PERATURAN
SEKRETARIS JENDERAL DtrWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIKINDONBSIA
NOMOR 04 TAHUN2OIB
TENTANG
PEDOMAN PENGtrMBANGANBUDAYA KBRJA
DI LINGKUNGAN SBKRBTARIATJENDERAL
DEWAN PERWAKILANDAERAH RBPUBLIK INDONESIA
SEKRETARISJtrNDERAL
DtrWAN PERWAKILANDABRAH RBPUBLIK INDONESIA,
MEMUTUSI(AN:
Menetapkan PERATURAN SEKRtrTARIS JBNDERAL
DEWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN
BUDAYA
KBRJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL
DEWAN PBRWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONtrSIA.
Pasal 1
Pedoman pengembangan budaya kerja
ini berlaku
sebagai panduan d.alam merencanakan,
mengimplementasikan, serta melakukan
monitoring
dan evaluas-i penerapan dan pengembangan
budaya
Leu1 di lingkungan Sekretariat Jenderal
opo RI guna
meningkatkan kinerj a pegawai.
Pasal 2
Pedoman pengembangan
Budaya Kerja, adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran
yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari peraturan
ini.
Pasal 3
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja
dapat ditakukan
perubahan penyesuaian sesuai- dengan nilai-nilai
-d*
organisasi dan nilai-nilai buclaya
sekretariat Jenderal
DPD RI.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Zt Februari 2OL8
ParafHierarki
Biro : BiroAdministrasi
B a g i a n: O r g a n i s a sdia n T a t a L a k s a n a
J abat a n Paraf
K epala B ir o
K e p a l aB a g i a n (G
k MA'RUF CAHYONO
K e p a l aS u b B a g i a n NrP.19670429199503100 1
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggaI2l Februari 2018
PIt. SEKRETARISJENDERAL,
MA'RUF CAHYONO
NrP.196704297995031001
LAMPIRAN
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DtrWAN
PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2OTB TENTANG
PEDOMAN PENGEMBANGAN BUDAYA KERJA
DI LINGKUNGAN SEKRETAzuAT JENDERAL
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK
INDONESIA
PEDOMAN PENGBMBANGAN
BUDAYA KERJA
DI LINGI(UNGAN StrKRBTARIAT
JENDERAL
DEWAN PtrRWAKILANDAERAH
REPUBLIK INDONESIA
.BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi birokrasi memiliki ruang lingkup pembenahan
struktural, prosedural, kultural dan etika birokrasi yang bertujuan
untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
dengan profesional
karakteristik
adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas
dari KKN, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi, dan
memegang teguh nilai-nilai dasar dan
kode etik aparatur neg ara.
Secara konseptual, birokrasi yang ideal adalah birokrasi yang
profesional, yakni birokrasi yang handal dalam memberikan
pelayanan, aspiratif, akuntabel, netral, dan dalam menjalankan
aktivitasnya selalu dilandasi profesionalisme
etika. birokrasi
menyangkut kemampuan yang dihubungkan dengan tingkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam arti kata
kemampuan untuk
menggunakan fasiiitas teknologi
modern. Dengan penguasaan
d.aram
menggunakan fasilitas teknoiogi
modern, kelemahan negatif
berupa
lambatnya proses kerja birokrasi
dapat teratasi.
Secara ideal, birokrasi hanya akan bisa memberikan
pelayanan
kepada masyarakat secara adil apabila mempunyai
sikap dan perilaku
netral' Maksudnya, birokrasi hendaknya bertindak sebagai lembaga
administrasi publik
yang berorientasi pada pencapaian
efisiensi dan
efektivitas dalam setiap
kegiatannya.
Reformasi kultural menyangkut perubahan komitmen dan etos
kerja birokrasi yang semakin diorientasikan untuk meningkatkan
pelayanan publik. Ekses negatif budaya patrimonial yang
menempatkan birokrasi sebagai
atasan masyarakat yang harus
clilayani harus diubah
menjadi pelayan masyarakat.
Reformasi etika birokrasi
menyangkut norma-norma
dan nilai-
nilai )'ang harus menjadi
pegangan bagi aparat
birokrasi untuk
bersikap pantas dalam
me njalankan tugasnya. Etika birokrasi
menun3ukkan adanya asas
moral dalam profesi birokrasi.
Reformasi
etika birokrasi mengupayakan
agar nilai-nilai etika yang
hidup dan
berlaku dalam masyarakat
profesi termasuk birokrasi
bukan sekedar
menjadi keyakinan pribadi anggotanya tetapi juga menjadi
seperangkat norma yang
terlembagakan. Artinya
etika harus menjadi
acuan dalam berbuat, yang pelanggaran atasnya dapat dikenakan
sanksi moral.
C. Sasaran
A. PENGERTIAN
Budaya kerja dapat dipahami sebagai sebuah keterkaitan
unsur-unsur penting dalam organisasi yang dijalankan oleh para
pegawai. Budaya kerja bukanlah sebuah unsur yang berdiri sendiri.
unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Budaya Organisasi.
