Anda di halaman 1dari 15

 

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENDEKATAN BEHAVIORAL DAN KOGNITIF SOSIAL DALAM


PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh :

Dr. Riski Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Rizki Yuliana Ningsih 19406241015

2. Dido Ardelia Azzahra 19406241031

3. Dwi Widyanti 19406244011

PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSISAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020

I
 

Kata Pengantar

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin karunia dan rahmat-
 Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pembuatan
makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Adapun
Adapun masalah-masalah
masalah-masalah yang di bahas yaitu “Pendekatan
“Pendekatan Behavioral
Behavioral dan Kognitif 
Kognitif 
Sosial dalam Pembelajaran”. Selain itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dr. Riski Setiawan, M.Pd. Sebagai dosen pengampu mata kuliah tersebut. Tak 
lupa
lupa pe
penu
nuli
liss ju
juga
ga meng
menguc
ucap
apka
kan
n teri
terima
ma ka
kasih
sih ke
kepa
pada
da te
tema
man-t
n-tem
eman
an ya
yang
ng te
tela
lah
h
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Pe
Penu
nuli
liss meny
menyad
adar
arii bahw
bahwaa dala
dalam
m pemb
pembua
uata
tan
n maka
makala
lah
h in
inii masi
masih
h ba
bany
nyak 
ak 
kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kesalahan
dan mohon diberikan saran atau masukan untuk menyempurnakan makalah ini. Dan
 penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, 06 Februari 2020

Penulis

II
 

DAFTAR ISI

Halaman Sampul....................................
Sampul..........................................................
............................................
............................................
........................
.. i

Kata Pengantar......................................
Pengantar............................................................
............................................
......................................
.........................
......... ii

Daftar Isi.............................................
Isi...................................................................
............................................
............................................
............................
...... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................
Belakang.......................................................................................
....................................
...... 1
B. Rumusan Masalah...............................................
Masalah...............................................................................
.........................................
......... 2
C. Tujuan..................................
Tujuan........................................................
............................................
...................................................
............................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan behavioral klasik dan operan untuk pembelajaran................... 3


B. Analisis perilaku terapan dalam pendidikan ............................................... 7
C. Pendekatan kognitif sosial untuk pembelajaran........................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................
Kesimpulan......................................
............................................
............................................
.......................................
................. 11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................


..........................................................................................
.....................................
..... 12

III
 

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan dan menanamkan


 pengetahuan tentang sikap yang baik agar peserta didik mampu menjadi seseorang
yang berpengetahuan dan beretika (Ani Siti Anisah, 2016:01). Dalam pembelajaran
selayaknya menanamkan nilai kemandirian, kerja keras dan kreatifitas agar peserta
didik mampu mempertahankan atau menentukan nasibnya sendiri dengan keputusan
rasional. Dari sinilah pentingnya menerapkan pendidikan afektif yang harus dilakukan
dalam
dalam pembel
pembelajar
ajaran.
an. Tujua
Tujuanny
nnyaa agar
agar pendid
pendidika
ikan
n tercapa
tercapaii dalam
dalam belaja
belajarr dapat
dapat di
tentukan oleh strategi atau pendekatan yang di lakukan oleh guru. Salah satunya
 pendekatan yang biasa di lakukan oleh guru adalah pendekatan  Behavioral Operant 
Conditioning  yang
 yang ditemukan oleh Burrhusm Frederic Skinner (Agustina Rahayu, dkk 
2018 :172). Teori ini merupakan sebuah teori pembelajaran
pembelajaran yang lebih menekankan
menekankan
 pada perubahan perilaku yang bertujuan untuk menghilangkan perilaku buruk dan
meningkatkan perilaku baik.

Se
Sela
lain
in mene
menera
rapk
pkan
an pend
pendek
ekat
atan
an  Behavioral da
dapa
patt ju
juga
ga melak
melakuk
ukan
an de
deng
ngan
an
 pendekatan Kognitif sosial. Karena untuk mengurangi kecenderungan perilaku
 pelanggaran aturan atau pelanggaran sosial pada peserta didik, terutama pada masa
remaja. Masa remaja merupakan tahap kehidupan yang bersifat peralihan atau masih
labil.
labil. Pada
Pada masa tersebu
tersebutt sering
sering terpen
terpengar
garuh
uh dengan
dengan sifat
sifat negatif
negatif.. Hal tersebu
tersebutt
merupakan problem yang ada pada remaja. Biasanya problem yang di hadapi para
remaja sehubunga
sehubungan
n dengan
dengan adanya
adanya kebutuhan
kebutuhan untuk menyesuaika
menyesuaikan
n diri terhadap
lingkungan tempat berkembang (Willis, s.s, 2005). Maka dari itu belajar merupakan hal
yang
yang pentin
penting
g dalam
dalam kehidu
kehidupan
pan.. Karena
Karena belajar
belajar akan
akan mengub
mengubah
ah seseora
seseorang
ng untuk 
untuk 
menjadi yang lebih baik.

