Anda di halaman 1dari 27

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA
No.981, 2016 KEMENDAGRI. Satyalancana Wira Karya. Tanda
Kehormatan. Pemberian. Pedoman.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 41 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA WIRA KARYA
BIDANG PEMERINTAHAN DALAM PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN DAN
PEMBANGUNAN KELAUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan dan


mengembangkan kelautan, pemerintah dapat
mengupayakan pemberian tanda kehormatan bagi Kepala
Daerah dan/atau Kepala Perangkat Daerah yang
berperan di bidang pengelolaan, pengembangan dan
pembangunan kelautan;

b.bahwa tanda kehormatan bagi Kepala Daerah atau Kepala


Perangkat Daerah yang berperan di bidang pengelolaan,
pengembangan dan pembangunan kelautan berupa tanda kehormatan
Satyalancana Wira Karya;

c. b a h w a berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan P e r a t u r a n M e n t e r i D a l a m
N e g e r i t e n t a n g P e d o m a n Pemberian Tanda Kehormatan Satyalancana
Wira Karya B i d a n g Pemerintahan dalam Pengelolaan dan
Pengembangan Kelautan;

www.peraturan.go.id
2016, No.981 -2-

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah
d en g an U n d a n g - U n d a n g N o m o r 1 T ah u n 2 0 1 4 t en t an g
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
t ent an g P eng el o l aan W i l ay ah P esi s i r d an Pu l au - Pu l au
Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5490);

2.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan


Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Re pu bl ik I nd on es ia Tahun 2 00 9
No mor 9 4, T am bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5023);

3.Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian


N e g a r a ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k Indonesia Tahun 2008 Nomor
166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

4 . U n d a n g - Un d a n g N o m o r 2 3 T a h u n 2 0 1 4 t e n t a n g Pemerintahan
D a e r a h ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indones ia Nomor 5587)
sebagaimana t e l a h d i u b ah b eb e r a p a k a l i t er ak h i r d en g an U n d a n g -
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua a t a s U n d a n g -
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5.Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Dewan Gelar,


Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 No mo r 4, Ta mb ah an Lembaran Negara
R e p u b l i k Indonesia Nomor 5089);

6 . P er a t u r an P e m e r i n t a h N o m o r 3 5 T ah u n 2 0 1 0 t en t an g P e l a k s a n a a n
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 t ent ang Pen eri maan G el ar ,
Tanda Jasa, dan Tanda

-3- 2016, No.981

www.peraturan.go.id
-4-
Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5115);

7. P eratur an Pr esid en No mor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi


K e m e n t e r i a n N e g a r a ( L e m b a r a n N e g a r a Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 8);

8 . P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 1 1 T a h u n 2 0 1 5 t e n t a n g Kementerian
Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
12);

9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 564), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 3 T a h u n 2 0 1 5
tentang Organisasi dan Tata Kerja K em en t e r i an D al am N e g e r i
( B er i t a N eg ar a R e p u b l i k Indonesia Tahun 2015 Nomor 1667);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TANDA
KEHORMATAN SATYALANCANA WIRA KARYA BIDANG
PEMERINTAHAN DALAM PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN
DAN PEMBANGUNAN KELAUTAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2016, No.981

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan p er w ak i l an
r ak y at d aer ah m en ur u t as as o to no m i d an t u g a s p e m b a n t u a n d e n g a n
prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur


peny el en ggara Pemeri ntahan D aerah yang memi mp in p e l a k s a n a a n
u r u s a n p e m e r i n t a h a n y a n g m e n j a d i kewenangan daerah otonom.

4. Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah k es at u a n


m a s y ar ak at hukum y an g mempunyai b at as batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan
k e p e n t i n g a n m a s y a r a k a t setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi m as y ar ak at d al am si st em N eg ar a K es at u an R ep ub l ik Indonesia.

