Anda di halaman 1dari 16

Bahan: Hakim-Hakim 4-5

Peran:

1. Narator
2. Allah
3. Debora
4. Barak
5. Yael

Naskah Drama:

Narator: Dua puluh tahun adalah waktu yang lama. Selama itu, orang Israel telah menjadi budak dari raja asing,
yaitu Raja Yabin dan komandan pasukannya, Sisera. Mereka memperlakukan orang Israel dengan sangat buruk.
Namun, Allah mengirim Deborah untuk menyelamatkan orang Israel.

Allah: Deborah, kamu telah menjadi hambaku sebagai hakim untuk Israel. Kamu telah memutuskan masalah-
masalah mereka dengan bijaksana. Sekarang, Aku mempunyai tugas lain untukmu. Panggillah Barak untuk
menemuimu dan beritahukan perintah-Ku kepadanya.

Debora: Ya, Allah. Aku akan melakukan seperti yang Engkau katakan.

Narator: Debora taat kepada Allah dan memanggil Barak.

Debora: Barak, Tuhan, Allah Israel, memberimu sebuah perintah. Dia mengatakan, engkau harus mengambil
10.000 orang untuk pergi bersamamu ke Gunung Tabor. Tuhan akan menarik Sisera ke dalam perangkap. Allah
akan membawa Sisera dengan 900 kereta maupun pasukannya ke sungai. Allah akan menyerahkannya kepadamu.

Barak: Akan tetapi, Debora, Sisera, dan pasukannya jauh lebih kuat daripada semua orang Israel. Kami tidak
memiliki 900 kereta. Jika engkau pergi denganku, aku akan pergi. Akan tetapi, jika engkau tidak pergi denganku,
aku juga tidak akan pergi.

Debora: Baiklah, baiklah ..., aku akan pergi denganmu. Akan tetapi, karena kamu tidak mau pergi sendiri, kamu
tidak akan menerima kehormatan apa pun. Tuhan tidak akan menyerahkan Sisera ke tanganmu, melainkan ke
tangan seorang wanita.

Barak: Aku akan membawa 10.000 orang untuk pergi bersama kita.

Narator: Barak mengumpulkan laki-laki dari orang Israel dan melaporkannya kepada Debora.

Barak: Kita sudah siap untuk bertempur, Debora!

Debora: Pergilah! Hari ini, Allah akan menyerahkan Sisera kepadamu. Bukankah Allah sudah maju di depanmu?
Barak: Aku dan pasukanku pergi sekarang untuk bertempur melawan Sisera bagi Allah!

Narator: Selagi Barak dan pasukannya berbaris maju menuju tentara Sisera, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Barak: Lihat!! Kereta dan tentara Sisera tercerai-berai. Ayo! Kejar mereka! Sisera sudah meninggalkan kereta dan
pasukannya. Dia melarikan diri tanpa kereta. Dia tidak mungkin pergi jauh tanpa keretanya. Tangkap dia!

Narator: Barak mengejar Sisera. Dalam pencariannya, Barak melihat seorang wanita duduk di depan tendanya.

Barak: Hai, engkau yang di depan tenda. Siapakah engkau?

Yael: Aku adalah Yael, istri Heber, orang Keni, saudara ipar Musa. Masuklah ke tendaku. Aku akan memperlihatkan
kepadamu laki-laki yang kau cari itu.

[Suara tenda dibuka.]

Barak: Engkau tahu, siapa orang orang ini? Dia adalah komandan tentara yang telah memperbudak Israel selama
20 tahun. Engkau telah membunuh Sisera, musuh Tuhan dan musuh Israel!

Narator: Ketika Debora mendengar bahwa Sisera sudah mati, ia memimpin perayaan di Israel.

Debora: Puji Tuhan. Para penguasa datang dan melawan. Raja-raja Kanaan berjuang, tetapi mereka tidak
membawa apa pun. Dari langit, bintang-bintang juga turut berjuang melawan Sisera. Kuda-kuda yang kuat dari
musuh-musuh kita berlari menjauh. Kiranya Yael menjadi wanita yang paling diberkati dari semuanya. Tuhan,
kiranya semua musuh-Mu dihancurkan. Namun, biarlah orang-orang yang mengasihi-Mu menjadi seperti matahari
pagi. Terpujilah Tuhan!

Narator: Jika kamu ingin membaca lebih lanjut tentang Allah yang menyelamatkan orang Israel dari raja-raja
bangsa asing, bacalah kitab Hakim-Hakim di bagian Perjanjian Lama Alkitab. (t/Davida)

Diterjemahkan dari :

Nama situs : Kids Corner


Alamat URL : http://kidscorner.reframemedia.com/bible/stories/the-story-of-deborah/#sub
Judul artikel asli : The Story of Deborah
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 17 November 2015
Lebah vs Lalat
09.42    10 comments

Lebah

VS

Lalat

 "Jadi akhirnya, saudara-saudara,


semua yang benar,
semua yang mulia,
semua yang adil,
semua yang suci,
semua yang manis,
semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu.
Dan apa yang telah kamu pelajari,
dan apa yang telah kamu terima,
dan apa yang telah kamu dengar,
dan apa yang telah kamu lihat padaku,
lakukanlah itu."
Filipi 4:8

Mengapa Lebah cepat menemukan Bunga?


Dan
Mengapa Lalat cepat menemukan Kotoran?

Mata Lebah dibuat hanya untuk menemukan Bunga,


Mata Lalat dibuat khusus untuk menemukan Kotoran.
MENGAPA ???

Di dalam pikiran Lebah hanyalah Madu & Madu saja, tidak ada yg lain.
Sedangkan di dalam pikiran Lalat hanyalah Kotoran & Kotoran saja, tidak ada yg lain.

Maka, susah bagi lebah untuk menemukan kotoran,


tapi mudah & cepat bagi lebah untuk menemukan bunga di manapun.

