"Tapi bagaimana caranya? Kita memang sudah pasti kalah, karena kita merangkak
dengan lambat," kata siput yang lain.
Akhirnya datang hari perlombaan. Semua siput sudah siap di posisinya masing-
masing. Penonton bersorak sorai. Ada yang mendukung kancil, ada juga yang
mendukung siput. Hingga bendera diangkat, tanda lomba dimulai.
Begitu lomba dimulai, Kancil berlari dengan sangat kencang. Semua tenaga ia
kerahkan agar bisa memenangkan perlombaan itu. Tapi setelah berlari sekian
kilometer, napasnya mulai terengah-engah dan memutuskan untuk beristirahat di
bawah pohon.
"Siput!" kata Kancil.
Kancil lalu berlari kencang meninggalkan siput itu. Dia mulai kehabisan tenaga
ketika sampai di pohon besar yang rindang. Kancil kembali duduk untuk beristirahat.
Tapi Siput datang melewatinya.
"Siput!" kata Kancil.
mang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan
sifatnya sangatlah tidak menarik.
Setiap hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit
pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia
hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil sempurna.
Ibunya Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang.
Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.
Ibunya Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan
di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.
Mendengar hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo'a. Secara
perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya.
Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus
mengeluarkan air mata.
Pesan moral: Menyiratkan nasihat agar senantiasa hormat dan berbakti kepada orang tua.
Dongeng tersebut dikutip dari buku yang berjudul Batu Menangis oleh Noor H. Dee.
Tak berselang lama, ayahnya pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat
menyedihkan. Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh
pekerjaan rumah termasuk mencuci baju.
Suatu hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun
bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia
menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang
Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti.
Setelah selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya
hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan
labu kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia
beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan.
Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-
pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu
itu malah berisi ular.
Bawang Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka
karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari
semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf.
Pesan moral: Tidak boleh berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat serakah.
5. Petani Serakah
Pak Petani selalu ingin mendapatkan banyak uang. Pada musim semi, ia berseru kepada
Tuhan, "Jika hari cerah, aku akan menuai gandumku."
Pada hari berikutnya, matahari bersinar cerah. Pak Petani pun menuai sebagian gandumnya.
Setelah itu, ia berseru kepada Tuhan lagi, "Seandainya hari ini hujan, pasti baik untuk
gandumku yang lain."
Esok harinya turun hujan. Pak Petani berkata, "Jika hujannya lebih lebat, gandumku pasti
lebih cepat tumbuh". Pada hari berikutnya hujan kembali turun.
Musim panas tiba, Pak Petani memanen gandum dan menumpuknya menjadi satu di ladang.
Selesai bekerja, Pak Petani berkata, "Tuhan, seandainya Kau memberi lebih banyak
hujan pasti hasil panenku jauh lebih besar dari ini."
Musim panas masih berlangsung. Pak Petani ingin segera menanam gandum. Ia berseru
dengan kesal, "Mengapa Engkau tidak memberiku lebih banyak hujan, Tuhan? Berilah hujan
sehingga aku bisa menanam gandum dan memanennya!"
Tuhan kemudian menurunkan hujan yang sangat lebat hingga berhari-hari. Banjir melanda
ladang Pak Petani. Seluruh gandum Pak Petani hanyut terbawa air.
Pesan moral: Selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Nikmatilah apa yang
ada.
6. Timun Emas
Ilustrasi Dongeng Pengantar Tidur/Foto: Tim HaiBunda
Mbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan ia tidak dikarunia
seorang anak pun. Kesehariannya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah.
Kemudian menjualnya ke pasar.
Setiap hari Mbok Sirni selalu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Suatu
hari, saat sedang berdo'a tiba-tiba datang raksasa bermuka hijau bernama Buto Ijo.
"Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat. Setelah berusia enam tahun, anak itu
harus kamu berikan lagi kepadaku," kata Buto Ijo.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni pun menyetujuinya. Buto Ijo memberikan bibit timun untuk
ditanam. Katanya salah satu dari timun itu nanti ada timun paling besar berwarna emas.
Timun itulah yang berisi bayi.
