Dahulu k kala, ada seorang s pe etani yang sedang berjalan b m menuju sawah h miliknya. . Namun ketika k di tengah pe erjalanan dia d melihat t ada seeko or burung yang y sedan ng bertelur r. Namun setelah s ber rtelur si burung langsu ung pergi mencari makan. m Si petani p pun berfikir i ingin meng gambil telur burung tersebut dan mem mbawanya pulang untuk u dija adikan peliha araannya. Sesampain nya di rum mah, dia meletakkan n telur burung rajaw wali terseb but bersam ma telur-te elur ayam yang y sedan ng dierami i oleh induk k ayam dan otomatis telur t burun ng rajawali tersebut juga j dieram mi oleh si in nduk ayam. . khirnya si burung raj jawali tumb buh bersam ma dengan anak-anak ayam itu. Dan pada Hingga ak suatu u hari, si an nak rajawali melihat seekor s raja awali terba ang melinta as di atas si s rajawali kecil dan anak-anak ayam m, kemudian n si rajawa ali kecil berkata, wahenak sekali ya seandainya s a aku bisa terba ang!!!!. Nam mun si anak k-anak aya am tadi man njawab, su udahlah tid dak mungki in kita bisa a terbang seper rti si rajaw wali itu kita a kan hany ya seekor ayam. a Dan n si rajawali pun tidak k pernah tau t bahwa sesun ngguhnya dia adalah anak a seekor rajawali. Hingga ak khir hayatn nya dia tak pernah ta ahu bahwa seben narnya dia bisa terba ang karena ucapan-uca apan si ana ak-anak aya am.
Selesai membagi-bagikan daging, Buaya Putih dan Buaya Hitam kembali menghadap raja. Hamba telah melaksanakan tugas dengan baik, Paduka, lapor Buaya Putih. Bagus! Bagus! Kalian telah menjalankan tugas dengan baik, puji Raja. Suatu hari setelah membagikan makanan, Buaya Putih mampir ke tempat Buaya Hitam. Ia terkejut karena di sana-sini banyak bangkai buaya. Sementara tidak jauh dari tempat itu Buaya Hitam tampak sedang asyik menikmati makanan. Buaya Putih lalu mendekati Buaya Hitam. Kamu makan jatah makanan temen-teman, ya? Kamu biarkan mereka kelaparan! ujar Buaya Putih. Jangan menuduh seenaknya! tangkis Buaya Hitam. Tapi, lihatlah apa yang ada di depanmu itu! sahut Buaya Putih sambil menunjuk seekor buaya yang mati tergeletak. Itu urusanku, engkau jangan ikut campur! Aku memang telah memakan jatah mereka. engkau mau apa? tantang Buaya Hitam. Kurang ajar! ujar Buaya Putih sambil menyerang Buaya Hitam. Perkelahian pun tidak dapat dielakkan. Kedua buaya itu bertarung seru. Akhirnya, Buaya Hitam dapat dikalahkan. Buaya Hitam lalu dibawa kehadapan Raja. Beberapa buaya ikut mengiringi perjalanan.
Hikmah: Janganlah serakah, apalagi mengorbankan orang lain demi kesenangan diri sendiri.
baran ng untuk dibawa d pula ang. "Berka at kamu, aku a mendapatkan uan ng sebanya ak ini, teri ima kasih istrik ku. Tetapi s sebenarnya a para saud dagar di ko ota menging ginkan kain n seperti it tu lebih ba anyak lagi. "Baiklah akan aku a buatka an", ujar Otsuru. O Kain itu sele esai pada hari h keemp pat setelah Otsuru pi tampak Otsuru tidak sehat t, dan tub buhnya men njadi kuru us. Otsuru meminta menenun. Tetap inya untuk tidak mem mintanya me enenun lagi i. suami udagar min nta dibuatk kan kain satu s lagi untuk Di kota, Sang Sau Kimon no tuan Put tri. Jika tid dak ada ma aka Yosaku u akan dipen nggal leher rnya. Hal it tu diceritakan Yosaku u pada istr rinya. "Baik klah akan ku k buatkan lagi, tetap pi hanya sa atu helai ya a", kata Ot tsuru. Kare ena cemas dengan kon ndisi istrin nya yang makin m lema ah dan kur rus setiap habis me enenun, Yosaku berke einginan me elihat ke da alam ruang gan tenun. Tetapi T ia sangat terk kejut ketika yang dilih hatnya di dalam d ruang g menenun, ternyata seekor bangau ng mencabu uti bulunya a untuk dit tenun menjadi kain. S Sehingga ba adan sedan banga au itu ham mpir gundul kehabisa an bulu. Ba angau itu a akhirnya sadar diriny ya sedang diperhatika d an oleh Yos saku, bangau itu pun berubah w wujud kemb bali menjad di Otsuru. "Akhi irnya kau melihatnya m juga", ujar r Otsuru. "Sebenarny " ya aku adal lah seekor bangau yang dahulu perna ah Kau tolo ong", untuk k membalas s budi aku berubah b wujud menja adi manusia a dan mela akukan hal ini," ujar u Otsuru. "Berarti sudah saa atnya aku berpisah b d denganmu", lanjut Ots suru. "Maa afkan aku, ku mo ohon jangan n pergi," ka ata Yosaku u. Otsuru.
kata Aini. Ia me embuka pin ntu sangka ar. Brrrr Mungil pun n terbang. Kepak sayapnya sang gat indah. Selamat jalan, Pelangiku, kata Aini. h karena kehilangan burung k kesayangan nnya. Ia p pun mulai kelihatan murung. Ia sedih Penga asuhnya jadi sedih melihat m Ain ni seperti itu. Pakailah topi in ni. Kau aka an kelihata an seperti seora ang putri, katanya. Ia I memeper rlihatkan sebuah s topi lebar had diah ulang tahun dari i ayahnya. Aini menggelen ng. Aku kangen pad da Mungil, katanya. Oh, ituk kah nama burung itu u? tanya asuh. Aini menganggu uk. Apakah h engkau melepaskan m n Mungil? sang peng gasuh bertanya lagi. penga Ya, karena aku u tak ingin n Mungil bersedih. b I tak mau Ia u tinggal dalam d sang gkar. Kala au begitu an sedih, Aini. A Mungi il pasti se edang berg gembira. Ia a terbang sekarang. Ia senang g melihat janga pemandangan d dari angkasa. Kau ta ahu, Aini sayang. Burung B san ngat suka terbang, katanya. arkah ia ba ahagia? tanya Aini. Aku yaki in, Aini. Su uatu hari, Mungil ak kan datang. Ia akan Bena berte erima kasih h padamu. Karena K eng gkau melepa askannya, kata peng gasuhnya. Pengasuh P Aini benar. Esok harinya, Mungil M data ang menjum mpai Putri. Burung itu u berdiri di i atas caba ang pohon. Sayapnya pakkan. Lalu u Mungil be ernyanyi, T Trilili trala ala trilili tralala t A Aini terkeju ut. Namun ia senang dikep sekali. Ia senan ng melihat t burung it tu hinggap p di cabang g pohon. Burung kecilku, kau kembali! nya. Semen njak itu Mu ungil datang g setiap pa agi. Aini pu un selalu menyambutn nya dengan n gembira. serun Mung gil selalu be erkicau den ngan indah. Akhirnya Aini dan Mungil M sama a-sama bah hagia.
Lutung g Kasarun ng
Prabu Ta apa Agung menunjuk k Purbasar ri, putri bungsunya s sebagai pengg ganti. "Aku u sudah terlalu tua, saatnya s ak ku turun ta ahta," kata a Prabu Tapa. . Purbasari memiliki kakak k yang bernama Purbararan P ng. Ia tidak k setuju adikn nya diangk kat mengg gantikan Ayah A mer reka. "Ak ku putri Sulung, sehar rusnya ay yahanda memilih m a aku sebag gai pengga antinya," gerutu Purba ararang pa ada tunang gannya yan ng bernama a Indrajay ya. Kegeramannya yang sudah mem muncak mem mbuatnya mempunyai m i niat menc celakakan a adiknya. enemui seo orang nenek sihir unt tuk memant terai Purba asari. Nene ek sihir Ia me itu memanterai Purbasari sehingga saat s itu ju uga tiba-tib ba kulit Purbasari adi bertotol-totol hitam. Purba ararang jad di punya alasan a untuk mengusir r adiknya tersebut. menja "Oran ng yang dikutuk d sep perti dia tidak pan ntas menja adi seoran ng Ratu !" ujar Purbararang. Kemu udian ia me enyuruh seo orang Patih h untuk me engasingkan n Purbasar ri ke hutan. Sesampai i di hutan patih tersebut masih ber rbaik hati dengan d me embuatkan sebuah po ondok untu uk Purbasar ri. Ia pun sehati Purbasari, "Ta abahlah Tu uan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir r, Yang Ma aha Kuasa menas pasti akan sela alu bersam ma Putri". "Terima " ka asih paman", ujar Purbasari. Selama S di hutan ia punyai ban nyak teman yaitu hewan-hewa an yang se elalu baik kepadany ya. Diantar ra hewan memp terse ebut ada s seekor ker ra berbulu u hitam ya ang mister rius. Tetap pi kera te ersebut ya ang paling perha atian kepa ada Purba asari. Lutung kasar rung selalu mengge embirakan Purbasari dengan menga ambilkan b bunga bunga yang ind dah serta buah-buah han bersam ma teman-t temannya. Pada P saat malam m bulan pu urnama, Lu utung Kasa arung bersikap aneh. . Ia berjalan ke tem mpat yang sepi lalu berse emedi. Ia sedang memohon m s sesuatu ke epada Dew wata. Ini membukti ikan bahwa Lutung Kasar rung bukan n makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lu utung mere ekah dan tercip ptalah sebu uah telaga kecil, airnya jernih sekali. s Airn nya mengan ndung obat yang sanga at harum. Keeso okan hariny ya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memin ntanya unt tuk mandi di telaga terse ebut. "Apa manfaatny ya bagiku ?", pikir Pur rbasari. Ta api ia mau menurutiny m ya. Tak lam ma setelah
dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut. Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. "Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !", kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang. "Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku", kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, "Jadi monyet itu tunanganmu ?". Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana. Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.
