REPUBLIK INDONESIA
No.981, 2016 KEMENDAGRI. Satyalancana Wira Karya. Tanda
Kehormatan. Pemberian. Pedoman.
www.peraturan.go.id
2016, No.981 -2-
4 . U n d a n g - Un d a n g N o m o r 2 3 T a h u n 2 0 1 4 t e n t a n g Pemerintahan
D a e r a h ( L e m b a r a n N e g a r a R e p u b l i k Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indones ia Nomor 5587)
sebagaimana t e l a h d i u b ah b eb e r a p a k a l i t er ak h i r d en g an U n d a n g -
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua a t a s U n d a n g -
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6 . P er a t u r an P e m e r i n t a h N o m o r 3 5 T ah u n 2 0 1 0 t en t an g P e l a k s a n a a n
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 t ent ang Pen eri maan G el ar ,
Tanda Jasa, dan Tanda
www.peraturan.go.id
-4-
Kehormatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5115);
8 . P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 1 1 T a h u n 2 0 1 5 t e n t a n g Kementerian
Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
12);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TANDA
KEHORMATAN SATYALANCANA WIRA KARYA BIDANG
PEMERINTAHAN DALAM PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN
DAN PEMBANGUNAN KELAUTAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2016, No.981
7. S a t y a l a n c an a W i r a K a r y a a d a l a h T an d a K e h o r m a t a n Satyalancana
Wira Karya di Bidang Pemerintahan dalam Pengelolaan, Pengembangan dan
Pembangunan Kelautan yang selanjutnya disebut Tanda
K e h o r m a t a n Satyalancana Wira Karya.
8. D e w a n a d a l a h D e w a n G e l a r , T a n d a J as a , d a n T a n d a Kehormatan
yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam
pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.
-5- 2016, No.981
BAB II
KEWENANGAN
Pasal 2
(1) Menteri berwenang mengusulkan Calon Penerima
Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya kepada
Presiden.
BAB III
PERSYARATAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN
Pasal 3
Calon Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), harus
memenuhi persyaratan:
a. Umum; dan
b. Khusus.
Pasal 4
( 1 ) P er s y a r a t a n u m u m s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m P a s a l
3 huruf a, terdiri atas:
www.peraturan.go.id
2016, No.981 -6-
f. tid ak
per
nah
dipi
dan
a
pen
jara
ber
das
ark
an
put
usa
n
pen
gad
ilan
yan
g
tela
h
me
mpe
role
h
kek
uata
n
huk
um
tet
ap
kar
ena
mel
aku
kan
www.peraturan.go.id
tin
dak
pid
ana
yan
g
dia
nca
m
d en
g an
pid
an a
p en
jara
pali
ng
sin
gka
t 5
(lim
a)
tah
un.
(2 )
P er s y ar a
t an
kh us us
s eb ag ai
m an a
di m ak su
d d al am
P as al 3
huruf b,
terdiri
dari:
a.Admi
nistrasi
;dan
b.Teknis
.
(3)
Persyarat
an
khusus
sebagaim
ana
dimaksud
pada ayat
(2)
tercantu
m dalam
Lampiran
yang
merupaka
n bagian
tidak
terpisahk
an dari
Peraturan
Menteri
ini.
BAB IV
TATA CARA
PENGAJUAN
USUL TANDA
KEHORMATA
N
Pasal 5
(1) M
enteri
menya
mpaika
n Surat
Edaran
mengen
ai
Usulan
pember
ian
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wira
Karya
kepada
Gubern
ur dan
Bupati/
Waliko
ta.
(2) S
urat
Edaran
sebaga
imana
dimaks
ud
pada
ayat
(1)
disamp
aikan
pada
Bulan
Februar
i.
Pasal 6
(1) S
ekretar
is
daerah
mengus
ulkan
Calon
Peneri
ma
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wira
Karya
yang
berasal
dari
Kepala
Daerah
dan
Kepala
Perang
kat
Daerah
yang
membi
dangi
kelauta
n dan
perikan
an
kepada
Menter
i.
(2) U
sulan
Calon
Peneri
ma
Tanda
Kehorm
atan
Satyala
ncana
Wira
Karya
sebaga
imana
dimak
sud
pada
ayat
(1)
diajuka
n
kepada
Menteri
melalui
Direktu
r
Jendera
l Bina
Admin
istrasi
Kewil
ayaha
n
denga
n
melam
pirkan
persyar
atan
sebagai
mana
dimaks
ud
dalam
Pasal 4
ayat
(2)
paling
lambat
bulan
April
Pasal 7
( 1) M en t er i
m el ak uk an
k oo rd in as i
d eng an
B ad an
In t el ij en
2016, No.981
-7-
BAB V
TIM PENILAI
Pasal 8
(1) Dalam melaksanakan verifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) dibentuk Tim Penilai.