5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD


dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah.
6. Rekomendasi Masyarakat adalah bentuk dukungan dari
masyarakat, tokoh masyarakat, dan/atau lembaga kemasyarakatan
atau sebutan lain yang dianggap mewakili pendapat masyarakat
s e c a r a u m u m y a n g ditandatangani oleh ketua lembaga kemasyarakatan
atau sebutan lain.

7. S a t y a l a n c an a W i r a K a r y a a d a l a h T an d a K e h o r m a t a n Satyalancana
Wira Karya di Bidang Pemerintahan dalam Pengelolaan, Pengembangan dan
Pembangunan Kelautan yang selanjutnya disebut Tanda
K e h o r m a t a n Satyalancana Wira Karya.

8. D e w a n a d a l a h D e w a n G e l a r , T a n d a J as a , d a n T a n d a Kehormatan
yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam
pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.
-5- 2016, No.981

9. Presiden adalah Presiden sebagaimana dimaksud


dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

10. Menteri adalah menteri dalam negeri.

BAB II
KEWENANGAN

Pasal 2
(1) Menteri berwenang mengusulkan Calon Penerima
Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada
Presiden.

(2) Tanda Kehormatan Satyalancana Wira


K a r y a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada K e p a l a D a e r a h d a n K e p a l a P e r a n g k a t D a e r a h
yang berjasa dalam memberikan dharma baktinya
d a l a m pengelolaan dan pengembangan kelautan.

BAB III
PERSYARATAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN

Pasal 3
Calon Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), harus
memenuhi persyaratan:

a. Umum; dan
b. Khusus.

Pasal 4
( 1 ) P er s y a r a t a n u m u m s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l
3 huruf a, terdiri atas:

a.Kepala Daerah dan Kepala Perangkat Daerah yang


membidangi kelautan dan perikanan;

b.memiliki integritas moral dan keteladanan;


c.berjasa terhadap bangsa dan negara;
d.berkelakuan baik;
e. setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan

www.peraturan.go.id
2016, No.981 -6-

f. tid ak
per
nah
dipi
dan
a
pen
jara
ber
das
ark
an
put
usa
n
pen
gad
ilan
yan
g
tela
h
me
mpe
role
h
kek
uata
n
huk
um
tet
ap
kar
ena
mel
aku
kan
www.peraturan.go.id
tin
dak
pid
ana
yan
g
dia
nca
m
d en
g an
pid
an a
p en
jara
pali
ng
sin
gka
t 5
(lim
a)
tah
un.

(2 )
P er s y ar a
t an
kh us us
s eb ag ai
m an a
di m ak su
d d al am
P as al 3
huruf b,
terdiri
dari:

a.Admi
nistrasi
;dan
b.Teknis
.
(3)
Persyarat
an
khusus
sebagaim
ana
dimaksud
pada ayat
(2)
tercantu
m dalam
Lampiran
yang
merupaka
n bagian
tidak
terpisahk
an dari
Peraturan
Menteri
ini.

BAB IV
TATA CARA
PENGAJUAN
USUL TANDA
KEHORMATA
N

Pasal 5
(1) M
enteri
menya
mpaika
n Surat
Edaran
mengen
ai
Usulan
pember
ian
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wira
Karya
kepada
Gubern
ur dan
Bupati/
Waliko
ta.

(2) S
urat
Edaran
sebaga
imana
dimaks
ud
pada
ayat
(1)
disamp
aikan
pada
Bulan
Februar
i.

Pasal 6
(1) S
ekretar
is
daerah
mengus
ulkan
Calon
Peneri
ma
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wira
Karya
yang
berasal
dari
Kepala
Daerah
dan
Kepala
Perang
kat
Daerah
yang
membi
dangi
kelauta
n dan
perikan
an
kepada
Menter
i.