Benar saja, dua minggu setelah bibit timun ditanam, Mbok Sirni menemukan timun yang
paling besar diantara timun lainnya dan berwarna emas. Ketika dibelah, berisi bayi
perempuan yang kemudian diberi nama Timun Emas oleh Mbok Sirni.
Beberapa tahun berlalu, Timun Emas dan Mbok Sirni selalu bersama sampai tiba saatnya
Buto Ijo datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas
lalu ia berdo'a agar selalu bersama. Kemudian datanglah seorang petapa yang memberinya
bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Ketika Buto Ijo mengejar Timun Emas, satu persatu bungkusan tersebut ditabur hingga
menghalangi langkah Buto Ijo. Bungkusan terakhir berisi terasi yang ditabur ke arah Buto Ijo
berubah menjadi lumpur panas hingga Buto Ijo meninggal.
Timun Emas pun terbebas dari Buto Ijo. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia kembali
bersama Mbok Sirni.
Cerita ini dikutip dari buku berjudul Kumpulan Cerita Rakyat #1 oleh Ali Muakhir.
Pesan moral: Tidak boleh berniat jahat terhadap orang lain karena hal itu akan berbalik
kepada diri sendiri.
Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit
angkuh di pagi hari itu.
"Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil
tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."
Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.
"Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh
dan memakan ikan sebesar itu!"
Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran
sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang
Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di
pinggiran sungai.
Pesan moral: Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh, Bunda. Karena sifat
ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri sendiri.
Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut
untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat
itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu.
Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang
mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang
batang pohon.
Seketika Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang
tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat
seluruh kawanan lebah yg berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang Beruang.
Beruang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya
dengan cara menyelam ke dalam air sungai.
Pesan moral: Hal yang dapat dipelajari dari kisah beruang dan lebah ini adalah lebih
bijaksana untuk menahan diri ketimbang menambah masalah karena melampiaskan emosi.
"Angsa ajaib," kata petani. la segera membawa telur emas itu ke pedagang emas di pasar
untuk mengetahui apakah telur tersebut benar-benar emas.
"Ini emas murni," kata pedagang emas. Pedagang tersebut membelinya dengan uang yang
banyak. Sejak saat itu, angsa setiap hari mengeluarkan telur emas. Kini, petani telah memiliki
selusin telur emas. Namun, petani itu masih belum puas.
"Aku akan kaya raya. Tapi, aku ingin angsa mengeluarkan lebih banyak telur emas setiap
hari agar aku cepat kaya," kata petani.
Setelah angsa mengeluarkan telur emas yang banyak dalam sehari, petani masih belum puas
juga.
"Angsa itu mengeluarkan banyak telur emas. Aku tidak akan menunggu besok. Aku ingin
cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil seluruh emas dalam
tubuhnya," pikir petani.
Petani itu akhirnya menyembelih angsa, namun betapa kagetnya dia. Alih-alih menemukan
banyak telur emas, justru dia tidak menemukan satupun di dalam tubuh angsa.
Kini, petani hanya bisa menyesal. Karena serakah, dia telah menyembelih angsa. Andai saja
tidak menyembelih angsa itu, pasti masih bisa mendapatkan telur emas. Itulah akibat dari
keserakahan.
Pesan moral: Cerita ini mengajari anak untuk tidak menjadi orang yang serakah, Bunda.
Untuk meraih kesuksesan, diperlukan kerja keras dan kesabaran. Orang yang serakah dan
tidak sabar hanya akan mendapat kerugian.
Lalu dibawa pulang, ditunjukkan pada istri dan anak laki-lakinya. Mereka sepakat untuk
menjual tongkat tersebut, nanti uang itu akan digunakan untuk modal usaha.
Berangkatlah sang anak ke seberang pulau. Setelah tongkat itu terjual, sang anak
mendapatkan beratus-ratus keping emas. Bukannya pulang ke rumah, ia malah pergi berlayar
untuk berdagang. Kedua orang tuanya terus menunggu dan mengira kalau putra mereka
sudah tewas.
Beberapa tahun berlalu, datanglah kapal mewah milik saudagar kaya bersama 15 orang
istrinya. Sang anak pun menghampiri kedua orang tuanya sembari memberikan sekantung
uang, tetapi salah satu istrinya merasa tidak senang.