Sebaliknya,
susah bagi lalat untuk menemukan bunga,
tapi mudah & cepat bagi lalat untuk menemukan kotoran di manapun.

Apa hasil akhirnya?

Lebah kaya akan madu yg sangat bermanfaat, sedangkan lalat kaya akan kuman penyakit.

Nah adik-adik,
Apa yg kita pikirkan akan menghasilkan apa yang kita liat,
& apa yang kita lihat akan menghasilkan apa yang kita peroleh.

Hidup kita sangat tergantung pada Hati & Pikiran kita.

Kalo Hati & Pikiran selalu Negatif,


maka apa saja yang kita lihat akan selalu menjadi Negatif & hasil akhirnya adalah sebuah kehidupan negatif yang penuh
permasalahan.

Kalo Hati & Pikiran selalu Positif,


maka apa saja yang kita liat akan selalu menjadi Positif & hasil akhirnya adalah kehidupan positif yang penuh
kebahagiaan.

Pilihan ada ditangan kita sendiri....

"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati & obat bagi tulang-tulang." 
Antriiiiii.....!!!!

Filipi 2:4
“dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”

“Aku duluan!” teriak seorang anak bertubuh tinggi besar dari arah belakang. Semua anak yang ada di depannya minggir karena takut ditabrak.
Hari itu di sekolah Minggu diadakan perjamuan kasih. Kakak sekolah Minggu sudah mengatur supaya anak-anak berbaris tertib, sehingga semua
dapat menikmati makanan tanpa berebut. Tetapi pagi itu Bombom bangun kesiangan, ia terlambat datang ke sekolah Minggu. Ia baru ingat bahwa
hari ini ada perjamuan kasih, sehingga ia langsung berangkat dengan terburu-buru. Sampai di sekolah Minggu ternyata anak-anak lain sedang
mengantri. “Wah, pasti sangat lama menunggu giliran. Apalagi aku dapat giliran yang terakhir.” Pikirnya dalam hati. Teman-teman Bombom
tidak berani mencegah Bombom sewaktu dia menyerobot barisan sebab tubuh Bombom yang paling besar diantara yang lain. Tiba-tiba terdengar
“Gubrak!!!” si Bombom menabrak meja dan semua makanan yang ada di meja berhamburan. Beberapa anak menangis karena kakinya kerbentur
meja. Bombom terdiam, merasa bersalah.
“Tuh kan apa kakak bilang tadi, antri! Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Bombom, kamu datang terlambat jadi tidak tahu apa yang tadi
sudah kakak jelaskan kepada teman-temanmu.” Kata kakak sekolah Minggu.
“Maafkan Bombom kak.” Sesal Bombom.
“Sekarang minta maaflah pada teman-temanmu. Tadi sebelum kita berbaris antri, kakak menjelaskan ke teman-temanmu bahwa setiap anak akan
berbaris mengantri dan mengambilkan makanan untuk teman yang tadi duduk di sebelah kanannya.” Kakak sekolah Minggu menjelaskan.
Bombompun meminta maaf kepada teman-temannya.
Nah, adik-adik, firman Tuhan yang kita baca dari Filipi 2:4 tadi dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan ingin kita tidak hanya mementingkan diri
sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain.

