SEKRETARIAT JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
Ji, Jenderal Gatot Subroto No. 6 Senayan Jakarta 10270
PERATURAN
SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAT
DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2020 tentang Tunjangan Kinerja
Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6396);
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Kedelapan Belas Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 43);10.
cor
12.
13)
14,
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5153);
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63);
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6340);
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2017 tentang Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 33);
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 24);
Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Nomor 2 Tahun
2019 tentang Tata Tertib;
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;Menetapkan
4.
15. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah;
16. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kelas
Jabatan di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN
DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN
KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT
JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONESIA.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan
kepada pegawai yang merupakan fungsi_ dari
keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan
didasarkan pada pencapaian kinerja pegawai yang
sejalan dengan capaian kinerja organisasi.e
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Pegawai adalah PNS dan Pegawai lainnya
berdasarkan keputusan pejabat yang _berwenang
diangkat dalam suatu jabatan dan bekerja secara penuh
pada satuan organisasi di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah.
Pegawai Lainnya adalah adalah pegawai yang diangkat
pada jabatan yang telah mendapat persetujuan dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi
birokrasi.
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Sekretariat Jenderal
adalah instansi Pemerintah yang dalam menjalankan
wewenang dan tugasnya bertanggungjawab kepada
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Sekretaris Jenderal
adalah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang mengepalai
Sckretariat Jenderal.
Kantor Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia di
Provinsi yang selanjutnya disebut Kantor DPD RI di
Provinsi adalah kantor Dewan Perwakilan Dacrah
Republik Indonesia di daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.
Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam satuan
organisasi yang didasarkan hasil evaluasi jabatan yang
selanjutnya digunakan sebagai dasar _pemberian
tunjangan kinerja.10.
ll.
12.
13,
14
a)
(2)
(3)
Hari adalah hari kerja yang telah ditentukan bagi
Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal.
Jam Kerja adalah waktu yang telah ditentukan bagi
Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap
PNS pada organisasi/unit sesuai dengan sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja.
Capaian Kinerja adalah perbandingan realisasi kinerja
dengan target kinerja.
Disiplin adalah kesanggupan Pegawai untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin.
Keadaan Kahar adalah suatu kejadian yang terjadi di
luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan
schingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 2
Tunjangan Kinerja diberikan setiap bulan kepada
Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal berdasarkan:
a. Kelas Jabatan;
b. kehadiran; dan
c. Kinerja PNS.
Besaran Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Dalam hal terdapat jabatan baru, Tunjangan Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
penyesuaian sesuai Kelas Jabatan terhitung mulai
tanggal ditetapkan.Pasal 3
(1) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) diberikan terhitung mulai bulan Juli 2019.
(2) Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Pasal 4
Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:
a. Pegawai yang tidak mempunyai jabatan/tugas/ pekerjaan;
b. Pegawai yang diberhentikan sementara atau dinonaktifkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. Pegawai yang diberhentikan dari jabatan organiknya
dengan diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan
sebagai pegawai negeri sipil;
d. Pegawai yang diperbantukan atau dipekerjakan pada
badan/instansi lain di luar lingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
dan/atau
e. Pegawai yang diberikan cuti di luar tanggungan negara
atau bebas tugas untuk menjalani persiapan pensiun.
Pasal 5
Tunjangan Kinerja bagi Pegawai_pindah _ instansi,
dipekerjakan, diperbantukan atau Calon Pegawai Negeri Sipil
diberikan setiap bulan terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan melaksanakan tugas.
BAB III
HARI DAN JAM KERJA
Pasal 6
(1) Hari kerja di Sekretariat Jenderal yaitu 5 (lima) Hari
mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat.(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
()
(2)
=a
Jumlah Jam Kerja dalam 5 (lima) Hari sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh
koma lima) jam terdiri atas:
a. hari Senin s.d. hari Kamis : Pukul 08.00 - 16.30
waktu istirahat : Pull 12.00 - 13.00
b. hari Jumat : Pukul 07.30 - 16.30
waktu istirahat : Pukul 11.30 - 13.00
Hari dan Jam Kerja bagi pegawai yang tugasnya bersifat
Khusus berlaku penugasan dari pejabat yang menangani
urusan kepegawaian,
Jam Kerja pada bulan Ramadhan diatur dengan
ketentuan tersendiri.