Budaya organisasi adalah sistem nilai bersama d.alam
suatu
organisasi yang me njadi acuan bagaimana para pegawai
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita
organisasi' Hal ini biasanya dinyatakan
sebagai visi, misi, dan
tujuan organisasi. Budaya organisasi dikembangkan dari
kumpulan norma-norma, nilai, keyakinan, harapan, asumsi, dan
filsafat dari orang-orang di dalamnya. oleh karenanya tidak
mengherankan bila kemudian terlihat jelas dalam perilaku
individu
dan kelompok' Budaya organisasi juga
menjadi dasar praktik di
dalam organisasi, termasuk bagaimana anggota organisasi
menyelesaikan pekerjaan maupun berinteraksi
satu sama lain.
Budaya organisasi tumbuh menjadi mekanisme kontrol,
mempengaruhi cara pegawai berinteraksi
dengan para pemangku
kepentingan di luar organisasi. Perubahan budaya organisasi
berpengaruh pada perubahan perilaku pegawai dalam organisasi
tersebut' Perubahan budaya organisasi berlaku dari tingkat
tertinggi hingga satuan terkecil dalam organisasi. Keberhasilan
dalam mengembangkan dan menumbuhkembangkan budaya
organisasi sangat ditentukan oreh perilaku pimpinan
organisasi. Dalam pengembangan budaya organisasi, hampir
selalu dipastikan bahwa pimpinan organisasi
agen menjadi
perubahan (agent of changel. Sebagai agen perubahan,
salah satu
kontribusi signifikan yang diharapkan
adalah berperan sebagai
panutan (role model). Gmabar 1
di bawah ini mempedelas
pemahaman mengenai budaya
organisasi.
jelas
Terlihat
dalamperilaku
rndividu
dan
kelompok Budaya
Organisasi
Terlihatpada
Keyakinan,
nilai,
bagaimana cara
asumsibersama
anggota
a r a a n i ^ ^ ^ i
yangdipegang
ut gdt ilJdJl
menyelesaikan olehanggota
nakant2nnnvl organisasi
Gambar 1
Budaya Organisasi
4. Etos Kerja
Etos kerja dibentuk oleh nilai budaya kerja. Etos
kerja
adaiah suatu paradigm kerja yang diyakini oleh
seseorang atau
sekelompok orang yang diwujudkan secara
nyata berupa perilaku
khas kerja mereka. secara umum, etos
kerja berfungsi sebagai
pendorong atau penggerak terbangunnya
perilaku kerja yang
diinginkan.
B. PRINSIP DASAR
A. PERUMUSAN NILAI-NILAI
Hal pertama yang harus dilakukan dalam mengembangkan
budaya kerja adalah merumuskan nilai-nilai baru yang diinginkan,
merumuskan nilai-nilai yang dipercaya akan membawa organisasi
mencapai visi dan menuntaskan misinya. Hal penting yang harus
diingat dalam merumuskan nilai-nilai organisasi adalah bahwa nilai-
nilai harus didasarkan pada praktik yang dikenal dan dapat
dilaksanakan setiap pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal
DPD RI. Nilai-nilai tersebut harus berakar pada apa yang
sesungguhnya berlaku dalam organisasi dari hari ke hari untuk
menjadi lebih baik.
Terdapat 3 (tiga) mekanisme yang dapat dilakukan untuk
merumuskan dan kemudian menetapkan nilai-nilai organisasi :
1' Pimpinan tertinggi dan Pejabat Eselon I duduk bersama
untuk
menetapkan nilai-nilai organisasi dengan melihat visi, misi, tugas
fungsi, aturan-aturan dan kebijakan atau perund.ang-und.angan.
Mekanisme ini memiliki efisien waktu, namun rasa memiliki
terhadap nilai-niIai tersebut lebih lambat terbangun
dan muncul
resistensi atau keengganan pegawai untuk
berubah.
2' Pimpinan tertinggi dan Pejabat Eselon
I duduk bersama dengan
perwakilan trerabat (esel0n
II, III, dan esel0n IV) dan perwakilan staf
untuk bersama-sama merulrluskan nilai-nilai organisasi. Dalam
mekanisme ini, rasa memiliki terhadap nilai-nilai lebih cepat
terbangtln, namun waktu untuk mencapai kesepakatan lebih lama.
3. Pimpinan tertinggi mengumpulkan seluruh pejabat dan staf untuk
bersama-sama merumuskan nilai-nilai organisasi. Mekanisme ini
membangun rasa memiliki terhadap nilai-nilai lebih cepat dan
resistensi untuk berubah lebih kecil, namun sangat menyita
waktu/ iama sekali.