Ketika ditanya siapa kedua orang itu, ia menjawab mereka adalah pengemis. Jawaban ini
terdengar oleh kedua orang tuanya.
Terjadilah badai, kapal yang ditumpangi sang anak dan para istrinya pun karam. Bangkai
kapal yang mewah menjelma menjadi sebuah pulau. Konon sang saudagar bersama para
istrinya menjelma menjadi monyet penunggu pulau yang diberi nama Pulau Kapal tersebut.
Pesan moral: Tidak boleh menyakiti hati kedua orang tua. Cerita ini berasal dari Bangka
Belitung.
Saat musim panen, diadakanlah adu silat. Giran dan Kukuban pun bertanding, mereka sama
kuatnya. Namun Kukuban kalah dan merasa dendam kepada Giran.
Beberapa hari kemudian, Datuk Limbatang datang meminang Sani untuk Giran tapi Kukuban
menolaknya. Sani dan Giran pun bersedih, mereka bertemu di sebuah ladang untuk mencari
solusi. Sepotong ranting berduri tersangkut pada sarung Sani hingga melukai pahanya.
Giran berniat mengobati luka itu dengan ramuan. Tiba-tiba warga datang menuduh mereka
telah melakukan perbuatan terlarang sehingga harus dihukum. Betapapun Giran dan Sani
mencoba membela diri, warga tidak menghiraukannya.
Sebelum dihukum, Giran berdoa kalau mereka bersalah, ia rela tubuhnya hancur di dalam
kawah gunung. Tetapi jika tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilan
menjadi ikan.
Setelah Giran dan Sani melompat ke kawah, gunung itu pun meletus. Bujang Sembilan pun
menjelma menjadi ikan. Letusan gunung Tinjau itu membentuk kawah luas yang berubah
menjadi danau yang diberi nama Danau Maninjau.
Pesan moral: Dari cerita ini tersirat pesan moral bahwa tidak baik menyimpan dendam dan
prasangka buruk terhadap orang lain. Cerita ini berasal dari Sumatera Barat.
Perempuan itu diberi nama Pandora. Zeus mengirim Pandora turun ke bumi dan
menikahkannya dengan Epimetheus. Zeus melakukan semua ini untuk balas dendam kepada
Promotheus. Promotheus telah memberikan api kepada manusia tanpa izin Zeus.
Zeus memberikan sebuah kotak yang dikunci kepada Pandora dan memintanya berjanji untuk
tidak membuka kotak itu. Ia juga memberikan kunci kotak itu kepada Epimetheus dengan
pesan yang sama. Zeus yakin bahwa Epimetheus dan Prometheus tidak akan membuka kotak
itu.
Pandora penasaran, ia ingin tahu apa yang ada di dalam kotak yang terkunci rapat itu. Ia
meminta kunci kepada suaminya, namun Epimetheus tidak memberikannya.
Pandora terdiam, Namun, rasa ingin tahunyaa tidak bissa dibendung. Ketika Epimetheus tidur
lelap, Pandora mengambil kunci dan membuka kotak itu. Dari dalam kotak keluarlah segala
macam penyakit, iri hati, kebencian, kejahatan, dan semua hal yang buruk itu telah terbang ke
dunia.
Epimetheus terbangun oleh tangisan Pandora. Pandora menceritakan apa yang terjadi. "Aku
tidak dapat menangkap mereka. Lihatlah kotak ini sekarang kosong."
Pandora membuka kotak dan menunjukkannya kepada suaminya. Seekor kumbang kecil
terbang keluar sebelum Pandora sempat menutup kota itu kembaali.
Kumbang kecil itu terbang mengelilingin Pandora. "Aku adalah harapan," kata kumbang itu.
"Aku berterima kasih kepadamu karena telah membebaskanku. Aku akan turun ke bumi
menyertai mereka." Kumbang kecil itu pun melesat turun ke bumi.
Pesan moral: Meskipun di dunia disertai oleh iri hati, kejahatan, dan kebencian, tetap ada
harapan bersama mereka, Bunda.