Banyak teori pembelajaran yang di siapkan untuk persiapan mengajar. Tanpa


teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar 
dalam pembelajaran. Selain itu, sebuah teori pembelajaran juga menyangkut suatu
 praktik untuk membimbing cara
c ara memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Namun,
dalam
dalam makala
makalah
h ini hanya
hanya membah
membahas
as tentan
tentang
g pendek
pendekata
atan
n behavi
behaviora
oral,
l, pendek
pendekata
atan
n

kognitif, dan analisis dalam pembelajaran.

1
 

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendekatan behavioral klasik dan operan untuk pembelajaran ?


2. Bagaimana analisis perilaku terapan dalam pendidikan ?
3. Bagaimana pendekatan kognitif sosial untuk pembelajaran ?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan behavioral klasik dan operan untuk pembelajaran.
2. Untuk mengetahui analisis perilaku terapan dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui pendekatan kognitif sosial untuk pembelajaran.

2
 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pend
Pendek
ekat
atan
an Beha
Behavi
vior
oral
al Kla
Klasi
sik
k dan
dan Oper
Operan
antt Unt
Untuk
uk Pemb
Pembel
elaj
ajar
aran
an

Pendekatan mengenai belajar dapat di kemukakan beberapa pendapat psikolog


 pendidikan yang pada hakikatnya satu dengan yang lain mempunyai kemiripan. Salah
satu pendekatannya yaitu pendekatan Behavioral yang di kemukakan oleh Ormod
 bahwa ada tiga pendekatan atau perspektif psikologi mengenai belajar yaitu
 pendekatan bahaviorisme, kognitive sosial dan psikologi kognitive (Ormrod ,Jeanne
Alli
Allis,
s, 2003
2003:1
:191
91).
). Teor
Teorii bela
belaja
jarr beha
behavi
vior
orim
imee menc
mencak
akup
up pe
pemb
mbia
iasa
saan
an kl
klas
asik
ik,,
koneksionis
koneksionisme
me thorndike
thorndike dan pengondis
pengondisian
ian operan.
operan. Namun pada pembahasan
pembahasan ini
ha
hany
nyaa memb
membah
ahas
as tent
tentan
ang
g pe
pend
ndek
ekat
atan
an be
beha
havi
vior
oral
al kl
klasi
asik.
k. Beha
Behavi
vior
oral
al kl
klasi
asik
k in
inii
 bertujuan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku yang di amati dalam psikologi,
 pemberian stimulasi ini harus di tentukan sehingga dapat di prediksi responnya.
Adapun teori belajar dalam behavioral di antaranya :

1. Classical Conditioning ( Pengkondisian Klasik)

Classic
Classicial
ial Condit
Condition
ioning
ing (Pengk
(Pengkond
ondisi
isian
an Klasik
Klasik)) merupa
merupakan
kan teori
teori yang
yang
menjelaskan bagaimana seseorang kadangkala mempelajari respons-respons yang
 baru sebagai sebuah hasil dari dua stimulus atau
a tau lebih yang muncul hampir pada
waktu yang sama (Ormrod, 2003:302). Selain itu, Pavlov mengemukakan bahwa
hukum-hukum pengkondisian bisa di jelaskan oleh kegiatantimbal balik dari dua
 proses utama dalam otak : eksitasi dan inhibisi. Eksitasi adalah proses
 pembangkitan, proses yang cenderung membuat respons terjadi. Sementara

inhibisi adalah proses penekanan yang cenderung mencegah terjadinya respon.


Keduanya
Kedua nya beroperasi
beroperasi dengan
dengan saling bertentangan,
bertentangan, diantara
diantara keduanya,
keduanya, eksitasi
memain
memainkan
kan peran
peran yang
yang jauh
jauh lebih
lebih besar
besar dalam
dalam mencip
menciptak
takan
an pengko
pengkondi
ndisian
sian,,
namun
namun inhibi
inhibisi
si bisa
bisa menjel
menjelask
askan
an bagaim
bagaimana
ana berlan
berlangsu
gsungn
ngnya
ya pengko
pengkondi
ndisia
sian
n
dalam hal-hal khusus (Hill, Winfred F, 2009 :38). Beberapa keutamaan teori
 pengkondisian klasik dibagi menjadi tiga, diantaranya
diantaranya :

1. Generaslisasi perangsang

Dalam kamus psikologi karangan J.P Chaplin Generalisasi perangsang

 berarti prinsip yang menyatakan bahwa apabila subjek telah dikondisikan


untuk memberikan reaksi terhadap satu stimulasi, maka perangsang yang

3
 

mirip akan dibangkitkan pula. Generalisasi perangsang akan mengacu pada


 proses respons yang dikondisikan berpindah ke perangsang lain yang mirip
dengan
dengan rangsan
rangsangan
gan kondis
kondisii yang
yang asli.
asli. Contoh
Contoh,, misal
misal dalam
dalam agama
agama Islam
Islam
diajarakan bahwa ketika ada yang membaca Al-Qur’an, mengumandangkan
adzan, maka kita harus diam untuk mendengarkan.