Bende Wasiat
Harimau sedang asyik bercermin di sungai sambil membasuh mukanya. Hmm, gagah juga aku ini, tubuhku kuat berotot dan warna lorengku sangat indah, kata harimau dalam hati. Kesombongan harimau membuatnya suka memerintah dan berbuat semena-mena pada binatang lain yang lebih kecil dan lemah. Si kancil akhirnya tidak tahan lagi. Benar-benar keterlaluan si harimau! kata Kancil menahan marah. Dia mesti diberi pelajaran! Biar kapok! Sambil berpikir, ditengah jalan kancil bertemu dengan kelinci. Mereka berbincang-bincang tentang tingkah laku harimau dan mencoba mencari ide bagaimana cara membuat si harimau kapok. Setelah lama terdiam, Hmm, aku ada ide, kata si kancil tiba-tiba. Tapi kau harus menolongku, lanjut si kancil. Begini, kau bilang pada harimau kalau aku telah menghajarmu karena telah menggangguku, dan katakan juga pada si harimau bahwa aku akan menghajar siapa saja yang berani menggangguku, termasuk harimau, karena aku sedang menjalankan tugas penting, kata kancil pada kelinci. Tugas penting apa, Cil? tanya kelinci heran. Sudah, bilang saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku, antarkan ia ke bawah pohon besar di ujung jalan itu. Aku akan menunggu Harimau disana. Tapi aku takut Cil, benar nih rencanamu akan berhasil?, kata kelinci. Percayalah padaku, kalau gagal jangan sebut aku si kancil yang cerdik. Iya, iya. Aku percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti malah kamu jadi lebih sombong dari si harimau lagi. Si kelincipun berjalan menemui harimau yang sedang bermalas-malasan. Si kelinci agak gugup menceritakan yang terjadi padanya. Setelah mendengar cerita kelinci, harimau menjadi geram mendengarnya. Apa? Kancil mau menghajarku? Grr, berani sekali dia!!, kata harimau. Seperti yang diharapkan, harimau minta diantarkan ke tempat kancil berada. Itu dia si Kancil! kata Kelinci sambil menunjuk ke arah sebatang pohon besar di ujung jalan. Kita hampir sampai, harimau. Aku takut, nanti jangan bilang si kancil kalau aku yang cerita padamu, nanti aku dihajar lagi, kata kelinci. Si kelinci langsung berlari masuk dalam semak-semak. Hai kancil!!! Kudengar kau mau menghajarku ya? Tanya harimau sambil marah. Jangan bicara keras-keras, aku sedang
mendapat tugas s penting. . Tugas penting apa a?. Lalu Kancil K menu unjuk bend da besar berbentuk b bulat, yang ter rgantung pa ada dahan n pohon di atasnya. Aku harus s menjaga bende wa asiat itu. Bende e wasiat ap pa sih itu? Tanya har rimau hera an. Bende ad dalah sema acam gong yang beruk kuran kecil, tapi bend de ini bukan n sembaran ng bende, kalau dipukul suaranya s m merdu sek kali, tidak k bisa ter rlukis deng gan kata-k kata. Harimau jadi saran. Aku u boleh tid dak memuk kulnya?, sia apa tahu kepalaku k ya ang lagi pu using ini ak kan hilang penas setela ah menden ngar suara merdu da ari bende itu. i Jangan, jangan n, kata Kancil. Harim mau terus memb bujuk si Ka ancil. Setelah agak la ama berdeb bat, Baiklah, tapi ak ku pergi du ulu, jangan salahkan aku kalau k terja adi apa-apa a ya?, kata si kancil. Setelah Kancil pergi, Harima au segera m memanjat pohon n dan mem mukul bend de itu. Tapi yang te erjadi. Ter rnyata ben nde itu ad dalah sarang lebah! Nguuuung!..nguu uuung!..nguu uuung!..seke elompok le ebah yang marah keluar dari i sarangny ya karena meras sa digangg gu. Lebah-le ebah itu mengejar m d menyen dan ngat si har rimau. Tolong! Tolong g! teriak harim mau kesakit tan sambil l berlari. Ia I terus berlari b men nuju ke se ebuah sung gai. Byuur! Harimau langsung melompat m m masuk ke dalam d sung gai. Ia akh hirnya sela amat dari s serangan le ebah. Grr, awas kau Kancil! te eriak Harim mau menaha an marah. Aku diboh hongi lagi. Tapi pusin ngku kok m menjadi hilang ya?. W Walaupun t tidak men ndengar su uara merdu u bende w wasiat, har rimau tida ak terlalu kecewa, se ebab kepalanya tidak k pusing lag gi. Hahaha a! Lihatlah h Harimau y yang gagah h itu lari te erbirit-bir rit disengat t lebah, kata kancil.Binatang kecil dan lemah tida ak selaman nya kalah bukan?. Aku harap p harimau ambil manfaat dari ke ejadian ini, kata kelin nci penuh h harap. bisa menga
Aji i Saka
Dahulu k kala, ada sebuah s ker rajaan ber rnama Med dang Kamulan yang diperintah h oleh raja bernama Prabu P Dew wata Cengk kar yang bu uas s makan manusia. Setiap hari h sang raja r mema akan seora ang dan suka manus sia yang d dibawa ole eh Patih Jugul J Muda a. Sebagia an kecil da ari ke rakya at yang re esah dan ketakutan k mengungsi i secara diam-diam d daera ah lain. Di d dusun Med dang Kawit ada seoran ng pemuda bernama A Aji Saka yang sakt ti, rajin da an baik hat ti. Suatu hari, h Aji S Saka berha asil ang bapak tua yang sedang dipukuli ole eh dua ora ang menolong seora amun. Bapa ak tua yang g akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu penya terny yata pengungsi dari Medang Ka amulan. Me endengar cerita c tentang kebuasan Prabu u Dewata Cengk kar, Aji Saka S bernia at menolon ng rakyat Medang Kamulan. K D Dengan men ngenakan serban s di kepala Aji Saka a berangka at ke Med dang Kamu ulan. Perjal lanan menu uju Medan ng Kamulan n tidaklah s, Aji Saka a sempat be ertempur selama s tuju uh hari tuj juh malam dengan set tan penung ggu hutan, mulus karen na Aji Sak ka menolak dijadikan budak ole eh setan penunggu p selama sepu uluh tahun n sebelum diperbolehkan m melewati hutan h itu. Tapi berka at kesaktia annya, Aji Saka berhasil meng gelak dari elah Aji Sa aka berdoa a, seberka as sinar ku uning meny yorot dari semburan api si setan. Sesaat sete t menghant tam setan penghuni hutan sek kaligus mel lenyapkann nya. Aji Sa aka tiba di Medang langit Kamulan yang se epi. Di istana, Prabu Dewata D Cen ngkar seda ang murka k karena Patih Jugul M Muda tidak bawa korba an untuk sa ang Prabu. Dengan be erani, Aji Saka meng ghadap Pra abu Dewata a Cengkar memb dan menyerahka m an diri unt tuk disanta ap oleh san ng Prabu de engan imba alan tanah seluas ser rban yang digun nakannya. Saat S merek ka sedang mengukur tanah ses suai permin ntaan Aji Saka, serb ban terus
mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya. Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak. Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman keemasan, jaman dimana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.
menjadi seo orang putr ri. Terpeso ona oleh kecantikann nya, maka pe emuda tan ni tersebu ut meminta a sang pu utri untuk menjadi isterinya. La amaran te ersebut dit terima dengan syara at bahwa emuda itu tidak t akan mencerita akan asal-u usulnya yan ng berasal pe da ari ikan.Pe emuda tan ni itu me enyanggupi syarat tersebut. Se etelah set tahun, pas sangan sua ami istri tersebut dikarunia se eorang ana ak laki-laki i. Ia memp punyai keb biasaan buruk yaitu tidak pernah h kenyang. Ia makan semua s mak kanan yang ada. Pada uatu hari anak itu memakan semua makanan m da ari orang su tuany ya. Pemuda a itu sang gat jengkelnya berka ata: dasa ar anak ke eturunan ik kan!Pernya ataan itu denga an sendirin nya membuk ka rahasia dari isteri inya.Denga an demikian n janji mereka telah d dilanggar. Istri dan anakny ya menghilang secara a gaib. Dita anah bekas pijakan me ereka meny yemburlah mata air. y menga alir dari mata air tersebut ma akin lama makin m besa ar. Dan me enjadi sebu uah danau Air yang yang sangat s luas s. Danau itu kini bern nama Danau u Toba.
Selanjutnya ia berdiri dan berkata, Saya bisa membuat sebuah mukjizat, jika orang lain yang meletakkan biji delima ini ke kubangan kecil itu.. Saya sendiri tidak boleh meletakkan biji apel ini ke kubangan kecil itu. Hanya seorang yang belum pernah mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan haknya dari orang lain yang boleh meletakkan biji delima ini. Karena saya seorang pencuri maka harus salah satu dari kalian yang melakukannya. Pegawai Kerajaan, Pengawal Kerajaan dan Sang Raja terdiam. Situasi menjadi hening. Yang terdengar hanyalah suara burung berkicau dan lebah yang mendengung. Si Pencuri menoleh ke Pengawal Kerajaan dan memohon, Sudikah Tuan meletakkan biji delima ini ? Pengawal Kerajaan itu mulai gemetar dan berkata lirih, Biji delima itu tidak akan tumbuh, jika aku yang meletakkannya. Dulu ketika saya masih muda, saya pernah mencuri pisau dari tetangga saya. Setelah selesai berbicara, Pengawal Kerajaan itu tidak berani menatap langsung mata Si Pencuri dan memalingkan pandangannya. Lalu Si pencuri itu berpaling ke Pegawai Kerajaan dan berkata, Sudikah Tuanku melakukannya? Pegawai Kerajaan itu tampak pucat lalu menundukkan kepalanya, Saya juga tidak bisa melakukannya, katanya lirih, Saya setiap hari bekerja dengan jumlah uang yang banyak. Dan sampai saat ini saya telah banyak mengambil uang dari kas untuk kepentinganku sendiri. Kini Tinggal Sang Baginda Raja. Kata si Pencuri itu, Tuanku Baginda Raja, Tuankulah satu-satunya orang yang belum pernah mengambil barang milik orang lain yang bukan menjadi hak, Baginda. Jadi, sudikah Tuanku Raja meletakkan biji buah delima ini ? Tiba-tiba saja wajah Sang Raja menjadi pucat pasi. Ia terdiam membisu lalu menggoyangkan pundaknya. Setiap benda yang gemerlap selalu disukai anak-anak kecil, kata Sang Raja memulai ceritanya, Anak kecil selalu saja ingin tahu. Saya teringat ketika saya masih kecil. Saya waktu itu di hukum berat karena saya mengambil kalung permata kerajaan milik ayahanda dan menyembunyikannya di kamarku. Saya waktu itu tidak tahu bahwa kalung itu sangat berharga dan bernilai tinggi bagi kerajaan ini. Saya hanya melihat permata itu seperti bintang-bintang yang bercahaya dan warna-warni pelanginya akan terpancar di dinding, bila cahaya matahari menyinarinya. Setelah Sang Raja mengakhiri ceritanya, suasana menjadi hening kembali. Lalu Si pencuri memecah keheningan dengan berkata, Sang Baginda Raja, Tuanku adalah seorang yang berkuasa dan kaya raya. Tak satu pun berkekurangan. Dan sekarang tak satu pun di antara kalian mampu menumbuhkan biji buah delima ini. Oh... malang sekali nasibku. Aku yang baru akan mengambil roti, supaya rasa laparku hilang akan digantung. keluhnya. Kamu sungguh bijaksana! sahut Sang Raja tiba-tiba sambil menatap Si Pencuri yang kelihatan sangat sedih. Kamu telah menunjukkan kepada kami bahwa tak seorang pun sempurna. Jika aturan tidak ditegakkan dengan keras seperti saat ini, maka kami tak akan ada di sini bersamamu. Saya membatalkan keputusan hukum gantungmu. Kamu bebas. Dan sebagai tanda terima kasihku atas kebijaksanaan yang telah kamu bagikan kepada kami, saya menghadiahi kamu kalung permata kerajaan milik ayahandaku. Pergilah sekarang ! Kamu telah membuka mataku Dan di masa yang akan datang aturan akan disertai belaskasih. Keadilan harus tetap dijalankan.