(2) U
sulan
Calon
Peneri
ma
Tanda
Kehorm
atan
Satyala
ncana
Wira
Karya
sebaga
imana
dimak
sud
pada
ayat
(1)
diajuka
n
kepada
Menteri
melalui
Direktu
r
Jendera
l Bina
Admin
istrasi
Kewil
ayaha
n
denga
n
melam
pirkan
persyar
atan
sebagai
mana
dimaks
ud
dalam
Pasal 4
ayat
(2)
paling
lambat
bulan
April

Pasal 7
( 1) M en t er i
m el ak uk an
k oo rd in as i
d eng an
B ad an
In t el ij en
2016, No.981
-7-

Negara (BIN), Kejaksaan dan Kepolisian untuk


melakukan verifikasi atas usulan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2) .

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) berdasarkan standar dan kriteria penilaian
a t a s ketentuan persyaratan umum dan khusus.
(3)
Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sebelum mengusulkan Calon Penerima Tanda
Kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada Presiden.

BAB V
TIM PENILAI

Pasal 8
(1) Dalam melaksanakan verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) dibentuk Tim Penilai.

(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


k ean gg o t aan ny a t er di r i at as ko m po n en d i li ng ku ng an
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian/ Lembaga
sesuai kebutuhan.

(3) T i m P e n i l a i s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 2 )

ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Pasal 9
(1) Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1 ) melaksanakan verifikasi administrasi pada Bulan
Mei dan melakuk an p eninj au an lap ang an pad a B ulan
M ei sampai dengan Bulan Agustus.

(2) Hasil verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (4), disampaikan oleh Tim Penilai kepada
Menteri untuk mendapatkan pertimbangan sebelum
mengajukan usul Calon Penerima Tanda Kehormatan
Satyalancana Wira Karya kepada Presiden.

(3) Menteri mengajukan usul Calon Penerima


T a n d a Kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada
Presiden m e l a l u i D e w a n p a l i n g l a m b a t p a d a a k h i r
Bulan

www.peraturan.go.id
2016, No.981 -8-

Septemb
er.

Pasal 10
(1) Penerima
Tanda
Kehorm
atan
Satyalan
cana
Wira
Karya
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 9
ayat (3)
ditetapk
an
dengan
Keputus
an
Presiden.

(2) Penerima
Tanda
Kehormatan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
diberikan
pada upacara
puncak
peringatan
Hari
Nusantara.

Pemb eri an
Tand a
Kehor matan
www.peraturan.go.id
seb ag ai mana
dim aksud
pada ayat (2)
disematkan
oleh Presiden
atau Pejabat
yang ditunjuk.

BAB VI
PENCABUTA
N TANDA
KEHORMATA
N

Pasal 11
(1) D
alam
hal
peneri
ma
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wir a
Kary a
tidak
lagi
memen
uhi
syarat
seb ag ai
mana
dimak
sud
dalam
Pasal
4,
dapat
dilaku
kan
usulan
pencabu
tan.

(2) U
sulan
p en c a b
utan
Tanda
k eh o r
matan
Satyal
ancana
Wira
Karya
sebagai
mana
dimaks
ud
pada
ayat
(1)
oleh
Menteri
melalui
Dewan.

Dewan
mengajuka
n usulan (3)
pencabutan
Tanda
kehormatan
Satyalancan
a Wira
Karya
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (2)
kepada
Presiden
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
BAB VII
PENDANAAN

Pasal 12
Pendanaan
Kegiatan
Pemberian
Tanda
Kehormata
n
Satyalancan
a Wira
Karya
Bidang
Pemerintaha
n Dalam
Pengelolaan,
Pengembang
an dan
Pembanguna
n Kelautan
dibebankan
pada
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Negara,
-9- 2016, No.981

dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah dan tidak


mengikat.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

D i t et ap k an d i J ak ar t a
pada tanggal 21 Juni 2016

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juni 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
T 86'0N `9 T OZ
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA WIRA KARYA BIDANG PEMERINTAHAN DALAM
PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KELAUTAN

PERSYARATAN KHUSUS PERSYARATAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN


SYARAT ADMINISTRASI
Keterangan
No Komponen Penilaian
(Ada / Tidak Ada)
1.M e nduduki Ja ba ta n m in i m a l 2 (dua ) t a hun ba gi Ke pa l a Da e r a h da n 3 (t i ga ) ta hun ba gi ke pa l a
Perangkat Daerah yang terkait Bidang Kelautan
2.M e m bua t pr of i l D a e r a h be s e r t a s u m m a r y- n ya t e nt a ng ke be r ha s i l a n y a n g t e l a h di c a p a i d a l a m
pengelolaan dan pembangunan kelautan
3.R ekomendasi dari Kejaksaan Negeri dan Kepolisian Daerah
4.Su ra t Re kom e nda si Le m ba ga Swa da ya M a s yar a ka t ( LSM) da n/a t a u De wa n Pe r wa kil a n Ra kya t
Da era h ( DPRD), di tempat cal on pe nerim a dan pengusul Ta nda Kehorm atan Sa tyal ancana Wir a
Karya
5.Mendapat rekomendasi/dukungan dari tokoh masyarakat untuk Kepala Daerah
(Gubernur/Bupati/Walikota) sedangkan Kepala Perangkat Daerah yang membidangi kelautan dan
perikanan mendapat rekomendasi dari Gubernur/ Bupati/ Walikota.
pi•o6ueanieaadnnnnnn
A. SYARAT TEKNIS

Jumlah dan
No Komponen Penilaian Indikator Satuan Kondisi Lapangan Nilai
1. Penataan ruang secara Adanya Rencana Zonasi Wilayah Dokumen RZWP3K a. Sudah ditetapkan 100
berkelanjutan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) yang berpedoman pada b. Dalam proses penetapan 40
(bobot 8%) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Nilai maksimum: 100 2014 tentang Perubahan Atas c. Belum ada 0
Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan
diterapkan.
2. Pemulihan kerusakan ( 2 . 1 . ) P e n g h e n t i a n s u m b e r Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan. 50
lingkungan kawasan p en ce ma r an da n p em be r s i ha n b. Tidak dilaksanakan. 0
pesisir zat pencemaran.
(2.1 - 2.3)
(Bobot 15,5%) (2.2.) Rehabilitasi Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan. 25
Nilai maksimum: 100 b. Tidak dilaksanakan. 0

(2.3.) Restorasi Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan. 25


b. Tidak dilaksanakan. 0

3. Adaptasi dan mitigasi Adanya dokumen mengenai Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan 100


bencana di wilayah a d a p t a s i d a n m i t i g a s i b e n c a n a d i b. Tidak dilaksanakan 0
pi•o6ueanieaadnnnnnn

pesisir dan wilayah w i l a ya h pe s i s i r d an w i l ay ah pu la u -


pulau-pulau kecil pulau kecil
(Bobot 5,5%)
Nilai maksimum: 100

T 86'0N `9 T OZ
T 86'0N `9 T OZ
4. Pengelolaan Adanya Dokumen Lingkungan Laporan/Dokumen a. Memiliki dokumen 100
pengendalian dampak Hidup yang mengacu pada l i n gk un ga n
lingkungan akibat Peraturan Menteri Negara hidup dan ditetapkan 50
k eg i a ta n p em ba ng un an Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun b. Memiliki dokumen dan
(bobot 8%) 2012 tentang Pedoman Penyusunan tidak 0
Nilai maksimum:100 D ok um en L in gk un g an H i du p ditetapkan
c. Tidak memiliki
5. Rencana aksi dan Adanya rencana aksi yang mengacu Dokumen/Laporan a. Sudah ditetapkan 100
tindakan nyata dalam pada Undang-Undang Nomor 1 b. Dalam proses penetapan 50
pembangunan kelautan Tahun 2014 tentang Perubahan c. Belum ada 0
(bobot 8%) Atas Undang-Undang Nomor 27
Nilai maksimum: 100 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
6. Ketersediaan Adanya ketersediaan mercusuar Dokumen/Laporan a. Memiliki mercusuar 100
pembangunan sebagai rambu/penanda bahaya b. Dalam Proses 50
mercusuar bagi provinsi navigasi Pembangunan
(bobot 2%) cmercusuar
. T i da k me m i l i k i 0
Nilai maksimum: 100 me r cu su a r
7. Ketersediaan Tempat Adanya ketersediaan Tempat Dokumen/Laporan a. Memiliki Tempat 100
Pelelangan Ikan (TPI) Pelelangan Ikan (TPI) Pelelangan
(TPI) di atas 75% Ikandi seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
(bobot 2%) b. Memiliki Tempat 50
Nilai maksimum: 100 Pelelangan
(T PI ) di anta raIkan
25 %- 75% d i
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
c. Memiliki Tempat 0
pi•o6ueanieaadnnnnnn