2. Diskriminasi

Diskriminasi ini merujuk pada suatu proses yang dipelajari tidak untuk 
merespon stimulus-stimulus yang mirip dengan cara yang sama. Pembedaan
 berbanding terbalik dengan generalisasi, karena generalisasi merespon
dengan
dengan cara yang
yang sama terhada
terhadap
p dua stimulu
stimuluss yang
yang berbed
berbeda,
a, sedang
sedangkan
kan
diskriminasi bermaksud untuk merespon dengan cara berbeda dua stimulus
yang mirip. Misalkan contohnya siswa mempunyai masalah dalam belajar,
 jika mereka tidak dapat menceritakan perbedaan garis lingkaran dengan garis

kurva, atau tidak dapat membedakan antara huruf v dengan huruf u, tanda-
tand
tandaa terseb
tersebut
ut mena
menand
ndak
akan
an ba
bahw
hwaa siswa
siswa memp
mempununya
yaii masal
masalah
ah dadala
lam
m
membaca.

3. Eksisting

Eksisting
Eksisting merupakan
merupakan suatu proses dimana
dimana respons
respons yang dikondisikan
dikondisikan
gagal atau hilang. Dalam dunia pendidikan biasanya sering dijumpai dalam
 pengalaman. Misal siswa senior memperingatkan siswa junior tentang guru
“A” yang suka marah akan mengajar pada tingkatan kelas berikutnya. Hal
tersebut membuat siswa junior merasa takut, cemas, namun setelah beberapa
minggu diajar oleh guru “A”. ternyata guru tersebut orangnya ramah dan
menyenangk
menyenangkan.
an. Pada akhirnya
akhirnya rasa cemas dan takut pada siswa akan hilang
dengan seiring berjalannya waktu.

Penerapan teori pengkondisian klasik dalam kelas iantaranya :

1. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugas belajar.


Misal menekankan pada kerjasama dan kompetisi antar kelompok daripada individu,
siswaa akan
sisw akan memili
memiliki
ki respons
respons emosio
emosional
nal secara
secara negati
negatiff terhada
terhadap
p kompet
kompetisi
isi secara
secara
individual, yang mungkin digeneralisasikan dengan pelajaran-pelajaran lain.

4
 

2. Memban
Membantu
tu siswa
siswa mengat
mengatasi
asi secara
secara bebas
bebas dan sukses
sukses situasi-
situasi-situ
situasi
asi yang
yang
mencem
mencemask
askan
an atau menega
menegangk
ngkan.
an. Misal
Misal mendor
mendorong
ong siswa
siswa yang
yang pemalu
pemalu untuk 
untuk 
mengajarkan siswa yang lain agar memahami materi pelajaran. Selain itu, memberi
dorongan siswa untuk berani berbicara di tempat umum.

3. Membant
Membantu
u siswa untuk mengenal
mengenal perbedaan
perbedaan dan persamaan
persamaan terhadap
terhadap situasi-
situasi-
situasi sehingga mereka dapat membedakan dan menggeneralisasikan secara tepat.
Misall meyaki
Misa meyakinka
nkan
n siswa
siswa yang
yang cemas
cemas ketika
ketika mengh
menghada
adapi
pi ujian
ujian sekola
sekolah,
h, bahwa
bahwa
tersebut sama dengan tes ulangan harian.

2. Operant Conditioning (Pengkondisian Operant)

Operan
Operantt Condit
Condition
ioning
ing adalah
adalah bentuk
bentuk pembel
pembelaja
ajaran
ran dimana
dimana konsek
konsekuen
uensi-
si-
konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku
itu akan diulangi (Santrock, 2007 :272). Teori Behavioral Operant Conditioning
 juga memiliki beberapa prinsip, antara lain :

