2021 senilai Rp18.000.000 dan merupakan
pendapatan dari SKPD.
2. Ditetapkan pendapatan retribusi parkir senilai Rp2.000.000.
3. Bendahara penerimaan SKPD pada tanggal 6 Februari 2021, menerima kas sebagai pemasukan
dari retribusi parkir halaman aula yang telah ditetapkan sebelumnya senilai Rp2.300.000
4. Bendaharan penerimaan SKPD menyetorkan retribusi parkir yang diterima senilai Rp1.800.000 ke
rekening kas daerah.
5. Bendahara penerimaan SKPD pada tanggal 3 Maret 2021 menerima kas untuk pembayaran
dimuka pajak iklan untuk 7 bulan ke depan sejumlah Rp1.500.000.
6. Pada tanggal 13 Maret 2021, Bendahara penerimaan SKPD menyetorkan pajak iklan yang diterima
dimuka ke kas daerah sejumlah Rp1.300.000
7. Bendahara pengeluaran SKPD membayar konsumsi berupa makan dan minum untuk rapat dengan
memanfaatkan UP Rp700.000
8. Tanggal 14 Januari 2022 SKPD menerima SP2D-UP senilai Rp200.000.000 dari BUD SPM-UP
diajukan tanggal 12 Januari 2022. SP2D-UP diterbitkan tanggal 2 Januari 2022

64
Penyelesaian:

65
66
Daftar Pustaka

Accounting Principles Board. (1970). Apb Statement No.4 Basic Concepts And Accounting

Principles Underlying Financial Statement Of Business Enterprises. Aicpa.

American Accounting Association. Definition of Accounting.

American Insitute of Certified Public Accounting. Definition of Accounting.

Darise, N. (2008). Akuntansi Kuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Indeks.

Ditjen Bina Keuangan Daerah. (2014, Maret). Modul Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual. Ditjen

Bina Keuangan Daerah. Retrieved December 8, 2022, from

https://keuda.kemendagri.go.id/pages/view/20-modul-penerapan-akuntansi-berbasis-akrual

Kementerian Keuangan Daerah Dirjen Perimbangan Keuangan. (2015). Modul Kerjasama

Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah: Akuntansi Keuangan Pemerintah daerah.

Kementerian Keuangan Daerah Dirjen Perimbangan Keuangan.

https://www.researchgate.net/profile/Amrie-Firmansyah/publication/

326377556_Modul_Kerjasma_Peningkatan_Kapasitas_Pengelolaan_Keuangan_Daerah_Akuntansi

_Keuangan_Pemerintah_Daerah/links/5b48b2a00f7e9b4637d5b9ef/Modul-Kerjasama-

Peningkatan-Kapasitas-Pengelola

Ketetapan Menteri Keuangan RI No. 337/KMK. 12 Tahun 2003. Sistem Akuntansi Pemerintahan

Pusat.

Margono. (2010). Akuntabilitas Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005. Laporan Keuangan.

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. Standar Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007. Pembagian Urusan Pemerintahan Anatara Pemerintah

Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah Kota.

67
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005. Keuangan Daerah.

Peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010. Aset Tetap.

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006. Pelaporan Keuangan dan Kinerja.

Permendagri No. 59 Tahun 2007. Laporan Keuangan.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 01. Aset Lancar.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 02. Pembiayaan.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 03. Laporan Arus Kas.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 04. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 05. Aset Lancar.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 09. Akuntansi Kewajiban.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 Tahun 2010. Aset Tetap.

Standar Akuntansi Pemerintah. Neraca.

Undang-Undang No. 01 Tahun 2004. Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 Pasal 6(1). Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003. Keuangan Negara.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 3. Pemerintah Daerah.

Wardiningdyah, S. (2022). Penyajian Laporan Keuangan Pemerintahan. Ditjen PTKN.

https://ditjenpktn.kemendag.go.id/upload/DOCUMENTS/PUBLIKASI/3.%20MAKALAH

%20PENYAJIAN%20LAPORAN%20KEUANGAN.pdf

68

Anda mungkin juga menyukai