Seorang pekerja setelah 20 tahun bekerja di kota, saatnya pensiun dan pulang
kampung... lalu bertemulah dia dengan boss-nya...
Boss bertanya kepada pekerja itu... "Kamu sudah kerja di sini selama 20 tahun dengan
baik... sekarang saya tanya kamu mau uang pensiun 20 tahun... atau 3 nasihat saya... ?"
Si Pekerja berpikir sejenak... lalu memilih meminta *3 Nasihat* boss-nya...
Maka Boss-nya berkata :
*Nasihat pertama* : Jangan pernah mau cari jalan pintas... tidak ada yang mudah dan
gratis di dunia ini... lakukan segala sesuatu langkah demi langkah dengan mantap dan
mandiri...
*Nasihat kedua* : Terhadap sesuatu hal yang tidak baik... jangan menaruh rasa ingin
tahu yang mendalam... hal itu bisa merengut nyawamu...
*Nasihat ketiga* : Jangan melakukan putusan apa pun saat sedang emosi... hal tersebut
akan membuat kamu menyesal seumur hidup...
Kemudian si Boss memberi dia sedikit uang jalan, dan 3 buah Roti... serta berpesan...
"Roti yang paling besar dimakan bersama keluarga saat sampai di rumah... !"
Esok harinya si Pekerja pamit dan mulai perjalanan pulang ke kampung halamannya...
Sampai di salah satu kampung... dia bertanya jalan mana paling dekat ke kampungnya...
Si A menjawab... "Jalan kecil lebih dekat..."
Dan si B menjawab... "Jalan besar lebih aman..."
Karena ingin cepat sampai di rumah... maka dia memilih jalan kecil... Baru setengah
perjalanan bertemulah dia dengan orang yang balik arah, dan memberitahu bahwa di
jalan ini banyak perampok... Maka dia pun teringat nasihat boss-nya... dan balik lagi
untuk lewat jalan besar... Saking laparnya, dia pun melahap satu roti yang diberi boss-
nya...
Karena sudah malam... maka dia pun menginap di Losmen... Malam harinya dia
mendengar suara seorang wanita menangis... Namun dia teringat nasihat ke 2 dari boss-
nya... maka dia pun mengurungkan niatnya untuk keluar mencari tahu... Dan lalu dia
makan roti yang ke 2...
Esok paginya, saat dia bangun... orang-orang heran dan bertanya kepadanya... "Kok
kamu masih hidup... ? Semalam ada seorang wanita gila menangis... memancing tamu
keluar... lalu membunuhnya... syukur kamu tidak keluar..."
Setelah sampai di rumah... hari sudah malam... Dia pun ingin memberikan kejutan
kepada Isterinya... Maka diam-diam dia masuk ke kamar... Alangkah terkejutnya dia
melihat seorang lelaki tidur dengan Isterinya... Emosinya meluap... lalu mengambil
parang hendak membunuh lelaki tersebut... Namun dia teringat akan nasihat ke 3 dari
boss-nya... dia pun lalu mengurungkan niatnya... dan tidur di luar...
Keesokan harinya... Isterinya bangun melihat suaminya tidur di luar... Alangkah
senangnya sang Isteri... dan memanggil pria yang menemaninya tidur selama suaminya
tidak ada di rumah... "Cepat bangun, Nak... mari sini... Ayah kamu pulang..."
Ternyata... lelaki tersebut adalah anak kandungnya sendiri...
Isterinya berkata... "Saat kamu berangkat... saya sudah hamil... Selama ini saya tidak
bisa menghubungimu..."
Lalu dipeluklah anak bujangnya dengan haru... dan meneteskan air mata... karena
hampir saja dia membunuh anaknya sendiri jika tidak mengingat nasihat boss-nya...
Sambil cerita panjang lebar tentang pengalaman dia... dan 3 nasihat boss-nya... dia pun
ingat roti besar untuk makan bersama di rumah... Setelah dipotong... ternyata di
dalamnya terselip uang pensiunnya selama 20 tahun dia bekerja...
Akhir cerita... keluarga ini hidup bahagia...
Pesan yang dapat kita petik dari ceritera ini :
* HATI-HATI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN...*
Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia
pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang
mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya
sudah muncul.
Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama
di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu,
dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu
tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak
terkejut.
“Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang
yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan
seperti kuburan.”
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan
tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan
pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian
tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk
bangunan fisik Harvard.”
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia
bisa terbebas dari mereka sekarang.
Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya
untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya
mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.
Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo
Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama
mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh
Harvard.
Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas
di AS saat ini.
Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai.
Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai.
Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu.
KEKUATAN DOA
Ada dua orang anak sedang duduk berbincang dengan ibunya diruang tamu, Pada saat
mereka sedang berbicara, tiba-tiba terjadi “badai” besar, guntur dan kilat yang sambar-
menyambar. Keadaan sangat mencekam dan menjadikan ketiga orang itu ketakutan.
Kedua anak itu langsung mendekap Ibunya dan sang Ibu dalam kepanikan memberikan
kata-kata penghiburan pada kedua anak ini.
Setelah satu jam terjadi, badai itu reda dan keadaan baik tidak terjadi apapun hanya
terjadi sedikit karusakan pada rumah itu. Anak pertama bilang pada adiknya,” Apakah
kamu baik-baik saja dik?”. Jawab sang adik,”Benar aku dalam keadaan baik, hanya aku
tadi takut sekali hingga aku terus berdoa berulang-ulang agar tidak terjadi hal-hal buruk
pada kita”. Sang kakak berbicara,”aku tidak berdoa apa-apa tetapi aku juga dalam
keadaan baik, jadi doa atau tidak bukan hal penting karena tanpa doapun kita dalam
keadaan baik”. Sambung anak ini,”mam, apakah kau tadi juga berdoa??? aku lihat
mama tidak berdoa karena mama sibuk menenangkan kami agar tidak takut”. Jawab Ibu
anak-anak itu,” aku berdoa dengan aku melakukan pekerjaan terbaik yaitu menenangkan
kalian dan doa yang terbaik adalah ada dalam tindakan nyata”. Jawab anak pertama itu,”
apakah ketika mama berbicara untuk menenangkan kami tadi bisa dikatakan doa???”.
Jawab Ibu itu,”benar berdoalah dengan tindakan bukan hanya diam saja tidak
melakukan apa-apa?”.
Sejenak percakapan kedua anak dengan Ibunya ini seperti percakapan biasa dan sering
kita alami. Seperti pandangan anak pertama sering ada dalam diri kita,” tidak berdoapun
kita selamat jadi apa artinya sebuah doa?” Anak pertama ini tidak menyadari kalau hasil
dari doa yang dilakukan orang lain juga berkaitan dengan dirinya bahkan
“kemungkinan” yang menyelamatkan dia adalah doa dari adik dan Ibunya itu. Jika
suasana doa dari adiknya tidak ada dan adiknya ketakutan dan menangis berlarian
kesana-kemari maka cerita akan lain dan jika Ibunya tidak melakukan tindakan untuk
menenangkan mereka maka keadaan akan berbicara lain. Susana akan penuh dengan
ketakutan yang mencekam dan dalam keadaan seperti ini orang akan kehilangan “arah”
akhirnya bertindak “sembarangan” dengan berjuta pemikiran akan yang terjadi diluar
rumah itu entah berkaitan dengan mobilnya, ayamnya, kebunnya atau apapun yang
dipunyai dan ada diluar rumah itu. Maka “hasil” nyata dari doa itu adalah “ketenangan”.
Dalam keadaan tenang orang menjadi siaga dan tahu apa yang akan terjadi dan
kecepatan bertindak lebih cepat. Maka sebenarnya yang menjadikan “kehancuran” dan
“ketidakselamatan” seseorang sebenarnya bukan bencana itu tetapi rasa panik dan
ketakutan akan keadaan yang terjadi. Dengan doa dan tindakan nyata dari doa, rasa
panik bisa diatasi dan kebaikan dapat didapatkan.
Pernah ada cerita yang saya baca. Ada wabah penyakit lewat dan bertemu dengan
Nasrudin. Nasrudin bertanya,” mau kemanakah kau, hai wabah penyakit??”.
Jawab wabah itu,” ke kota A untuk membunuh sepuluh orang???”.