1. Reinforcement (Penguat atau Imbalan)

Reinforcement merupakan suatu proses yang memperkuat perilaku atau


memp
memper
erbe
besar
sar ke
kesem
sempa
pata
tan
n ag
agar
ar pe
peri
rila
laku
ku terseb
tersebut
ut tida
tidak
k te
terj
rjad
adii (Nyay
(Nyayu
u
Khodijah. 2016 :96). Reiforcement ini ada dua kategori, yaitu positif dan
ne
nega
gati
tif.
f. Menu
Menuru
rutt Skin
Skinne
ner,
r, pe
peril
rilak
aku
u te
terb
rben
entu
tuk
k ol
oleh
eh ko
kons
nsek
ekue
uens
nsii ya
yang
ng
ditimbulkannya. Perilaku yang menyenangkan atau penguatan positif akan
memb
membua
uatt se
sesu
suat
atu
u terse
tersebu
butt di ulan
ulang-
g-ul
ulan
ang.
g. Namu
Namun
n jika
jika pe
peril
rilak
aku
u tida
tidak 

menyenangkan atau penguatan negatif maka akan di hindari (kemungkinan

kecil tidak dilakukan lagi di masa yang akan datang).


2. Punishment (Hukuman)

Punish
Punishmen
mentt berper
berperan
an untuk
untuk mengur
mengurang
angii perila
perilaku
ku yang
yang bisa
bisa terjad
terjadii
dimasa mendatang. Hukuman seharusnya tidak diterapkan kecuali pada saat
mendesak atau terpaksa. Selain itu, hukuman harus pada garis yang wajar 
atau tidak terlalu kejam. Punishment (hukuman) tidak hanya bersifat negatif,
namun juga dapat menjadi motivasi. Misal saja seperti seorang siswa yang
 pernah mendapat hukuman di sekolah karena tidak mengerjakan tugas. Maka
dari itu siswa akan berusaha tidak memperoleh hukuman lagi dan siswa

5
 

tersebut berusaha mengerjakan tugasnya agar terhindar dari hukuman. Hal


tersebut dapat mendorong siswa agar lebih rajin dalam belajar.

3. Shaping (Pembentukan Respons)

Shap
Shapin
ing
g (P
(Pem
embe
bent
ntuk
ukan
an Resp
Respon
ons)
s) meru
merupa
paka
kan
n su
suat
atu
u te
tekn
knik
ik ya
yang
ng

dilakukan dengan cara menguatkan individu pada setiap kali bertindak ke


arah yang
yang diingi
diinginka
nkan,
n, sehing
sehingga
ga indivi
individu
du dapat
dapat mengua
menguasai
sai atau
atau belaja
belajar 

mere
meresp
spon
ons.
s. Jadi
Jadi sh
shap
apin
ing
g itu
itu ad
adal
alah
ah pr
pros
osed
edur
ur ya
yang
ng di
digu
guna
naka
kan
n un
untu
tuk 

memben
membentuk
tuk perila
perilaku
ku seoran
seorang
g indivi
individu.
du. Biasan
Biasanya
ya banyak
banyak orang
orang tua yang
yang
menggunaka
menggunakan
n prosedur
prosedur ini dalam mengajarkan
mengajarkan anaknya
anaknya untuk
untuk berbicara.
berbicara.
Misal
Misal ke
keti
tika
ka ba
bayi
yi mula
mulaii meng
mengoc
oceh
eh,, bi
biasa
asany
nyaa itu
itu sang
sang ba
bayi
yi be
beru
rusah
sahaa
mengajak bicara pada orang tua walaupun memakai bahasa aslinya. Pada saat
mula
mulaii meng
mengoc
oceh
eh biasa
biasany
nyaa or
oran
ang
g tu
tuaa memp
memper
erku
kuat
at pe
peri
rilak
lakun
unya
ya de
deng
ngan
an
 belaian, pelukan, ciuman kepada anaknya.

4. Extinction (Eliminasi Kondisi)

Exti
Extinc
ncti
tion
on (E
(Eli
limi
mina
nasi
si Kond
Kondis
isi)
i) meru
merupa
paka
kan
n pe
perl
rlak
akua
uan
n de
deng
ngan
an
menghilangkan perilaku yang yang di pelajari dengan menghentikan penguat
darii perila
dar perilaku
ku tersebu
tersebut.
t. Misalny
Misalnyaa contoh
contoh seoran
seorang
g Ibu sering
sering member
memberika
ikan
n
 penguatan negatif terhadap sikap anaknya yang pemarah dengan memberikan
 perhatian. Jika sang Ibu mengabaikan kemarahan anak dengan cara
member
memberikan
ikan perhat
perhatian
ian khusus,
khusus, maka
maka kemarah
kemarahan
an anak
anak akan
akan berku
berkuran
rang.
g.
 Namun sang anak akan mengulangi kemarahnnya jika tidak mendapatkan
 perhatian dari ibunya.