Suatu ha ari Manggut t kelaparan n. Tetapi Manggut M m malas mencu uri makan. Akhirnya, Manggut mencuri makana an Kanca. Waktu W Kan nca menany yai kepada Manggut d di mana ma akanannya, Manggut awab dicur ri tikus. menja "Ah, man na mungkin n dimakan tikus!" ka ata Kanca. "Iya, kok k! Masa sa ama kakakn nya tidak perca aya!" jawab b Manggut berbohong g. Mulanya Kanca tid dak perca aya denga an omonga an Manggu ut. Tetapi setelah Manggut menga atakannya berkali-ka ali akhirnya a Kanca per rcaya juga. Kanca mem manggil tik kus ke ruma ahnya. "Tikus, a apakah kam mu mencur ri makanan nku?" tany ya Kanca p pada tikus. "Hahh? Mencuri? Berpi ikir saja ak ku belum pernah!" p ja awab tikus. "Ah, si tikus! Kamu ini membe ela diri saja! Sudah. Kanca a! Dia past ti berboho ong. kata Manggut. "Ya, suda ahlah! Tiku us, sebagai i gantinya ambilkan makanan di seberang sung gai sana. Tadi T aku jug ga mengam mbil makana an dari san na, kok!" ka ata Kanca menga akhiri perc cakapan. Tikus be erjalan ke tepi sunga ai. la mena aiki perahu kecil un ntuk melalu ui seberan ng sungai. Sebenarnya tik kus tahu ka alau Mangg gut yang mencuri m ma akanan. Sementara it tu, di bagian sungai yang lain, Manggut cepat-cepat men nyeberangi sungai. la hendak me emasang pe erangkap t tikus agar gkap. tikes terperang Ketika tikus s hampir mendekati m s seberang sungai, tiku us melihat kap. Tikus yakin y kalau u perangka ap itu dipa asang oleh Manggut. perangk Tiba-tib ba tikus me endapat id de. Tikus berpura-pur b ra tenggela am dalam sungai. "Aaa... Ma anggut, tolo ong aku...!" " teriak tikus. Mendengar itu t segera menolon ng tikus. Tikus meminta Manggut Manggut mengant tarkannya ke sebera ang sungai. Manggut tidak bisa a berbuat apa-apa. . la mengan ntarkan tik kus ke sebe erang sunga ai. makanan. Sesampai i di sebera ang sungai tikus mem minta Mangg gut menem mani tikus mengambil m na Manggut t tidak hat ti-hati, kak kinya terpe erangkap dalam d peran ngkap tikus s. Aduhhh h. Sakit Karen Mang ggut teriak k kesakitan n. Manggut t menyesa ali perbuat tan burukn nya dan be erjanji tid ak akan meng gulanginy a lagi.
Tentu u saja gara am yang ad da di pungg gungnya me enjadi larut t di dalam air. Beban nnya menja adi ringan. "Asyik! Jadi rin ngan!" kata a keledai ringan. Nam mun, menge etahui kele edai melaku ukan hal it tu dengan aja, tuannya menjadi marah. "Da asar keleda ai malas!" k kata tuanny ya dengan geram. g senga n harinya. keledai mendapat m tugas mem mbawa kap pas. Sekali lagi, ia berjalan Keesokan bersa ama tuanny ya melewati pegunungan. Ketika sampai di sungai, s lagi i-lagi keled dai menjatu uhkan diri denga an sengaja. . Byuuur!. Namun apa yang ter rjadi? Mua atannya menjadi ber rat sekali. Rupanya kapas itu menyerap air d dan menjad di seberat batu. Mau u tidak ma au, keledai harus ter rus berjala an dengan n yang ada a di punggu ungnya. Keledai berja alan sempo oyongan di bawah ter rik mataha ari sambil beban memb bawa beban n berat dip punggungny ya.
HIKM MAH: Berpi ikirlah da ahulu sebe elum berti tindak. Ka arena tind dakan yang ng salah akan a meny nyebabkan kerug gian bagi k kita.
berpihak kepad da kelompo ok yang me enang. Sifa at pengecu ut dan tidak berpen ndirian yang dimiliki kelela awar lama-kelamaan diketahul d o oleh kedua kelompok singa s dan kelompok k burung. hwa tidak ada gunan nya saling bermusuh han. Merek ka pun be ersahabat Mereka sadar bah kemb bali dan me emutuskan untuk mengusir kele elawar dar ri lingkunga an mereka a. Kelelawa ar merasa sanga at malu, seh hingga ia bersembuny b yi di gua-gu ua yang gel lap. la baru u menampakkan diri bila b malam tiba dengan d cara sembuny yi-sembunyi.
Singa'' ditembak pem mburu, pen nghuni huta an rimba ja adi gelisah h. Mereka Sang Raja hutan "S tidak mempunya ai Raja lag gi. Tak be erapa lama a seluruh penghuni p h hutan rimb ba berkump pul untuk memilih Raja ya ang baru. Pe ertama yan ng dicalonkan adalah Macan M tutu ul. tetapi macan m tutul l menolak. gan. meliha at manusia saja aku sudah s lari terbirit-birit. ujarn nya. "Kalau begitu Ba adak saja. "Jang kau kan k amat kuat," kat ta binatang g lain. "Ti idak-tidak. penglihat tanku kura ang baik, a aku telah menabrak pohon n berkali-k kali." "Oh! mungkin m Ga ajah saja ya ang jadi Ra aja, badan kau kan be esar.. ujar ang lain. "Aku tidak bi isa berkela ahi dan gerakanku amat lambat. sahut gaj jah. binatang-binata Binatang-binatang menjadi bingung, b mereka belu um menem mukan raja a penggant ti. Ketika ak bubar, tiba-tiba kera berte eriak. "Ma anusia saja a yang men njadi raja, ia kan ya ang sudah henda memb bunuh Singa". "Tidak mungkin,'' jawab tup pai. a perhatika an aku, aku u mirip den ngan manusia bukan? ?, maka akulah yang "Coba kalian semua cocok k menjadi raja," uja ar kera. Setelah S me elalui peru undingan, penghuni p hutan h sepa akat kera menja adi raja ya ang baru. Setelah d diangkat menjadi raja, tingkah laku kera a sama sek kali tidak seper rti Raja. Ke erjanya han nya bermal las-malasan n sambil me enyantap m makanan yang lezat-le ezat. Penghuni binatang menjadi kesal, ter rutama sr rigala. Srigala berpikir, "bagai imana si ke era bisa me enyamakan n dirinya de engan man nusia ya?. badannya b s saja yang sama, s tetap pi otaknya tidak. Srig gala menda apat ide, suatu s hari, ia mengha adap kera. "Tuanku, " sa aya menem mukan maka anan yang amat lezat t, saya yaki in tuanku pasti p suka. Saya akan antarkan t tuan empat itu." " Ujar srig gala. Tanpa a pikir panj jang, kera a, si Raja y yang ke te baru pergi bersama srigala a. h hutan, teronggok t buah-buah han kesuka aan kera. K Kera Di tengah yang tamak lang gsung meny yergap bua ah-buahan itu. Ternya ata. Si kera langsung terjeblos ke dalam h. Makanan yang disergapnya te ernyata jeb bakan yang g dibuat ma anusia. Tolong! tolong." teriak tanah kera, sambil ber rjuang kera as agar bis sa keluar da ari perangk kap. "Hahahah ha! Tak pe ernah kubay yangkan., seorang s ra aja bisa be erlaku bodoh, terjeb bak dalam peran ngkap yang g dipasang manusia. Raja sepe erti kera mana bisa a melindung gi rakyatn nya, ujar srigal la dan bin natang lainnya. Tak berapa lam ma setelah h binatang-binatang meninggalk kan kera, seora ang pembur ru datang ke tempat itu. Melihat ada k kera di dal lamnya. ia langsung membawa tangk kapannya ke e rumah.
HIKM MAH: Peria akukanlah t teman-tem man kita dengan baik, ba janga aniah somb bong dan bermalas-malasan. Jika kita somb mbong dan memperia akukan tem man-teman n semena mena, nantinya n k kita akan langan mer reka. kehila
seriga ala jahat. Srigala ter rtusuk dur ri tajam La andi Landak k. Sambil menahan m sa akit, Serig gala jahat langsu ung lari ter rbirit-birit t. Maka selamatlah La andi dan te eman-temannya. "Hore..! H Hore...! Hid dup Landi Landak!" s semua bina atang men ngelukan La andi. Landi menjadi tersip pu malu ka arenanya. "Maafkan aku Landi i, selama ini aku me enjauhimu. Padahal k kau tidak perna ah menyakitiku. Tern nyata duri tajammu itu telah menyelama atkan kita semua," s sesal Cici Kelinc ci. Akhirny ya semua yang y datan ng ke pest ta Sam Ko odok memi inta maaf pada Land di Landak karen na telah me enjauhinya kemudian mereka pu un berterim ma kasih pa ada Landi Landak L kar rena telah melindungi mereka dari serigala s jah hat. Kini. Landi L Land dak tidak merasa m kes sepian lagi i. Temannnya tidak k takut lag gi akan du urinya yang g tajam. B Bahkan mer reka merasa aman jika Landi teman berad da di dekat t mereka.