Pada pelaksanaan upacara bendera, presensi secara
elektronik paling lama 15 (lima belas) menit sebelum
upacara bendera dilaksanakan.
Pegawai yang menjalankan pendidikan dan pelatihan,
Hari dan Jam Kerjanya disesuaikan dengan jadwal yang
ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan dan pelatihan.
Pejabat tinggi pratama yang membidangi urusan
kepegawaian dapat menentukan Jam Kerja selain yang
ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Hari dan Jam Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (4) mutatis mutandis terhadap Hari
dan Jam Kerja pada Sekretariat Kantor Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia di Ibu Kota
Provinsi atau menyesuaikan dengan kebijakan daerah
terkait pengaturan Jam Kerja setempat.
Pasal 7
Pegawai melakukan presensi secara elektronik pada
kedatangan dan kepulangan sesuai ketentuan Jam Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat
(4).
Dalam hal presensi elektronik tidak dapat dilakukan,
presensi diberlakukan secara manual sebagaimana
format lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.(3)
(4)
(1)
(2)
Pemberlakukan presensi secara manual sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) apabila:
a. perangkat dan sistem daftar hadir elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi;
b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem daftar hadir
elektronik; dan/atau
c. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan
sistem kehadiran elektronik.
Presensi secara manual sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diketahui oleh atasan langsung Pegawai.
BAB IV
PELANGGARAN JAM KERJA
Pasal 8
Pegawai dinyatakan melanggar ketentuan Jam Kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7,
apabila:
a. tidak masuk kerja;
b. terlambat masuk kerja;
pulang sebelum waktunya;
d. tidak berada di tempat tugas;
¢. tidak mengikuti upacara bendera sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5); dan/atau
f, tidak mengisi daftar hadir elektronik dan/atau
manual dengan alasan yang sah.
Pegawai tidak dinyatakan melanggar _ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
menyertakan alasan yang sah.(3)
(4)
(5)
-10-
Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas:
a. sakit selama 1 (satu) hari atau lebih yang dibuktikan
dengan surat keterangan sakit dari dokter yang
memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan = atau_— surat
keterangan rawat inap serta surat permohonan
izin/pemberitahuan;
b. cuti yang dibuktikan dengan surat keterangan cuti
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
c. perjalanan dinas yang dibuktikan dengan surat tugas
dan surat perintah perjalanan dinas dari pejabat
tinggi madya atau pejabat tinggi pratama;
d. tugas di luar kantor yang dibuktikan dengan surat
tugas dari pejabat tinggi madya atau pejabat tinggi
pratama; atau
¢. izin karena alasan lain dikarenakan Keadaan Kahar
yang dibuktikan dengan surat —_permohonan
izin/ pemberitahuan dan diketahui atasan langsung.
Pegawai yang tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja,
pulang sebelum waktunya, tidak berada di tempat tugas,
tidak mengikuti upacara bendera, dan/atau tidak
mengisi daftar hadir elektronik dan/atau manual tanpa
alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tetap
dilakukan pemotongan sesuai_ ketentuan dalam
Peraturan ini,
Pemotongan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
diakumulasikan sebagai pelanggaran disiplin apabila
Pegawai menyampaikan surat pemberitahuan yang
diketahui atasan langsung.()
(2)
(3)
a)
(3)
(4)
Gite
Pasal 9
Surat keterangan sakit dari dokter, surat keterangan
cuti, surat tugas, surat perintah perjalanan dinas,
dan/atau surat permohonan _izin/pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)
disampaikan kepada pejabat tinggi pratama yang
menyelenggarakan urusan di bidang kepegawaian dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
ketidakhadiran
Keterlambatan penyampaian surat _sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tidak diperhitungkan sebagai
alat bukti kehadiran yang sah.
Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai
dengan format lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
BABV
PENILAIAN KINERJA PEGAWAI
Pasal 10
Penilaian kinerja Pegawai menggunakan sistem informasi
penilaian kinerja.
Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar penilaian prestasi kerja Pegawai.
Pegawai harus mengisi laporan kinerja pada sistem
informasi penilaian kinerja.
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia membentuk sistem informasi penilaian kinerja.(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
7
-12-
BAB VI
PEMBAYARAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 11
Pegawai yang diangkat sebagai pelaksana tugas dalam
suatu jabatan pimpinan tinggi atau jabatan administrasi,
Tunjangan Kinerja dibayarkan sebesar 80% (delapan
puluh persen) dari Tunjangan Kinerja dalam jabatan
pimpinan tinggi atau jabatan administrasi yang diduduki.
Pegawai yang dibebaskan dari jabatannya karena
melaksanakan tugas belajar, Tunjangan Kinerja
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
Tunjangan Kinerja yang diterima dalam jabatannya.
Pegawai yang dibebaskan sementara dari jabatan
fungsional tertentu karena tidak dapat memenuhi angka
kredit untuk kenaikan pangkatnya, Tunjangan Kinerja
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
‘Tunjangan Kinerja yang diterima dalam jabatannya.
Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu dan
belum diangkat dalam jabatan tersebut, Tunjangan
Kinerja dibayarkan dalam kelas jabatan satu tingkat
lebih rendah dari jabatan yang akan diduduki.
Tunjangan Kinerja bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari
jumlah Tunjangan Kinerja dari jabatan yang diduduki,
Pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu dan
merangkap dengan jabatan pimpinan tinggi atau jabatan
administrasi, Tunjangan Kinerja diberikan sesuai dengan
kelas jabatannya yang lebih tinggi.
Pejabat fungsional tertentu yang diberhentikan dari
jabatannya karena tidak dapat memenuhi angka kredit
yang dipersyaratkan, Tunjangan Kinerja diberikan setara
kelas jabatan pelaksana tertinggi di unit kerjanya.(8)
(1)
2)
(3)
-13-
Tunjangan Kinerja Pegawai yang diberhentikan
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dibayarkan kembali secara utuh terhitung mulai tanggal
keputusan pengangkatan kembali dalam jabatan
fungsional tertentu yang bersangkutan.
Pasal 12
Tunjangan Kinerja tetap diberikan sesuai besaran yang
ditentukan dalam Peraturan ini apabila Pegawai dapat
mempertahankan kinerja dengan nilai paling rendah
BAIK.
Dalam hal Pegawai mendapatkan nilai kinerja pada
tahun berjalan SANGAT BAIK, pada tahun berikutnya
kepada Pegawai tersebut dapat diberikan tambahan
‘Tunjangan Kinerja paling tinggi 50% (lima puluh persen)
dari selisih besaran Tunjangan Kinerja yang diterimanya
dengan besaran Tunjangan Kinerja Kelas Jabatan 1
(satu) tingkat di atasnya.
Pemberian tambahan Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dengan memperhatikan
ketersediaan anggaran.
Pasal 13
Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai yang mendapatkan
nilai kinerja pada tahun berjalan dibawah nilai BAIK terdiri
atas:
a
Pegawai yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun
berjalan dengan nilai CUKUP, pada tahun berikutnya
kepada Pegawai tersebut diberikan Tunjangan Kinerja
sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) dari Tunjangan
Kinerja yang diterimanya;
Pegawai yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun
berjalan dengan nilai KURANG, pada tahun berikutnya
kepada Pegawai tersebut diberikan Tunjangan Kinerja
sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Tunjangan
Kinerja yang diterimanya; atauics
E142
Pegawai yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun
berjalan dengan nilai BURUK, pada tahun berikutnya
kepada Pegawai tersebut diberikan Tunjangan Kinerja
sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Tunjangan
Kinerja yang diterimanya.