Sekretariat Jenderal DPD RI telah menetapkan nilai-nilai
organisasi melalui mekanisme di point2 dlatas, yaitu:
1' Profesional, berarti ahli di bidangnya dan patuh terhadap kode etik
profesi;
2 ' Pelayanan Prima, berarti selalu berupaya dalam memberikan
pelayanan terbaik dan optimal kepada stakeholder
yang tercermin
dalam semangat kerja;
3 ' Terpercaya, berarti sangat mengutamakan kepercayaan stakeholder
atas jaminan akibat dari kesalahan;
4 ' Tanggung Jawab, berarti adanya kesesuaiang antara
perkataan 4an
perbuatan serta bersedia menanggung
aki.bat dari kesalahan;
5' Jiwa Korsa, berarti tumbuhnya
semangat bekerja sama serta loyal
terhadap instansi;
6 ' Netral, berarti memberikan layanan kepada
tanpa stakeholder
berpihak pada kekuatan politik manapun;
7 ' Mandiri, berarti memanfaatkan kemampuan dan sumber daya
dalam negeri dan tidak bergantung
pada sumber daya asing; dan
B' visioner, berarti memiliki wawasan
ke depan dan tidak terbelenggu
pada pemikiran sekarang atau pemikiran
terdahulu
B. IMPLEMENTASI
Tahap selanjutnya adalah mend.eklarasikan nilai-nilai dan
membangun komitmen untuk menerapkan
budaya kerja serta
dilarHutkan dengan menyosialisasikan
dan menginternalisasikan.
1. Deklarasi Nilai-Nilai
Mendeklarasikan
budaya kerja rnerupakan tahapan
penting
karena secara formal proses
Pengembangan budaya keria dimulai.
Deklarasi dilakukan oleh Pimpinan tertinggi Sekretariat Jend.eral,
Sekretaris Jenderal DPD RI, yang dihadiri oleh seluruh jajaran
pimpinan iainnya serta seluruh pegawai Sekretariat Jenderal DpD
RI.
2. Sosialisasi
Sosialisasi yaitu proses mengomunikasikan apa yang telah
disepakati agar membangun penerimaan dan keterlibatan seluruh
pega\vai yang dilakukan secara terus menerus dan melibatkan
Pimpinan tertinggi Sekretariat Jenderal DpD
RI.
Hal-hal yang dilakukan Sekretariat Jenderal
DpD RI dalam
menyosialisasikan budaya kerja, yaitu:
a' Menerbitkan Peraturan Sekretaris Jend.eral tentang sistem
manaJemen perubahan sekretariat
Jenderal DpD RI;
b' Menerbitkan Peraturan sekretaris Jenderal
DpD RI tentang
budaya kerja;
c' Mempersiapkan materi sosiarisasi tentang anggapan ,c.asar,
tata
nilai, norrna, dan sikap serta perilaku
kerja;
d' Membentuk tim perubahan
budaya kerja;
e' Menyelenggarakan pertemuan berkala dalam bentuk coffee
morning;
3. Internalisasi
parafHierarki
Biro : BiroAdministrasi
B a g i a n: O r g a n i s a sdia n T a t aL a k s a n a
Jabatan
KepalaBiro
K e p a l aB a g i a n
K e p a l aS u b B a g i a n
BAB IV
PENUTUP
I X a O a g .A d m i n i s t r a s i
K e a n g g o t a a nd a n
Kepegawaian
I X a U a g .p e n g e m b a n g a n
Sumber DayaManusia
I X a O a g .H u k u m
I P e n a n g g u n gJ a w a b
Poliklinik
.r\ !-f
v i
T ' \
SEKRE"IhNTIIT
JENDERAL L-.1 {e L,
DEWANPERWAKII-.AN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
:-j,,'1*ii,-* . Jl.Jenderal
GatotSubrotoNo6 Senayan
JakaftaLOZTO
NOTA DINAS
NOMOR: 41ffU.ROMIN/NDlilt2017
KepadaYth, Plt.Sekretaris
JenderalDPD Rl
Dari Kepala BiroAdministrasi
Hal KonsepSuratSekretarisJenderal
Tanggal 5 Februari2O1B
{Tv,tv-
PJnruanto
NIP.19621204199203
1001
]3o
SEKRETARIAT JENDERAL
DEWANPERWAKILAN DAERAH
R E P U B L IIKN D O N E S I A
Jl. JenderalGatotSubrotoNo.6,Jakarta_ 192ZO
NOTA DINAS
NOMOROT.040/01/DPD/il/ND/2ol
8
Dengan hormat,disampaikansebagaitindak
lanjutketentuanpasal
194 PeraturansekretarisJenderalDPD Rl
Nomor 6 Tahun 2017 tentang
organisasidan Tata Kerja SekretariatJenderal
DpD Rl, bersama ini kami
sampaikandraft PeraturanSekretarisJenderal
DpD Rl tentang pedoman
Pengembangan BudayaKerjadi Lingkungan sekretariatJenderalDpD Rl.
Apabila tidak ada koreksi/penyempurnaan
dari Bapak Kepala Biro
Administrasi,mohon perkenanmeneruskan
draft dirnaksr.rd
untuk mendapat
tandatanganyth. prt.sekretarisJenderar
DpD Rr.
Demikiankami sampaikan, atasperkenanBapakkami ucapkanterima
kasih
NIR*t9741023