Mia da an Si Kitt ty
Mia adala ah seorang g anak yan ng baik ha ati. la ting ggal ama orangt tuanya di suatu desa. Karena ra amah dan baik bersa hati. Mia memp punyai ban nyak tema an di lingk kungan rum mah un sekolah hnya. Mia adalah ana ak terkecil diantara a 4 maupu bersa audara. Set tiap hariny ya, Mia dan n kakak-kakaknya selalu diajar ri kedisipli inan dan bu udi pekerti oleh oran ngtuanya. Mia M sanga at senang dengan binatang. b Binatang yang y ada di rumah hnya. dipeliharanya dengan d rajin. Sudah la ama Mia ingin meme elihara ku ucing, tetapi Ibuny ya melara ang binata ang peliha araan yang dipelihara a di dalam rumah r kare ena membuat rumah kotor. k dang pergi menuju sekolahnya. la pergi ke sekolah de engan berj jalan kaki. Suatu hari, Mia sed Jarak k antara r rumah dan sekolahny ya tidak te erlalu jauh h hanya 30 00 meter. Di tengah jalan, ia melihat seekor anak kuci ing yang masih m kecil terjatuh ke dalam selokan. Mia M merasa a kasihan an anak ku ucing itu. Lalu ia me engangkat anak kucin ng itu dar ri selokan dan menar ruhnya di denga tempa at yang a aman kemu udian Mia melanjutk kan perjala anannya ke sekolah. Bel tand da masuk berbu unyi. Mia dan teman-t temannya segera s mas suk ke kelas. ahnya. Mia termasuk anak a yang cerdas. la selalu masuk dalam rangking r 3 besar. Ia Di sekola sering g mengada akan kelom mpok belaj jar bersama teman-temannya a di waktu u istirahat t maupun setela ah pulang d dari sekola ah. Dalam k kelompok belajar b itu, mereka m membahas pelajaran p y yang telah mereka dapatka an dan juga membaha as pekerja aan rumah yang diber rikan oleh guru. Kriii ingg... Bel a waktu pu ulang berb bunyi! Mia dan teman n-temannya a segera bergegas b memberesk m kan bukutanda bukun nya dan seg gera keluar r ruangan. Di perjala anan pulang, ketika sedang s men ngobrol dengan teman-temanny ya. Mia melihat anak kucing yang tad di pagi dilihatnya dal lam selokan. Anak ku ucing itu m mengeong-n ngeong sam mbil terus d oleh h anak kuc cing itu_ Sesampainy S ya di ruma ah, ketika mengikuti Mia. Mia tidak sadar ia diikuti t ka arena ada anak a kucing g mengeong g sekeras kerasnya. Mia baru akan menutup pintu, Mia terkejut adari kalau u anak kucing yang dit tolongnya, mengikutin nya sampai rumah. menya Mia moho on pada Ibu unya, agar is di izinka an memelih hara kucing g kecil itu. "Tidak bol leh!, nanti hewan n itu mem mbuat kotor rumah", ujar Ibu Mia. "Tapi bu, kasih han kucing inil ia tid dak punya tempa at tinggal dan tidak k punya orangtua", kata Mia. Setelah beberapa saat, akhimya Ibu memb bolehkan Mia M memelihara kucin ng dengan syarat s bina atang itu tidak t boleh h ditelanta arkan dan janga an sampai mengotori m r rumah.
Sejak saat itu, Mia memelihara anak kucing itu. Setiap hari ia memberi minum dan makan anak kucing itu. Lama-lama Mia menjadi sangat sayang dengan anak kucing itu. Mia memberi nama anak kucing itu Kitty. Semenjak dipelihara Mia, Kitty menjadi bersih dan gemuk, bulunya yang berbelang tiga membuatnya tambah lucu. Beberapa bulan kemudian, Si Kitty menjadi besar. Suatu hari, Mia melihat seekor burung kutilang yang tergeletak di halaman rumahnya. Mia mendekati burung kutilang itu dan mengangkatnya. Ternyata burung kutilang itu terluka sayapnya dan tidak bisa terbang. Mia merawat burung itu dengan penuh kasih sayang. Si Kitty merasa cemburu karena merasa Mia menjadi lebih sayang pada burung kutilang daripadanya. Padahal Mia tetap menyayangi si Kitty. Karena merasa tidak diperhatikan lagi, setiap Mia tidak ada, si Kitty selalu menakut nakuti burung kutilang tersebut. Setelah dirawat Mia selama seminggu, burung kutilang itu jadi sembuh. Beberapa hari kemudian, ketika Mia baru pulang dari sekolah, ia melihat pintu kandang burung kutilangnya terbuka dan ada bercak darah di bawah kandang burung kutilangnya. Mia berpikir jangan-jangan si Kitty memakan burung Kutilangnya. Ketika melihat si Kitty. Mia jadi lebih curiga karena pada mulut si Kitty terdapat bercak darah. Karena saking kesalnya, Mia mengambil sapu dan mengejar si Kitty untuk dipukul. Si Kitty segera berlari masuk ke kolong tempat tidur. Ketika melihat ke kolong Mia sangat terkejut karena ada seekor ular yang sudah mati di bawah kolong tempat tidumya. Akhirnya Mia sadar, si Kitty telah menyelamatkannya dengan menggigit ular tersebut. Mia baru ingat kalau ia lupa menutup pintu sangkar burungnya. Mia menyesal ketika ingat akan memukul si Kitty. Padahal kalau tidak ada si Kitty mungkin ular tersebut masih hidup dan bisa mencelakainya. Akhirnya Mia sadar akan kesalahannya dan memeluk si Kitty dengan erat. Sejak kejadian itu, Mia jadi lebih sayang dengan Si Kitty.
Siang itu angin berhembus sepoi-sepoi. Moni duduk di dahan sambil mengantuk. Tiba-tiba perutnya berbunyi keroncongan dan terasa lapar. la membayangkan betapa enaknya bila makan buah-buahan. Tetapi la kemudian tersentak mengingat kata-kata temannya, ia dikatakan sebagai si Serakah, si Rakus. si Tukang Makan, dan sebagainya. Bahkan ia terngiang kata-kata pak tani yang memarahinya. "Awas, kalau mencuri lagi! Kubunuh. Kau! Kalau kau ingin makan buah-buahan tanamlah sendiri! Bekerja dan berusahalah dengan baik!" kata petani dengan geram. Bulu kuduknya berdiri ketika la teringat pernah dipukuli ketika mencuri pisang dan mangga di kebun pak tani. Moni kemudian berpikir bagaimana cara mendapatkan makanan agar tidak dimarahi orang. "Ah, lebih balk saya mencari sahabat karibku! Mudah-mudahan la dapat membantuku. kata Moni dalam hati. la kemudian turun dari pohon dan berjalan mencari katak sahabat karibnya. Setibanya di pematang sawah, sambil bernyanyi ia memanggil sahabat karibnya tersebut. Pung... ketipung ... pung! He... he... he...! Katak sahabatku, mengapa engkau sudah lama tak muncul? Ini sahabatmu datang! Saya rindu sekali padamu! Muncullah ... muncullah! It Mendengar nyanyian tersebut katak muncul sambil bernyayi "Teot... tent! Teot... teblung! Ini aku si Katak datang!" Aku juga rindu padamu. Bagaimana aku muncul, bila kau sendiri tak muncul? Kedua binatang tersebut kemudian berbincang-bincang untuk melepaskan kerinduannya. Pada kesempatan itu juga si Monyet menyampaikan maksudnya. "Katak sahabatku, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk menanam buah-buahan, ajak monyet. "Wah, saya setuju sekali. Tetapi buah apa ya yang paling enak dan paling mudah
ditanam?" jawab Katak. "Lebih balk kita menanam pisang saja! Bibitnya mudah didapat dan cara menanamnyapun mudah, bagaimana? kata monyet sambil bertanya. "Baiklah, saya akan mencari bibitnya. Biasanya banyak batang pohon pisang yang hanyut di sungai. Mari kita ke tepi sungai!" jawab katak sambil mengajak monyet. Mereka kemudian ke tepi sungai sambil berbincangbincang dengan akrabnya. Sesampainya di tepi sungai ia bermain-main sambil menunggu bila ada batang pisang yang hanyut. Benar juga! Tak lama kemudian ada sebatang pohon pisang yang hanyut. "Nah, itu dial" Teriak katak sambil menunjuk batang pisang yang hanyut. "Mari kita seret ke tepi! ajak moni. "Mari!" jawab katak. Mereka terjun ke sungai dan menyeret batang pisang ke tepi sungai. Sesampainya di tepi, mereka angkat batang pisang itu ke daratan. Mereka kemudian menunggu kalau ada batang pisang yang hanyut lagi tetapi tak kunjung datang. "Menunggu itu membosankan," kata monyet menggerutu. "Ya, kalau begitu besok kita ke sini lagi! Kita tunggu bila ada batang pisang yang hanyut lagi! Yang ini untukku," kata katak sambil memegang batang pisang. "Ah, jangan curang! Ini milik kita berdua. Dari pada menunggu sampai besok sebaiknya kita bagi saja batang pohon pisang ini sekarang," kata monyet. "Baiklah, kita potong saja batang pohon pisang ini menjadi dua. Kamu bagian bawah sedang saya yang bagian atas" kata katak. "Ah, jangan curang! Yang dapat berbuah kan bagian atas! Saya sangat memerlukan buah itu dari pada kamu. Nanti yang bagian bawah juga dapat berbuah," kata monyet membujuk katak. "Baiklah, kita kan bersahabat. Seorang sahabat haruslah saling mengerti dan saling menolong. Kita tidak boleh bertengkar hanya karena perkara kecil. Bawalah yang bagian atas! Saya cukup yang bagian bawah saja," kata katak penuh perhatian. Mereka akhirnya membawa bagian masing-masing ke hutan. Moni membawa batang pisang bagian atas dan katak bagian bawah untuk ditanam. Setiap sebulan sekali monyet mengunjungi katak. Mereka saling menanyakan tanamannya. "Bagaimana tanaman pisangmu?" tanya moni. "Ha... ha..., lihat saja itu! Subur bukan?! Tanamanku sangat subur. Daunnya begitu lebat. Jawab katak sambil menunjukkan tanamannya. "Bagaimana dengan tanamanmu?" tanya katak lebih lanjut. "Wah.... tanamanku juga demikian!" jawab moni membohongi temannya. la bohong karena tanamannya sudah mati. Batang bagian atas tak mungkin hidup bila ditanam. Bulan berikutnya moni datang lagi. la