(TPI) di bawahIkan
Pelelangan 25% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
8. Ketersediaan Adanya ketersediaan Dokumen/Laporan a. Memiliki De r ma g a / Pe la bu h an
dermaga/pelabuhan dermaga/pelabuhan untuk sarana untuk sarana aktiv it as pe rikanan 100
untuk sarana aktivitas aktivitas perikanan di atas 75% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
perikanan 50
b. Memiliki
(bobot 5%) De r ma g a / Pe la bu h an
Nilai maksimum: 100 untuk sarana aktiv it as pe rikanan
d i a n t a r aKota
Kabupaten/ 2 5 %pesisir
-75% di seluruh
c. Memiliki Dermaga/Pelabuhan 0
untuk sarana aktiv it as pe rikanan
di bawah 25% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir

9. Dana Alokasi Khusus Adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) Dokumen/Laporan a. Ada Dana Alokasi Khusus 100
(DAK) untuk sektor (DAK) di seluruhKabupaten/
kelautan Kota
(bobot 5%) pesisir
b. Ada 50
Nilai maksimum: 100 Dana Alokasi Khusu (DAK)
di beberapa Kabupaten/ Kota
pesisir
10. Partisipasi kelompok Adanya partisipasi kelompok Dokumen/Laporan a. Adanya partisipasi 100
nelayan nelayan nelayan kelompok 0
b. Tidak adanya
(bobot 2%) partisipasi
Nilai maksimum: 100 kelompok nelayan
pi•o6ueanieaadnnnnnn

11. Partisipasi masyarakat Adanya partisipasi masyarakat Dokumen/ Laporan a. Adanya partisipasi 100
dalam penanaman dalam penanaman mangrove di masyarakat
mangrove di pesisir pesisir pantai dalam penanaman mangrove di

T 86'0N `9 T OZ
pantai pesisir pantai di atas 75% di
s e l u r u hAdanya
b. K a b u p a t e n / K o t partisipasi
a pesisir 50
(bobot 15%) masyarakat
dalam penanaman mangrove di
T 86'0N `9 T OZ
Nilai maksimum: 100 pes is ir panta i di anta ra 25 %- 75%
di seluruh Kabupaten/ Kota
pesisir 0
c. Adanya partisipasi
masyarakat
dalam penanaman mangrove di
pesisir pantai di bawah 25% di
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
12. Pengembangan dan Adanya program pengembangan dan Dokumen/ Laporan a . A da ny a p ro g ra m 100
pemanfaatan pariwisata pemanfaatan pariwisata bahari p en ge mb an ga n dan pemanfaatan
b a h a r i s e c a r a secara berkelanjutan Oleh pariwisata
berkelanjutan Pemerintah Daerah bahari secara berkelanjutan oleh
Pemerintah Daerah di atas 75%
(bobot 8%) di seluruh
pesisir Kabupaten/ Kota 50
Nilai maksimum: 100 b . Ad an ya pr og r am
p en ge mb an ga n dan
pemanfaatan pariwisata
bahari secara
Pemerintah berkelanjutan
Daerah di oleh
antara
25%-75% di seluruh 0
Kabupaten/ Kota pesisir
c . Ad an ya pr og r am
p en ge mb an ga n dan
pemanfaatan pariwisata
bahari secara
Pemerintah berkelanjutan
Daerah di oleh
bawah
25% di seluruh Kabupaten/Kota
pesisir
pi•o6ueanieaadnnnnnn