(3) T i m P e n i l a i s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t ( 2 )
Pasal 9
(1) Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1 ) melaksanakan verifikasi administrasi pada Bulan
Mei dan melakuk an p eninj au an lap ang an pad a B ulan
M ei sampai dengan Bulan Agustus.
www.peraturan.go.id
2016, No.981 -8-
Septemb
er.
Pasal 10
(1) Penerima
Tanda
Kehorm
atan
Satyalan
cana
Wira
Karya
sebagai
mana
dimaksu
d dalam
Pasal 9
ayat (3)
ditetapk
an
dengan
Keputus
an
Presiden.
(2) Penerima
Tanda
Kehormatan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)
diberikan
pada upacara
puncak
peringatan
Hari
Nusantara.
Pemb eri an
Tand a
Kehor matan
www.peraturan.go.id
seb ag ai mana
dim aksud
pada ayat (2)
disematkan
oleh Presiden
atau Pejabat
yang ditunjuk.
BAB VI
PENCABUTA
N TANDA
KEHORMATA
N
Pasal 11
(1) D
alam
hal
peneri
ma
Tanda
Kehor
matan
Satyala
ncana
Wir a
Kary a
tidak
lagi
memen
uhi
syarat
seb ag ai
mana
dimak
sud
dalam
Pasal
4,
dapat
dilaku
kan
usulan
pencabu
tan.
(2) U
sulan
p en c a b
utan
Tanda
k eh o r
matan
Satyal
ancana
Wira
Karya
sebagai
mana
dimaks
ud
pada
ayat
(1)
oleh
Menteri
melalui
Dewan.
Dewan
mengajuka
n usulan (3)
pencabutan
Tanda
kehormatan
Satyalancan
a Wira
Karya
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (2)
kepada
Presiden
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 12
Pendanaan
Kegiatan
Pemberian
Tanda
Kehormata
n
Satyalancan
a Wira
Karya
Bidang
Pemerintaha
n Dalam
Pengelolaan,
Pengembang
an dan
Pembanguna
n Kelautan
dibebankan
pada
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Negara,
-9- 2016, No.981
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
D i t et ap k an d i J ak ar t a
pada tanggal 21 Juni 2016
ttd.
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
T 86'0N `9 T OZ
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA WIRA KARYA BIDANG PEMERINTAHAN DALAM
PENGELOLAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KELAUTAN
Jumlah dan
No Komponen Penilaian Indikator Satuan Kondisi Lapangan Nilai
1. Penataan ruang secara Adanya Rencana Zonasi Wilayah Dokumen RZWP3K a. Sudah ditetapkan 100
berkelanjutan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) yang berpedoman pada b. Dalam proses penetapan 40
(bobot 8%) Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Nilai maksimum: 100 2014 tentang Perubahan Atas c. Belum ada 0
Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan
diterapkan.
2. Pemulihan kerusakan ( 2 . 1 . ) P e n g h e n t i a n s u m b e r Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan. 50
lingkungan kawasan p en ce ma r an da n p em be r s i ha n b. Tidak dilaksanakan. 0
pesisir zat pencemaran.
(2.1 - 2.3)
(Bobot 15,5%) (2.2.) Rehabilitasi Laporan/Dokumen a. Dilaksanakan. 25
Nilai maksimum: 100 b. Tidak dilaksanakan. 0
T 86'0N `9 T OZ
T 86'0N `9 T OZ
4. Pengelolaan Adanya Dokumen Lingkungan Laporan/Dokumen a. Memiliki dokumen 100
pengendalian dampak Hidup yang mengacu pada l i n gk un ga n
lingkungan akibat Peraturan Menteri Negara hidup dan ditetapkan 50
k eg i a ta n p em ba ng un an Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun b. Memiliki dokumen dan
(bobot 8%) 2012 tentang Pedoman Penyusunan tidak 0
Nilai maksimum:100 D ok um en L in gk un g an H i du p ditetapkan
c. Tidak memiliki
5. Rencana aksi dan Adanya rencana aksi yang mengacu Dokumen/Laporan a. Sudah ditetapkan 100
tindakan nyata dalam pada Undang-Undang Nomor 1 b. Dalam proses penetapan 50
pembangunan kelautan Tahun 2014 tentang Perubahan c. Belum ada 0
(bobot 8%) Atas Undang-Undang Nomor 27
Nilai maksimum: 100 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
6. Ketersediaan Adanya ketersediaan mercusuar Dokumen/Laporan a. Memiliki mercusuar 100
pembangunan sebagai rambu/penanda bahaya b. Dalam Proses 50
mercusuar bagi provinsi navigasi Pembangunan
(bobot 2%) cmercusuar
. T i da k me m i l i k i 0
Nilai maksimum: 100 me r cu su a r
7. Ketersediaan Tempat Adanya ketersediaan Tempat Dokumen/Laporan a. Memiliki Tempat 100