bertanya kepada katak tentang tanamannya. "Bagaimana tanamanmu?" tanya moni. "Wah. tanaman pisangku sangat subur, dan sekarang sudah berbuah. Bagaimana pula tanamanmu? jawab katak sambil menanyakan tanaman si Moni. "Demikian juga tanamanku, sudah berbuah. Bahkan buahnya besar-besar," jawab moni berbohong. Mereka kemudian berbincangbincang sambil bergurau. Setelah selesai, moni kembali ke hutan. Pada kunjungan berikutnya ternyata buah pisangnya sudah masak tetapi katak tidak dapat memetiknya karena tidak dapat memanjat pohon pisang tersebut. Katakpun meminta bantuan kepada moni yang sedang berkunjung. "Moni, tolong petikkan pisangku yang sudah masak itu!" pinta katak kepada moni. "Wah, dengan senang hati, marl kita ke sana!" jawab moni sambil mengajak katak. Monipun segera memanjat pohon pisang dan sesampainya di atas ia segera memetik dan mencoba memakannya. "Wah, ranum benar pisangmu!" teriak moni dari atas pohon pisang. "Hai moni, jangan kau makan sendiri saja. Cepat petikkan sesisir dulu untukku" teriak katak sambil memohon. "Ya. nanti dulu! Aku belum selesai memakannya. " sahut moni. Satu, demi satu dimakannya pisang tersebut oleh moni, setiap katak meminta ada saja jawaban si Moni. Katak tak pernah diberi. Bahkan si Katak hanya dilempari kulitnya. "Kamu lebih baik makan kulitnya saja, Tak! Ini bagianmu, terimalah! kata moni. Katakpun berang dilecehkan oleh moni. la pun berkata dalam hati untuk memberikan pelajaran kepada moni
yang serakah te ersebut. "B Baiklah, hab biskan saja a pisangku. Aku sudah h tak berm minat lagi. A Aku sudah kenya ang makan nyamuk. Makanan M ut tamaku kan n nyamuk. bukan pisa ang sepert ti makananm mu." kata katak k dengan ke esal. "Ha... ha... ha.... katak ... katak.... k salahmu send diri kamu ta ak dapat m memanjat. Kamu hanya dap pat melonc cat-loncat saja. Coba a perhatika an saya! S Saya dapat berjalan. meloncat m Makanank kupun lebih h banyak jenisnya j d daripada kamu. Kamu u lebih ba aik makan dan memanjat. nyamu uk saja. Pis sang ini seb benarnya u untukku buk kan untukm mu." kata m moni dengan n conqkak. "Dasar moni se erakah! Su udahlah. jangan ban nyak bicar ra! Cepat ha abiskan saja pisangku u! Sebentar r lagi batan ngnya akan n saya teba ang," kata ka atak dengan marah. Selesai S ber rbicara kat takpun mula ai meneban ng batang po ohon pisang gnya. Moni segera mempercep m pat makannya. Tak terasa t ia mu ulai kenyan ng dan men ngantuk. Ba atang poho on pisang mulai m bergo oyang dan ak kan roboh tetapi moni m tak d dapat men nahan kant tuknya. Le ebih-lebih go oyangannya a batang pohon p pisa ang diangg gapnya sebagai ayunan yang menin nabobokkan n. Akhirnya a ia jatuh. Perutnya terkena t uj jung pohon kayu kerin ng yang runcing dan badan nnya tertim mpa batang g pohon pisang.
Di sebuah h peternak kan yang lu uas, tingga al seorang peternak yang y berna ama Alfred d. la lebih g di panggil Paman Alfred A oleh h tetangga di sekitarnya. Setiap hari pekerjaannya memerah sering susu sapi dan memberi m sapi-sapinya s a makan, membabat m umputan untuk maka anan sapi, rumput-ru beri makan n ternak-t ternaknya yang lain. Selain itu juga me embersihka an ladang kemudian memb ng dan ga andumnya. Setelah semuanya selesai, Paman Alf fred berk keliling lad dang dan jagun peter rnakannya, melihat ap pakah ada pagar-paga p ar yang rusa ak atau tid dak. njelang ma alam hari, Paman Alf fred meras sa punggun ngnya sakit dan pega al semua. Sore men Setel lah makan malam, ia segera tid dur karena a badannya a sudah san ngat lelah. . la menghe empaskan badan nnya di tem mpat tidur rnya yang b besar dan empuk. "S Saya sangat t lelah," ke eluhnya. Tidak lama kemudian. Pama an Alfred tertidur. Di tengah tidurnya. is tiba-tib ba terbang gun mende engar ada a sesuatu d dari atap loteng rum mahnya. Pam man Alfred d merasa t terganggu tidurnya. t I Ia segera suara mengenakan san ndal dan me engambil se enter. Paman A Alfred berj jalan mena aiki tangg ga menuju atap lote engnya. Setel lah membu uka pintu lo otengnya, paman p Alfr red sangat terkejut sampai s hampir terjatu uh ke bela akang. la melihat 3 ekor rak kun yang sedang s yanyi. Kare ena kesaln nya, ia ber rteriak. "D Diam...!", 3 rakun tersebut berny tetap p bernyanyi, walaupun n sudah diu usir. Akhir rnya. Paman n Alfred kembali k ke ka amarnya. la mencoba untuk u melanjutkan tid durnya. engalami hal yang sama dengan n kemarin. Paman Esok harinya. ia me Alfre ed akhirnya a membeli racun peng gusir rakun n. Ketika malam m hari, Paman Alfre ed kembali mendengar rakun-ra akun terseb but bernya anyi. Rakun n-rakun terse ebut tidak mau men nyentuh ma akanan yang diberik kan Paman Alfred. Mereka M ta ahu kalau makanan terseb but sudah diberi d racu un. Paman Alfred A naik k ke loteng. la berteriak-tenak m menyuruh n-rakun itu u berhenti menyanyi. la juga me elempar ra akun-rakun itu dengan sandalny ya. Rakunrakun rakun n itu menge elak sambil terus bernyanyi men ngejek Pam man Alfred. . Keesokan n harinya. Paman Alf fred pergi ke perpus stakaan. la mencari buku b cara mengusir rakun n. Setelah hampir sa atu jam, b buku yang dicarinya berhasil d ditemukan. . Di buku tersebut
radio dan lainn nya. Setelah sampa ai di ruma ah, Paman Alfred m menyiapkan n radio tuanya. la mema asukkan kas set lagu ro ock ke dalam radiotap penya. Malam ha arinya, ia memasang m r radio terse ebut di lote eng. Ia me encoba untu uk tidur te etapi rasa penas saran membuat Pama an Alfred i ingin melihat keadaan n di loteng g. la kemba ali terkejut melihat rakun n-rakun ter rsebut mas sih ada di loteng. Me ereka bahkan tidak hanya men nyanyi. Mer reka juga menari-nari men ngikuti mus sik. Habis su udah kesab baran Pama an Alfred. Mukanya a meniadi merah kar rena kesal, setelah mema atikan radi io ia berte eriak seke eras-kerasn nya. "Diaam mmmm!", t teriak Paman Alfred. Setelah agak reda keke esalannya, Paman Alf fred berka ata, "Aku punya taw waran untuk k kalian. b bagaimana r tempat?, , kalian boleh menem mpati kama arku sebaga ai tempat kalian", uj jar Paman kalau kita tukar ed kepada rakun-raku un itu. Rak kun-rakun itu setuju. . Esok malam mereka a menempa ati kamar Alfre Paman n Alfred. sedang Pa aman Alfre ed tidur di d loteng. Setelah S m menyanyi da an menari akhirnya rakun n-rakun itu tertidur di d kamar Pa aman Alfre ed. ngat lelah tidak t memi ikirkan lagi tempat tidurnya. t la a tertidur Paman Alfred yang sudah san lelap di loteng. . Saking le elapnya. Pa aman Alfr red bermim mpi tentan ng rakun, is bernyan nyi dalam s seperti nyanyian n ya ang di nyan nyikan oleh 3 rakun. T Tiga rakun yang tidur di kamar mimpinya, persis n Alfred terbangun, t mereka m merasa ter rganggu da an takut m mendengar suara yang g berasal Paman dari loteng. Mer reka seger ra berlarian n keluar ru umah dan akhirnya me ereka tidak k pernah da atang lagi umah Pama an Alfred. Akhirnya sejak saa at itu, Pam man Alfred d bisa tid dur dengan n nyenyak ke ru setela ah bekerja a seharian.
Di sebuah h kerajaan n, ada seorang putri y yang berna ama Melati i Wangi. la seorang p putri yang cantik k dan pandai. Di ruma ahnya ia se elalu menyanyi. Tetapi i sayangnya a ia seorang yang som mbong dan suka mengangga ap rendah orang o lain. Di rumahn nya ia tidak pernah mau m jika dis suruh meny yapu oleh ya. Selain it tu ia juga tidak t mau jika j disuruh h belajar memasak. m "Tidak, aku u tidak mau u menyapu ibuny dan memasak m n nanti tanga anku kasar r dan aku jadi kotor r". Kata Pu utri Melati Wangi se etiap kali disuruh menyapu dan belaj jar memasa ak. M Wangi sudah dijodohkan dengan seorang pang geran yang g bernama Sejak kecil Putri Melati Pange eran Tandu uk Rusa. Pa angeran Ta anduk Rusa a adalah se eorang pang geran yang g tampan dan gagah. la selalu berburu rusa da an binatan ng lainnya tiap satu bulan di h hutan. Kare ena itu ia dipanggil uk Rusa. Tandu M Wang gi berjalan n-jalan di taman. t la m melihat see ekor kupu-k kupu yang Suatu hari. Putri Melati cantik k sekali wa arnanya. la a ingin men nangkap ku upu-kupu it tu tetapi k kupu-kupu itu segera terbang. Putri Melati Wa angi terus mengejarn nya sampai ia tidak sa adar sudah masuk ke hutan. Ses sampainya tan. Melati i Wangi ter rsesat. la tidak t tahu jalan pulan ng dan haripun sudah mulai gelap p. di hut Akh hirnya setelah terus s berjalan, ia menem mukan sebu uah gubuk yang bias sa digunak kan para pemburu p u untuk beristirahat. Akhirnya Melati Wangi W tingg gal digubuk k tersebut t. Karena tidak ada makanan Putri Mela ati Wangi terpaksa memakan m b buah-buaha an yang ada a di hutan itu. Bajun nya yang semula ba agus. kini menjadi robek r dan compang camping akibat a ters sangkut duri dan rant ting pohon. Kulitnya y yang dulu putih dan n mulus kini k menja adi hitam dan terg gores-gores s karena terkena sinar matah hari dan du uri.