Keluarlah ia dari kandangnya, melihat matahari yang cantik dan bersinar. Ia berfikir bahwa
matahari cocok untuk menjadi ibunya, lalu bertanya kepada matahari, "Wahai Matahari
maukah kau menjadi ibuku?"
Lalu Matahari berkata, "Jangan. Kalau datang awan, nanti ditutupnya aku, maka hilang
cahayaku."
Lalu Kucing Kuning bertanya kepada awan, "Wahai Awan maukah kau menjadi ibuku?"
Awan berkata, "Jangan. Nanti datang angin itu, diembuskannya aku, maka aku akan terbang
ke mana-mana sampai tidak kelihatan."
Gunung berkata, "Jangan, nanti datang tikus itu dilubanginya aku, maka aku akan
hancur." Lalu ia bertanya pada Tikus, "Tikus maukah kau menjadi ibuku?"
Tikus berkata, "Jangan, nanti datang Kucing Hitam itu, dimakannya aku dan anak-
anakku." Kemudian Kucing Kuning pun berpikir dan merasa bahwa ibunya lebih hebat dari
yang lain dan tidak ada yang bisa menggantikan ibunya.
Pesan moral: Cerita ini dapat mengingatkan Si Kecil pentingnya rasa syukur atas segala
sesuatu yang dimilikinya, Bunda.
Tapi ayah Meri sangat malas tidak mau bekerja, sehingga membuat mereka tidak punya
cukup uang untuk membeli bahan makanan. Akhirnya, saat musim dingin tiba Meri keluar
rumah dan menjual korek api.
Meri tidak pantang menyerah, walaupun kedinginan dan bajunya tidak tebal. Sudah beberapa
hari korek apinya belum ada yang terjual. Hari semakin malam dan ia duduk di depan toko
sambil menahan dingin dan lapar.
Akhirnya, ia menyalakan korek api untuk menghangatkan tangan sampai korek api itu habis
dan Meri pingsan karena kedinginan. Esoknya warga menemukan Meri pingsan dan
menyesal tidak membeli korek api Meri.
Pesan moral: Betapa pentingnya saling menolong. Jika mampu, sudah sepatutnya kita
menolong tetangga, teman, dan orang-orang di sekitar.
Setelah mendapatkannya, mereka langsung membagi dua pohon pisang tersebut untuk
ditanam di rumah masing-masing. Kera mengambil bagian ujung, sedangkan Kura-kura
diberi bagian pangkal pohon.
Seiring dengan berjalannya waktu, pohon pisang yang ditanam oleh Kura-kura telah tumbuh
tinggi dan berbuah lebat. Sementara itu, pohon pisang yang ditanam oleh Si Kera tidak
tumbuh.
Saat Kera berkunjung ke rumah Kura-Kura untuk melihat pohon pisangnya, Kura-kura
meminta tolong Kera untuk mengambil buah pisangnya. Namun, sangat disayangkan, Kera
dengan serakah memakan banyak buah pisang Kura-kura sendirian dan akhirnya sakit perut.
Setelah kejadian tersebut, Kera merasa bersalah dan meminta maaf kepada Kura-kura.
Walaupun pernah disakiti, Kura-kura tetap memaafkannya dan tetap menjadi sahabat Si Kera.
Selain selalu berbagi dan tidak serakah, dongeng ini juga mengajarkan anak untuk
memaafkan.
Hari berlalu, Amat Mude beranjak dewasa. Ia memancing ikan di sungai kemudian dijual
kepada sahabat ayahnya yang merupakan saudagar kaya. Ternyata ketika ikan-ikan tersebut
dipotong, di dalamnya terdapat emas murni.
Amat Mude dan ibunya pun menjadi orang kaya berkat telur ikan emas itu. Cerita ini pun
sampai ke telinga Raja Muda. Ia memerintahkan Amat Mude memetik kelapa gading untuk
mengobati penyakit istri Raja Muda. Konon kelapa gading tersebut terletak di sebuah pulau
yang dihuni binatang buas.
Dengan ketulusan hatinya, Amat Mude tetap pergi untuk memetik kelapa gading tersebut.