BISA DIPERCAYA
Matius 25 : 21

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku
akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Cemong adalah seorang pekerja di sebuah kebun mangga milik seorang kaya raya yang biasa dipanggil dengan sebutan Pak Boss.
Cemong dan temannya si Bardi dipercaya sebagai pengurus dua kebun mangga Pak Boss. Semua yang dibutuhkan Bardi dan Cemong untuk
mengurus kebun tinggal minta ke Pak Boss, pasti langsung diberi.
Suatu hari Pak Boss hendak ke luar kota untuk waktu yang cukup lama, Pak Boss tidak tahu kapan akan pulang. Pak Boss meminta
mereka berdua mengurus kedua kebun mangga itu dengan baik. Mereka boleh menjual hasil panen jika musim mangga telah tiba. Cemong dan
Bardi menyetujui permintaan tuannya. Masing-masing mengurus sebuah kebun yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Tiap pagi Cemong menyiram pohon-pohon mangga di kebun tuannya itu, ia juga membeli buku-buku tentang berkebun mangga supaya
hasil panennya banyak dan buahnya manis. Sementara si Bardi, menggerutu dalam hati,” Enak ya jadi Boss, tinggal perintah-perintah saja. Tidak
merasakan repotnya mengurus kebun. Harus bangun pagi, menyiram, membersihkan daun-daun yang berjatuhan. Aku jadi tidak punya waktu
untuk bersantai-santai.” Bardi mengurus kebun dengan berat hati.
Bulan berganti bulan; tahun berganti tahun; Cemong dan Bardi belum juga mendengar kabar tentang tuannya. Lalu datanglah seorang
laki-laki yang mengaku sebagai orang suruhan Pak Boss mendatangi mereka berdua.
“ Kenalkan Pak Cemong, Pak Bardi, saya Duta. “ Kata Pak Duta memperkenalkan diri kepada Cemong dan Bardi.
“ Oh ya Pak Duta, apakah ada yang bisa kami bantu?” Tanya Cemong dengan sopan.
“ Ah….sudahlah tidak perlu berbasa-basi. Katakan saja, ada kabar apa dari Pak Boss? Kami sudah lama mengurus kebun dan sampai saat
ini tidak pernah diberi upah.” Kata Bardi dengan marah.
“ Bardi, bukannya setiap panen kita menjual dan menikmati hasil panen kebun Pak Boss. Apakah itu tidak lebih dari cukup untuk
mengganti gaji kita?” Tanya Cemong kepada Bardi.
“ Kau sih enak Cemong, Pak Bosss memberikan kebun yang subur sehingga hasil panen kebunmu lebih banyak daripada kebun yang aku
urus.” Balas Bardi
“ Sudah-sudah,  jangan bertengkar!” sahut Pak Duta. “ Sebenarnya kebun kalian berdua sama-sama subur jika diurus dengan baik. Tapi
supaya adil Pak Boss berpesan kepada saya untuk meminta kalian bertukar kebun. Kemudian Pak Boss memberi tambahan tugas untuk Cemong
yaitu membersihkan rumah Pak Boss. Rumah itu sudah lama tidak dibersihkan, jadi mungkin sangat kotor.” Tambah Pak Duta.
“ Hahaha……sukurin!!!” teriak Bardi kepada Cemong. “ Mengurus kebun saja sudah melelahkan, apalagi ditambah membersihkan rumah
sebesar itu.” Kata Bardi lagi.
“ Tidak apa-apa, saya menerima tugas yang diberikan Pak Boss dengan senang hati.” Jawab Cemong dengan tersenyum.
Pak Dutapun pergi meninggalkan mereka berdua. Bardi sangat senang karena mendapat kebun yang subur dan menghasilkan buah
mangga yang banyak. Dan ia mengejek Cemong karena tugas Cemong tambah banyak, sementara Pak Boss belum jelas kapan akan pulang.
Sementara Cemong dengan bersemangat mulai mengerjakan tugas barunya, dan mengurus kebun yang sebelumnya diurus oleh Bardi.
Dilihatnya rumah Pak Boss memang sangat kotor dan berdebu karena sudah sangat lama ditinggal. Kemudian dilihatnya juga kebun mangga yang
dulu diurus Bardi, “Wah pantas saja hasil panennya tidak banyak. Ini bukan karena tanahnya tidak subur, tapi karena jarang disiram dan diberi
pupuk sehingga pohon mangganya kurus-kurus. Dan banyak ulat di sana-sini.” Pikir Cemong dalam hati.
Waktupun terus berlalu, Bardi mengurus satu kebun mangga, sedangkan Cemong mengurus kebun mangga dan membersihkan rumah Pak
Boss. Tapi anehnya, meski sudah bertukar kebun, tetap saja hasil panen mangga Cemong lebih banyak, buahnya lebih besar dan manis.
Hingga suatu hari yang tidak diduga oleh Bardi dan Cemong, Pak Boss pulang. Ia sangat senang karena rumahnya terurus dengan baik.
Kemudian ia memanggil Cemong dan Bardi ke rumah untuk menanyakan keadaan kebun mangganya.
“Bardi, bagaimana kebun mangga yang aku percayakan kepadamu?” tanya Pak Boss
“ Ehmmm…..bagaimana saya bisa merawat kebun mangga itu dengan baik, jika Pak Boss tidak pernah membayar gaji saya? Lagi pula
Pak Boss tidak meninggalkan uang untuk membeli pupuk dan obat pembasmi hama. Jadi panen saya tidak sebanyak dulu sebelum ditinggalkan
Pak Boss.” Jawab Bardi
“ Oh….jadi begitu. Baiklah saya minta maaf. Saya akan membayar semua gaji yang belum saya bayar selama saya pergi sebanyak 2 kali
lipat. Tapi saya mau kamu mengembalikan semua hasil panen yang sudah dihasilkan kebun mangga yang sudah kamu urus.” Kata Pak Boss.
“ Bagaimana denganmu Cemong?” Tanya Pak Boss kepada Cemong
“ Pak Boss silakan lihat sendiri hasilnya, saya sudah berusaha keras dengan sekuat tenaga saya untuk mengerjakan semua tugas dari Pak
Boss. Tapi saya minta maaf, karena beberapa kali panen mangga, uangnya saya pakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya. Saya akan ganti
nanti dengan gaji saya. “ jawab Cemong dengan ketakutan.
“ Baiklah Cemong, karena kamu telah memakai uang hasil panen itu maka saya tidak akan membayar gajimu selama saya pergi. Sebab
rumah, kebun mangga yang sudah kamu urus, dan kebun mangga yang diurus Bardi sekarang menjadi milikmu. Jadi buat apa saya memberimu
gaji jika kamu adalah pemiliknya?” Kata Pak Boss. Cemong bengong tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia sekarang bukan seorang
pekerja tapi pemilik kebun mangga dan rumah besar. Ia sekarang menjadi orang kaya. Sementara Bardi menyesal karena tidak mengurus kebun
dengan baik.

Menjadi orang yang bisa dipercaya memang tidak mudah, kadang kita harus bekerja lebih keras dari yang lain. Kadang kita harus
menahan keinginan kita demi melaksanakan tugas yang dipercayakan kepada kita. Namun ketika kita menjadi orang yang dapat dipercaya, maka
orang lain tidak akan ragu-ragu memberikan apapun yang terbaik untuk kita.
Adik-adik yang dikasihi Tuhan, menjadi orang yang dapat dipercaya dapat kita lakukan dengan melakukan hal-hal yang sederhana.
Misalnya: kerjakan tugas yang diberikan oleh orang tua dan guru dengan sebaik-baiknya, selalu berkata jujur, merawat barang-barang yang
diberikan atau ditipkan kepada kita dengan baik, dan lain-lain.
Jika kita setia dalam perkara-perkara sederhana, maka Tuhan akan mempercayakan sesuatu yang luar biasa kepada kita.