5. Generalisasi dan Diskriminasi

Generalisasi merupakan penyamarataan perilaku atau respons stimulus


yang sama untuk di aplikasikan dalam bentuk yang lain. Contohnya saja,
seorang anak memperoleh kasih sayang dari orangtuanya lantaran meminang
dan menyay
menyayang
angii kucing
kucing keluar
keluargan
ganya,
ya, maka
maka anak
anak akan
akan segera
segera melaku
melakukan
kan
respons meminang kucing tersebut dengan kucing lainnya. Dengan demikian,
generalisasi
generalisasi dapat dikendalika
dikendalikan
n dengan
dengan latihan
latihan diskriminas
diskriminasi.
i. Diskriminasi
Diskriminasi
yaitu respons individu terhadap suatu penguatan, tetapi tidak terhadap jenis
 penguatan lain. Jadi diskriminasi ini akan lebih efektif jika terdapat stimulasi

6
 

yang lebih jelas dalam membedakan kasus. Lalu respons harus dilakukan
secara khusus dan mesti memperoleh penekanan. Contohnya Angga yang
memberikan penguatan dengan tertawa atas ceritanya lucu di suatu tempat,
maka Angga akan mengulang cerita yang sama namun di tempat berbeda.
Seseora
Seseorang
ng akan
akan belaja
belajarr mencer
menceritak
itakan
an leluco
leluconny
nnyaa di tempat
tempat atau dalam
dalam

kondisi yang riuh dan banyak orang agar lebih ramai dan menyenangkan.

Sela
Selain
in itu,
itu, terd
terdap
apat
at ju
juga
ga lang
langka
kah-
h-la
lang
ngka
kah
h pe
pemb
mbel
elaja
ajaran
ran ya
yang
ng da
dapa
patt di
dite
temp
mpuh
uh
 berdasarkan teori operant conditioning, antara lain :

1. Memp
Mempel
elaj
ajari
ari ke
kead
adaa
aan
n ke
kela
las.
s. Ja
Jadi
di seora
seorang
ng gu
guru
ru ha
haru
russ be
beru
rusah
sahaa menc
mencari
ari da
dan
n
mene
menemu
muka
kan
n pe
peri
rila
laku
ku po
posi
siti
tiff da
dan
n ne
nega
gati
tiff pa
pada
da siswa
siswa,, ag
agar
ar se
seor
oran
ang
g gu
guru
ru da
dapa
patt
memperkuat perilaku positif dan perilaku negatif akan diperlemah.

2. Mempe
Memperkuat
rkuat perilaku positif.
positif. Seorang
Seorang guru berusaha mencari
mencari perilaku
perilaku yang di
senan
senangi
gi pe
peser
serta
ta didi
didik.
k. Sepe
Sepert
rtii mela
melaku
kuka
kan
n ke
kegi
giat
atan
an di lu
luar
ar sekol
sekolah
ah ya
yang
ng da
dapa
patt

dijadikan penguat bagi siswa.

3. Membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku


yang
yang dikehe
dikehenda
ndaki,
ki, pengua
penguatan
tan,, waktu
waktu mempel
mempelajar
ajarii perila
perilaku
ku dan evalua
evaluasi.
si. Dalam
Dalam
melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat perilaku, penguat yang berhasil
dan yang tidak berhasil. Ketidak berhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi
modifikasi perilaku selanjutnya (Gledler, 1991:154-156)

B. Anal
Analis
isis
is Pe
Perilak
ilaku
u Ter
Terapan
apan da
dalam
lam Pen
Pendidi
didik
kan

Analisis Perilaku Terapan dalam Pendidikan merupakan cara untuk menerapkan


 prinsip-prinsip pengkondisian operan atau jenis proses pembelajaran asosiatif yang
melalui kekuatan suatu perilaku diubah dengan penguatan atau hukuman. Analisis
atau
atau cara terseb
tersebut
ut diguna
digunakan
kan untuk
untuk mengub
mengubah
ah perilak
perilaku
u manusi
manusiaa teruta
terutama
ma dalam
dalam
 proses pembelajaran. Selain itu, penerapan analisis perilaku terapan ini juga berfungsi
untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak 
diinginkan.

Di
Dipe
perl
rluk
ukan
an be
bebe
berap
rapaa lang
langka
kah
h da
dala
lam
m meng
mengan
anali
alisi
siss pe
peri
rila
laku
ku te
terap
rapan
an da
dala
lam
m

 pendidikan. Langkah-langkah tersebut yaitu pertama observasi umum yang kemudian

7
 

dapat menentukan perilaku spesifik yang perlu untuk diubah dan diganti. Yang kedua,
mene
menent
ntuk
ukan
an tuju
tujuan
an be
beha
havi
vior
oral
alny
nya,
a, memp
memperk
erkua
uatt pe
peri
rila
laku
ku ya
yang
ng te
tela
lah
h di
dipi
pili
lih,
h,
melaku
melakukan
kan progra
program
m manajem
manajemen
en perilak
perilaku
u dan mngev
mngevalu
aluasi
asi kesuks
kesuksesan
esan maupun
maupun
kegaga
kegagalan
lan dari
dari progra
program
m tersebu
tersebutt (Anisa
(Anisa Safitr
Safitrii dan Sof
Sofii Saifiy
Saifiyah: 2017). Ada tiga
ah: 2017).