Saat tiba dipinggir pantai, ia bertemu dengan ikan besar, Raja Buaya, dan seekor Naga besar.
Singkat cerita, Amat Mude pun menemukan kelapa gading itu dibantu oleh ikan besar, Raja
Buaya, dan Naga.
Saat memetik kelapa gading itu tiba-tiba terdengar suara perempuan. "Siapa pun yang
berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan menjadi suamiku," kata perempuan bernama
Putri Niwer Gading yang cantik jelita. Amat Mude pun menikah dengan Putri Niwer Gading.
Akhirnya mereka kembali ke istana dan Amat Mude dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas
atas perintah Raja Muda.
Pesan moral: Cerita rakyat ini mengajarkan kalau menolong orang harus diiringi ketulusan
hati. Meskipun diperlakukan buruk tetap bersabar dan selalu berusaha berbuat baik.
Sore harinya, Pak Tani pemilik ladang datang ke ladang dan sangat marah melihat timun-
timunnya telah habis dan ladangnya berantakan. Esoknya Kancil datang lagi ke ladang untuk
meminta maaf dan berusaha menyentuh kaki Pak Tani.
Ternyata yang disentuhnya bukanlah Pak Tani melainkan orang-orangan sawah yang sudah
dilumuri oleh getah pohon, sehingga membuat Kancil terperangkap dan tidak bisa berjalan.
Saat Pak Tani datang, Pak Tani langsung menangkap Kancil dan membawa Kancil pulang ke
rumah dan mengurungnya dengan rasa marah.
Pesan moral: Nasihat dari cerita ini untuk Si Kecil adalah jangan mengambil milik orang
lain tanpa izin, sebab itu merupakan perbuatan mencuri dan akan membuat orang yang dicuri
marah.
Beberapa bulan berlalu, musim kemarau belum juga berakhir. Tiba-tiba seorang anak kecil
menemukan buah berbentuk bulat sebesar labu. Tidak ada satu orang pun yang mengenali
buah itu bahkan raja pun demikian.
Saat seluruh penduduk berkumpul, tiba-tiba terdengar suara dari angkasa bahwa buah itu
adalah jelmaan dari si Beru Dayang. Suara itu memerintahkan para penduduk untuk
menanam buah tersebut agar tidak lagi ada yang kelaparan. Ia juga meminta dipertemukan
dengan ibunya yang menjelma menjadi ikan.
Raja pun memerintahkan penduduk desa menanam buah tersebut dan memanennya setelah
tiga bulan. Buah itu kemudian dijemur, ditumbuk, dan dimasak. Rupanya buah itu adalah
padi. Untuk mempertemukan si Beru Dayang dengan ibunya, masyarakat Tanah Karo
menyantap makanan bersama ikan.
Pesan moral: Penting bekerja sama dalam mengatasi masalah. Cerita ini berasal dari
Sumatera Utara.
Dahulu kala ada seorang Raja dan Permaisurinya yang mendambakan kehadiran seorang
buah hati. Mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Hingga akhirnya, Raja memutuskan
untuk bertapa di hutan. Di sana Raja terus berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa
untuk segera dikaruniai seorang anak.
Tak lama setelah itu doa sang Raja pun terkabul. Permaisuri hamil dan melahirkan seorang
bayi perempuan yang cantik jelita. Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga
bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja.
Sang Putri hidup dalam kemewahan dan sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Apapun
yang ia mau harus selalu dituruti. Oleh karena itu ia tumbuh menjadi gadis yang sombong
dan angkuh.
Suatu hari menjelang tahun sang Putri yang ketujuh belas, Raja pergi berkelana ke penjuru
negeri demi mencari kado istimewa untuk anak gadisnya itu.
Di sebuah desa ia bertemu seorang pengrajin tua. Raja membeli sesuatu paling berharga dari
pengrajin tersebut.
"Ini adalah sebuah kalung istimewa, terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Tak
pernah kulepaskan kepada siapapun kecuali Yang Mulia," ujarnya sembari terbatuk-batuk.
"Terima kasih, Pak Tua. Anakku pasti senang sekali dengan hadiah indah ini," ucap sang
Raja penuh haru.