13. Promosi pariwisata A d a n y a u s a h a p r o m o s i p a r i w i s a t a Dokumen/ Laporan a. Adanya usaha 100


bahari pada daerahnya bahari pada daerahnya promosi
pariwisata bahari pada
(bobot 8%) daerahnya diKota
Kabupaten/ atas pesisir
75% di seluruh 50
Nilai maksimum: 100 b. Adanya usaha
promosi
pariwisata bahari pada
da er a hn ya d i a n ta r a 25 %- 7 5 % d i 0
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
c. Adanya usaha promosi
pariwisata bahari pada
daerahnya di bawah 25% di
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
14 Penyelenggaraan event- Banyaknya penyelenggaraan event- Dokumen/ Laporan a. Banyak penyelenggaraan 100
event di bidang kelautan e ve n t d i bi d an g ke l au t an event- event di bidang kelautan
(>2
event) 50
(bobot 8%) b. Sedikit penyelenggaraan
Nilai maksimum: 100 event-
event di bidang kelautan (<2 0
event)
c. T i da k ad a
pe ny e le ng ga r aa n event-event di
TOTAL JUMLAH BOBOT NILAI MAKSIMUM bidang kelautan 100

Penjelasan Penilaian Syarat Teknis:


1. Penataan ruang secara berkelanjutan
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0 %
Jum lah To ta l N ila i M axi mum = 100 ; Mi ni mum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
2. Pemulihan kerusakan lingkungan kawasan pesisir J u m l a h p e r t a n y a a n = 3 p e r t a n y a a n
pi•o6ueanieaadnnnnnn

Bobot Nilai Total = 15,5 %

T 86'0N `9 T OZ
Jum lah To ta l N ila i M axi mum = 100 ; Mi ni mum = 0
Jumlah Bobot Nilai Total (15,5%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 15,5
T 86'0N `9 T OZ
3. Adapta si dan mit iga si bencana di w ilayah pesi si r dan wi layah pu lau- pulau keci l
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 5,5 %
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (5,5%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 5,5

4. Pengelolaan pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan


Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0 %
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
5. Rencana aksi dan tindakan nyata dalam pembangunan kelautan
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
6. Ketersediaan pembagunan mercusuar bagi Provinsi
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 2,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (2,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 2
7. Ketersediaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
pi•o6ueanieaadnnnnnn

Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan


Bobot Nilai Total = 2,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 50
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (2,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 2
8. Ketersediaan dermaga/pelabuhan untuk sarana aktivitas perikanan
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 5,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (5,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 5
9. Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sektor kelautan
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 5,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 50
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (5,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 5
10. Partisipasi kelompok nelayan
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 2,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (2,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 2
11. Partisipasi masyarakat dalam penanaman mangrove di pesisir pantai.
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 15,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (15,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 15
12. Pengembangan dan pemanfaatan pariwisata bahari secara berkelanjutan
pi•o6ueanieaadnnnnnn

Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan


Bobot Nilai Total = 8,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0

T 86'0N `9 T OZ
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
T 86'0N `9 T OZ
13. Promosi pariwisata bahari pada daerahnya
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8

14. Penyelenggaraan event-event di bidang kelautan


Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8

(TOTAL JUMLAH BOBOT NILAI MAXIMUM = 100)

Tekn ik peni lai an di lakukan dengan cara sederhana , ya itu n ila i dip ero leh sesua i kondi si di lapang an yang didukung oleh pembukti an,
baik dalam bentuk dokumen, hasil wawancara, serta melalui pengamatan langsung.

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA,
pi•o6ueanieaadnnnnnn

ttd.

TJAHJO KUMOLO

Anda mungkin juga menyukai