Setelah bebarapa hari Nasrudin kembali bertemu dengan wabah itu dan Nasrudin
bertanya,” hai wabah, kau bilang akan membunuh sepuluh orang, tapi mengapa yang
mati seratus orang”. Jawab wabah itu,” aku hanya membunuh sepuluh orang dan yang
sembilan puluh mati karena panik dan ketakutan”. Nasrudin hanya bisa mangut-
manggut saja.
Maka ketakutan dan kepanikan yang sebenarnya berbahaya dalam kehidupan ini. Maka
seperti Ibu dan anak kedua dari kelauarga itu, mereka berdoa untuk menenangkan
suasana agar kepanikan tidak terjadi dalam rumah itu. Maka dalam menyikapi bencana
dan kesulitan selalulah berdoa dan tenangkan diri jangan bairkan kepanikan dan
ketakutan ada karena dengan doa dan ketenangan semua bisa berjalan dengan baik.
Selamat menjaga ketenangan hati dengan doa dalam keadaan apa pun.
Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yg lebih berguna setelah lebih dulu
diproses dan dibentuk dg palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mental
baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan
sikap yg keliru.
Jika kita adalah "baja" kita akan selalu melihat palu yg menghantam kita sbg sahabat yg
akan membentuk kita.
Sebaliknya jika kita "kaca" maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yg akan
menghancurkan kita.
Sudut Pandang
Alkisah, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, sehingga dia
tidak bisa bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya.
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat & menutupi peralatan kerjanya dengan kain,
rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa
tidak tulus. Pasti dia pencurinya.
Besoknya, tetangganya bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang
menyapa, kali ini menyempatkan berbasa-basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya
dua hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya.
Semakin dipikir semakin yakin.
Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yg
sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat
ditemukan kembali.
Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan
seperti pencuri & senyumnya juga tulus-tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat
wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?
Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita membentuk sudut pandang kita.
Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan.
Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita cintai adalah baik dan benar.
Anak nakal dianggap lucu, kekasih pelit dianggap berhemat, orang cerewet dibilang
perhatian, keras kepala dibilang berprinsip & makanan tidak enak dibilang bergizi.
Hidup tidak pernah & tidak ada yang adil, tidak ada benar salah, kita ciptakan sudut
pandang kita sendiri. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan. Apa yang terlihat
bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita & bagaimana kita memandang semuanya
itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman & keadaan.
Saya BISA !!
Seorang pembuat jam berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam,
sanggupkah kamu berdetak 31.104.000 kali selama setahun?” “Ha?! Sebanyak itukah?!”
kata jam terperanjat, “Aku tidak akan sanggup!”
“Ya sudah, bagaimana kalau 86.400 kali saja dalam sehari?”
“Delapan puluh ribu empat ratus kali?! Dengan jarum yang ramping seperti ini?! Tidak,
sepertinya aku tidak sanggup,” jawab jam penuh keraguan.
“Baik, bagaimana jika 3.600 kali dalam satu jam?”
“Dalam satu jam berdetak 3.600 kali? Tampaknya masih terlalu banyak bagiku.” Jam
bertambah ragu dengan kemampuannya.
Dengan penuh kesabaran, tukang jam itu kembali berkata, “Baiklah kalau begitu,
sebagai penawaran terakhir, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”
“Jika berdetak satu kali setiap detik, aku pasti sanggup!” Kata jam dengan penuh
antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.
Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena
ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah
berdetak sebanyak 31.104.000 kali dalam setahun, yang juga setara dengan berdetak
86.400 kali dalam sehari, yang setara pula dengan berdetak 3.600 kali dalam satu jam.
Jangan pernah kalah sebelum berperang , Keyakinan menentukan tindakan kita, Rasa
mampu memberikan rasa optimis dan siap menghadapi tantangan yang ada.
Belajar Dari ZONG
Zong Qunghou lahir di sebuah keluarga miskin di Zhejiang, China, pada 1945.
Kehidupan keluarganya hanya tergantung pada gaji ibunya yang berprofesi guru. Inilah
yang membuat keluarganya harus hidup sangat irit dan Zong terpaksa putus sekolah di
SMP 2. Zong bertekad dapat membantu ibunya.
