Kurikulum Sekolah - Profesi Pendidikan - Kelompok 6
Kurikulum Sekolah - Profesi Pendidikan - Kelompok 6
KURIKULUM SEKOLAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya yang berjudul “Kurikulum Sekolah”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah
“Profesi Kependidikan”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.Meskipun saya telah berusaha melakukan yang terbaik dalam
penulisan makalah ini.Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat mebangun, demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, akan menambah informasi dan wawasan
bagi para pembacanya.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan …………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Sekolah …………………………………………………..
B. Komponen Kurikulum …………………………………………………………..
C. Kurikulum dan Pembelajaran ……………………………………………………
D. Fungsi kurikulum ……………………………………………………………….
E. Pengembangan Kurikulum ……………………………………………………….
F. Penggunaan Kurikulum ……………………………………………………………….
G. Evaluasi Kurikulum ……………………………………………………………………
H. Sejarah Kurikulum Indonesia ………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata
pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas,
sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam
implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan
penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari
hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali menimbulkan persoalan baru,
sehingga pada tahap awal implementasinya memiliki kendala teknis. Sehingga sekolah sebagai
penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan
energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam
teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu adaptasi terhadap perubahan atas
kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum sekolah?
2. Apa saja komponen kurikulum ?
3. Apa hubungan kurikulum dan pembelajaran?
4. Apa fungsi kurikulum ?
5. Bagaimanakah pengembangan kurikulum ?
6. Bagaimanakah Penggunaan Kurikulum ?
7. Apa itu Evaluasi kurikulum ?
8. Apa saja macam-macam kurikulum Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum sekolah?
2. Untuk mengetahui Apa saja komponen kurikulum ?
3. Untuk mengetahui hubungan kurikulum dan pembelajaran?
4. Untuk mengetahui fungsi kurikulum ?
5. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum ?
6. Untuk mengetahui Penggunaan Kurikulum ?
7. Untuk mengetahui Evaluasi kurikulum ?
8. Untuk mengetahui macam-macam kurikulum Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem. Oleh karena itu, kurikulum di bangun dari beberapa
komponen yang saling kerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam sistem pembelajaran, “ tujuan”
merupakan komponen utama yang harus di tetapkan terlebih dahulu, serta arah atau sasaran yang
ingin di capai dalam penyelenggaraan pendidikan. Komponen-komponen lain untuk mencapai
tujuan tersebut, itulah yang termasuk komponen-komponen pendukung, yaitu:
materi/pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
a. Tujuan
Komponen tujuan berkaitan dengan apa yang ingin di capai dalam
penyelenggaraan pendidikan. Setiap rencana kurikulum perlu menetapkan tujuan
pendidikan yang di harapkan.
Tujuan merupakan target yang ingin di capai dalam suatu kegiatan. Tujuan
pendidikan pada dasarnya terdapat beberapa tingkatan, yaitu tujuan umum pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran.
1. Tujuan umum pendidikan nasional: tujuan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang
pendidikan (umum, kejuruan, PT, non formal).
2. Tujuan institusional: tujuan masing-masing lembaga seperti; sekolah dasar, SLTP,
SLTA, PT, PLS.
3. Tujuan kurikuler: tujuan macam-macam bidang studi; Matematika, Bahasa, Agama,
Kesenian, dsb.
4. Tujuan pembelajaran: tujuan program pembelajaran bidang studi tertentu pada masing-
masing kelas.
c. Organisasi.
Komponen organisasi berkaitan dengan bagaimana materi pelajaran disusun
(diorganisasikan) sehingga pembelajaran memperoleh pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan. Organisasi materi memiliki dua demensi, yaitu dimensi horizontal dan
vertical.
Organisasi horizontal menyangkut ruang lingkup dan keterpaduan (integrasi) dari
keseluruhan materi. Organisasi horizontal merupakan kaitan anatara satu materi dengan
materi pelajaran lainnya pada kelas yang sama.