Setelah sebulan berada b di hutan, ia melihat Pangeran Tanduk Rusa R datan ng sambil "Hai Tand mema anggul seek kor rusa buruannya. b duk Rusa, aku Melati Wangi, tolong t anta arkan aku pulang g." kata M Melati Wang gi. "Siapa? ? Melati Wangi? W Mela ati wangi s seorang Pu utri yang cantik dan bersih, sedang engkau mir rip seorang g pengemis s", kata Pangeran Tan nduk Rusa. Ia tidak m mengenali M Wa angi. Karena Melati Wangi te erus memo ohon, akhi irnya Pang geran Tand duk Rusa lagi Melati berka ata," Baikla ah, aku aka an membawamu ke Ker rajaan ku". . Setelah sampai di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. R Mela ati Wangi di suruh mencuci, menya apu dan memasak. m la a juga diberikan kam mar yang kecil k dan a agak gelap. "Mengapa a nasibku menja adi begini? ?", keluh Melati M Wang gi. Setelah h satu tahu un berlalu, Putri Mela ati Wangi bertekad untuk k pulang. la a merasa uang u tabung gan yang ia a kumpulka an dari has sil kerjany ya sudah mencukupi. m Sesam mpainya di rumahnya a. Putri Melati Wangi disambut gembira oleh o keluarganya yang g mengira Putri Melati Wa angi sudah meninggal dunia. Sejak itu u Putri Me elati Wangi menjadi seorang pu utri yang r rajin. la merasa m men ndapatkan pelaja aran yang sangat s ber rharga sela ama berada a di hutan dan di Ker rajaan Pangeran Tand duk Rusa. Akhir rnya setah hun kemud dian Putri Melati Wangi W dinik kahkan den ngan Pangeran Tand duk Rusa. Setel lah menika ah. Putri Melati M Wangi dan Pan ngeran Tan nduk Rusa hidup berb bahagia sampai hari tuany ya.
syik berjala an di hutan n bambu. "Ternyata e enak juga jalan-jalan n di hutan Si Kancil sedang as bu, sejuk da an begitu damai," d kat ta kancil da alam hati. Keasyikan K b berjalan me embuat ia lupa jalan bamb keluar. lalu ia mencoba m jalan pintas dengan me enerobos pohon-poho p on bambu. Tapi T yang t terjadi si kancil malah ter rjepit dian ntara batan ng pohon b bambu. "To olong! Tolon ng!" teriak k kancil. la merontaronta a. tapi sem makin ia me eronta sem makin kuat terjepit. la hanya be erharap mudah mud dahan ada binatang lain yang menolon ngnya. h dari huta an bambu. seekor ha arimau sed dang beristirahat sa ambil mend dengarkan Tak jauh kicaua an burung. Ia berkha ayal bisa b bernyanyi seperti s bur rung. ''And dai aku bisa bernyany yi seperti burun ng, tapi sia apa yang mau m mengaj jari aku be ernyanyi ya?", y tanya anya dalam hati. Sem milir angin memb buat harima au terkant tuk-kantuk. Tak lama setelah ia mendengk kur, terden ngar suara berderitderit. Suara itu semakin nyaring n karena terbaw wa angin. "S Suara apa y ya itu?" kata harimau u asti bukan suara kicauan burung, sepert tinya suara anya datan ng dari ar rah hutan "Yang pa bamb bu, lebih ba aik aku seli idiki saja." ujar si ha arimau. Sua ara semakin jelas ket tika harima au sampai di hu utan bambu u. la mend dapati tern nyata seek kor kancil sedang te erjepit dia antara poh hon-pohon bamb bu. "Wah aku beruntu ung sekali hari ini, ta anpa sudah h payah hid dangan lez zat sudah t tersedia". ajar harimau ke epada kanc cil sambil lidahnya berdecap b m melihat tub buh kancil yang gemu uk. Kancil at ketakuta an. "Apa ya ang harus kulakukan k a agar bisa lo olos dengan n selamat?" ". pikir si k kancil. sanga "Harimau u yang baik k. janganlah kau mak kan aku. tubuhku yang kecil pasti tak a akan menge enyangkanm mu." "Aku tak t perduli i. aku sudah tan ini," aj jar si hari imau. Angi in tiba-tiba lama menunggu kesempat embus lagi i. kriet....k kriet... "Su uara apa itu?", Tany ya Harimau berhe penas saran. ''Itu u suara ser ruling ajaib bku." jawab b kancil de engan cepat t. Otakn nya yang cerdik telah h menemuk kan suatu cara c untuk meloloskan diri. "Aku " berse edia menga ajarimu asa alkan engka au tidak memangsaku m u. bagaimana?" Ta anya si kanc cil.
Seruling Ajaib b
Harimau tergoda dengan tawaran si kancil. karena ia memang ingin dapat bernyanyi seperti burung. la berpikir meniup seruling tidak kalah hebat dengan bernyanyi. Tangan si kancil purapura asyik memainkan seruling seiring dengan hembusan angin. Sementara harimau memperhatikan dengan serius. "Koq lagunya hanya seperti itu?", Tanya harimau. "ini Baru nada dasar", jawab kancil. "Begini caranya. coba kau kemari dan renggangkan dulu batang bambu ini dari tubuhku''. kata si kancil. Harimau melakukan apa yang dikatakan kancil hingga akhirnya kancil terbebas dari jepitan pohon bambu. ''Nah, sekarang masukkan lehermu dan julurkan lidahmu pada batang bambu ini. Lalu tiuplah pelan-pelan". Kancil menerangkan dengan serius. "Jangan heran ya, kalau suaranya kadang kurang merdu, tapi kalau lagi tidak ngadat suaranya bagus Iho." ''Untung ada si harimau, hmm bodoh sekali dia. many ada seruling ajaib." kata kancil dalam hati. "Harimau yang telah terjepit di antara batang bambu tidak menyadari bahwa is telah ditipu si kancil. ''Kau mau pergi kemana. Cil?", Tanya harimau. "Aku mau minum dulu. tenggorokanku kering karena kebanyakan meniup seuling." jawab si kancil. "Masa aku harus belajar sendiri?", tanya harimau lagi. "Aku pergi tidak lama. nanti waktu aku kembali. Kau harus sudah bisa meniupnya ya, jawab si kancil sambil pergi meninggalkan harimau. Setelah si kancil pergi, angin bertiup semilir-semilir dan semakin lama semakin kencang. Batang-batang pohon bambu menjadi saling bergesekan dan berderit-derit. ''Hore aku bisa!". seru harimau bersemangat. Karena terlalu bersemangat meniup, lidah harimau menjadi terjepit di antara batang bambu. la berteriak kesakitan dan segera menarik lidahnya dari jepitan batang bambu. "Wah ternyata aku telah ditipu lagi oleh si kancil, betapa bodohnya aku ini!. pasti bunyi berderit-derit itu suara batang bambu yang bergesekan. "Grr, benar benar keterlaluan. kalau ketemu nanti akan ku hajar si kancil''. kata harimau. Setelah lelah mencari si kancil, akhirnya harimau beristirahat di bawah pohon. Angin berhembus kembali. Kriet..kriet..kriet membuat batang-batang bambu saling bergesekan dan berderit derit. Hal ini membuat amarah harimau sedikit reda. la jadi mengantuk dan akhirnya tertidur. Dalam tidurnya is bermimpi dapat meniup seruling asli. Membuat para binatang menari dan menyanyi.
Suatu siang, Kancil merasa sangat haus karena cuaca siang itu sangat panas. Kancil pun mencari-cari sungai untuk meminum airnya. Ia berjalan-jalan, dan akhirnya menemukan sungai kecil di luar hutan yang agak terbuka, tempat padang ilalang serta savana tumbuh. Segar, tukas Kancil saat meneguk air sungai yang nikmat. Beberapa kali Kancil meneguk air sungai tersebut sampai perutnya kembung. Di saat bersamaan, si Harimau tengah memperhatikan Kancil dari balik semak belukar. Begitu pandainya Harimau bersembunyi di sana supaya tidak sampai terlihat oleh Kancil. Hohoho ada makanan enak di depan mata, batin Harimau, seraya mempersiapkan kukukukunya yang lancip dan taring yang tajam untuk menerjang Kancil. Lama ia memperhatikan Kancil, sampai hewan kecil itu lengah. Begitu Kancil lengah, Harimau tidak membuang-buang kesempatan. Ia langsung menerjang Kancil. Ketika menerjang Kancil, di sungai tampak bayangan Harimau. Dengan demikian, Kancil sempat menghindari terjangan Harimau. Namun, Harimau itu sangatlah kelaparan sehingga langsung menyerang Kancil tanpa peduli apapun. Sementara, Kancil berusaha menghindari serangan yang dilakukan Harimau, sampai akhirnya ia terjepit pada sebatang pohon. Dasarnya
cerdik, Kancil mencoba untuk u tena ang dan ti idak panik k. Pikiranny ya cepat mencari m ak kal untuk mengelabui Harimau. Baiklah, aku sudah terjebak di d sini, tapi i bolehkah aku menga atakan satu u hal? kata a Kancil. u mengatak kan supaya a aku tida ak memaka anmu? Tida ak! Aku ak kan tetap Apakah kamu mau mema akanmu! te egas Harim mau. Bukan, a aku hanya ingin meng gatakan kalau di bela akangmu, ada seekor Harimau y yang jauh lebih besar dan lebih kuat t ingin mene erkammu. Sontak Harimau H la angsung me enengok. Tapi, T ketik ka ia mene engok, tid dak ditemu ukan satu Harim mau pun. Harimau lang gsung menengok kem mbali kepad da Kancil. K Kamu coba a-coba men ngelabuiku ya? Tidak, aku tidak mengelabuim m mu. Ia mem mang di san na, kata Kancil sam mbil menunj jukkan ke arah a sunga ai. Lalu, Kancil alan ke a arah sung gai untuk menunjukkan kepa ada berja Harim mau. a ia, biar kuterkam ia terlebih dulu, baru Di mana kumakan kamu! geram Harimau. inya di pinggir p sungai, Kanc cil menyuruh Sesampai Harim mau untuk m maju dan melihat m ke air. Lihat kan, Harim mau itu ad da di sana t tengah mem mperhatika anmu, kata a Kancil. Melihat bayanganny ya sendiri di air, Harimau H je engkel. Ia tidak tah hu kalau it tu adalah bayan ngannya ya ang mengik kutinya ke e manapun ke kanan n, ke kiri. Saking je engkelnya, Harimau langsu ung mener rkam bayan ngannya di i dalam air r, sehingga a Harimau langsung tercebur ke dalam sunga ai dan hany yut. Tolonggg g tolonggg g tolongg gg teriak k Harimau. Namun, Kancil K diam m saja melih hat Harima au berteria ak-teriak, terhanyut. Ia bersyu ukur atas karun nia kecerdikannya yan ng bisa men nyelamatka an nyawany ya. Jika tidak, mungkin ia sudah mati hari ini. La alu, Kancil k kembali ma asuk ke sun ngai untuk melanjutka an perjalan nannya.