 penggunaan penting analisis perilaku terapan dalam bidang pendidikan. Tiga

 penggunaan penting tersebut yaitu:

1. Meningkatkan perilaku yang diharapkan atau diinginkan


Dalam meningkatkan perilaku yang diharapkan, analisis perilaku terapan
menganjurkan pada para pendidik untuk mencari tahu penguat apa yang paling
 baik bagi peserta didik sehingga nantinya didapatkan penguat tertentu.
Penguat yang paling sering digunakan pendidik adalah aktivitas. Aktivitas
yang memiliki tingkat
tingkat probabilit
probabilitas
as yang tinggi akan mudah mempengaru
mempengaruhi
hi
aktivi
aktivitas
tas dengan
dengan probab
probabili
ilitas
tas yang
yang rendah
rendah.. Dengan
Dengan adanya
adanya hal tersebu
tersebut,
t,
 pendidik dapat mengetahui perilaku yang bisa ditingkatkan dan perilaku yang
harus dihilangkan atau perilaku yang tidak diinginkan. Menjadikan penguat
yang kontingen dan tepat waktu, penguat akan lebih efektif jika diberikan
tepat waktu dan sesegera mungkin setelah peserta didik mendapat perilaku
yang diinginkan.
Memilih jadwal penguat terbaik, pemilihan jadwal ini dilakukan saat telah
dite
ditent
ntut
utak
akan
anny
nyaa ka
kapa
pan
n suat
suatu
u respo
respon
n ak
akan
an di
dipe
perk
rkua
uat.
t. Ada
Ada empa
empatt jadwa
jadwall
 penguatan yang utama yaitu pertama jadwal rasio-tetap, suatu perilaku
diperkuat setelah sejumlah respon. Kedua, jadwal rasio-variabel merupakan
 penguatan positif yang diberikan setelah respon muncul berkali-kali tetapi
dalam basis yang tidak tetap dan tidak dapat diprediksi. Ketiga yaitu jadwal
interval-tetap, dalam jadwal ini objek akan menyadari kapan ia dapat penguat
 positif sehingga selama jangka waktu tertentu dia tidak menerima penguat
 positif, respon objek akan berkurang dan akan meningkat lagi ketika dia
mendek
mendekati
ati waktu
waktu mendap
mendapat
at pengua
penguatt po
positi
sitif.
f. Yang
Yang terakhi
terakhirr yaitu
yaitu jadwal
jadwal
interval-variabel. Jadwal interval-variabel suatu respon akan diperkuat setelah
sejumlah variasi waktu telah berlalu.

2. Menggunakan dorongan (prompit ) dan pembentukan ( shaping)


 shaping)  

8
 

Dorong
Dorongan
an (promp
(prompit)
it) ial
ialah
ah isyarat
isyarat tambah
tambahan
an yang
yang diberi
diberikan
kan sebelu
sebelum
m
respon dan meningkatkan kemungkinan respon itu akan terjadi. Pembentukan
(shaping) merupakan suatu pengajaran perilaku baru yang diperkuat dengan
 perilaku sasaran.
3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan

Ketika seorang pendidik atau guru ingin mengurangi suatu perilaku dari
 peserta didik yang tidak diharapkan (seperti perilaku peserta didik yang sering
mengejek, mengganggu berjalannya diskusi kelas, atau merasa lebih mampu
dalam beberapa hal) yang harus dilakukan menurut analisis perilaku terapan
yaitu
yaitu yang
yang pertam
pertamaa adalah
adalah menggu
menggunak
nakan
an pengua
penguatan
tan diferen
diferensial
sial.. Dalam
Dalam
 penguatan diferensial, pendidik memperkuat perilaku yang lebih tepat atau
yang tidak sesuai dengan perilaku peserta didik. Yang kedua, menghentikan
 penguatan (pelenyapan). Strategi ini menarik penguatan atau perilaku positif 
terhadap perilaku yang tidak diinginkan atau yang tidak tepat. Ketiga dengan

menghilangkan stimulan yang lebih diinginkan. Yang terakhir adalah dengan


memberikan atau menyajikan stimulan yang tidak diinginkan (hukuman).