ADA UDANG DI BALIK BATU


Ada Udang Di Balik Batu
Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sudah tiga hari Sisi dan Coki tidak saling menegur. Setiap bertemu keduanya memalingkan muka. Ini terjadi sejak mereka berebut buku bacaan
punya Mirna. Tiga hari yang lalu, Mirna membawa sebuah buku bacaan yang sangat menarik. Semua teman Mirna ingin meminjamnya. Ketika
tiba giliran Sisi, Coki merebutnya sehingga mereka berdua tarik menarik memperebutkan buku itu. Karena takut bukunya rusak, Mirna
mengambilnya dan menyimpannya di dalam tas. Sisi tidak jadi membaca buku itu, demikian juga Coki.
Hari ini ibu guru mengumumkan tentang sebuah perlombaan antar kelas. Tiap kelas harus mengirimkan wakilnya dua orang, untuk mengikuti
lomba menyanyi dan bermain musik. Setelah diadakan rapat kelas, dengan berbagai pertimbangan, dan rapat kelas memutuskan Sisi dan Coki
menjadi wakil. Sisi memiliki suara yang sangat merdu, sedangkan Coki pandai bermain gitar.
Sisi merasa bingung, ia masih marah kepada Coki. Kalau berlatih dalam keadaan saling marah pasti tidak nyaman. Sementara itu kalau menang
Sisi pasti akan jadi terkenal di sekolah. Sisi mulai berfikir, “Demi menjadi artis sekolah, aku harus berbaikan dengan Coki. Berarti aku harus
minta maaf kepada Coki.”
Demikian juga dengan Coki, hadiah yang akan didapatkan apabila mereka menang sangat menarik. “Demi hadiah aku harus  berbaikan dengan
Sisi.” Kata Coki dalam hati. Ia sangat yakin akan memenangkan perlombaan itu. Suara Sisi sangat merdu, dan permainan gitar Coki belum
tertandingi di sekolah mereka.
Keesokan harinya mereka bertemu dan berbaikan. Mereka berlatih bersama demi mendapat hadiah dan menjadi terkenal.
Hari yang dinantikanpun tiba, Sisi dan Coki mengikuti perlombaan. Tetapi ... betapa sedih hati mereka berdua ketika mendengar pengumuman
pemenang bahwa nereka tidak memenangkan perlombaan itu. Sisi dan Coki saling menyalahkan dan mereka marahan lagi.

Nah adik-adik, apa yang dilakukan Sisi dan Coki sama seperti peribahasa “ada udang di balik batu” . Artinya, ada keinginan lain dibalik kebaikan
yang mereka lakukan. Sisi tidak tulus ketika mereka saling memaafkan. Mereka masing-masing punya tujuan lain. “demi mendapat hadiah dan
menjadi terkenal”,
Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan demikian kepada kita. Tuhan mengampuni dosa kita bukan karena ingin mendapat hadiah, atau pujian
dari kita. Tuhan mengampuni kita semata-mata karena Ia mengasihi kita. Ia tidak memiliki tujuan lain selain ingin kita terbebas dari hukuman
akibat dosa. Karena kasih-Nya yang begitu besar sehingga Ia rela datang ke dunia untuk menebus dosa kita. Tidak ada “udang di balik batu” dari
keselamatan yang Tuhan berikan. Hanya karena kasih-Nya kepada kita.

Mengampuni Karena Telah Diampuni

Efesus 4:32
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di
dalam Kristus telah mengampuni kamu."

Sudah beberapa hari ini Kenny sangat jengkel dengan teman sebangkunya yang bernama Vido. Vido menyembunyikan pensilnya
di belakang pintu, hingga Kenny kebingungan. Kenny tidak mau menyapa Vido lagi meskipun Vido sudah minta maaf. Tapi tak
bosan-bosannya Vido minta maaf, hingga membuat Kenny semakin jengkel.
Hari ini Kenny sudah bertekad akan memarahi Vido jika ia meminta maaf lagi. Dan benar dugaan Kenny, dari jauh Vido tampak
ceria menghampiri Kenny.
“Pagi Ken!” sapa Vido pada Kenny.
Kenny membuang muka dengan wajah cemberut.
“Masih marah ya?” kata Vido lagi, ”Maafin Vido ya? Vido menyesal, janji tidak akan mengulangi lagi.”
Kenny merasa semakin marah, diambilnya penggaris yang ada di dekatnya dan dipukulnya penggaris itu di meja. “
klak”….penggaris itu patah.
Kenny terkejut, karena baru sadar bahwa penggaris itu punya ibu guru. Kenny ketakutan bukan main. “Wah….bagaimana ini, pasti
ibu guru marah…” pikir Kenny dalam hati. Saat itulah ibu guru datang dan melihat penggaris yang ada di mejanya patah. Ibu
gurupun bertanya pada Kenny, “Kenny, kamu tahu siapa yang mematahkan penggaris ini?”
Dengan penuh rasa ketakutan Kenny menjawab,” Sssaayyaa….bu.” Kenny menundukkan kepala tanpa berani memandang ibu
guru. “Maafkan Kenny bu..” pinta Kenny kemudian.
“Baiklah, tapi sebaiknya Kenny minta maaf pada Vido, sebab ibu meminjam penggaris ini pada Vido tadi pagi.”
Ketakutan Kenny berubah menjadi rasa malu, Kenny sudah marah-marah pada Vido tadi. Dan ternyata penggaris yang
dipatahkannya itu milik Vido. Padahal sudah beberapa hari Vido minta maaf padanya, tapi Kenny tidak mau memaafkan.
Kenny melihat Vido duduk di kelas sedang membaca buku,”Vido….ehmmm….maafin Kenny ya…” kata Kenny
Vido terkejut mendengar permintaan maaf Kenny, “ Memangnya ada apa? Kok Kenny minta maaf?” Tanya Vido
“Kenny sudah mematahkan penggaris Vido tadi.” Kenny tertunduk takut Vido akan marah.
“Oh…yang tadi itu? Tidak apa-apa, yang penting Kenny tidak marah lagi ya.” Jawab Vido
Dengan keheranan Kenny bertanya,” Kok Vido tidak marah?”
“ Kenny, dosa kita yang begitu besar saja Tuhan ampuni kok. Mengapa kita tidak bisa mengampuni kesalahan kecil yang dibuat
oleh teman kita sendiri. Ya kan?” jawab Vido
“ Wah ..Vido, kamu benar…sekali lagi maafin Kenny yang kemarin tidak memaafkan kesalahan Vido padahal Vido sudah menyesal.
Kenny akan belajar untuk mengampuni orang lain.”
Mengampuni adalah perbuatan yang sangat sulit dilakukan, namun Tuhan Yesus tidak keberatan melakukannya. Apalagi demi
semua manusia yang begitu dikasihinya. Kalau dosa kita sudah diampuni Tuhan, maka kita juga harus mengampuni kesalahan
orang lain.