Angin yang berhem mbus semilir-semilir membuat penghuni p h hutan meng gantuk. Be egitu juga denga an Si Kanci il. Untuk mengusir ras sa kantukn nya is berja alan-jalan d di hutan sa ambil memb busungkan dadan nya. Sambi il berjalan is berkat ta, "Siapa yang tak kenal k Kanc cil. Si pinta ar. si cerd dik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku". Ketika sampai di s sungai, ia segera s min num untuk menghilangkan rasa r hausn nya. Air yan ng begitu jernih j mem mbuat Kanc cil dapat berkaca. b la berkataG Har rimau semu uanya binatang bodoh, jika be erhadapan denganku kata sendirian. "Buaya, Gajah, mereka dapat aku perdaya a". S Kancil ti Si idak tahu kalau ia d dari tadi sedang s dipe erhatikan oleh see ekor Siput yang seda ang duduk di d bongkahan batu ya ang besar. Si Siput t berkata. "Hei Kanc cil. kau asy yik sekali berbicara b s sendirian. Ada apa a? Kamu sedang s ber rgembira?". Kancil mencari-car m ri sumber suara itu. Akhirnya a ia menem mukan letak k Si Siput. Rupanya su udah lama kau memp perhatikank ku ya?". Siput yang "R kecil da an imut-imu ut. Eh buka an!. "Kamu memang ke ecil tapi tid dak imutimut. melainkan m jelek bagai i kotoran ayam". Ujar Si Kancil. Siput
pun berkata, "Hai Kancil!, kamu memang cerdik dan pemberani karena itu aku menantangmu lomba adu cepat". Akhirnya mereka setuju perlombaan dilakukan minggu depan. Setelah Si Kancil pergi. Siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya. la meminta tolong teman-temannya agar waktu perlombaan nanti semuanya harus berada di jalur lomba. "Jangan lupa. Kalian bersembunyi di balik bongkahan batu. dan salah satu harus segera muncul jika Si Kancil memanggil, dengan begitu kita selalu berada di depan Si Kancil," kata Siput. Hari yang dinanti tiba. Si Kancil datang dengan sombongnya, merasa is pasti akan mudah memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan Kancil untuk berlari dulu memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana ia sampai. Perlombaan si Kancil berjalan santai, sedang Siput segera menyelam ke dalam air. Setelah beberapa langkah, Kancil memanggil Siput. Tiba-tiba Siput muncul di depan Kancil sambil berseri. Kancil! Aku sudah sampai sini." Kancil terheran-heran, ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil Siput lagi. Ternyata Siput juga sudah berada di depan. Akhirnya Si Kancil berlari, tetapi tiap ia panggil Si Si selalu muncul di depan Kancil. Keringatnya bercucuran. kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengalsengal. Ketika hampir finish. ia memanggil Siput, tetapi tidak ada jawaban. Kancil berpikir Siput sudah tertinggal jauh dan isa akan menjadi pemenang perlombaan. Si Kancil berhenti berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan senyum sinis Kancil berkata, "Kancil memang tiada duanya." Kancil dikagetkan ketika ia mendengar suara Siput yang sudah duduk di atas batu besar. "Oh kasihan sekali kau Kancil. Kelihatannya sangat lelah. Capai ya berlari?". Ejek Siput. "Tidak mungkin!". "Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku berlari sangat kencang", seru Si Kancil. "Sudahlah akui saja kekalahanmu," ujar Siput. Kancil masih heran dan tak percaya kalau ia dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Kancil menundukkan kepala dan mengakui kekalahannya. "Sudahlah tidak usah sedih. aku tidak minta hadiah kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan kecerdikanmu dalam menyelesaikan setiap masalah, kamu harus mengakui bahwa semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka", ujar Siput. Siput segera menyelam ke dalam sungai. Tinggallah Si Kancil dengan rasa menyesal dan malu.
HIKMAH Janganlah suka menyombongkan diri dan menyepelekan orang lain, walaupun kita memang cerdas dan pandai.
Sudah menjadi rahasia umum di hutan bahwa kancil merupakan hewan paling cerdik. Akalnya seribu untuk mengatasi berbagai macam masalah. Banyak hewan di dalam hutan meminta pertolongan padanya ketika mereka terlibat sejumlah masalah. Walaupun, dinilai sebagai hewan paling cerdik, namun kancil tidaklah sombong sehingga ia memiliki banyak teman. Suatu waktu, kancil mencari makanan keluar dari dalam hutan tempat biasa ia bernaung. Saat itu memang musim kemarau, saat di mana makanan di hutan berkurang. Lantaran, hawa panas, kancil menepi ke sebuah sungai untuk menghilangkan dahaga di tenggorokannya. Setelah puas meminum air sungai yang segar, kancil melanjutkan perjalanannya dengan berjalan menyusuri sungai. Kancil memang tidak ingin jauh-jauh dari sungai supaya ia bisa langsung begitu merasa haus. Hampir sejam lamanya kancil berjalan saat ia menemukan sebuah tempat yang kaya akan makanan. Sayangnya, tempat itu berada di seberang sungai. Tidak ada
jemba atan yang menghubun ngkan anta ara satu te empat ke tempat t lain nnya. Kanci il bingung, apa yang harus s dilakukan n untuk sa ampai ke seberang. s Ia bergum mam, Alan ngkah enak knya, jika aku bisa menyeberangi sungai ini da an dapat m menikmati semua s maka anan yang ada a di sana a. edang asyik k melamun, , mata kanc cil melihat seekor bu uaya tengah h asyik ber rjemur di Ketika se sunga ai. Kancil pu un mendatangi buaya a itu dan bertanya, H Hai sahaba atku, Buaya a, apa kaba armu hari ini? Buaya yang tengah menikmati harinya itu i membuka mata. K Ketika ia melihat m yan ng sedang berbi icara adala ah kancil, ia menjaw wab perta anyaannya. Kabarku baik kancil sahaba atku. Apa geran ngan yang m membawa dirimu d data ang ke mari i? Aku mem mbawa kaba ar gembira a untukmu dan d teman-temanmu, jawab si kancil. k Hohoho, kabar bai ik rupanya kata bu uaya antusias, Baikla ah, ceritak kan kabar b baik yang kamu bawa untu ukku dan te eman-temanku. Aku dipe erintahkan oleh Raja Sulaiman untuk men nghitung jumlah buaya a yang ada a di dalam sunga ai. Karena, Raja Sulaim man ingin memberika m n hadiah ke epada kalia an semua, jelas kancil. Benarkah itu? engangguk. Karena it tu, panggillah teman-temanmu semua dan n berjejer di sungai Kancil me ini da ari sini hing gga ke sana a Buaya pun n memangg gil teman-te emannya dan mengiku uti apa yang g diperinta ahkan oleh kancil. Saat buay ya dan tem man-temann nya telah berjejer, b buaya berka ata, Sekar rang hitung glah, kami sudah h siap. un mulai melompat sa atu per sa atu ke Kancil pu pungg gung buaya a. Dia bert teriak kera as-keras, Satu! Dua! Tiga! da an begitula ah seteru usnya hingga ia ai di ping ggir sungai yang dimaksudpinggir sampa sunga ai yang ba anyak mak kanannya. Sesampain nya di sana, si kancil membalikka m an tubuhnya a. Terima kasih bat-sahaba atku yang baik. Seka arang aku sudah s sahab sampa ai di sini, dan d aku sud dah menghitung kalian n semua. Se ekarang se elamat tinggal. Melihat K Kancil ingin n pergi begitu saja, Bu uaya berte eriak, Hei, , Kancil, ma ana hadiah dari Raja Sulaim man yang k kamu janjik kan? Oiya, aku belum mengatak kannya pa ada kalian ya? Raja Sulaima an ternyat ta sudah memb berikan ha adiah-hadia ahnya untu uk buaya-b buaya di te empat lain n. Sehingga a tidak ad da hadiah untuk k kalian. Ha ahaha Sekarang g tahulah buaya tela ah ditipu oleh kanc cil. Mereka a bersump pah dan tidak akan melep paskan Kan ncil apabila bertemu u pada ma asa akan datang. d De endam bua aya terseb but terus memb bara hingg ga hari in ni. Sement tara itu, Kancil ter rus melom mpat kegem mbiraan d dan terus menin nggalkan bu uaya-buaya a tersebut. .
Siang itu u cuaca ta ampak pana as. Tampak k kancil te engah beristirahat di d bawah r rerindang pepoh honan. Me enikmati su uasana. Di i tengah kedamaian k cil dikejut tkan oleh itu, tiba-tiba kanc teriak kan teman-temannya yang lari ke k arahnya. . Kebakaran Kebak karan Lari i, Cil, teria ak jerapah.