Organisasi vertical mencakup urutan dan kesinambungan materi pelajaran berupa
hubungan longitudinal materi/pengalaman belajar pebelajar.
Ada lima kriteria organisasi materi pelajaran/pengalaman/belajar : 1) ruang
lingkup, 2) integrasi, 3) urutan, 4) keberlanjutan, 5) artikulasi dan keseimbangan
d. Efaluasi.
Menyangkut pencarian informasi dan bukti untuk mengetahui apakah semua materi
yang direncanakan/diajarakan mencapai tujuan atau tidak. Komponen eveluasi
memberikan indikasi tentang keberhasilan atau kegagalan proses pembelajaran dalam
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Komponen ini bermanfaat untuk :
1) Mengetahui keberhasilan seseorang belajar pebelajar.
2) Memperbaiki program belajar dan pembelajaran.
3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan.
Ini berarti evaluasi dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan program
pembelajaran.
D. Fungsi kurikulum
Fungsi utama kurikulum adalah: a) sebagai pedoman Pelaksanaan pembelajaran, b)
sebagai pedoman pelaksaan kegiatan pendidikan secara menyeluruh, c) sebagai tolak ukur
penentuan kebijakan pada setiap jenjang pendidikan, dan d) sebagai tolak ukur penentuan kadar
lulusan.
3. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah yang membagi
tugas kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor juga
bertanggung jawab dalam kurikulum sehingga fungsi kurikulum adalah;
sebagai pedoman dalam supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar,
sebagai pedoman supervisi, yakni menciptakan dan mendukung situasi
belajar agar lebih baik. Sebagai pedoman untuk mengembangkan
kurikulum dan pedoman untuk melaksanakan evaluasi belajar mengajar.
4. Fungsi kurikulum bagi orangtua peserta didik agar mereka serta membantu
usaha sekolah dalam memajukan putera-puterinya. Bantuan orangtua
dalam pendidikan dapat melalui lembaga BP3 atau yang sekarang Komite
Sekolah. Dengan mengetahui kurikulum orangtua dapat pengalaman
belajar yang diperlukan putera-puterinya sehingga orangtua dapat
berpartisipasi untuk memantaunya.
E. Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian pengembangan kurikulum
Berbicara tentang pengembangan kurikulum, ada dua istilah sering di artikan sama atau
hampir sama, yaitu pengembangan kurikulum dan pembinaan kurikulum keduanya
berorientasi kepada penyempurnaan kurikulum.
Pengembangan kurkulum adalah usaha untuk menjadikan kurikulum agar lebih baik dan
lebih sempurna dari keadaannya sekarang. Lebih baik dan sempurna dalam arti relevan
dalam kebutuhan manyarakat dan sesuai kodrat pebelajar. Tujuannya adalah men jadikan
kurikulum agar senantiasa sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dengan
menyesuaikan dengan kodrat pebelajar. Sedangkan pembinaan kurikulum adalah usaha untuk
mencegah dan menghilangkan pengaruh-pengaruh yang menghambat kelancaran
pelaksanaan kurikulum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum, yaitu; 1)percepatan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan masyarakat, 2)
pendidikan pada suatu tahap persekolahan tertentu selalu terbatas waktunya, dan 3) manusia
akan terlibat dalam implementasi kurikulum itu, baik guru maupun pembelajar mempunyai
kemampuan yang terbatas. Faktor lain yang perlu di pertimbangkan adalah kebermaknaan
kurikulum pada pembelajar.
Landasan psikologis
Pandangan tentang manusia memiliki potensi fisik dan kerohanian erupa kemampuan
cipta,rasa,dan karsa yang ingin dikembangkannya. Dengan demikian landasan psikologis ini
merupakan landasan yang berkaitan dengan hakikat proses belajar dan mengajar, dan tingkat
perkembangan pebelajar. Kurikulum disusun agar pebelajar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kurikulum disusun dengan memperhatikan teori-teoti belajar sesuai tingkat
perkembangan psikologis pelajar. Ini berarti kurikulum dilaksanakan dengan
memepertimbangkan pebelajar sebagai sasaran utama kegiatan pembelajaran.