Pasal 14
Tunjangan Kinerja bagi Pegawai yang melaksanakan cuti
tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, dan/atau cuti
karena alasan penting dibayarkan sebesar 100% (seratus
perseratus).
(1)
(2)
Pasal 15
Pegawai yang dikenakan hukuman disiplin ringan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Tunjangan
Kinerja dibayarkan dengan persentase sebagai berikut:
a, sebesar 85% (delapan puluh lima perseratus) sclama
1 (satu) bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin berupa teguran lisan;
b. sebesar 85% (delapan puluh lima perseratus) selama
2 (dua) bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin berupa teguran tertulis; atau
c. sebesar 85% (delapan puluh lima perseratus) selama
3 (tiga) bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis.
Pegawai yang dikenakan hukuman disiplin sedang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Tunjangan
Kinerja dibayarkan dengan persentase sebagai berikut:
a. sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 1 (satu)
bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun;
b. sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 2 (dua)
bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
tahun; atau(3)
q
(2)
-15-
c. sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 3 (tiga)
bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun,
Pegawai yang dikenakan hukuman disiplin Berat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, Tunjangan
Kinerja dibayarkan dengan persentase sebagai berikut:
a. sebesar 10% (sepuluh perseratus) selama 3 (tiga)
bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun;
b. sebesar 10% (sepuluh perseratus) selama 6 (enam)
bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin
berupa pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah; atau
c. sebesar 10% (sepuluh perseratus) selama 12 (dua
belas) bulan untuk Pegawai yang dijatuhi hukuman
disiplin berupa pembebasan dari jabatannya.
BAB VII
PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 16
Pegawai yang melakukan pelanggaran Hari dan Jam
Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 8
diberikan pengurangan Tunjangan Kinerja.
Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. terlambat masuk kerja dikurangi dengan ketentuan:
1. 1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh)
menit persentase pengurangan sebesar 0,25% (nol
koma dua puluh lima persen);
2. 31 (tiga puluh satu) menit sampai dengan 60
{enam puluh) menit persentase pengurangan
sebesar 0,50% (nol koma lima puluh persen);iS:
hig?
61 (enam puluh satu) menit sampai dengan 90
(sembilan puluh) menit persentase pengurangan
sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima
persen);
91 (sembilan puluh satu) menit sampai dengan
120 (seratus dua puluh) menit _persentase
pengurangan sebesar 1% (satu persen); atau
lebih dari 120 (seratus dua puluh) menit dianggap
tidak masuk kerja tanpa keterangan.
b. pulang sebelum waktunya dikurangi dengan
ketentuan:
ij
1 (satu) menit sampai dengan 30 (tiga puluh)
sebelum jam kepulangan persentase pengurangan
sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima persen);
31 (tiga puluh satu) menit sampai dengan 60
(enam puluh) menit sebelum jam kepulangan
persentase pengurangan sebesar 0,50% (nol koma
lima puluh persen);
61 (enam puluh satu) menit sampai dengan 90
(sembilan puluh) menit sebelum jam kepulangan
persentase pengurangan sebesar 0,75% (nol koma
tujuh puluh lima persen);
91 (sembilan puluh satu) menit sampai dengan
120 (seratus dua puluh) menit sebelum jam
kepulangan persentase pengurangan sebesar 1%
(satu persen); atau
Lebih dari 120 (seratus dua puluh) menit
dianggap tidak masuk kerja tanpa keterangan.
c. Pegawai tidak masuk kerja tanpa keterangan,
persentase pengurangan sebesar 3% (tiga persen)
setiap kali tidak masuk kerja;72
d. Pegawai meninggalkan pekerjaan dan/atau kantor
pada jam kerja tanpa izin atasan langsung lebih dari
60 (enam puluh) menit, persentase pengurangan
sebesar 1,25% (satu koma dua puluh lima persen)
setiap kali meninggalkan pekerjaan dan/atau kantor
pada jam kerja yang didasarkan pada laporan atasan
langsung; dan
e. Pegawai tidak mengikuti upacara bendera, persentase
pengurangan sebesar 1,25% (satu koma dua puluh
lima persen) setiap kali tidak mengikuti upacara
bendera, kecuali karena sakit, cuti, dinas, atau tugas.