C. Pendekatan
Pendekatan Kognitif Untuk Pembelajaran
Pembelajaran

Pendek
Pendekata
atan
n Kognit
Kognitif
if pada
pada umumny
umumnyaa meneka
menekank
nkan
an pada
pada proses
proses intern
internal
al yaitu
yaitu
mental manusia. Pada proses ini mental manusia dilihat dari tingkah laku manusia.
Untuk mengetahui mental manusia atau tingkah lakunya sebagai bentuk responnya,
 bisa dilihat dari bagaimana cara individu bisa mengetahui apa yang harus dikakukan

dalam melakukan suatu tindakan dan memahami dirinya dan lingkungannya. Atau
 bisa dilihat dari bagaimana manusia mengaplikasikan ilmu atau informasi yang ia
 peroleh.

Ki
Kita
ta bisa
bisa meng
mengam
ambi
bill co
cont
ntoh
oh untu
untuk
k meng
mengga
gamb
mbar
arka
kan
n ba
baga
gaim
iman
anaa pr
pros
oses
es
 pendekatan kognitif untuk pembelajaran. Kita bisa mengambil contoh pada saat anak 
mendapatka
mendapatkan
n materi matematika. Pada saat pelajaran
pelajaran matematika,
matematika, guru memberikan
memberikan
mate
materi
ri tent
tentan
ang
g pe
pelu
luan
ang.
g. Dalam
Dalam mate
materi
ri pe
pelu
luan
ang
g gu
guru
ru meny
menyam
ampa
paik
ikan
an tenta
tentang
ng
 bagaimana kita bisa memperoleh keuntungan, dan mengaba-aba dalam melakukan
suatu tindakan.
tindakan. Misalnya,
Misalnya, peluang
peluang untuk
untuk mendapatk
mendapatkan
an hadiah
hadiah dalam undian sepeda.

Dalam peluang pastinya diajarkan berbagai cara atau rumus untuk mengetahuinya.

9
 

Sehingga dalam penerapannya anak bisa berpikir bagaimana cara memperoleh hadiah
sepeda secara sistematis. Ini berarti anak tersebut sudah dapat mengaplikasikan ilmu
yang ia dapat di Sekolah.

Untuk bisa melakukan kegitan pembelajaran di Sekolahan dengan menggunakan


 pendekatan Kognitif, maka guru harus bisa memahami mental dan tingkah laku anak.
Karena setiap anak memiliki mental dan sifat yang berbeda-beda. Sehingga dalam
 proses pembelajaran guru dapat memberikan materi atau memperlakukan anak 
dengan mengetahui terlebih dahulu karakter anak tersebut. Untuk mengolah pola pikir 
anak memerlukan cara yang tepat tanpa menyingung atau membuat anak merasa tidak 
nyaman
nyaman.. Misalny
Misalnyaa anak
anak yang
yang memili
memiliki
ki hobi
hobi menyan
menyanyi.
yi. Guru
Guru bisa
bisa member
memberika
ikan
n
moti
motiva
vasi
si atau
atau sa
sara
ran
n kepa
kepada
da anak
anak ag
agar
ar teru
teruss meng
mengem
emba
bang
ngka
kann
nnya
ya,, at
atau
au bi
bisa
sa
menyalurkan kemampuan anak tersebut dengan cara mengikutkan lomba. Sehingga
anak bisa terus melakukan
melakukan kegiatan yang ia sukai dan mendapatkan keuntungan
keuntungan dari
hobiny
hobinyaa tersebu
tersebut.
t. Ini berart
berartii guru
guru tersebu
tersebutt tel
telah
ah berhasi
berhasill melaku
melakukan
kan pendek
pendekatan
atan
kogn
kognit
itif
if.. Di
Dibu
bukt
ktik
ikan
an deng
dengan
an adan
adanya
ya tind
tindak
akan
an da
dari
ri an
anak
ak un
untu
tuk
k meng
mengol
olah
ah
kemampuannya.

10
 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulka


disimpulkan
n bahwa pendekatan
pendekatan Behavioral
Behavioral klasik 
ini bertuj
bertujuan
uan untuk
untuk mempre
mempredik
diksi
si dan mengon
mengontro
troll perilak
perilaku
u yang
yang di amati
amati dalam
dalam
 psikologi, pemberian stimulasi ini harus di tentukan sehingga dapat di prediksi
responnya. Sedangkan Operant Conditioning merupakan bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas
 perilaku itu akan diulang.