Ia harus bersyukur bisa diterima sebagai buruh kasar di sebuah ladang garam
dengan bekal pendidikan yang minim itu. Tidak rela anaknya hidup sebagai buruh kasar,
ibunya mencarikan lowongan kerja untuk Zong sebagai penjaga kantin di sekolah.
Hanya beberapa bulan saja Zong bekerja disana, ia sudah mengetahui seluk beluk
bisnisnya, ia mulai belajar bagaimana sistim distribusi suatu produksi itu dipasarkan
mulai dari pabrik pembuat hingga akhirnya ke kantin seperti yang ia
jaga.
Dalam hatinya timbul satu AMBISI BESAR. Ia ingin menjadi seorang
pengusaha....pengusaha besar. Dengan tabungan yang kecil, Zong lalu meminjam Rp.
200 juta dari beberapa guru, untuk memulai usahanya, yang bernama WAHAHA. Pada
awalnya Wahaha hanya memproduksi susu segar dalam kemasan, dan sejumlah
stationary.
Tanpa ada yang sangka, produk susunya mendapat sambutan hangat di pasar.
Ini membuat Wahaha melejit dengan sangat luar biasa pesatnya.
Hanya dalam beberapa tahun saja, WAHAHA telah merambah ke berbagai ragam
minuman lainnya, dan berhasil menguasai setengah pasar minuman ringan di seluruh
CHINA yang sedemikian besar.
Setelah bergabungnya DANONE dalam Wahaha. WAHAHA berhasil merajai seluruh
usaha minuman ringan di China. Ini tentu mendongkrak kekayaan ZONG. Pada tahun
2010, majalah Forbes memuat namanya Zong Qunghou sebagai orang terkaya Dunia
pada urutan ke 23, dan orang terkaya di China, dengan kekayaan Rp. 200 trilliun.
Ini tentu sangat fantastik sekali, karena hampir tidak pernah ada, hanya dalam kurun
waktu 20 tahun saja dari sebuah perusahaan yang bermodal cekak ini, bias menjadi
perusahaan raksasa seperti WAHAHA.
Namun ada suatu yang LUAR BIASA dari DIRI ZONG . Walaupun ia telah menjadi
konglomerat, ia masih tetap hidup sederhana dan bekerja keras. Seorang staffnya
berkata, Tuan Zong selalu datang paling awal, dan ia sendiri memeriksa semua
pembelian barang, termasuk pembelian sapu, tidak pernah lolos dari pengamatannya.
Semangat dan kehidupan Zong pantas dipuji, pengeluarannya konglomerat ini hanya Rp.
180.000 per hari. Ketika ditanya mengapa sedemikian kecil pengeluarannya. Ia berkata
“Saya ingin memberikan contoh kehidupan yang baik pada bangsa ini, khususnya kaum
muda yang condong boros dan tidak suka menabung”.
Bila ingin SUKSES, harus KERJA KERAS dan PINTAR MENABUNG.
Dunia akan menjadi lebih baik karena orang-orang yang sukses seperti Zong, selalu
melihat potensi terbaik dalam diri semua manusia di sekitarnya dan selalu memberi
CONTOH TERBAIK pula kepada dunia.
Sebenarnya didlm kehidupan kita ini, banyak barang dan kesempatan yg bagus, bukan
karena kita tdk berjodoh mendapatkannya, tetapi karena target dan harapan yg kita
pasang terlalu tinggi seta Tidak Konsisten dan mungkin krn rasa ego serta ketamakan
kita yg selalu ingin mendapatkan lebih, maka ketika kita sdh hampir mendekati sebuah
target, terkadang kita akan merubah arah mendekati target yg lbh tinggi, bahkan kadang
target yang tak realistis dan tak sesuai dengan situasi dan kondisinya sa’at itu alias
diawang2 dan tak terjangkau .
Catatan :
Rasa Puas dan Cukup sangat Penting dalam hidup ini, kalau kita tak bisa merasakan dan
mengendalikannya bukan tak mungkin malah akan membuat kita bahkan menjadi lebih
susah dari sebelumnya ditambah akibat penyesalan yg berkepanjangan.
Ada seorang ahli filsafat dari negeri barat mengatakan,”Harapan manusia bagaikan
sebuah gunung berapi, jika tdk dpt mengontrolnya akan melukai diri sendiri”.