Menghormati Orang Tua Adalah Perintah Tuhan

Tobby sangat kesal pagi ini, dari mulai bangun pagi mama dan papa tidak henti-hentinya menyuruh ini dan itu. Padahal hari ini
Tobby sedang libur, Tobby ingin bermain ke rumah temannya.
“Huu..uh, apakah papa dan mama tuh tidak bisa mengerjakan sendiri sih?” keluh Tobby ketika diminta mama mengambilkan sabun
untuk mencuci piring. Tobby melemparkan sabun itu kepada mama, dengan kesal.
“Tobby! Mama sedih melihatmu melakukan ini.” Kata mama sambil mengambil sabun yang dilemparkan Tobby. Tobby buru-buru
pergi ke rumah Tina tanpa berpamitan pada mama dan papa.
Di rumah Tina dilihatnya Tina sedang membantu mamanya mengelap kaca.
“Tina kita main yuk!” ajak Tobby.
“Tunggu, aku selesaikan dulu pekerjaanku ini ya Tobby.” Jawab ini sambil terus mengelap kaca. Sepertinya pekerjaan itu
menyenangkan bagi Tina.
“Aku jengkel pada mama dan papa. Ini kan hari libur, tapi dari pagi aku disuruh-suruh terus.” Keluh Tobby pada Tina.
“Lalu apa yang kamu lakukan?” Tanya Tina.
“Waktu mama memintaku mengambilkan sabun untuk cuci piring, ku lempar saja.”kata Tobby dengan bangga.
“Tobby….orang tua kita sudah memberi segala yang kita perlukan. Seharusnya kita menghormati mereka. Apa yang kamu lakukan
itu sangat tidak sopan.”

Hukum Tuhan yang kelima mengatakan, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN,
Allahmu, kepadamu."
(Keluaran 20:12)
Papa dan Mama adalah orang-orang terpenting dalam hidup kita. Mama melahirkan kita dengan susah payah. Papa bekerja siang
dan malam untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Mereka mendidik dan membesarkan kita di dalam Tuhan. Sudah sepatutnya
kita hormat kepada mereka. Turutilah nasehat yang bisa kita nyatakan untuk menghormati Papa dan Mama.

BERPAMITAN ITU PENTING!!

Keluaran 20:12
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya panjang umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu kepadamu.

Coki sangat senang bersepeda dengan teman-temannya di hari libur. Hari itu, pagi-pagi benar teman-teman Coki terdengar
berteriak-teriak dari luar rumah. “Coki!!!! Ayo kita berangkat!” teriak Piko. Coki bergegas keluar dengan sepedanya, ia malas
berpamitan kepada Ayah dan Ibu.
Ketika sampai di lapangan, Coki dan teman-temannya bersepeda dengan riang gembira. Mereka bersepeda sambil bercanda,
sampai tiba-tiba…..”gubrak!!!!” Coki menabrak pagar pembatas lapangan. Coki tertimpa sepedanya sendiri, kakinya terjepit pagar
dan sepeda. Ia meringis kesakitan, tapi karena tidak tahan sakit yang dirasakannya Cokipun menangis.
Piko dan teman-teman kebingungan, mereka tidak tahu bagaimana menolong Coki. Ketika sepeda Coki di angkat oleh Piko, Coki
berteriak-teriak kesakitan, sehingga Piko membatalkan niatnya untuk mengangkat sepeda Coki. Piko meminta teman-teman
menjaga Coki, sedangkan Piko bersepeda ke rumah Coki untuk meminta bantuan.
Di rumah, Ayah dan Ibu Coki kebingungan mencari anaknya. Tiba-tiba Piko datang dengan kebingungan, nafasnya tersengal-
sengal karena habis ngebut mengayuh sepeda. “Ada apa Piko? Mengapa kamu kelihatan ketakutan nak?” Tanya Ibu Coki
“ Coki……Co..Coki…tante!” jawab Piko terbata-bata
“ Coki? Kalo Piko mencari Coki, Coki tidak ada di rumah.. Kami juga tidak tahu Coki kemana.” Ayah Coki menjelaskan.
“ Bukan Om, maksud Piko, Coki tadi bersepeda bersama kami. Tapi waktu kami sedang bercanda, Coki menabrak pagar pembatas
lapangan Om.” Kata Piko kemudian.
“Apa??? Coki…..di mana sekarang?” Ibu Coki mulai panik
“ Di lapangan Tante, saya tidak bisa menolongnya.”
Ayah dan ibu Coki segera berangkat ke lapangan untuk menolong anaknya. Di lapangan Coki menangis kesakitan. Ayah dan ibu
Cokipun segera membawa Coki ke dokter supaya segera mendapat pengobatan. Kaki Coki retak dan harus digip supaya pulih.
Coki ingat bahwa sebelum berangkat bersepeda, ia belum berpamitan kepada orang tuanya. Coki menyesal, karena tidak
menghormati kedua orang tuanya.
“Nah Coki, lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya, dan jangan lupa Coki harus berpamitan sebelum pergi. Supaya ayah dan ibu
tidak khawatir dan tahu dimana Coki.” Nasehat ibu Coki.
“Iya bu, yah, Coki menyesal. Coki tidak akan mengulangi lagi.” Jawab Coki

Menghormati orang tua adalah perintah Tuhan, ada banyak cara untuk menghormati orang tua. Taat pada orang tua, berpamitan
ketika mau pergi, tidak membantah orang tua adalah beberapa contoh cara kita menghormati orang tua kita.