Analisis perilaku terapan dalam pendidikan diperlukan untuk mengetahui proses


 perubahan perilaku dalam pembelajaran. Diperlukan beberapa langkah dalam
mengan
menganalis
alisis
is perila
perilaku
ku terapan
terapan dalam
dalam pendid
pendidika
ikan.
n. Langka
Langkah
h yang
yang pertam
pertamaa yaitu
yaitu

ob
obser
serva
vasi
si umum
umum da
dan
n ya
yang
ng kekedu
duaa mene
menent
ntuk
ukan
an tu
tuju
juan
an be
beha
havi
vior
oral
alny
nya.
a. Ada
Ada tiga
tiga
 penggunaan penting analisis perilaku terapan dalam bidang pendidikan. Tiga
 penggunaan penting tersebut yaitu:

1. Meningkatka
Meningkatkan
n perilaku
perilaku yang diharapkan
diharapkan atau diinginkan
diinginkan
2. Mengg
Menggun
unak
akan
an dor
doron
onga
gan
n (prompit ) dan pembentukan ( shaping)
 shaping)  
3. Mengur
Mengurang
angii perilaku
perilaku yang
yang tidak
tidak dihar
diharapk
apkan
an

Pendekatan kognitif pada umumnya menekankan pada proses internal manusia


yaitu mental manusia. Pada proses ini untuk mengetahui mental manusia dapat dilihat
darii tingka
dar tingkah
h lakuny
lakunya.
a. Pendek
Pendekata
atan
n kognit
kognitif
if dalam
dalam pembel
pembelaja
ajaran
ran dapat
dapat diliha
dilihatt dari
dari
contoh pelajaran matematika yang mempelajari tentang peluang dan keuntungan dari
mengerjakan sebuah soal. Untuk memahami mental manusia sebagai peserta didik,
guru harus mampu memahami sifat dan tingkah laku setiap siswanya. Mental setiap
 peserta didik tentu
te ntu berbeda satu dengan lainnya, guru dapat memberikan materi atau
cara pembelajaran yang sesuai dengan sifat dan tingkah laku siswa tersebut.

11
 

Daftar Pustaka

Ani Siti Anisah, “ Pendekatan Pembelajaran Analisis Nilai Untuk Meningkatkan


Pemahaman Konsep dan Sikap Kepedulian Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran
Ilmu Sosial”, Vol. 09, No. 01, 2016, Hal 01 diakses pada tanggal 10 Februari
2020 pukul 10.30

Anisa
Anisa Safitr
Safitri,
i, Sof
Sofii Saifiy
Saifiyah.
ah. (2017)
(2017).. “Pende
“Pendekat
katan
an Perila
Perilaku
ku dan Kognit
Kognitif
if Sosial
Sosial”.
”.
Arti
Artike
kell Pene
Peneli
liti
tian
an da
dan
n Evalu
Evaluasi
asi Pend
Pendid
idik
ikan
an.. Yogy
Yogyak
akar
arta
ta:: Univ
Univers
ersit
itas
as Nege
Negeri
ri
Yogyakarta.

Agustina Rahayu, Wahyuni Ismail, Saprin, “Penerapan Penndekatan Behavioral


Penndekatan Behavioral
Operantt Condition
Operan Conditioning
ing Pada Pembelajaran PAI Di SMA N 3 Gowa”, Vol. VII,
 No. 02, 2018, Hal 172, diakases
diakases pada tanggal 07 Februari 2020 Puk
Pukul
ul 10.52

Dest
Destia
ian
nnisa
nisa,, A. (2
(201
0120
20..  Implementasi Metode Pendekatan Kognitif Dalam
 Pembelajaran Paduan Suara.
Suara. Harmonia: Journal of Arts Research and Education,
12(2).

Gredler, Bell, Margaret E. 1991. Belajar dan Membelajarkan Terjemahan Munandar.


Jakarta : Rajawali Pers. Diakses pada tanggal 07 Februari 2020 Pukul 18.00

Hill, Winfred F.Theories of learning (teori-teori belajar ).Jakarta: Nusa Media,,2009.


hal 38 diakses pada tanggal 08 Februari 2020 Pukul 19.54

Gage, N.L., & Berliner, D. D.  Educational Psychology ,


Psychology , 1979.
1979. di
diask
askes
es pada
pada ta
tang
ngga
gall 08
Februari 2020 Pukul 20.09

John W. Santrock (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1 Edisi kesebelas.Jakarta : PT.


Erlangga. Di akses pada tanggal 08 Februari 20.50

 Nyayu Khodijah,  Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016.


diakses pada tanggal 09 Februari 2020 Pukul 18.30

Ormrod ,Jea
Jeanne Allis,  Educational Psychology:Developing Learners.  New
Jersey:Prentice Hall,2003, hal191, diakses pada tanggal 07 Februari 2020 Pukul
17.30

Setyowati, A., & Subali, B. (2011). Implementasi


(2011). Implementasi Pendekatan Konflik Kognitif Dalam
 Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP Kelas VIII . Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(2).

Willis, s.s. 2005. Remaja


2005. Remaja dan Permasalahannya.
Permasalahannya. Bandung: CV Alfabeta. Diakses
 pada tanggal 10 Februari 2020 pukul
pukul 23.00

12

Anda mungkin juga menyukai