Tepat di hari ulang tahun sang Putri, semua rakyat berkumpul dan berpesta di istana. Raja
dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah kalung permata warna-warni.
"Anakku, ini hadiah untukmu. Lihat, indah sekali, bukan? Kamu pasti menyukainya," kata
Raja.
Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri
menolak mengenakan kalung itu.
Raja dan Permaisuri terkejut dengan sikap putrinya, namun mereka berusaha membujuknya.
"Tidak! Aku tidak suka kalung ini, Ayah! Jelek sekali dan terlihat murah," teriaknya sambil
melempar kalung itu ke lantai hingga permatanya tercerai-berai.
Raja dan Permaisuri sangat sedih. Tiba-tiba Permaisuri menangis terisak. Perlahan tangisan
Permaisuri semakin menjadi dan menyayat hati.
Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih dan kecewa melihat tingkah laku
Putri yang mereka sayangi.
Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Air tersebut
menghanyutkan permata-permata yang berserakan hingga membentuk sebuah danau.
Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna permata kalung yang dibuang sang Putri.
Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga Warna.
Suatu hari, ada Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena
makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Kancil pun pergi untuk mencari di luar
kawasannya.
Saat dihadapkan dengan sungai yang harus disebranginya, Kancil mendapati banyak sekali
buaya yang sedang kelaparan. Saat mendekati tepi sungai, ia pun memerintahkan kepada
Buaya untuk memanggil kawanannya sebab Raja Hutan akan memberi mereka makan.
Kawanan Buaya itu pun diminta berbaris ke permukaan karena jumlah mereka hendak
dihitung Kancil. Buaya pun menuruti perintah Kancil. Tapi ternyata itu hanyalah tipu daya
Kancil agar ia dapat menyebrangi sungai tanpa cengkraman para Buaya.
Pesan moral: Cerita yang sudah tidak asing ini mengajarkan bahwa kecerdikan dapat
mengalahkan kekuatan.
Seiring berjalannya waktu mereka memiliki dua orang anak. Setelah anak pertama beranjak
remaja, ia ditugaskan mengantar nasi dan air tajin kepada ayahnya di ladang. Satu waktu, si
istri tidak menyediakan air tajin seperti biasanya.
Suaminya merasa kesal dan berucap kalau istrinya adalah seekor ikan. Si suami telah
melanggar janjinya. Istrinya meninggalkan mereka. Terjadi hujan deras sampai kampung
tersebut dilanda banjir. Seluruh penduduk kampung tenggelam termasuk si suami beserta dua
anaknya. Genangan air itu menjadi besar dan disebut dengan Danau Toba.
Pesan moral: Dapat dijadikan pembelajaran ialah pentingnya menepati janji. Cerita Danau
Toba ini berasal dari Sumatera Utara.
Bagaimana, Bunda? Deretan dongeng di atas sangat menarik untuk dibacakan, bukan? Jangan
lupa bacakan kisahnya yang penuh dengan moral dongeng dan makna kepada buah hati!
Pilihan Redaksi Bunda,
yuk dow
nload ap
likasi
digital
Allo
Bank di
sini.
8 Cerita Si Kancil Terbaik, Penuh Pesan
Moral untuk Dongeng Sebelum Tidur
Jangan lupa simak juga video dongeng anak sebelum tidur paling populer berikut ini:
(mua/fir)
Simak Video di Bawah Ini, Bun:
Autis Pada Anak: Kenali Ciri-ciri, Terapi yang Tepat hingga Tips Membesarkannya
dr. Mira Dewita, Sp.A
5 Makanan yang Dilarang Diberikan pada Anak saat Sahur dan Berbuka Puasa
dr. Mira Dewita, Sp.A
L I H A T D I S I N I B U N !
BUNDAPEDIA
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Previous
Next
C E K B U N D A P E D I A Y U K !