Miskin Tapi Kaya

Amsal 16:17
Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur, siapa menjaga jalannya memelihara nyawanya.

Disuatu desa terpencil dipinggiran kota , tinggalah seorang anak laki-laki bersama 6 saudaranya. Anak ini bernama Miko. Kehidupan keluarga ini
terlihat sangatlah sederhana, orang tuanya hanya seorang buruh tani, kakak dan adiknya semua masih bersekolah sementara ibunya hanya seorang
ibu rumah tangga yang hanya mengurusi keluarga. Untuk membantu keuangan keluarganya setiap hari selepas pulang sekolah , Miko pergi
kepasar untuk berjualan asongan.
Pada suatu hari saat sedang menjajakan dagangannya, tiba-tiba Miko melihat sebuah bungkusan kertas koran yang cukup besar , terjatuh
dipinggir jalan, lalu diambilnya bungkusan tersebut, kemudian dibukanya bungkusan itu, namun betapa kaget dan terkejutnya ia, ternyata isi
bungkusan tersebut berisi yang sangat banyak.
Tampak diraut wajahnya rasa kebinggungan, bukan kegembiraan, karena ia yakin uang ini pasti ada yang memilikinya. Pada saat itu juga Miko
langsung berinisiatif untuk mencari sipemilik bungkusan tersebut, sambil mencari-cari si pemiliknya. Setelah beberapa waktu tidak juga
ditemukan pemiliknya, Miko duduk termenung di depan dagangannya. Miko mulai berpikir, kalau uang tersebut ia belanjakanpun tidak ada orang
yang tahu. Sehingga Miko tidak perlu berdagang asongan lagi. Namun setelah ia membayangkan kebingungan pemilik uang tersebut, maka
diurungkanlah niatnya tersebut.
Miko mulai mencari kembali si pemilik dompet, tiba-tiba ia melihat seorang ibu berlinang air mata menghampiri seorang satpam di pasar itu ,
lalu ibu ini bertanya, “Pak, apakah Bapak melihat sebuah bungkusan berisi uang? Uang itu mau dipakai untuk biaya rumah sakit, karena saya
baru saja mengalami kecelakan korban tabrak lari.” Sambil mengusap air matanya sang ibu melanjutkan,”Saat ini anak saya dalam keadaan kritis
dan harus cepat dioperasi.”
Bapak Satpam menjawab,” Saya tidak melihatnya bu, tapi mari saya bantu mencarinya.” Bapak Satpampun memakai pengeras suara untuk
menyampaikan berita kehilangan. Miko segera mendekati ibu itu dan bertanya,” Apakah bungkusan ini yang ibu cari?” Si Ibu mengangguk dan
memeluk Miko karena begitu bahagia. “Nak, pagi ini ibu baru saja menjual semua harta yang ibu miliki untuk biaya rumah sakit, Ibu sangat
membutuhkan uang ini untuk menyelamatkan jiwa anak ibu. Terima kasih nak.”
Setelah itu Miko langsung berlari pulang , sesampai dirumah ia ceritakan semua kejadian yang baru saja dialami kepada Ibu nya. Lalu ibunya
berkata , “ Benar Miko sayang, kamu tidak boleh mengambil barang milik orang lain, walau pun itu dijalanan , karena barang itu bukan milik
kita. Ibu sangat bangga pada mu nak, walau pun kita miskin , namun kamu KAYA dengan KEBAIKAN dan KEJUJURAN.”

Saat Tidak Ada Yang Tahu

Tuhan memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia.


Mazmur 33:13

Hari ini Joan bangun kesiangan, segera berlari ke kamar mandi. Tadi malam ia belajar sampai larut malam, karena jam ke-3 ada
ulangan matematika. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit buat Joan, ia harus belajar keras setiap kali ada
ulangan matematika.
Setibanya di sekolah, disapanya Ibu dan Bapak Guru yang piket, lalu dengan tergesa-gesa berlari ke kelasnya. Ia sudah berusaha
keras belajar matematika tadi malam, tapi rasa-rasanya belum cukup menguasai bahan ulangan hari ini. Karena itu Joan sudah
membuat catatan-catatan kecil yang pasti sangat membantunya nanti pada saat ulangan. “Ah…kan masih sepi. Tidak akan ada
yang tahu aku sembunyikan contekan di bawah meja.” Pikir Joan.
Saat yang ditunggupun tiba, ibu guru meminta anak-anak memasukkan semua buku dan bersiap diri menghadapi ulangan
matematika. Joan mulai berdebar-debar, takut, dan cemas apakah dapat mengerjakan ulangan kali ini.
Beberapa menit berlalu, Joan baru bisa mengerjakan 5 soal saja. Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa ibu guru dipanggil
Kepala Sekolah. Betapa senang hati Joan. Sebelum pergi ibu guru berpesan,” Ibu percaya kalian anak-anak yang jujur. Jadi, tidak
akan ada yang bertindak curang meski ibu tidak mengawasi.”
Ketika ibu guru pergi, Joan memang senang, tapi kata-kata ibu guru tidak bisa dilupakannya. Apa yang harus dilakukannya
sekarang? Kalaupun Joan menyontek, ibu guru juga tidak akan tahu. Tetapi, “Ah…tidak!” kata Joan dalam hati,” Ibu guru memang
tidak melihat, tapi menyontek adalah dosa. Meski ibu guru tidak melihat, tetapi Tuhan pasti melihatnya.”
Akhirnya Joan mengerjakan dengan segala kemampuannya sendiri.
Tuhan Tak Pernah Ingkar Janji

Renungan Harian Anak Kejadian 21:1-3. Ketika sedang asyik membaca koran, Papa tiba-tiba teringat
sesuatu. “Waduh, papa lupa, papa janji membelikan lampu senter baru untuk pak satpam” kata papa
kepada mama. “Papa ke toko lampu dulu ya ma, mau cari lampu senter dulu. Kata pak RT lampu
senter kita sering rusak. Papa sudah janji mau belikan lampu senter yang kualitas bagus” kata papa
sambil bergegas ke pergi ke toko.
Dewi melihat kejadian itu senyum-senyum saja sambil dalam hatinya dia merasa bangga dan senang
karena papanya berusaha menepati janjinya.