Landasan historis
Landasan ini berkaitan dengan keberdaan kurikulum yang selalu disesuaikan dengan
kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan zaman. Pengembangan kurikulum pada saat
tertentu diadakan untuk memenuhi tuntutan dan perkembangan pada waktu tertentu.
Pandangan ini, atas dasar bahwa manusia adalah makhluk pembuat peristiwa dari zaman ke
zaman.
F. Penggunaan Kurikulum
Implementasi kurikulum sasaran utamanya adalah menghasilkan pengalaman belajar bagi
pebelajar. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, guru harus lebih awal mempersiapkan
rancangan pembelajaran dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Penyusunan
rancangan pembelajaran berupa satuan acara pengajaran (SAP) atau sering pula disebut satuan
pelajaran (SP) sebagai usaha untuk mewujudkan dalam kegiatan nyata proses pembelajara.
Penyusunan rancangan pembelajaran merupakan tugas guru yang harus dikembangkan
berdasar pada setiap pokok bahasan. Rancangan pembelajaran ini dibuat sebelum guru
melaksanakan pembelajaran dengan mengacuh pada kurikulum. Dengan demikian, satuan
pembelajaran adalah pedoman kerja pelaksanaan pembelajaran secara rinci. Komponen-
komponen SP pada dasarnya ditrentukan berdasarkan kurikulum yang berlaku misalnya :
kurikulum 1994 yang komponen-komponennya adalah : TIU, TIK, materi, KBM, media dan
sumber belajar, dan evaluasi. Sedangkan rancangan pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2004, komponen-komponennya adalah : standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi, pengalaman belajar, alokasi waktu, penilaian, dan sumber belajar.
Rancangan pembelajaran yang telah dikemukakan di atas merupakan gambaran pelaksanaan
kurikulum yang telah disusun secara sistematis dan secara rinci pada setiap tahapan kegiatan
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Namun perlu dipahami bahwa rancangan
pembelajaran tersebut sifatnya relatif dalam artian dapat saja mengalami perubahan disesuaikan
dengan kondisi pada pelaksanaan pembelajaran karena situasi dan kondisi nyata di lapangan
adakalanya tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam rancangan pembelajaran.
G. Evaluasi Kurikulum
Istilah evaluasi dapat saja dimaknakan upaya memahami dan memperbaiki suatu
kegiatan. Evaluasi kurikulum berarti upaya memahami dan memperbaiki pelaksanaan kurikulum.
Evaluasi kurikulum selalu mencakup penetapan baik buruk terhadap pelaksanaan kurikulum
berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu langkah penting dalam rangkaian usaha
memperoleh kurikulum yang baik sebagai mata rantai dalam desain implementasi-evaluasi
kurikulum . melalui evaluasi kurikulum akan diperoleh balikan yang tepat untuk
menyempurnakan yang sedang/telah dikembangkan itu (dengan mengadakan berbagai revisi)
atau sebaliknya menggantikannya dengan mendesain kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum
dapat dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum yakni sebelum kurikulum itu
diimplementasikan, tetapi dapat juga dilakukan setelah kurikulum diimplementasikan. Evaluasi
kurikulum dalam tahap pengembangan dapat dilakukan dengan mereviu “draft” kurikulum yang
telah selesai disusun oleh tim pengembangan dalam rangka uji coba terbatas (pilot testing)
ataupun uji coba lapangan (field testing) dari kurikulum yang telah dikembangkan. Evaluasi pada
tahap ini termasuk pada kawasan evaluasi perencanaan program. Evaluasi setelah kurikulum
diimplementasikan termasuk kawasan evaluasi monitoring dan atau evaluasi dampak (impact)
(Sulo, 1997).
Tujuan evaluasi kurikulum : 1) untuk penyempurnaan kurikulum terutama pada tahap
pengembangan, dan 2) untuk pengambilan keputusan tentang “nasib” suatu kurikulum (dipakai
atau diabaikan). Evaluasi kurikulum adalah : 1) evaluasi formatif dalam rangka meningkatkan
efektivitas program, pengorganisasian, dan pengelolaan program, dan 2) evaluasi sumatif dalam
rangka keberhasilan implementasi kurikulum.