Pelelangan Ikan (TPI) Pelelangan Ikan (TPI) Pelelangan
(TPI) di atas 75% Ikandi seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
(bobot 2%) b. Memiliki Tempat 50
Nilai maksimum: 100 Pelelangan
(T PI ) di anta raIkan
25 %- 75% d i
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
c. Memiliki Tempat 0
pi•o6ueanieaadnnnnnn
(TPI) di bawahIkan
Pelelangan 25% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
8. Ketersediaan Adanya ketersediaan Dokumen/Laporan a. Memiliki De r ma g a / Pe la bu h an
dermaga/pelabuhan dermaga/pelabuhan untuk sarana untuk sarana aktiv it as pe rikanan 100
untuk sarana aktivitas aktivitas perikanan di atas 75% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
perikanan 50
b. Memiliki
(bobot 5%) De r ma g a / Pe la bu h an
Nilai maksimum: 100 untuk sarana aktiv it as pe rikanan
d i a n t a r aKota
Kabupaten/ 2 5 %pesisir
-75% di seluruh
c. Memiliki Dermaga/Pelabuhan 0
untuk sarana aktiv it as pe rikanan
di bawah 25% di seluruh
Kabupaten/ Kota pesisir
9. Dana Alokasi Khusus Adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) Dokumen/Laporan a. Ada Dana Alokasi Khusus 100
(DAK) untuk sektor (DAK) di seluruhKabupaten/
kelautan Kota
(bobot 5%) pesisir
b. Ada 50
Nilai maksimum: 100 Dana Alokasi Khusu (DAK)
di beberapa Kabupaten/ Kota
pesisir
10. Partisipasi kelompok Adanya partisipasi kelompok Dokumen/Laporan a. Adanya partisipasi 100
nelayan nelayan nelayan kelompok 0
b. Tidak adanya
(bobot 2%) partisipasi
Nilai maksimum: 100 kelompok nelayan
pi•o6ueanieaadnnnnnn
11. Partisipasi masyarakat Adanya partisipasi masyarakat Dokumen/ Laporan a. Adanya partisipasi 100
dalam penanaman dalam penanaman mangrove di masyarakat
mangrove di pesisir pesisir pantai dalam penanaman mangrove di
T 86'0N `9 T OZ
pantai pesisir pantai di atas 75% di
s e l u r u hAdanya
b. K a b u p a t e n / K o t partisipasi
a pesisir 50
(bobot 15%) masyarakat
dalam penanaman mangrove di
T 86'0N `9 T OZ
Nilai maksimum: 100 pes is ir panta i di anta ra 25 %- 75%
di seluruh Kabupaten/ Kota
pesisir 0
c. Adanya partisipasi
masyarakat
dalam penanaman mangrove di
pesisir pantai di bawah 25% di
seluruh Kabupaten/Kota pesisir
12. Pengembangan dan Adanya program pengembangan dan Dokumen/ Laporan a . A da ny a p ro g ra m 100
pemanfaatan pariwisata pemanfaatan pariwisata bahari p en ge mb an ga n dan pemanfaatan
b a h a r i s e c a r a secara berkelanjutan Oleh pariwisata
berkelanjutan Pemerintah Daerah bahari secara berkelanjutan oleh
Pemerintah Daerah di atas 75%
(bobot 8%) di seluruh
pesisir Kabupaten/ Kota 50
Nilai maksimum: 100 b . Ad an ya pr og r am
p en ge mb an ga n dan
pemanfaatan pariwisata
bahari secara
Pemerintah berkelanjutan
Daerah di oleh
antara
25%-75% di seluruh 0
Kabupaten/ Kota pesisir
c . Ad an ya pr og r am
p en ge mb an ga n dan
pemanfaatan pariwisata
bahari secara
Pemerintah berkelanjutan
Daerah di oleh
bawah
25% di seluruh Kabupaten/Kota
pesisir
pi•o6ueanieaadnnnnnn
T 86'0N `9 T OZ
Jum lah To ta l N ila i M axi mum = 100 ; Mi ni mum = 0
Jumlah Bobot Nilai Total (15,5%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 15,5
T 86'0N `9 T OZ
3. Adapta si dan mit iga si bencana di w ilayah pesi si r dan wi layah pu lau- pulau keci l
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 5,5 %
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (5,5%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 5,5
T 86'0N `9 T OZ
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
T 86'0N `9 T OZ
13. Promosi pariwisata bahari pada daerahnya
Jumlah pertanyaan = 1 pertanyaan
Bobot Nilai Total = 8,0%
Juml ah Tot al Ni lai Max imum = 100; M in imum = 0
Jumlah Bobot Nilai Maximum = Bobot Nilai Total (8,0%) x Jumlah Total Nilai Maximum (100) = 8
Tekn ik peni lai an di lakukan dengan cara sederhana , ya itu n ila i dip ero leh sesua i kondi si di lapang an yang didukung oleh pembukti an,
baik dalam bentuk dokumen, hasil wawancara, serta melalui pengamatan langsung.
ttd.
TJAHJO KUMOLO