Adik-adik, janji itu adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan. Tuhan sendiri yang
menginginkan kita melakukan hal seperti itu, sebab Tuhan selalu menepati janji-Nya kepada kita.

Mari adik-adik kita membaca ayat Alkitab dari Kejadian 21:1-3. Tuhan menepati janjinya kepada
bapak Abraham dan ibu Sara yaitu untuk memberikan anak kepada mereka sekalipun mereka sudah
tua. Sekalipun ibu Sara sempat meragukan janji Tuhan itu, namun pada akhirnya dia percaya karena
Tuhan menepati janji-Nya.
Diskusi:

1. Apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham dan Sara?


2. Mengapa mereka percaya kepada Tuhan?
3. Mari kita buat janji untuk jadi anak yang baik dirumah dengan mendengarkan dan melakukan
nasehat orang tua dan menjadi anak yang rajin disekolah dengan belajar yang rajin dan
menghormati guru.
Doa:

Bapa disorga, puji syukur atas kasih-Mu. Aku mau belajar menepati janji. Dalam nama Tuhan Yesus.
Amin
Menepati Janji Berarti Memuliakan Tuhan

Renungan Harian Anak 1 Samuel 1:9-11. “Andi mau menelepon kak Budi ya Ma. Sahabat kak Budi
ada yang akan pergi jauh ke Papua untuk menjadi dokter.” Kata Andi kepada mama. Kemudian Andi
menelepon kak Budi. “Terima kasih ya Andi, kak Budi memang sedih, tetapi kak Budi juga bangga
karena teman kak Budi itu pernah berjanji kepada Tuhan bahwa kalau dia sembuh dari sakitnya maka
dia akan sekolah kedokteran dan melayani sebagai dokter di tempat terpencil dimana masih terdapat
kekurangan tenaga kedokteran” kak Budi menjelaskan.
Wah adik-adik, sangat mulia ya sikap sahabat kak Budi itu. Dia menepati janjinya kepada Tuhan.
Adik-adik, mari kita membaca Alkitab kita di 1 Samuel 1:9-11 dilanjutkan ayat 20-28. Alkitab
bercerita tentang Ibu Hana, Ibu hana memohon kepada Tuhan agar diberikan seorang anak laki-laki.
Ibu Hana berjanji akan menyerahkan anak itu menjadi pelayan Tuhan di bait Allah.

Nah, ketika ibu Hana mengandung lalu melahirkan anak laki-laki, maka anak itu diserahkan kepada
imam Eli untuk dididik menjadi pelayan di bait Allah. Meskipun sedih berpisah dengan anak laki-
lakinya yang masih kecil, ibu Hana tetap menepati janjinya kepada Tuhan dan dengan itu memuliakan
nama Tuhan. [KDD – www.renunganhariankristen.com]
Diskusi:

1. Apa permintaan ibu Hana kepada Tuhan?


2. Apa janji ibu Hana kepada Tuhan jika permohonannya dikabulkan?
Doa:

Bapa surgawi, ajarlah aku mengingat dan melakukan janjiku sehingga aku memuliakan nama-Mu.
Dalam nama Tuhan Yesus. Amin

Aku Akan Melakukan Janjiku

Renungan Harian Anak Bilangan 30:2. Teman-teman pasti pernah lihat di TV, kalau ada Kakak-kakak
yang jadi Dokter di daerah pedalaman perkampungan yang sangat jauh sekali, yang tidak ada listrik,
tidak ada TV, tidak ada Mall, tapi kok mereka mau ya kesana, padahal lebih enak tinggal di Kota,
semuanya ada. Tidak perlu bersusah-susah.
Nah hari ini Kakak si Andi akan berangkat ke suatu daerah yang sangat jauh. Yaitu di daerah Papua.
Aku ingin bertanya kepadanya. Wah kakak berani sekali pergi ke Papua, apakah kakak tidak takut,
kan tempatnya sangat jauh..

Jawab kakak: Sebenarnya Kakak agak takut sih. Apalagi disana berbukit-bukit, hanya pesawat kecil
yang bisa sampai sana, dan perjalanan masih jauh untuk sampai ke tujuan.

Lalu kenapa mau ke sana Kak? di Jakarta kan juga banyak Rumah sakit. Jawab aku.
Kakak mau menepati Janji kepada Tuhan, karena dulu Kakak pernah berdoa kalau Kakak akan
melayani di Papua. Tuhan saja tidak pernah melupakan janji-Nya kepada kita, jadi kita juga harus
berusaha menepati janji kita.

Ayo teman-teman, kita baca kitab di Bilangan 30:2

Firman Tuhan menegaskan agar setiap orang yang berjanji kepada Tuhan melakukan janjinya itu.
Dengan sungguh-sungguh dan memuliakan nama Tuhan dengan janjinya. Amin.
[www.renunganhariankristen.com]
Diskusi:

Teman, apa yang pernah kamu janjikan dalam doa mu kepada Tuhan?

Doa:

Tuhan Yesus aku mau selalu belajar menaati Firman-Mu, dengan melakukan apa yang pernah aku
janjikan dalam doaku. Tuhan aku butuh pertolongan-Mu, agar bisa melaksanakannya. Dalam nama
Tuhan Yesus, Amin

Tepati Janjimu, Ciri Anak Tuhan Sejati

Renungan Harian Anak Yosua 6: 20-23. Nanti Malam, aku mau diajak ke Restoran nih, sama Tante
tapi bagaimana ya. Aku sudah janji sama William dan Aan mau besuk si Bedu dia sedang sakit. Aduuh
tapi aku pengen banget makan di restoran,, gimana ya teman-teman???
Aku beritahu mama deh, kalau aku tidak bisa ikut ke Restoran dengan tanteku, nanti teman-temanku
kecewa.