Sasaran evaluasi kurikulum, antara lain :
1. Tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan pembelajaran. Penilaian tentang
tujuan-tujuan itu di tinjau dari segi konsistennya dengan tujuan institusional dan atau
tujuan umum pendidikan nasional, ketetapan perumusannya, kesesuaian dengan taraf
perkembangan dan kebutuhan siswa, kejelasan dan ketetapan struktur organisasinya, dan
sebagainya.
2. Pengalaman belajar yang mencakup strategi pembelajaran, metode mengajar, dan hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian tentang hal ini terutama ditinjau
dari segi kesesuaiannya dengan tujuan yang akan dicapai, serta ketetapannya ditinjau dari
segi pebelajar, konten, fasilitas, serta tempat dan waktu dan sebagainya.
3. bahan pelajaran (konten) yang diprogramkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang pada
umunya dinyatakan dalam berbagai pokok bahasan. Penilaian terhadap konten tersebut
terutama ditunjau dari pandangan yang terbaru, keluasan dan kedalamannya, ketetapan
urutannya, kesesuaian dengan perkembangan/kebutuhan/pengalaman pebelajar dan
sebagainya.
4. komponen kurikulum lainnya, seperti : waktu yang disediakan, fasilitas yang tersedia,
system evaluasi dan sebagainya. Penilaian hal-hal tersebut terutama ditinjau dari segi
efektivitas dalam membelajarkan pebelajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. kemampuan guru dan personal lainnya yang terlibat dalam implementasi kurikulum,
terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Penilaian ini terutama yang
berhubungan dengan wawasan dan pandangan pesan umum dari kurikulum, kemampuan
mengelola program pembelajaran dan sebagainya.
6. pembelajaran yang mengikuti program pendidikan terutama dalam kaitannya dengan
ketepatan analisis situasi sperti kesiapan mengikuti program pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang bersangkutan
7. dukungan iklim profesional sebagai konteks pelaksanaan kurikulum.
8. hasil dan dampak kurikulum yang berkaitan dengan hasil belajar pebelajar serta
dampaknya di lapangan.
Langkah-langkah pokok dalam evaluasi kurikulum, Raka Joni (dalam La Sulo,
1997) terbagi atas dua :
1) Tahap persiapan
2) Tahap pelaksanaan
1. kurikulum 1947
kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947 ciri khasnya adalah
arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda
ke kepentingan nasional, fokus pada pementukan karakter manusia
Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka
bumi, kurukulum ini baru dilaksanakan pada tahun 1950.
4. Kurikulum 1968
kurikulum 1968 lahir pada masa Orde Baru, kurikulum ini bersifat
politis dan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde
Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada UUD 1945 secara
murni. Cirinya, muatan materi pelajaran yang bersifat teoretis, tidak
dikaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada
materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan
kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1957 pendidikan lebih efektif dan efisien. kurikulum
lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (manajemen
berdasarkan tujuan). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan
istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasa.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung pendekatan proses keahlian. Meski
mengutamakan pendekatan, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum
ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan". Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, menyimpan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas
belajar mengajar.
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi
sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi
pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi)
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu
yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945 hingga sekarang , kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut merupakan
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana
pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang
terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Syarifah. 2019. ACTIVE LEARNING TEACH LIKE FINLAND (Sebuah Telaah
Kurikulum 2013). Jurnal Qiro’ah. Vol.9 No.1. 85-99.
http://tomabessa.blogspot.com/2012/11/kurikulum-sekolah.html?m=1
https://learnmine.blogspot.com/2017/02/makalah-kurikulum-pendidikan.html
https://sg.docworkspace.com/d/sILe55OWOAaGpr4wG
https://www.academia.edu/9912894/Makalah_Kurikulum_Sekolah