Kancil lan ngsung men ngambil lan ngkah serib bu. Walaup pun, kancil paling kec cil di antar ra temanteman nnya. Tapi, , kancil lari i paling cep pat. Tidak terasa, kancil telah meninggalk m kan teman-t temannya jauh di d belakang g. Saat nap pasnya habis, kancil baru b berhen nti. Begitu menengok ke e belakang g, kancil te erkejut kar rena tidak menemuka an teman-t temannya. Lho, dimana me ereka? batin kancil. Krukkk krukkk terdengar t suara perut kancil. Rupanya ia a kelaparan gara-gar ra berlari tadi. Namun, ka ancil bingung harus mencari m ma akanan di mana. m Soalnya, kancil tidak tah hu tengah berad da dimana. Kancil pun berjalan saja s lurus. Siapa S tahu ada makan nan di sana a. ana, kancil sampai di i sebuah perkebunan timun. Ke ebetulan sa aat itu, tim mun-timun Tak dinya yang ditanam su udah masak k. Melihat begitu ban nyak timun, air liur ka ancil langsung menetes. Kancil s mem milih mana a timun yang sekiran nya lezat untuk u disa antap. Sete elah ketem mu, Kancil pun segera melah hap habis timun t itu dan d beristir rahat di ba awah rerind dangan poh hon tidak jauh j dari la adang Pak Tani. Aku tidak perlu perg gi jauh-jauh dari tem mpat yang k kaya akan makana an ini, kata a kancil. D saat se Di eperti itu, Pak Tani datang ke e sawahnya a seperti biasa. Ia I terkejut t menemuk kan sawahn nya dalam kondisi k aca ak-acakan. Siapa pelakunya? p batin Pak Tani, Ham ma, hewan, ataukah pe encuri? P Pak Tani memeriksa m sawahnya dengan se eksama. Ia a melihat jejak binatang b d tanah. Ini pasti perbuatan binatang. Tapi, di binatan ng apa? Ah h, akan kub buat jebak kan untuk menangkap pnya. Pak Tani pun membuat t jebakan untuk u pencuri timunny ya. n hari, Pak k Tani dat tang pagi-p pagi. Ia membawa orang-orang g sawah ya ang telah Keesokan nangka yan ng lengket. Sesudah menancapk m kan dengan kuat di te empat tert tentu, Pak dilumuri getah n p ke rumah. r Tani pulang Kancil yang melihat tnya di kejauhan berg gumam, W Wah, Pak Ta ani datang bersama t temannya. Aku akan a ke san na setelah temannya pergi. p Tentu saj ja, orang-o orangan saw wah itu tid dak akan pe ergi. Akhirn nya, kancil tidak taha an lagi. Ia menghampiri ora ang-oranga an sawah it tu. Pak, saya a lapar. Izinkan saya mengambi il timun lag gi disini. Ma aaf. Kemar rin saya me encurinya. Karen na bapak tidak ada. Maafkan M say ya, Pak, ka ata kancil. rangan saw wah itu diam m saja. Bib birnya men nyunggingka an senyuma an yang se eolah-olah Orang-or mengejek kancil l. Kancil pun tersinggung. Dipukulny ya, orang-o orangan saw wah itu dengan tanga an kanannya a. Tangan kanannya t tidak bisa ditarik karena lengket. Ke emudian, tangan t kirin nya mencoba memuku ulnya. Lagi-lagi tanga an kirinya cil terjebak k di tempat t. tidak bisa ditarik karena lengket. Alhasil, Kanc rinya Pak Tani T datang g kembali. Ia menemu ukan kancil terjebak k di jebaka annya. Pak Sore har Tani segera s menangkapnya a. Kemudia an menjeblo oskannya ke k kurungan n. Pak Tani i memanggi il istrinya untuk k menyiapka an bumbu sate. s Malam m ini, kanci il akan dija adikan sate e panggang. . Kancil ya ang dijeblo oskan ke dalam kur rungan me encoba me enabrak-nabrak kuru ungan itu. Sayan ngnya, kurungan itu terlalu kua at untuk dirobohkan. d . Akhirnya a, kancil te erjebak di kurungan itu. Selamanya? S ngeng Indo onesia ini belum b seles sai. Hmm, don
Begitu memakai kekuatan kancil tidak bisa merobohkan kurungan. Kancil berpikir bagaimana caranya bisa keluar dari kurungan itu. Kancil mendapatkan ide sewaktu melihat anjing penjaga yang ada di situ. Hei, anjing, panggil kancil. Anjing penjaga menengok ke arah kancil. Iya, kamu. Sini. Anjing penjaga itu menghampiri kancil. Ada apa? tanyanya. Tahukah kamu, kalau malam ini aku diajak pesta oleh Pak Tani? Asyik ya? Benarkah? Pak Tani tidak mengatakan apa-apa padaku. Ini pesta khusus. Diadakan untuk menyambut kedatanganku. Kancil mulai berbohong. Ah, masak sih? anjing merasa tidak percaya. Ya sudah, kalau kamu tidak percaya. Nanti aku bilang saja sama Pak Tani supaya tidak mengajakmu. Eh, jangan-jangan. Aku tentu mau ikut. Makanya, temani aku disini supaya nanti kubujuk Pak Tani untuk mengajakmu. Anjing penjaga yang lugu itu membukakan kunci kandang. Dan kancil langsung keluar dengan cepat. Ia berlari sambil berkata, Makasih ya sudah melepaskanku. Maaf aku berbohong padamu.
Dahulu kala, hiduplah seekor lbu Babi dengan 3 orang anaknya. Anak yang sulung sangat malas dan mengabaikan pekerjaannya. Anak yang tengah sangat rakus, tidak mau bekerja dan kerjanya hanya makan. Anak bungsunya tidak seperti kakaknya, ia anak yang rajin bekerja. Suatu saat lbu Babi berkata kepada anak-anaknya, Karena kalian sudah dewasa, kalian harus hidup mandiri dan buatlah rumah masing-masing. Si bungsu berpikir rumah seperti apa yang akan didirikannya. Si sulung tanpa mau bersusah payah membuat rumahnya dari jerami. Si bungsu berkata. "Kalau rumah jerami nanti akan hancur bila ada angin atau hujan". "Oh iya ya! Kalau begitu aku akan membuat rumah dari kayu saja, supaya kuat jika ada angin, kata si tengah. Setelah selesai si bungsu kembali berkata, "Kalau rumah kayu walau tahan angin tetapi akan hancur jika dipukul". Si kakak menjadi marah, "Kau sendiri lambat membuat rumah dari batu-batamu itu, jika hari telah sore serigala akan datang." Si bungsu bertekad akan membuat rumah dari batu-bata yang kuat yang tidak goyah dengan angin atau serangan serigala. Malam pun tiba, pada saat bulan purnama, si bungsu telah selesai. Esok harinya, si bungsu mengundang kedua kakaknya, lalu mereka pergi ke rumah lbu Babi. "Hebat anak-anakku, mulai sekarang kalian hidup dengan mengolah lading sendiri", ujar lbu Babi. Kedua kakak si bungsu menggerutu. "Tidak ah, capek." gerutu mereka. Menjelang senja telah tiba, mereka pamit kepada lbu mereka. Dalam perjalanan, tiba-tiba seekor serigala membuntuti mereka. "Aku akan memakan babi malas yang tinggal di rumah jerami itu, kata serigala. Ketika sampai di depan pintu si sulung ia langsung menendang pintu. "Buka pintu!" teriaknya. Si sulung terkejut dan cepat-cepat mengunci pintu. Tetapi serigala lebih cerdik. la langsung meniup rumah jerami itu sehingga menjadi hancur. Si sulung lari ketakutan ke rumah adiknya si Tengah yang terbuat dari kayu. Walaupun pintu telah dikunci, serigala langsung mendobrak rumah kayu itu hingga hancur. Serigala mendekat ke arah kedua anak babi yang sedang berpelukan karena ketakutan. Keduanya langsung
Tiga Sekawan
lari dengan d sekuat tenaga a menuju rumah si bu ungsu. "Cep pat kunci pintunya!, p n nanti kita dimakan". kata si s sulung. engunci pin ntu. "Tak usah khaw watir, Si bungsu dengan tenang me rumah hku tidak akan goya ah", kata si bungsu u sambil tertawa. Ke etika seriga al sampai, ia langsun ng menendang, mend dobrak ber rkali-kali te etapi malah h si serigal la yang bad dannya kes sakitan. Se erigala akhi irnya meny yerah dan kemudian k la angsung pul lang. Sejak k saat itu, ketiga anak babi ini h hidup bersa ama, dan sa ang serigala a ticlak pernah datan ng lagi. Suatu ha ari, ketiga anak babi pergi ke bukit b untuk k memetik apel. Tiba-tiba Serig gala itu muncul di san na. Anak-an nak babi la angsung naik ke pohon n menyelam matkan diri i. Serigala yang tidak k dapat me emanjat pohon menun nggu di baw wah pohon terse ebut. Si bun ngsu berpikir, lalu ia berteriak, , "Serigala, , kau pasti lapar. Apa akah kau ma au apel?", si bun ngsu seger ra melempa ar sebuah apel. Serig gala yang sudah s kelaparan lang gsung meng gejar apel yang menggelind ding. "Seka arang ayo k kita lari!". Akhirnya A m mereka sem mua selamat t. Beberapa a hari kemudian, si serigala dat tang ke ru umah si bun ngsu denga an membaw wa tangga yang panjang. Serigala S me emanjat ke e cerobong g asap. Si bungsu ya ang melihat t hal itu b berteriak, at nyalakan n api di tun ngku peman nas!". Si sul lung menya alakan api, si bungsu membawa m k kuali yang "Cepa berisi air panas. d cerobong g asap, pan ntatnya kep panasan ta ak tertahan nkan. Malan ng bagi si Serigala yang ada di seriga ala, ketika ia ingin me elarikan diri, ia terpe eleset dan jatuh tepa at ke dalam m air yang mendidih. "Wag g!", serigala a cepat-ce epat lari. Karena K selu uruh badannya luka, m maka ia me enjadi serigala yang telanj jang. aat itu, ke etiga anak-anak babi menjalani i hidup de engan baik, dengan m mengelola Sejak sa ladang-ladang mereka. m Si sulung dan n si tengah sekarang menjadi ra ajin bekerja seperti s si bungsu. abi merasa a bahagia melihat m anak-anaknya hidup deng gan rukun dan d damai. lbu ba
HIKM MAH: Jika kita bersa atu, maka kita akan n terhindar r dari perp pecahan.