Mama senang dan bangga kamu sudah berjanji, dan kamu tepati. Dan kamu tidak memilih untuk
bersenang-senang sendiri makan di restoran. Nanti mama beliin makanan kesukaan kamu ya Nak..
jawab Mama..

Wow perbuatan Rio sangat baik dan tepat . Mari kita baca Yosua 6 : 20-23

Waktu Yosua memerintahkan dua orang pengintai yang pernah berjanji menyelamatkan seorang
perempuan Yerikho bernama Rahab dan keluarganya, karena Rahab menyelamatkan mereka dari
kejaran tentara Yerikho saat mereka mengamat-amati kota Yerikho. Mereka memang jadi lebih repot
karena menyelamatkan Rahab dan keluarganya namun mereka tetap memenuhi janji mereka. [KDD –
www.renunganhariankristen.com]
Diskusi:

1. Apa janji dari dua orang pengintai itu dengan Rahab?


2. Mengapa Rahab mau menyelamatkan dua pengintai itu?
Doa :

Tuhan Yesus aku mau belajar untuk menepati janji yang telah aku buat sesulit apapun. Tolong aku
Tuhan agar aku bisa melakukannya. Dalam nama   Tuhan yesus aku berdoa. Amin.
Pakai Talentamu

Renungan Anak Matius 25: 19-30 (Pakai Talentamu). Ada seorang tuan yang sangat kaya raya. la
memiliki banyak hamba yang bekerja di rumahnya. Suatu hari ia akan melakukan perjalanan yang
jauh. Sebelum pergi, ia memanggil tiga orang hamba kepercayaannya dan membagikan uang kepada
mereka. Hamba-hamba itu mendapatkan bagian sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sang tuan berharap mereka akan mengelolanya dengan baik dan bijaksana. Kemudian tuan itu pun
pergi. Setetah beberapa waktu, tuan itu kembali. la meminta para hambanya melaporkan uang mereka.
Ternyata hanya dua hamba yang mengembangkan uangnya dengan baik. Satu hamba justru tidak
berbuat apa-apa, sehingga sang tuan sangat marah dan menghukumnya.

Teman-teman, Tuhan juga sama seperti tuan itu. Tuhan memberikan talenta kepada kita untuk kita
kembangkan. Jika kita tidak mau memakai talenta kita, maka Tuhan akan kecewa dan sedih. Tetapi
kalau kita memakai talenta kita, maka la menyediakan hadiah yang besar buat kita.

 Doa

Tuhan yang baik, aku mau memakai talentaku untuk menyenangkan hatimu. Dalam nama Tuhan
Yesus. Amin.

Pakai Talentamu

Renungan Anak Yohanes 14: 15-18 (Tidak Ditinggalkan). Olla memandang seorang anak kecil yang
tampak bahagia di depannya. Anak itu sedang bermain bersama mama dan papanya. Wajahnya begitu
ceria dan tertawa senang. Hati Olla mendadak sedih. Beberapa bulam lalu banjir bandang menerjang
kampungnya. Orang tuanya terseret arus dan meninggal. Olla beruntung karena masih selamat, tetapi
sekarang ia menjadi yatim piatu.
Teman-teman, ada banyak anak yang tidak punya orang tua. Ada banyak bayi yang dibuang oleh orang
tuanya. Jika hari ini kita masih punya mama dan papa, itu adalah bukti kasih Tuhan kepada kita.
Tuhan Yesus pun berjanji tidak akan meninggalkan kita sendirian. Pada waktunya nanti, la akan
datang kembali dan menjemput kita. Asalkan kita jadi anak yang baik dan taat firman-Nya, la akan
membawa kita masuk ke surga.

 Doa

Bapa surgawi, aku percaya Engkau tidak akan meninggalkan aku sendirian. Dalam nama Tuhan Yesus,
Amin.

Salomo Yang Bijaksana

Bahan Cerita Sekolah Minggu 1 Raja-raja 3:4-15. “Aku mau bakso, roti, es krim, permen, cokelat
semuanya” teriak Budi ketika ada di festival makanan. Di festival itu memang ada banyak sekali
penjaja makanan yang enak-enak. Nah coba adik-adik bayangkan, kalau misalnya semua makanan
ditempat itu boleh kalian ambil gratis, apa yang akan kalian lakukan? Apa seperti Budi yang
mengambil semuanya? Atau mengambil secukupnya?
Didalam firman Tuhan yang sudah kita baca di 1 raja-raja 3 itu, Raja Salomo punya kesempatan untuk
meminta apa saja kepada Tuhan. Kalau adik-adik mau minta apa sama Tuhan? Nah Salomo berbeda,
Salomo tidak meminta uang yang banyak, tidak minta kekayaan, tidak minta umur panjang, tapi
Salomo meminta hikmat dari Allah. Allah sangat senang mendengar permintaan Salomo. Oleh karena
itu Tuhan memberikan Hikmat kepada Salomo, tapi bukan hanya itu Tuhan juga memberikan
kekayaan, kemulianan dan umur panjang.

Hari ini kita mau belajar dari raja Salomo untuk meminta apa yang paling baik untuk keluarga kita,
bukan hanya baik untuk diri kita sendiri. Tuhan juga menginginkan agar kita baik juga terhadap orang
lain.

Diskusi

1. Apa yang diminta oleh Salomo kepada Tuhan?


2. Apa yang diberikan Tuhan kepada Salomo?
Doa

Tuhan Yesus, tolonglah aku supaya aku tidak serakah tetapi supaya aku bisa berbagi juga dengan
teman-teman yang lain. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin

Anda mungkin juga menyukai