(3) Penghitungan pengurangan Tunjangan Kinerja setiap
Hari paling banyak sebesar 3% (tiga persen)..
Pasal 17
(1) Tunjangan Kinerja tidak dibayarkan kepada Pegawai
yang persentase ketidakhadiran tanpa keterangan lebih
dari 50% (lima puluh persen) dalam 1 (satu) bulan.
(2) Tunjangan Kinerja tidak dibayarkan kepada Pegawai
yang persentase keterlambatan dan/atau pulang sebelum
waktunya lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dalam 1
(satu) bulan.
BAB VIII
TATA KELOLA KEHADIRAN, CUTI, DAN HUKUMAN DISIPLIN
PEGAWAIL
Pasal 18
(1) Pejabat tinggi pratama yang menyelenggarakan urusen di
bidang kepegawaian melakukan pencatatan Tata kelola
kehadiran, cuti, dan hukuman Disiplin Pegawai setiap
bulan.(2)
a
(2)
(3)
4)
(5)
EiBY
Pejabat tinggi pratama yang menyelenggarakan urusan
dibidang — kepegawaian -— menyampaikan —_laporan
rekapitulasi pencatatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada pejabat tinggi pratama yang
menyelenggarakan urusan dibidang keuangan setiap
bulan.
Pasal 19
Kehadiran Pegawai Kantor DPD RI di Provinsi dibuktikan
dengan rekapitulasi kehadiran setiap bulan dan laporan
aktivitas harian Pegawai.
Laporan aktivitas harian Pegawai Kantor DPD RI di
Provinsi terdiri atas:
a. laporan rencana kegiatan harian; dan
b. laporan pelaksanaan kegiatan.
Kepala Kantor DPD RI di Provinsi menyampaikan laporan
aktivitas harian Pegawai sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada pejabat administrator yang
menyelenggarakan urusan di bidang kepegawaian
sebagimana format yang tercantum dalam lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
ini,
Penyampaian laporan aktivitas arian Pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setiap
Hari.
Pegawai Kantor DPD di Provinsi yang tidak
menyampaikan keseluruhan laporan atau salah satu dari
laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dianggap
tidak masuk kerja.-19-
BAB IX
PENGHENTIAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA
Pasal 20
Penghentian pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai dapat
dilakukan apabila:
a. diberhentikan sementara sebagai PNS;
b. diberhentikan sebagai PNS berdasarkan _ peraturan
perundang-undangan;
c. diangkat menjadi pejabat negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
d. diberhentikan dengan hormat dari jabatan karena terkena
kasus hukum dan/atau dilakukan penahanan oleh pihak
yang berwajib dan mendapatkan uang tunggu; atau
¢. dipekerjakan atau diperbantukan pada instansi lain.
Pasal 21
(1) penghentian pemberian Tunjangan Kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf a dan huruf d dilakukan
sejak ditetapkannya keputusan pemberhentian sementara.
(2)Tunjangan Kinerja dapat diberikan kembali kepada
Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung
sejak diterbitkannya keputusan pengangkatan kembali
kepada Pegawai yang bersangkutan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Pegawai yang sedang diberhentikan sementara dari
jabatannya dan sampai dengan mulai berlakunya Peraturan
ini masih dalam status pemberhentian sementara, tetap
diberlakukan pengurangan Tunjangan Kinerja sesuai dengan
Peraturan ini.-20-
Pasal 23
Sepanjang sistem informasi penilaian kinerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 belum terbentuk, Pegawai
menyampaikan laporan kinerja harian kepada unit kerja yang
menyelenggarakan urusan di bidang kepegawaian sesuai
format lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Sekretaris
Jenderal Nomor 1 Tahun 2018 tentang Tunjangan Kinerja
Bagi Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 25
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Februari 2020
SEKRETARIS JE! RAL,
Dr. Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M.Devt.M.