ARTIKEL TERKAIT
Berbagi Ceria, Pesta Klub Dongeng 'Menyihir' Anak-anak Lewat Cerita
REVIEW PRODUK
Previous
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Pigeon Baby Powder Cake, Praktis dan Cocok untuk Kulit Bayi Sensitif
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Botol Susu Anak: Pigeon PP Clear Streamline Minnie 250 ml dengan S Type Nipple
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Super Pell Anti-Bac Pouch, Bersih & Wangi Citrusnya Bikin Segar Ruangan
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Redoxon Vitamin C, D & Zinc, Membantu Jaga Daya Tahan Tubuh
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Goon Smile Baby Comfort Fit: Popok Sekali Pakai Ekonomis dengan Material Berkualitas
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Pigeon Baby Powder Cake, Praktis dan Cocok untuk Kulit Bayi Sensitif
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Botol Susu Anak: Pigeon PP Clear Streamline Minnie 250 ml dengan S Type Nipple
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Super Pell Anti-Bac Pouch, Bersih & Wangi Citrusnya Bikin Segar Ruangan
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Redoxon Vitamin C, D & Zinc, Membantu Jaga Daya Tahan Tubuh
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Goon Smile Baby Comfort Fit: Popok Sekali Pakai Ekonomis dengan Material Berkualitas
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Pigeon Baby Powder Cake, Praktis dan Cocok untuk Kulit Bayi Sensitif
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Botol Susu Anak: Pigeon PP Clear Streamline Minnie 250 ml dengan S Type Nipple
Tim HaiBunda
R EKOMENDASI PR ODUK
Review Super Pell Anti-Bac Pouch, Bersih & Wangi Citrusnya Bikin Segar Ruangan
Tim HaiBunda
Next
S E L E N G K A P N Y A
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung
sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
MOM'S LIFE
By: Tim HaiBunda
KEHAMILAN
By: Annisa Karnesyia
VIDEO
PARENTING
20 Kalimat yang Tidak Boleh Dikatakan Orang Tua, Bikin
Anak Nakal & Tidak Pintar
Ada beberapa kalimat yang harus Bunda hindari karena membuat anak menjadi
nakal dan tidak pintar. Apa aja deretannya? Simak selengkapnya di sini, yuk!
By: Mutiara Putri
MOM'S LIFE
By: Amira Salsabila
MENYUSUI
DETIKNETWORK
Pacar Ngebet Nikah Usai Lamaran, Dewi Perssik Ragu karena Trauma Cerai
Ini Potret Pernikahan Jessica Mila dan Yakup Hasibuan, dengan Diiringi
Suasana Haru Bahagia!
Wanita Ini Dijuluki Kendall Jenner Versi Kekar, Fotonya Sering Dikira
Editan
NAMA BAYI
MOM'S LIFE
KEHAMILAN
By: Instagram
MOM'S LIFE
By: YouTube
A r t i k e l L a i n n y a
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
FASE BUNDA
Cek informasi terkait fase yang sedang Bunda alami, mulai dari Program Hamil, Perkembangan Janin,
hingga Tumbuh Kembang Anak, yuk!
Fase AnakKetahui lebih jauh tumbuh kembang anak setiap bulan.Cek Yuk
Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!
HAIB UNDA SQUAD
Serunya Silaturahmi Puluhan Haibunda Squad Jabodetabek Lewat Acara Buka Bersama
REKOMENDASI PRODUK
REKOMENDASI PRODUK
Review Sabun Bayi Johnson's Milk + Rice Hair and Body Bantu Melembutkan Kulit
REKOMENDASI PRODUK
REKOMENDASI PRODUK
Review Redoxon Vitamin C, D & Zinc, Membantu Jaga Daya Tahan Tubuh
ARTIKEL LAIN
INFOGRAFIS
part of
Copyrights @ 2023 | HaiBunda. All Rights Reserved
Kategori
Kehamilan
Menyusui
Parenting
Nama Bayi
Mom's Life
Cerita Bunda
Haibunda Squad
Bundapedia
Trending
Komik
Foto
Video
Infografis
Layanan
berbuatbaik.id
Pasang Mata
Adsmart
Forum
detikEvent
detikPoint
Trans Studio
Informasi
Tentang Kami
Pedoman Siber
Disclaimer
Privacy Policy
Jaringan Media
detikcom
CNN Indonesia
CNBC Indonesia
InsertLive
Beautynesia
Female Daily
CXO Media