Anda di halaman 1dari 3

“BAWANG MERAH DAN BAWANG 

PUTIH’’
Alkisah disebuah desa hiduplah satu keluarga yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih,
yang dalam hidupnya Bawang Putih penuh dengan siksaan dan hinaan serta omelan, hingga
suatu ketika si ibu tiri memanggil Bawang Putih dengan penuh amarah.

Scane 1

1. Ibu Tiri: Putih… putih…putih… kesini kamu! (berkacak pinggang).


2. Bawang Putih : Ya. bu, ada apa bu?

3. Ibu Tiri : Kemana aja sih kamu ha… kamana aja? (sambil menarik dan mendorong
Putih) dipanggil-panggil dari tadi nggak ada jawaban, kamu tuli ya… (sambil
membuang muka).

4. Bawang Putih : Maaf Bu, kepala saya sedikit pusing bu…! (dengan nada ketakutan).

5. Bawang Merah: Alah ngarang aja terus, biar ga kerja kan?!

6. Ibu Tiri: Memang dasar pemalas! Sekarang kamu cuci baju itu sampai bersih
mengerti? Ingat Bawang Putih, sebelum kami pulang cucian ini dan lantai ini sudah
harus bersih! Dengar….! (nada keras membentak).

7. Bawang Merah: Bye byee, hahahah (tertawa licik)


Maka berangkatlah Bawang Putih ke sungai untuk mencuci baju itu

8. Bawang Putih : (Diperjalanan) Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosa Ibu tiriku,


berikanlah kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Ya Tuhan bukakanlah pintu hati
Ibu tiriku dan saudara tiriku agar dia mau menyayangiku. (Ia mulai mencuci sambil
bernyanyi)

9. Pangeran : Suara siapakah itu? Begitu tulus terdengar. Pengawal! Apakah kalian
mendengar suara itu juga?

10. Pengawal 1: Iya tuan, e… lihat disana tuan, sepertinya suara itu dari seorang wanita
dipinggir sungai itu (sambil menunjuk).Ia sedang mencuci pakaian tuan! (dengan
penuh semangat).

11. Pangeran : Iya, betul-betul, tapi… sama siapa ya dia? Apa dia sendirian pengawal?
(dengan penuh keheranan dan melihat kearah wanita itu, sambil berfikir)

12. Pengawal : Perempuan itu cantik tuan dan kelihatannya orang baik-baik pangeran

13. Pangeran : (Sambil mengangguk-ngangguk) Mari pengawal kita kesana…! (sambil


menunjuk).

14. Pengawal I & II : Baik tuan…!

15. Pangeran : E… e… nona! (dengan gugup dan malu). Kalau boleh saya tahu nama
nona siapa? Dan nona berasal dari mana? Dan kenapa pula sendirian di sungai yang
sangat sepi ini…?

16. Bawang Putih : Maaf… tuan…! (sambil menjinjing rok dan mau berlari pergi).

17. Pangeran : Jangan… jangan… nona, jangan lari, saya bermaksud baik, saya lihat
nona sendirian, jadi saya memberanikan diri menghampiri nona! (dengan
senyuman).
18. Bawang Putih : Nama saya Bawang Putih tuan, saya berasal dari desa seberang, e…
tapi maaf tuan, saya tidak bisa berlama-lama disini, saya takut dimarahi Ibu saya
tuan…!

19. Pangeran : Tunggu… tunggu…! tunggu nona…! (sambil berteriak) mari pengawal
kita ikuti Bawang putih itu, dimana sebenarnya rumahnya!
Kemudian berangkatlah Pangeran dan 2 pengawalnya untuk menuju rumah
Bawang Putih, Pangeran merasa dialah wanita yang selalu diidam-idamkan,
kemudian si Pangeran bergegas pergi ke rumah si Bawang Putih.

Scane 2

20. Ibu Tiri : Anakku coba lihat disana, siapa itu yang datang? (dengan penuh
keheranan).
21. Bawang Merah : Oh My God, Ibu....... itu Pangerannn. Aduh betapa gagahnya dan
ganteng Pangeran itu. (dengan senyuman).

22. Ibu Tiri : Berarti Info dipasar tadi benar, Pangeran sedang mencari permaisuri.
(sambil memegang pundaknya dan merapihkan baju bawang merah).

23. Bawang Merah : Aku mau Bu, Aku mauuuu (berloncat kegirangan).

24. Pangeran : Permisi…, permisi…!

25. Ibu Tiri : Tuan…! (dengan terkejut sambil menunduk)


Silahkan masuk kegubuk kami tuan. Ini anakku yang paling cantik di desa ini.
Apakah kedatangan tuan ingin melamar anakku ini? (sambil memegang dagu
Bawang Merah).

26. Pangeran : Tidak…! (dengan lantang)


Saya kesini hanya untuk melamar anak ibu si Bawang Putih untuk menjadi
permaisuriku. (dengan penuh senyuman).

27. Bawang Merah : Kenapa sih Pangeran lebih suka Bawang Putih dari pada saya,
Lagian Pangeran, Bawang Putih itu orangnya jelek tidak seperti saya cantik, manis,
dan menarik. ia kan Pangeran?

28. Pangeran : Ketulusan hati seseorang lah yang membuat dia terlihat cantik, dan dari
sekian banyak wanita didesa ini, saya menemukan ketulusan itu hanya pada bawang
putih.

29. Bawang Merah : Huuuh…!

30. Pangeran: Tolong Panggilkan bawang putih untuk saya.

31. Ibu Tiri: Tapi tuan...

32. Pangeran: Jangan sampai saya bertindak tegas!

33. Pengawal: (Mengeluarkan Pedang)


34. Ibu Tiri: Ba.. baik Tuan...( Memanggil Bawang Putih) Putih.kesini kamuu. (dengan
mimik yang sinis penuh kebencian).

35. Pangeran : Bawang Putih, aku sudah melihat dan mendengar suaramu yang begitu
indah dan tulus. Aku menginginkanmu. Maukah kamu menjadi permaisuriku?
(memberikan senyuman).

36. Bawang Putih : (Merunduk penuh senyuman dan malu-malu, berarti dia mau)

37. Ibu Tiri : Maaf tuan, itu berarti tandanya Bawang Putih setuju menjadi permaisuri
tuan!

38. Bawang Putih : Ibu…! (menghampiri Ibu dan memeluknya).


Bawang Merah…! (menghampiri Bawang Merah dan memeluknya).

39. Pangeran : Baiklah bu, saya akan membawa Bawang Putih ke istanaku dan akan aku
jadikan permaisuriku. (dengan senang hati).
Kalau begitu kami berangkat dulu bu, permisi…! (berjalan keluar rumah).

40. Ibu Tiri : Ya tuan…!

Pemain:
Bawang Merah, Bawang Putih, Ibu Tiri, Pangeran, Pengawal

Anda mungkin juga menyukai