NIP. 196011141984031001Bo i2
LAMPIRAN I
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN — PERWAKILAN' DAERAH.
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
TAHUN 2020 TENTANG TUNJANGAN
KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONESIA
BESARAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI
DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN
DAERAH REPUBLIK INDONESIA
ELAS JABATAN
2
17
Rp. 24.930.000,00
16
Rp. 17.413.000,00
15,
Rp. 12.518.000,00
14
Rp. _9,600,000,00
Rp. 7.293.000,00
Rp. 6.045.000,00
Rp. 4.519.000,00
Rp. 3.952.000,00
welalrjalalalole
Rp. _3.348.000,00
Rp. 2.927,000,00
1
Rp. 2.616.000,00
12
Rp. 2.399.000,00
13
Rp. 2.199,000,00
14
Rp. 2.082.000,00
15,
Rp. 1.972,000,00
16
Rp. 1.867.000,00
17
Rp. _1.766.000,00
Dr. Drs, REYDONNYZAR MOENEK,
NIP. 196011141984031001
SEKRETARIS JENDERAL,
Devt.M.LAMPIRAN II
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG
TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI
LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
FORMAT PRESENSI MANUAL
Unit Kerja
Periode
SEKRETARIS im
Dr. Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M.
NIP. 196011141984031001I. Laporan Rencana Kegiatan
Nama
NIP
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Unit Kerja
Hari/Tanggal
-25-
FORM AKTIVITAS HARIAN PEGAWAI
KANTOR DPD RI DI PROVINSI
LAMPIRAN V
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2020 TENTANG TUNJANGAN
KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN
SEKRETARIAT JENDERAL = DEWAN.
PERWAKILAN DAERAH — REPUBLIK
INDONESIA
WAKTU
2
Mengetahui,
Atasan Langsung
Td.
Nama
NIP
Pembuat Laporan
Ted.
Nama
NIP226.
IL, Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Atasan Langsung Pembuat Laporan
Ted. Ted.
Nama Nama
‘NIP NIP
SEKRETARIS JENDERAL,
(fm
Dr. Drs. REYDON!
NIP. 196011141984031001-23-
LAMPIRAN III
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2020 TENTANG TUNJANGAN
KINERJA BAGI PEGAWAI DI
LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN IZIN
akarta, cesses 20 vce
Kepada Yth,
Kepala Biro Organisasi, Keanggotaan, dan Kepegawaian
Up.
Kepala Bagian Administrasi Keanggotaan dan Kepegawaian
Dengan ini kami menyatakan bahwa:
Nama
NIP
Pangkat/Gol
Jabatan a aa
Pada hari... Petes PANgBA scant ... tidak masuk kerja/ terlambat masuk
kerja/pulang sebelum waktunya, dan/atau tidak berada di tempat tugas*) karena ada keperiuan
yaitu: : ..selama.. .-menit/jam /hari,
Surat ini diberikan untuk keperluan rekapitulasi kehadiran dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya,
Mengetahui,
Kepala... .
(Atasan Langsung) Nama Pegawai
NP : 3
+) Coret yang tidak perlu
SEKRETARIS JENDERAL,
Dr, Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M.Devi
NIP. 196011141984031001Nama
Jabatan :
-24-
LAMPIRAN IV
PERATURAN SEKRETARIS
JENDERAL DEWAN PERWAKILAN
DAERAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG TUNJANGAN KINERJA
BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONESIA
FORMAT LAPORAN KINERJA PEGAWAI
NIP
Unit Kerja
No | TANGGAL
RINCIAN KEGIATAN
‘Yang membuat laporan,
Nama Pegawai
NIP
SEKRETARIS JEND)
Dr, Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M.Devt.M.
NIP. 196011141984031001